Penyakit ikan merupakan salah satu faktor penghambat yang signifikan dalam
kaki putih dan perdagangan, dan sampai saat ini penyakit selalu menjadi faktor
pembatas dalam budidaya sub-sektor perikanan. Kualitas air pada media menjadi
salah satu parameter yang sangat penting dalam budidaya dalam menghambat
penyebaran penyakit. Secara langsung salah satu dampak yang ditimbulkan dari
hampir sama dengan peluang usaha udang jenis lainnya, karena pada dasarnya
total amoniak serta bahan organik yang berlebih dalam media pemeliharaan
1.2 Tujuan
udang vannamei.
1.3 Manfaat
Morfologi dari udang dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian
merupakan bagian perut. Carapace adalah kulit chitin yang tebal berfungsi
maxillae merupakan bagian dari kepala udang vannamei. Kepala udang vannamei
dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan (periopod), periopod terdiri dari 2 pasang
uropod yang berbentuk kipas kipas (Elovaara, 2001 dalam Wulandari, 2020).
yang mana ketika dewasa hewan ini bertelur di laut lepas yang bersalinitas tinggi,
laut yang kedalamnya sekitar 70 meter, pada suhu air 26-28 oc dan salinitas 35 ppt.
Telur-telur yang berhasil terbuahi akan menyebar dalam air dan menetas menjadi
beberapa tahap metamorfosa. Diwilayah estuari yang subur dengan pakan alamia,
larva udang vannamei berkembang cepat sampai stadia juvenil dimana telah
terbentuk alat kelaminnya, namun tetapi tidak dapat matang telur karena masih
berada pada salinitas rendah sehingga udang akan melakukan migrasi kembali ke
tengah laut yang bersalinitas tinggi tempat udang tersebut masuk ke stadia
Udang vaname adalah jenis udang laut yang habitat aslinya didaerah dasar
Umumnya udang vaname bersifat bentis dan hidup pada permukaan dasar laut.
Habitat yang disukai oleh udang vaname adalah dasar laut yang biasanya
campuran lumpur dan pasir (Haliman dan Adijaya, 2006 dalam Tobing, 2019)
Daerah penyebaran alami udang vannamei (Litopenaeus vennamei) ialah
pantai lautan pasifik sebelah barat Mexico, Amerika Tengan dan Amerika Selatan
dimana suhu air laut sekitar 200oC sepanjang tahun. Sekarang udang vannamei
padat tebar yang tinggi serta pemberian pakan yang kseleuruhannya menggunakan
pakan buatan (Allsopp et al, 2008 dalam Tobing, 2019). Udang merupakan salah
satu jenis hewan nocturnal yang aktiv mencari makan pda malam hari (Toro dan
Pakan yang dikonsumsi udang akan diolah kemudia diserap oleh tubuh
(Wulandari, 2016).
Proses fisiologis dan tingkah laku udang terhadap ruang gerakanya sangat
yang terjadi secara bertahap, dimana proses ini sangat dipengaruhi oleh frekuansi
dan mengeraskan kulitnya sampai ganti kulit berikutnya udang tidak berubah
penyerapan garam dan pengeluaran air terjadi lebih intensif, pengerasan kulit
terjadi lebih sempurna karena chitin kurang larut dalam air garam. Energi yang
kurang tersedia dibarengi kulit yang lebih keras mengakibatkan udang biasanya
gagal ganti kulit akibatnya udang tumbuh lebih lambat pada air yang bersalinitas
yang hidup pada akhir periode pemeliharaan dan jumlah individu yang hidup pada
awal periode pemeliharaan dalam populasi yang sama. Faktor biotik dan abiotic
Tobing, 2019).
2.2. Probiotik
2.2.1. Pengertian Probiotik
dan antigen penyebab penyakit serta penghasil antibiotik alami, oleh karenanya
penggunaan probiotik ini dapat meningkatkan imunitas tubuh hewan dan juga
Beragam jenis bakteri namun tidak semua bakteri dapat digunakan sebagai
probiotik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bakteri agar dapat
memiliki peran yang baik diantaranya yaitu, bakteri pada genus Bacillus,
sebagai bakteri yang menguntungkan dan dapat hidup berasosiasi sebagai flora
normal pada organisme, baik di dalam maupun di luar tubuh (Feliatra et al., 2004
pakan, bakteri yang terdapat pada probiotik memiliki mekanisme dalam usus
dengan melepas beberapa enzim untuk pencernaan pakan seperti amilase, lipase
dan protease. Enzim tersebut yang akan membantu menghidrolisis nutrien pakan
dan penyerapan dalam saluran pencernaan ikan (Putra, 2010 dalam Kurniawan
dkk, 2016).
memperbaiki kualitas air, mampu meningkatkan daya tahan tubuh ikan serta
2009 dalam Suminti dan Ccilmawati, 2015). Beberapa hasil penelitian dilaporkan
bahwa isolasi bakteri dari kultur microalgae sebagai bakteri probiotik mampu
meningkatkan hasil kultur sel diatom, Chaetoceros gracilis (Suminto dan
Hirayama, 1996 dalam cilmawati, 2015). Isolasi 4 (empat) bakteri probiotik dari
usus udang dapat meningkatkan pertumbuha, daya cernak dan FCR udang
vaname, kultur masal sel bakteri probiotik dapat dilakukan dengan menggunakan
pembudidaya yang berada di Desa Torue, Kec Tolai, Kab Parigi Moutong,
Sulawesi Tengah. Udang yang digunakan berukuran 1-3 cm dengan kisaran bobot
plastik yang berisi air kemudian diberi oksigen. Transportasi udang dari Parigi ke
Alat yang digunakan dalam Praktek ini dapat dilihat pada tabel 3-1
Tabel 3-1. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan
No Alat Kegunaan
1 Ember wadah pemeliharaan udang
2 Blower Penyuplai oksigen
3 Timbangan analitik Mengukur bobot udang dan pakan
4 Seser (scop net) Mengambil udang
5 Ember Sebagai wadah mengangkat air
6 Mikropipet Mengukur volume probiotik
Sebagai instalasi penyuplai oksigen
7 Pipa dari blower dan selang menuju wadah
budidaya
3.2.3 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktek ini dapat dilihat pada table 3-2
No Bahan Kegunaan
1 Udang vannamei Organisme uji
2 Air laut Media pemeliharaan
3 Probiotik BSM Bahan uji
4 Pakan pelet Makanan bagi organisme uji
dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada jam 07.00, 12.00, dan 17.00.
Probiotik diberikan pada hari ke-4 setelah udang dimasukkan ke dalam wadah
Jenis probiotik yang digunakan yaitu probiotik Probiotik Boster sel multi
percobaan adalah 102 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan adalah probiotik
dengan dosis yang berbeda pada media pemeliharaan. Dosis probiotik yang
Tabel 3-2. Dosis probiotik yang digunakan dalam media pemeliharaan udang
kaki putih (Litopenaeus vannamei) pada masing-masing perlakuan.
Perlakuan Dosis
A 0 Ml BSM /20 L air media (kontrol)
B 0,25 mL BSM/20 L air media
C 0,25 mL BSM/20 L air media
D 0.38 mL BSM/20 L air media
E 0.5 mL BSM/20 L air media
3.4 Variabel Percobaan
W= Wt - Wo
Keterangan:
3.4.2 Sintasan
Nt
S= × 100%
N0
Keterangan:
Variabel kualitas air yang diamati terdiri dari suhu, pH, dan oksigen terlarut
dapat dilihat pada tabel 3-3.
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk table dan grafik dengan
menggunakan Microsoft Office Excel 2019 dan dianalisis secara deskriptif.