A. Standar Kompetensi
11. Memahami Ekosistem darat ,baik ekosistem alami maupun ekosistem buatan.
B. Kompetensi Dasar
11.1 Menjelaskan hubungan antara ekosistem alam dan lingkungan sekitar
C. Indikator
Menjelaskan jenis-jenis ekosistem darat
D. Tujuan Pembelajaran
Melalui outhing class siswa bisa menjelaskan jenis jenis ekosistem darat yang baik dan benar.
E. Materi Pokok
Jenis-Jenis ekosistem darat
Berdasarkan kelestariannya, ekosist darat dapat dikelompokkan menjadi dua macam bagian
yaitu ,ekosistem darat alami dan ekosistem darat buatan.
A. Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem sebagai suatu tatanan
kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup dan saling
mempengaruhi. Ekosistem sebagai penggabungan dari setiap unit biosistem. Melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energinya
menuju pada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energy, dalam ekosistem, organisme
pada komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.
Organisme kemudian beradaptasi lagi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
memengaruhi lingkungan fisik untuk kelangsungan hidupnya.
Dalam kehidupan yang ada, tidak akan terlepas dari adanya interaksi dengan lingkungan yang
mendukung adanya keseimbangan dalam hidup. Pada buku Prinsip-Prinsip Ekologi
Ekosistem Lingkungan dan Pelestariannya, dibahas mengenai pengertian, proses, unsur
ekosistem, dan masih banyak lagi.
Komponon Ekosistem
Komponen ekosistem merupakan bagian dari suatu ekosistem yang menyusun ekosistem ini sendiri
sehingga terbentuk sebuah ekosistem. Komponen dalam ekosistem kemudian dibagi lagi menjadi dua
macam, yaitu komponen hidup dan komponen tak hidup. Selain itu komponen hidup dapat disebut
juga sebagai komponen biotik, dan komponen tak hidup dapat disebut sebagai komponen abiotik.
Setiap komponen memiliki anggota yang berbeda-beda pula.
A.Komponen Biotik
Biotik, memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem adalah makhluk hidup itu
sendiri, sebab ekosistem tak akan pernah terbentuk tanpa adanya makhluk hidup didalamya.
Keberadaan makhluk hidup kemudian membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem.
Beberapa contoh dari komponen biotik yang ada lingkungan sekitar kita, antara lain:
Organisme Autotrof atau Produsen, disebut sebagai produsen karena organisme ini mampu
membuat makanannya sendiri, bahkan ia membuat makanan bagi organisme lain yang tinggal
di ekosistem. Produsen kemudian akan membuat makanan dengan menyerap senyawa serta
zat- zat anorganik yang akan diubah menjadi senyawa organik melalui suatu proses yang
dinamakan sebagai fotosistensis.
Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda dengan organisme pertama.
Organisme heterotrof ini memperoleh makanan dari organisme autotrof atau produsen dan
akan memakan sesama organisme heterotrof lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa organisme heterotrof adalah organisme yang menggunakan bahan-bahan organik dari
organisme lain yang digunakan sebagai sumber energi dan makanannya. Sebagai contoh
adalah manusia dan hewan. Ketiganya nanti dibagi lagi berdasarkan makanannya menjadi
Herbivora, Karnivora serta Omnivora
Pengurai atau Dekomposer, merupakan Golongan terakhir dari komponen biotik dalam
sebuah ekosistem. Pengurai atau dekomposer ini adalah organisme yang menguraikan sisa-
sisa makhluk hidup (heterotrof atau autotrof) yang telah mati. Dengan kata lain, pengurai
adalah organisme yang bekerja untuk merubah bahan bahan organik dari organisme yang
telah mati menjadi senyawa anorganik melalui suatu proses yang dinamakan dekomposisi.
Pengurai atau dekomposer akan menduduki jabatan penting dalam suatu rantai makanan di
bumi, karena perannya paling akhir adalah kunci keberlangsungan rantai makanan. Beberapa
contoh pengurai atau dekomposer yang ada di sekitar lingkungan tempat kita tinggal adalah
ganggang, jamur, bakteri, cacing, dan lain sebagainya
B.Komponen Abiotik
Komponen kedua dalam ekosistem adalah komponen abiotic atau komponen yang tak hidup. Dengan
kata lain, komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda-benda bukan makhluk hidup
tetapi ada di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi kelangsungan hidup. Beberapa jenis komponen
abiotik yaitu suhu, sinar matahari, air, angin, udara, kelembapan udara, dan banyak lagi benda mati
yang ikut berperan dalam ekosistem. Berikut beberapa diantaranya
Suhu: Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada suhu, contohnya mamalia
& burung sebagai makhluk hidup yang dapat mengatur sendiri suhu tubuhnya.
Air: Sebuah ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu organisme Contohnya
Organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup dengan memanfaatkan ketersediaan air yang
berada di padang pasir.
Garam: Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air dalam organisme
melalui Osmosis. Contohnya pada Beberapa organisme Terestrial yang dapat beradaptasi
pada lingkungan dan kandungan garamnya yang cukup tinggi.
Sinar Matahari: Intensitas & Kualitas pada sebuah Cahaya Matahari akan mempengaruhi
proses fotosintesis, karena air mampu menyerap cahaya sehingga proses fotosintesis dapat
terjadi di sekitar permukaan matahari.
Daratan menjadi lingkungan utama pada ekosistem ini. Di alam, ada banyak ekosistem darat yang
dapat ditemukan, contohnya hutan, padang rumput, dan gurun.
1. Ekosistem hutan
Ciri ekosistem hutan adalah vegetasi pohon keras yang beragam, mulai dari tingkat rendah hingga
tingkat tinggi. Semua vegetasi tumbuh dengan baik karena hutan memiliki tanah yang kaya akan
humus.Ekosistem hutan memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah taiga dan hutan hujan tropis.
Ciri utama ekosistem taiga adalah hutan pinus, sedangkan karakteristik ekosistem hutan hujan tropis
adalah memiliki iklim yang baik bagi berbagai jenis tumbuhan karena hujan yang turun setiap hari.
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang cukup banyak serta
memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas. Ekosistem ruang angkasa bukan
merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input
dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.
F. Metode Pembelajaran
1.Tanya Jawab
2. Ceramah
3. Pemberian Tugas.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Salam
Doa
Absen
Apersepsi dan Motivasi
Menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
Membuat kesimpulan
Tindak lanjut
salam
I. Penilaian
Jumlah 100
Penscoran :
1.)”APA”Faizal, A., Wahyurianto, R., Ali, Z., AL, M. F., Nurcahayani, I., & Rosyadi, M. I.
(2022, December). Implementasi Metode Outing Class terhadap Pendidikan Konservasi,
Perubahan Iklim dan Mitigasi Lingkungan. In Proceeding Biology Education Conference:
Biology, Science, Enviromental, and Learning (Vol. 19, No. 1, pp. 107-119).
Pembelajaran outing class adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan di luar ruangan atau kelas
yang bertujuan untuk membekali keterampilan anak didik dan mengembangkan kemampuan yang
dimiliki (Indriana, 2011). Pembelajaran ini dapat dilakukan di halaman sekolah atau tempat
terbuka.Outing class merupakan media pengajaran yang sangat menantang dan menyenangkan bagi
peserta didik, karena media ini mampu merangsang minat dan keinginan anak peserta didik untuk
belajar dan meningkatkan potensi diri serta media ini menarik untuk diikuti semua peserta didik.
menurut Gagne, Briggs dan Wager (dalam Dina Indriana, 2011) media outing class mencakup
beberapa karakteristik seperti keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,
keterampilan perilaku dan motorik. 112 Proceeding Biology Education Conference Vol. 19 (1): 107-
119, December 2022 Strategi outing class mencakup beberapa karakteristik seperti keterampilan
intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan perilaku, dan keterampilan motorik.
Strategi outing class sangat penting untuk mengembangkan tiga komponen pendidikan anak yaitu
afektif, kognitif, dan psikomotorik. Sebab ketiga aspek ini digunakan secara integral dan
berkesinambungan dalam strategi outing class. Penggunaan strategi outing class dalam pembelajaran
untuk mengantarkan anak didik menuju potensi dirinya yang maksimal karena strategi ini
menyenangkan dalam berbagai bentuk touring yang menantang. Unsur yang ditawarkan dalam
strategi outing class adalah belajar sambil mengikuti penjelajahan dengan cara yang sangat
menyenangkan. Belajar melalui proses mengalami sendiri dan berinteraksi intens dengan teman-
temannya yang dilakukan di alam terbuka, hal ini tentu menjadi pengalaman yang penuh makna dan
sulit untuk dilupakan. Outing class selalu melahirkan pengalaman baru yang akan membentuk
perkembangan siswa dan dikemudian hari akan membentuk karakter yang menyenangkan untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Outing class merupakan salah satu program yang di
dalamnya terdapat kegiatan keterampilan dan permainan edukatif yang dapat diterapkan di kehidupan
sehari-hari. Melalui kegiatan ini diharapkan kejenuhan yang ada di dalam kelas akan hilang dan
memotivasi siswa untuk lebih giat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tidak adanya minat
terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik tidak bergeming untuk
mencatat apa yang telah disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda bahwa anak didik tidak
mempunyai motivasi untuk belajar (Djamarah, 2002), dan Manfaat dari pembelajaran outing class
menurut Lentera hati (2011) adalah menambah pengetahuan anak tentang alam sekitar, menambah
kecintaan anak terhadap alam sekitar, mengurangi kejenuhan anak dalam belajar, anak mudah
menerima informasi, menambah kepedulian anak tentang alam sekitar. Menurut Dina Indriana, (2011)
tujuan diadakannya pembelajaran outing class adalah:
Kajian Pustaka
Outdoor Learning
Pendekatan Outdoor Learning juga jelas tujuannya yaitu memenuhi kebutuhan sasaran siswa dan
menyediakan tentang apa yang mereka perlukan dalam kebutuhan nyata yang dialami siswa sehari-
hari. Karena pentingnya pembelajaran secara langsung kepada siswa di bawah ini akan dipaparkan
hadits mengenai pentingnya belajar dengan melibatkan alam. Menurut Husamah Outdoor Learning
merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas atau sekolah dan di alam bebas
lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/nelayan, berkemah,
dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.6
Pengajar atau guru bertugas untuk mengarahkan para siswa untuk melakukan aktivitas yang bisa
membawa siswa pada perubahan prilaku terhadap lingkungan sekitar. Melalui Outdoor Learning
lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Sehingga siswa akan terhindar
dari kebosanan dalam menerima pelajaran di dalam kelas dan siswa akan lebih mudah memahami
konsep-konsep materi karena dalam menemui obyek langsung di lapangan. Outdoor Learning bisa
diterapkan pada sekolah dasar, sekolah menengah dan sekolah menengah atas. Berikut manfaat
Outdoor Learning.
1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk berjam- jam, sehingga
motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2) Hakekat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang
sebenarnya atau bersifat alami.
3) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya akurat.
4) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonsrasikan, menguji
fakta, dan lain- lain.
5) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti
lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain. 6) Siswa dapat memahami dan
menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi
yang tidak asing dengan kehidupan membentuk sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan
3.).”APA” Gita, D. R., Virnando, E., Anisah, F. R., Hariyanto, N. H., & Dasmo, D. (2022).
Pengaruh Model Pembelajaran MURDER Terhadap Hasil Belajar Fisika Selama Pembelajaran
Daring Pada Siswa Di SMA Bogor. ISEJ: Indonesian Science Education Journal, 3(1), 31-41.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk
membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas
yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu.
Pembelajaran di sekolah semakin berkembang, dari pengajaran yang bersifat tradisonal sampai
pembelajaran dengan sistem modern. Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar
(pengajaran) yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar menyiapkan pengajaran dan
melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran tatap muka. Akan tetapi, kegiatan
pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi.
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan
pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapai tujuan tersebut.
Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil yang maksimal. Keuntungan yang dapat
diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
Pengertian Outing Class Secara etimologi outing class berasal dari bahasa Inggris, yaitu out yang
berarti diluar dan class yang berarti kelas. Menurut kamus bahasa Indonesia strategi pembelajaran
outing class adalah Kegiatan belajar di luar kelas untuk memberi semangat kepada anak didik dalam
proses belajar mengajar. Pembelajaran outing class adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan di
luar ruangan atau kelas yang bertujuan membekali keterampilan anak didik dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki.
5.)”APA” Supriyadi, M. S., & Utami, R. D. (2013). Penerapan Strategi Outing Class Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pandeyan Kecamatan
Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014 (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).