Anda di halaman 1dari 20

EKOSISTEM

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar


1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas
ajaran agama yang dianutnya ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman
hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah
dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan
lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan
ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai
disiplin, tanggung jawab, peduli, data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan
santun, ramah lingkungan, gotong peduli dalam observasi dan eksperimen,
royong, kerjasama, cinta damai, berani dan santun dalam mengajukan
responsif dan proaktif) dan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
menunjukkan sikap sebagai bagian lingkungan, gotong royong, bekerjasama,
dari solusi atas berbagai cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan
permasalahan bangsa dalam kritis, responsif dan proaktif dalam dalam
berinteraksi secara efektif dengan setiap tindakan dan dalam melakukan
lingkungan sosial dan alam serta pengamatan dan percobaan di dalam
dalam menempatkan diri sebagai kelas/laboratorium maupun di luar
cerminan bangsa dalam pergaulan kelas/laboratorium.
dunia 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan
lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium
dan di lingkungan sekitar.
3. Memahami dan menerapkan 3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai
pengetahuan faktual, konseptual, sumber tentang ekosistem dan semua
prosedural dalam ilmu pengetahuan, interaksi yang berlangsung didalamnya.
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji 4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar
dalam ranah konkret dan ranah komponen ekosistem dan jejaring makanan
abstrak terkait dengan yang berlangsung dalam ekosistem dan
pengembangan dari yang menyajikan hasilnya dalam berbagai bentuk
dipelajarinya di sekolah secara media.
mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -116-


PETA KONSEP

EKOSISTEM

tersusun atas
Komponen Komponen
Abiotik Biotik

terdiri dari
Produsen Konsumen Dekomposer Detritivor

membentuk
Aliran Energi
menentukan
Daur Materi Rantai Makanan

berupa
Daur membentuk
Biogeokimia
Jaring-jaring
makanan

EKOLOGI
Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara
organisme dengan lingkungannya. Lingkungan terdiri atas faktor biotik (organisme) dan
abiotik (fisik). Interaksi antara organisme dengan lingkungannya melibatkan beberapa aspek
yang berkaitan dengan kehidupan organisme misalnya bentuk adaptasinya, cara mereka
mendapatkan makanan, struktur tubuhnya, sehingga dalam mempelajari ekologi diperlukan
juga pemahaman tentang disiplin ilmu lainnya misalnya zoologi, botani atau lainnya.
Selain itu ilmu terapan atau teknologi yang berkaitan erat dengan ekologi adalah ilmu
pertanian, karena pengembangan tanaman budidaya haruslah didasarkan pada pemahaman
akan ekologi agar usaha pengembangan tanaman pertanian yang berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan manusia tidak mengorbankan keseimbangan ekosistem. Masih
banyak lagi aspek-aspek yang berkaitan dengan ekologi yang juga tidak kalah pentingnya
misalnya bidang kesehatan masyarakat, kedokteran, dll.
Dalam paragraf di atas telah disebutkan bahwa lingkungan terdiri atas dua aspek yaitu
lingkungan abiotik dan biotik. Lingkungan abiotik sendiri terdiri atas dua macam pula yaitu
segala sesuatu yang bersifat fisik/mekanis dan segala sesuatu yang bersifat kimiawi.
Komponen dari faktor abiotik adalah Udara, air, tanah, topografi dan cahaya.

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -117-


UDARA
Faktor ini terdiri atas 3 aspek yaitu suhu, kelembaban dan angin. Suhu udara sangat
berpengaruh pada kehidupan organisme karena berkaitan langsung dengan aktivitas
metabolisme yang melibatkan enzim. Enzim setiap jenis organisme mempunyai kepekaan
yang khas terhadap suhu udara, sehingga kebutuhan organisme terhadap suhu sangatlah
bervariasi. Ada makhluk hidup yang mampu hidup pada suhu 80oC atau lebih, ada juga yang
mampu bertahan pada suhu 0oC atau bahkan di bawahnya misalnya tumbuhan yang hidup di
kutub. Pada umumnya organisme tidak dapat bertahan hidup pada suhu di bawah 0oC. Setiap
organisme mempunyai kisaran suhu udara tertentu yang masih memungkinkan bagi mereka
untuk hidup, sehingga dapat dijumpai adanya suhu udara paling tinggi yang masih dapat
ditolerir untuk hidup (suhu maksimum) dan suhu udara terendah yang masih dapat ditolerir
(suhu minimum). Di antara rentang suhu tersebut terdapat suhu udara yang paling sesuai
untuk hidup (suhu optimum).
Kelembaban adalah kadar air di udara, faktor ini juga sangat berperan bagi kehidupan
organisme, variasi kelembaban udara mempengaruhi kecepatan penguapan air dari permukaan
organisme, sehingga sangat erat kaitannya dengan kemampuan adaptasi organisme terhadap
lingkungan fisik yang kering atau basah. Udara yang tingkat kelembabannya rendah akan
berakibat pada tingkat kehilangan air yang tinggi pada organisme yang hidup disitu atau
dengan kata lain tingkat transpirasi organisme sangat tinggi.
Angin adalah udara yang secara alamiah bergerak karena berbagai kondisi. Faktor ini juga
memiliki pengaruh yang penting bagi kehidupan organisme. Kecepatan angin berpengaruh
pada kemampuan akar tumbuh dalam mengokohkan berdirinya batang, kecepatan angin
berpengaruh pada proses penyebaran biji atau spora, kecepatan angin membantu proses
persarian. Kecepatan angin yang tinggi dapat menghancurkan ekosistem.

AIR
Aspek yang berpengaruh berkaitan dengan faktor ini adalah suhu, arus dan ombak, salinitas
dan pH. Suhu air seperti halnya suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan
organisme di perairan karena kepekaan khas enzim tubuh yang terlibat dalam aktivitas
metabolisme terhadap suhu. Sama halnya dengan udara air sebagai lingkungan fisik dapat
menunjukkan adanya variasi suhu meskipun secara relatif umumnya suhu air lebih stabil dari
pada suhu udara. Variasi suhu air menentukan jenis organisme yang bisa bertahan hidup di
lingkungan yang bersangkutan.
Arus dan Ombak (gerakan air) juga dapat memberikan pengaruh pada organisme yang
hidup di dalamnya. Gerakan air yang deras atau ombak besar dapat menghanyutkan hewan air
yang hidup melekat di dasar laut di pantai pada perairan pasang surut, misalnya Porifera. Arus
air juga berperan dalam penyebaran biji atau buah pada organisme yang bersifat hidrokori,
misalnya kelapa.
Salinitas atau kadar garam dalam air sangat berpengaruh pada bentuk adaptasi organisme
sehingga organisme dapat dikelompokkan menjadi organisme air tawar atau air laut.
Perbedaan tekanan osmotik dan viskositas antara sitoplasma sel organisme dengan lingkungan
perairan tempat tinggalnya menyebabkan bentuk adaptasi yang khas pada organisme perairan
misalnya tingkah laku selalu minum air dan sedikit mengekskresi air oleh ikan-ikan di
perairan air laut, dan tingkah laku sebaliknya pada ikan di perairan air tawar, adanya vakuola
kontraktil pada protozoa di perairan air tawar.

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -118-


pH air seperti halnya salinitas sangat mempengaruhi penyebaran organisme karena pada
umumnya organisme sangat peka terhadap pH (derajat keasaman) terutama biota air,
walaupun ada beberapa organisme yang tahan hidup pada lingkungan asam atau basa.

TANAH
Sebagian besar organisme yang hidup di bumi membutuhkan tanah sebagai habitat, baik
tumbuhan maupun hewan termasuk manusia sangat bergantung pada keberadaan tanah. Bagi
tanaman tanah adalah tempat menancapkan akar dan sumber unsur-unsur hara, bagi sebagian
besar hewan tanah adalah tempat berlindung dari variabilitas suhu dan dari predator, bagi
sebagian hewan yang lain tanah juga merupakan tempat mencari makan. Aspek-aspek lain
dari tanah sebagai bagian dari lingkungan adalah pH tanah, tekstur tanah (komposisi partikel
tanah dalam liat, pasir dan debu), kandungan mineral. pH tanah sangat dipengaruhi oleh
kandungan air dan mineral tanah, sehingga organisme yang hidup pada tekstur yang berbeda
mendapatkan suplai air yang berbeda pula.

TOPOGRAFI
Keadaan muka bumi suatu daerah sangat mempengaruhi distribusi organisme karena erat
hubungannya dengan intensitas cahaya, kelembaban dan suhu udara.

CAHAYA
Cahaya mempunyai peran yang sangat penting bagi organisme karena energi cahaya dapat
diubah menjadi energi kimia dalam bentuk makanan oleh organisme fotosintetik, selain itu
cahaya juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dampak dari cahaya terhadap
pertumbuhan tanaman adalah menghambat pertumbuhan tersebut, sehingga bumi tidak dihuni
oleh raksasa-raksasa tumbuhan yang menutup seluruh daratan di bumi.

Lingkungan biotik suatu organisme terdiri atas organisme pula yang berinteraksi dengan
organisme tersebut. Interaksi ini mempengaruhi penyebaran organisme dan pada akhirnya
juga mempengaruhi kepadatan populasi yang hidup di suatu daerah. Bentuk interaksi makhluk
hidup dapat dilihat dalam beberapa aspek misalnya interaksi tingkah laku (kompetisi,
mutualis, predasi, dll), interaksi fungsional (produsen, konsumen, pengurai), aliran energi
(tingkat trofik 1, 2, dst.)

ORGANISASI KEHIDUPAN
Organisme di dunia ini dapat dikatakan merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen
yang bertingkat-tingkat.
Komponen terkecil dalam sistem itu adalah Individu yaitu suatu organisme tunggal.
Kumpulan individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu disebut Populasi. Populasi
dapat dikatakan merupakan suatu organisasi makhluk hidup yang terkecil yang menempati
satu daerah tertentu. Daerah yang menjadi tempat hidup populasi disebut habitat.
Kumpulan populasi dari species yang berlainan dapat membentuk suatu kelompok yang lebih
besar yang disebut Komunitas. Contoh dalam suatu ekosistem sungai terdapat beberapa

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -119-


populasi tumbuhan air, beberapa populasi ikan, fitoplankton, zooplankton. Jumlah populasi
dalam suatu habitat tidak konstan melainkan berfluktuasi, perubahan itu terjadi karena adanya
interaksi dengan populasi lainnya dalam komunitas baik dalam bentuk kompetisi
mendapatkan makanan, kompetisi mendapatkan tempat berlindung, dll. Aspek lain yang
menyebabkan perubahan misalnya perubahan suhu lingkungan, intensitas cahaya.
Komunitas akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sehingga membentuk suatu
sistem pada suatu daerah tertentu dengan lingkungan fisik tertentu pula. Kesatuan komunitas
dengan lingkungannya membentuk suatu ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi interaksi
kompleks antara individu dengan individu, populasi yang satu dengan populasi lainnya dan
komunitas dengan faktor abiotik. Dalam interaksi tersebut terdapat rangkaian peristiwa makan
memakan yang menciptakan keseimbangan ekosistem.
Biosfer merupakan bagian bumi dan atmosfer yang dihuni oleh organisme, di dalam biosfer
semua komponen ekosistem yaitu faktor biotik dan abiotik dari berbagai ekosistem saling
berinteraksi sehingga pemanfaatan energi secara optimal dan siklus materi dapat berlangsung.
Keempat komponen bertingkat-tingkat di atas dapat disebut sebagai tingkatan organisasi
organisme.
Di dalam satu populasi yang sama dapat terjadi interaksi antar individu anggota populasi
tersebut. Interaksi tersebut dapat terlihat misalnya dalam tingkah laku seekor induk ayam
memberi makan anaknya, kumpulan semut bahu-membahu mengumpulkan makanan, tingkah
laku kucing jantan dalam menarik perhatian kucing betina. Bentuk lain dalam interaksi
tersebut misalnya kerumunan lalat pada kulit buah mangga memperebutkan sisa makanan
yang masih ada, interaksi tersebut bersifat kompetitif. Dalam dunia tumbuhan interaksi antar
populasi tidak begitu terlihat, misalnya antara pohon mangga dan pohon rambutan dalam
mendapatkan sinar matahari, antara serbuk sari yang satu dengan yang lain dalam mencapai
kepala putik.
Dalam suatu komunitas terdapat berbagai macam populasi dengan status atau kedudukan yang
berbeda-beda. Secara fungsional ada yang berperan sebagai produsen, konsumen atau
pengurai. Di antara populasi-populasi tersebut terjadi interaksi misalnya kita dapat melihat
sekelompok domba memakan rumput di padang rumput, sekelompok burung camar
menyambar ikan di perairan pantai. Bentuk lain dari interaksi tersebut adalah persaingan
antara harimau dengan serigala memperebutkan kelinci atau rusa. Interaksi dapat pula terjadi
antara populasi-populasi dalam satu species yang sama misalnya persaingan antara tanaman
padi PB 5, padi Kapuas, dan Kartuna dalam memperebutkan nutrisi bila mereka kebetulan
ditanam di lahan yang sama. Usaha manusia untuk membangun pemukiman baru dengan
membuka hutan yang sebetulnya merupakan habitat dari banyak populasi lain juga merupakan
satu bentuk interaksi antar populasi.
Diperlukan suatu sikap bijaksana dalam memelihara lingkungan hidup, ekosistem harus
selalu dijaga agar tetap selaras sehingga keseimbangan ekosistem selalu dapat dipertahankan,
dalam menanam tanaman budidaya diupayakan suatu metode yang berorientasi pada
keseimbangan ekosistem misalnya penanaman dengan sistem tumpang sari dalam satu lahan,
selalu memperhitungkan daya dukung lingkungan apabila akan mengoptimalkan produktivitas
pertanian, Mengutamakan pengendalian hama secara biologis.
Organisme di seluruh muka bumi tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, mereka
selalu membutuhkan organisme lain. Diperlukan suatu interaksi yang dinamis antara populasi
yang satu dengan populasi yang lain, antara organisme dengan faktor abiotik hingga secara
keseluruhan hal ini akan menggerakkan suatu ekosistem yang seimbang. Dalam suatu

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -120-


komunitas di dalam suatu ekosistem ragam interaksi yang terjalin antara populasi yang satu
dengan yang lain akan menampilkan suatu wajah ekosistem yang dinamis dengan pola-pola
interaksi yang beraneka ragam.

Rantai Makanan
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri
organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan - herbivora - carnivora - omnivora). Pada
setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial hilang sebagai panas, karena itu
langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain,
semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang tersedia.
Di dalam suatu habitat dapat dijumpai beberapa populasi yang menghuni daerah tersebut,
sehingga dapat terjadi suatu interaksi antar populasi tersebut. Di dalam suatu ekosistem laut
kita dapat menjumpai populasi Thallasiothrix (Diatomae atau Chrysophyta bersel satu),
Calanus (Copepoda), Chaetognath (cacing panah), ikan Mackerel, Ikan Tuna, dan Ikan hiu.
Thallasiothrix menjadi santapan Calanus, Calanus menjadi santapan cacing panah, dan cacing
panah menjadi santapan ikan Mackerel, ikan Mackerel menjadi santapan ikan tuna, dan ikan
tuna menjadi santapan ikan hiu. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa makan dan dimakan
yang terangkai dalam suatu rantai makanan. Apabila salah satu populasi dalam rangkaian itu
hilang atau lenyap maka dapat diikuti oleh lenyapnya populasi lain.

Dalam rantai makanan secara fungsional peran dari populasi yang terkait di dalamnya
berbeda-beda, perbedaan peran inilah yang dijadikan dasar pengelompokan. Ada yang
dikelompokkan ke dalam status fungsional produsen, konsumen 1, konsumen 2, konsumen 3,
pengurai dan detritivor. Tiap tingkat atau status fungsional di dalam rantai makanan disebut
tingkat trofi (trofos = memakan).
Produsen adalah kelompok organisme yang dapat menghasilkan makanan untuk
kebutuhannya sendiri dan kebutuhan kelompok lain. Organisme dalam kelompok ini bersifat
autotrof karena kemampuannya melakukan fotosintesis atau kemosintesis dari bahan
anorganik menjadi bahan organik. Pada organisme fotosintetik energi dari sinar matahari
dikonversi menjadi energi kimia bahan makanan, sedang pada organisme kemosintetik energi
dari suatu bahan kimia tertentu dimanfaatkan untuk menghasilkan bahan organik sumber
makanan. Ditinjau dari jaraknya terdapat sumber energi primer kelompok produsen disebut
juga tingkat trofik pertama.

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -121-


Produsen di darat Produsen di perairan
Sebagian besar produsen merupakan tumbuhan hijau, beberapa diantaranya prokariotik
misalnya Alga hijau biru. Di ekosistem air produsen yang dominan adalah Alga uniselular
atau multiselular yang mengisi permukaan dan ke dalam air tawar atau air laut yang masih
terjangkau sinar matahari. Di ekosistem darat produsen didominasi oleh tumbuhan hijau yang
sudah lebih maju misalnya Gymnospermae dan Angiospermae yang membentuk hutan dan
padang rumput.
Konsumen 1 adalah kelompok organisme yang memakan produsen atau hasil dari produsen,
kelompok ini tidak dapat menghasilkan makanan sendiri sehingga hidupnya tergantung
sepenuhnya pada keberadaan produsen. Ditinjau dari segi aliran energi kelompok ini disebut
tingkat trofik ke-2. Kelompok ini disebut juga kelompok herbivora (pemakan tumbuhan). Di
darat herbivora meliputi insekta, reptilia, aves dan mammalia. Dua kelompok mammalia
utama yang bersifat herbivor adalah rodentia (hewan pengerat, penggerek) dan Ungulata
(hewan berkuku genap atau ganjil misalnya sapi, kuda dll.).

Di ekosistem perairan herbivora terdiri atas udang-udang tingkat rendah dan Mollusca.
Sebagian besar dari organisme ini seperti misalnya kutu air, kopepoda, larva kepiting, remis,
kerang-kerangan merupakan pemakan produsen renik di air. Bersama dengan Protozoa
mereka merupakan kelompok konsumen yang dominan dari zooplankton yang memakan

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -122-


fitoplankton. Konsumen ke-1 juga meliputi kelompok parasit baik itu Mycota, Animalia
ataupun Plantae.

Konsumen di perairan
Konsumen 2 adalah kelompok organisme yang status fungionalnya adalah pemangsa bagi
kelompok konsumen ke-1. Kelompok ini disebut juga kelompok pemakan daging atau
karnivora. Ditinjau dari aspek aliran energi disebut tingkat trofik ke-3. kelompok ini dapat
merupakan Predator (pemangsa), Pemakan bangkai, dan Parasit.

Karnivora

Konsumen 3 adalah kelompok pemangsa konsumen ke-2, ditinjau dari segi aliran energi
disebut tingkat trofik ke-4.

Konsumen tingkat ke-3

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -123-


Ada dua tipe dasar rantai makanan: (1) Rantai makanan rerumputan (grazing food chain) yang
mengikuti pola urutan tumbuhan - herbivora - carnivora - omnivora dan (2) rantai makanan
sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detritivora = organisme pemakan sisa)
predator dan bangkai.
Pada rantai makanan herbivora tingkat trofik pertama diduduki oleh tumbuhan hijau, tingkat
trofik kedua diduduki oleh herbivora dan tingkat berikutnya diduduki oleh karnivora. Bila
pada akhirnya kelompok-kelompok tersebut kehilangan fungsi hidup, sisa dari tubuh yang
masih mengandung energi atau produk-produk ekskresi misalnya urin, tinja yang dibuang
selama hidup suatu organisme akan dirombak oleh populasi yang menjalankan fungsi sebagai
pengurai atau Perombak yaitu mikroorganisme yang terdiri atas Mycota atau Bakteri yang
hidup saprofitik terhadap sisa-sisa tersebut. Organisme ini menghasilkan enzim yang dapat
mencerna bangkai atau bahan buangan dan menyerap hasil pencernaannya (pencernaan ekstra
selular).

Pada rantai makanan Detritus terdapat jalur energi dari bahan-bahan hasil rombakan pengurai
(tanah detritus) menuju populasi-populasi yang disebut detritivor (pemakan detritus).
Kegiatan bersama yang dilakukan oleh pengurai (bakteri dan jamur) dan detritivor (hewan)
akan mengarah pada terbentuknya unsur-unsur hara. Dua macam populasi tersebut secara
kolektif sering disebut sebagai pengurai walaupun istilah pengurai sebenarnya berhubungan
dengan organisme saprofit. Contoh Detritivor darat misalnya cacing tanah, kutu kayu,
keluwing, nematoda, rayap, udang tanah (Armadillidium vulgare), siput kuning (Limacus
flavus), sedang detritivor laut misalnya cacing palolo, siput pantai, dan mentimun laut
(tripang). Contoh rantai makanan detritus adalah :

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -124-


Jaring-jaring Makanan
Dalam rantai makanan digambarkan setiap organisme seakan-akan dimakan atau memakan
satu organisme lainnya, hal yang terjadi sebenarnya di dalam suatu ekosistem pastilah tidak
demikian, peristiwa makan dan dimakan jauh lebih kompleks, dapat terjadi satu organisme
memangsa atau memakan lebih dari satu organisme yang lain atau sebaliknya dapat terjadi
satu organisme dimangsa dan diperebutkan oleh lebih dari satu organisme yang lain. Di alam
atau di dalam suatu ekosistem, kenyataan menunjukkan bahwa rantai-rantai makanan itu
saling berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga membentuk jaring-
jaring makanan.
Contoh Model jaring-jaring makanan

Piramida Ekologi
Adalah suatu cara untuk mempelajari dengan jelas hubungan antar organisme dalam
ekosistem secara kuantitatif. Piramida ekologi terdiri atas tiga macam yaitu Piramida jumlah,
piramida biomassa dan piramida energi.

Piramida Jumlah
Dalam piramida jumlah organisme yang terdapat di daerah habitat tertentu dihitung dan
dikelompokkan berdasarkan tingkat trofinya. Dalam perhitungan biasanya terdapat penurunan
jumlah organisme selarasnya dengan naiknya tingkat trofi atau dengan kata lain jumlah
populasi berbanding terbalik dengan tingkat trofi. Tumbuhan dalam tingkat trofi pertama
biasanya mempunyai jumlah yang besarnya melebihi hewan yang berada di tingkat trofi
kedua dan seterusnya.
Untuk menggambarkan dengan tepat, jumlah organisme dalam tingkat trofi dapat diwujudkan
dalam bentuk segi empat yang luasnya sebandingkan dengan jumlah organisme yang terdapat
dalam areal tertentu. Karnivor yang berada di tingkat trofi paling atas disebut karnivor
puncak.

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -125-


Piramida Jumlah yang umum dijumpai

Dengan membandingkan aneka piramida di atas dapat dilihat bahwa dalam piramida jumlah
dapat terjadi beberapa kemungkinan, pada piramida pertama jumlah produsen lebih besar dari
jumlah konsumen 1 dan seterusnya, pada piramida kedua jumlah tumbuhan lebih kecil dari
jumlah herbivor, bagaimanakah hal tersebut dapat terjadi? Pada piramida 3 jumlah tumbuhan
lebih kecil dari jumlah herbivor dan jumlah herbivor lebih kecil dari jumlah karnivor, apakah
piramida demikian dapat terjadi? Ilustrasi piramida makanan dalam bentuk piramida jumlah
dapat menimbulkan kesan yang kurang tepat dan kadang-kadang sulit diterima karena
perbandingan jumlah tingkat-tingkat trofi yang terlalu besar perbedaannya.

Piramida Biomassa
Kelemahan yang dapat dijumpai dalam piramida jumlah untuk menjelaskan hubungan
organisme dalam suatu ekosistem dapat diatas dengan menggunakan piramida biomassa atau
piramida berat. Dalam piramida biomassa massa atau berat organisme ditaksir untuk tiap taraf
trofi. Penaksiran dilakukan dengan cara menimbang keseluruhan individu yang dianggap
mewakili dan juga mencatat jumlahnya, metode ini tentu memerlukan waktu dan peralatan
yang lebih banyak. Idealnya massa tersebut berasal dari organisme yang sudah kering. Massa
organisme diperoleh dari tiap tingkat trofi per satuan luas areal. Bentuk piramida biomassa
akan menunjukkan suatu penurunan berat yang berbanding terbalik dengan tingkat trofi.

Piramida biomassa

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -126-


Angka di atas menunjukkan gram massa kering tiap m2 suatu areal. Bentuk piramida
biomassa dapat berubah-ubah tergantung perubahan iklim, sehingga sebagai suatu cara untuk
menunjukkan hubungan antar organisme juga kurang memuaskan.

Piramida Energi
Adalah cara yang dianggap paling ideal untuk menunjukkan hubungan antar organisme pada
tiap tingkat trofi, karena memiliki beberapa keuntungan yaitu: (1) Cara ini memperhitungkan
kecepatan produksi dan menyatakan keadaan organisme tidak untuk waktu sesaat saja tapi
dengan periode tertentu. Tiap batang segi empat pada piramida energi menyatakan jumlah
energi tingkat trofi tiap satuan luas atau volume dalam waktu yang terukur (misalnya per jam,
per hari, per tahun).

Angka-angka di dalam tiap segi empat menunjukkan arus energi dalam KJ m -2th-1. (2)
Perbandingan tingkat trofi berdasarkan biomassa dapat keliru, karena berat dua species yang
sama tidak berarti memiliki energi yang sama. Supaya lebih jelas lihatlah tabel di bawah ini.

NO KONSUMEN I KEPADATAN BIOMASSA ARUS ENERGI


(Jumlah/m2) (g/m2) (kj/m2/hari)
1 Bakteri tanah 1012 0.001 4.2
2 Kopepoda laut 105 2.0 10.5
3 Siput pasang surut 200 10.0 4.2
4 Belalang 10 1.0 1.7
5 Tikus padang 10-2 0.6 2.9
6 Kijang 10-5 1.1 2.1

(3) Dapat digunakan untuk membandingkan berbagai ekosistem, membandingkan pentingnya


kedudukan populasi dalam suatu ekosistem dan tidak dijumpai adanya piramida terbalik. (4)
Masukan energi matahari dapat ditambahkan sebagai segi empat tambahan pada dasar
piramida.
Meskipun piramida energi merupakan piramida yang paling ideal diantara ketiga piramida
ekologi, namun proses memperoleh datanya paling rumit karena memerlukan pengukuran

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -127-


lebih banyak dan lebih teliti, terutama data yang diperlukan untuk menentukan nilai energi
suatu organisme dengan massa tertentu, karena itu dalam praktek piramida biomassa diubah
menjadi piramida energi berdasarkan eksperimen sebelumnya.

Produktivitas Ekosistem
Pembahasan tentang produktivitas menyangkut studi tentang arus energi dalam ekosistem.
Energi masuk ke dalam komponen biotik dalam suatu ekosistem melalui produsen, energi ini
disimpan dalam bentuk zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan dan disebut
produksi primer. Sebagian kecil energi matahari diserap oleh klorofil dan digunakan untuk
memproduksi molekul-molekul organik dan disimpan sebagai energi kimia. Kecepatan
menyimpan energi kimia oleh tumbuhan ini disebut Produksi Primer Kotor (PPK). Kurang
lebih 20% dari PPK digunakan oleh tumbuhan sendiri untuk respirasi dan fotosintesis, sisanya
disimpan oleh tumbuhan sebagai Produksi Primer Bersih (PPB).

Bila herbivor mengkonsumsi organisme autotrof dan karnivor mengkonsumsi herbivor maka
makanan (materi dan energi) akan dipindahkan dari tingkat trofi satu ke tingkat trofi
berikutnya. Energi yang tersisa karena proses pencernaan, ekskresi dan respirasi akan
digunakan untuk produksi yaitu tumbuh, perbaikan dan reproduksi. Produksi oleh organisme
heterotrof disebut produksi sekunder apapun tingkat trofinya. Jadi energi yang dikonsumsi
oleh hewan dapat digambarkan dalam persamaan berikut:
Makanan yang dikonsumsi = tumbuh + respirasi + egesta + ekskreta
Egesta = Sisa pencernaan (faeces)
Ekskreta = Sisa ekskresi
PPB = Kecepatan tumbuhan membuat E. Kimia (PPK) - Kecepatan tumbuhan menggunakan
E. kimia
Karena adanya energi yang hilang pada tiap tingkat trofi dalam rantai makanan, maka panjang
rantai makanan dibatasi oleh banyaknya energi yang hilang tersebut. Energi yang hilang pada
perpindahan energi dari matahari ke tingkat trofi yang pertama sangat tinggi, perpindahan
berikutnya paling sedikit sepuluh kali lebih efisien dari pada transfer awal tersebut. Efisiensi
transfer energi dari tumbuhan ke herbivor kurang lebih 10% sedang dari hewan ke hewan
berikutnya kurang lebih 20%. Pada umumnya herbivor kurang efisien dalam penggunaan
makanan dibanding karnivor karena bahan tumbuhan banyak mengandung selulosa dan

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -128-


kadang-kadang merupakan bahan kayu (campuran selulosa dan lignin) yang kurang dapat
dicerna oleh herbivor, karenanya tidak merupakan sumber energi.
Energi yang hilang dalam proses respirasi tidak dapat dipindahkan ke organisme lain, tetapi
energi yang terbuang dalam bentuk ekskreta dan egesta tidak hilang dalam ekosistem karena
masih dapat dipindah ke detritivor atau pengurai. Selain itu organisme yang mati, daun yang
gugur, ranting dan dahan yang patah akan mengawali rantai makanan detritus dan pengurai.
Besarnya PPB yang mengalir langsung ke detritivor atau ke pengurai pada ekosistem yang
satu dengan yang lain berbeda-beda. Dalam ekosistem hutan sebagian besar dari produksi
primer masuk ke rantai makanan detritus dan sebagian kecil masuk ke rantai makanan
herbivora sehingga menghasilkan sampah dan humus di dasar hutan ke tengah-tengah
konsumen walaupun mereka tak tampak jelas. Pada ekosistem lautan atau ekosistem padang
rumput lebih dari setengah PPB masuk ke dalam rantai makanan herbivora.

Pola Interaksi
Di dalam ekosistem organisme saling berhubungan satu sama lain, mereka membentuk pola-
pola tertentu dalam berinteraksi, pola-pola tersebut antara lain kompetisi, predasi, netralis,
simbiosis mutualis, simbiosis komensalis, simbiosis parasitisme

Kompetisi
adalah pola interaksi yang melibatkan beberapa species (populasi) yang menempati habitat
yang sama dan mempunyai kepentingan atau kebutuhan yang sama pula. Kepentingan
tersebut antara lain berkaitan dengan makanan atau tempat hidup. Kesamaan kebutuhan itu
mengakibatkan terjadinya persaingan diantara mereka dalam memperebutkan makanan, akan
terjadi usaha saling mendominasi antara satu populasi terhadap populasi yang lain. Mereka
hidup berdampingan dan bersaing mendapatkan nutrisi yang tersedia di areal sawah tersebut.

Kompetisi antar tanaman Kompetisi antara Singa dan Hyena

Predasi
Dalam berjuang mendapatkan makanan tidak jarang terjadi satu bentuk interaksi yang
mengerikan yaitu individu yang satu memangsa individu sejenisnya (kanibalisme) misalnya
pada harimau atau buaya, selain itu terdapat juga suatu pola anggota populasi suatu species
tertentu memangsa anggota populasi species yang lain, dalam rantai makanan kita jumpai
peristiwa konsumen II memangsa konsumen I. Dalam hal ini konsumen II tersebut dinamakan
predator atau pemangsa sedangkan konsumen I adalah yang dimangsa.

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -129-


Netralis
Pola interaksi ini terjadi pada populasi-populasi yang menempati habitat yang sama,
mempunyai kebutuhan yang sama tetapi tidak saling mengganggu karena makanan cukup
tersedia dan dapat memenuhi kebutuhan bersama misalnya antara ikan dan siput air yang
hidup di suatu kolam.

Simbiosis mutualis
Adalah merupakan persekutuan hidup antara dua populasi yang berbeda dan dalam
interaksinya saling menguntungkan, misalnya antara jamur Ascomycotina dengan Alga hijau
yang dikenal sebagai lumut kerak, antara tanaman berbunga dengan kupu-kupu.

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -130-


imbiosis komensalis
Adalah suatu pola interaksi dimana dua populasi hidup bersama dalam hubungan yang unik
dimana yang satu diuntungkan sedang yang tidak untung dan tidak rugi, misalnya antara
lumut kerak dengan pohon, antara tanaman anggrek dengan pohon yang bertajuk tinggi.

Simbiosis parasitis
Adalah suatu bentuk hubungan antara dua populasi yang hidup bersama dimana yang satu
diuntungkan sedang yang lain dirugikan. Hubungan ini berkaitan dengan kebutuhan akan
makanan. Populasi parasit menggantungkan kebutuhan makanannya dari inangnya, bahkan
sering terjadi organisme parasit meracuni dan mengakibatkan kematian organisme inangnya.
Apabila inangnya mati maka parasit tersebut akan mati juga.

Daur Biogeokimia
Adalah daur yang melibatkan senyawa kimia tertentu yang mengalami perpindahan melewati
organisme hidup dan lingkungan fisik. Hal ini dapat dipandang sebagai hubungan antara
komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem. Lima daur zat yang dibicarakan disini adalah
daur karbon, oksigen, nitrogen, fosfor, belerang dan air.
Daur Nitrogen (N)
Atmosfer kita mengandung 79% nitrogen dalam bentuk gas. Nitrogen ini merupakan bahan
penting untuk pembentukan asam amino dan selanjutnya protein. Satu-satunya cara agar
Nitrogen dapat dikonsumsi oleh tumbuhan hijau dan organisme lainnya adalah melalui fiksasi
Nitrogen yaitu suatu kemampuan yang terbatas dimiliki oleh organisme prokariotik tertentu
yaitu bakteri nitrogen.

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -131-


Proses fiksasi nitrogen juga dilakukan oleh Bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar
tumbuhan leguminoceae misalnya: R.leguminasorum(Pea dan lentil),R. phaseoli(kacang
buncis),R. trifolii(clover),R. melioti(alfalfa),R. lupini(lupin), dan R. japonicum(kedelai).
Selain proses fiksasi nitrogen yang mengawali suatu proses pengikatan Nitrogen, terdapat
juga proses nitrifikasi yang merupakan proses pembentukan senyawa-senyawa nitrit dan nitrat
yang dilakukan oleh bakteri Nitrobacter dan nitrosomonas. Oleh karena itu bakteri dan tanah
merupakan bagian yang penting dari rangkaian daur nitrogen dalam daur biogeokimia.
Senyawa nitrat hasil nitrifikasi akan larut dalam air tanah, diserap oleh akar-akar tumbuhan
dan disintesis menjadi senyawa asam amino, protein, asam inti, enzim dan vitamin. Senyawa-
senyawa ini merupakan senyawa vital bagi kehidupan.
Ekskreta dan degesta serta organisme yang mati akan mengakibatkan kembalinya senyawa
nitrogen ke dalam tanah dan mengalami peristiwa denitrifikasi oleh bakteri-bakteri
denitrifikasi menjadi senyawa nitrogen bebas kembali ke atmosfer. Bakteri denitrifikasi
adalah kelompok bakteri yang memiliki kemampuan untuk melakukan reaksi reduksi senyawa
nitrat (NO3-) menjadi senyawa nitrogen bebas (N2).Pada beberapa kelompok bakeri
denitrifikasi, dapat ditemukan senyawa nitrogen oksida (NO) sebagai hasil sampingan
metabolisme.Proses ini pada umumnya berlangsung secara anaerobik (tanpa melibatkan
molekul oksigen, O2). Contoh bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah
Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans.Nitrogen
bebas ini kemudian akan digunakan oleh tanaman dan mikroorganisme lain untuk menunjang
pertumbuhannya.Selain itu lepasnya nitrogen bebas dapat juga terjadi karena proses
terbakarnya organisme misalnya kebakaran hutan.

Daur Sulfur (belerang)


Sulfur banyak dijumpai di kerak bumi dan tumbuhan dapat mengambilnya dalam bentuk
sulfat, senyawa ini merupakan bahan penting untuk pembentukan protein. Seperti halnya
nitrogen, hewan sepenuhnya tergantung pada tumbuhan dalam memenuhi kebutuhannya akan
sulfur. Secara alamiah sulfur tidak dijumpai di atmosfer namun peristiwa alam seperti letusan
gunung berapi, pembakaran senyawa organik misalnya bahan bakar fosil (BBM) akan
menyebabkan sulfur dalam bentuk gas SO2 bertebaran di atmosfer. Senyawa sulfur dapat
menjadi polutan yang potensial karena bersama uap air akan membentuk hujan asam yang

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -132-


berbahaya bagi kehidupan di bumi. Pembentukan sulfur menjadi hidrogen sulfida dilakukan
oleh bakteri sulfur dan kemudian hidrogen sulfida akan dioksidasi menjadi asam sulfat.
Daur sulfur

Daur fosfor
Fosfor merupakan unsur penting dalam pembentukan asam nukleat, protein, ATP dan
senyawa organik vital lainnya dalam tubuh organisme hidup. Merupakan unsur yang jarang
terdapat dan seperti halnya nitrogen dan kalium sering merupakan faktor pembatas dalam
produktivitas ekosistem. Daur fosfor tidak begitu rumit karena fosfor tidak dijumpai dalam
bentuk gas. Sebagian besar fosfor mengalir ke laut dan membentuk endapan di dasar laut.
Secara alamiah fosfor dapat ditemukan dalam bentuk padat atau asam fosfat larut dalam air.
Fosfor merupakan salah satu penyusun protein, asam inti dan ATP. Senyawa ini keluar dari
organisme melalui sistem ekskresi.
Daur fosfor

Daur Karbon
Bahan karbon banyak ditemukan pada endapan dan dalam air. Di atmosfer kadar karbon
kurang lebih 0.03% dalam bentuk persenyawaan dengan oksigen (Karbondioksida). Dari
atmosfer dan sedimen karbon masuk ke dalam tubuh organisme secara kimia yaitu pertama-
tama dalam bentuk karbondioksida melalui proses fotosintesis pada tumbuhan hijau,
selanjutnya senyawa karbon dalam bentuk makanan akan masuk ke dalam jalinan rantai
makanan. Karbon keluar dari organisme dalam bentuk karbondioksida melalui proses

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -133-


respirasi. Pada hewan senyawa karbon dapat tersimpan antara lain dalam bentuk kalsium
karbonat yang merupakan bahan pembentukan tulang.

Lautan mengikat karbon (fitoplankton) sebanyak 40 x 1012 kg tiap tahun dalam bentuk
karbondioksida melalui proses fotosintesis, sebagian dibebaskan melalui proses respirasi.
Daratan mengikat 35 x 1012 kg tiap tahun sebagai karbondioksida melalui proses fotosintesis.
10 x 1012 kg karbon dibebaskan sebagai karbondioksida melalui respirasi hewan dan
tumbuhan sendiri tiap tahun dan 25 x 1012 kg karbon dibebaskan dalam bentuk
karbondioksida melalui respirasi oleh pengurai tiap tahun.
5 c 1012 kg karbon tiap tahun dibebaskan sebagai karbondioksida pada pembakaran bahan
bakar fosil, cukup untuk menyebabkan kenaikan kadar karbondioksida di atmosfer.

Daur Oksigen
Oksigen bebas di atmosfer kurang lebih 20%, selain itu dapat juga dijumpai di air, di rongga-
rongga tanah. Kedudukan oksigen dalam daur biogeokimia sangat berhubungan dengan daur
karbon. Hal ini terlihat dalam proses respirasi dan fotosintesis. Pada fotosintesis oksigen
dihasilkan sebagai hasil samping, sementara organisme membutuhkan oksigen dalam
respirasi.

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -134-


Daur Air
Air merupakan kebutuhan mutlak organisme, air ini tersedia di bumi dalam berbagai bentuk.
Daur air melalui daratan, lautan dan atmosfer. Apabila daur tersebut merupakan daur yang
panjang melewati tanah dalam bentuk air tanah sebagai akibat peresapan tanah yang baik dan
muncul kembali sebagai air permukaan yang dapat digunakan oleh organisme maka tidak
akan muncul banjir, kemarau panjang yang dapat menimbulkan kebakaran hutan, tetapi
apabila daur tersebut merupakan daur pendek dimana air hanya melewati udara dan
permukaan bumi tanpa sempat meresap ke dalam tanah maka banjir akan sering terjadi.
Siklus air (hidrologi)

Kemampuan tanah untuk menyerap air sangat tergantung pada luasnya wilayah hutan yang
ada di permukaan bumi. Kemampuan penyerapan air akan semakin tinggi jika luas wilayah
hutan semakin luas.

-Ekosistem - X-MIPA-Sms2-2021-Materi -135-

Anda mungkin juga menyukai