PENDAHULUAN
kegiatan ekspor udang vaname. Ketersediaan benih udang merupakan hal penting
dalam rantai produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat
pada masalah rendahnya kualitas benur karena pemberian pakan yang tidak
sesuai, baik jenis, ukuran maupun kandungan nutrisinya (Panjaitan dan Suryati A,
2014).
udang yang berkualitas, memerlukan komposisi pakan alami yang cukup dan
larva udang. Sampai saat ini, peran pakan alami belum dapat digantikan oleh
pakan buatan. Lebih lanjut Rifai et al., (2015) mengemukakan bahwa keunggulan
pakan alami terletak pada kandungan gizinya yang lengkap, tidak mencemari
media budidaya, memiliki ukuran relatif kecil sehingga sesuai dengan bukaan
mulut larva, mudah diperoleh dan lebih murah jika dibandingkan dengan pakan
buatan.
Selain itu faktor lain yang diduga mempengaruhi sintasan larva menjadi
lebih baik adalah ukuran ukuran dari mikroalga yang diberikan sehingga lebih
mudah ditangkap pada stadia larva yang lebih lanjut (Rebekah, 2009). Jenis
fitoplankton yang dapat digunakan sebagai pakan larva udang vaname yaitu
Thalassiosira sp. dan S. costatum, selain karena memiliki kandungan nutrisi yang
dibutuhkan untuk larva udang vaname, ukuran yang sesuai bukaan mulut larva,
tidak mencemari media hidup larva, juga waktu yang dibutuhkan untuk proses
ordo Centrales berbentuk panjang dengan filamen berantai dan valve berdempet,
berisi banyak kloroplas kecil dan sebuah vakuola yang besar (Kurniawan 2006).
dijadikan pakan alami bagi larva udang vaname. Costard et al., (2012)
seperti jumlah asam lemak tak jenuh (PUFA) sebanyak hamper dua kali lipat bila
exponensial.
costatum. Fitoplankton ini diketahui juga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi
dan ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva udang terutama stadia nauplii
sampai mysis (Hutabarat dan Herawati, 2015). Keunggulan lain dari S. costatum
adalah memiliki enzim autolisis sendiri sehingga mudah dicerna oleh larva dan
juga dapat berfungsi sebagai vitamin A yang dapat membantu fungsi penglihatan,
dapat memberikan nilai nutrisi yang lebih tinggi daripada penggunaan satu jenis
fitoplankton sebagai pakan alami larva. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam
yang tinggi diduga karena memiliki ukuran sel yang berbeda dan nilai nutrisi yang
fitoplankton lebih dari satu jenis pada kondisi lingkungan yang layak dapat
meningkatkan pertumbuhan dan sintasan larva udang vaname yang lebih tinggi
kuantitas yang lebih baik bagi pemeliharaan lanjutan atau usaha pembesaran
udang vaname.
sintasan (Survival Rate/SR) larva udang vaname, dan pertumbuhan (growth rate)
sintasan (Survival Rate/SR) larva udang vaname, dan pertumbuhan (growth rate)
udang vaname, dan pertumbuhan (growth rate) larva udang vaname baik secara
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sudrajat dan Achmad (2015), tata nama udang vaname menurut
Kingdom : Animalia
Filum : Artrhopoda
Kelas : Crustacea
Kelas : Malascostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
dua pasang maxillae. Kepala udang vaname juga dilengkapi dengan tiga pasang
maxillipied dan lima pasang kaki berjalan (periopoda) atau kaki sepuluh
ada yang berbentuk capit (kaki ke-1, ke-2, dan ke-3) dan tanpa capit (kaki ke-
4dan ke-5). Di antara coxa dan dactylus, terdapat ruang berturut-turut disebut
basis, ischium, merus, carpus, dan cropus. Pada bagian ischium terdapat duri yang
(Masito, 2010).
oviduk, lubang genital, dan thelycum. Oogonia diproduksi secara mitosis dari
sel folikel. Oosit yang dihasilkan akan menyerap material kuning telur (egg yolk)
Organ reproduksi utama dari udang jantan adalah testes, vasa derefensia,
petasma, dan apendiks maskulina. Sperma udang memiliki nukleus yang tidak
terkondensasi dan bersifat nonmotil karena tidak memiliki flagela. Sperma yang
Udang vaname adalah salah satu spesies udang unggul yang sejak tahun
vannamei adalah udang asli dari perairan Amerika Latin yang kondisi iklimnya
subtropis. Udang vaname bersifat nocturnal, yaitu aktif mencari makan pada
malam hari. Menurut Ubaidillah (2016) menyatakan bahwa udang vaname hidup
di habitat laut tropis dimana suhu air biasanya lebih dari 20°C sepanjang tahun.
Hidup di kedalaman 10-45 m, dan lebih suka dasar yang lembut dengan campuran
postlarva, dan juvenil. Pada stadium juvenil telah tiba di daerah pesisir
Adapaun tahap perkembangan larva udang vaname dapat dilihat pada Tabel 1.
dasar perairan dengan tingkat intensitas matahari yang relatif rendah indera
Udangbiasanya tertarik dengan sumber makanan yang berbau relatif amis dan
bersifat fluktuatif terutama dalam hal yang menyangkut umur, jenis makanan
dannafsu makannya. Udang pada usia tebar (benur) cenderung tergantung pada
pakanalami yang berupa zooplankton dan organisme renik lainnya yang tersedia
didalam perairan. Pada udang yang sedang yang mengalami proses moulting
selesai nafsu makan udang akan meningkat kembali dan cenderung rakus (Masito,
2010).
dan food habit adalah organ pencernaan udang yang memiliki karakteristik
dibandingkan dengan organisme lainnya, karena melalui organ ini dapat dipantau
(2014) organ pencernaan udang secara garis besar terbagi atas dua bagian yaitu:
Usus yang terletak di bagian punggung bagian atas dan sangat jelas terlihatlewat
pengamatan visual. Melalui usus udang dapat diidentifikasi nafsu makan, tingkat
ini merupakan pusat dari pencernaan udang dan terletak di bagian kepala dan pada
visual dari hepathopanchreas dapat diidentifikasi kondisi dan kualitas udang yang
terkait dengan nafsu makannya. Pada kasus-kasus tertentu organ ini dapat pula
udang.
berikut:
Devision : Thallophyta
Class : Bacillariophyceae
Order : Centrales
Family : Coscinodisceae
Genus : Thallasiosira
kelompok mikroalga ini berwarna kuning sampai coklat yang biasa disebut
dengan diatom. Diatom berupa mikroalga seluler ini, dapat membentuk koloni
yang dinding selnya mengandung silika dan terdiri dari dua valva. Bentuknya ada
Thallasiosira sp. tidak tenggelam dan selnya selalu mengapung di perairan. Ciri–
ciri dari Thallasiosira sp. adalah permukaan katup datar, terdapat fultoportulae di
dekat pusat katup, memiliki dua katup yang dibatasi oleh duri–duri dan pada
Thallasiosira sp. merupakan salah satu jenis diatom, seperti halnya diatom
dan anatomi dinding selnya yang tersusun dari silika menyebabkannya dapat
tersimpan dalam kurun waktu yang lama didalam sedimen. Diatom yang termasuk
kedalam ordo Centrales ini berbentuk panjang dengan filamen berantai dan valve
berdempet, berisi banyak kloroplas kecil dan sebuah vakuola yang besar
yang diantaranya:
c) Thalus disebut frustule yang terdiri dari valvei (atas) dan gridle (bawah)
isogami.
Adapun spesies Thallasiosira sp. yang sudah dikenal hingga saat ini
menjadi frustul diatom baru (sel baru) dan kelak sel baru tersebut membelah lagi
lebih kecil, sampai batas tertentu sehingga sel terkecil tadi tidak mampu
membelah lagi (secara alami). Fase pembelahan terakhir (frustul terkecil) sel
cangkang, demikian pula halnya dengan frustul terkecil lainnya juga membentuk
auxospora. Dua auxospora dapat menyatu (bergabung menjadi satu) dan mereka
sigma sigmoid yang terdiri dari empat fase yaitu fase linier (adaptasi),
1) Fase Adaptasi Pada fase ini sel mikroalga beradaptasi dengan medium dan
lingkungan kulturnya seperti suhu, salinitas dan pH. Lama tidaknya fase ini
mikroalga terjadi pada fase ini. Fase ini diawali dari pembelahan sel dengan
laju pertumbuhan yang tetap dan terlihat dalam kondisi yang sangat optimal.
stasioner, artinya pembelahan sel dan kematian sel seimbang. Fase ini
(Armanda, 2013).
4) Fase Kematian Pada fase ini, penurunan jumlah sel lebih besar daripada pada
fase stasioner. Penurunan jumlah sel ini karena seluruh sel secara alami
(Armanda, 2013).
adalah protein, karbohidrat, lipid atau lemak, vitamin dan mineral yang
membentuk hingga 90– 95% berat kering dari suatu sel fitoplankton. Fitoplankton
dari jenis berbeda memiliki kandungan nutrisi yang berbeda pula. Gisella et al
sekitar 11,8% dari berat keringnya. Jenis fitoplankton ini adalah salah satu jenis
pakan alami yang direkomendasikan untuk diberikan sebagai pakan alami karena
dikandungnya memenuhi syarat bagi pertumbuhan larva udang vaname dan jenis
crustacea lainnya.
Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) melalui proses fotosintesis dan
dimanfaatkan oleh larva udang sebagai sumber energi namun tidak dalam jumlah
2007). Lemak berperan sebagai sumber energi yang mempunyai nilai tinggi
dibandingkan protein dan karbohidrat, selain itu lemak juga berperan sebgai
pelarut beberapa vitamin. Meskipun dalam jumlah yang sedikit, vitamin dan
mineral sangat dibutuhkan larva karena mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai
Kingdom : Plantae
Divisi : Bacillariophyta
Class : Bacillariophyceae
Genus : Skeletonema
bersel tunggal dan ukuran sel berkisar antara 4-15 µm. Sel diatom memiliki ciri
khas yaitu dinding selnya terdiri dari dua bagian seperti cawan petri. Dinding sel
atas yang disebut epiteka saling menutupi dinding sel bagian bawah yang disebut
hipoteka pada masing-masing tepinya. Pada setiap sel dipenuhi oleh sitoplasma.
yang berfungsi sebagai penghubung pada frustula yang satu dengan yang lain
sehingga membentuk filamen (Haryati, 2001). Pada bagian epiteka terdiri dari
keemasan. Sel berbentuk seperti kotak dengan sitoplasma yang memenuhi sel dan
tidak memiliki alat gerak. Adapun bentuk sel Skeletonema costatum dapat dilihat
dengan pembelahan sel. Pembelahan sel yang terjadi berulang-ulang ini akan
generasi tertentu. Apabila ukuran sel sudah dibawah tujuh mikron, secara
reproduksi tidak lagi secara aseksual, akan tetapi berganti menjadi seksual dengan
hipoteka baru dan tumbuh menjadi sel yang ukurannya membesar, kemudian
Kurniastuty, 1995). Dengan cara seperti ini memberikan hasil yang sangat baik
produksi dalam jumlah besar yang cepat jika kondisi untuk tumbuh
menyenangkan serta ukuran terbesar yang dicapai sel tunggal sebagai dari
Pada fase lag belum mengalami perubahan. Pada fase ini pertumbuhan
fitoplankton, seperti peningkatan kadar enzim dan metabolit yang terlibat dalam
Pertumbuhan sel mulai melambat ketika nutrien, cahaya, pH, CO2 atau faktor
4) Fase stasioner Pada fase keempat faktor pembatas dan tingkat pertumbuhan
konstan.
5) Fase kematian Pada fase kematian, kualitas air memburuk dan nutrient habis
Kepadatan sel menurun dengan cepat karena laju kematian fitoplankton lebih
mampu tumbuh pada kisaran suhu 3ºC-30ºC. Untuk pertumbuhan optimal, alga ini
membutuhkan kisaran suhu antara 25ºC-27ºC. Pada kisaran suhu 15ºC-34ºC, alga
ini masih dapat tumbuh dengan baik. Alga ini juga bersifat euryhaline hidup di
osmose dan pH air, yang bisa jadi memacu atau menghambat pertumbuhan (Fogg
and Thake, 1987). Salinitas optimal untuk pertumbuhannya adalah 25-29 ppt.
Pertumbuhan alga ini banyak dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Tumbuh optimal
pada intensitas 14 14 cahaya 5000 lux - 12.000 lux, akan tetapi pertumbuhannya
Sel yang padat dan dinding sel yang tipis sehingga mudah dicerna oleh larva
udang vaname. Skeletonema costatum mudah di tangkap oleh larva udang vaname
karena tidak bergerak, bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran mulut larva dan
saat dikultur pun tidak menghasilkan senyawa yang bersifat racun sehingga tidak
2,09 %, abu 44,37 %, dan kadar air 8,41% (BBPBAP Jepara, 2004).
dalam menyerap dan memantulkan cahaya radiasi reaktif yang berdampak pada
peningkatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva. Selain itu, karotenoid
juga dapat berfungsi sebagai vitamin A yang dapat membantu fungsi penglihatan,
METODE PENELITIAN
Hatchery Mustika Benur Kupa, Desa Kupa, Kec. Mallusetasi, Kab. Barru.
30L dengan tinggi air 10cm. Adapun peralatan yang digunakan yaitu selang dan
batu aerasi, gelas plastik, haemacytometer, kaca preparat, cover glass, mikroskop,
spoit. Adapun bahan yang digunakan yaitu nauplius udang vaname, Thallasiosira
diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi yang sebenarnya maupun
B3 A2 C2
C1 B2 A3
dengan cara membilas seluruh sisi styrofoam menggunakan air tawar agar bersih.
Setelah itu dikeringkan selama 1 hari. Kemudian air media pemeliharaan yang
ditebar pada pagi hari sekitar pukul 7, dengan padat tebar 5.000 ekor.
3.4.3 Manajemen Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan sore hari setelah penebaran. Hal ini bertujuan
pakan alami dilakukan 2 kali sehari yaitu pukul 08.00 dan pukul 16.00 dengan
haemacytometer.
hari dengan mengambil 20 ekor biota dari setiap ulangan media pemeliharaan
visual bertujuan untuk mengamati kondisi air berupa warna air, kotoran udang,
sisa pakan dan kepadatan alga serta kondisi larva berupa stadia larva, keaktifan
larva udang vaname. Untuk itu dilakukan monitoring kualitas air yang meliputi
suhu, salinitas, DO, pH, dan kepadatan plankton. Selain itu dilakukan pula
Nt
SR = x 100%
No
Sumber Setyono (2009)
Tingkat kelangsungan hidup dapat dihitung dengan menghitung jumlah biota yang
hidup pada akhir pemeliharaan atau pada saat panen dibagi dengan jumlah biota
Keterangan :
berupa suhu, salinitas, DO dan ph 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Analisis Data
Software System (SPSS Versi 16.0). Analisis digunakan pada parameter relative
maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Adapun parameter laju kematian dianalisis
secara deskriptif.
DAFTAR PUSTAKA
Amirna. 2013. Pemberian Selase Ikan Gabus pada Pakan buatan bagi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname pada stadia postlarva. Jurnal
minat Indinesia. Vol. 01. No. 1.
Junda , M., Hasrah., dan Yuli, H. 2012. Identifikasi genus fitoplankton pada salah
satu tambak udang di Desa Bontomate’ne Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep.
Jurnal Bionature.13 (2): 108-115.
:Potensi dan Pemanfaatannya untuk Produksi Bio Bahan Bakar. IPB Press. Bogor
Pangkalpinang
Lavens, P. and P. Sorgeloos. 1996. Manual on the Production and Use of Live
Food for Aquaculture. University of Ghent. Belgium. 295 p
Nuntung, Sakaria, Idris, Sari AP. 2018. Teknik Pemeliharaan Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) di PT. Central Pertiwi Bahari Rembang. Jawa Tengah.
Prosing Seminar. Vol.1,2018, ISSN:2622-0520