Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME JURNAL

MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN PROYEK

Disusun Oleh:
Dhica Dhamara
NIM. 26040121130063

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Jusup Suprijanto DEA
NIP. 195901251987031001

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
Aplikasi Pakan Alami dan Buatan pada Pemeliharaan Larva Udang
Vanname (Litopenaeus vannamei)

Pendahuluan
Produksi udang vanname terus berkembang pesat, didukung oleh hatchery yang
mampu menyediakan benih berkualitas dan bebas patogen, dapat dibudidayakan dalam
kepadatan tinggi. Udang vanname memiliki keunggulan, seperti pertumbuhan cepat,
ketahanan terhadap penyakit, dan kelangsungan hidup tinggi. Meskipun upaya peningkatan
produksi melibatkan penambahan benur, kualitas benur pada tahap larva, terutama zoea
hingga mysis, masih menjadi kendala utama dengan tingkat kematian mencapai 90%.
Nuntung et al. (2018) menyatakan bahwa awalnya, budidaya udang vaname dimulai di Jawa
Timur, dan para petambak di daerah tersebut sangat antusias dalam mengembangkan usaha
ini. Sebanyak 90% dari petambak di Jawa Timur beralih dari budidaya udang lainnya ke
udang vaname. Dengan semakin populernya budidaya udang vaname, pentingnya pasokan
benur yang berkelanjutan dan berkualitas menjadi lebih menonjol. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas budidaya udang vaname. Keberhasilan budidaya udang sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan benih yang memiliki kualitas baik secara genetik maupun
morfologis. Salah satu faktor penting adalah karakter morfologi yang mencakup
perkembangan larva yang optimal dan ciri-ciri morfologi yang baik.
Ketersediaan pakan alami (fitoplankton dan zooplankton) dan buatan (komersil)
sangat penting pada tahap awal perkembangan larva udang vanname untuk mendukung
pertumbuhan optimal. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan pakan alami
dan buatan selama pemeliharaan larva udang vanname, terkait dengan pertumbuhan dan
kelangsungan hidup. Informasi hasil penelitian diharapkan dapat menjadi panduan teknis
untuk meningkatkan penggunaan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat, sehingga
menghasilkan larva udang vanname yang berkualitas tinggi. Hal-hal penting yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan jenis pakan bagi larva adalah mudah dicerna, memiliki
ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva, bergerak lambat sehingga mudah ditangkap
larva, mudah dalam penggandaannya, pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat dan
tidak menghasilkan racun atau zat lain yang dapat membahayakan kehidupan larva, serta
memiliki nilai gizi tinggi yang baik untuk larva (Darosman et al., 2019).
Metode
Pengumpulan data dalam penelitian ini mengikuti metode yang diuraikan oleh Azwar
(2010), mencakup data primer yang diperoleh melalui partisipasi aktif dan observasi
lapangan, serta data sekunder yang dikumpulkan melalui studi pustaka. Penelitian ini
melibatkan empat tahap kegiatan, dimulai dari persiapan media pemeliharaan, penebaran
nauplii, manajemen pakan, hingga pemantauan pemeliharaan larva. Nauplii yang digunakan,
sebanyak 2.000.000 ekor, menjalani karantina dan aklimatisasi sebelum dipelihara untuk
memastikan kesehatannya. Wadah pemeliharaan menggunakan bak beton berkapasitas 14 ton,
dilengkapi sistem filtrasi, dan melakukan pergantian air secara flowtrough dan sirkulasi.
Pakan terdiri dari pakan alami seperti Chaetoceros muelleri, Thalassiosira sp., dan
Artemia sp., serta pakan buatan sesuai kebutuhan nutrien dan bukaan mulut pada setiap stadia
larva udang vanname. Aplikasi pakan alami dan buatan disesuaikan dengan perkembangan
larva selama pemeliharaan. Selanjutnya, data aplikasi pakan dikaitkan dengan perkembangan
larva yang diamati setiap hari dari nauplii hingga post larva-10, untuk memastikan
kelangsungan hidup dan perkembangan larva. Data yang terkumpul dianalisis secara
deskriptif eksploratif, dengan fokus pada siklus produksi dan perkembangan harian larva dari
stadia nauplii hingga stadia post larva-10.

Pembahasan
Persiapan untuk memelihara larva udang vannamei melibatkan beberapa tahapan
penting dalam penanganan media dan air. Tahapan pertama adalah mencuci bak pemeliharaan
tahap pertama untuk menghilangkan sisa kotoran dari siklus sebelumnya. Sterilisasi pipa air
laut dan peralatan produksi dilakukan untuk membunuh mikroorganisme yang tidak
diinginkan. Fumigasi dan pencucian bak tahap kedua membantu menghilangkan bakteri dan
mikroorganisme di ruang pemeliharaan. Namun menurut Dadiono et al (2022), pengobatan
serangan bakteri dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik atau obat kimia non-antibiotik,
akan tetapi pemberian antibiotik mempunyai efek samping yang buruk. Untuk penyediaan air
media pemeliharaan, air tawar dan air laut diolah dengan menggunakan sistem filtrasi untuk
sterilisasi. Nauplii, yang merupakan tahap awal larva, ditebarkan setelah melalui karantina
dan aklimatisasi. Proses manajemen pakan melibatkan pemberian pakan alami seperti alga
Chaetoceros muelleri dan Thalassiosira sp., serta Artemia sp. sebagai pakan zooplankton.
Hal ini didukung oleh pendapat Satyani et al. (2006), nauplii yang ukuran lebih besar susah
untuk dapat ditelan, sehingga pada waktu larva umur masih sangat muda (kurang dari 6 hari)
pakan artemia banyak yang tidak termakan. Artemia yang tak termakan akan mati di air tawar
sehingga menimbulkan kotoran di dasar wadah. Pakan buatan dalam bentuk serbuk juga
diberikan sesuai kebutuhan nutrisi larva. Selama pemeliharaan larva, perkembangan dan
kelangsungan hidupnya diamati secara seksama. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa larva
berkembang dengan baik, dan kelangsungan hidupnya optimal, didukung oleh pemberian
pakan yang tepat. Pengelolaan kualitas air juga menjadi fokus penting untuk mendukung
pertumbuhan larva udang.
Pertumbuhan larva udang vaname (Litopenaeus vannamei) sangat dipengaruhi oleh
pakan. Pemberian pakan yang sesuai kebutuhan akan memacu pertumbuhan dan
perkembangan udang vaname secara optimal sehingga produktivitasnya dapat ditingkatkan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan performa pertumbuhan larva udang vaname
adalah dengan melakukan pengkayaan terhadap Artemia sp. dengan sel diatom. Pengkayaan
ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrisi pada Artemia sp. (Perdana et al., 2021).
Berdasarkan informasi yang diberikan, seperti pemberian pakan yang tepat,
manajemen air yang baik, serta pemantauan dan pengamatan perkembangan larva yang
positif, proyek pemeliharaan larva udang vaname dengan pengkayaan Artemia sp.
menggunakan sel diatom dapat dianggap layak untuk dijalankan. Namun, diperlukan evaluasi
kelayakan yang lebih mendalam, terutama dari segi ekonomi, teknis, dan lingkungan, untuk
memastikan keberlanjutan dan keberhasilan proyek secara menyeluruh.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pakan alami dan
buatan dalam pemeliharaan larva udang vaname memiliki dampak positif terhadap
perkembangan larva dan tingkat kelangsungan hidup mereka. Pengamatan perkembangan
larva udang vaname menunjukkan bahwa mereka tumbuh dengan normal pada setiap tahap
perkembangan. Selain itu, tingkat kelangsungan hidup udang vaname hingga akhir masa
pemeliharaan mencapai 60%, menunjukkan keberhasilan dalam menjaga kelangsungan hidup
mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Aonullah, A. A., & Manida, A. (2022). Aplikasi Pakan Alami Dan Buatan Pada Pemeliharaan
Larva Udang Vanname (Litopenaeus Vannamei) Di Hatchery Pt. Suri Tani Pemuka
Unit Hatchery Negara, Bali. Jurnal Penelitian Chanos Chanos, 20(2), 105-115.

Dadiono, M. S., Suryawinata, I., & Kusuma, R. O. (2022). Pengelolaan Pakan dan
Pengendalian Penyakit Larva Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis). Jurnal
Biogenerasi, 7(1), 80-84.

Darosman, T. C., Muhammadar, A. A., & Satria, S. (2019). Pengkayaan Rotifera (Brachionus
plicatilis) dengan Chlorella sp. Untuk Pakan Larva Ikan Kakap Putih (Lates
calcarifer). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah, 4(2).

Nuntung, S., Idris, A. P. S., & Wahidah, W. (2018, July). Teknik Pemeliharaan Larva Udang
Vaname (Litopenaeus vannamei Bonne) Di PT Central Pertiwi Bahari Rembang,
Jawa Tengah. In Prosiding Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Vol. 1, pp. 137-143).

Perdana, P. A., Lumbessy, S. Y., & Setyono, B. D. H. (2021). Pengkayaan Pakan Alami
Artemia sp. dengan Chaetoceros sp. pada Budidaya Post Larva Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei). Journal of Marine Research, 10(2), 252-258.

Satyani, D., S. Subandiyah, dan J. Slembrouck. 2006b. Penelitian pakan alami awal dan
perkembangan larva botia (Chromobotia macracanthus). Seminar Nasional Tahun III
Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas
Pertanian. UGM, Yogyakarta. p. 260—265.

Anda mungkin juga menyukai