PENDAHULUAN
Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik
yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun
statis (tergenang) seperti danau. Perairan ini dapat merupakan perairan tawar,
payau, maupun asin (laut). Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air dapat
dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik,
makhluk hidup mulai dari minum, mandi dan lainnya. Peranan air sangatlah vital
terutama bagi organisme perairan seperti ikan. Kualitas perairan baik atau
air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Ini mencakup penggunaan
seperti air minum, proses industri, medis dan banyak penggunaan lain. Tujuan
semua proses penjernihan air adalah menghilangkan pencemar yang ada dalam air
atau mengurangi kadarnya agar air menjadi layak untuk penggunaan akhirnya.
yang sudah digunakan tanpa berakibatkan dampak yang buruk atas lingkungan.
2
poikilotermal. Ikan Nila juga merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan
bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dengan warna putih kehitaman.
Ikan Nila Merah hasil pemuliaan oleh BPTKP Dinas Kelautan dan
Citralada, Filipin, Singapur dan Nifi. Ikan Nila Merah ini memiliki karakter
Tumbuh cepat dan telah dirilis oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
yang telah diditribusikan kemasyarakat baik di DIY, Luar DIY dan luar Jawa,
setelah dirilis tahun 2012 sampai 2014 telah mencapai 140.400 ekor induk.
karena permintaan pasar yang meningkat baik untuk pasar lokal maupun pasar
usaha-usaha dalam budidaya ikan nila. Pembenihan merupakan salah satu tahapan
Tujuan dari praktek magang ini adalah untuk mengetahui teknik dalam
penjernihan air pada kolam pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)
pada pembenihan Ikan khususnya pada Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus).
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan genus ikan yang dapat hidup
dalam kondisi lingkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air
yang rendah, sering kali ditemukan hidup normal pada habitat-habitat yang ikan
dari jenis lain tidak dapat hidup. Bentuk dari ikan nila panjang dan ramping
total dan tinggi badan 3 : 1. Ikan nila merah memiliki rupa yang mirip dengan
ikan mujair, tetapi ikan ini berpunggung lebih tinggi dan lebih tebal, ciri khas lain
adalah garis-garis kearah vertikal disepanjang tubuh yang lebih jelas dibanding
badan sirip ekor dan sirip punggung. Mata kelihatan menonjol dan relatif besar
Ikan nila merah mempunyai mulut yang letaknya terminal, garis rusuk
terputus menjadi 2 bagian dan letaknya memanjang dari atas sirip dan dada,
bentuk sisik stenoid, sirip kaudal rata dan terdapat garis-garis tegak lurus.
Mempunyai jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Sebagian besar tubuh ikan
ditutupii oleh lapisan kulit dermis yang memiliki sisik. Sisik ini tersusun seperti
genteng rumah, bagian muka sisik menutupi oleh sisik yang lain (Santoso, 1996).
Nila merah mempunyai 4 warna yang membalut sekujur tubuh, antara lain
bercak merah (Santoso, 1996). Berdasarkan kebiasaan makannya ikan nila merah
termasuk pemangsa segala jenis makanan alam berupa lumutlumut, plankton dan
5
sisa-sisa bahan organik maupun makanan seperti dedak, bungkil kelapa, bungkil
Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Sub-Kelas : Acanthopterigii
Ordo : Percomorphii
Sub-Ordo : Percoidea
Famil : Chiclidae
Genus : Oreochromis
(Saanin, 1968)
6
Ikan nila merah hidup dengan toleransi salinitas yang cukup besar yaitu
berkisar antara 6–8,5 namun pertumbuhannya akan optimal pada pH 7–8 dan suhu
Menurut Rukmana (1997), ikan nila hidup di perairan tawar seperti kolam,
sawah, sungai, waduk, rawa, dan genangan air lainnya. Disamping itu, ikan nila
dapat beradaptasi di perairan payau dan laut terutama dengan teknik adaptasi.
Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan hidup di air tawar. Ikan
karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari
pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan nila sangat layak
dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau perusahaan.
Nila merah mulai memijah pada umur 4 bulan atau panjang badan berkisar
9,5 cm. Pembiakan terjadi setiap tahun tanpa adanya musim tertentu dengan
interval waktu kematangan telur sekitar 2 bulan. Proses pemijahan alami pada
suhu air berkisar 25-30 derajat Celcius, keasaman (pH) 6,5-7,5, dan ketinggian air
0,6-1m. Pemasukan induk ikan ke dalam kolam dilakukan pada pagi dan sore hari
karena suhu tidak tinggi, dan untuk menjaga agar induk tidak stress, induk
dimasukkan satu persatu. Induk betina matang kelamin dapat menghasilkan telur
tahun dan mencapai kematangan kelamin pada umur sekitar 4-5 bulan dengan
7
kisaran berat 120-180 g/ekor. Sesuai dengan sifat-sifat biologisnya, maka dalam
Kualitas air adalah kadar unsur-unsur dari badan air yang di analisis metode
menunjukkan mutu air tersebut. Standar kualitas air merupaklan suatu persyaratan
kualitas air untuk perlindungan dan pemanfaatan air yang bersangkutan (Jati,
2006).
golongan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu air untuk keperluan irigasi, air
untuk keperluan pembangkit energi, air untuk keperluan industri dan air untuk
keperluan publik. Air untuk keperluan publik dibedakan atas air konsumsi
domestic dan air untuk konsumsi sosial dan komersial (Dumairy, 1992).
a. Flokulasi
partikel. Pengaduk ini berputar pelan yang tujuannya memperbesar ukuran flok,
menit yang akan menyebabkan tumbukan partikel yang akan membentuk ukuran
b. Sedimentasi
suatu bak,untuk jangka waktu tertentu. Dimana air mengalir pelan – pelan
(kecepatan rendah) sehingga partikel yang berat jenisnya lebih berat akan segera
mengendap.
c. Filtrasi
Filtrasi adalah suatu cara penjernihan air dengan cara penyaringan. Filter
biasanya terdiri dari berbagai macam lapisan pasir dan batu – batuan dengan
diameter yang bervariasi dari yang sangat halus hingga yang terkasar. Air akan
akan melekat pada butiran pasir. Hal ini akan dapat memperkecil ukuran celah –
celah yang dapat dilalui air dan akan mengurangi daya penyaringan. Maka untuk
bahan yang aka melekat ini diperlukan pembilasan dengan arah aliran pembilas
berlawanan denganarah aliran air yang akan disaring, pembilas ini dinamakan
backwash (Sangsoko,2007).
Usaha budidaya tidak terlepas dari kebutuhan air sebagai media tempat
hidup hewan yang dipelihara. Debit dan kualitas air akan sangat berpengaruh
terhadap laju pertumbuhan hewan yang dipelihara (Setyono, 2004). Khusus untuk
"onland farming" atau budidaya sistim kolam dan bak yang dibangun di darat,
maka sumber air (kuantitas dan kualitas) harus mendapat perhatian utama.
kondisi air (kualitas) in situ juga perlu diperhatikan pola aliran air (arus),
9
pasir, batu).
2.5.1. Suhu
adalah suatu besaran fisika yang menyatakan panas yang terkandung dalam air
laut. Suhu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan dan cuaca dilokasi budidaya,
sehingga apabila suhu lingkungan tidak sesuai dengan hewan budidaya atau jika
suhu terus meningkat, ketahanan abalon akan dengan cepat mencapai batas
Oksigen terlarut adalah jumlah milligram oksigen yang terlarut dalam 1 liter
air laut (SNI 7644-2010). Abalon menyukai daerah yang memiliki aliran arus
yang kuat, karena air daerah ini mengandung konsentrasi oksigen terlarut yang
organisme untuk bertahan diperairan tercemar. Pada perairan yang jenuh biasanya
mengandung oksigen dalam rentang 8-15 mg/l. Tergantung pada salinitas dan
konsentrasi 5-8 mg/l untuk dapat hidup secara normal (Wibowo, 2001). Oksigen
Derajat keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hydrogen
dan menunjukkan kualitas air tersebut bersifat asam atau basa. Skala pH 0-14 dan
pH 7 adalah netral berarti air tidak bersifat asam ataupun basa. Bila nilai pH diatas
7 berarti air tersebut basa dan bila nilai pH di bawah 7 berarti air tersebut asam
Perairan yang terlalu asam akan kurang produktif dan dapat membunuh
ikan. Kandungan oksigen terlarut pada perairan yang pH-nya rendah (keasaman
yang tinggi) akan berkurang, akibatnya konsumsi oksigen ikan turut menurun,
aktivitas pernafasan naik dan selera makan akan berkurang, lebih mudah terkena
infeksi dan biasanya diikuti dengan tingkat mortalitas tinggi. Hal sebaliknya
terjadi pada suasana basa (Ghufran, 2010). pH perairan untuk pembenihan nila
Sedangkan alat yang digunakan pada penjernihan air pada pengukuran oksigen
terlarut adalah Erlenmeyer, pipet tetes, dan gelas ukur. Pada pengukuran suhu
metode winkler, pada pengukuran suhu dan pengukuran pH serta penyaringan air
pngumpulan data secara sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh dari
sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak terkait
12
pengelola serta sarana dan prasarana guna memperkuat dara primer yang telah
diperoleh.
di lapangan dimana data tersebut adalah data dari hasil pelaksanaan pengukuran
kualitas air dan penjernihan air yang terletak di Balai Pengembangan Teknologi
berbagai pihak terkait pengelola atau petugas dan pekerja di lokasi tersebut serta
dilengkapi dengan perlengkapan pribadi seperti pena, catatan kecil dan kamera
guna untuk memperkuat data yang diperoleh serta pelengkap dari data yang akan
disimpulkan nanti.
Data primer dan data sekunder dari hasil pengamatan dan perhitungan
secara ringkas. Data yang telah ditabulasi secara table dan grafik tersebut
ada dan dikaitkan dengan spesifikasi minimum dari pembibitan nila merah yang
kesimpulannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://theoceanandmariner.blogspot.co.id/2012/04/pembenihan-ikan-nila.html
(6.1.2015 - 23.16)
http://pramukaria.blogspot.co.id/2014/01/sku-teknik-penjernihan-penyaringan-
air.html (5.1.2016 - 10.11)
https://mitharahayu.wordpress.com/2009/03/18/penjernihan-air/ (7.1.2016 -
11.42)
http://bptkp-diy.com/?menu=info&id=23 (8.1.2016 - 21.32)
Boyd, E. C., dan F. Lichkoppler. 1979. Water Quality Management in Pond Fish
Culture / Pengelolaan Kualitas Air Kolam. Alih Bahasa : Artati, F. Cholik,
dan R. Arifudin. 1986. Dirjen Perikanan, Jakarta. 52 hlm.
Djajadireja. Rustami. S. Hatima dan Z. Arifin. 1990. Buku Pedoman Pengenalan
Sumber Perikanan Air Tawar (Jenis-jenis Ikan Ekonomi Penting),
Direktorat Jendral Perikanan, Jakarta, 75.
Dumairy, 1992. Ekonomika Sumberdaya Air. BPFE, Yogyakarta.
Fallu Ric. 1991. Abalone Farming. First published. Fishing News Books :
London.
Ghufran, M. H. 2010. Pemeliharaan Ikan Napoleon di Keramba Jaring Apung.
Akademia. Jakarta.
Masduqi, E. Soedjono, N.Endah, W.Hadi, (2009), Prediction Of Rural Water
Supply System Sustainability Using A Mathematical Model, Jurnal
Purifikasi, Jurnal Teknoogi Dan Manajemen Lingkungan, Volume 10
No.2, Desember 2009.
Rukmana R.1997.Ikan Nila. Budidaya dan Prospek Agribisnis. Kanisius.
Yogyakarta.
Saanin H. 1968. Taksonomi dan Kuntji Indentifikasi Ikan. Bandung: Binatjipta.
Santoso, U,.1996. Budidaya Ikan Nila. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sasongko, Wahyu, 2007, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan
Konsumen, Universitas Lampung, Bandar Lampung
Setiyono, 2004. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 4-10.
Sugiarto, 1988. Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Ikan Nila. CV. Simplex.
Jakarta.
Sumantadinata, K. 1999. Program Penelitian Genetika Ikan. INFIGRAD. Jakarta
2 hlm.
15