Anda di halaman 1dari 114

1 BAB 1 PENDAHULUAN

21.1 Latar Belakang

3 Permasalahan utama pada usaha akuakultur sistem intensif adalah

4penurunan kualitas air yang disebabkan oleh tingginya akumulasi limbah

5budidaya. Padat penebaran dan dosis pakan yang tinggi menyebabkan penurunan

6kualitas air dan berdampak pada akumulasi buangan metabolit dan sisa pakan

7(Sidik et al., 2002) yang tidak termakan dan mengendap di dasar kolam sehingga

8menyebabkan terbentuknya amonia (Pillay, 2004). Amonia terionisasi atau ion

9amonium (NH4+) tidak beracun, tetapi amonia tidak terionisasi (NH3) beracun bagi

10ikan (Downing & Merkens, 1955; Boyd, 1981 dalam Pillay, 2004). Kadar toksik

11NH3, untuk paparan jangka pendek biasanya berkisar antara 0,6 dan 2,0 mg/L

12(EIFAC, 1973 dalam Pillay, 2004). Menurut Masser et al. (1999), umumnya

13untuk mempertahankan kualitas air yang baik, volume air yang kaya nitrogen

14diganti dengan air baru sebanyak 5-10% setiap hari. Tetapi, Hu et al. (2015)

15menjelaskan bahwa hal tersebut hanya akan meningkatkan konsumsi air, dan air

16yang dibuang ke ekosistem akan menyebabkan eutrofikasi.

17 Akuaponik dapat mereduksi amonia dengan menyerap air limbah melalui

18akar tanaman (Widyastuti, 2008 dalam Dauhan et al., 2014) dan mengubah

19amonia menjadi nitrat melalui proses oksidasi (Hu et al., 2015). Tanaman dapat

20memberikan peran biofiltrasi dengan menyerap amonium, sedangkan bakteri

21nitrifikasi memberikan peran ganda dengan mengurangi konsentrasi amonia


2

22melalui oksidasi, dan mengkonversi amonia menjadi nitrat yang dibutuhkan

23tanaman (Tyson et al., 2011).

24 Tanaman yang digunakan dalam akuaponik sebaiknya memiliki nilai

25ekonomis, misal bayam merah, bayam hijau, selada, dan kangkung (Ratanannda,

262011). Menurut Perdana et al. (2015), tanaman kangkung dapat menyerap amonia

27sebanyak 0,387 mg/L per minggu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Endut et al.

28(2010) menunjukkan bahwa persentase penghapusan total amonia nitrogen (TAN)

29dan nitrit melebihi 50% pada sistem resirkulasi akuaponik yang menggunakan

30tanaman kangkung (Ipomea aquatica). Kepadatan 30 batang kangkung per

31rumpun dapat mengurangi konsentrasi amonia sebanyak 26,22 mg/L (Dauhan et

32al., 2014).

33 Ikan tilapia seperti ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki tingkat

34toleransi yang baik terhadap kondisi air yang berfluktuasi dan banyak

35diadaptasikan pada sistem resirkulasi, serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi

36(Diver, 2010), sehingga digunakan dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan

37untuk menilai efektivitas sistem akuaponik dalam mereduksi kadar amonia pada

38budidaya ikan nila, sehingga dapat mengurangi jumlah kadar amonia yang dapat

39menurunkan produktivitas budidaya.

40
411.2 Tujuan penelitian

42 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sistem akuaponik

43yang menggunakan jumlah rumpun tanaman kangkung (Ipomea aquatica)

44berbeda dalam menyerap amonia pada budidaya ikan nila (Orechromis niloticus).

45
3

461.3 Manfaat Penelitian

47 Manfaat penelitian ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai

48efektivitas sistem akuaponik dalam mengurangi limbah budidaya dan

49mempertahankan kualitas air guna mendukung pertumbuhan, dan kelangsungan

50hidup ikan yang dibudidaya. Penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan secara

51berkelanjutan, sehingga dapat mengurangi buangan limbah budidaya ke

52lingkungan dan diperoleh nilai tambah dari tanaman yang dipanen.

53
541.4 Hipotesis

55 Terdapat pengaruh perbedaan jumlah rumpun kangkung (Ipomea aquatica)

56pada sistem akuaponik dalam mereduksi amonia pada budidaya ikan nila

57(Oreochromis niloticus).
58 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

592.1 Deskripsi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

602.1.1 Taksonomi dan morfologi

61 Nama 'Tilapia' berasal dari kata suku pedalaman (Bushman) Afrika yang

62berarti 'ikan' (Trewavas, 1982). Tilapia mewakili sejumlah besar spesies ikan air

63tawar di dalam keluarga Cichlidae (Sayed, 2006). Menurut Kaufman dan Liem

64(1982) dalam Sayed (2006), keluarga Cichlidae adalah satu dari empat keluarga

65(Cichlidae, Embiotocidae, Pomacentridae dan Labridae) yang termasuk dalam

66subordo Labroidei.

67 Klasifikasi tilapia masih membingungkan dan menjadi subjek perubahan

68terus menerus. Hal ini terutama karena kesamaan dan tumpang tindih karakteristik

69morfologi mereka, dan juga karena fakta bahwa banyak spesies tilapia mengalami

70hibridisasi secara alami (Sayed, 2006). Pada awal tahun 1980an, dua klasifikasi

71ikan tilapia alternatif lainnya diajukan oleh Trewavas (Fishelson & Yaron, 1983

72dalam Sayed, 2006):

731. Klasifikasi pertama meliputi lima genera: Tilapia, Sarotherodon,

74 Oreochromis, Tristromella dan Danakilia.

752. Klasifikasi kedua hanya mencakup satu genus yaitu Tilapia, dengan tujuh

76 subgenera: Heterotilapia, Pelmatilapia, Sarotherodon, Oreochromis,

77 Nyasalapia, Alcolapia dan Neotilapia.

78 Semua revisi dan perubahan klasifikasi taksonomi tilapia tersebut tidak

79menghilangkan atau mengatasi kebingungan yang ada saat ini. Oleh karena itu,
5

80banyak ahli taksonomi dan peneliti masih lebih suka menggunakan klasifikasi

81lama untuk semua spesies ikan tilapia (Sayed, 2006). Secara umum klasifikasi

82ikan nila menurut Nelson dalam Ningrum (2012) adalah filum Chordata, sub

83filum Vertebrata, kelas Osteichtyes, ordo Perciformes, sub ordo Percoidei, family

84Cichilidae, genus Oreochromis, spesies Oreochromis niloticus.

85 Dorsal Spines

86 Caudal Spines

87
Pectoral Spines
88
Anal Spinies
89

90

91 Pelvic Spines

92
93Gambar 2-1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (dimodifikasi dari Popma &
94 Masser, 1999 dan Sayed, 2006)
95
96 Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang dapat memiliki panjang

97mencapai 30 cm. Ciri khusus pada ikan nila adalah adanya garis vertikal berwarna

98gelap pada sirip ekor sebanyak 6 buah. Pada sirip punggung dan dubur juga

99terdapat garis tersebut (Suyanto, 1994 dalam Ningrum, 2012). Ikan nila

100mempunyai sirip dorsal yang terdiri dari 15 tulang keras dan 10 tulang lunak, sirip

101ekor terdiri dari 2 tulang keras dan 15 tulang lunak, sirip ventral terdiri dari 1
6

102tulang keras dan 16 tulang lunak. Ikan nila juga mempunyai 2 lubang hidung dan

103mulut mengarah ke atas (Kottelat dan Whitten, 1993 dalam Ningrum, 2012).

1042.1.2 Habitat dan penyebaran

105 Tilapias adalah kelompok ikan air tawar yang berasal dari Afrika (tidak

106termasuk Madagaskar) dan dari Palestina (Lembah Yordan dan sungai pesisir).

107Pada habitat aslinya tilapia terbiasa hidup pada kondisi perairan yang berbeda-

108beda seperti, sungai permanen, sungai temporal (musiman), sungai dengan arus

109yang cepat, sungai tropis dan sub tropis (Philippart & Ruwet, 1982). Tilapia

110hampir ditemukan di seluruh Afrika, kecuali Pegunungan Atlas utara dan Afrika

111barat daya (McAndrew, 2000). Selain di Afrika, tilapia juga tersebar luas di

112Amerika Selatan dan Tengah, India bagian selatan, Sri Lanka dan Danau

113Kinneret, Israel (Gambar 2-2) (Philippart & Ruwet, 1982).

114 Semua spesies genus Sarotherodon, kecuali S. galilaeus, terbatas pada

115Afrika Barat. Sarotherodon galilaeus telah menyebar ke arah timur menuju

116Sungai Nil dan Danau Rift pertama. Sementara itu, genus Oreochromis menyebar

117secara luas di danau dan sungai Rift Valley dan sungai-sungai yang mengalir ke

118Samudra Hindia, namun jarang ditemukan di Afrika barat. Oreochromis niloticus

119dan Oreochromis aureus terdistribusi di wilayah Nilo Sudanian. Selain itu,

120O. niloticus menyebar ke arah timur Lembah Rift Etiopia dan telah bergerak ke

121selatan, menginvasi semua danau Rift barat (Danau Albert, Danau George, Danau

122Edward, Danau Kivu dan Danau Tanganyika) dan Danau Turkana di Lembah Rift

123timur. Spesies ini juga menyebar di Afrika tengah dan barat, melalui cekungan
124

125

126

127

128

129

130

131

132

133
134
135
136
137
138
139 Gambar 2-2. Introduksi tilapias (enam spesies utama) di luar Afrika (Philippart dan Ruwet, 1982)
140Chad dan Niger (Sayed, 2006). Tilapia telah diintroduksi ke berbagai negara di

141Asia, Eropa, Amerika, Australia dan Oceania. Penyebaran pertama nila di luar

142Afrika mungkin adalah introduksi yang tidak disengaja dari O. mossambicus ke

143pulau Jawa di Indonesia sebelum tahun 1939, di mana beberapa individu

144tertangkap di Sungai Serang (Atz, 1954 dalam Sayed, 2006). Spesies tersebut

145kemudian diintroduksi ke negara-negara lain di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

146Spesies tilapia lain yang sangat penting secara ekonomi, seperti O. niloticus,

147O. aureus, O. hornorum, S. galilaeus, T. zillii dan T. rendalli, juga telah

148diperkenalkan ke berbagai negara (Welcomme, 1988; Tan dan Tong, 1989 dalam

149Sayed, 2006).

150 Menurut Sayed (2006), introduksi tilapia baik di dalam maupun di luar

151Afrika berhasil karena adanya kekosongan ruang ekologi (empty ecological

152niches), adanya spesies pelengkap ekologis (ecologically complementary species)

153dan aklimatisasi yang baik (good aclimatization). Contoh keberhasilan introduksi

154tilapia diantaranya adalah introduksi T. rendalli dan O. macrochir ke Danau

155Lusiwashi (Zambia), O. niloticus ke danau Koki (Uganda), O. mossambicus di

156seluruh Asia Selatan dan Tenggara, beberapa negara Amerika Selatan, O.

157niloticus yang dimasukkan ke berbagai negara Asia Tenggara (Indonesia,

158Thailand, Bangladesh, Filipina), Tilapia dan Oreochromis yang diintroduksi di

159danau, waduk, sungai, bakau dan laguna dangkal di berbagai pulau di Pasifik

160Selatan dan Mikronesia dan T. zillii ke Madagaskar

161 Banyak kasus lainnya, introduksi spesies asing tidak berhasil, atau telah

162berhasil namun menimbulkan dampak ekologis negatif yang luar biasa, mulai dari
9

163penghancuran habitat dan hibridisasi dengan spesies endemik sampai hilangnya

164spesies asli. Misalnya, introduksi O. spilurus niger ke Danau Bunyoni (Uganda)

165dan O. esculentus ke Uganda adalah kegagalan total, sementara pengenalan

166O. niloticus berhasil, namun hibridisasi O. niloticus dengan dua spesies tilapia

167yang diperkenalkan lainnya terjadi (Lowe-McConnell, 1958 dalam Sayed, 2006).

168
1692.1.3 Pakan dan kebiasaan makan

170 Tilapia memakan berbagai macam pakan alami, termasuk plankton,

171beberapa makrofita air, avertebrata air berupa plankton dan bentos, larva ikan,

172detritus, dan bahan organik yang membusuk (Popma & Masser, 1999). Selama

173tahap larva, benih dan awal juvenil, pakan tilapia adalah invertebrata terutama

174krustasea (Bowen, 1982). Menurut Sayed (2006), fitoplankton merupakan pakan

175yang sering dikonsumsi pada tahap larva awal dari beberapa spesies ikan tilapia.

176 Tilapia dari genus Oreochromis seperti Oreochromis niloticus, O. aureus

177dan O. mossambicus bersifat mikrofag, dan pakan utamanya adalah fitoplankton,

178periphyton dan detritus. Spesies ini dapat secara efisien menelan sumber makanan

179melalui mekanisme 'filter-feeding' (Sayed, 2006). Bowen (1982), menyatakan

180bahwa tilapia yang mencari makan di zona pantai sering memakan alga, detritus

181dan bakteri, yang tidak dapat dibedakan dari bahan (material) yang menempel

182pada makrofita.

183 Ikan tilapia memiliki perut yang kecil dan perilaku makan yang terus-

184menerus, sehingga frekuensi pemberian pakan yang lebih sering akan sesuai untuk

185mereka. Jumlah dan frekuensi pemberian pakan pada ikan tilapia menurun seiring

186bertambahnya ukuran ikan. Selama fase larva, ikan membutuhkan pakan sekitar
10

18720-30% dari berat tubuh, yang dibagi dalam enam sampai delapan kali pemberian

188pakan. Benih ikan membutuhkan pakan sekitar 3-4% per berat badan yang

189diberikan tiga sampai empat kali sehari (Sayed, 2006). Tilapia budidaya dapat

190menerima (memanfaatkan) berbagai jenis bentuk pakan. Penerimaan ikan

191terhadap pakan yang diberikan dipengaruhi oleh ukuran, padat tebar, sistem

192budidaya dan ketersediaan pakan alami. Sebagai contoh, benih dan juvenil ikan

193nila (O. niloticus) yang dipelihara pada keramba jaring apung lebih merespon

194pakan yang dihaluskan dari pada pellet, sementara ikan yang lebih besar tumbuh

195lebih baik dengan pakan pellet (Guererro, 1980 dalam Sayed, 2006). Nila juga

196bisa mengonsumsi pelet mengambang dan tenggelam dengan sangat efisien. Pola

197makan dan efisiensi penggunaan pakan oleh ikan tilapia dapat mengalami

198perubahan secara diurnal dan musiman. Umumnya, nila makan secara intensif

199pada pagi hari dan sore hari, dan mengurangi makan pada siang dan malam hari

200(Sayed, 2006).

2012.1.4 Pertumbuhan dan kelangungan hidup

202 Pertumbuhan (growth) menurut (Soetjiningsih dan Ranuh, 2015 dalam

203Wahyunigsih, 2017) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu

204bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu.

205Pertumbuhan ikan didasarkan pada proses metabolisme, yaitu anabolisme yang

206berfungsi membangun molekul dan jaringan baru dan katabolisme yang berfungsi

207memecahkan molekul dan sel yang rusak (Enberg et al, 2008). Ada beberapa

208faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, yaitu faktor eksternal dan faktor

209internal. Faktor eksternal berhubungan dengan lingkungan yaitu kualitas kimia


11

210dan fisika air, bahan buangan metabolik dan ketersediaan pakan. Faktor internal

211meliputi keturunan, umur, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan untuk

212memanfaatkan makanan (Herper dan Prugnin, 1984; Huet, 1972 dalam Ningrum,

2132012).

214 Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu

215kualitas air, ikan budidaya dapat tumbuh pada kepadatan yang tinggi dengan

216diaerasi, akan tetapi ketika biomassa ikan semakin meningkat menyebabkan

217kualitas air menjadi faktor pembatas (Avnimelech, 2006), sehingga menyebabkan

218minat yang meningkat dalam menggunakan sistem resirkulasi (Naegel, 1977).

219Salah satu alternatif yang dapat diterapkan adalah menggunakan sistem

220akuaponik. Sistem akuaponik dikenal sebagai kombinasi budidaya ikan dengan

221tanaman hidroponik dalam sistem resirkulasi (Diver 2006).

222 Penelitian yang dilakukan oleh Putra et al. (2011) menunjukkan bahwa

223pemeliharaan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada sistem resirkulasi dengan

224menggunakan filter selada meningkatkan laju pertumbuhan harian dari 2,59%/hari

225menjadi 3,16%/hari dan kelangsungan hidup dari 70,67% menjadi 88%. Hasil

226penelitian Marlina dan Rakhmawati (2016) juga menunjukkan bahwa

227pertumbuhan O. niloticus pada sistem akuaponik yaitu 52,56 g, lebih tinggi

228dibanding dengan pertumbuhan ikan nila pada sistem resirkulasi tanpa akuaponik

229yang hanya mencapai 45,46 g.

230 Kelangsungan hidup merupakan jumlah persentase ikan yang hidup dari

231jumlah keseluruhan ikan yang dipelihara dalam suatu wadah (Effendie, 1978

232dalam Ningrum, 2012). Kematian ikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor
12

233antara lain pakan, predator, parasit, kondisi abiotik dan penangkapan (Nikolsky,

2341969 dalam Ningrum, 2012). Pada sistem akuaponik kelangsungan hidup ikan

235nila (Oreochromis niloticus) mencapai 93,67%, lebih tinggi dibandingkan sistem

236resirkulasi tanpa akuaponik yang hanya sebesar 92,50% (Marlina & Rakhmawati,

2372016)

2382.2 Sistem Akuaponik

2392.2.1 Prinsip sistem akuaponik

240 Akuaponik adalah penggabungan antara produksi intensif yang mendaur

241ulang limbah untuk mengkonservasi air (resirkulasi) dengan hidroponik untuk

242menggunakan limbah nutrisi dari akuakultur sebagai masukan terhadap

243pertumbuhan tanaman. Tanaman pada sistem akuaponik memulihkan sebagian

244besar nutrisi ini, sehingga mengurangi kebutuhan untuk membuang air ke

245lingkungan dan karena itu memperpanjang penggunaan air (yaitu dengan

246menghilangkan nutrisi terlarut melalui serapan tanaman, sehingga pergantian air

247dapat dikurangi) (Klinger & Naylor, 2012). Meminimalkan pertukaran air akan

248mengurangi biaya operasional pada sistem akuaponik (Rakocy, 2012).

249 Tanaman membutuhkan makronutrien (C, H, O, N, P, K, Ca, S dan Mg) dan

250mikronutrien (Fe, Cl, Mn, B, Zn, Cu dan Mo) untuk pertumbuhannya. Pada sistem

251hidroponik proporsi unsur-unsur ini terdistribusi dengan baik (Resh, 2012 dalam

252Goddek et al., 2015), dan ditambahkan ke media hidroponik dalam bentuk ion

253kecuali C, H, dan O, yang tersedia dari udara dan air. Pada sistem akuaponik,

254masukan hara bagi tanaman berasal dari tangki ikan yang mengandung limbah
13

255ikan yang kaya nutrisi terlarut (ekskresi gill, urin dan kotoran). Limbah ini terdiri

256dari senyawa organik terlarut dan padatan yang dilarutkan dalam bentuk ionik di

257dalam air dan diasimilasi oleh tanaman. Konsentrasi mikro dan makronutrien

258perlu dipantau untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman (Goddek et al.,

2592015). Secara berkala beberapa nutrisi perlu ditambahkan untuk menyesuaikan

260konsentrasinya, misalnya zat besi sering kekurangan pada limbah ikan (Rackocy,

2612004 dalam Goddek et al., 2015).

2622.2.2 Desain sistem akuaponik

263 Rancangan sistem akuaponik mencerminkan sistem resirkulasi pada

264umumnya, dengan penambahan komponen hidroponik dan kemungkinan

265penghilangan biofilter dan perangkat terpisah (fraksionator busa) untuk

266pembuangan padatan halus dan terlarut. Padatan halus dan bahan organik terlarut

267umumnya tidak mencapai tingkat yang memerlukan fraksinasi busa dalam sistem

268akuaponik pada rasio desain yang direkomendasikan. Unsur-unsur penting dari

269sistem akuaponik (Gambar 2-3) terdiri dari tangki pembesaran ikan, komponen

270pelepasan padatan yang mengendap dan tersuspensi, komponen biofilter,

271komponen hidroponik dan tandon (Rakocy, 2012). Beberapa sistem hidroponik

272yang dapat diaplikasikan dalam akuaponik yaitu, sistem sumbu (wick system),

273sistem kultur air (water culture), sistem pasang surut (ebb and flow/flood and

274drain), sistem irigasi tetes (drip irrigation), sistem nutrient film technique (NFT),

275serta sistem aeroponik (Kurniawan, 2013).


14

276
277 Gambar 2-3. Komponen sistem akuaponik (Rakocy, 2012)

278 Recirculating aquaponic system (RAS) yang didesain oleh Endut et al.

279(2010) terdiri dari tangki pemeliharaan fiberglass, wadah hidroponik (tempat

280tumbuh tanaman), saringan pasir untuk pembuangan padatan, tandon (sump)

281untuk unit denitrifikasi, tangki penampung air dan reservoir (pra-aerasi). Pipa

282yang terbuat dari polivinil klorida dipasang untuk menghubungkan tangki

283budidaya (pemeliharaan) dengan wadah hidroponik untuk meresirkulasi air

284(Gambar 2-4).

285
286Gambar 2-4. Komponen sistem akuaponik. A: Tangki budidaya, B: tangki
287 hidroponik (wadah tanaman), C: tangki kontrol hidroponik, D:
288 filter, E: sprinkler, F: sump, G: pump, H: saringan pasir cepat, I:
289 tangki penyimpanan air, J: blower, dan K: katup (Endut et al.,
290 2010).
15

291 Penelitian sistem akuaponik yang dilakukan di University of Virgin Islands

292(UVI) terfokus pada budaya ikan nila dalam tangki luar ruangan (outdoor tanks)

293yang dilengkapi dengan rakit hidroponik. Seiring dengan sistem akuaponik UVI

294yang semakin berkembang, terciptalah berbagai desain yang telah dimodifikasi.

295Sebagian besar percobaan yang dilakukan menggunakan enam sistem yang

296direplikasi yang terdiri dari tangki pemeliharaan (12,8 m 3), tangki pengendapan

297atau clarifier (1,9 m3), dua tangki hidroponik (13,8 m2), dan sebuah tandon

298(1,4 m3) (Gambar 2-5) (Rakocy, 2012).

299
300Gambar 2-5. Desain sistem akuaponik yang dikembangkan oleh University of
301 Virginia Island (UVI) (Rackocy, 2012).
302
3032.2.3 Spesies ikan pada sistem akuaponik

304 Beberapa jenis ikan air hangat (warm water fish) dan ikan air tawar

305dipelihara pada sistem budidaya resirkulasi (recirculating aquaculture system),

306termasuk tilapia, trout, perch, Arctic chat, dan bass. Kebanyakan sistem

307akuaponik komersial di Amerika Utara didasarkan pada tilapia. Tilapia adalah

308spesies air hangat yang tumbuh dengan baik dalam kultur tangki resirkulasi.

309Selanjutnya, tilapia toleran terhadap kondisi air yang berfluktuasi seperti pH,

310suhu, oksigen, dan padatan terlarut. Barramundi (Lates calcarifer) dan Murray

311cod (Maccullochella peelii) dibudidayakan dalam sistem sirkulasi akuaponik di

312Australia (Diver, 2006).


16

313 Menurut Pramono (2009), jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan

314pada sistem akuaponik antara lain nila/tilapia, mas, koi, lele, dan udang galah.

315Hidayat (2011) dalam Handayani (2018) menyatakan bahwa hal yang berkaitan

316dengan pemeliharaan ikan dalam sistem akuaponik adalah padat tebar. Ikan mas

317(Cyprinus caprio) dapat ditebar dengan kepadatan 10-200 ekor/m 2, ikan nila

318(Oreochromis niloticus) 100-150 ekor/m2, ikan gurame (Osphronemus gouramy)

3195–10 ekor/m2, ikan lele (Clarias sp.) 100-150 ekor /m2 dan ikan patin

320(Pangasius pangasius) 10-15 ekor/m2.

321 Kebanyakan spesies ikan air tawar yang dapat mentolerir kepadatan yang

322tinggi, termasuk ikan hias dapat dibudidayakan dalam sistem akuaponik. Salah

323satu spesies yang dilaporkan gagal dibudidayakan dalam sistem akuaponik adalah

324ikan bass bergaris (striped bass) hasil hibrida, karena jenis ikan tersebut tidak

325dapat mentolerir kadar potassium yang tinggi, yang sering ditambahkan untuk

326memacu pertumbuhan tanaman (Rakocy, 2012).

3272.2.4 Spesies tanaman pada sistem akuaponik

328 Pemilihan jenis sayuran sangat penting untuk menghasilkan tingkat

329pendapatan yang maksimal. Jika menggunakan kriteria ini, tanaman kuliner

330adalah pilihan terbaik. Tanaman ini tumbuh sangat cepat dan memiliki harga pasar

331yang tinggi. Penghasilan dari tanaman obat seperti basil (Ocimum basilicum),

332ketumbar (Coriandrum sativum), daun bawang (Allium fistulosum), peterseli

333(Petroselinum crispum), portulaca (Portulaca L), dan mint (Mentha) berkali-kali

334lebih tinggi dari pada tanaman buah seperti tomat (Solanum lycopersicum),
17

335mentimun (Cucumis sativus), terong (Solanum melongena), dan okra

336(Abelmoschus esculentus) (Rakocy, 2012).

337 Tanaman berbuah juga sering digunakan dalam sistem akuaponik, tetapi

338memerlukan periode budidaya yang lebih lama (sembilan puluh hari atau lebih)

339dan lebih banyak masalah hama dan penyakit. Selada merupakan tanaman lain

340yang baik untuk sistem akuaponik karena dapat diproduksi dalam waktu singkat

341(tiga sampai empat minggu dalam sistem), dan tekanan hama relatif rendah.

342Budidaya bunga juga memiliki potensi dalam sistem akuaponik. Hasil yang baik

343telah diperoleh dengan menggunakan marigold (Tagetes erecta L.) dan zinnia

344(Zinnia elegans) dalam sistem akuaponik yang dikembangkan oleh University

345Virgin Island (UVI). Tanaman obat tradisional dan tanaman yang digunakan

346untuk ekstraksi obat-obatan modern belum dibudidayakan dalam sistem

347akuaponik, namun mungkin ada potensi untuk menanam beberapa jenis tanaman

348ini (Rakocy, 2012).

349 Menurut Klinger dan Naylor (2012), seleksi spesies tanaman yang

350diadaptasikan dari sistem hidroponik ke sistem greenhouse akuaponik berkaitan

351dengan kepadatan stok ikan dan konsentrasi nutrient pada akuakultur. Selada,

352herba, dan tanaman hijau (bayam, daun bawang, basil, dan selada air) memiliki

353kandungan nutrient yang rendah dan juga dapat beradaptasi dengan baik pada

354sistem akuaponik. Tanaman berbuah (tomat, paprika, dan mentimun) memiliki

355nutrisi yang lebih tinggi dan lebih baik dalam jumlah yang banyak. Jenis tomat

356dalam rumah kaca lebih baik disesuaikan dengan cahaya rendah dan kondisi

357kelembaban yang tinggi (Diver, 2006).


18

3582.3 Deskripsi Tanaman Kangkung Air (Ipomea aquatica)

3592.3.1 Klasifikasi dan morfologi tanaman kangkung air (Ipomea aquatica)

360 Klasifikasi dari kangkung air menurut Pullaiah (1998) dalam Prased et al.

361(2008), adalah kelas Magnoliopsida, sub kelas Asteridae, ordo Solanales, famili

362Convolvulaceae, Genus Ipomoea, Spesies Ipomoea aquatica Forssk. Kangkung

363memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akar menyebar ke semua

364arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar

365secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air

366(Djauriah, 2007 dalam Suryani, 2017).

367
368 Gambar 2-6. Kangkung (Ipomea aquatica) di alam (Prasad et al., 2008)

369 Kangkung umumnya memiliki bentuk daun yang runcing ataupun tumpul,

370permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian

371bawah berwarna hijau muda (Gambar 6). Selama fase pertumbuhannya tanaman

372kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat.
19

373Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk terompet dan daun mahkota bunga

374berwarna putih atau merah muda (Ashari, 1995 dalam Suryani, 2017).

3752.3.2 Penggunaan tanaman kangkung (Ipomea aquatica) dalam sistem


376 akuaponik
377
378 Penggunaan tanaman pada sistem akuaponik ditujukan untuk mengurangi

379limbah buangan hasil kegiatan budidaya melalui penyerapan oleh akar tanaman

380(Setijaningsih, 2009 dalam Dauhan, 2014). Tanaman yang banyak digunakan

381dalam penelitian pada sistem akuaponik, antara lain kangkung, mentimun dan

382tomat (Nugroho dan Sutrisno, 2008 dalam Dauhan, 2014). Tanaman kangkung

383sering digunakan pada sistem akuaponik karena harga jual dan permintaan yang

384cukup tinggi. Kangkung juga dapat menyerap zat-zat beracun yang terdapat dalam

385media pemeliharaan dan memiliki waktu panen yang cukup singkat (Dauhan,

3862014).

387 Menurut Setijaningsih (2009) dalam Dauhan (2014), penggunaan kangkung

388dalam sistem akuaponik mampu mengurangi limbah nitrogen budidaya hingga

38958%. Menurut Perdana et al. (2015), tanaman kangkung mampu menyerap

390amonia sebanyak 0,272 mg/L/minggu. Hasil penelitian Dauhan (2014)

391menunjukkan bahwa tanaman kangkung dengan kepadatan 30 batang per rumpun

392dapat mengurangi konsentrasi amonia hingga 20 mg/L. Lebih lanjut dijelaskan

393bahwa jumlah kepadatan tanaman kangkung dapat mempengaruhi jumlah

394pengurangan amonia pada sistem budidaya (Perdana et al., 2015).

395

396
20

3972.4 Kualitas Air

3982.4.1 Suhu

399 Suhu merupakan variabel kualitas air yang paling penting, karena suhu

400mempengaruhi variabel kualitas air lainnya, produktivitas alami, dan spesies yang

401dibudidayakan. Hampir tidak memungkinkan untuk mengubah suhu pada sistem

402di luar ruangan, dan spesies budidaya yang tumbuh dengan baik pada kisaran suhu

403air dari suatu lokasi tertentu harus dipilih (Boyd, 2012).

404 Meningkatnya suhu meningkatkan laju proses fisik, reaksi kimia, dan

405metabolisme dan pertumbuhan organisme. Menurut hukum van Hoff, laju reaksi

406kimia akan berlipat ganda dengan kenaikan suhu 10°C. Hubungan ini dapat

407diaplikasikan untuk pertumbuhan organisme akuatik dalam kisaran toleransi

408suhunya. Faktor kenaikan ini disebut Q10, yang biasanya sekitar 2 untuk

409organisme akuatik. Tentu saja, jika suhu melebihi optimal, pertumbuhan hewan

410air akan menurun (Boyd, 2012).

411 Secara umum tilapia berhenti tumbuh secara signifikan pada suhu di bawah

412sekitar 20°C, namun pada saat yang sama, suhu hangat yang konstan mungkin

413tidak sesuai dengan pertumbuhan optimal (Caulton, 1982). Kisaran temperatur

414untuk reproduksi dan pertumbuhan tilapia berkisar 20-30°C, tetapi kisaran

415optimumnya berada pada 25-30°C (Balarin & Haller, 1982; Chervinski, 1982;

416Sayed 2006 dalam Philipart & Ruwet, 1982). Tilapia juga dapat mentolerir suhu

417rendah yaitu 7-10°C tetapi hanya dalam waktu singkat (Balarin dan Haller, 1982;

418Chervinski, 1982; Jennings, 1991; Sifa et al., 2002; dalam Sayed, 2006). Menurut

419Wiryanta et al. (2010) dalam Ningrum (2012), suhu kolam atau perairan yang bisa
21

420ditolerir ikan nila adalah 15-37 oC. Suhu optimum untuk pertumbuhan nila adalah

42125-30 oC. Oleh karena itu, ikan nila dapat dipelihara di dataran rendah hingga

422ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.

4232.4.2 pH

424 pH didefinisikan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen

425[H+] yang mempunyai skala antara 0 sampai 14. pH mengindikasikan apakah air

426tersebut netral, basa atau asam (Boyd, 2012). Secara umum, tilapia dapat bertahan

427pada pH mulai dari 5 sampai 10 namun paling baik pada kisaran pH 6 sampai 9

428(Popma & Masser, 1999). Beberapa jenis tilapias diketahui mentoleransi pH air

429yang sangat luas. Misalnya, nila Oreochromis alcalicus grahami hidup dan

430berkembang dengan baik di Danau Magadi (Kenya), yang memiliki pH 10,5

431(Randall et al., 1989 dalam Sayed, 2006).

432 Wangead et al. (1988), mempelajari pengaruh keasaman air terhadap

433kelangsungan hidup, perilaku dan pertumbuhan benih ikan nila (0,4-1,0 g) dan

434nila dewasa (45,4-46,3 g). Mereka menemukan bahwa baik benih maupun nila

435dewasa mati pada pH 2-3 dalam waktu 1-3 hari. Kedua kelompok ukuran tersebut

436dapat mentolerir pH 4-5, dan mencapai tingkat kelangsungan hidup dan tingkat

437pertumbuhan yang serupa dengan kelompok kontrol (pH 7) setelah 60-70 hari.

438Namun, ikan nila dewasa lebih tahan terhadap pH rendah, dengan tingkat

439kelangsungan hidup masing-masing 86,6, 100 dan 100% pada pH 4, 5 dan 7

440sedangkan kelangsungan hidup benih masing-masing adalah 57,8, 82,2 dan 84,5%

441pada tingkat nilai pH yang sama.


22

4422.4.3 Oksigen terlarut

443 Oksigen terlarut (dissolved oxygen) dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan

444organik dari makanan untuk memberi energi bagi aktivitas biologis. Konsentrasi

445DO rendah dapat menyebabkan masalah kronis pada selera makan yang buruk,

446pertumbuhan yang lambat, dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit. Hal ini

447juga dapat mengakibatkan kematian, deplesi DO yang ekstrim dan terjadi secara

448tiba-tiba akan menyebabkan kematian secara massal (Boyd, 2012).

449 Konsumsi pakan terbaik, pertumbuhan paling cepat, dan paling sehat terjadi

450apabila konsentrasi DO di atas 5 mg/L. Jika konsentrasi DO jatuh di bawah 5

451mg/L, maka ikan akan mengkompensasi penurunan ketersediaan oksigen melalui

452perubahan perilaku dan fisiologis. Respon fisiologis tertentu terhadap konsentrasi

453DO yang rendah meningkatkan kemampuan pertukaran gas pada insang. Adaptasi

454dan tanggapan ini memungkinkan ikan kolam air hangat (warmwater pond fish)

455bertahan selama berhari-hari bahkan ketika konsentrasi DO serendah 1-2 mg/L.

456Pada saat itu, ikan berenang ke permukaan untuk mengambil oksigen di

457permukaan. Akhirnya, kebutuhan energi untuk metabolisme di otak tidak

458terpenuhi dan ikan mati. Ikan dewasa dapat hidup selama beberapa jam pada

459konsentrasi DO serendah 0,3-0,5 mg/L dan benih dapat bertahan dalam paparan

460pendek terhadap konsentrasi yang lebih rendah. Oreochromis niloticus merupakan

461ikan yang tahan terhadap tingkat DO yang sangat rendah. Sebagian tilapia dapat

462mentolerir tingkat DO serendah 0,1-0,5 mg/L untuk periode waktu yang bervariasi

463(Sayed, 2006).
23

464 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen organisme akuatik

465diantaranya suhu, ukuran, aktivitas, food intake, spesies, konsentrasi oksigen

466terlarut (Boyd, 2012). Franklin et al. (1995) menemukan bahwa tingkat konsumsi

467oksigen pada nila meningkat dari 0,74 menjadi 0,97 mg/L/jam dengan

468meningkatnya suhu air dari 37 sampai 42°C. Ikan berukuran kecil mengkonsumsi

469lebih banyak oksigen per satuan berat tubuh dibanding ikan berukuran besar

470karena tingkat metabolismenya lebih tinggi per satuan berat. Ikan berukuran kecil

471juga lebih efektif dalam menggunakan oksigen di permukaan dari pada ikan yang

472berukuran besar (Boyd, 2012).

473
4742.4.4 Amonia

475 Amonia adalah salah satu hasil sampingan dari proses perombakan bahan

476organik di dalam air yang dapat bersifat racun (Tahe et al., 2011). Toksisitas total

477amonia nitrogen (TAN) pada ikan dan makhluk air lainnya terutama disebabkan

478oleh NH3. Jika konsentrasi amonia dalam air meningkat, ekskresi amonia oleh

479organisme air berkurang, dan kadar amonia dalam darah dan jaringan lainnya

480meningkat. Hasilnya adalah peningkatan pH darah dan efek samping pada reaksi

481enzim katalis dan stabilitas membran. Amonia meningkatkan konsumsi oksigen

482pada jaringan, kerusakan insang, dan mengurangi kemampuan darah untuk

483mengangkut oksigen. Toksisitasnya biasanya dinyatakan dengan tingkat

484pertumbuhan yang menurun, bukan angka kematian. Namun, kerentanan penyakit

485juga meningkat pada organisme yang terpapar konsentrasi sublethal amonia

486(Boyd, 2012).
24

487 Toleransi organisme air terhadap amonia bervariasi menurut spesies, kondisi

488fisiologis, dan faktor lingkungan. Konsentrasi letal untuk ikan air hangat (warm

489water fish) dan krustasea untuk paparan selama 24-96 jam adalah antara 0,4 dan

4902,0 mg/L amonia yang tidak terionisasi (Boyd, 2012). Menurut Sayed (2006),

491toksisitas amonia terhadap O. niloticus dapat mempengaruhi aktivitas fisiologis.

492Paparan amonia tidak terionisasi lebih dari 1 mg/L yang berkepanjangan

493menyebabkan kerugian, terutama pada pertumbuhan. Kematian pertama dari

494paparan yang berkepanjangan dimulai pada konsentrasi serendah 0,2 mg/L.

495Amonia yang tidak terionisasi mulai menekan konsumsi pakan pada konsentrasi

496serendah 0,08 mg/L (Popma & Masser, 1999). Kematian dapat terjadi apabila

497konsentrasi amonia lebih besar dari 2 mg/L (Popma & Masser, 1999).

498 Daya racun (toksisitas) amonia terhadap organism akuatik dipegaruhi oleh

499variable kualitas air lainnya. Toksisitas amonia meningkat dengan menurunnya

500kadar oksigen terlarut (Tahe et al., 2011). Konsentrasi amonia di kolam sulit

501untuk dievaluasi. Karena fluktuasi pH terjadi setiap hari, konsentrasi amonia yang

502tidak terionisasi terus berubah (Boyd, 2012). Amonia dalam sistem akuaponik

503diubah menjadi nitrat (NO3-) oleh bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas sp. dan

504Nitrobacter sp.), kemudian nitrat diserap oleh tanaman, menghasilkan kualitas air

505yang lebih baik, dan air dapat digunakan kembali untuk pemeliharaan ikan

506(Tyson, 2011).

507
5082.4.5 Nitrit

509 Nitrit merupakan hasil oksidasi dari amonia dengan bantuan bakteri

510Nitrosomonas dan nitrat merupakan hasil dari oksidasi nitrit dengan bantuan
25

511bakteri Nitrobacter. Kedua bakteri tersebut akan optimal melakukan proses

512nitrifikasi pada pH 7,0-9,0 (Hochheimer & Wheaton, 1998 dalam Tyson, 2007).

513Menurut Rijn (1996), nitrit dapat terakumulasi sebagai akibat dari penumpukan

514bahan organik pada zona anaerob sebagai hasil dari respirasi mikroba pada

515biofiltrasi. Menurut Wahyuningsih (2015), nitrit merupakan senyawa yang relatif

516tidak stabil karena dengan oksigen yang cukup akan mudah teroksidasi menjadi

517nitrat oleh Nitrobacter. Keterbatasan oksigen akan menjadi penyebab akumulasi

518nitrit. Chen et al. (2006) menjelaskan bahwa Nitrobacter lebih sensitif terhadap

519oksigen terlarut dan menunjukkan penurunan pertumbuhan pada konsentrasi

520kurang dari 4 mg/L, dan akumulasi nitrit terjadi pada konsentrasi oksigen terlarut

521kurang dari 2 mg/L.

522 Nitrit sangat beracun bagi banyak ikan karena dapat mengurangi

523kemampuan hemoglobin untuk mengangkut oksigen. Ion klorida dapat

524mengurangi toksisitas nitrit. Ikan nila lebih toleran terhadap nitrit dibandingkan

525dengan ikan air tawar budidaya lainnya. Apabila konsentrasi oksigen terlarut

526tinggi (6 mg/L) dan konsentrasi klorida rendah (22 mg/L), konsentrasi nitrit

527dimana 50 persen ikan mati dalam waktu 4 hari adalah 89 mg/L. Secara umum,

528untuk kultur air tawar, konsentrasi nitrit harus di bawah 27 mg/L. Sebagai

529perlindungan terhadap toksisitas nitrit dalam sistem sirkulasi, konsentrasi klorida

530sering dijaga pada kisaran 100 sampai 150 mg/L klorida (Popma & Masser,

5311999).
532 BAB 3 METODE PENELITIAN

5333.1 Waktu dan Tempat

534 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 November - 30 Desember 2018.

535Penelitian bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Divisi Reproduksi Ikan,

536Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa

537Timur.

538
5393.2 Materi Penelitian

5403.2.1. Organisme uji

541 Organisme uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan nila

542(Oreochromis niloticus) yang berukuran bobot rata-rata 2,48 g (SD± 0,74 ¿ dan

543panjang rata-rata 5,12 cm (SD± 1,10 ¿. Benih ikan nila diperoleh dari

544Laboratorium UPT Air Tawar Sumber Pasir, Universitas Brawijaya.

545
5463.2.2. Alat dan Bahan

547 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian tertera pada Tabel 3-1.

548Tabel 3-1. Alat yang digunakan dalam penelitian


No Alat Kegunaan
1 Akuarium (20 unit) Sebagai wadah pemeliharaan ikan
2 Pot Hidroponik (120 buah) Wadah tanaman
3 Pipa inlet (20 buah) Pemasukan air
4 Pipa outlet (20 buah) Pengeluaran air
5 Pompa Mengalirkan air pada kolam
6 pH meter Mengukur pH
7 DO meter Mengukur oksigen terlarut
8 Termometer digital Mengukur suhu
9 Timbangan digital Menimbang berat ikan
10 Penggaris Mengukur panjang ikan
549
27

550 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kangkung air

551(Ipomea aquatica) sebagai bahan (organisme) uji dan pellet komersial sebagai

552pakan ikan.

5533.3 Prosedur Penelitian

5543.3.1 Persiapan wadah

555 Konstruksi sistem percobaan terdiri dari kombinasi bak pemeliharaan ikan

556dan wadah hidroponik. Wadah pemeliharaan ikan menggunakan akuarium

557berukuran 50×25×30 cm3 dengan volume air sebanyak 30 L. Wadah hidroponik

558menggunakan wadah plastik berukuran 42×26×12 cm3. Wadah plastik digunakan

559untuk menanam kangkung serta mengalirkan air ke akuarium. Air limbah dari

560akuarium pemeliharaan ikan dialirkan menggunakan pompa ke wadah plastik

561yang telah ditanami kangkung (Ipomoea aquatica), kemudian dialirkan kembali

562ke akuarium (Gambar 3-1).

563

564

565

566

567

568

569

570 2
1
3
571
Tampak depan
572
28

5
4
573

574

575

576

577

578

579 6
Tampak belakang
580Gambar 3-1. Desain sistem akuaponik yang digunakan pada penelitian.
581 Akuarium (1), pompa (2), pipa inlet (3), wadah kangkung (4),
582 kangkung (5), pipa outlet (6).
583
5843.3.2 Penanaman kangkung (Ipomea aquatica)

585 Penyemaian kangkung dilakukan selama 1 minggu pada media air.

586Kangkung ditanam di talang air menggunakan pot-pot hidroponik, dengan

587menggunakan sistem deep flow technique (DFT). Kangkung ditanam dengan

588kepadatan sesuai dengan masing-masing perlakuan (Ratananda, 2011).

589
5903.3.3 Penebaran ikan nila (Oreochromis niloticus)

591 Kepadatan pemeliharaan ikan nila yaitu 1 ekor/L. Ikan diaklimatisasi selama

5923 hari dan diberi pellet komersial (CP Prima HI-PRO-VITE 781) agar terjadi

593akumulasi nutrien untuk mengaktifkan bakteri dan menyediakan nutrien yang

594dapat dimanfatkan oleh tanaman.

595
29

5963.3.4 Tahap Penelitian

597 Penelitian ini berlangsung selama 8 minggu. Pengambilan sampel air

598dilakukan pada awal sebelum perlakuan dan diukur tiap 10 hari selama perlakuan

599berlangsung. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari pada pukul 08.00,

600dan 16.00 dengan tingkat pemberian pakan 3% dari biomassa ikan uji.

601Pengukuran bobot dan panjang ikan dilakukan tiap 10 hari dengan mengambil

602sampel pada setiap wadah budidaya. Kangkung ditanam sesuai dengan perlakuan

603dan bobot tanaman diukur tiap 10 hari menggunakan timbangan digital.

604
6053.4 Rancangan Penelitian

606 Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)

607dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah

608perbedaan jumlah rumpun tanaman kangkung. Masing-masing rumpun tanaman

609terdiri dari 3 batang kangkung. Adapun perlakuan yang digunakan yaitu:

610 Perlakuan A : kontrol, tanpa menggunakan tanaman kangkung.

611 Perlakuan B : tanaman kangkung dengan jumlah 3 rumpun.

612 Perlakuan C : tanaman kangkung dengan jumlah 6 rumpun.

613 Perlakuan D : tanaman kangkung dengan jumlah 9 rumpun.

614 Perlakuan E : tanaman kangkung dengan jumlah 12 rumpun.

615
616
617
618
619
620
621
622
30

6233.5 Peubah yang diamati

6243.5.1 Reduksi amonia, nitrit, dan nitrat

625 Pengukuran amonia total, nitrit dan nitrat, dilakukan tiap 10 hari selama

626penelitian dengan menggunakan prosedur American Public Health Assosiation

627(APHA) (2012). Persentase penurunan variabel kualitas air digunakan untuk

628menghitung keefektifan kangkung (Ipomoea aquatica) dalam menurunkan nutrien

629hasil dekomposisi bahan organik (Karo-Karo, 2016) dengan menggunakan

630persamaan sebagai berikut:

631

a−b
632 % Perubahan= ×100 %
a

633Dimana :

634a : Nilai awal parameter

635b : Nilai akhir parameter

636Tabel 3-2. Alat dan metode yang digunakan dalam mengukur amonia, nitrit, dan
637 nitrat.
Parameter Satuan Alat/Metode Waktu Pengukuran
Amonia mg/L Spektrofotometer/ Phenate 10 hari
Nitrit mg/L Spektrofotometer/ Sulfanilamide 10 hari
Nitrat mg/L Spektrofotometer/ Brucine 10 hari
638

6393.5.2 Pertumbuhan bobot mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)

640 Bobot mutlak dihitung untuk mengetahui pertambahan bobot ikan selama

641pemeliharaan. Pertumbuhan bobot mutlak ikan dihitung dengan menggunakan

642persamaan (Affandi dan Tang 2002 dalam Karo-Karo, 2016) sebagai berikut:

643 W m =W t −W 0
31

644Dimana:

645W m : Pertambahan bobot mutlak (g)

646W t : Bobot rata-rata ikan hari ke-t (g)

647W 0 : Bobot rata-rata ikan hari ke-0 (g)

6483.5.3 Pertumbuhan panjang mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)

649 Panjang mutlak dihitung untuk mengetahui pertambahan panjang ikan

650selama pemeliharaan. Pertumbuhan panjang mutlak ikan dapat dihitung dengan

651menggunakan persamaan (Affandi dan Tang 2002 dalam Karo-Karo, 2016)

652berikut:

653 Ṕm =Lt−L0


654Dimana :

655 Ṕm : Pertambahan panjang mutlak (cm)

656 Lt : Panjang rata-rata ikan hari ke-t (cm)

657 L0 : Panjang rata-rata ikan hari ke-0 (cm)

6583.5.4 Kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus)

659 Kelangsungan hidup ikan nila dihitung dengan persamaan (Effendie, 2002

660dalam Karo-Karo, 2016) sebagai berikut:

661 S = N t / N 0 × 100 %

662Dimana :

663S : Tingkat kelangsungan hidup (%);

664Nt : Jumlah organisme uji pada akhir penelitian (ekor);

665N0 : Jumlah organisme uji pada awal penelitian (ekor).


32

6663.5.5 Variabel kualitas air

667 Analisis kualitas air dilakukan dengan menggunakan prosedur American

668Public Health Assosiation (APHA) (2012). Variabel kualitas air yang diukur yaitu

669suhu, pH, dan oksigen terlarut (DO). Pengukuran suhu, pH dan DO dilakukan

670setiap hari pada pagi dan sore hari (pukul 08.00 dan 17.00 WIB).

671Tabel 3-3. Alat dan metode yang digunakan dalam pengukuran variabel fisika dan
672 kimia air.
Parameter Satuan Alat/Metode Waktu Pengukuran
0
Suhu C Thermometer/digital 08.00 dan 17.00/hari
pH - pH meter 08.00 dan 17.00/hari
Oksigen terlarut (DO) mg/L DO meter 08.00 dan 17.00/hari
673
6743.5.6 Pertumbuhan biomassa kangkung (Ipomea aquatica)

675 Perubahan panjang dan biomassa kangkung merupakan salah satu indikator

676dari perubahan kualitas air secara biologi. Tanaman mengalami pertumbuhan,

677sehingga terjadi penambahan panjang dan biomassa setiap minggu. Peningkatan

678biomassa tanaman air diindikasikan oleh doubling time, yaitu waktu yang

679dibutuhkan untuk menggandakan biomassa. Doubling time dapat dihitung dengan

680pendekatan pertumbuhan relatif dengan menggunakan persamaan (Mitchell 1974

681dalam Karo-Karo, 2016) sebagai berikut:

ln X t −ln X 0
682 RGR=
t
683Dimana :

684RGR : Relatif growth rate

685Xt : Biomassa kangkung hari ke-t

686X0 : Biomassa kangkung hari ke-0

687t : Waktu pengamatan (hari)


33

6883.6 Analisa Statistik

689 Data reduksi amonia, nitrit, nitrat pertumbuhan bobot dan panjang mutlak

690ikan nila serta kangkung yang diperoleh selama penelitian dianalisis ragam

691(ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Jika terdapat pengaruh nyata dari

692perlakuan terhadap peubah yang diamati, maka dilakukan dengan uji beda nyata

693jujur (BNJ) untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Data reduksi amonia ,nitrit

694dan pertumbuhan kangkung ditransformasi menggunakan transformasi akar x +

6950,5 (x + 0,5). Data kelangsungan hidup dan kualitas air disajikan dalam bentuk

696grafik dan tabel, dan dijelaskan secara deskriptif. Data dianalisa menggunakan

697Minitab 16 dan Microsoft Excel 2007.


698 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

6994.1 Reduksi Amonia, Nitrat, dan Nitrit

700 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi reduksi amonia pada perlakuan

701akuaponik, sedangkan pada perlakuan non-akuaponik terjadi penambahan jumlah

702amonia. Persentase reduksi amonia media budidaya ikan nila oleh sistem

703akuaponik pada setiap perlakuan berkisar antara -73,91-84,31% (Tabel 4-1). Nilai

704tertinggi dicapai pada perlakuan E (12 rumpun) sebesar 84,31%, sedangkan nilai

705terendah pada perlakuan A (tanpa kangkung) sebesar -73,91%.

706Tabel 4-1. Persentase reduksi amonia, nitrit, dan nitrat media budidaya
Konsentrasi (mg/L)
No. Parameter Perlakuan Reduksi %
Awal Akhir
A 0,014 0,178 -73,91c
B 0,189 0,159 15,94b
1. Amonia C 0,141 0,087 36,60b
D 0,139 0,083 39,69b
E 0,149 0,022 84,31a
A 0,024 0,040 -66,99c
B 0,045 0,021 51,23ab
2. Nitrit C 0,033 0,016 51,67ab
D 0,017 0,009 44,82b
E 0,041 0,011 69,88a
A 0,095 0,826 -782,43
B 0,088 0,507 -504,25
3. Nitrat C 0,070 0,425 -539,97
D 0,089 0,321 -289,86
E 0,077 0,267 -308,27
707Keterangan: Superscript dengan huruf yang berbeda pada kolom menunjukkan perbedaan
708 (P<0,05) antar perlakuan.
709
710 Hasil analisis ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan

711bahwa jumlah rumpun tanaman kangkung yang berbeda, berpengaruh nyata

712terhadap pengurangan konsentrasi amonia (P<0,05). Hasil uji lanjut Beda Nyata

713Jujur (BNJ) menunjukkan perlakuan E berbeda nyata dengan perlakuan A B, C,


35

714dan D. Perlakuan B,C, dan D berbeda nyata dengan perlakuan A (P<0,05), dan

715tidak ada perbedaan antara perlakuan lainnya (P>0,05).

716 Persentase reduksi amonia menunjukkan seberapa besar amonia yang

717direduksi oleh sistem akuaponik. Semakin tinggi persentase reduksi amonia maka

718akan semakin rendah konsentrasi amonia pada media budidaya ikan. Hasil

719penelitian memperlihatkan bahwa semakin tinggi jumlah rumpun tanaman

720kangkung yang digunakan, semakin tinggi reduksi amonia pada sistem akuaponik.

721Hal ini sesuai dengan pernyataan Soetrisno (2008) dalam Marlina dan

722Rakhmawati (2016) bahwa media akuaponik memanfaatkan nitrogen hasil

723buangan dari organisme peliharaan yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman

724yang dipelihara sehingga mampu mengurangi kandungan amonia di perairan.

725Menurut Tyson et al. (2011), tanaman dapat memberikan peran biofiltrasi dengan

726menyerap amonium, sedangkan bakteri nitrifikasi memberikan peran ganda

727dengan mengurangi konsentrasi amonia melalui oksidasi, dan mengkonversi

728amonia menjadi nitrat yang dibutuhkan tanaman. Reduksi amonia melalui proses

729nitrifikasi terjadi dengan bantuan bakteri Nitrobacter dan Nitrosomonas. Kedua

730bakteri tersebut akan optimal melakukan proses nitrifikasi pada pH 7,0-7,3

731(Malone & Burden dalam Piranti, 2016). Nitrifikasi merupakan proses oksidasi

732amonia menjadi amonium, nitrit dan nitrat yang berlangsung pada kondisi aerob

733(Crab et al., 2007; Rijn et al., 2006).

734 Amonia yang terukur di air berbentuk amonia total (TAN). Amonia total

735terdiri atas amonium (NH4+) yang dapat terionisasi dan amonia bebas (NH 3) yang

736tidak terionisasi (Boyd, 2012). Pada kolam budidaya, konsentrasi NH3


36

737berfluktuasi setiap harinya karena pengaruh dari proses fotosintesis, respirasi, dan

738oksidasi yang kemudian mempengaruhi nilai pH. Pada saat pagi hari, pH berada

739dalam kisaran rendah dan sebagian besar TAN berada dalam bentuk amonium.

740Pada pH 7, sebagian besar amonia total akan terionisasi menjadi amonium dan

741pada pH > 8,75, 30% amonia total akan berubah menjadi amonia bebas yang

742lebih toksik (Wahyuningsih, 2015). Selama pengamatan konsentrasi amonia

743berfluktuasi dan masih dalam kisaran baku mutu. Menurut Sayed (2006),

744toksisitas amonia terhadap ikan nila dapat mempengaruhi aktivitas fisiologis.

745Kematian dapat terjadi apabila konsentrasi amonia lebih besar dari 2 mg/L

746(Popma & Masser, 1999). Kematian pertama dari paparan yang berkepanjangan

747dimulai pada konsentrasi serendah 0,2 mg/L. Amonia yang tidak terionisasi mulai

748menekan konsumsi pakan pada konsentrasi serendah 0,08 mg/L (Popma &

749Masser, 1999).

750 Amonia pada kondisi aerob akan dioksidasi dan menghasilkan produk

751antara yaitu nitrit. Persentase reduksi nitrit menunjukkan seberapa besar nitrit

752yang direduksi oleh sistem akuaponik. Semakin tinggi persentase reduksi nitrit

753maka akan semakin rendah konsentrasi nitrit pada media budidaya ikan. Hasil

754penelitian menunjukkan persentase reduksi nitrit berkisar antara -66,99-69,88%.

755Nilai tertinggi dicapai pada perlakuan E (12 rumpun) sebesar 69,88%, sedangkan

756nilai terendah pada perlakuan A (tanpa kangkung) sebesar -66,99%. Perlakuan E

757(12 rumpun) mampu mereduksi nitrit lebih banyak dibandingkan perlakuan

758lainnya. Semakin banyak jumlah kangkung semakin besar konsentrasi nitrit yang

759direduksi. Hasil analisis ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%


37

760menunjukkan bahwa jumlah rumpun tanaman kangkung yang berbeda,

761berpengaruh nyata terhadap pengurangan konsentrasi nitrit (P<0,05) dalam media

762pemeliharaan ikan nila. Hasil uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) menunjukkan

763perlakuan E berbeda nyata dengan perlakuan D dan A, perlakuan B dan C

764berbeda nyata dengan perlakuan A (P<0,05), dan tidak ada perbedaan nyata antar

765perlakuan lainnya (P>0,05).

766 Menurut Rijn (1996), nitrit dapat terakumulasi sebagai akibat dari

767penumpukan bahan organik dan zona anaerob sebagai hasil dari respirasi mikroba

768pada biofiltrasi. Keterbatasan oksigen kemudian menjadi penyebab akumulasi

769nitrit. Nitrit-nitrogen, NO2-N, dapat terakumulasi hingga konsentrasi 1–10 mg/L

770atau lebih di dalam air budidaya dalam kondisi tertentu. Ketika nitrit diserap oleh

771ikan, nitrit akan mengoksidasi besi dalam hemoglobin untuk membentuk

772methemoglobin yang tidak mampu bergabung dengan oksigen.

773 Perairan alami biasanya mengandung nitrit (NO 2) dalam jumlah yang sangat

774sedikit, lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan

775keberadaan oksigen (Ratananda, 2015). Nitrit merupakan senyawa yang relatif

776tidak stabil karena dengan oksigen yang cukup akan mudah teroksidasi menjadi

777nitrat oleh Nitrobacter (Wahyuningsih, 2015). Chen et al. (2006), melaporkan

778Nitrobacter lebih sensitif terhadap oksigen terlarut dan menunjukkan penurunan

779pertumbuhan pada konsentrasi oksigen terlarut <4 mg/L, dan akumulasi nitrit

780terjadi pada konsentrasi oksigen terlarut <2 mg/L. Konsentrasi nitrit pada setiap

781perlakuan masih dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh ikan nila. Konsentrasi

782nitrit yang terukur pada setiap perlakuan berkisar antara 0,009-0,046 mg/L. Secara
38

783umum, untuk kultur air tawar, konsentrasi nitrit harus di bawah 27 mg/L (Popma

784dan Masser, 1999).

785 Nitrit selanjutnya akan dioksidasi oleh bakteri Nitrobacter menghasilkan

786nitrat. Nitrat menjadi produk akhir dari siklus nitrogen, dan relatif tidak berbahaya

787bagi ikan, serta dibutuhkan oleh tanaman dan fitoplankton. Persentase reduksi

788nitrat berkisar antara -782,43 - -289,86%. Nilai reduksi tertinggi dicapai pada

789perlakuan D (12 rumpun) sebesar -289,86%, sedangkan nilai terendah reduksi

790nitrat pada perlakuan A (tanpa kangkung) sebesar -782,43%. Hasil analisis ragam

791(ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa perbedaan jumlah

792rumpun tanaman kangkung, tidak berpengaruh nyata terhadap pengurangan

793jumlah konsentrasi nitrat (P>0,05).

794 Persentase reduksi nitrat yang bernilai negatif pada tiap perlakuan

795menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat mengalami peningkatan. Hal ini diduga

796terjadi karena nitrat yang dihasilkan dari budidaya tidak dimanfaatkan seluruhnya

797oleh tanaman sehingga terakumulasi di air. Menurut Buzby dan Lin (2014),

798amonium dan nitrat merupakan bentuk nitrogen yang dapat dimanfaatkan

799langsung oleh tanaman melalui proses fitoremediasi. Peningkatan konsentrasi

800nitrat selama pengamatan mengindikasikan terjadinya proses nitrifikasi amonia

801oleh bakteri, melalui oksidasi dan mengkonversi amonia menjadi nitrat yang

802dibutuhkan tanaman (Tyson et al., 2011). Pada sistem akuaponik, proses

803penguraian bahan organik dan penghilangan nutrien terlarut (NH3, NH4+, NO3-,

804dan NO2-) melalui nitrifikasi sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Beberapa

805faktor lingkungan yang mempengaruhi proses ini, diantaranya adalah suhu, pH,
39

806oksigen terlarut, alkalinitas, dan kelimpahan bakteri dalam sistem (Wahyuningsih,

8072015). Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan

808merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat

809mudah larut dalam air dan bersifat stabil (Effendi, 2003 dalam Ratananda, 2015).

810Tabel 4-1 menunjukkan bahwa perlakuan D memiliki konsentrasi amonia

811terendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perubahan nitrat erat kaitannya

812dengan tingkat penyerapan nitrat oleh tanaman. sedangkan perlakuan tanpa

813tanaman menyebabkan nitrat menumpuk (terakumulasi).

814 Penurunan nitrat pada sistem akuaponik selain berkaitan dengan penyerapan

815nitrat oleh kangkung, juga adanya asosiasi biofilm dengan akar kangkung.

816Menurut Tyson et al. (2011), tanaman pada sistem akuaponik memberikan peran

817biofiltrasi dengan memanfaatkan nutrien yang berasal dari limbah budidaya.

818Proses nitrifikasi oleh bakteri mengubah sekitar 93-96% amonia menjadi nitrat

819dalam kondisi yang optimal dalam unit biofiltrasi (Tyson, 2007). Toksisitas nitrat

820untuk ikan yaitu >1000 mg/L pada LC50 96 jam, dan diduga berhubungan dengan

821masalah osmoregulasi (Colt, 2006). Hasil penelitian Pedersen et al. (2013)

822menunjukkan bahwa akumulasi nitrat sekitar 200 mg/L tidak mempengaruhi

823kelangsungan hidup, aktivitas dan rasio konversi pakan ikan.

824
8254.2 Pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus)

826 Pertumbuhan bobot mutlak ikan nila yang dipelihara selama 60 hari berkisar

827antara 43,84-49,73 g (Gambar 4-1). Pertumbuhan bobot mutlak tertinggi dicapai

828pada perlakuan E sedangkan nilai pertumbuhan bobot terendah terdapat pada

829perlakuan A (tanpa kangkung) sebesar 43,84 g. Hasil analisis ragam (ANOVA)


40

830pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa jumlah rumpun tanaman

831kangkung yang berbeda, tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan

832bobot mutlak ikan nila.

52.00

50.00 49.73

48.00 47.80
Bobot Mutlak (g)

46.00 45.53
44.23
43.84
44.00

42.00

40.00
A B C D E
Perlakuan

834

835

836

837

838

839

840
841
842Gambar 4-1. Pertumbuhan bobot mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)
843 selama pemeliharaan.
844
41

13.00

12.50 12.40

12.00 11.88
Panjang Mutlak

11.50 11.40

11.04
11.00 10.80

10.50

10.00
A B C D E
Perlakuan

846

847

848

849

850

851

852

853
854Gambar 4-2. Pertumbuhan panjang mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)
855 selama pemeliharaan

856 Pertumbuhan panjang mutlak ikan nila yang dipelihara selama 60 hari

857berkisar 10,80-12,40 cm (Gambar 4-2). Pertumbuhan panjang mutlak tertinggi

858dicapai pada perlakuan E sebesar 12,40 cm sedangkan pertumbuhan panjang

859mutlak terendah pada perlakuan A sebesar 10,80 cm. Hasil analisis ragam

860(ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa jumlah rumpun


42

861tanaman kangkung yang berbeda, tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap

862pertumbuhan panjang mutlak ikan nila.

863 Pertumbuhan bobot dan panjang mutlak ikan nila pada perlakuan E (12

864rumpun) lebih tinggi dibandingkan dari perlakuan lainnya. Hal ini diduga

865berkaitan dengan konsentrasi amonia yang lebih rendah pada perlakuan E (12

866rumpun), sehingga pertumbuhan ikan nila lebih optimal dari perlakuan lainnya.

867Hasil tersebut menunjukkan bahwa amonia dapat menghambat pertumbuhan ikan,

868akibat gangguan terhadap proses metabolisme tubuh. Menurut Sayed (2006),

869toksisitas amonia terhadap ikan nila dapat mempengaruhi aktivitas fisiologis.

870Hargreaves dan Kucuk (2001) menjelaskan bahwa akumulasi amonia

871menyebabkan pertumbuhan ikan menurun karena paparan amonia menyebabkan

872penurunan nafsu makan ikan dan mengurangi tingkat kecernaan pakan yang

873dikonsumsi.

874 Hargreaves dan Kucuk (2001) melaporkan bahwa akumulasi amonia

875menyebabkan pertumbuhan ikan menurun. Hal ini terjadi karena paparan amonia

876mengakibatkan deplesi glikogen dalam hati dan mengakibatkan asidosis darah.

877Hal ini berkontribusi dalam peningkatan kerentanan terhadap hipoksia, efek

878histopatologinya terutama mempengaruhi insang dan fungsi hati.

8794.3 Kelangsungan hidup (survival rate) ikan nila (Oreochromis niloticus)

880 Menurut Sayed (2006), kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh faktor

881dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari umur dan kemampuan ikan dalam

882menyesuaikan diri dengan lingkungan, faktor luar terdiri dari kondisi abiotik,

883kompetisi antara spesies, populasi ikan dalam ruang gerak yang sama,
43

884meningkatnya parasit, kekurangan makanan dan sifat-sifat biologis lainnya.

885Tingkat kelangsungan hidup ikan nila yang dipelihara selama 60 hari berkisar

886antara 72,50%-82,50% (Gambar 4-3). Nilai rata-rata tingkat kelangsungan hidup

887tertinggi dicapai pada perlakuan 9 dan 12 rumpun (D dan E) sebesar 82,50%,

888sedangkan nilai terendah pada perlakuan tanpa tanaman kangkung sebesar

88972,50%.

84.00
82.50 82.50
82.00
80.00
80.00
Kelangsungan Hidup (%)

78.00 77.50

76.00
74.00
72.50
72.00
70.00
68.00
66.00
A B C D E
Perlakuan

891
892
893
894
895
896
897
898

899
44

900Gambar 4-3. Kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) selama


901 pemeliharaan
902 Semakin menurun kandungan amonia pada media sistem akuaponik,

903semakin tinggi tingkat kelangsungan hidup ikan nila. Hal ini dikarenakan kondisi

904lingkungan yang baik mampu meningkatkan nafsu makan dan mengurangi

905kondisi stress pada ikan (Marlina dan Rakhmawati, 2016). Sebaliknya, pada

906perlakuan A (tanpa tanaman) amonia tidak tereduksi, tetapi terakumulasi di media

907pemeliharaan yang menyebabkan kematian pada ikan. Hargreaves dan Kucuk

908(2001) menambahkan bahwa biasanya NH 3 diekskresikan melalui difusi pasif di

909epitel insang dari darah ke air, yang bertujuan untuk menanggapi gradien tekanan

910parsial gas NH3. NH3 selanjutnya diekskresikan melalui lapisan batas epitel. Jika

911tekanan parsial NH3 dalam lapisan batas epitel lebih besar dari yang di dalam

912darah, ekskresi NH3 terhambat dan NH3 akan berdifusi dari air ke dalam darah.

913Menurut Boyd (2012), amonia meningkatkan konsumsi oksigen pada jaringan,

914mengakibatkan kerusakan insang, dan mengurangi kemampuan darah untuk

915mengangkut oksigen.

916
9174.4 Variabel kualitas air

918 Variabel kualitas air media budidaya ikan nila yang diukur selama

919penelitian meliputi suhu, pH, oksigen terlarut (DO) (Tabel 4-2). Kisaran suhu, pH,

920dan DO cenderung sama pada setiap perlakuan. Kisaran suhu media pemeliharaan

921berkisar 26,65-28,60oC. Kisaran suhu tersebut masih layak untuk budidaya ikan

922nila. Menurut Popma dan Masser (1999), suhu optimal untuk pertumbuhan tilapia

923adalah 29oC-31oC. Chervinski (1982) menambahkan bahwa aktivitas dan makan


45

924tilapia menjadi berkurang ketika suhu di bawah 20°C dan berhenti sepenuhnya

925pada suhu sekitar 16°C. Meskipun tilapia dapat bertahan pada paparan jangka

926pendek (beberapa jam) pada suhu 7 hingga 10°C, kematian dapat terjadi (pada

927beberapa spesies) pada suhu setinggi 12°C setelah paparan jangka panjang.

928Tabel 4-2. Konsentrasi variabel kualitas air pada media budidaya ikan nila
929 (Oreochromis niloticus)
Parameter kualitas air
No. Perlakuan
Suhu (˚C) pH DO (ppm)
1. A 26,60-28,40 6,33-8,13 6,55-7,62
2. B 26,65-28,40 6,13-7,99 6,17-7,52
3. C 26,65-28,60 6,40-8,08 6,62-7,62
4. D 26,60-28,45 6,15-8,43 6,62-7,62
5. E 26,50-28,35 6,32-7,99 6,59-7,46
930
931 pH media pemeliharaan berkisar 6,13-8,43. Kisaran pH tersebut masih layak

932untuk budidaya ikan nila. Menurut Wangead et al. (1988), ikan dewasa dan benih

933dapat bertahan hidup pada kisaran pH 4, 5 dan 7. Popma dan Masser (1999) juga

934menyatakan bahwa nilai pH optimum untuk tilapia berada pada kisaran 6-9.

935 Oksigen terlarut pada media pemeliharaan berkisar 6,17-6,62 ppm. Menurut

936Villaroel et al. (2011), batas oksigen terlarut yang dapat diterima ikan nila diatas 5

937mg/L. Keterbatasan oksigen juga akan menjadi penyebab akumulasi nitrit (Ruly,

9382015). Chen et al. (2006), menjelaskan bahwa Nitrobacter lebih sensitif terhadap

939oksigen terlarut dan menunjukkan penurunan pertumbuhan pada konsentrasi

940kurang dari 4 mg/L, dan akumulasi nitrit terjadi pada konsentrasi oksigen terlarut

941kurang dari 2 mg/L.

942
9434.5 Pertumbuhan biomassa kangkung (Ipomea aquatica)

944 Pertumbuhan biomassa kangkung yang dipelihara selama 60 hari berkisar

945antara 6,84-50,98 g (Gambar 4-4). Pertumbuhan biomassa tertinggi dicapai pada


46

946perlakuan D (9 rumpun) sebesar 50,98 g sedangkan nilai pertumbuhan biomassa

947terendah pada perlakuan E (12 rumpun) sebesar 6,84 g. Hasil analisis ragam

948(ANOVA) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa jumlah rumpun

949tanaman kangkung yang berbeda, berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap

950pertumbuhan bobot mutlak kangkung. Hasil uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ)

951menunjukkan bahwa perlakuan D berbeda nyata dengan perlakuan E (P<0,05),

952dan tidak ada perbedaan nyata antar perlakuan lainnya (P>0,05).

60.00
50.98
50.00

40.00
Bobot Mutlak

31.10
30.00 26.78

20.00

10.00 6.84

0.00
B C D E
Perlakuan

954

955

956

957

958

959
960
961
47

962
963
964
965
966Gambar 4-4. Pertumbuhan bobot mutlak kangkung (Ipomea aquatica) pada
967 setiap perlakuan selama pemeliharaan
968
969 Selama pemeliharaan berlangsung kangkung dapat tumbuh tanpa

970penambahan nutrisi tambahan, sehingga nutrien yang digunakan hanya berasal

971dari limbah budidaya ikan nila. Berdasarkan pengamatan, pertumbuhan biomassa

972kangkung pada perlakuan E (12 rumpun) lebih rendah dari perlakuan lain. Hal ini

973diduga karena akar tanaman mengalami pembusukan yang diduga karena penyakit

974sehingga penyerapan unsur hara dari air tidak maksimal. Buzby dan Lian Shin

975(2014) menyatakan pertumbuhan kangkung dipengaruhi oleh intensitas cahaya

976matahari, suhu di daerah akar, suhu lingkungan, pH, konsentrasi nutrien, dan jenis

977tanaman. Selanjutnya, pertumbuhan tertinggi kangkung selama pengamatan

978terlihat pada perlakuan D (9 rumpun). Akar tanaman menyediakan permukaan

979pelekatan untuk komunitas mikroba yang berperan penting dalam siklus nitrogen.

980Bakteri pada akar tanaman berperan dalam pemecahan efektif berbagai senyawa

981seperti oksidasi amonia menjadi nitrat yang dibutuhkan tanaman (Endut et al.

9822011). Nutrien yang diserap melalui akar kemudian digunakan untuk mendukung

983pertumbuhan tanaman. Serapan hara ini akan meningkatkan biomassa tanaman.

984Pertumbuhan tanaman kangkung pada perlakuan B, C dan E yang lebih rendah

985berkaitan dengan jumlah masukkan limbah yang mencapai batas optimal tidak

986diimbangi dengan kapasitas penyimpanan nutrient pada tanaman kangkung. Hasil

987ini juga menunjukkan bahwa tanaman kangkung berada pada kondisi jenuh dan
48

988tidak mampu meningkatkan kapasitas penyerapan nutrient untuk menghasilkan

989biomassa, sehingga pertumbuhan B, C dan E lebih rendah (Wahyuningsih, 2015).


990 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

9915.1 Simpulan

992 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

993sebagai berikut:

9941. Jumlah rumpun tanaman kangkung dalam system akuaponik berpengaruh

995 nyata terhadap nilai reduksi amonia, dan nitrit, tetapi tidak berpengaruh

996 nyata terhadap nilai reduksi nitrat dalam media pemeliharaan ikan nila

997 (Oreochromis niloticus).

9982. Reduksi amonia tertinggi sebesar 84,31% pada perlakuan E (12 rumpun),

999 sedangkan pada perlakuan A (tanpa kangkung) terjadi penambahan

1000 konsentrasi amonia sebesar 73,91%.

10013. Perbedaan jumlah tanaman kangkung tidak berpengaruh nyata terhadap

1002 pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. Pertumbuhan bobot mutlak

1003 dan panjang mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan 12 rumpun kangkung

1004 sebesar 49,73 g dan 12,40 cm. Kelangsungan hidup tertinggi selama

1005 penelitian terdapat pada perlakuan 12 rumpun kangkung sebesar 82,50%.

10064. Perbedaan jumlah tanaman kangkung berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap

1007 pertumbuhan bobot mutlak tanaman kangkung. Pertumbuhan biomassa

1008 tertinggi dicapai pada perlakuan D (9 rumpun) sebesar 50,98 g sedangkan

1009 nilai pertumbuhan biomassa terendah pada perlakuan E (12 rumpun) sebesar

1010 6,84 g.

1011
1012
50

1013
1014
10155.2 Saran

1016 Perlu adanya penambahan jenis tanaman dan jumlah tanaman. Selain itu,

1017perlu dilakukan penelitian tentang jenis dan kelimpahan bakteri yang berada pada

1018sistem akuaponik dan penyakit yang dapat menyerang ikan. Serta perlu melihat

1019adanya korelasi antara parameter kualitas air terhadap pertumbuhan dan tingkat

1020kelangsungan hidup ikan maupun tanaman.


1021 DAFTAR PUSTAKA

1022APHA, 2012. Standard Method for The Examination of Water and Waste Water.
1023 American Public Health Assosiation, Port City.
1024Avnimelech Y. 2006. Bio-filters: The Need for an New Comprehensive
1025 Approach. Aquaculture Engineering. 34:172-178.
1026
1027Bowen, S.H., 1982. Feeding, Digestion and Growth-Qualitative Considerations.
1028 In: Pullin, R.V.S. and Lowe-McConnell, R.H. (eds) The Biology and
1029 Culture of Tilapias. ICLARM Conference Proceedings No. 7, ICLARM,
1030 Manila, Philippines, pp. 141–156.
1031Boyd, C., 2012. Water Quality. In J.S. Lucas and P.C. Southgate (Editor),
1032 Aquaculture: Farming Aquatic Animals and Plants. Blackwell Publising
1033 Ltd. Chichester, pp. 52-83.
1034Buzby KM, Lin, L.S ., 2014. Scaling Aquaponic Systems: Balancing Plant Uptake
1035 with Fish Output. Aquacultural Engineering. 63:39-44.
1036
1037Caulton, M.S., 1982. Feeding, Metabolism and Growth Of Tilapias: Some
1038 Quantitative Considerations. In: Pullin, R.S.V. and Lowe-McConnell, R.H.
1039 (eds) The Biology and Culture of Tilapias. ICLARM Conference
1040 Proceedings No. 7, ICLARM, Manila, Philippines, pp. 157-180
1041Chen, S, Ling J, dan Blancheton J,P., 2006. Nitrification Kinetics of Biofilm as
1042 Affected by Water Quality Factors. Aquaculture Engineering. 34:179-197.
1043Chervinski. J. 1982. Environmental Physiology of Tilapias, p. 119-128. In R.S.V.
1044 Pullin and R.H. Lowe-McConnell (eds.) The biology and culture of tilapias.
1045 ICLARM Conference Proceedings 7, 432 p. International Center for Living
1046 Aquatic Resources Management, Manila, Philippines.
1047
1048Colt J. 2006. Water Quality Requirements for Reuse Systems. Aquaculture
1049 Engineering. 34:143-156.
1050
1051Dauhan, R.E , Eko E., dan Suparmono., 2014. Efektivitas Sistem Akuaponik
1052 dalam Merduksi Konsentrasi Amonia pada Sistem Budidaya Ikan. Jurnal
1053 Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 3(1):297-302.
1054
1055Diver, S., 2010. Aquaponics-Integration of Hydroponics with Aquaculture.
1056 National Center for Appropriate Technology (NCAT) United States.
1057
1058Endut, A, Jusoh A., Ali N., Nik WBW., dan Hassan A., 2010. A Study on The
1059 Optimal Hydraulic Loading Rate and Plant Ratios in Recirculation
1060 Aquaponic System. Bioresource Technology. 101:1511-1517.
52

1061Endut A, Jusoh A, Ali N, Nik WBW. 2011. Nutrient Removal from Aquaculture
1062 waste water by Vegetable Production in Aquaponic Recirculation System.
1063 Desalination and Water Treatment. 32:422-430.
1064
1065Endah, N, P,H,H., 2012. Keragaan Pertumbuhan Ikan Nila BEST
1066 (Oreochromis niloticus) Hasil Seleksi F3, F4, dan Nila Lokal. Skripsi.
1067 Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
1068 Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
1069Enberg, K, E, S, Dunlop, dan Jorgensen., 2008. Fish Growth. Ecological Models.
1070 Elsevier B.V., 1564-1571.
1071Franklin, C,E, Johnston, I,A., Crockford, T, dan Kamunde, C., 1995. Scaling of
1072 Oxygen Consumption of Lake Magadi Tilapia, a Fish Living at 37°C.
1073 Journal of Fish Biology. 46:829–834.
1074Ginting C, Rakian TC. 2008. Hidroponik: Pertanian Masa Depan Untuk
1075 Masyarakat Perkotaan. Warta-WPTEK. 16:1-5. ISSN:0854-0667.
1076Goddek, S, Boris, D, Utra, M, Kristin, V, R, Haissam J, dan Ragnheidur T., 2015.
1077 Challenges of Sustainable and Commercial Aquaponics. Sustainability.
1078 7:4199-4224.
1079Handayani Leni., 2018. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian. Fakultas
1080 Pertanian, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah. Medan.
1081Hargreaves JA, Kucuk S. 2001. Effects Of Diel Un-Ionized Ammonia Fluctuation
1082 on Juvenile Hybrid Striped Bass, Channel Catfish, and Blue Tilapia.
1083 Aquaculture. 195:163-181.
1084
1085Hu Z, Lee JW, Chandran K, Kim S, Brotto AC, dan Khanal SK., 2015. Effect of
1086 Plant Species on Nitrogen Recovery in Aquaponics. Bioresource
1087 Technology. 188:92- 98.s
1088Karlyssa, F.J, Irwanmay, dan Rusdi L., 2014. Pengaruh Padat Penebaran
1089 Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Nila Gesit
1090 (Oreochromis niloticus). Jurnal Aquacoastmarine. 4(3):76-85.
1091Karo-Karo, R., 2016. Fitromediasi Limbah Budidaya Ikan Lele (Clarias sp.)
1092 dengan Kangkung (Ipomea aquatica) dan Packoy (Brassica rapa chinensis)
1093 dalam Sistem Resirkulasi. Skripsi. Departemen Manajemen Sumber Daya
1094 Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
1095Klinger, D, dan Naylor R., 2012. Searching for Solutions in Aquaculture:
1096 Charting a Sustainable Course. Annual Review of Environment and
1097 Resources. 37:247-276.
1098Kurniawan, A., 2013. Akuaponik: Sederhana Berhasil Ganda. UBB Press. Bangka
1099 Belitung
53

1100

1101Marlina, E, dan Rakhmawati., 2016. Kajian Kandungan Ammonia Pada Budidaya


1102 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Menggunakan Teknologi Akuaponik
1103 Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum). Prosiding. Seminar Nasional
1104 Tahunan Ke-V Hasil-hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. 181-187.
1105Masser, M,P, Rackocy J, Losordo T,M., 1999. Recirculating Aquaculture Tank
1106 Production Systems: Management of Recirculating Systems. SRAC
1107 Publication, USA. 452:9 hal.
1108McAndrew, B,J., 2000. Evolution, Phylogenetic Relationships and Biogeography.
1109 In: Beveridge, M.C.M. and McAndrew, B.J. (eds) Tilapias: Biology and
1110 Exploitation. Kluwer Academic Publishers, Dordrecht/Boston/London, pp.
1111 1–32.
1112Pedersen LF, Suhr KI, Dalsgaard J, Pedersen PB, Arvin E. 2012. Effects of Feed
1113 Loading on Nitrogen Balances and Fish Performance in Replicated
1114 Recirculating Aquaculture Systems. Aquaculture. 338-341:237-245.
1115
1116Perdana, T, R, Tengku S,R, dan Andi Z., 2015. Tingkat Penyerapan Tanaman
1117 Kangkung (Ipomoea reptans) dengan Luasan Wadah Tanam Sistem
1118 Akuaponik yang Berbeda Terhadap Kandungan Amonia (NH3) Pada
1119 Limbah Budidaya Lele. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP
1120 UMRAH
1121Philippart, J,-C,L, dan Ruwet, J,-C,L., 1982. Ecology And Distribution of
1122 Tilapias. In: Pullin, R.S.V. and Lowe-McConnell, R.H. (eds) The Biology
1123 and Culture of Tilapias. ICLARM Conference Proceedings No. 7,
1124 ICLARM, Manila, Philippines, pp. 15–59.
1125Popma, T, dan Michael M., 1999. Tilapia: Life History and Biology. Southern
1126 Regional Aquaculture Center. 283:4 hal.
1127Prasad, K,N, Shivamurti G,R, dan Aradhya S,M., 2008. Ipome aquatica, An
1128 Underutilized Green Laefy Vegetable: A Review. International Journal Of
1129 Botany 4. 1:123-129.
1130Pullin, R,V,S, dan Lowe M,R,H., (eds) 1982. The Biology and Culture of
1131 Tilapias. ICLARM Conference Proceedings No. 7, ICLARM, Manila,
1132 Philippines, 432 pp.
1133Putra, I, D, Djoko S, Dinamella, W., 2011. Pertumbuhan dan Kelangsungan
1134 Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dalam Sistem Resirkulasi. Jurnal
1135 Perikanan dan Kelautan. 16(1):56-63.
1136Pillay, T,V,R., 2004. Aquaculture and The Environment. Second Edition.UK
1137 Blackwell Publishing.
54

1138

1139Ratanannda, R., 2011. Penentuan Waktu Retensi Sistem Akuaponik untuk


1140 Mereduksi Limbah Budidaya Ikan Nila. Skripsi. Departemen Budidaya
1141 Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. 25
1142 hal.
1143Rakocy, J., 2012. Aquaponics Integrating Fish and Plant Culture. In J. Tidwell.
1144 Aquaculture Production Systems. John Wiley & Sons, Inc, pp. 343-386.
1145Rijn, J,V., 1996. The Potential for Integrated Biological Treatment Systems in
1146 Recirculting Fish Culture-A Review. Aquaculture. 139:181-201.
1147
1148Sayed, A,F, M, El., 2006. Tilapia Culture. CABI Publishing, Cambridge

1149Sace, C,F, Fitzsimmons K,M., 2013. Recirculating Aquaponic Systems Using


1150 Nile Tilapia (Oreochromis Niloticus) and Freshwater Prawn
1151 (Macrobrachium Rosenbergii) Polyculture and The Productivity Of
1152 Selected Leafy Vegetables. Merit Research Journal of Business and
1153 Management. 1(1):11-29.
1154Sidik, A,S, Sarwono, dan Agustina., 2002. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap
1155 Laju Nitrifikasi dalam Budidaya Ikan Sistem Resirkulasi Tertutup. Jurnal
1156 Akuakultur Indonesia. 1(2):47-51.
1157Suryani, E., 2017. Efek Kalium Terhadap Cekaman Kekeringan Kangkung Air
1158 (Ipomea aquatica Forssk.) Setelah Diinokulasi dengan Mikoriza
1159 (Rhizoctonia sp.) Secara In Vitro. Skripsi Jurusan Biologi, Fakultas
1160 Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung
1161Tahe, S, dan Hidayat S.S., 2011. Pertumbuhan dan Sintasan Udang Vaname
1162 (Litopenaeus Vannamei) dengan Kombinasi Pakan Berbeda dalam Wadah
1163 Terkontrol. Akuakultur. 6(1):31-40.
1164Trewavas, E., 1982. Tilapias: Taxonomy and Speciation. In: Pullin, R.V.S. and
1165 Lowe-McConnell, R.H. (eds) The Biology and Culture of Tilapias.
1166 ICLARM Conference Proceedings No. 7, ICLARM, Manila, Philippines,
1167 pp. 3–13.
1168Tyson R.V. 2007. Reconciling pH for Ammonia Biofiltration in a
1169 Cucumber/Tilapia Aquaponics System Using a Perlite Medium. [Disertasi].
1170 University of Florida.
1171Tyson, R,V, Treadwell D,D, dan Simonne E,H., 2011. Opportunities and
1172 Challenges to Sustainibality in Aquaponic Systems (reviews). Hort
1173 Technology. 21(1):6-13.
55

1174Villarroel M, Alvariño JMR, Duran JM, 2011. Aquaponics: Integrating Fish


1175 Feeding Rates and Ion Waste Production for Strawberry Hydroponics.
1176 Spanish Journal of Agriculture Research. 9(2):537-545.
1177
1178Wahyuningsih, S., 2015. Pengolahan Limbah Nitrogen dari Kegiatan Budidaya
1179 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Sistem Akuaponik. Tesis. Sekolah
1180 Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. 43 hal.
1181
1182Wangead, C., Greater, A. and Tansakul, R. (1988) Effects of Acid Water on
1183 Survival and Growth Rate of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus). In:
1184 Pullin, R.S.V., Bhukaswan, T., Tonguthai, K. and Maclean, J.L. (eds)
1185 Proceedings of the Second International Symposium on Tilapia in
1186 Aquaculture. ICLARM Conference Proceedings No. 15, Department of
1187 Fisheries, Bangkok, Thailand, and ICLARM, Manila, Philippines, pp.
1188 433–438
1189

1190

1191

1192

1193 LAMPIRAN
57

1194Lampiran 1. Rata-rata konsentrasi amonia media pemeliharaan ikan nila


1195 (Oreochromis niloticus)
Rata-
Perlakua TAN
No rata
n
0 10 20 30 60
1 A1 0.011 0.091 0.227 0.163 0.167 0.132
2 A2 0.011 0.101 0.258 0.152 0.182 0.141
3 A3 0.011 0.123 0.201 0.145 0.166 0.129
4 A4 0.011 0.099 0.266 0.179 0.195 0.150
5 B1 0.011 0.192 0.167 0.163 0.184 0.143
6 B2 0.011 0.187 0.180 0.125 0.192 0.139
7 B3 0.011 0.192 0.121 0.118 0.134 0.115
8 B4 0.011 0.184 0.152 0.109 0.125 0.116
9 C1 0.011 0.112 0.168 0.121 0.083 0.099
10 C2 0.011 0.124 0.120 0.101 0.079 0.087
11 C3 0.011 0.148 0.145 0.180 0.099 0.117
12 C4 0.011 0.178 0.171 0.097 0.087 0.109
13 D1 0.011 0.113 0.156 0.134 0.081 0.099
14 D2 0.011 0.165 0.214 0.177 0.079 0.129
15 D3 0.011 0.132 0.143 0.239 0.078 0.121
16 D4 0.011 0.147 0.122 0.106 0.092 0.096
17 E1 0.011 0.127 0.148 0.132 0.035 0.091
18 E2 0.011 0.114 0.119 0.151 0.015 0.082
19 E3 0.011 0.182 0.177 0.115 0.022 0.101
20 E4 0.011 0.171 0.153 0.070 0.017 0.084
1196
1197
1198
1199
1200
1201
1202
1203
1204
1205
1206
1207
1208
1209
1210
1211
1212
58

1213Lampiran 2. Persentase reduksi amonia pada media pemeliharaan ikan nila


1214 (Oreochromis niloticus)
Perlakua TAN Reduksi
No
n Nilai Awal Nilai Akhir %
1 A1 0,091 0,167 -83,52
2 A2 0,101 0,182 -80,20
3 A3 0,123 0,166 -34,96
4 A4 0,099 0,195 -96,97
Rata-rata 0,104 0,178 -73,91
5 B1 0,192 0,184 4,17
6 B2 0,187 0,192 -2,67
7 B3 0,192 0,134 30,21
8 B4 0,184 0,125 32,07
Rata-rata 0,189 0,159 15,94
9 C1 0,112 0,083 25,89
10 C2 0,124 0,079 36,29
11 C3 0,148 0,099 33,11
12 C4 0,178 0,087 51,12
Rata-rata 0,141 0,087 36,60
13 D1 0,113 0,081 28,32
14 D2 0,165 0,079 52,12
15 D3 0,132 0,078 40,91
16 D4 0,147 0,092 37,41
Rata-rata 0,139 0,083 39,69
17 E1 0,127 0,035 72,44
18 E2 0,114 0,015 86,84
19 E3 0,182 0,022 87,91
20 E4 0,171 0,017 90,06
Rata-rata 0,149 0,022 84,31
1215
1216
1217
1218
1219
1220
1221
1222
1223
1224
1225
1226
1227
1228
59

1229Lampiran 3. Persentase reduksi amonia pada media pemeliharaan ikan nila


1230 (Oreochromis niloticus) transformasi √+0,5
Perlakua TAN Reduksi
No
n Nilai Awal Nilai Akhir %
1 A1 0,769 0,817 -6,24
2 A2 0,775 0,826 -6,53
3 A3 0,789 0,816 -3,39
4 A4 0,774 0,834 -7,72
Rata-rata 0,777 0,823 -5,97
5 B1 0,832 0,827 0,58
6 B2 0,829 0,832 -0,36
7 B3 0,832 0,796 4,28
8 B4 0,827 0,791 4,41
Rata-rata 0,830 0,811 2,23
9 C1 0,782 0,764 2,40
10 C2 0,790 0,761 3,67
11 C3 0,805 0,774 3,86
12 C4 0,823 0,766 6,95
Rata-rata 0,800 0,766 4,22
13 D1 0,783 0,762 2,65
14 D2 0,815 0,761 6,69
15 D3 0,795 0,760 4,37
16 D4 0,804 0,769 4,34
Rata-rata 0,799 0,763 4,51
17 E1 0,792 0,731 7,63
18 E2 0,784 0,718 8,42
19 E3 0,826 0,722 12,51
20 E4 0,819 0,719 12,22
Rata-rata 0,805 0,723 10,19
1231

1232

1233

1234

1235

1236

1237

1238Lampiran 4. Uji normalitas nilai reduksi amonia media pemeliharaan ikan nila
1239 (Oreochromis niloticus) transformasi √+0,5
60

1240
Probability Plot of AA
1241 Normal
99
Mean 3.037
1242 StDev 5.682
95 N 20
1243 AD 0.479
90
P-Value 0.209
80
1244
70
Percent

60
1245 50
40
30
1246
20

1247 10

5
1248
1
1249 -10 -5 0 5 10 15 20
1250 AA

1251

1252Lampiran 5. Uji homogenitas nilai reduksi amonia media pemeliharaan ikan nila
1253 (Oreochromis niloticus) transformasi √+0,5
1254
Test for Equal Variances for AA
1255
Bartlett's Test
1256 A Test Statistic 0.75
P-Value 0.945
Lev ene's Test
1257
Test Statistic 1.12
B
P-Value 0.382
1258
AT

1259 C

1260
D
1261

1262 E
1263
1264 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
1265 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
1266
1267Lampiran 6. Hasil analisis ragam (ANOVA) nilai reduksi amonia pada
1268 pemeliharaan ika nila (Oreochromis niloticus)
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
61

737,413 184,353
Between Groups 2 4 3 270,453 8,79E-14 3,055568
10,2246 0,68164
Within Groups 9 15 6

747,637
Total 9 19        
1269
1270Lampiran 7. Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) nilai reduksi amonia pada
1271 pemeliharaan ikan nila (Oreochromis niloticus)
1272
1273Grouping Information Using Tukey Method
1274
1275AT N Mean Grouping
1276E 4 10.195 A
1277D 4 4.512 B
1278C 4 4.220 B
1279B 4 2.227 B
1280A 4 -5.968 C
1281
1282Means that do not share a letter are significantly different.
1283
1284
1285Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals
1286All Pairwise Comparisons among Levels of AT
1287
1288Individual confidence level = 99.25%
1289
1290
1291AT = A subtracted from:
1292
1293AT Lower Center Upper ---+---------+---------+---------+------
1294B 3.570 8.195 12.820 (---*----)
1295C 5.562 10.187 14.813 (---*----)
1296D 5.854 10.479 15.105 (---*----)
1297E 11.537 16.162 20.788 (---*----)
1298 ---+---------+---------+---------+------
1299 -10 0 10 20
1300
1301
1302AT = B subtracted from:
1303
1304AT Lower Center Upper ---+---------+---------+---------+------
1305C -2.633 1.993 6.618 (----*----)
1306D -2.341 2.285 6.910 (---*----)
1307E 3.342 7.967 12.593 (----*----)
1308 ---+---------+---------+---------+------
1309 -10 0 10 20
1310
1311
1312AT = C subtracted from:
1313
1314AT Lower Center Upper ---+---------+---------+---------+------
1315D -4.333 0.292 4.917 (---*----)
1316E 1.350 5.975 10.600 (----*----)
1317 ---+---------+---------+---------+------
1318 -10 0 10 20
1319
1320
62

1321AT = D subtracted from:


1322
1323AT Lower Center Upper ---+---------+---------+---------+------
1324E 1.058 5.683 10.308 (----*---)
1325 ---+---------+---------+---------+------
1326 -10 0 10 20
1327
1328
1329Lampiran 8. Rata-rata konsentrasi nitrit media pemeliharaan ikan nila
1330 (Oreochromis niloticus)
Rata-
Perlakua Nitrit
No rata
n
0 10 20 30 60
1 A1 0.025 0.019 0.029 0.044 0.037 0.031
2 A2 0.025 0.023 0.022 0.041 0.041 0.030
3 A3 0.025 0.029 0.026 0.041 0.032 0.031
4 A4 0.025 0.026 0.028 0.057 0.048 0.037
5 B1 0.025 0.036 0.060 0.030 0.023 0.035
6 B2 0.025 0.048 0.030 0.026 0.022 0.030
7 B3 0.025 0.053 0.028 0.022 0.020 0.030
8 B4 0.025 0.042 0.059 0.021 0.020 0.033
9 C1 0.025 0.035 0.031 0.020 0.019 0.026
10 C2 0.025 0.031 0.022 0.021 0.016 0.023
11 C3 0.025 0.035 0.028 0.024 0.012 0.025
12 C4 0.025 0.032 0.018 0.019 0.017 0.022
13 D1 0.025 0.010 0.023 0.021 0.007 0.017
14 D2 0.025 0.017 0.041 0.022 0.007 0.022
15 D3 0.025 0.022 0.022 0.019 0.012 0.020
16 D4 0.025 0.020 0.027 0.015 0.011 0.020
17 E1 0.025 0.032 0.081 0.023 0.017 0.036
18 E2 0.025 0.043 0.023 0.021 0.014 0.025
19 E3 0.025 0.036 0.041 0.021 0.009 0.026
20 E4 0.025 0.051 0.035 0.020 0.005 0.027
1331
1332
1333
1334
1335
1336
1337
1338
1339
1340
1341
1342
63

1343Lampiran 9. Persentase reduksi nitrit pada media pemeliharaan ikan nila


1344 (Oreochromis niloticus)
Perlakua TAN
No Reduksi %
n Nilai Awal Nilai Akhir
1 A1 0,019 0,037 -94,74
2 A2 0,023 0,041 -78,26
3 A3 0,029 0,032 -10,34
4 A4 0,026 0,048 -84,62
Rata-rata 0,024 0,040 -66,99
5 B1 0,036 0,023 36,11
6 B2 0,048 0,022 54,17
7 B3 0,053 0,020 62,26
8 B4 0,042 0,020 52,38
Rata-rata 0,045 0,021 51,23
9 C1 0,035 0,019 45,71
10 C2 0,031 0,016 48,39
11 C3 0,035 0,012 65,71
12 C4 0,032 0,017 46,88
Rata-rata 0,033 0,016 51,67
13 D1 0,010 0,007 30,00
14 D2 0,017 0,007 58,82
15 D3 0,022 0,012 45,45
16 D4 0,020 0,011 45,00
Rata-rata 0,017 0,009 44,82
17 E1 0,032 0,017 46,88
18 E2 0,043 0,014 67,44
19 E3 0,036 0,009 75,00
20 E4 0,051 0,005 90,20
Rata-rata 0,041 0,011 69,88
1345
1346
1347
1348
1349
1350
1351
1352
1353
1354
1355
1356
1357
1358
64

1359Lampiran 10. Persentase reduksi nitrit pada media pemeliharaan ikan nila
1360 (Oreochromis niloticus) transformasi √+0,5
Perlakua Nitrit
No Reduksi %
n Nilai Awal Nilai Akhir
1 A1 0,720 0,733 -1,72
2 A2 0,723 0,736 -1,71
3 A3 0,727 0,729 -0,28
4 A4 0,725 0,740 -2,07
Rata-rata 0,724 0,734 -1,44
5 B1 0,732 0,723 1,22
6 B2 0,740 0,722 2,40
7 B3 0,744 0,721 3,03
8 B4 0,736 0,721 2,05
Rata-rata 0,738 0,722 2,18
9 C1 0,731 0,720 1,51
10 C2 0,729 0,718 1,42
11 C3 0,731 0,716 2,17
12 C4 0,729 0,719 1,42
Rata-rata 0,730 0,718 1,63
13 D1 0,714 0,712 0,29
14 D2 0,719 0,712 0,97
15 D3 0,722 0,716 0,96
16 D4 0,721 0,715 0,87
Rata-rata 0,719 0,714 0,77
17 E1 0,729 0,719 1,42
18 E2 0,737 0,717 2,71
19 E3 0,732 0,713 2,55
20 E4 0,742 0,711 4,27
Rata-rata 0,735 0,715 2,74
1361

1362

1363

1364

1365

1366

1367

1368
65

1369Lampiran 11. Uji normalitas nilai reduksi nitrit pada media pemeliharaan ikan nila
1370 (Oreochromis niloticus) transformasi √+0,5
1371
1372 Probability Plot of AA
Normal
1373
99
1374 Mean 1.174
1375 StDev 1.640
95 N 20
1376 AD 0.539
90
1377 P-Value 0.146
1378 80

1379 70
Percent

60
1380 50
1381 40
1382 30
20
1383
1384 10

1385 5

1386
1387 1
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
1388
AA
1389
1390
1391
1392Lampiran 12. Uji homogenitas nilai reduksi nitrit pada media pemeliharaan ikan
1393 nila (Oreochromis niloticus) transformasi √+0,5
1394
1395 Test for Equal Variances for AA
1396
Bartlett's Test
1397 A Test Statistic 5.56
1398 P-Value 0.235
1399 Lev ene's Test
Test Statistic 0.75
1400 B
P-Value 0.572
1401
1402
AT

1403 C
1404
1405
D
1406
1407
1408
E
1409
1410
0 1 2 3 4 5 6 7 8
1411
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
1412
1413
66

1414Lampiran 13. Hasil analisis ragam (ANOVA) nilai reduksi nitrit pada media
1415 pemeliharaan ikan nila (Oreochromis niloticus)
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
10,6672
Between Groups 42,66917 4 9 19,02782 9,66E-06 3,055568
0,56061
Within Groups 8,409234 15 6

Total 51,0784 19        
1416
1417Lampiran 14. Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) nilai reduksi nitrit pada media
1418 pemeliharaan ikan nila (Oreochromis niloticus)
1419Grouping Information Using Tukey Method
1420
1421AT N Mean Grouping
1422E 4 2.7358 A
1423B 4 2.1753 A B
1424C 4 1.6306 A B
1425D 4 0.7745 B
1426A 4 -1.4446 C
1427
1428Means that do not share a letter are significantly different.
1429
1430
1431Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals
1432All Pairwise Comparisons among Levels of AT
1433
1434Individual confidence level = 99.25%
1435
1436
1437AT = A subtracted from:
1438
1439AT Lower Center Upper ----+---------+---------+---------+-----
1440B 1.9840 3.6200 5.2560 (-----*------)
1441C 1.4392 3.0752 4.7112 (-----*------)
1442D 0.5832 2.2192 3.8552 (------*-----)
1443E 2.5445 4.1805 5.8165 (------*-----)
1444 ----+---------+---------+---------+-----
1445 -2.5 0.0 2.5 5.0
1446
1447
1448AT = B subtracted from:
1449
1450AT Lower Center Upper ----+---------+---------+---------+-----
1451C -2.1808 -0.5448 1.0912 (------*-----)
1452D -3.0368 -1.4008 0.2352 (-----*------)
1453E -1.0755 0.5605 2.1965 (-----*------)
1454 ----+---------+---------+---------+-----
1455 -2.5 0.0 2.5 5.0
1456
1457
1458AT = C subtracted from:
1459
1460AT Lower Center Upper ----+---------+---------+---------+-----
1461D -2.4920 -0.8560 0.7800 (------*-----)
1462E -0.5308 1.1053 2.7413 (-----*------)
67

1463 ----+---------+---------+---------+-----
1464 -2.5 0.0 2.5 5.0
1465
1466
1467AT = D subtracted from:
1468
1469AT Lower Center Upper ----+---------+---------+---------+-----
1470E 0.3253 1.9613 3.5973 (------*-----)
1471 ----+---------+---------+---------+-----
1472 -2.5 0.0 2.5 5.0
1473
1474
1475Lampiran 15. Rata-rata konsentrasi nitrat pada media pemeliharaan ikan nila
1476 (Oreochromis niloticus)
Rata-
Perlakua Nitrat
No rata
n
0 10 20 30 60
1 A1 0.031 0.082 0.825 0.296 0.835 0.414
2 A2 0.031 0.094 0.768 0.312 0.768 0.395
3 A3 0.031 0.113 0.436 0.261 0.812 0.331
4 A4 0.031 0.091 0.569 0.331 0.888 0.382
5 B1 0.031 0.083 0.170 0.513 0.248 0.209
6 B2 0.031 0.082 0.228 0.366 0.693 0.280
7 B3 0.031 0.061 0.325 0.248 0.476 0.228
8 B4 0.031 0.124 0.229 0.693 0.611 0.338
9 C1 0.031 0.075 0.527 0.256 0.519 0.282
10 C2 0.031 0.057 0.611 0.215 0.218 0.226
11 C3 0.031 0.091 0.778 0.274 0.341 0.303
12 C4 0.031 0.056 0.427 0.245 0.622 0.276
13 D1 0.031 0.124 0.303 0.215 0.268 0.188
14 D2 0.031 0.058 0.639 0.267 0.316 0.262
15 D3 0.031 0.091 0.455 0.372 0.401 0.270
16 D4 0.031 0.083 0.712 0.162 0.297 0.257
17 E1 0.031 0.073 0.270 0.188 0.214 0.155
18 E2 0.031 0.111 0.322 0.277 0.289 0.206
19 E3 0.031 0.084 0.314 0.174 0.265 0.174
20 E4 0.031 0.039 0.288 0.228 0.298 0.177
1477
1478
1479
1480
1481
1482
1483
1484
1485
68

1486
1487
1488Lampiran 16. Persentase reduksi nitrat pada media pemeliharaan ikan nila
1489 (Oreochromis niloticus)
Perlakua TAN Reduksi
No
n Nilai Awal Nilai Akhir %
1 A1 0,082 0,835 -918,29
2 A2 0,094 0,768 -717,02
3 A3 0,113 0,812 -618,58
4 A4 0,091 0,888 -875,82
Rata-rata 0,095 0,826 -782,43
5 B1 0,083 0,248 -198,80
6 B2 0,082 0,693 -745,12
7 B3 0,061 0,476 -680,33
8 B4 0,124 0,611 -392,74
Rata-rata 0,088 0,507 -504,25
9 C1 0,075 0,519 -592,00
10 C2 0,057 0,218 -282,46
11 C3 0,091 0,341 -274,73
12 C4 0,056 0,622 -1010,71
Rata-rata 0,070 0,425 -539,97
13 D1 0,124 0,268 -116,13
14 D2 0,058 0,316 -444,83
15 D3 0,091 0,401 -340,66
16 D4 0,083 0,297 -257,83
Rata-rata 0,089 0,321 -289,86
17 E1 0,073 0,214 -193,15
18 E2 0,111 0,289 -160,36
19 E3 0,084 0,265 -215,48
20 E4 0,039 0,298 -664,10
Rata-rata 0,077 0,267 -308,27
1490

1491
1492
1493
1494
1495
1496
1497
1498
1499
69

1500
1501
1502Lampiran 17. Uji normalitas konsentrasi nitrat pada media pemeliharaan ikan nila
1503 (Oreochromis niloticus)

Probability Plot of AT
Normal
99
Mean -485.0
StDev 279.7
95 N 20
AD 0.582
90
P-Value 0.115
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
-1250 -1000 -750 -500 -250 0
AT
1504
1505
1506Lampiran 18. Uji homogenitas konsentrasi nitrat pada media pemeliharaan ikan
1507 nila (Oreochromis niloticus)

Test for Equal Variances for AT

Bartlett's Test
A Test Statistic 3.21
P-Value 0.524
Lev ene's Test
Test Statistic 0.87
B
P-Value 0.504

C
AA

0 500 1000 1500 2000 2500


95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
1508
70

1509

1510
1511Lampiran 19. Hasil analisis ragam (ANOVA) konsentrasi nitrat pada media
1512 pemeliharaan ikan nila (Oreochromis niloticus)
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
644676,
Between Groups 1 4 161169 2,870498 0,059859 3,055568
842200, 56146,7
Within Groups 8 15 2

Total 1486877 19        
1513
1514
1515
71

1516Lampiran 20. Data awal bobot ikan nila (Oreochromis niloticus)


Hari Rata Rata- Rata- Rata- Rata- Rata- Rata-
  ke-0 Total -rata H-10 Total rata H-20 Total rata H-30 Total rata H-40 Total rata H-50 Total rata H-60 Total rata
A1 1.36 1.80 2.23 2.31 3.09 3.15 3.25
1.62 2.21 2.82 3.18 3.83 4.25 4.35
1.85 2.45 3.20 4.27 4.54 5.30 6.35
1.90 2.62 3.92 3.97 4.98 6.32 7.20
2.45 3.75 4.84 5.20 5.98 6.40 8.90
2.51 3.76 4.87 5.39 6.18 6.59 9.50
2.81 4.77 5.85 6.45 7.81 8.30 9.65
11.2
3.47 7.20 6.79 7.43 8.74 9.35 0
16.0 17.5
4.16 7.79 9.23 11.40 13.96 0 0
44.1 53.9 49.6 59.1
4.21 26.34 2.63 7.81 6 4.42 10.19 4 5.39 - 0 5.51 - 1 6.57 - 65.66 7.30 - 77.90 8.66
A2 1.00 1.46 2.87 3.11 3.52 4.45 6.32
1.56 2.26 3.59 4.21 5.68 6.40 7.43
1.69 2.38 3.62 3.82 7.00 7.15 7.20
2.14 3.00 3.74 4.21 7.00 8.45 9.10
10.0
2.30 3.59 4.36 4.95 7.35 9.15 0
13.7 14.5
2.40 3.65 5.39 5.95 9.85 0 0
15.9 15.5
2.49 4.17 5.91 6.02 10.24 0 0
2.88 4.79 6.55 7.71 - - -
72

3.11 6.21 6.63 8.25 - - -


39.3 42.6 48.2 50.6
4.32 23.89 2.39 - 2 3.93 - 6 4.74 - 3 5.36 - 4 7.23 - 65.20 9.31 - 70.05 10.01
A3 1.33 1.47 1.68 2.60 4.46 4.68 5.19
1.22 1.59 2.56 2.77 4.78 5.32 6.31
1.53 2.41 2.57 2.98 4.78 6.37 7.10
1.53 2.46 3.00 3.76 6.62 7.54 8.95
13.1
1.79 2.55 3.32 3.84 8.05 9.71 0
18.5 20.3
1.93 2.73 3.39 4.03 17.13 3 2
2.00 2.87 3.59 4.94 - - -
2.21 3.41 5.33 5.71 - - -
3.52 4.54 12.10 14.00 - - -
32.0 37.5 44.6 45.8
4.27 21.33 2.13 8.00 3 3.20 - 4 4.17 - 3 4.96 - 2 7.64 - 52.15 8.69 - 60.97 10.16
A4 1.76 1.17 1.52 2.10 3.56 4.10 5.08
1.18 2.00 2.76 3.53 4.15 5.32 6.45
1.66 2.10 2.91 3.61 4.80 4.71 6.75
1.74 2.30 3.21 4.61 5.68 5.86 8.00
1.78 2.77 4.88 5.92 8.07 7.88 9.40
12.2
2.12 3.31 5.20 6.07 8.12 9.66 5
11.8 13.9
2.83 3.76 5.65 8.43 10.21 0 5
15.1
3.00 4.35 7.68 9.50 13.59 4 -
73

3.37 5.25 7.88 - - - -


33.3 41.6 43.7 58.1
  4.43 23.87 2.39 6.31 2 3.33 - 9 4.63 - 7 5.47 - 8 7.27 - 64.47 8.06 - 61.88 8.84
B1 1.16 1.68 2.47 2.74 3.21 3.85 5.35
1.19 1.86 3.00 3.37 3.43 5.20 5.65
1.25 1.86 3.00 3.84 4.51 5.90 6.80
1.88 2.67 3.91 4.23 4.52 6.10 7.00
1.89 3.00 4.06 5.13 6.21 7.50 8.32
2.40 3.64 4.91 5.80 6.46 8.25 8.65
2.57 3.67 5.58 6.02 7.47 9.10 9.30
10.4
2.74 4.00 5.86 6.77 7.49 9.50 0
2.89 4.17 6.00 6.78 7.90 9.55 -
31.1 45.7 53.5 61.2 11.2
3.13 21.10 2.11 4.61 6 3.12 7.00 9 4.58 8.86 4 5.35 10.00 0 6.12 0 76.15 7.62 - 61.47 7.68
B2 2.00 2.25 2.46 2.50 2.88 3.45 4.00
2.00 2.21 2.72 2.92 3.37 4.22 5.10
1.79 1.92 2.00 2.34 2.86 4.22 5.75
1.87 2.67 3.53 3.64 4.07 5.30 7.00
1.91 2.80 3.59 4.21 4.68 5.48 8.00
11.7 14.4
2.61 2.90 4.08 5.64 6.40 9 5
17.0 20.3
2.61 3.88 5.00 7.45 10.60 0 0
2.71 4.00 6.67 13.18 16.12 - -
4.49 4.78 11.92 - - - -
4.94 26.93 2.69 10.66 38.0 3.81 - 41.9 4.66 - 41.8 5.24 - 50.9 6.37 - 51.46 7.35 - 64.60 9.23
74

7 7 8 8
B3 1.56 2.00 2.61 3.45 4.43 5.80 6.35
2.00 3.00 3.89 5.03 5.60 6.87 7.55
2.21 3.12 4.25 5.05 6.03 6.90 7.65
2.34 3.20 4.34 5.10 6.38 7.00 8.25
3.19 3.92 5.00 5.63 6.73 7.00 8.45
3.28 4.50 5.13 5.93 7.00 8.23 9.35
10.3
3.48 4.72 5.30 6.06 7.38 8.35 0
12.2
4.76 5.76 6.80 7.50 8.63 9.66 0
12.8 15.7
4.92 6.66 8.15 8.61 10.04 0 0
44.0 54.1 61.5 73.5
5.16 32.90 3.29 7.19 7 4.41 8.70 7 5.42 9.19 5 6.16 11.36 8 7.36 - 72.61 8.07 - 85.80 9.53
B4 1.32 1.51 1.80 2.50 3.90 4.23 4.60
1.35 1.92 2.40 3.23 4.22 5.11 5.85
1.37 3.15 2.41 4.94 5.34 6.00 6.20
2.12 3.29 4.45 5.14 5.22 7.21 7.90
2.37 3.45 4.64 5.62 7.16 7.35 9.30
2.42 4.00 4.89 5.70 7.38 8.15 9.90
12.6
2.76 4.29 4.94 6.38 7.92 9.37 0
12.0 14.3
2.84 4.67 5.74 8.39 10.18 9 0
3.60 6.00 7.00 - - - -
  4.53 24.68 2.47 - 32.2 3.59 - 38.2 4.25 - 41.9 5.24 - 51.3 6.42 - 59.51 7.44 - 70.65 8.83
75

8 7 0 2
C1 1.00 1.51 2.00 2.96 4.20 4.64 5.75
1.20 1.92 2.08 3.29 4.73 4.86 5.90
1.35 3.29 2.86 3.57 5.06 5.15 6.25
1.60 3.45 3.31 4.00 5.12 5.35 6.58
1.76 3.82 5.13 4.39 5.80 6.44 7.35
2.09 4.00 5.32 5.71 6.81 6.85 8.55
10.3
2.54 4.29 5.68 6.96 8.13 7.23 0
14.0 16.0
2.57 4.67 6.78 8.75 11.08 0 5
3.75 6.00 - - - - -
40.4 33.1 39.6 50.9
4.24 22.10 2.21 7.53 8 4.05 - 6 4.15 - 3 4.95 - 3 6.37 - 54.52 6.82 - 66.73 8.34
C2 1.24 1.86 2.09 2.50 2.78 3.00 3.10
1.66 2.56 3.13 3.73 4.30 5.79 6.30
2.13 3.07 3.94 3.81 5.56 6.38 7.60
10.3
3.09 4.42 5.58 6.57 8.28 9.80 0
10.8
3.19 4.55 5.75 6.78 8.57 9.41 5
10.5
3.50 4.82 6.69 7.37 8.73 9.76 0
10.7 11.4
4.00 5.16 6.90 8.42 9.93 7 5
10.5 11.1
4.32 5.00 7.00 8.80 9.95 3 0
4.65 5.29 7.29 - - - -
76

42.5 48.3 47.9 58.1


4.66 32.44 3.24 5.80 3 4.25 - 7 5.37 - 8 6.00 - 0 7.26 - 65.44 8.18 - 71.20 8.90
C3 1.69 1.27 1.41 1.69 1.84 2.60 4.70
1.36 2.56 3.25 3.52 3.85 4.52 5.65
1.44 2.76 3.61 4.12 4.30 5.13 6.00
1.63 2.92 3.70 4.66 5.21 6.52 7.80
1.84 3.59 4.73 5.64 6.00 6.11 9.15
2.00 3.59 5.00 5.65 7.25 8.00 9.55
2.40 3.86 5.10 5.76 8.72 8.77 9.70
12.5 14.2
2.53 4.00 5.13 10.12 12.00 9 5
2.61 4.40 7.64 - - - -
34.7 39.5 41.1 49.1
2.83 20.33 2.03 5.79 4 3.47 - 7 4.40 - 6 5.15 - 7 6.15 - 54.24 6.78 - 66.80 8.35
C4 2.00 2.71 2.74 4.22 4.54 5.32 7.00
2.07 3.33 4.21 5.11 6.25 7.21 9.80
11.4
2.25 3.59 4.62 5.22 6.30 7.24 0
12.8
3.00 4.00 5.63 6.12 7.41 8.00 5
13.5
3.09 4.63 5.71 6.64 8.29 9.34 0
14.6
3.75 4.69 5.73 6.83 8.69 9.44 0
15.5
3.80 4.75 5.86 7.37 8.77 9.72 5
11.9
4.00 4.92 8.10 8.63 10.00 3 -
77

4.00 6.28 - - - - -
38.9 42.6 50.1 60.2
  4.49 32.45 3.25 - 0 4.32 - 0 5.33 - 4 6.27 - 5 7.53 - 68.20 8.53 - 84.70 12.10
D1 1.75 2.27 2.84 3.73 4.23 5.27 6.35
1.85 2.29 2.87 3.73 4.28 5.77 6.40
1.10 1.78 1.93 2.22 2.51 2.93 4.55
1.76 2.00 2.74 3.27 4.78 5.30 7.60
1.79 2.89 4.37 3.72 5.63 5.80 7.80
1.79 3.00 4.46 4.54 6.55 6.62 9.60
10.6
1.86 3.12 4.72 5.13 6.88 7.62 0
12.1
2.34 3.23 5.28 6.15 7.38 9.20 0
11.1 13.4
3.71 3.85 5.39 6.20 9.40 1 5
30.8 42.4 47.6 63.0
4.15 22.10 2.21 6.40 3 3.08 7.81 1 4.24 8.94 3 4.76 11.40 4 6.30 - 59.62 6.62 - 78.45 8.72
D2 1.00 1.59 2.11 3.03 4.13 5.24 6.21
1.08 1.68 2.16 2.57 4.26 5.43 6.21
1.24 1.85 2.89 3.28 4.45 5.28 6.15
1.37 2.26 2.93 3.34 4.49 4.85 5.35
1.59 2.28 3.00 3.36 4.51 5.27 6.20
1.86 2.55 3.32 3.53 5.11 5.52 7.20
2.92 3.73 4.77 5.26 6.59 7.73 9.05
10.3
2.36 2.85 4.53 6.13 7.92 8.80 0
3.34 3.50 5.15 - - - -
78

27.0 30.8 30.5 41.4


4.65 21.41 2.14 4.74 3 2.70 - 6 3.43 - 0 3.81 - 6 5.18 - 48.12 6.02 - 56.67 7.08
D3 2.57 3.81 5.00 5.25 6.93 7.50 8.70
1.78 2.26 3.55 4.02 4.79 5.59 6.05
2.00 3.78 4.35 5.54 6.92 7.00 7.55
1.14 1.86 2.76 3.25 4.80 5.09 7.50
1.24 1.97 2.83 3.30 5.30 6.24 7.75
1.24 2.68 3.24 4.34 5.37 5.83 8.10
11.0 13.6
2.00 3.00 4.43 6.14 9.17 0 0
14.0 18.4
2.17 3.09 5.19 9.61 12.50 0 5
2.26 3.68 7.78 - - - -
30.9 39.1 41.4 55.7
3.27 19.67 1.97 4.77 0 3.09 3 4.35 - 5 5.18 - 8 6.97 - 62.25 7.78 - 77.70 9.71
D4 2.11 3.00 3.90 3.94 4.10 4.25 5.25
2.24 3.12 4.00 4.45 5.24 6.35 7.42
2.41 3.20 4.28 4.54 5.42 6.35 6.75
2.42 3.39 4.75 4.70 5.69 6.05 7.35
2.69 4.86 6.91 6.21 5.76 6.10 7.75
10.4
3.45 5.74 7.49 7.51 8.37 9.00 5
10.6 13.5
4.00 5.94 7.49 8.73 10.14 0 0
15.3 16.7
4.41 6.84 8.07 10.80 13.34 5 0
4.61 10.00 - - - - -
79

46.0 46.8 50.8 58.0


  5.27 33.61 3.36 - 9 5.12 - 9 5.86 - 8 6.36 - 6 7.26 - 64.05 8.01 - 75.17 9.40
E1 1.08 1.52 2.20 2.67 3.88 5.00 6.12
1.15 1.72 2.44 2.70 4.07 4.10 4.75
1.15 1.90 3.84 4.72 5.13 6.28 6.60
1.26 2.00 3.92 3.19 6.08 6.51 8.75
2.19 3.21 4.33 4.96 6.44 7.72 9.20
12.2
2.62 3.72 4.41 5.41 7.67 9.57 0
13.1 15.5
2.72 3.80 4.55 5.68 8.44 8 0
13.7 16.2
2.84 3.92 4.75 6.42 11.38 5 5
2.86 4.70 5.82 7.94 12.44 - -
31.4 42.2 52.8 65.5
3.80 21.67 2.17 5.00 9 3.15 6.00 6 4.23 9.18 7 5.29 - 3 7.28 - 66.11 8.26 - 79.37 9.92
E2 1.40 1.52 1.82 2.20 3.06 3.64 4.35
1.47 2.24 3.06 3.60 5.47 6.17 7.65
2.09 2.34 3.16 3.88 6.10 6.51 9.66
10.4
2.43 2.62 3.94 4.51 7.34 7.58 0
10.7
2.75 4.00 4.79 5.56 7.62 8.61 0
13.0
2.89 4.14 4.94 5.64 7.83 8.87 5
11.2 16.2
3.00 4.31 5.00 6.29 8.30 3 0
3.36 5.83 7.23 8.72 11.75 11.4 -
80

1
4.41 6.44 7.54 8.73 - - -
33.4 41.4 49.1 57.4
5.08 28.88 2.89 - 4 3.72 - 8 4.61 - 3 5.46 - 7 7.18 - 64.02 8.00 72.01 10.29
E3 1.24 1.71 2.90 3.06 4.60 5.21 6.60
1.32 2.00 2.94 3.67 4.24 5.51 6.80
1.61 2.00 3.07 3.88 5.33 5.78 6.15
1.76 2.43 3.57 4.17 5.43 5.82 6.30
1.83 2.52 3.78 4.24 5.66 6.00 7.25
1.86 2.73 4.44 4.60 5.85 6.31 7.25
1.87 2.91 4.51 4.63 6.05 6.36 7.55
2.00 3.00 4.94 4.85 6.07 6.39 7.55
2.87 3.49 5.37 4.87 6.33 7.10 7.85
27.5 41.9 45.3 58.4 11.6
3.51 19.87 1.99 4.79 8 2.76 6.42 4 4.19 7.40 7 4.54 8.86 2 5.84 9.56 64.04 6.40 5 74.95 7.50
E4 1.64 1.00 1.80 2.50 2.71 3.68 4.00
1.00 1.23 1.44 1.70 3.02 3.57 4.05
1.79 3.00 3.37 4.68 5.00 5.70 7.25
2.00 3.08 3.74 4.46 5.38 6.50 7.45
2.11 3.18 4.69 4.71 6.05 7.12 8.75
2.20 3.36 4.77 5.12 7.30 7.88 9.00
10.7
2.37 3.44 5.30 5.40 7.62 9.52 0
11.6 13.9
2.76 3.52 6.35 5.53 7.73 1 0
2.83 4.27 6.65 7.26 9.88 - -
3.38 22.08 2.21 5.24 31.3 3.13 7.10 45.2 4.52 - 41.3 4.60 - 54.6 6.08 - 55.58 6.95 - 65.10 8.14
81

2 1 6 9
1517

1518
82

1519Lampiran 21. Rata-rata bobot mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)


Perlakua Bobot
No Wt Wo
n Mutlak
1 A1 77.90 26.34 51.56
2 A2 70.05 23.89 46.16
3 A3 60.97 21.33 39.64
4 A4 61.88 23.87 38.01
5 B1 61.47 21.10 40.37
6 B2 64.60 26.93 37.67
7 B3 85.80 32.90 52.90
8 B4 70.65 24.68 45.97
9 C1 66.73 22.10 44.63
10 C2 71.20 32.44 38.76
11 C3 66.80 20.33 46.47
12 C4 84.70 32.45 52.25
13 D1 78.45 22.10 56.35
14 D2 56.67 21.41 35.26
15 D3 77.70 19.67 58.03
16 D4 75.17 33.61 41.56
17 E1 79.37 21.67 57.70
18 E2 72.01 28.88 43.13
19 E3 74.95 19.87 55.08
20 E4 65.10 22.08 43.02
1520Lampiran 22. Uji normalitas bobot mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)

Probability Plot of AX
Normal
99
Mean 46.23
StDev 7.254
95 N 20
AD 0.472
90
P-Value 0.217
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
30 35 40 45 50 55 60 65
AX
1521
1522Lampiran 23. Uji homogenitas bobot mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)
83

Test for Equal Variances for AX

Bartlett's Test
A Test Statistic 1.70
P-Value 0.791
Levene's Test
Test Statistic 2.33
B
P-Value 0.103
AT

0 10 20 30 40 50 60 70 80
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
1523
1524
1525Lampiran 24. Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot mutlak ikan nila
1526 (Oreochromis niloticus)
Source of
Variation SS Df MS F P-value F crit
25.4417 0.42468 0.7885000 3.05556
Between Groups 101.76693 4 3 1 9 8
59.9078
Within Groups 898.617525 15 4

1000.38445
Total 5 19        
1527

1528

1529

1530

1531

1532

1533

1534
84

1535Lampiran 25. Data awal panjang ikan nila (Oreochromis niloticus)


Perlakua Hari Rata H- Rata H- Rata H- Rata Rata Rata Rata-
n ke-0 Total -rata 10 Total -rata 20 Total -rata 30 Total -rata H-40 Total -rata H-50 Total -rata H-60 Total rata
A1 4.30 4.50 4.80 5.00 5.10 5.20 5.40
4.80 5.00 5.10 5.20 5.50 5.60 5.80
4.80 5.00 5.20 5.40 5.70 5.90 6.10
4.80 5.00 5.10 5.30 5.50 5.70 6.00
5.30 5.50 5.70 5.90 6.10 6.30 6.50
5.60 5.80 5.90 6.10 6.30 6.50 6.70
5.60 5.80 6.00 6.30 6.50 6.60 7.00
4.50 4.70 4.90 5.10 5.30 5.60 5.80
4.00 4.20 4.40 4.60 4.80 5.00 5.20
47.7 49.7 51.5 48.9 50.8 52.4 54.5
4.00 0 4.77 4.20 0 4.97 4.40 0 5.15 - 0 5.43 - 0 5.64 - 0 5.82 - 0 6.06
A2 4.00 4.50 5.00 5.40 6.00 6.30 6.90
4.00 5.00 5.60 6.00 6.40 7.10 7.60
5.10 5.60 6.00 6.60 7.10 7.50 8.00
5.20 5.80 6.30 6.80 7.30 7.60 8.20
5.30 5.90 6.20 6.80 7.50 8.60 9.40
5.30 5.80 6.40 6.60 7.60 8.30 9.20
10.7
5.40 6.00 7.30 8.10 8.90 9.90 0
5.80 6.00 6.30 6.50 - - -
5.90 6.20 6.60 7.00 - - -
52.0 50.8 55.7 59.8 50.8 55.3 60.0
6.00 0 5.20 - 0 5.64 - 0 6.19 - 0 6.64 - 0 7.26 - 0 7.90 - 0 8.57
A3 4.20 4.30 4.40 4.70 6.50 7.30 8.10
85

4.10 4.60 4.50 5.00 6.90 7.50 8.20


4.50 4.70 5.00 5.30 7.60 8.50 9.00
4.80 4.90 5.10 5.50 7.80 8.50 9.20
4.90 5.00 5.20 5.90 7.90 8.70 9.60
10.0 11.0 12.0
5.00 5.20 5.50 6.00 0 0 0
5.00 5.50 6.00 6.40 - - -
5.00 5.50 6.50 7.00 - - -
5.80 6.50 8.00 9.10 - - -
49.3 53.7 50.2 54.9 46.7 51.5 56.1
6.00 0 4.93 7.50 0 5.37 - 0 5.58 - 0 6.10 - 0 7.78 - 0 8.58 - 0 9.35
A4 4.00 4.10 4.50 4.80 5.70 6.00 6.40
4.40 4.60 4.80 5.60 6.20 6.30 7.50
4.50 4.80 5.40 6.00 6.20 6.70 7.70
4.80 5.00 5.40 6.40 6.20 7.00 8.00
4.80 5.00 5.70 6.50 7.50 7.50 8.30
4.90 5.40 6.00 7.10 8.00 8.00 8.60
10.0
5.40 5.70 6.70 7.60 8.00 8.50 0
6.00 6.00 6.90 8.00 9.30 9.60 -
6.00 6.60 7.20 - - - -
51.1 53.9 52.6 52.0 57.1 59.6 56.5
  6.30 0 5.11 6.70 0 5.39 - 0 5.84 - 0 6.50 - 0 7.14 - 0 7.45 - 0 8.07
B1 4.30 4.50 4.80 5.00 5.20 5.40 5.80
4.30 4.50 5.00 5.30 5.50 5.70 6.50
4.40 4.50 4.80 5.00 5.30 5.50 6.20
4.70 5.00 5.20 5.50 5.80 6.00 6.50
86

4.50 4.70 5.00 5.30 5.60 5.90 7.50


5.00 5.20 5.50 5.80 6.00 6.30 7.40
5.80 5.90 6.10 6.40 7.00 7.20 7.60
5.50 5.70 6.00 6.50 6.70 7.00 8.50
5.70 6.00 6.20 6.40 6.80 7.10 -
49.4 52.4 55.2 58.0 61.0 64.1 56.0
5.20 0 4.94 6.40 0 5.24 6.60 0 5.52 6.80 0 5.80 7.10 0 6.10 8.00 0 6.41 - 0 7.00
B2 4.30 4.40 4.50 5.00 5.50 6.00 7.00
4.00 4.20 4.70 5.60 6.10 6.60 7.40
4.20 4.30 4.80 5.40 5.80 6.30 7.00
4.90 5.00 5.20 5.50 6.00 6.70 7.40
4.90 5.00 5.40 5.70 6.20 6.80 7.70
5.00 5.10 5.40 5.70 6.30 9.20 9.80
10.0 10.5
5.40 5.70 6.10 7.50 8.60 0 0
5.40 6.00 7.00 9.60 9.80 - -
5.50 6.20 8.50 - - - -
49.6 53.9 51.6 50.0 54.3 51.6 56.8
6.00 0 4.96 8.00 0 5.39 - 0 5.73 - 0 6.25 - 0 6.79 - 0 7.37 - 0 8.11
B3 4.80 5.00 5.20 5.50 5.70 5.90 6.10
5.20 5.40 5.60 6.00 6.20 6.40 6.70
5.30 5.50 5.70 6.10 6.50 6.70 6.90
5.50 5.70 6.00 6.20 6.50 6.80 7.00
5.80 5.90 6.30 6.50 6.90 7.10 7.40
5.90 6.50 6.60 7.00 7.20 7.40 7.60
6.00 6.20 6.40 6.80 7.00 7.20 7.50
5.80 6.00 6.20 6.50 6.70 6.90 7.10
87

6.00 6.20 6.40 6.60 6.90 7.20 7.40


56.3 58.6 60.7 63.7 66.3 61.6 63.7
6.00 0 5.63 6.20 0 5.86 6.30 0 6.07 6.50 0 6.37 6.70 0 6.63 0 6.84 0 7.08
B4 4.30 4.50 4.70 5.20 5.30 5.70 6.00
4.50 4.70 4.80 5.60 5.90 6.00 6.50
4.50 5.30 5.50 5.90 6.00 6.50 6.60
5.20 5.50 5.90 6.50 6.70 7.10 7.40
5.40 5.60 6.00 6.50 6.80 7.10 7.60
5.50 5.70 6.00 6.80 7.10 7.50 7.80
5.50 6.00 6.00 7.00 7.80 8.10 8.50
5.80 6.30 6.50 7.50 8.10 8.60 8.90
5.90 7.10 7.50 - - - -
52.9 50.7 52.9 51.0 53.7 56.6 59.3
  6.30 0 5.29 - 0 5.63 - 0 5.88 - 0 6.38 - 0 6.71 - 0 7.08 - 0 7.41
C1 4.10 4.40 4.80 5.20 5.60 6.00 6.30
4.20 4.50 4.60 5.30 6.00 6.30 6.40
4.20 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 6.60
4.30 4.90 5.00 5.70 6.50 6.70 6.90
4.80 4.90 6.00 6.20 6.30 6.50 6.70
4.90 5.00 6.50 6.60 6.70 7.10 7.30
5.30 5.50 6.70 7.30 7.40 7.60 7.80
5.30 5.90 7.00 7.60 8.30 9.20 9.70
6.10 6.70 - - - - -
49.7 53.0 45.6 49.4 52.8 55.9 57.7
6.50 0 4.97 6.70 0 5.30 - 0 5.70 - 0 6.18 - 0 6.60 - 0 6.99 - 0 7.21
C2 4.20 4.90 5.20 5.50 5.80 6.00 5.70
4.50 5.00 5.30 5.50 6.00 6.40 6.90
88

5.30 5.40 5.60 5.80 6.20 6.60 7.00


5.80 6.00 6.20 7.00 7.50 7.60 8.00
5.80 6.20 6.90 7.10 7.50 8.00 8.10
5.80 6.40 7.00 7.50 7.60 8.00 8.50
6.40 6.80 7.30 8.00 8.20 8.60 9.00
10.1 10.4
6.50 6.90 7.40 8.60 9.50 0 0
6.40 7.00 7.50 - - - -
57.1 61.7 58.4 55.0 58.3 61.3 63.6
6.40 0 5.71 7.10 0 6.17 - 0 6.49 - 0 6.88 - 0 7.29 - 0 7.66 - 0 7.95
C3 4.00 4.20 4.40 4.50 4.80 5.10 5.40
4.10 4.20 4.40 4.50 4.70 5.00 5.30
4.10 4.20 4.50 4.70 4.90 5.20 5.40
4.50 4.70 4.90 5.00 5.20 5.50 5.70
4.60 4.90 5.10 5.20 5.50 5.80 6.00
5.00 5.20 5.40 5.60 5.80 6.10 6.20
5.00 5.10 5.30 5.50 5.80 6.00 6.10
5.00 5.30 5.50 5.70 6.00 6.20 6.40
5.30 5.50 5.70 - - - -
38.9 40.5 45.2 40.7 42.7 44.9 46.5
5.40 0 4.86 5.60 0 5.06 - 0 5.02 - 0 5.09 - 0 5.34 - 0 5.61 - 0 5.81
C4 4.10 5.60 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00
4.00 5.60 6.10 6.40 7.00 7.50 8.10
4.20 5.80 6.30 6.50 7.10 7.60 8.50
5.60 6.00 6.30 7.00 7.50 8.00 8.70
5.80 6.30 6.70 7.40 7.60 8.20 9.00
6.10 6.40 6.50 7.00 7.70 8.40 9.20
89

6.30 6.50 7.00 7.50 8.00 8.50 9.50


6.30 6.80 7.50 8.20 8.60 9.00 -
6.20 7.00 - - - - -
54.6 56.0 52.4 56.5 60.5 64.7 61.0
  6.00 0 5.46 - 0 6.22 - 0 6.55 - 0 7.06 - 0 7.56 - 0 8.09 - 0 8.71
D1 4.00 4.10 4.20 4.40 4.60 4.80 5.00
4.00 4.30 4.50 4.70 4.90 5.00 5.30
4.00 4.20 4.40 4.50 4.70 4.90 5.00
4.50 4.80 5.00 5.20 5.50 5.70 5.90
4.70 4.90 5.20 5.40 5.70 5.90 6.00
4.70 5.00 5.20 5.30 5.60 5.80 6.00
4.80 5.00 5.20 5.40 5.60 5.80 6.10
4.90 5.10 5.30 5.40 5.60 5.80 6.00
5.20 5.50 5.70 5.80 6.00 7.00 7.30
46.8 49.0 51.0 52.6 55.0 50.7 52.6
6.00 0 4.68 6.10 0 4.90 6.30 0 5.10 6.50 0 5.26 6.80 0 5.50 - 0 5.63 - 0 5.84
D2 4.10 4.40 4.70 4.90 5.30 5.70 5.90
4.10 4.40 4.60 4.80 5.10 6.30 6.60
4.40 4.60 4.80 5.00 5.30 6.30 6.50
4.50 4.70 4.90 5.10 5.30 6.40 6.70
4.50 4.70 5.00 5.20 5.50 6.90 7.10
4.80 5.00 5.20 5.40 5.90 6.40 7.30
4.90 5.10 5.20 5.40 5.80 6.40 8.20
5.30 5.50 5.70 5.90 6.20 6.80 7.40
6.00 6.30 6.40 - - - -
49.1 51.4 46.5 41.7 44.4 51.2 55.7
6.50 0 4.91 6.70 0 5.14 - 0 5.17 - 0 5.21 - 0 5.55 - 0 6.40 - 0 6.96
90

D3 4.00 4.10 4.30 4.50 4.80 5.00 5.20


4.00 4.20 4.40 4.70 4.90 5.00 5.30
4.00 4.20 4.50 4.80 5.40 5.60 5.80
4.00 4.20 4.40 4.70 6.00 6.50 6.80
4.10 4.30 4.60 4.80 6.40 6.50 6.90
4.50 4.70 4.90 5.10 6.50 7.00 7.30
5.20 5.50 5.80 7.20 7.80 8.00 8.20
5.20 5.50 5.70 7.80 8.50 8.60 9.00
5.20 5.50 7.40 - - - -
46.0 48.2 46.0 43.6 50.3 52.2 54.5
5.80 0 4.60 6.00 0 4.82 0 5.11 - 0 5.45 - 0 6.29 - 0 6.53 - 0 6.81
D4 5.00 5.40 5.70 5.90 6.30 6.80 7.20
5.00 5.30 5.70 6.40 6.90 7.50 8.00
5.10 5.40 5.70 6.50 7.00 7.40 7.90
5.20 5.40 6.00 6.60 7.30 7.80 8.00
5.20 6.30 7.20 7.20 7.80 8.30 8.50
6.00 6.50 7.30 7.60 8.20 8.80 9.00
6.30 7.00 7.10 7.20 7.50 8.20 8.50
6.40 7.00 7.60 8.00 8.60 8.50 8.90
6.50 7.50 - - - - -
57.2 55.8 52.3 55.4 59.6 63.3 66.0
  6.50 0 5.72 - 0 6.20 - 0 6.54 - 0 6.93 - 0 7.45 - 0 7.91 - 0 8.25
E1 4.00 4.30 4.50 4.80 5.00 5.70 5.90
4.00 4.20 4.40 4.60 4.80 5.30 6.50
4.20 4.50 4.70 4.90 5.10 5.40 6.50
4.40 4.80 5.00 5.20 5.40 5.70 7.40
91

4.90 5.20 5.40 5.70 5.90 6.40 7.10


5.20 5.50 5.70 5.90 6.10 6.50 8.10
5.30 5.50 5.60 5.80 6.00 6.30 8.30
5.40 5.80 6.00 6.20 6.50 7.00 7.40
5.70 5.90 6.10 6.30 6.90 - -
49.3 52.0 53.9 56.1 51.7 48.3 57.2
6.20 0 4.93 6.30 0 5.20 6.50 0 5.39 6.70 0 5.61 - 0 5.74 - 0 6.04 - 0 7.15
E2 4.00 4.30 4.60 5.00 5.50 6.50 7.00
4.60 4.70 5.30 5.40 5.80 6.20 7.00
4.70 5.00 5.50 5.90 6.00 6.70 7.80
5.20 5.40 5.90 6.10 6.60 7.30 8.00
5.60 5.90 6.10 6.60 7.20 7.50 8.10
5.80 6.00 6.20 7.00 7.30 7.60 8.60
11.3
5.80 6.00 6.40 7.10 9.00 8.30 0
10.3 10.7
6.00 7.00 7.20 7.60 0 0 -
5.80 7.00 7.30 7.80 - - -
53.5 51.3 54.5 58.5 57.7 60.8 57.8
6.00 0 5.35 - 0 5.70 - 0 6.06 - 0 6.50 - 0 7.21 - 0 7.60 - 0 8.26
E3 4.20 4.30 4.60 4.70 4.90 5.10 5.30
4.30 4.40 4.70 4.80 5.00 5.30 5.50
4.60 4.70 4.90 5.00 5.30 5.50 5.80
4.70 4.80 5.00 5.20 5.30 5.50 5.80
5.20 5.30 5.40 5.50 5.70 5.80 5.90
5.00 5.10 5.30 5.20 5.40 5.60 5.70
5.20 5.30 5.40 5.50 5.60 5.80 5.90
92

5.30 5.40 5.60 5.80 6.00 6.20 6.30


5.90 6.00 6.20 6.40 6.50 6.60 6.70
50.6 51.6 53.5 54.6 56.3 58.1 59.7
6.20 0 5.06 6.30 0 5.16 6.40 0 5.35 6.50 0 5.46 6.60 0 5.63 6.70 0 5.81 6.80 0 5.97
E4 4.00 4.10 4.20 4.50 4.80 5.40 6.00
4.00 4.40 4.50 5.00 5.50 6.00 6.40
4.70 5.00 4.60 5.50 6.30 6.80 7.00
4.70 5.10 4.80 6.30 6.50 6.90 7.10
4.90 5.40 5.60 6.30 6.70 7.50 8.00
5.00 5.40 6.00 6.40 6.80 7.50 8.10
5.50 5.70 6.00 6.50 7.00 8.00 8.50
5.60 5.70 6.20 6.90 7.30 8.50 8.70
5.70 5.80 6.70 7.30 8.00 - -
50.1 53.0 55.6 54.7 58.9 56.6 59.8
6.00 0 5.01 6.40 0 5.30 7.00 0 5.56 - 0 6.08 - 0 6.54 - 0 7.08 - 0 7.48
1536
1537
1538
1539
93

1540Lampiran 26. Rata-rata panjang mutlak ikan nila (Oreochromis niloticus)


Perlakua Panjang
No Lt Lo
n Mutlak
1 A1 54.50 47.70 6.80
2 A2 60.00 52.00 8.00
3 A3 56.10 49.30 6.80
4 A4 56.50 51.10 5.40
5 B1 56.00 49.40 6.60
6 B2 56.80 49.60 7.20
7 B3 63.70 56.30 7.40
8 B4 59.30 52.90 6.40
9 C1 57.70 49.70 8.00
10 C2 63.60 57.10 6.50
11 C3 46.50 38.90 7.60
12 C4 61.00 54.60 6.40
13 D1 52.60 46.80 5.80
14 D2 55.70 49.10 6.60
15 D3 54.50 46.00 8.50
16 D4 66.00 57.20 8.80
17 E1 57.20 49.30 7.90
18 E2 57.80 53.50 4.30
19 E3 59.70 50.60 9.10
20 E4 59.80 50.10 9.70
1541Lampiran 27. Uji normalitas panjang ikan nila (Oreochromis niloticus)

Probability Plot of AX
Normal
99
Mean 7.19
StDev 1.308
95 N 20
AD 0.199
90
P-Value 0.866
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
4 5 6 7 8 9 10 11
AX
1542
1543Lampiran 28. Uji homogenitas panjang ikan nila (Oreochromis niloticus)
94

Test for Equal Variances for AX

Bartlett's Test
A Test Statistic 7.26
P-Value 0.123
Levene's Test
Test Statistic 1.38
B
P-Value 0.288
AT

0 2 4 6 8 10 12 14 16
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
1544
1545Lampiran 29. Hasil analisis ragam (ANOVA) panjang mutlak ikan nila
1546 (Oreochromis niloticus)
Source of Variation SS Df MS F P-value F crit
0.55144 0.70099 3.05556
Between Groups 5.088 4 1.272 5 5 8
2.30666
Within Groups 34.6 15 7

Total 39.688 19        
1547
1548
1549
1550
1551
1552
1553
1554
1555
1556
1557
1558
1559
95

1560Lampiran 30. Data bobot awal kangkung (Ipomea aquatica)


Hari Rata H- Rata Rata Rata- Rata- Rata- Rata-
ke-0 Total -rata 10 Total -rata H-20 Total -rata H-30 Total rata H-40 Total rata H-50 Total rata H-60 Total rata
A1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
96

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
  0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12.1 14.3
B1 0.77 4.89 6.11 8.66 5 1 16.8
1.07 4.58 5.07 5.42 4.94 4.52 4.4
11.6 13.9 17.2 20.2 24.0
0.88 2.72 0.91 2.15 2 3.87 2.77 5 4.65 3.13 1 5.74 3.16 5 6.75 3.04 21.87 7.29 2.85 5 8.02
B2 0.4 0.62 0.83 1.04 1.36 1.58 1.8
0.54 0.86 1.08 1.52 1.81 2.11 2.25
13.5 15.4 17.2 19.7 18.4 21.6 19.3 24.0
0.41 1.35 0.45 0.66 6.78 0.71 2 3 5.14 1 7 6.59 6 3 7.21 1 23 7.67 20 5 8.02
B3 0.38 3.36 6.11 10.2 10.0 9.4 9
97

3 8
11.3 13.4 14.0 14.7
0.86 2.24 7.64 5 9 3 5
18.1 32.6 10.9 10.7 32.1
0.55 1.79 0.60 2.32 7.92 2.64 4.41 6 6.05 7.22 28.8 9.60 9.12 9 0 8.72 32.15 2 8.4 5 10.72
B4 0.88 1.41 1.87 3.72 5.09 4.83 4.7
12.3 20.0 27.9 33.0 32.3
0.57 1.59 4 5 1 1 5
22.5 12.1 35.9 11.9 16.1 14.7 17.5 14.2
  0.73 2.18 0.73 2.08 5.08 1.69 8.33 4 7.51 8 5 8 15.3 48.3 0 9 52.63 4 5 51.3 17.10
C1 0.48 1.6 1.77 1.78 2.01 1.83 1.75
0.7 2 2.06 2.47 2.47 2.3 2.1
0.81 1.67 1.71 2.41 2.68 2.88 3.1
0.3 1.94 1.92 1.8 1.73 1.66 1.65
0.6 1.44 1.88 2.69 3.41 4.65 4.8
10.6 13.9 14.6 14.6
0.92 3.81 0.64 2 5 1.78 2.66 12 2.00 2.82 7 2.33 2.32 2 2.44 2.29 15.61 2.60 1.25 5 2.44
C2 1 1.8 2.3 2.96 3.32 2.85 4.05
1 1.68 1.77 1.85 1.98 1.64 1.55
12.5
0.57 1.61 3.51 7.88 9.29 2 14.2
0.49 2.51 3.33 4.28 4.46 4.38 4.3
1.09 1.53 1.84 2.3 2.58 2.65 2.55
10.6 14.7 21.3 23.4
0.42 4.57 0.76 1.48 1 1.77 2.01 6 2.46 2.07 4 3.56 1.79 2 3.90 1.53 25.57 4.26 1.25 27.9 4.65
C3 0.82 1 1.55 2.14 3.03 3.85 4.45
0.71 1.18 1.43 1.87 2.04 2.3 2.4
0.56 1.9 2.23 2.84 3.08 3.47 3.5
98

0.6 1.33 1.47 1.98 2.21 2.37 2.3


1 1.2 1.74 2.35 2.89 3.1 3.2
13.6 16.4 20.3
0.92 4.61 0.32 1.03 7.64 1.27 1.78 10.2 1.70 2.43 1 2.27 3.19 4 2.74 3.87 18.96 3.16 4.5 5 3.39
C4 0.68 1.74 2.11 2.89 3.41 3.82 4.1
0.47 2.07 3.16 4.01 4.96 5.85 6.7
11.6
1.15 2.6 4.2 7.33 9.59 7 11
1.19 2.25 3.34 4.58 5.44 6.66 6.85
0.97 0.83 1.02 1.44 1.87 2.34 2.5
11.5 23.3 14.3 34.6 20.7 46.0 29.9 10.0 31.4
  0.94 5.4 0.90 2.08 7 1.93 9.55 8 3.90 9 4 5.77 4 1 7.67 5 60.29 5 5 62.6 10.43
D1 0.75 1 1.42 1.78 2.4 2.45 2.6
0.63 0.78 1.02 1.47 1.88 2.29 2.5
0.43 1 1.36 1.82 2.31 2.5 2.35
0.91 1 1.26 2.36 3.05 4.21 4.5
1 0.86 1.11 1.86 2.45 3.39 4.1
0.62 1.1 1.78 2.54 3.01 3.49 4
0.42 1.4 1.62 1.96 2.53 2.99 3.3
0.59 1 1.35 1.87 2.25 2.63 3
12.3 17.4 22.0 28.5
1 2.01 0.67 1.35 9.49 1.05 1.44 6 1.37 1.78 4 1.94 2.13 1 2.45 2.4 26.35 2.93 2.2 5 3.17
D2 1.08 0.84 1.11 1.8 2.79 3.56 4.25
0.49 1.18 1.33 1.85 2.01 2.46 2.7
0.5 2.8 3.22 3.57 4.34 4.9 4.7
0.84 1.39 1.78 2.05 2.34 2.56 2.3
0.54 1.85 2.02 2.79 3.58 4.2 4.65
99

0.32 1.54 1.88 2.46 3.09 3.68 4.4


1 1.8 2.65 3.6 4.8 5.9 7.65
0.77 1.3 2.8 3.97 5.26 7.13 8.7
14.7 19.7 26.3 35.4 10.5 39.3
0.79 6.33 0.70 2.07 7 1.64 2.99 8 2.20 4.27 6 2.93 7.2 1 3.93 13.3 34.39 4.30 4 5 4.92
D3 0.67 1.66 2.01 2.22 1.98 1.45 1.55
0.73 1.38 1.75 2.03 2.78 3.35 3.11
1.15 1.26 2.86 3.68 5.09 8.05 6.85
0.52 1.09 1.76 2.88 3.61 4 4.09
1 1.27 1.65 2.08 2.57 3.85 3.19
0.67 1.53 2.17 3.39 4.96 7.75 6.05
0.81 1.74 2.08 2.56 2.46 2.2 2.4
0.6 1.77 3.03 5.88 8.19 10.1 11.2
13.4 27.5 35.0 41.9
0.85 7 0.78 1.73 3 1.49 1.99 19.3 2.14 2.87 9 3.07 3.4 4 3.89 3.3 44.05 4.66 3.52 6 5.20
D4 0.74 0.82 1.77 3.56 5.02 6.22 7
15.8
0.56 1.18 3.88 9.62 2 23 29
1 1.33 2.49 5.82 7.21 8.42 8
0.66 1.81 2.81 4.35 6.92 8.4 11
10.2
0.67 1.46 3.9 4.3 7.8 1 12
11.4
0.77 1.54 3.25 5.99 8.12 6 13
12.4 15.0
0.69 2.21 5.3 8.28 2 7 17
1 1.21 4.86 9.77 2.48 15.9 18
100

13.5 30.7 55.4 69.5 11.1


  0.52 6.61 0.73 2 6 1.51 2.45 1 3.41 3.76 5 6.16 3.75 4 7.73 2.06 100.74 9 1 116 12.89
E1 0.45 0.5 0.89 1.16 1.37 1.63 1.5
0.87 0.92 1.14 1.42 2.06 2.74 3.3
0.75 0.94 1.13 1.35 1.34 0.89 0.35
0.64 1 1.32 1.44 1.82 2.3 2.5
0.69 0.62 0.78 0.82 1.12 1.26 1.25
0.93 0.73 0.98 1.12 1.48 2.01 2.75
1 0.9 1.49 2.01 2.38 2.69 3.05
0.64 1.06 1.28 1.53 1.87 2.11 2.3
0.6 0.74 0.82 1.23 1.67 2.19 2.4
0.58 0.63 0.79 0.92 1.12 1.41 1.6
0.66 1 1.13 1.36 2.01 2.64 3.1
0.92 2.16 0.72 0.89 2.52 0.84 0.98 2.9 0.97 0.99 3.27 1.09 1.13 4.26 1.42 1.31 5.36 1.79 1.55 6.25 2.08
E2 0.42 1 1.23 1.31 1.28 1.21 1.2
0.73 1.13 1.21 1.32 1.43 1.44 1.4
0.93 1.31 1.52 1.56 1.53 1.45 1.4
1 0.72 1.08 1.19 1.26 1.25 1.25
0.42 1.25 1.48 1.82 2.03 2.67 3.55
0.88 1.27 1.42 1.45 1.38 1.38 1.3
1 1.23 1.32 1.41 1.45 1.44 1.4
1 1.13 1.34 1.69 1.92 2.32 2.35
0.56 0.85 1.01 1.47 1.82 2.13 2.3
0.63 1.3 1.66 1.98 2.42 2.98 3.75
1 1 1.03 1.15 1.26 1.35 1.35
0.84 2.47 0.82 1.1 3.4 1.13 1.02 3.71 1.24 1.53 4.66 1.55 1.88 5.56 1.85 2.45 6.78 2.26 2.7 7.8 2.60
101

E3 0.7 2.21 2.52 2.01 1.66 1.2 0.98


1.08 1.64 2.04 2.22 2.3 2.21 2.15
0.1 1.84 2.3 3.25 4.32 6.8 8.75
0.69 1.53 1.98 1.87 1.52 1.34 1.25
0.48 2.19 3.12 3.45 3.24 3.2 3.15
0.67 2.34 3.06 4.2 5.1 6.25 7.1
0.38 1.54 1.89 2.01 1.73 1.56 1.4
0.78 1.08 1.76 2.64 3.01 3.67 4.55
0.72 2 2.63 3.04 3.87 4.31 5.35
0.78 1.76 2.08 2.47 2.66 2.78 2.7
0.61 1 1.86 2.11 2.89 3.21 3.75
0.94 2.33 0.78 0.86 3.62 1.21 1.02 4.96 1.65 1.46 6.04 2.01 1.91 7.46 2.49 2.42 8.41 2.80 2.4 8.85 2.95
E4 1 1.7 2 2.34 2.73 2.78 2.7
1.07 1.28 2.91 4.22 5.4 6.11 6
1.48 2 3.2 4.34 5.78 6.82 7.1
0.57 0.66 2.22 3.51 4.86 6.03 7.45
0.7 1.41 2.04 2.87 3.56 3.5 3.35
0.75 1.49 1.98 2.14 2.42 2.36 2.2
0.89 1.3 2.7 3.88 5.17 7.28 8.5
0.71 1.12 1.92 3.98 5.83 7.24 7.8
0.89 1.15 1.89 3.27 4.96 5.7 5.5
1.12 1.15 1.86 2.89 3.42 3.5 3.3
0.55 1.6 2.54 3.54 4.21 5.78 6.3
11.7
  0.73 2.4 0.80 1.53 4.28 1.43 2.42 6.82 2.27 3.41 9.84 3.28 4.15 8 3.93 4.42 13.7 4.57 4.2 13.8 4.60
1561
102

1562
1563
1564
1565
1566
1567
1568
1569
1570
1571
1572
1573
1574
1575
1576
1577
1578
1579Lampiran 31. Data transformasi bobot awal kangkung (Ipomea aquatica)
Hari Rata Rata Rata Rata Rata Rata Rata-
ke-0 Total -rata H-10 Total -rata H-20 Total -rata H-30 Total -rata H-40 Total -rata H-50 Total -rata H-60 Total rata
A1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
103

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
104

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
  0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B1 1.13 2.32 2.57 3.03 3.56 3.85 4.16
1.25 2.25 2.36 2.43 2.33 2.24 2.21
1.17 3.55 1.18 1.63 6.20 2.07 1.81 6.74 2.25 1.91 7.36 2.45 1.91 7.80 2.60 1.88 7.97 2.66 1.83 8.20 2.73
B2 0.95 1.06 1.15 1.24 1.36 1.44 1.52
1.02 1.17 1.26 1.42 1.52 1.62 1.66
0.95 2.92 0.97 1.08 6.78 1.10 3.74 6.15 2.05 4.21 6.87 2.29 4.35 7.24 2.41 4.45 7.51 2.50 4.53 7.70 2.57
B3 0.94 1.96 2.57 3.28 3.25 3.15 3.08
1.17 1.66 2.85 3.44 3.74 3.81 3.91
10.0
1.02 3.13 1.04 1.68 5.30 1.77 2.22 7.64 2.55 2.78 9.50 3.17 3.10 9 3.36 3.04 9.99 3.33 2.98 9.97 3.32
B4 1.17 1.38 1.54 2.05 2.36 2.31 2.28
1.03 1.45 3.58 4.53 5.33 5.79 5.73
11.6 11.8
  1.11 3.32 1.11 1.61 4.43 1.48 2.97 8.09 2.70 3.56 10.15 3.38 3.97 7 3.89 3.91 12.01 4.00 3.84 5 3.95
C1 0.99 1.45 1.51 1.51 1.58 1.53 1.50
1.10 1.58 1.60 1.72 1.72 1.67 1.61
1.14 1.47 1.49 1.71 1.78 1.84 1.90
105

0.89 1.56 1.56 1.52 1.49 1.47 1.47


1.05 1.39 1.54 1.79 1.98 2.27 2.30
10.2 10.1
1.19 6.36 1.06 1.58 9.04 1.51 1.78 9.47 1.58 1.82 10.06 1.68 1.68 4 1.71 1.67 10.45 1.74 1.32 0 1.68
C2 1.22 1.52 1.67 1.86 1.95 1.83 2.13
1.22 1.48 1.51 1.53 1.57 1.46 1.43
1.03 1.45 2.00 2.89 3.13 3.61 3.83
0.99 1.73 1.96 2.19 2.23 2.21 2.19
1.26 1.42 1.53 1.67 1.75 1.77 1.75
10.2 12.1 12.6
0.96 6.70 1.12 1.41 9.01 1.50 1.58 5 1.71 1.60 11.75 1.96 1.51 5 2.03 1.42 12.31 2.05 1.32 6 2.11
C3 1.15 1.22 1.43 1.62 1.88 2.09 2.22
1.10 1.30 1.39 1.54 1.59 1.67 1.70
1.03 1.55 1.65 1.83 1.89 1.99 2.00
1.05 1.35 1.40 1.57 1.65 1.69 1.67
1.22 1.30 1.50 1.69 1.84 1.90 1.92
10.7 11.7
1.19 6.74 0.50 1.24 7.96 1.33 1.51 8.88 1.48 1.71 9.97 1.66 1.92 7 1.80 2.09 11.43 1.91 2.24 6 1.96
C4 1.09 1.50 1.62 1.84 1.98 2.08 2.14
0.98 1.60 1.91 2.12 2.34 2.52 2.68
1.28 1.76 2.17 2.80 3.18 3.49 3.39
1.30 1.66 1.96 2.25 2.44 2.68 2.71
1.21 1.15 1.23 1.39 1.54 1.69 1.73
12.0 16.0 18.3
  1.20 7.07 1.18 1.61 9.28 1.55 3.17 6 2.01 3.86 14.27 2.38 4.61 8 2.68 5.52 17.97 2.99 5.65 1 3.05
D1 1.12 1.22 1.39 1.51 1.70 1.72 1.76
1.06 1.13 1.23 1.40 1.54 1.67 1.73
106

0.96 1.22 1.36 1.52 1.68 1.73 1.69


1.19 1.22 1.33 1.69 1.88 2.17 2.24
1.22 1.17 1.27 1.54 1.72 1.97 2.14
1.06 1.26 1.51 1.74 1.87 2.00 2.12
0.96 1.38 1.46 1.57 1.74 1.87 1.95
1.04 1.22 1.36 1.54 1.66 1.77 1.87
11.2 12.3 15.4 17.1
1.22 3.23 1.08 1.36 0 1.24 1.39 0 1.37 1.51 14.03 1.56 1.62 2 1.71 1.70 16.60 1.84 1.64 5 1.91
D2 1.26 1.16 1.27 1.52 1.81 2.01 2.18
0.99 1.30 1.35 1.53 1.58 1.72 1.79
1.00 1.82 1.93 2.02 2.20 2.32 2.28
1.16 1.37 1.51 1.60 1.69 1.75 1.67
1.02 1.53 1.59 1.81 2.02 2.17 2.27
0.91 1.43 1.54 1.72 1.89 2.04 2.21
1.22 1.52 1.77 2.02 2.30 2.53 2.85
1.13 1.34 1.82 2.11 2.40 2.76 3.03
13.0 14.6 18.6 18.2
1.14 9.82 1.09 1.60 7 1.45 1.87 5 1.63 2.18 16.52 1.84 2.77 8 2.08 3.71 17.31 2.16 3.32 9 2.29
D3 1.08 1.47 1.58 1.65 1.57 1.40 1.43
1.11 1.37 1.50 1.59 1.81 1.96 1.90
1.28 1.33 1.83 2.04 2.36 2.92 2.71
1.01 1.26 1.50 1.84 2.03 2.12 2.14
1.22 1.33 1.47 1.61 1.75 2.09 1.92
1.08 1.42 1.63 1.97 2.34 2.87 2.56
1.14 1.50 1.61 1.75 1.72 1.64 1.70
1.05 1.51 1.88 2.53 2.95 3.26 3.42
107

12.6 14.5 18.5 19.7


1.16 10.15 1.13 1.49 8 1.41 1.58 8 1.62 1.84 16.81 1.87 1.97 1 2.06 1.95 20.21 2.20 2.00 9 2.28
D4 1.11 1.15 1.51 2.01 2.35 2.59 2.74
1.03 1.30 2.09 3.18 4.04 4.85 5.43
1.22 1.35 1.73 2.51 2.78 2.99 2.92
1.08 1.52 1.82 2.20 2.72 2.98 3.39
1.08 1.40 2.10 2.19 2.88 3.27 3.54
1.13 1.43 1.94 2.55 2.94 3.46 3.67
1.09 1.65 2.41 2.96 3.59 3.95 4.18
1.22 1.31 2.32 3.20 1.73 4.05 4.30
12.6 17.6 25.0 31.4
  1.01 9.98 1.11 1.58 8 1.41 1.72 2 1.96 2.06 22.88 2.54 2.06 9 2.79 1.60 29.74 3.30 1.22 0 3.49
E1 0.97 1.00 1.18 1.29 1.37 1.46 1.41
1.17 1.19 1.28 1.39 1.60 1.80 1.95
1.12 1.20 1.28 1.36 1.36 1.18 0.92
1.07 1.22 1.35 1.39 1.52 1.67 1.73
1.09 1.06 1.13 1.15 1.27 1.33 1.32
1.20 1.11 1.22 1.27 1.41 1.58 1.80
1.22 1.18 1.41 1.58 1.70 1.79 1.88
1.07 1.25 1.33 1.42 1.54 1.62 1.67
1.05 1.11 1.15 1.32 1.47 1.64 1.70
1.04 1.06 1.14 1.19 1.27 1.38 1.45
1.08 1.22 1.28 1.36 1.58 1.77 1.90
1.19 3.31 1.10 1.18 3.47 1.16 1.22 3.63 1.21 1.22 3.78 1.26 1.28 4.13 1.38 1.35 4.50 1.50 1.43 4.78 1.59
E2 0.96 1.22 1.32 1.35 1.33 1.31 1.30
1.11 1.28 1.31 1.35 1.39 1.39 1.38
108

1.20 1.35 1.42 1.44 1.42 1.40 1.38


1.22 1.10 1.26 1.30 1.33 1.32 1.32
0.96 1.32 1.41 1.52 1.59 1.78 2.01
1.17 1.33 1.39 1.40 1.37 1.37 1.34
1.22 1.32 1.35 1.38 1.40 1.39 1.38
1.22 1.28 1.36 1.48 1.56 1.68 1.69
1.03 1.16 1.23 1.40 1.52 1.62 1.67
1.06 1.34 1.47 1.57 1.71 1.87 2.06
1.22 1.22 1.24 1.28 1.33 1.36 1.36
1.16 3.45 1.15 1.26 3.83 1.28 1.23 3.94 1.31 1.42 4.28 1.43 1.54 4.58 1.53 1.72 4.94 1.65 1.79 5.21 1.74
E3 1.10 1.65 1.74 1.58 1.47 1.30 1.22
1.26 1.46 1.59 1.65 1.67 1.65 1.63
0.77 1.53 1.67 1.94 2.20 2.70 3.04
1.09 1.42 1.57 1.54 1.42 1.36 1.32
0.99 1.64 1.90 1.99 1.93 1.92 1.91
1.08 1.69 1.89 2.17 2.37 2.60 2.76
0.94 1.43 1.55 1.58 1.49 1.44 1.38
1.13 1.26 1.50 1.77 1.87 2.04 2.25
1.10 1.58 1.77 1.88 2.09 2.19 2.42
1.13 1.50 1.61 1.72 1.78 1.81 1.79
1.05 1.22 1.54 1.62 1.84 1.93 2.06
1.20 3.38 1.13 1.17 3.89 1.30 1.23 4.38 1.46 1.40 4.74 1.58 1.55 5.17 1.72 1.71 5.45 1.82 1.70 5.55 1.85
E4 1.22 1.48 1.58 1.69 1.80 1.81 1.79
1.25 1.33 1.85 2.17 2.43 2.57 2.55
1.41 1.58 1.92 2.20 2.51 2.71 2.76
1.03 1.08 1.65 2.00 2.32 2.56 2.82
109

1.10 1.38 1.59 1.84 2.01 2.00 1.96


1.12 1.41 1.57 1.62 1.71 1.69 1.64
1.18 1.34 1.79 2.09 2.38 2.79 3.00
1.10 1.27 1.56 2.12 2.52 2.78 2.88
1.18 1.28 1.55 1.94 2.34 2.49 2.45
1.27 1.28 1.54 1.84 1.98 2.00 1.95
1.02 1.45 1.74 2.01 2.17 2.51 2.61
  1.11 3.41 1.14 1.42 4.16 1.39 1.71 4.99 1.66 1.98 5.83 1.94 2.16 6.31 2.10 2.22 6.72 2.24 2.17 6.72 2.24
1580
110

1581Lampiran 32. Rata-rata bobot mutlak kangkung transformasi √+0,5


Bobot
Perlakua
No Wt Wo Mutla
n
k
1 B1 8.20 3.55 4.65
2 B2 7.70 2.92 4.78
3 B3 9.97 3.13 6.84
4 B4 11.85 3.32 8.53
5 C1 10.10 6.36 3.74
6 C2 12.66 6.70 5.96
7 C3 11.76 6.74 5.02
8 C4 18.31 7.07 11.25
9 D1 17.15 3.23 13.92
10 D2 18.29 9.82 8.47
11 D3 19.79 10.15 9.65
12 D4 31.40 9.98 21.42
13 E1 4.78 3.31 1.47
14 E2 5.21 3.45 1.77
15 E3 5.55 3.38 2.17
16 E4 6.72 3.41 3.32
1582
1583Lampiran 33. Uji normalitas bobot kangkung (Ipomea aquatica)

Probability Plot of AX
Normal
99
Mean 7.059
StDev 5.204
95 N 16
AD 0.636
90
P-Value 0.080
80
70
Percent

60
50
40
30
20

10

1
-5 0 5 10 15 20 25
AX
1584
1585
1586
1587Lampiran 34. Uji homogenitas bobot kangkung (Ipomea aquatica)
111

Test for Equal Variances for AX

Bartlett's Test

B Test Statistic 8.72


P-Value 0.033
Levene's Test
Test Statistic 2.01
P-Value 0.167
C
AT

0 10 20 30 40
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
1588
1589Lampiran 35. Hasil analisis ragam (ANOVA) bobot mutlak kangkung
1590 (Ipomea aquatica)
Source of
Variation SS Df MS F P-value F crit
258.403 6.99210 0.00564582 3.49029482
Between Groups 8 3 86.1346 7 7 1
12.3188
Within Groups 147.826 12 3

406.229
Total 8
15        
1591
1592Lampiran 36. Hasil uji Beda Nyata Jujur (BNJ) bobot mutlak kangkung
1593 (Ipomea aquatica)
1594Grouping Information Using Tukey Method
1595
1596AT N Mean Grouping
1597D 4 13.363 A
1598C 4 6.490 A B
1599B 4 6.201 A B
1600E 4 2.181 B
1601
1602Means that do not share a letter are significantly different.
1603
1604
1605Tukey 95% Simultaneous Confidence Intervals
1606All Pairwise Comparisons among Levels of AT
1607
1608Individual confidence level = 98.83%
1609
112

1610
1611AT = B subtracted from:
1612
1613AT Lower Center Upper ---------+---------+---------+---------+
1614C -7.082 0.289 7.660 (------*-------)
1615D -0.209 7.162 14.533 (------*-------)
1616E -11.391 -4.021 3.350 (------*------)
1617 ---------+---------+---------+---------+
1618 -10 0 10 20
1619
1620
1621AT = C subtracted from:
1622
1623AT Lower Center Upper ---------+---------+---------+---------+
1624D -0.497 6.873 14.244 (------*------)
1625E -11.680 -4.309 3.061 (-------*------)
1626 ---------+---------+---------+---------+
1627 -10 0 10 20
1628
1629
1630AT = D subtracted from:
1631
1632AT Lower Center Upper ---------+---------+---------+---------+
1633E -18.553 -11.183 -3.812 (-------*------)
1634 ---------+---------+---------+---------+
1635 -10 0 10 20
1636
1637
1638Lampiran 37. Dokumentasi penelitian
1639
1640

1641

1642

1643

1644

1645

1646

1647

1648
1649 Persiapan wadah

1650

1651
113

1652

1653

1654

1655

1656

1657

1658

1659
1660

1661

1662

1663 Menimbang ikan

1664

1665

1666

1667

1668

1669

1670

1671
1672 Pengukuran kualitas air

1673

1674

1675

1676

1677
114

1678

1679Lampiran 38. Alat dan bahan

1680

1681

1682

1683

1684

1685

1686

1687

1688

1689 DO meter pH meter

1690
1691

Anda mungkin juga menyukai