KEGIATAN 1
“EKOSISTEM”
KELOMPOK 5 :
PENDIDIKAN BIOLOGI C 2022
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah
tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain.
Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan
logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi, semula ekologi artinya “ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”
(Harper,1986).
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menganalisis komonen penyusun ekosistem
2. Mengklasifikasikan komponen ekosistem
a. Berdasarkan jenisnya, untuk komponen abiotik
b. Berdasarkan tingkatan trofiknya, untuk komponen biotik
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis komponen penyusun
ekosistem.
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan komponen ekosistem :
a. Berdasarkan jenisnya, pada komponen abiotik
b. berdasarkan tingkatan trofiknya, pada komponen biotik
3. Mahasiswa dapat menemukan interaksi antarkomponen ekosistem dan
mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksinya.
4. Mahasiswa dapat mendesain bagan rantai makanan dan jaring-jaring makanan
yang terjadi pada ekosistem
5. Mahasiswa dapat menganalisis keseimbangan dan kestabilan ekosistem pada
ekosistem yang diamati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam hal ini makhluk hidup lazim disebut dengan biotik, dari asal kata bi berarti
hidup. Lingkungan yang tidak hidup disebut abiotik dari asal kata a dan bi berarti tidak hidup.
Di dalam sistem tersebut terdapat dua aspek penting yaitu arus energi (aliran energi) dan daur
materi atau disebut juga daur mineral atau siklus mineral ataupun siklus bahan di samping
adanya sistem informasi. Aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman
biotik dan siklus bahan (yakni pertukaran bahan-bahan antara bagian yang hidup dan tidak
hidup). Sistem tersebut disebut ekosistem.
Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk mencapai suatu
optimum mengikuti setiap peruba- han yang dapat ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran
batas- batas kesanggupannya. Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas di samping
yang umum dan secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan
terhadap ekosistem keseluruhannya.
Aliran energi dan zat-zat kimia merupakan suatu proses integrasi fungsional, yang keduanya
merupakan suatu pasangan karena energi disimpan dalam ikatan kimia. Aliran ini terjadi di
antara tingkat trofik serta di antara komponen-komponen biotik dan abiotik menggabungkan
ekosistem ke dalam suatu unit fungsional. Ketika energi dilepaskan melalui proses
pemapasan, maka senyawa- senyawa yang terlibat mengalami degradasi, dan unsur-unsur
kimiawinya dilepaskan ke habitat, yang dapat digunakan kembali. Aliran kimiawi ini disebut
juga siklus mineral atau siklus biogeokimia.
Menurut Hutchinson (1944, 1950) siklus biogeokimia merupakan suatu pertukaran atau
perubahan yang terus-menerus dari bahan-bahan antara komponen biotik dan abiotik.
Berdasarkan sumber yang ada di alam, siklus biogeokimia dapat dibagi dalam dua golongan
(tipe) yaitu:
1. Tipe gas, sebagai sumbernya atmosfer dan lautan (hidrosfer). Misalnya, siklus nitrogen
2. Tipe sedimen, sumbernya adalah batuan bumi seperti fosfor, kalsium, kalium.
Siklus tipe gas dianggap relatif lebih baik, sebab adanya pengendalian umpan balik negatif
alam. Sedangkan siklus sedimen yang melibatkan unsur-unsur seperti fosfor, atau kalium
cenderung untuk tidak sempuma karena lebih mudah terganggu sebab bagian terbesar dari
bahan itu berada dari sumber yang relatif tidak aktif dan tidak bergerak dalam kerak bumi.
Aliran energi terjadi terus-menerus dalam ekosistem banyak tergantung dari kontinuitas
perputaran bahan-bahan kimia di antara tingkat-tingkat trofik.
Di dalam suatu tata ruang yang sempit, berbagai individu akan berdesakan. Di situ diperlukan
terbentuknya suatu struktur yang berlapis-lapis. Di zaman ada rumput, ada semak, ada
belukar, ada pohon dan ada pohon yang tinggi sekali memayungi semuanya. Di dalam sistem
semuanya ini menempati fungsi masing-masing. Dan di antara berbagai jenis tumbuhan yang
lebih bersama itu ada interaksi kimiawi (allelopati) antara suatu individu tumbuhan tertentu
dengan tumbuhan lain di sekitarnya.
METODE
1. Luxmeter
2. Anemometer
3. Soil moisture
4. Higrometer
5. Meteran
6. Termometer
7. Alat tulis
8. Rafia
(Oceophylla smaragdina)
(Famili : Apidae)
(Famili : Coccinellidae)
(Ordo : Ranidae)
(Leptosia sp.)
No Jenis Tumbuhan Kelompok Gambar
(Cordyline sp.)
( Cuphea sp.)
(Setaria sp.)
(Axonopus sp.)
5. Bunga Asoka Produsen
(Ixora sp.)
(A. Commutatum)
7. Rumput Produsen
(Axonopus sp.)
(Justicia sp.)
(Lantanacamara)
Suhu 30,5 C 29 C 31 C 30 C
Suhu Tanah 30 C 31 C 31 C 32 C
urutan tertentu atau suatu perpindahan energi dari organisme pada suatu
tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya. Secara konseptual rantai makanan
terstruktur dalam tingkat trofik. Sebuah tingkatan trofik mencakup semua organisme/
spesies dengan posisi yang sama dalam suatu rantai makanan.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik.
Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut
produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki
oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Rantai makanan memiliki
komponen sebagai berikut:
1. Produsen
Organisme heterotrof atau konsumen merupakan organisme yang tidak bisa membuat
makanannya sendiri atau makanan untuk dikonsumsi sendiri. Organisme heterotrof ini
memperoleh makanan dari organisme autotrof atau produsen, atau memakan sesama
organisme heterotrof lainnya. Dilihat dari makanannya organism ini di bagi menjadi
tiga golongan:
3. Pengurai
Golongan dari unsur hayati dalam suatu lingkungan selanjutnya adalah pengurai atau
dekomposer. Pengurai atau dekomposer ini merupakan makhluk hidup atau organisme
yang mempunyai tugas untuk menguraikan sisa- sisa makhluk hidup yang telah mati,
seperti bakteri (jasad renik).
Pada ekosistem taman biologi FMIPA UNY, kelompok kami menemukan rantai
makanan seperti gambar diatas. Pada rantai makanan tersebut bunga dan rumput
menjadi produsen. Rumput dimakan oleh belalang dan ulat yang menjadikan belalang
dan ulat menempati konsumen pertama atau konsumen herbivor. Lebah dan
kupu-kupu mendapatkan makanan dari bunga sehingga membuat lebah dan
kupu-kupu menempati konsumen pertama atau konsumen herbivor. Kodok memakan
belalang yang membuatnya berperan sebagai konsumen kedua. Semut memakan
kodok yang telah mati dan juga lebah serta kupu-kupu yang telah mati untuk
diuraikan menjadi lebih kecil sehingga membuat semut berperan sebagai detritivor.
Setelah diuraikan menjadi struktur yang lebih kecil, bakteri akan menguraikan
senyawa organik tersebut menjadi anorganik untuk selanjutnya diserap oleh tumbuhan
sebagai nutrisi.
1. Kompetisi
2. Predasi
Pada taman Biologi terjadi peristiwa predasi antara katak dan serangga sebagai
sumber makanannya.
3. Simbiosis
Terjadi simbiosis mutualisme antara lebah dan bunga, dimana bunga terbantu
dalam proses penyerbukannya dan lebah mendapatkan nektar dari bunga
tersebut.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah kelompok kami lakukan di Taman Biologi FMIPA UNY,
masih terdapat keseimbangan ekosistem yang baik ditunjukan dengan rantai makanan yang
seimbang serta keanekaragaman biotik yang ada. Hal tersebut tidak dapat dipisahkan dengan
komponen abiotik yang menunjang kehidupan dari komponen biotik. Pada tempat
pengamatan juga terdapat interaksi yang masih terjaga. Ekosistem di Taman Biologi sangat
bergantung pada tiap komponennya, jika salah satu komponen terganggu atau musnah maka
akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem dan dalam jangka waktu tertentu ekosistem akan
rusak.