Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAJIAN EKOLOGI DI PERKEBUNAN SECARA


MAKRO DAN MIKRO

DOSEN PENGAMPU:

HENRI BUDI,

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4

EKA SEPTIANA SINAGA (220202010)

MUHAMAD RISKI (220202017)

AYCEL DILOSA GINTING (220202027)

FERDIAN SAPUTRA (2202020

RASYIT RIDHO (2202020

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam
memenuhi persyaratan akademik pada mata kuliah EKOLOGI TANAMAN.

Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai KAJIAN EKOLOGI


DI PERKEBUNAN SECARA MAKRO DAN MIKRO. Kami berharap makalah
ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam serta memberikan
wawasan baru bagi pembaca yang tertarik dengan topik yang dibahas.

Pada tahap penyusunan makalah ini, kami mengumpulkan berbagai sumber


referensi yang relevan dan berkualitas untuk memperoleh informasi yang akurat
dan terkini. Sumber-sumber tersebut meliputi buku, jurnal ilmiah, artikel, serta
sumber elektronik yang dianggap valid dan terpercaya. Penulis juga melakukan
analisis dan sintesis data untuk menghasilkan kesimpulan yang obyektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Namun, kami menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari kekurangan
dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan, saran, dan
kritik konstruktif dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam


memperluas wawasan dan pemahaman kita tentang SINTESIS KARBOHIDRAT.
Semoga pula makalah ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi pembaca
yang tertarik dengan topik yang sama.

Medan, 23 juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Latar belakang………………………………………………….1

Pendahuluan…………………………………………………….1

Definisi lingkungan……………………………………………..1

Ruang lingkup makro dan mikro……………………………….2

Perkebunan makro dan mikro…………………………………..2

Sifat karakteristik perkebunan secara makro dan mikro……….3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos, yang berarti ”rumah” atau
”tempat untuk hidup”, dan “logos” yang berarti ilmu, sehingga ekologi berarti ilmu
yang mengkaji interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk
hidup dan lingkungannya. Ekologi juga dapat didefinisikan sebagai pengkajian
hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup
dengan lingkungannya (Odum, 1996).

Lingkungan yang dimaksud dalam kajian ini meliputi lingkungan inorganik


(abiotik) dan organik (biotik). Lingkungan abiotik terdiri dari atmosfer, cahaya, air,
ragam garam, tanah dan seterusnya, oleh karenanya ekologi turut mengkaji arus
energi dan daur materi. Lingkungan biotik meliputi makhluk hidup di dalamnya
yang saling terkait satu sama lain, sehingga populasi beserta fungsi dan peranannya
dalam suatu lingkungan dikaji dalam ekologi (Wirakusumah, 2003). Keterkaitan
dan ketergantungan komponen biotik (manusia,tumbuhan , dan hewan) dan
komponen abiotik (tanah, air, dan udara), harus dipertahankan dalam kondisi yang
stabil dan seimbang. Perubahan salah satu komponen akan mempengaruhi
komponen yang lainnya.

Ekologi dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, antara lain: 1) Tingkat-
tingkat organisasi (ekosistem, komunitas, populasi, dan organisme); 2) Jenis
lingkungan atau habitatny; dan 3) Penerapan-penerapan asas dasar ekologi. Ekologi
memiliki sistem dalam kompleksitas penyusunan yang saling terkait dan
membentuk proses ekologi. Proses Ekologi adalah berlangsungnya proses
hubungan antara organisme (B) dan lingkungannya (A). Banyak proses yang terjadi
selama berlangsungnya hubungan tersebut mulai dari proses untuk
mempertahankan diri, proses berkembang-biak, proses penyesuaian diri, dan
sebagainya.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Hal ini secara tidak langsung berdampak terhadap kebutuhan sumberdaya
lahan, baik untuk pemukiman, pendidikan, tempat berusaha atau bercocok tanam.
Penyusutan luas lahan sawah dan tegal sebagai lahan pertanian mengakibatkan
penurunan kebutuhan pangan dan pendapatan para petani. Oleh sebab itu perlu
upaya pemanfaatan lahan secara efesien untuk mengatasi masalah ini.

Pemanfaatan lahan pekarangan secara efektif dapat menjadi salah satu


upaya memenuhi kebutuhan keluarga. Berdasarkan ekologinya pekarangan
merupakan sistem yang terintegrasi kuat antara manusia, tanaman serta hewan.
Oleh karena itu pekarangan merupakan salah satu model pemanfaatan lahan yang
efektif dan berkelanjutan (Arifin et al. 2008). Pekarangan di kawasan pedesaan pada
umumnya memiliki ukuran lahan reltif luas dengan jumlah keanekaragaman jenis
tumbuhan yang cukup tinggi. Pada kebun atau pekarangan biasanya ditanami
berbagai jenis tanaman yang produktif seperti pohon buah, sayuran dan tanaman
obat. (Harun et al. 1999).

Penelitian pada skala pekarangan khususnya pada aspek ekologis sangat


diperlukan untuk mengetahui karakteristik lahan, keanekaragaman jenis dan
potensi tanaman (pohon) guna pengembangan lebih lanjut. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi informasi bahwa pekarangan sebagai ekosistem dapat
dijadikan unit usahatani sekaligus sebagai pendukung keanekaragaman hayati.

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang relevan,


berkualitas dan mudah untuk dipahami oleh pembaca

1. Mempelajari dan mengetahui Pemahaman tentang ekologi dalam


perkebunan
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan pengertian dan pemahaman lingkungan
secara makro dan mikro.
1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Ekologi dalam perkebunan serta bagaimana


pemahamannya dalam lingkup makro dan mikro?
2. Lingkungan memiliki faktor – faktor pendukung nya dalam lingkup makro
dan mikro, bagaimana penjelasan nya?
BAB II

PEMBAHASAN

NO LINGKUNGAN MAKRO MIKRO


1 Defenisi Lingkungan secara Lingkungan secara
makro mengacu pada mikro mengacu pada
seluruh sistem lingkungan yang lebih
lingkungan alam yang kecil, lebih terfokus, dan
melibatkan elemen- lebih spesifik daripada
elemen fisik, biologis, lingkungan secara
kimia, dan interaksi makro. Ini sering
kompleks di dalamnya. berhubungan dengan
Ini mencakup seluruh lingkungan di sekitar
ekosistem, termasuk individu, organisme,
daratan, udara, air, serta atau obyek tertentu.
berbagai bentuk Lingkungan mikro
kehidupan seperti dapat mencakup
tumbuhan, hewan, elemen-elemen seperti
mikroorganisme, dan tempat tinggal, tempat
manusia. Lingkungan kerja, atau lokasi
makro juga mencakup spesifik di dalam
elemen-elemen geologis ekosistem yang lebih
seperti gunung, sungai, besar.
dan lautan, serta iklim
dan cuaca yang
mempengaruhi wilayah
tersebut.

2 Ruang Lingkup Lingkungan secara Lingkungan secara


makro merujuk pada mikro merujuk pada
lingkungan dalam skala lingkungan yang lebih
yang lebih luas dan terfokus, lokal, dan
global. Ini mencakup spesifik. Ini mencakup
seluruh ekosistem, elemen-elemen seperti
iklim global, habitat individu,
kerentanan ekosistem, komunitas lokal,
perubahan iklim, lingkungan tempat
keanekaragaman tinggal, atau tempat
hayati, dan faktor- kerja seseorang.
faktor lingkungan Contoh Ruang Lingkup
global lainnya. Contoh Mikro:
Ruang Lingkup Makro: Kondisi lingkungan di
Perubahan iklim global dalam hutan tertentu,
dan pemanasan seperti suatu ekosistem
global.Penurunan hutan hujan.
keanekaragaman hayati
diseluruh dunia. Kualitas air di sungai
Ketersediaan dan atau danau setempat.
kualitas air di seluruh Kondisi udara polusi di
planet. Upaya daerah perkotaan.
internasionaluntuk Lingkungan di sekitar
pelestarian lingkungan tempat tinggal,
Lingkungan secara termasuk taman dan
mikro merujuk pada kebun pribadi.
lingkungan yang lebih seperti Perjanjian Paris
terfokus, lokal, dan tentang Perubahan
spesifik. Ini mencakup Iklim.
elemen-elemen seperti Lingkungan secara
habitat individu, mikro merujuk pada
komunitas lokal, lingkungan yang lebih
lingkungan tempat terfokus, lokal, dan
tinggal, atau tempat spesifik. Ini mencakup
kerja seseorang. elemen-elemen seperti
Contoh Ruang Lingkup habitat individu,
Mikro: komunitas lokal,
Kondisi lingkungan di lingkungan tempat
dalam hutan tertentu, tinggal, atau tempat
seperti suatu ekosistem kerja seseorang.
hutan hujan. Contoh Ruang Lingkup
Kualitas air di sungai Mikro:
atau danau setempat. Kondisi lingkungan di
Kondisi udara polusi di dalam hutan tertentu,
daerah perkotaan. seperti suatu ekosistem
Lingkungan di sekitar hutan hujan.
tempat tinggal, Kualitas air di sungai
termasuk taman dan atau danau setempat.
kebun pribadi. Kondisi udara polusi di
seperti Perjanjian Paris daerah perkotaan.
tentang Perubahan Lingkungan di sekitar
Iklim. tempat tinggal,
termasuk taman dan
kebun pribadi.

a. Global Ruang lingkup Ruang lingkup


lingkungan secara global lingkungan secara
dalam pemahaman global dalam
makro mencakup seluruh pemahaman mikro
planet Bumi sebagai satu mengacu pada cara
kesatuan ekosistem yang individu, kelompok,
kompleks. Ini melibatkan organisasi, atau entitas
berbagai komponen alam tertentu berinteraksi
yang terdapat di Bumi, dengan dan
termasuk: memengaruhi aspek-
aspek global yang lebih
Atmosfer, Litosfer, luas dalam lingkungan.
Hidrosfer, Biosfer, Ini mencakup
Antroposfer pemahaman tentang
bagaimana tindakan dan
keputusan pada tingkat
mikro, seperti individu
atau kelompok kecil,
dapat memiliki dampak
yang lebih besar pada
skala global.
Contoh-contoh dari
ruang lingkup
lingkungan secara
global dalam
pemahaman mikro
meliputi:Penggunaan
Sumber Daya Alam,
Penggunaan Energi,
Konsumsi Makanan,
Pengelolaan Limbah,
Transportasi, Keputusan
Investasi dan Bisnis

b. Perkebunan Lingkungan makro Lingkungan Mikro:


merujuk pada faktor- Lingkungan mikro
faktor eksternal yang merujuk pada faktor-
berada di luar kendali faktor internal yang
langsung pengelola dapat dikendalikan atau
perkebunan. dimanipulasi oleh
Ini mencakup faktor- pengelola perkebunan.
faktor seperti iklim, Ini termasuk jenis
curah hujan, suhu, jenis tanaman yang ditanam,
tanah, topografi, dan metode budidaya,
kondisi geografis penggunaan pupuk,
wilayah perkebunan. irigasi, pengendalian
Faktor-faktor ini hama dan penyakit, dan
umumnya sulit untuk praktik-praktik
dimanipulasi oleh agronomi lainnya di
pengelola perkebunan dalam perkebunan.
dan cenderung bersifat Pengelola perkebunan
tetap dalam jangka memiliki kendali
pendek. langsung atas faktor-
Dampak lingkungan faktor lingkungan mikro
makro dapat signifikan ini, dan dapat
terhadap produksi kelapa mengadaptasinya untuk
sawit, tetapi seringkali meningkatkan
tidak dapat diubah secara produktivitas dan
kualitas kelapa sawit.
langsung oleh pengelola Dalam lingkungan
perkebunan. mikro, perubahan dan
perbaikan dapat
diimplementasikan
dengan lebih fleksibel
dan responsif terhadap
perubahan kondisi.
3 Sifat Karakteristik Makro Karakteristik Mikro
/Karakteristik Perkebunan: Perkebunan:
1. Skala Besar: 1. .Skala Kecil:
Perkebunan makro Perkebunan mikro
seringkali memiliki luas umumnya memiliki luas
lahan yang besar, sering lahan yang jauh lebih
diukur dalam hektar atau kecil, sering kurang dari
bahkan ribuan hektar. satu hektar.
2.Pengelolaan 2.Orientasi Subsisten:
Komersial: Fokus utama Dalam banyak kasus,
adalah pada produksi perkebunan mikro lebih
komoditas pertanian berorientasi pada
yang diperdagangkan, kebutuhan konsumsi
seperti kelapa sawit, rumah tangga dan
karet, teh, atau kopi. mungkin juga penjualan
3.Modal Besar: Investasi kecil di pasar lokal.
modal besar diperlukan 3.Sumber Daya
untuk pembelian lahan, Terbatas: Perkebunan
peralatan, dan mikro seringkali
infrastruktur yang bergantung pada sumber
diperlukan. daya terbatas, termasuk
4.Pekerjaan Massal: tenaga kerja keluarga.
Biasanya melibatkan 4.Diversifikasi: Pemilik
banyak pekerja, termasuk perkebunan mikro
pekerja musiman, untuk sering menanam
kegiatan seperti beragam jenis tanaman
penanaman, perawatan, untuk keberlanjutan dan
dan panen. keberagaman sumber
5.Pengaruh Ekonomi pendapatan.
Besar: Perkebunan
makro dapat memiliki 5. Pengaruh Ekonomi
dampak ekonomi yang Terbatas: Dampak
signifikan di tingkat ekonomi dari
nasional atau regional. perkebunan mikro
biasanya terbatas pada
tingkat rumah tangga
atau komunitas lokal.
Defenisi Lingkungan secara Makro

Lingkungan secara makro mengacu pada seluruh sistem lingkungan alam yang
melibatkan elemen-elemen fisik, biologis, kimia, dan interaksi kompleks di
dalamnya. Ini mencakup seluruh ekosistem, termasuk daratan, udara, air, serta
berbagai bentuk kehidupan seperti tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan
manusia. Lingkungan makro juga mencakup elemen-elemen geologis seperti
gunung, sungai, dan lautan, serta iklim dan cuaca yang mempengaruhi wilayah
tersebut.

Lingkungan makro melibatkan pemahaman tentang bagaimana berbagai komponen


ini saling berhubungan dan berdampak satu sama lain dalam ekosistem yang lebih
besar. Ini juga mencakup pemahaman tentang bagaimana aktivitas manusia, seperti
industrialisasi, urbanisasi, pertanian, dan perubahan iklim, memengaruhi dan
berdampak pada lingkungan secara keseluruhan.

Dalam konteks pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,


pemahaman tentang lingkungan secara makro sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang berkelanjutan, meminimalkan dampak negatif manusia, dan
mempertahankan keseimbangan ekosistem yang mendukung kehidupan di Bumi.

Defenisi Lingkungan secara Mikro

Lingkungan secara mikro mengacu pada lingkungan yang lebih kecil, lebih
terfokus, dan lebih spesifik daripada lingkungan secara makro. Ini sering
berhubungan dengan lingkungan di sekitar individu, organisme, atau obyek
tertentu. Lingkungan mikro dapat mencakup elemen-elemen seperti tempat tinggal,
tempat kerja, atau lokasi spesifik di dalam ekosistem yang lebih besar.

Sebagai contoh, untuk manusia, lingkungan mikro dapat mencakup tempat tinggal,
tempat kerja, atau tempat belajar. Bagi organisme lain, lingkungan mikro dapat
mencakup habitat yang mereka tinggali, misalnya, lubang di tanah, celah-celah
batu, atau bahkan permukaan daun tertentu.

Pemahaman tentang lingkungan secara mikro penting karena pengaruh langsung


yang dimilikinya terhadap individu atau organisme. Interaksi dengan lingkungan
mikro dapat memengaruhi kesejahteraan, kelangsungan hidup, dan adaptasi
makhluk hidup terhadap perubahan kondisi sekitarnya. Lingkungan mikro juga
memiliki peran penting dalam ekologi dan perilaku makhluk hidup.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ruang Lingkup Makro:


Ruang lingkup makro mencakup faktor-faktor eksternal yang tidak dapat langsung
dikendalikan oleh pengelola perkebunan.
Ini mencakup iklim wilayah tempat perkebunan berada, termasuk curah hujan
tahunan, suhu, musim hujan dan kemarau, serta kecenderungan iklim jangka
panjang.
Perubahan iklim makro dapat berdampak signifikan pada produksi kelapa
sawit dan seringkali memerlukan tindakan penyesuaian.
Ruang Lingkup Mikro:
Ruang lingkup mikro merujuk pada faktor-faktor internal yang dapat dikendalikan
oleh pengelola perkebunan.
Ini mencakup kondisi iklim di dalam perkebunan, seperti curah hujan harian, suhu
mikro di tingkat tanaman, kelembaban, dan intensitas sinar matahari.
Pengelola perkebunan dapat mengambil tindakan konkret untuk
mempengaruhi iklim mikro, seperti penggunaan irigasi, penanaman peneduh, dan
praktik agronomi yang sesuai.
Keduanya memiliki peran penting dalam keberhasilan perkebunan kelapa
sawit. Pengelola perkebunan harus memahami dan mengelola baik aspek makro
maupun mikro ini untuk mencapai hasil yang optimal dan untuk menghadapi
tantangan seperti perubahan iklim. Penyesuaian dan tindakan yang baik pada
kedua ruang lingkup ini dapat membantu menjaga produktivitas dan kesehatan
kelapa sawit di perkebunan.

Anda mungkin juga menyukai