Ekologi
Gus Endro. (endrosujito@gmail.com)
Ekologi.Pertemuan 1
Kontrak Pembelajaran
E = 0,01 – 0,80
1.Tata tertib: D = 0,81 – 1,60
a. Hadir kuliah minimal 75% (±12 x) C = 1,61 – 2,40
b. Seluruh komponen nilai harus ada B = 2,41 – 3,20
A = 3,21 – 4,00
2. Komponen nilai:
a. UTS 30 %
b. Praktikum 20 %
c. Tugas mandiri 20 %
d. UAS 30 %
Jumlah 100 %
Deskripsi mata kuliah : Ekologi merupakan salah satu
mata kuliah yang diharapkan dapat menunjang
kompetensi professional sebagai seorang Ahli Madya
Kesehatan Lingkungan, yang diberikan pada Semester II.
Membahas : Masalah keterkaitan / hubungan timbal balik
antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Prinsip dan
konsep pendekatan ekologi dalam upaya Kesehatan
Lingkungan. Mikribiologi dan kependudukan yang erat
kaitannya dengan masalah Kesehatan Lingkungan. Untuk
mencapai tujuan mata kuliah ini, maka dilakukan
pengalaman belajar melalui ceramah, diskusi, penugasan
dan praktek laboratorium serta bengkel kerja juga
lapangan.
MATERI EKOLOGI MENGKAJI TENTANG
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
EKOLOGI ( Pertemuan I) (1)
Ekologi, Asal kata ekologi (Yunani):Oikos: tempat tinggal,
Rumah tangga, penyokong kehidupan.Logos: ilmu
pengetahuan (1) ilmu yang mempelajari interaksi antara
makhluk hidup dgn lingkungannya(Ernest Haeckel
zoologiwan Jerman, 1834-1914).
(2) hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
rumah tangga sistem penyokong kehidupan
Ekologi mempelajari: (1)Hubungan timbal balik antara organisme
dengan tempat tinggalnya;(2)Saling mempengaruhi antara jenis
organisme;(3)Interaksi antara unsur unsur penyusun tempat tinggal;
(4) mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem
dengan lingkungannya.
B.RUANG LINGKUP dan organisasi ekologi mulai
dari: organisme, populasi, komunitas, ekosistem,
ekosfer dan bumi
Individu -individu organisme yang sejenis akan
berkelompok membentuk suatu kelompok dan
menempati suatu tempat (habitat) pada suatu waktu,
kelompok ini yang disebut POPULASI.
Beberapa populasi akan mendiami suatu tempat
secara bersama sama, kumpulan ini disebut
KOMUNITAS
Komunitas akan saling berinteraksi secara timbal
balik dengan komponen abiotiknya membentuk
suatu sistem yang dikenal dengan EKOSISTEM
KOMPONEN-KOMPONEN EKOLOGI
•Individu individu organisme yang sejenis akan
berkelompok membentuk suatu kelompok dan
BUMI menempati suatu tempat pada suatu waktu,
kelompok ini yang disebut populasi.
•Beberapa populasi akan mendiami suatu tempat
EKOSFER
secara bersama sama, kumpulan ini disebut
komunitas.
EKOSISTEM
•Komunitas akan saling berinteraksi secara
timbal balik dengan komponen abiotik dan
biotiknya membentuk suatu sistem yang dikenal
KOMUNITAS dengan ekosistem.
Komponen-komponen ekologi
POPULASI
ORGANISME
Ekologi berkepentingan dalam menyelidiki interaksi
organisme dengan lingkungannya. Pengamatan ini bertujuan
untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam
hubungan timbal balik tersebut.
Dalam studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara
menyeluruh pada komponen-komponen yang berkaitan dalam
suatu sistem. Komponen ekologi berkisar pada tingkat
species,populasi, komunitas, dan ekosistem.
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang
banyak memanfaatkan informasi dari
berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti :
kimia, fisika, geologi, dan klimatologi
untuk pembahasannya.
Tingkat I (herbivora)
biotik
Tingkat II (carnivora)
Konsumen Tingkat III (Predator)
fungsi
Dekomposer (microorganisme)
Sumber makanan
yg diperoleh
Piramida ekologi
a. Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi
menjadi empat gigi taring besar dan runcing untuk
menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung
pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
b. Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas
yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh
untuk mencengkeram korbannya.
c. Moncong
e. Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk
menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah.
Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk
bernapas.
2. Adaptasi Fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya.
a. Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan cairan
melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri
dari musuhnya.
b. Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila
musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh
tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
Persebaran secara:
4. Dinamika
- Natalitas = kelahiran
- Mortalitas = kematian
- Migrasi = masuk/keluar: ke/dari populasi
5. Pertumbuhan: Pola J dan pola S
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi:
tergantung pd kepadatan populasi
contoh : makanan, ruang
6. Produktivitas populasi
Rumus:
dN
dt = rxN
dN
r = Ndt
r = Pertumbahan populasi
dN = Pertambahan populasi
(selisihnya)
N = Jumlah populasi awal
dt = Selisih waktu
Contoh :
dN 1 Waktu Jumlah Pertambahan
to–t1 r = (Selisihnya)
Ndt = 1 x 1 = 1
Mulai (to) 1 -
2 1 jam (t1) 2 1
t1–t2 : =2 x 1 =1
2 jam (t2) 4 2
4 3 jam (t3) 8 4
t2–t3 : = = 1
4x1 4 jam (t4) 16 8
r dari t2–t3 : 5 jam (t5) 32 16
dN = 4 (Selisih pertambahan)
6 jam (t6) 64 32
N.dt =jmlh Popls saat t 2 X (selisih waktu t2-t3
=4x1
r dari t2-t6 = ( 64-4)/ (( 4 x 4))=60/16 =3,75 ( mengalami pertumbuhan 375%)
70
60
50
40
jumlahindivdu
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7
waktu (jam)
Faktor-faktor yang mempengaruhi populasi
(4)
Kelahiran Kematian Migrasi
Kompetisi
Menang Kalah
Mati
Pindah
Kapasitas Tampung
Faktor Biotik.....KOMUNITAS
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi
yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu
yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan
yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan
individu dan populasi.
Simbiosis
Predasi
Parasit
HABITAT DAN NICHE
Habitat: tempat hidup organisme,
Tempat dimana seseorang pergi untuk dapat
menemukannya (Odum)
Niche (relung ekologis) : ruang fisik yang diduduki oleh
suatu organisme berikut peranan fungsionalnya.
Grinnel: niche = mikrohabitat
Charles Elton: Niche : status fungsional suatu
organisme dalam komunitasnya
habitat
Berdasarkan variasi habitat menurut waktu dibagi menjadi 4
macam (Kramadibrata,1996) yaitu : (1.2)
1.Habitat yang konstan :Yaitu habitat yang kondisinya terus-
menerus relatif baik atau kurang baik.
2.Habitat yang bersifat memusim : Yaitu habitat yang kondisinya
relatif teratur berganti-ganti antara baik dan kurang baik.
3. Habitat yang tidak menentu :Yaitu habitat yang mengalami
suatu periode dengan kondisi baik yang lamanya bervariasi
diselang-selingi oleh periode dengan kondisi kurang baik
yang lamanya juga bervariasi sehingga kondisinya tidak dapat
diramal.
4. Habitat yang efemeral :Yaitu habitat yang mengalami periode
dengan kondisi baik yang berlangsung relatif singkat diikuti
oleh suatu periode dengan kondisi yang kurang baik yang
berlangsungnya lama sekali.
PENJELASAN
• Tempat yang paling sesuai tersebut dinamakan
mikrohabitat/relung ekologi/niche.
• Di mikrohabitat tersebut mahluk hidup akan
terkonsentrasi dan beradaptasi baik secara fisiologi,
struktural dan perilaku yang sering disebut relung
ekologi.
• Relung ekologi suatu makhluk hidup tidak hanya
tergantung pada tempat hidup tetapi juga pada apa yang
diperbuat.
• Hewan yang dapat beradaptasi paling baik akan dapat
memanfaatkan sumber daya secara optimal.
Niche spatial :
Niche:
Longitudinal
Vertikal
horizontal
Niche fisikokimia
pH, oksigen, suhu, kecepatan arus, dll
Niche Tropik
Niche temporal
Diurnal, nokturnal, periodisitas
Prinsip-prinsip(lanjut ke 3)
Tanah,Air,Suhu,Cahaya,Udara
Topografi, Garis lintang
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem
karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada
jenis-jenis organisme yang hanya dapat
hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem
secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga
merupakan unsur vital yang dibutuhkan
oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem
karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme.
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji; bagi hewan dan manusia,
air diperlukan sebagai air minum dan
sarana hidup lain, misalnya transportasi
bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan.
Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan
batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi
organisme.
Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup
didalamnya juga berbeda.
Tanah juga menyediakan unsur-unsur
penting bagi pertumbuhan organisme,
terutama tumbuhan.
e. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat menentukan jenis
organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang
berbeda akan menghasilkan kondisi
fisik dan kimia yang berbeda.
f. Udara/Angin
Angin selain berperan dalam
menentukan kelembapan juga
berperan dalam penyebaran biji
tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda
menunjukkan kondisi lingkungan
yang berbeda pula. Garis lintang
secara tak langsung menyebabkan
perbedaan distribusi organisme di
permukaan bumi.
Ada organisme yang mampu hidup
pada garis lintang tertentu saja.
Rantai Makanan (food chain)(III Reg)
KONSEP EKOSISTEM
Pengertian danKlasifikasi
Ekosistem (4.2)
• Ekosistem atau Sistem Ekologi = merupakan satuan
fungsional dasar dalam ekologi (A.G. Tansley, 1935), dimana
berbagai komunitas biotis (produsen, pagotroph, saprotroph),
faktor abiotis berinteraksi membentuk satuan tipe sistem
ekologi tertentu/
• Klasifikasi ekosistem ada berdasar komponen penyusun
(abiotik & biotik/biomassa), pola nutrisi (autotrop &
heterotrop), dan fungsional (rantai makanan, arus enerji, pola
keragaman waktu-ruang, perkembangan evolusi, kontrol
alami/cybernetics
• Komponen biomassa dalam ekosistem terdiri propdusen,
makrokonsumen/phagotroph-osmotroph, detritus (deterese=
merusak) sebagai hasil degradasi bahan organik/biota mati,
sedangkan abiotiknya t.a. komponen iklim, siklus
biogeokimia, materi organik (protein, lemak, karbohidrat)
73
Sejarah Ekosistem
• Karl Moblus (1887) menulis tetang komunitas organisme
sebagai ‘Biocoenosis’, lalu S.A.Forbes (1887) menulis
tentang danau sebagai suatu mikrosom, pada periode
1845 – 1903, tokoh V.V.Duckuchaef dan G.F. Morozof
(forest ecolog) memberikan pengertian ‘biocoenosis’,
yang kemudian berkembang jadi ‘geobiocoenoesis’.
Frieder Ichs (1930) memberikan pandangan tentang
‘holocoen’ sebagai satu keseluruhan yang sama, pad
abad ini istilah tersebut dikenal sebagai ‘holistik’, lalu
pada 1935 A.G. Tansley mengenalkan istilah ekosistem/
sistem ekologi, dan dilengkapi oleh Vernadsky (1944)
memberikan pandangannya tentang ‘bionert’.
• Pola nutrisi ekosistem terdiri atas: autrotoph (=produsen
BBO di alam via fotosintesis), dan heterotroph
(Wiegert-Owens, 1970) yaitu Biophage (makan biota
lainnya) dan Saprophage (makan bahan organik/biota
mati)
Ciri & sifat Ekosistem (1) (4,2)
• Ekosistem tidak bersifat lestari (= tetap/ tidak
berubah), karena ada dinamika perubahan secara
terus menerus dalam mekanisme ‘homeostastis
lingkungan’, dan memiliki kemampuan daya lenting
(bila mendapat tekanan ektern mampu kembali
keseimbangan semula) dan daya dukung lingkungan
(= DDL / carriying capasity), yang keseluruhannya
bekerja secara holistik.
• Food chains & food web melakukan mekanisme
perputaran saling makan-memakan (prey predator)
yang menjadikan adanya stabilitas keseimbangan
ekosistem, dan bila matarantai terputus (ada
pencemaran & kerusakan lingkungan), maka
keseimbangan jadi labil dan ekosistem menjadi rusak
(renewable & non-renewable), walaupun ekosistem
memiliki ‘self purification’ (kemampuan untuk
memulihkan diri seperti keadaan semula) tapi tetap
Ciri & sifat Ekosistem (2)
• Kemampuan homeostatis ekosistem harus terpelihara, karena
bila batasannya terlampaui oleh aktivitas manusia, ada
kecenderungan terjadi gangguan ekosistem pencemaran
lingkungan kerusakan lingkungan tak terbalikkan
• Struktur ekosistem alami yang komplex dan rumit, mampu
memelihara dan mengatur dirinya, dengan sistem pengaturan
& pengendalian alami/ cybernetics. Fungsi keteraturan dalam
proses ekologis alami juga menjaga keseimbangan lingkungan
tetap terjaga.
• Struktur ekosistem akan tetap bertahan terhadap tekanan
perubahan, sesuai kemampuannya, agar tetap berada dalam
keadaan seimbang atau homeostatis (homeo= sama;
statis=berdiri)
• Keseimbangan Ekosistem alami (hutan, tanah, air) dengan
ekosistem binaan (kota, kawasan industri, transportasi,
pemukiman, RTH dsb), menjadikan transfer materi & aliran
enerji menjadi berubah bentuk dan fungsinya, sehingga bahan
polutan ekopsistem binaan memberikan kontribusi perubahan
gas atmosfer dengan dampak ikutannya
Ciri & sifat Ekosistem (3)
Sun
unsur kimiawi
CO 2, O2, mineral
panas
panas
Mikrokonsumen panas
Dekomposer ________________________________Produsen/
(bakteri, fungi) _ autotrof
panas panas
makrokonsumen
Herbivora, karnivora, omnivora)
Ciri & sifat Ekosistem (4)
• Proses alami ekosistem berada dalam lingkup biosfer, yang di ‘selimuti’ gas
atmosfer yang mencegah fluktuasi suhu di lapisan biosfer bumi, dan kadar
gas atmosfer relatif konstan , dan kandungan unsur N 2 (78,08 %), O 2
(20,94 %), CO 2 (0,03 %) dll.
• Gas atmosfer merupakan sumber utama bagi kehidupan bumi, melalui
proses biogeokimiawi (proses fotosintesis-respirasi atau metabolisme
lingkungan), penyebaran panas /transfer enerji-kalor, sinar
matahari/spektrum-radiasi cahaya, iklim global/ cuaca lokal dsb.
• Colinvaux (1973): sistem peredaran-daur hara tertutup pada
pohon hutan tropika. Hara yang dilepas dalam dekomposisi
segera diambil jaringan halus bulu akar & mikroba, dan ‘gudang
hara’ hutan adalah pohon itu sendiri. Sistem daur hara sangat
efisien, dan kehilangan hara bersama aliran air tanah sedikit,
karena segera ditutup oleh hara baru (dari air hujan & pelapukan
batuan). Oleh karena itu sistem pertanian dengan membuka
hutan akan merusak daur hara tertutup tersebut, dan potensi
kehilangan hara bersama aliran air akan besar
78
Faktor ekologis Pohon
• Sebuah pohon memiliki efek ekologis yang ditunjukkan oleh
tajuk daun lebat yang dapat memecahkan butiran curah hujan
hingga enerji potensialnya menjadi kecil, air jatuh ke tanah
melalui aliran air pohon dan tetesan butiran kecil di bawah
tajuk, hingga waktu mengenai muka tanah kekuatannya (Epot=
mgh) telah mengecil
• Air dari curah hujan yang mengalir di muka tanah melanjutkan
transfer enerji hujan tadi dengan mengalir ke bawah dengan
kekuatan enerji kinetis (Ekin= 0,5 m.V) yang kecepatan
aliran tergantung slope lahan dan besarnya enerji potensial air
hujan (aliran batang & tetesan bawah tajuk) yang mengenai
muka tanah akan mengurangi daya erosivitas muka tanah,
selain dapat di hambat oleh vegetasi rendah penutup tanah
79
EkologiUmum-ALB 80
Satuan Ekosistem di Indonesia
• Ekosistem tropika di Indonesia terdiri dari bioma: hutan
hujan, (HH tanah kering & HH tanah rawa), hutan musim,
savana, dan padang rumput (PR iklim basah & PR iklim
kering)
• Ciri Utama hutan hujan tropika: selalu basah-kering tengah
tahun, c.h/th 1300-7100 mm, elevasi 1000-4500 m dpl (HH
tanah kering- ada 13 jenis) dan <5 - < 100 m dpl (HH tanah
rawa- ada 5 jenis)
• Ciri utama hutan musim: ada 2 jenis HM selalu hijau & HM
gugur daun, sangat kering tengah tahun, c.h 700-2900 mm/th,
elevasi <800 - < 1200 m dpl
• Ciri savana : basah sd sangat kering tengah tahun, c.h 700-
7100 mm/th, elevasi < 800 m dpl (sabana pohon & palm) &
1500-2400 m dpl (sabana Casuarina)
• Ciri padang rumput: basah sd sangat kering tengah tahun,
c.h. 700-7100 m dpl, elevasi < 100 - >4500 m dpl (iklim
basah),dan < 900 m dpl (iklim kering)
81
EkologiUmum-ALB 82
EkologiUmum-ALB 83
84
85
86
Komponen Penyusun Dan Macam
Ekosistem (lanjutan) (5.2)
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks
dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada
bermacam-macam ekosistem.
1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem
tersusun atas komponen Komponen autotrof;
Komponen heterotrof; Komponen abiotik ;
Komponen dekomposer.
a.Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos =
menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan
sendiri yang berupa bahan organik dari
bahan anorganik dengan bantuan energi
seperti matahari dan kimia ( Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen,
contohnya tumbuh-tumbuhan hijau).
b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan
organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan
organisme lain. Heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan
mikroba.
c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari
tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium
atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan
tempat hidup.
d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan
organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks).
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut
dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Termasuk pengurai adalah bakteri dan jamur.
2. Macam-macam Ekosistem
a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan
fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak
geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat
dibedakan menjadi 5 bioma, yaitu :
1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika
(sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang
rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan
rendah (25 cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa
mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi,
sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa
mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam
sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun
berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula
tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya
kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang
hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak
gurun, dan kalajengking.
2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah
tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang
lebih 25-30 cm/ tahun dan hujan turun tidak teratur.
Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air)
cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna
(herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa,
anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga,
tikus dan ular
3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm/tahun. Species
pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan
yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama
antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tingi dan berdaun lebat
hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi
perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari.
Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari
sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan
khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit.
Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau,
dan burung hantu.
4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah
beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata
sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang
mengalami empat musim (dingin, semi,
panas, dan gugur).
Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak
terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa,
beruang, rubah, bajing, burung pelatuk,
dan rakoon (sebangsa luwak).
5. Bioma Taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi
sebelah utara dan di pegunungan daerah
tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin
rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti
konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan
tumbuhan basah sedikit sekali.
Hewannya antara lain moose, beruang
hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain
variasi suhu tidak menyolok, penetrasi
cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim
dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak adalah jenis ganggang,
sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir
semua filum hewan terdapat dalam air tawar.
Organisme yang hidup di air tawar pada
umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah
adaptasi tumbuhan dan adaptasi hewan.
Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar
biasanya bersel satu dan dinding selnya
kuat seperti beberapa alga biru dan alga
hijau. Air masuk ke dalam sel hingga
maksimum dan akan berhenti sendiri.
Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai
(Nymphaea gigantea), mempunyai akar
jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan
rendah yang hidup di habitat air, tekanan
osmosisnya sama dengan tekanan
osmosis lingkungan atau isotonis.
Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan
hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang
kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar,
misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis
melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan
air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan
pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan
habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat
berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi
autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu
karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme
yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan :
a. Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya
melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan
air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga
air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang
melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain,
misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau
hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau
bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Contoh ekosistem air tawar adalah danau/rawa
dan sungai
1. Danau/rawa
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai
dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi; terdapat
pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang
dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut
daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut
daerah afotik. Terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau
termoklin, memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin
di dasar.
Berdasarkan Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai
dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi, danau dibagi menjadi 4 daerah
( Daerah litoral ; Daerah limnetik; Daerah profundal; Daerah bentik
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus
dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya
merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat
ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang
yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga,
krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan
ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan
di danau.
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
TERJAGA KARENA:
• KESEIMBANGAN INTERAKSI ANTAR KOMPONEN
DINAMIS
• TRANSFER MATERI DAN ENERGI
• KEMAMPUAN MENAHAN BERBAGAI PERUBAHAN DALAM SISTEM
Perkembangan Ekosistem
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu
antarorganisme dalam habitat yang sama yang
bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan
kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya :
antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).
Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.
Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.
Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu
dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang
berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup pada
organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
Contoh : Plasmodium dengan manusia, Taeniasaginata
dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua
organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan
bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu
spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan.
Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Konsumen tkt II
(karnivora)
Konsumen tkt I
(herbivora)
Produsen
(autotrop)
Jaring makanan
matahari
produsen konsumen
materi pengurai
Siklus C (karbon) dalam bentuk CO2
R
PR karbohidrat E
O S
C CO2 fotosintesis D P
US lemak I CO2
EN R
protein A
S
I
Bagan Aliran Energi
dipancarkan kembali
Energi
matahari
energi yang
dipantulkan
pengurai
pengurai