Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I

Satuan Pendidikan : SD.Negeri 55 Pangkalpinang


Mata Pelajaran : IPA
Kelas /Semester : IV (Empat)/2 (Dua)
Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan ( 2 X 35 Menit)

A. Standar Kompetensi
11. Memahami Ekosistem darat ,baik ekosistem alami maupun ekosistem buatan.

B. Kompetensi Dasar
11.1 Menjelaskan hubungan antara ekosistem alam dan lingkungan sekitar

C. Indikator
Menjelaskan jenis-jenis ekosistem darat

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui outhing class siswa bisa menjelaskan jenis jenis ekosistem darat yang baik dan benar.

E. Materi Pokok
Jenis-Jenis ekosistem darat

Berdasarkan kelestariannya, ekosist darat dapat dikelompokkan menjadi dua macam bagian
yaitu ,ekosistem darat alami dan ekosistem darat buatan.

A. Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem sebagai suatu tatanan
kesatuan yang secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup dan saling
mempengaruhi. Ekosistem sebagai penggabungan dari setiap unit biosistem. Melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energinya
menuju pada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energy, dalam ekosistem, organisme
pada komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem.
Organisme kemudian beradaptasi lagi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga
memengaruhi lingkungan fisik untuk kelangsungan hidupnya.
Dalam kehidupan yang ada, tidak akan terlepas dari adanya interaksi dengan lingkungan yang
mendukung adanya keseimbangan dalam hidup. Pada buku Prinsip-Prinsip Ekologi
Ekosistem Lingkungan dan Pelestariannya, dibahas mengenai pengertian, proses, unsur
ekosistem, dan masih banyak lagi.

Komponon Ekosistem
Komponen ekosistem merupakan bagian dari suatu ekosistem yang menyusun ekosistem ini sendiri
sehingga terbentuk sebuah ekosistem. Komponen dalam ekosistem kemudian dibagi lagi menjadi dua
macam, yaitu komponen hidup dan komponen tak hidup. Selain itu komponen hidup dapat disebut
juga sebagai komponen biotik, dan komponen tak hidup dapat disebut sebagai komponen abiotik.
Setiap komponen memiliki anggota yang berbeda-beda pula.

A.Komponen Biotik
Biotik, memiliki arti “Hidup”. Komponen biotik pada suatu ekosistem adalah makhluk hidup itu
sendiri, sebab ekosistem tak akan pernah terbentuk tanpa adanya makhluk hidup didalamya.
Keberadaan makhluk hidup kemudian membentuk suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem.
Beberapa contoh dari komponen biotik yang ada lingkungan sekitar kita, antara lain:

 Organisme Autotrof atau Produsen, disebut sebagai produsen karena organisme ini mampu
membuat makanannya sendiri, bahkan ia membuat makanan bagi organisme lain yang tinggal
di ekosistem. Produsen kemudian akan membuat makanan dengan menyerap senyawa serta
zat- zat anorganik yang akan diubah menjadi senyawa organik melalui suatu proses yang
dinamakan sebagai fotosistensis.
 Organisme Heterotrof (Konsumen) memiliki sifat yang berbeda dengan organisme pertama.
Organisme heterotrof ini memperoleh makanan dari organisme autotrof atau produsen dan
akan memakan sesama organisme heterotrof lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa organisme heterotrof adalah organisme yang menggunakan bahan-bahan organik dari
organisme lain yang digunakan sebagai sumber energi dan makanannya. Sebagai contoh
adalah manusia dan hewan. Ketiganya nanti dibagi lagi berdasarkan makanannya menjadi
Herbivora, Karnivora serta Omnivora
 Pengurai atau Dekomposer, merupakan Golongan terakhir dari komponen biotik dalam
sebuah ekosistem. Pengurai atau dekomposer ini adalah organisme yang menguraikan sisa-
sisa makhluk hidup (heterotrof atau autotrof) yang telah mati. Dengan kata lain, pengurai
adalah organisme yang bekerja untuk merubah bahan bahan organik dari organisme yang
telah mati menjadi senyawa anorganik melalui suatu proses yang dinamakan dekomposisi.
Pengurai atau dekomposer akan menduduki jabatan penting dalam suatu rantai makanan di
bumi, karena perannya paling akhir adalah kunci keberlangsungan rantai makanan. Beberapa
contoh pengurai atau dekomposer yang ada di sekitar lingkungan tempat kita tinggal adalah
ganggang, jamur, bakteri, cacing, dan lain sebagainya
B.Komponen Abiotik
Komponen kedua dalam ekosistem adalah komponen abiotic atau komponen yang tak hidup. Dengan
kata lain, komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda-benda bukan makhluk hidup
tetapi ada di sekitar kita, dan ikut mempengaruhi kelangsungan hidup. Beberapa jenis komponen
abiotik yaitu suhu, sinar matahari, air, angin, udara, kelembapan udara, dan banyak lagi benda mati
yang ikut berperan dalam ekosistem. Berikut beberapa diantaranya

 Suhu: Suatu proses biologis yang dipengaruhi oleh perubahan pada suhu, contohnya mamalia
& burung sebagai makhluk hidup yang dapat mengatur sendiri suhu tubuhnya.
 Air: Sebuah ketersediaan air dapat mempengaruhi distribusinya suatu organisme Contohnya
Organisme dapat beradaptasi dan bertahan hidup dengan memanfaatkan ketersediaan air yang
berada di padang pasir.
 Garam: Konsentrat pada garam akan mempengaruhi keseimbangan air dalam organisme
melalui Osmosis. Contohnya pada Beberapa organisme Terestrial yang dapat beradaptasi
pada lingkungan dan kandungan garamnya yang cukup tinggi.
 Sinar Matahari: Intensitas & Kualitas pada sebuah Cahaya Matahari akan mempengaruhi
proses fotosintesis, karena air mampu menyerap cahaya sehingga proses fotosintesis dapat
terjadi di sekitar permukaan matahari.

1. Ekosistem darat alami

Daratan menjadi lingkungan utama pada ekosistem ini. Di alam, ada banyak ekosistem darat yang
dapat ditemukan, contohnya hutan, padang rumput, dan gurun.
1. Ekosistem hutan
Ciri ekosistem hutan adalah vegetasi pohon keras yang beragam, mulai dari tingkat rendah hingga
tingkat tinggi. Semua vegetasi tumbuh dengan baik karena hutan memiliki tanah yang kaya akan
humus.Ekosistem hutan memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah taiga dan hutan hujan tropis.
Ciri utama ekosistem taiga adalah hutan pinus, sedangkan karakteristik ekosistem hutan hujan tropis
adalah memiliki iklim yang baik bagi berbagai jenis tumbuhan karena hujan yang turun setiap hari.

2. Ekosistem padang rumput


Ekosistem ini tentunya didominasi oleh vegetasi rerumputan. Hampir seluruh organisme hewan yang
tinggal di ekosistem padang rumput adalah hewan herbivora. Biasanya, ekosistem ini berada dekat
dengan ekosistem perairan sungai.
3. Ekosistem gurun
Ekosistem gurun dihuni oleh makhluk-makhluk hidup yang mampu bertahan hidup dengan keadaan
yang kering dan suhu yang panas. Jarang ditemukan tumbuhan yang hidup di ekosistem ini.

2.Ekosistem alam buatan


Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan. Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang
diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan ini kemudian mendapatkan
subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan yang didominasi pengaruh manusia, dan
memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan diantaranya
Bendungan

 Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus


 Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
 Sawah irigasi
 Perkebunan sawit
 Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
 Ekosistem ruang angkasa.

Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang cukup banyak serta
memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas. Ekosistem ruang angkasa bukan
merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input
dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.

F. Metode Pembelajaran
1.Tanya Jawab
2. Ceramah
3. Pemberian Tugas.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

 Salam
 Doa
 Absen
 Apersepsi dan Motivasi
 Menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan materi melalui ekosistem darat didalam kelas


 Guru menjelaskan materi melalui metode outhing class ekosistem darat Ipa
 Tanya jawab tentang materi yang belum dipahami Guru memberi penguatan
 Siswa diminta mendemonstrasikan jenis jenis ekosistem darat.
 Guru memberikan soal

3. Penutup

 Membuat kesimpulan
 Tindak lanjut
 salam

H. Alat Dan Sumber Belajar

 Buku IPA Kelas IV


 Melalui outhing class

I. Penilaian

No. Soal Kunci jawaban Skor


1. Tuliskan 3 contoh ekosistem darat alami  Sungai 50
 Laut
 Pantai

2. Tuliskan 3 Contoh ekosistem darat buatan  Sawah 50


 Kebun
 Taman

Jumlah 100
Penscoran :

Nilai = (Skor perolehan : Skor Maksimal) x 100

Mengetahui Pangkalpinang,16 Juni 2023


Kepala Sekolah Guru Kelas

SUDARTI,S.Pd ARDES MULIONO MARBUN


Landasan teori /kajian pustaka dari pendapat para ahli

1.)”APA”Faizal, A., Wahyurianto, R., Ali, Z., AL, M. F., Nurcahayani, I., & Rosyadi, M. I.
(2022, December). Implementasi Metode Outing Class terhadap Pendidikan Konservasi,
Perubahan Iklim dan Mitigasi Lingkungan. In Proceeding Biology Education Conference:
Biology, Science, Enviromental, and Learning (Vol. 19, No. 1, pp. 107-119).

Implementasi Outing Class

Pembelajaran outing class adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan di luar ruangan atau kelas
yang bertujuan untuk membekali keterampilan anak didik dan mengembangkan kemampuan yang
dimiliki (Indriana, 2011). Pembelajaran ini dapat dilakukan di halaman sekolah atau tempat
terbuka.Outing class merupakan media pengajaran yang sangat menantang dan menyenangkan bagi
peserta didik, karena media ini mampu merangsang minat dan keinginan anak peserta didik untuk
belajar dan meningkatkan potensi diri serta media ini menarik untuk diikuti semua peserta didik.
menurut Gagne, Briggs dan Wager (dalam Dina Indriana, 2011) media outing class mencakup
beberapa karakteristik seperti keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal,
keterampilan perilaku dan motorik. 112 Proceeding Biology Education Conference Vol. 19 (1): 107-
119, December 2022 Strategi outing class mencakup beberapa karakteristik seperti keterampilan
intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan perilaku, dan keterampilan motorik.
Strategi outing class sangat penting untuk mengembangkan tiga komponen pendidikan anak yaitu
afektif, kognitif, dan psikomotorik. Sebab ketiga aspek ini digunakan secara integral dan
berkesinambungan dalam strategi outing class. Penggunaan strategi outing class dalam pembelajaran
untuk mengantarkan anak didik menuju potensi dirinya yang maksimal karena strategi ini
menyenangkan dalam berbagai bentuk touring yang menantang. Unsur yang ditawarkan dalam
strategi outing class adalah belajar sambil mengikuti penjelajahan dengan cara yang sangat
menyenangkan. Belajar melalui proses mengalami sendiri dan berinteraksi intens dengan teman-
temannya yang dilakukan di alam terbuka, hal ini tentu menjadi pengalaman yang penuh makna dan
sulit untuk dilupakan. Outing class selalu melahirkan pengalaman baru yang akan membentuk
perkembangan siswa dan dikemudian hari akan membentuk karakter yang menyenangkan untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Outing class merupakan salah satu program yang di
dalamnya terdapat kegiatan keterampilan dan permainan edukatif yang dapat diterapkan di kehidupan
sehari-hari. Melalui kegiatan ini diharapkan kejenuhan yang ada di dalam kelas akan hilang dan
memotivasi siswa untuk lebih giat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tidak adanya minat
terhadap suatu mata pelajaran menjadi pangkal penyebab kenapa anak didik tidak bergeming untuk
mencatat apa yang telah disampaikan oleh guru. Itulah sebagai pertanda bahwa anak didik tidak
mempunyai motivasi untuk belajar (Djamarah, 2002), dan Manfaat dari pembelajaran outing class
menurut Lentera hati (2011) adalah menambah pengetahuan anak tentang alam sekitar, menambah
kecintaan anak terhadap alam sekitar, mengurangi kejenuhan anak dalam belajar, anak mudah
menerima informasi, menambah kepedulian anak tentang alam sekitar. Menurut Dina Indriana, (2011)
tujuan diadakannya pembelajaran outing class adalah:

1. Outing class dapat mengidentifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan siswa.


2. Siswa yang mengikuti kegiatan outing class dapat mengeluarkan segala ekpresi dan potensi dirinya
dengan caranya sendiri namun tetap dalam aturan.
3. Pembelajaran outing class akan menjadikan siswa dapat menghargai dan menghormati dirinya
sendiri dan orang lain. Akhirnya siswa dapat menghargai sebuah perbedaan, dengan demikian siswa
akan mempunyai kepribadian yang baik sehingga dapat belajar menghormati kehidupan.
4. Outing class siswa akan mampu belajar dengan menyenangkan sehingga anak didik akan terus
termotivasi dan bersemangat untuk melakukan segala kegiatan. Kemudian, anak akan terus menggali
segala potensi dirinya untuk bisa menyelesaikan bentuk permaian dalam rangkaian kegiatan
pembelajaran outing class.
5. Outing class akan memupuk jiwa kemandirian siswa untuk melakukan segala rangkaian kegiatan
dengan mengeluarkan segala potensi dirinya, sehingga mampu menyelesaikan kegiatan dengan hasil
yang maksimal.
6. Outing class, akan menumbuhkan sikap empati dan sensitif terhadap perasaan orang lain, karena
kegiatan ini dilakukan secara kelompok.
7. Outing class juga mengajarkan siswa untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain dan lingkungan
sekitar.
8. Outing class memicu siswa untuk mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif. Hal ini
dikarenakan siswa menerapkan cara belajar efektif dan kreatif secara langsung. Dengan demikian
nantinya anak didik akan mampu bersikap efektif dan efisien serta kreatif dalam kehidupan.
9. Outing class juga menjadi sarana yang tepat untuk membangun karakter atau keribadian siswa yang
baik.
10. Outing class memacu siswa untuk memahami berbagai nilai positif melalui berbagai contoh nyata
dalam kegiatan yang dilaksanakan

2.”APA” Khaerani, C. (2020). Pembelajaran Kontekstual IPA melalui Outdoor Learning di


SDN 1 Keruak Lombok Timur. BINTANG, 2(1), 162-171.

Kajian Pustaka
Outdoor Learning

Pendekatan Outdoor Learning juga jelas tujuannya yaitu memenuhi kebutuhan sasaran siswa dan
menyediakan tentang apa yang mereka perlukan dalam kebutuhan nyata yang dialami siswa sehari-
hari. Karena pentingnya pembelajaran secara langsung kepada siswa di bawah ini akan dipaparkan
hadits mengenai pentingnya belajar dengan melibatkan alam. Menurut Husamah Outdoor Learning
merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas atau sekolah dan di alam bebas
lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/nelayan, berkemah,
dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.6
Pengajar atau guru bertugas untuk mengarahkan para siswa untuk melakukan aktivitas yang bisa
membawa siswa pada perubahan prilaku terhadap lingkungan sekitar. Melalui Outdoor Learning
lingkungan di luar sekolah dapat digunakan sebagai sumber belajar. Sehingga siswa akan terhindar
dari kebosanan dalam menerima pelajaran di dalam kelas dan siswa akan lebih mudah memahami
konsep-konsep materi karena dalam menemui obyek langsung di lapangan. Outdoor Learning bisa
diterapkan pada sekolah dasar, sekolah menengah dan sekolah menengah atas. Berikut manfaat
Outdoor Learning.

1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk berjam- jam, sehingga
motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
2) Hakekat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang
sebenarnya atau bersifat alami.
3) Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya akurat.
4) Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonsrasikan, menguji
fakta, dan lain- lain.
5) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti
lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain. 6) Siswa dapat memahami dan
menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi
yang tidak asing dengan kehidupan membentuk sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan

3.).”APA” Gita, D. R., Virnando, E., Anisah, F. R., Hariyanto, N. H., & Dasmo, D. (2022).
Pengaruh Model Pembelajaran MURDER Terhadap Hasil Belajar Fisika Selama Pembelajaran
Daring Pada Siswa Di SMA Bogor. ISEJ: Indonesian Science Education Journal, 3(1), 31-41.

‘JUDUL’ PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL IPA MELALUI OUTDOOR LEARNING DI


SDN 1 KERUAK LOMBOK TIMUR

KAJIAN PUSTAKA

1. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual atau contextual teaching learningmerupakan


suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata
dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja.4 Pembelajaran kontekstual
medorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sendiri-sendiri. Dimana pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha
siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Pembelajaran
kontekstual menekankan pada berpikir tingkat lebih tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin, serta
pengumpulan, penganalisisan dan pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan
pandangan. Pembelajaran kontekstual mengamsumsikan bahwa secara natural pikiran mancari makna
konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pencarian
hubungan yang masuk akal dan bermanfaat. Pemanduan materi pelajaran dengan konteks keseharian
siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang
mendalam dimana siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya. Siswa
mampu mencari independent penggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah
baru dan belum pernah dihadapi, serta memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap belajarnya
seiring dengan peningkatan pengalaman dan pengetahuan mereka

4.)”APA” Janiarti, P. A. (2020). ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN


OUTING CLASS PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 14
SELUMA (Doctoral dissertation, IAIN BENGKULU)

Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk
membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas
yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu.
Pembelajaran di sekolah semakin berkembang, dari pengajaran yang bersifat tradisonal sampai
pembelajaran dengan sistem modern. Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar
(pengajaran) yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar menyiapkan pengajaran dan
melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran tatap muka. Akan tetapi, kegiatan
pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi.
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan
pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapai tujuan tersebut.
Penuangan tujuan pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil yang maksimal. Keuntungan yang dapat
diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.


b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang, sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu
mendalam atau terlalu sedikit.
c. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam
setiap jam pelajaran.
d. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat. Artinya, peletakan
masing-masing materi pelajaran akan memudahkan siswa dalam mempelajari isi pelajaran.
e. Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling
cocok dan menarik.
f. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam
keperluan belajar.
g. Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. h. Guru dapat menjamin
bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

Pengertian Outing Class Secara etimologi outing class berasal dari bahasa Inggris, yaitu out yang
berarti diluar dan class yang berarti kelas. Menurut kamus bahasa Indonesia strategi pembelajaran
outing class adalah Kegiatan belajar di luar kelas untuk memberi semangat kepada anak didik dalam
proses belajar mengajar. Pembelajaran outing class adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan di
luar ruangan atau kelas yang bertujuan membekali keterampilan anak didik dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki.

5.)”APA” Supriyadi, M. S., & Utami, R. D. (2013). Penerapan Strategi Outing Class Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pandeyan Kecamatan
Jatisrono Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014 (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 2 Pandeyan Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri.


Adapun alasan penelitian dilaksanakan Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dengan cara:
observasi, wawancara, dokumentasi. Kunandar (2010: 143) menjelaskan bahwa Pengamatan atau
observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran. Arikunto (2006: 56) “menjelaskan dokumentasi, dari asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian”. Menurut Hopkins dalam bukunya (Kunandar, 2010: 157) menjelaskan bahwa
dalam rangka memperoleh data atau informasi yang lebih terperinci dan untuk melengkapi data hasil
observasi, tim peneliti dapat melakukan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Suharsimi Arikunto (2006: 97)
mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian sistem berdaur dalam
suatu siklus. Langkah-langkah setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Mekanisme kerja diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 2 siklus),masing-masing
siklus terdiri dari dua kali pertemuan, yang dalam setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu:
(1) perencanaan,
(2) pelaksanaan tindakan,
(3) observasi, dan
(4) refleksi. Dalam penelitian ini menggunakan pengecekan keabsahan data dengan tehnik triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Yaitu membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai