KTSP
Sekolah : SMK-SPP Negeri Samarinda 2006
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pokok : Ekosistem
Jumlah Pertemuan :4
Alokasi Waktu : 2 jp/minggu
Tahun Pelajaran : 2016/2017
PENGANTAR
PETUNJUK
III. INDIKATOR :
Pertemuan 1 dan 2
8.1.1 Menjelaskan definisi ekosistem.
8.1.2 Membedakan antara komponen biotik dan abiotik.
8.1.3 Memberi contoh komponen biotik dalam ekosistem.
8.1.4 Memberi contoh komponen abiotik dalam ekosistem.
8.1.5 Menjelaskan contoh interaksi antar komponen dalam ekosistem.
8.1.6 Melakukan pengamatan ekosistem darat di lingkungan sekolah.
Pertemuan 2
8.1.7 Menyebutkan tipe-tipe ekosistem terestrial, akuatik dan buatan
8.1.8 Mejelaskan ciri dan karakteristik pada berbagai tipe ekosistem.
8.1.9 Memberi contoh jenis flora dan fauna khas pada berbagai tipe ekosistem.
8.1.10 Memberi contoh aliran energi dalam rantai makanan.
8.1.11 Memberi contoh aliran energi dalam jaring-jaring makanan.
Pertemuan 3
8.1.12 Menjelaskan penyebab kerusakan pada berbagai ekosistem.
8.1.13 Menjelaskan akibat kerusakan pada berbagai ekosistem.
8.1.14 Memberi contoh upaya dalam menjaga kelestarian ekosistem.
Pertemuan 1 dan 2
Pertemuan 3
1. Peserta didik dapat menyebutkan masing-masing 3 contoh ekosistem terrestrial,
akuatik dan buatan
2. Peserta didik dapat menyebutkan 3 ciri dan karakteristik ekosistem terstrial, akuatik
dan buatan.
3. Peserta didik dapat memberi contoh 3 jenis flora dan fauna khas pada berbagai
ekosistem.
4. Peserta didik dapat memberi 3 contoh aliran energi dalam rantai makanan.
5. Peserta didik dapat memberi 1 contoh aliran energi dalam jaring-jaring makanan.
Pertemuan 4
1. Peserta didik dapat menjelaskan penyebab kerusakan pada berbagai komponen
ekosistem.
2. Peserta didik dapat menjelaskan akibat kerusakan pada berbagai komponen ekosistem.
3. Peserta didik dapat membedakan suksesi primer dan suksesi sekunder.
4. Peserta didik dapat memberi contoh 3 upaya dalam menjaga kelestarian ekosistem.
5. Peserta didik dapat membuat poster dalam upaya menjaga kelestarian ekosistem.
Suksesi
Primer Ekosistem
Akuatik
Terdiri atas
perubahan Ekosistem Ekosistem
Terestrial
Suksesi Ekosistem
Buatan
Sekunder
Aliran
Energi Rantai
Makanan
menentukan
Piramida
membentuk
Ekologi
Jaring-jaring
Makanan
Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos.
Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara organisme atau kelompok organisme dengan lingkungannya”. (Utomo,
S.W.,dkk, 2014:2).
Di sawah terdapat
berbagai populasi
(populasi hewan,
tumbuhan, dsb.) yang
saling berinteraksi
membentuk komunitas.
Komunitas ini kemudian
berinteraksi dengan
faktor-faktor abiotik
(suhu, intensitas cahaya,
pH, kelembapan,
dsb.) membentuk suatu
ekosistem sawah.
Ekosistem terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik.
1. Komponen Biotik.
Komponen biotik suatu ekosistem, dilihat dari struktur trofiknya, terdiri atas
beberapa strata atau tingkatan, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
Sedangkan dilihat dari fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas dua komponen
besar yaitu komponen autotrof dan heterotrof
(http://www.academia.edu/10014316/bab_3_ekosistem).
2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi benda-benda tak hidup, meliputi :
Suhu, Cahaya, Air, Kelembaban, Udara, Garam-garam Mineral, Tanah
dan Topografi (http://lelyria.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/P1.-Ekologi.).
4. Kompetisi
Kompetisi antar-spesies
adalah interaksi yang terjadi
sewaktu individu individu
spesies berbeda bersaing
memperebutkan sumber daya
yang membatasi pertumbuhan
dan kesintasan mereka
(Campbell, 2008:380).
5. Predasi
6. Simbiosis
Sewaktu individu dari dua atau lebih spesies hidup dalam kontak
langsung dan akrab dengan satu sama lain, hubungan mereka
disebut simbiosis (termasuk parasitisme, mutualisme, dan
komensalisme) (Campbell, 2008:383).
b. Mutualisme adalah
interaksi antar-spesies
yang menguntungkan
kedua spesies
(Campbell, 2008:384).
Pengertian
No Jenis Makhluk Hidup
Individu Populasi Komunitas
a. Sebatang pohon jambu
b. Sekumpulan kelinci di kandang
c. Populasi padi, populasi belalang,
populasi siput, populasi ikan
kecil di sawah
d. Seekor kucing
e. Sekumpulan murid di kelas
f. Sekumpulan ikan mas di kolam
1. Ekosistem Akuatik
Ekosistem akuatik dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu penetrasi cahaya
matahari, substrat, temperatur, dan jumlah material terlarut. Akan tetapi,
factor penentu utama dari ekosistem perairan adalah jumlah garam
terlarut di dalam air. Jika perairan tersebut sedikit mengandung garam
terlarut, maka disebut ekosistem air tawar. Sebaliknya, jika mengandung
kadar garam tinggi, maka disebut ekosistem laut (http://sman78-
jkt.sch.id/sumberbelajar/bahanajar/Ekosistem_1.pdf).
b. Ekosistem Laut
c. Ekosistem Estuaria
Ekosistem estuaria terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut
atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut juga pantai lumpur.
Vegetasi didominasi oleh tumbuhan bakau. Beberapa organisme laut
melakukan perkembangbiakan di wilayah ini seperti ikan, udang, dan
Moluska yang dapat dimakan
(http://sman78-jkt.sch.id/sumberbelajar/bahanajar/Ekosistem_1.pdf).
2. Ekosistem Terestrial
Ekosistem terestrial (darat) adalah suatu tipe ekosistem yang sebagian
besar lingkungan fisiknya berupa daratan. Ekosistem terestrial memiliki
bagian daerah yang luas dengan habitat dan komunitas tertentu, disebut
bioma
(http://sman78-jkt.sch.id/sumberbelajar/bahanajar/Ekosistem_1.pdf).
b. Padang Rumput
Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang
rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun. Curah hujan
yang relatif rendah turun secara tidak teratur. Hujan turun tidak teratur
tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga
tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air. Flora meliputi tumbuhan yang
mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase
kurang baik adalah rumput. Contoh fauna adalah bison dan kuda liar di
Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru di Australia.
Karnivora: singa, serigala, anjing liar, cheetah. (Rudyatmi,E., Peniati, E.
& Setiati, N., 2016:3)
c. Gurun
Curah hujan sangat rendah, ± 25 cm/tahun, kecepatan penguapan air
lebih cepat dari presipitasi, kelembaban udara sangat rendah, perbedaan
suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai
45 oC, malam dapat turun sampai 0 oC). Flora yang tumbuh adalah
tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (xerofit).
Tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak
berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air. Fauna yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, katak dan kalajengking. (Rudyatmi,E., Peniati, E.
& Setiati, N., 2016:2)
g. Savana (Sabana)
Savana terdapat di wilayah sekitar khatulistiwa, dengan curah hujan lebih
rendah daripada hutan hujan tropis (90–150 cm/tahun). Vegetasi savana
didominasi oleh rumput dengan semak dan pohon yang tumbuh
terpencar. Hewan yang hidup adalah berbagai jenis serangga seperti
belalang, kumbang, rayap, herbivore, dan karnivora. Di Kenya (Afrika)
terdapat savana yang di dalamnya hidup gajah, jerapah, zebra, dan singa.
Di Indonesia, savana terdapat di Sumbawa (NTB) (http://sman78-
jkt.sch.id/sumberbelajar/bahanajar/Ekosistem_1.pdf)
3. Ekosistem Buatan
1. Coba uraikan tipe-tipe ekosistem akuatik (air) dan ekosistem terestrial (darat) !
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem akuatik !
3. Bagaimana ciri, karakteristik dan jenis vegetasi di ekosistem gurun?
4. Jelaskan faktor pembatas antara ekosistem air tawar dan ekosistem air laut!
Sebuah ekosistem dapat berfungsi dengan adanya aliran materi dan energi. Aliran energi
kimia di dalam ekosistem dapat diperlihatkan melalui rantai makanan dan jaring-jaring
makanan.
1. Rantai Makanan
2. Jaring-jaring makanan
G. Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada tiga
jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah individu, piramida biomassa, dan piramida
energi (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031-
NANA_JUMHANA/modul_lengkap/BBM_10_Makhluk_Hidup_dan_Lingkungan_.pdf
2. Piramida Biomassa
Biomassa adalah berat total komponen biotik suatu area tertentu pada
suatu waktu tertentu. Biomassa tumbuhan diukur dari berat akar,
batang, dan daun tumbuhan yang menempati areal tertentu. Biasanya
dihitung sebagai berat kering per m 2 (g/m2). Piramida biomassa dibuat
berdasarkan berat total populasinya pada suatu waktu akan memberikan
gambaran yang sesungguhnya tentang aliran energi ekosistem.
Kelemahannya, piramida biomassa hanya menggambarkan keadaan
ekosistem dalam waktu tertentu
(http://sman78-jkt.sch.id/sumberbelajar/bahanajar/Ekosistem_1.pdf)
c. Piramida Energi
Di dalam ekosistem normal terjadi penurunan energi, hanya sekitar
10% energi dari tingkat trofik sebelumnya yang termanfaatkan.
Piramida energi menggambarkan banyaknya energi yang tersimpan
dalam bentuk senyawa organik yang dapat digunakan sebagai bahan
makanan. Energi yang tersimpan dikenal sebagai energi primer.
Energi itu disetarakan dengan mengubah satuan berat kering ke satuan
energi yang dinyatakan dalam kalori atau Joule. Dengan demikian,
biomassa energi dinyatakan dalam kalori per m 2 satuan waktu
Ditinjau dari asal terjadinya, suksesi dibedakan menjadi suksesi primer dan
suksesi sekunder.
1. Suksesi primer
Terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan
hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat
komunitas asal terbentuk habitat baru. Contoh yang terdapat di
indonesia adalah terbentuknya suksesi di gunung krakatau yang
pernah meletus pada tahun 1883
(http://sman78-jkt.sch.id/sumberbelajar/bahanajar/Ekosistem_1.pdf)
Campbell, N.A. & Reece , J.B., 2008, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3, Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Mukhtar, A.S. & Heriyanto, N.M. 2012, Keadaan Suksesi Tumbuhan pada Kawasan
Bekas Tambang Batubara di Kalimantan Timur (Plant Succession at ex Coal Mine
Area in East Kalimantan, Bogor : Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi terdapat
di http://forda-mof.org/files/03_Abdullah_Hery_klm.pdf diakses pada tanggal 30
April 2017.
Rudyatmi,E., Peniati, E. & Setiati, N., 2016, Ekosistem, Sumber Belajar Penunjang PLPG
Mata Pelajaran/Paket Keahlian Biologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan terdapat di
http://fkip.unri.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/BIOLOGI-BAB-10-
EKOSISTEM.pdf diakses pada tanggal 30 April 2017.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031-
NANA_JUMHANA/modul_lengkap/BBM_10_Makhluk_Hidup_dan_Lingkungan_.pdf
diakses pada tanggal 30 April 2017.
http://lelyria.lecture.ub.ac.id/files/2015/09/P1.-Ekologi.pdf
http://www.academia.edu/10014316/bab_3_ekosistem
http://sman78-jkt.sch.id/sumberbelajar/bahanajar/Ekosistem_1.pdf
http://geograph88.blogspot.co.id/2013/09/zona-laut-berdasarkan-intensitas-cahaya.html
https://ringkasanbukugeografi.blogspot.co.id/2016/04/hutan-musimhutan-peluruh.html
http://www.ecosostenibile.org/taigaeng.html
https://www.reference.com/world-view/people-live-tundra-37641768bae9829a
http://ragamorganisme.blogspot.co.id/2012/11/bioma-hutan-hujan-tropis.html
https://www.tes.com/lessons/qJhhx-zWPop3uQ/la-savana
http://sainsbiologi.com/suksesi/
https://kinjengsawah.wordpress.com/2013/09/07/ekosistem-sawah/