Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

KEGIATAN 1
“EKOSISTEM”

KELOMPOK 5 :
PENDIDIKAN BIOLOGI C 2022

Amalia Dwi Puspa Bakri / 22304244006


Fadhila Nurma Utami / 22304244008
Abetia Nadila Azhari / 22304244034
Faishal Aslam Mas’ud / 22304244021
Fara Afiatussalihah / 22304244022
Sefi Bella Sukatmi / 22304244014
Khaisy Alibirta / 22304244025
Fathimah Syifa H.A.A / 22304244030

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus pertanian adalah
tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara, dan lain-lain.
Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan
logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi, semula ekologi artinya “ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”
(Harper,1986).

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme


dan lingkungannya baik yang hidup maupun tak hidup (tanah, air, udara, atau kimia
fisik) yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi. Ekosistem adalah
suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan dengan lingkungannya dan antara komponen-komponen tersebut terjadi
pengambilan dan perpindahan energi, daur materi, dan produktivitas. Ekosistem
adalah suatu sistem di alam dimana i dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi di lingkungannya. Ekosistem
sifatnya tidak bergantung pada ukuran, tetapi menekankan pada kelengkapan
komponennya (Joko, 2013).

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menganalisis komonen penyusun ekosistem
2. Mengklasifikasikan komponen ekosistem
a. Berdasarkan jenisnya, untuk komponen abiotik
b. Berdasarkan tingkatan trofiknya, untuk komponen biotik

3. Menemukan interaksi antarkomponen ekosistem dan mengidentifikasi


bentuk-bentuk interaksinya.
4. Mendesain bagan rantai makanan dan jaring-jaring makanan yang terjadi pada
ekosistem yang diamati.

5. Menganalisis keseimbangan dan kestabilan ekosistem pada ekosistem yang


diamati.

C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis komponen penyusun
ekosistem.
2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan komponen ekosistem :
a. Berdasarkan jenisnya, pada komponen abiotik
b. berdasarkan tingkatan trofiknya, pada komponen biotik
3. Mahasiswa dapat menemukan interaksi antarkomponen ekosistem dan
mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksinya.
4. Mahasiswa dapat mendesain bagan rantai makanan dan jaring-jaring makanan
yang terjadi pada ekosistem
5. Mahasiswa dapat menganalisis keseimbangan dan kestabilan ekosistem pada
ekosistem yang diamati.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam hal ini makhluk hidup lazim disebut dengan biotik, dari asal kata bi berarti
hidup. Lingkungan yang tidak hidup disebut abiotik dari asal kata a dan bi berarti tidak hidup.
Di dalam sistem tersebut terdapat dua aspek penting yaitu arus energi (aliran energi) dan daur
materi atau disebut juga daur mineral atau siklus mineral ataupun siklus bahan di samping
adanya sistem informasi. Aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman
biotik dan siklus bahan (yakni pertukaran bahan-bahan antara bagian yang hidup dan tidak
hidup). Sistem tersebut disebut ekosistem.

Menurut Undang-undang Lingkungan Hidup (UULH, 1982) ekosistem adalah tatanan


kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Perlu diketahui bahwa di dalam ekosistem terdapat makhluk hidup dan
lingkungannya. Makhluk hidup terdiri dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia.
Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu berada di luar individu. Menurut UULH Tahun
1982 bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas, atau merupakan
kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungannya di mana terjadi antar hubungan. Di sini
tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala
macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu serta energi yang menjadi
sumber kekuatan. Untuk mendapatkan energi dan materi yang diperlukan untuk hidupnya
semua komunitas bergantung kepada lingkungan abiotik. Organisme produsen memerlukan
energi, cahaya, oksigen, air dan garam-garam yang semuanya diambil dari lingkungan
abiotik. Energi dan materi dari konsumen tingkat pertama diteruskan ke konsumen tingkat
kedua dan seterusnya ke konsumen-konsumen lainnya melalui jaring-jaring makanan. Materi
dan energi berasal dari lingkungan abiotik akan kembali lagi ke lingkungan abiotik. Dalam
hal ini komunitas dalam lingkungan abiotiknya merupakan suatu sistem yang disebut ekosis-
tem. Jadi konsep ekosistem menyangkut semua hubungan dalam suatu komunitas dan di
samping itu juga semua hubungan antara komunitas dan lingkungan abiotiknya.
Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan secara alamiah. Suatu ekosistem mempunyai daya
kemampuan yang optimal dalam keadaan berimbang. Di atas kemampuan tersebut ekosis-
tem tidak lagi terkendali, dengan akibat menimbulkan perubahan- perubahan lingkungan atau
krisis lingkungan yang tidak lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan
organisme.Dalam ekosistem, terdapat interaksi antara seluruh unsur-unsur lingkungan yang
saling mempengaruhi dan bersifat timbal-balik. Interaksi terjadi antara :

1) komponen-komponen biotis dengan komponen-komponen abiotis.

2) sesama komponen biotis.

3) sesama komponen-komponen abiotis.

Interaksi itu senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil, untuk mencapai suatu
optimum mengikuti setiap peruba- han yang dapat ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran
batas- batas kesanggupannya. Setiap ekosistem memiliki sifat-sifat yang khas di samping
yang umum dan secara bersama-sama dengan ekosistem lainnya mempunyai peranan
terhadap ekosistem keseluruhannya.

Aliran energi dan zat-zat kimia merupakan suatu proses integrasi fungsional, yang keduanya
merupakan suatu pasangan karena energi disimpan dalam ikatan kimia. Aliran ini terjadi di
antara tingkat trofik serta di antara komponen-komponen biotik dan abiotik menggabungkan
ekosistem ke dalam suatu unit fungsional. Ketika energi dilepaskan melalui proses
pemapasan, maka senyawa- senyawa yang terlibat mengalami degradasi, dan unsur-unsur
kimiawinya dilepaskan ke habitat, yang dapat digunakan kembali. Aliran kimiawi ini disebut
juga siklus mineral atau siklus biogeokimia.

Menurut Hutchinson (1944, 1950) siklus biogeokimia merupakan suatu pertukaran atau
perubahan yang terus-menerus dari bahan-bahan antara komponen biotik dan abiotik.
Berdasarkan sumber yang ada di alam, siklus biogeokimia dapat dibagi dalam dua golongan
(tipe) yaitu:

1. Tipe gas, sebagai sumbernya atmosfer dan lautan (hidrosfer). Misalnya, siklus nitrogen

2. Tipe sedimen, sumbernya adalah batuan bumi seperti fosfor, kalsium, kalium.
Siklus tipe gas dianggap relatif lebih baik, sebab adanya pengendalian umpan balik negatif
alam. Sedangkan siklus sedimen yang melibatkan unsur-unsur seperti fosfor, atau kalium
cenderung untuk tidak sempuma karena lebih mudah terganggu sebab bagian terbesar dari
bahan itu berada dari sumber yang relatif tidak aktif dan tidak bergerak dalam kerak bumi.
Aliran energi terjadi terus-menerus dalam ekosistem banyak tergantung dari kontinuitas
perputaran bahan-bahan kimia di antara tingkat-tingkat trofik.

Dengan konsep ekosistem komponen-komponen lingkungan hidup dilihat secara terpadu


sebagai komponen yang berkaitan dan tergantung satu sama lain dalam suatu sistem.
Pendekatan ini disebut pendekatan ekosistem atau pendekatan holistik.

Di dalam suatu tata ruang yang sempit, berbagai individu akan berdesakan. Di situ diperlukan
terbentuknya suatu struktur yang berlapis-lapis. Di zaman ada rumput, ada semak, ada
belukar, ada pohon dan ada pohon yang tinggi sekali memayungi semuanya. Di dalam sistem
semuanya ini menempati fungsi masing-masing. Dan di antara berbagai jenis tumbuhan yang
lebih bersama itu ada interaksi kimiawi (allelopati) antara suatu individu tumbuhan tertentu
dengan tumbuhan lain di sekitarnya.

Dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, setiap pembangunan harus


dapat menjaga berfungsinya komponen-komponen lingkungan. Oleh karena itu suatu
ekosistem harus dipertahankan kelestariannya, karena memiliki dampak yang menentukan
tingkat kehidupan manusiawi maupun organisme lain.
BAB III

METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : Selasa, 08 Februari 2023

Tempat : Taman Biologi FMIPA UNY

3.2 Alat dan Bahan

1. Luxmeter
2. Anemometer
3. Soil moisture
4. Higrometer
5. Meteran
6. Termometer
7. Alat tulis
8. Rafia

3.3 Langkah kegiatan

1. Tentukan ekosistem yang akan dibahas


2. Amati ekosistem yang dipilih secara langsung
3. Dokumentasikan ekosistem tersebut
4. Foto segala organisme yang dapat didokumentasikan
5. Analisis data yang didapat dari hasil lapangan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Hasil Pengamatan


1. Tabel Komponen Biotik

No Jenis Organisme yang Kelompok Gambar


Ditemukan

1. Semut Konsumen Tingkat 1

(Oceophylla smaragdina)

2. Lebah Konsumen Tingkat 1

(Famili : Apidae)

3. Lady Bug Konsumen Tingkat 1

(Famili : Coccinellidae)

4. Kodok Konsumen Tingkat 2

(Ordo : Ranidae)

5. Kupu- kupu Konsumen Tingkat 1

(Leptosia sp.)
No Jenis Tumbuhan Kelompok Gambar

1. Bunga Andong Produsen

(Cordyline sp.)

2. Bunga Taiwan Beauty Produsen

( Cuphea sp.)

3. Bunga Setaria Produsen

(Setaria sp.)

4. Rumput Paitan Produsen

(Axonopus sp.)
5. Bunga Asoka Produsen

(Ixora sp.)

6. Bunga Sri Rezeki Produsen

(A. Commutatum)

7. Rumput Produsen

(Axonopus sp.)

8. Krokot Merah Produsen

(Portulaca olleracea L.)


9. Gandarusa Produsen

(Justicia sp.)

10. Galunggang Produsen

(Sida acuta Burm.f.)


11. Tanaman Tembelekan Produsen

(Lantanacamara)

2. Tabel Komponen Abiotik

Komponen Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4


abiotik

Udara 0,0 1,9 0,9 0,7

Intensitas 1847 C 6224 C 6198 C 6977 C


Cahaya

Kelembapan 64% 55% 48% 41%


Ph tanah 4.0 4,8 5,4 5,1

Suhu 30,5 C 29 C 31 C 30 C

Suhu Tanah 30 C 31 C 31 C 32 C

Kelembapan 74% 63% 55% 52%


Tanah

B. Rantai dan Jaring- jaring Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan

urutan tertentu atau suatu perpindahan energi dari organisme pada suatu
tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya. Secara konseptual rantai makanan
terstruktur dalam tingkat trofik. Sebuah tingkatan trofik mencakup semua organisme/
spesies dengan posisi yang sama dalam suatu rantai makanan.

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik.
Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut
produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki
oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Rantai makanan memiliki
komponen sebagai berikut:

1. Produsen

Organisme autotrof juga dikenal sebagai produsen. Dikatakan sebagai produsen


karena organisme ini dapat membuat makanannya sendiri, bahkan membuat makanan
bagi organisme yang lain juga.
2. Konsumen

Organisme heterotrof atau konsumen merupakan organisme yang tidak bisa membuat
makanannya sendiri atau makanan untuk dikonsumsi sendiri. Organisme heterotrof ini
memperoleh makanan dari organisme autotrof atau produsen, atau memakan sesama
organisme heterotrof lainnya. Dilihat dari makanannya organism ini di bagi menjadi
tiga golongan:

a. Herbivora, organisme heterotrof pemakan tumbuhan

b. Karnivora, organisme heterotrof pemakan daging

c. Omnivora, organisme heterotrof pemakan rumput dan daging.

3. Pengurai

Golongan dari unsur hayati dalam suatu lingkungan selanjutnya adalah pengurai atau
dekomposer. Pengurai atau dekomposer ini merupakan makhluk hidup atau organisme
yang mempunyai tugas untuk menguraikan sisa- sisa makhluk hidup yang telah mati,
seperti bakteri (jasad renik).

Pada ekosistem taman biologi FMIPA UNY, kelompok kami menemukan rantai
makanan seperti gambar diatas. Pada rantai makanan tersebut bunga dan rumput
menjadi produsen. Rumput dimakan oleh belalang dan ulat yang menjadikan belalang
dan ulat menempati konsumen pertama atau konsumen herbivor. Lebah dan
kupu-kupu mendapatkan makanan dari bunga sehingga membuat lebah dan
kupu-kupu menempati konsumen pertama atau konsumen herbivor. Kodok memakan
belalang yang membuatnya berperan sebagai konsumen kedua. Semut memakan
kodok yang telah mati dan juga lebah serta kupu-kupu yang telah mati untuk
diuraikan menjadi lebih kecil sehingga membuat semut berperan sebagai detritivor.
Setelah diuraikan menjadi struktur yang lebih kecil, bakteri akan menguraikan
senyawa organik tersebut menjadi anorganik untuk selanjutnya diserap oleh tumbuhan
sebagai nutrisi.

C. Interaksi antar komponen

Berdasarkan pengamatan yang telah kelompok kami lakukan di Taman Biologi


FMIPA UNY didapatkan data interaksi antar komponen ekosistem sebagai berikut

1. Kompetisi

Kompetisi terjadi pada produsen yang bersaing untuk mendapatkan nutrien,


pada konsumen herbivor seperti ulat dan belalang berkompetisi mendapatkan
makanan berupa rumput dan kupu-kupu dengan lebah berkompetisi
mendapatkan makanan dari bunga.

2. Predasi

Pada taman Biologi terjadi peristiwa predasi antara katak dan serangga sebagai
sumber makanannya.

3. Simbiosis

Terjadi simbiosis mutualisme antara lebah dan bunga, dimana bunga terbantu
dalam proses penyerbukannya dan lebah mendapatkan nektar dari bunga
tersebut.
PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah kelompok kami lakukan di Taman Biologi FMIPA UNY,
masih terdapat keseimbangan ekosistem yang baik ditunjukan dengan rantai makanan yang
seimbang serta keanekaragaman biotik yang ada. Hal tersebut tidak dapat dipisahkan dengan
komponen abiotik yang menunjang kehidupan dari komponen biotik. Pada tempat
pengamatan juga terdapat interaksi yang masih terjaga. Ekosistem di Taman Biologi sangat
bergantung pada tiap komponennya, jika salah satu komponen terganggu atau musnah maka
akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem dan dalam jangka waktu tertentu ekosistem akan
rusak.

Anda mungkin juga menyukai