Anda di halaman 1dari 16

REKAYASA IDE

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ARTEMIA DAN PELET


TEHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA
LELE DUMBO (Clarias gariepinus)

Disusun oleh :
Nama : Dewi Fatmawati
Nim : A1C420084

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Drs. Jodion Siburian, M.Si
Winda Dwi Kartika, S.Pd., M.Si

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
Tahun Ajaran 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensial terbesar di bidang produk


perikanan. Salah satu produk perikanan di Indonesia ialah budidaya ikan air laut, air
payau, maupun air tawar. Budidaya ikan air tawar menyumbang hingga 1,1 juta ton
dan sisanya tambak payau dan laut (Kusmini, et al. 2016).
Ikan lele tergolong ikan air tawar dan sudah sangat popular dan mudah dikenali
dengan melihat bentuk fisik tubuhnya, yaitu memiliki tubuh yang khas dan sangat
berbeda dengan jenis ikan tawar lainnya(Cahyono, 2009). Peternak ikan lele
berkembang pesat dikarenakan pemeliharaannya mudah dan murah, cepat besar
dalam waktu yang relatif singkat, serta memiliki kandungan nilai gizi yang tinggi
dalam tiap ekornya (protein 17 – 37%, lemak 4.8%, mineral 1.2%, vitamin 1.2%)
(Sutomo, 2000).
Proses pembudidayaan ikan dibutuhkan adanya kebutuhan pakan pada usaha
pembenihan ikan. Pakan yang memenuhi kebutuhan gizi ikan dapat meningkatkan
pertumbuhan benih ikan hingga menjadi ukuran siap jual (Madinawati, et al. 2011).
Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan, pakan
merupakan sumber materi dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan namun di sisi lain pakan merupakan komponen terbesar dari biaya
produksi. (Sunarto dan Sabariah 2009).
Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan ditentukan oleh kualitas induk,
kualitas telur, kualitas air serta perbandingan antara jumlah makanan dan
kepadatannya. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan,
maka diperlukan makanan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Makanan yang
dimakan oleh ikan digunakan untuk kelangsungan hidup dan untuk pertumbuhan
(Effendi, 2003).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didalam penelitian ini dirumuskan
permasalahan dalam beberapa pokok, yaitu diantaranya :
1. Apakah pemberian pakan berupa artemia dan pelet dapat meningkatkan
pertumbuhan dan derajat kelangsungan hidup terhadap larva ikan lele dumbo
(Clarias gariepinus)?
2. Kandungan apa saja yang terdapat dalam pakan artemia dan pelet?
3. Dari kedua pakan yang diberikan manakah yang paling efektif untuk
meningkatkan pertumbuhan dan derajat kelangsungan hidup terhadap larva lele
dumbo (Clarias gariepinus)?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka didapatkan tujuan penelitian yakni sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan artemia dan pelet terhadap
pertumbuhan dan derajat kelangsungan hidup larva lele dumbo (Clarias
gariepinus)
2. Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam artemia dan pelet
3. Untuk mengetahui diantara artemia dan pelet, manakah yang paling efektif untuk
pertumbuhan dan derajat kelangsungan hidup larva ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele Dumbo

Ikan lele dumbo merupakan spesies ikan lele yang pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1984, yang diperoleh dari hasil persilangan antara induk
betina lele asli Taiwan dan induk pejantan yang berasal dari Afrika. Lele dumbo
masuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1986, yang diimpor dari Taiwan
(Rukmana, 2003 dalam Hadiseroyani, 2006).

2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi ikan lele dumbo menurut (Saanin,1984) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Sub kingdom : Metazoa

Phylum : Chordata

Classis : Pisces

Sub Classis : Teleostrei

Ordo : Ostariophysi

Sub Ordo : Silaroidae

Familia : Clariidae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias gariepinus

Lele dumbo (C. gariepinus) adalah ikan hasil kawin silang induk betina
Clarias fucus yang berasal dari Taiwan dengan induk jantan Clarias
mussambicus yang berasal dari Afrika (Bachtiar, 2006). Ikan lele dumbo
mempunyai pertumbuhanya cepat dan dapat mencapai ukuran besar dalam waktu
yang relatif pendek (Suyanto, 2007).

2.1.2 Morfologi dan Anatomi

lkan lele dumbo memiliki bentuk badan yang memanjang agak bulat,
kepala gepeng dan memiliki empat pasang sungut (Nugrahajati et al., 2013). Ikan
lele dumbo dilengkapi dengan tiga buah sirip tunggal, yaitu sirip punggung, sirip
ekor dan sirip dubur. Sirip punggung berfungsi sebagai alat berenang, sirip dubur
berfungsi sebagai alat bantu untuk mempercepat dan memperlambat gerakan.
(Bachtiar, 2006). Kulit lele dumbo licin, tidak bersisik, berpigmen hitam pada
bagian punggung (dorsal) dan samping (lateral). Warna tubuh ikan lele akan
berubah dalam keadaan stres dan menjadi pucat jika terkena sinar matahari
(Saparinto & Susiana, 2013).

Ikan lele memiliki ukuran mulut yang relatif lebih lebar dan hampir
membelah setengah dari lebar kepalanya. Ikan lele memiliki kumis yang terletak
di areal sekitar mulutnya. Kumis yang terdapat pada mulut lele menyebabkan
ikan jenis ini disebut dengan catfish (Sikpas, 2015). Ikan lele mempunyai tiga
sirip tunggal yaitu, yaitu sirip dubur, sirip ekor, dan sirip pungung. Sirip pada
lele berfungsi untuk alat berenang. Selain mempunyai sirip tunggal, lele juga
memiliki dua sirip berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip dada. Lele memiliki
senjata yang sangat ampuh sebagai alat perlindungan patil (Sutedjo, 2006).

2.1.3 Habitat Dan Perilaku Lele

Habitat ikan lele pada umumnya adalah sungai dengan arus perlahan,
rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele juga dapat hidup pada
air yang tercemar, misalkan di got dan selokan serta lingkungan yang kualitas
airnya sangat buruk (Rukmana dan Yudirachman, 2017).
Ikan lele dapat hidup di tempat-tempat kritis, seperti rawa, sungai, sawah,
kolam ikan yang keruh, dan tempat berlumpur yang kekurangan oksigen. Hal ini
dimungkinkan karena ikan jenis ini mempunyai alat pernapasan tambahan berupa
labirin yang berfungsi umtuk bernafas dalam lumpur (Rukmana dan
Yudirachman, 2017). Ikan lele juga dapat hidup dengan padat dan tebar yang
tinggi, dapat dipelihara di berbagai jenis kolam dengan kualitas yang tidak terlalu
baik sekalipun. Air comberan masih dapat digunakan untuk memelihara ikan
lele, asalkan tidak mengandung sabun, detergen, dan bahan-bahan berbahaya
lainnya seperti kreolin, dan karbol (Hernowo dan Suyanto, 2008).

2.2 Artemia

Artemia adalah jenis udang-udangan kecil tingkat rendah yang


digolongkan sebagai zooplankton (Wibowo dkk., 2013). Artemia merupakan
salah satu pakan alami bagi larva udang dan ikan yang banyak digunakan di
panti-panti benih udang dan ikan baik air laut maupun air tawar di seluruh
Indonesia. Artemia banyak mengandung nutrisi terutama protein dan asam-asam
amino. Artemia merupakan pakan alami yang sangat penting dalam pembenihan
ikan laut, krustacea, ikan konsumsi air tawar dan ikan hias air tawar karena
ukurannya yang sangat kecil. Sampai saat ini Artemia sebagai pakan alami
belum dapat digantikan oleh pakan lainnya. Udang ini toleran terhadap salinitas
yang sangat luas,mulai dari nyaris tawar hingga jenuh garam, secara alamiah
salinitas danau dimana mereka hidupsangat bervariasi, tergantung pada besarnya
curah hujan dan penguapan yang terjadi (Lavens and Sorgeloos. 1996).

2.3 Pelet Ikan


Pelet ikan merupakan pakan ikan yang dicetak dalam bentuk butiran
sebesar pil. Pelet ikan ini terdiri dari suatu material campuran yang terdiri dari
berbagai bahan campuran hewani dan nabati yang berfungsi sebagai energi bagi
ikan untuk menjalankan aktivitas hidupnya dan yang terpenting sebagai
suplemen dalam proses pertumbuhannya menjadi besar.

2.4 Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah proses perubahan invdividu atau biomassa pada


masa tertentu (Affandi, 2002), yang meliputi perubahan bentuk; pertambahan
ukuran, baik panjang maupun bobot; jumlah materi tubuh, baik temporal atau
jangka panjang; dari suatu individu yang tidak kembali ke bentuk semula
(Karim, 2002). Pertumbuan ikan dipengaruhi oleh faktor luar (unsur-unsur
genetik, hormonal, Jenis kelamin, dan umur) dan faktor dalam (lingkungan,
makanan, air, oksigen, dan suhu perairan) (Affandi, 2002).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

 Toples plastik bening ( diameter 20 cm x tinggi 19 cm ) sebanyak


4 buah
 Jaring ikan
Jaring ikan berfumgsi mengambil larva ikan lele dumbo
dari kolam.

3.1.2 Bahan

 Larva ikan lele usia 5/6 hari dengan berukuran 1 cm hingga 1,3
cm sebanyak 20 ekor
 Air sumur
 Artemia
 Pelet ikan halus

3.2 Tahap Pelaksanaan

 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


 Percobaan dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan dengan 2 kali
perlakuan yaitu :
a. Perlakuan A diberi pakan artemia
b. Perlakuan B diberi pakan pelet
 Setiap toples berisi 5 ekor larva ikan lele dumbo
 Pakan diberikan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pagi, sore dan malam
hari
 Penelitian dilakukan selama 5 hari ( untuk masing masing perlakuan)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a. Pertumbuhan berat Mutlak
Pertumbuhan Berat Mutlak (gram)
1,0 gr 0,98 gr
0,9 gr
0,8 gr
0,7 gr 0,68 gr
0,6 gr
0,5 gr

Artemia Pelet

b. Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm)


0,5 cm 0,47 cm
0,4 cm
0,3 cm 0,24 cm
0,2 cm
0,1 cm
0,0 cm
Artemia pelet
c. Derajat/Tingkat Kelangsungan Hidup

80%
80 %

70 %
60%
60 %

50 %

40 %

Artemia pelet

4.2Pembahasan
4.2.1 Pertumbuhan
a. Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak merupakan salah satu kriteria dalam mengetahui
laju pertumbuhan berat mutlak. Hasil sidik ragam (anova) menunjukkan bahwa
perlakuan pemberian pakan yang berbeda yakni berupa artemia dan pelet
menunjukan perbedaan yang sangat nyata diantara keduanya. Berdasarkan hasil
yang didapatkan pertumbuhan berat benih lele dumbo yang diberi pakan artemia
lebih tinggi dengan rata – rata 0,98 gram dibandingkan dengan benih lele dumbo
yang diberi pakan pelet dengan rata – rata 0,68 gram.

Perbedaan tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan nutrisi, dan protein
dari kedua jenis pakan tersebut. Nutrisi adalah bahan baku yang dibutuhkan demi
kelangsungan hidup suatu organisme, digunakan oleh sel-sel tubuh untuk
pembentukan bagian tubuh dan untuk energi dan metabolisme suatu organisme
(Batu, 1982). Artemia merupakan salah satu jenis pakan alami yang memiliki
kaya akan nutrisi. Kandungan nutrisi dalam pakan berpengaruh pada kecepatan
pertumbuhan. Selain memiliki kandungan protein tinggi, pakan alami mudah
dicerna serta memiliki ukuran tubuh yang sesuai dengan bukaan mulut ikan
(Khairuman dan Amri, 2008. Meskipun pelet sendiri memiliki kualitas yang
baik dan sudah banyak tersebar dikalangan masyarakat tetap tidak bisa
mengalahkan dari kualitas artemia. Oleh sebab itu dalam hal ini terbukti bahwa
artemia merupakan pakan yang baik dalam pertumbuhan larva lele dumbo.

b. Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak merupakan salah satu kriteria dalam


mengetahui laju pertumbuhan Panjang mutlak. Hasil sidik ragam (anova)
menunjukkan bahwa perlakuan dalam pemberian pakan artemia dan pelet
menunjukan beda nyata antar perlakuan terhadap parameter pengamatan
pertumbuhan panjang mutlak. Berdasarkan hasil yang didapatkan terlihat bahwa
pertumbuhan panjang pada ikan lele yang diberi paka artemia lebih tinggi dengan
rata rata 0,47 cm dibandingkan yang diberi pakan pelet dengan rata – rata 0,24
cm. Pertumbuhan panjang yang berbeda ini terjadi karena perbedaan kandungan
yang terdapat dalam masing – masing pakan itu sendiri. Sehingga pakan yang
berkualiats tinggi akan menyebabkan pertumbuhan yang tinggi pula.

4.2.2 Derajat Derajat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup merupakan salah satu kriteria dalam


mengetahui jumlah benih ikan lele dumbo pada awal penelitian dan akhir
penelitian. Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan didapatkan hasil
bahwa perlakuan pemberian artemia dan pelet memiliki perbedaan yang nyata
pada tingkat kelangsungan hidup larva lele dumbo. Dapat diketahui bahwa hasil
rata – rata tingkat kelangsungan hidup larva lele dumbo yang diberi pakan
artemia lebih tinggi yaitu 80 % dibandingkan dengan pakan pelet yaitu 60 %. Hal
tersebut dikarenakan pemberian pakan pelet pada larva lele kurang efektif karena
tidak sesuai dengan ukuran mulut pada larva lele tersebut sehingga menyebabkan
larva lele tersebut mati akibat tidak bisa mendapatkan makanan yang cukup.
Sebaliknya, artemia memiliki ukuran yang pas untuk mulut larva lele dumbo
sehingga larva tersebut dapat dengan mudah untuk mendapatkan makanannya
dan dapat bertahan hidup. Sehingga benih lele dumbo yang diberi pakan artemia
memiliki kelangsungan hidup yang tinggi yakni sebesar 80%

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan yakni sebagai
berikut :

1. Pertumbuhan adalah proses perubahan individu yang meliputi pertambahan


ukuran panjang, berat dan volume.
2. Pertumbuhan berat mutlak yang diperoleh dari pemberian pakan artemia
dengan rata – rata 0,98 gr dan pertumbuhan panjang mutlak nya 0,47 cm.
Sedangkan pertumbuhan berat mutlak yang diperoleh dari pemberian pakan
pelet didapatkan dengan rata – rata sebesar 0,68 gr dan pertumbuhan panjang
mutlaknya 0,24 cm.
3. Pemberian pakan artemia larva lele lebih efektif dibandingkan dengan
pemberian pakan pelet.

5.2 Saran
Saran saya dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
sehingga lebih dapat mengetahui pertumbuhan dan derajat kelangsungan hidup pada
larva lele dumbo.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R. dan U.M. Tang. 2002. Fisiologi Hewan Air. Universitas Riau Press.Riau.

Bachtiar. Y. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo. Jakarta : Agromedia


Pustaka

Batu, D.T.F.L. 1982. Pengantar Ke Fisiologi Hewan Air: Edisi ke Tiga. Institut
Pertanian

Bogor, Fakultas Perikanan, Departemen Hidrobiologi, Bagian Biologi Laut.

Cahyono, B. 2009. Budidaya lele dan Betutu (ikan langkah bernilai tinggi), Pustaka
Mina.

Jakarta

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan lingkungan

Perairan. Penerbit Kanisius.Yogyakarta. Edisi II. 258 hal.

Hernowo & S. R. Suyanto. 2008. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Lele di Pekarangan

Sawah dan Logyam. Jakarta: Penebar Swadaya.

Khairuman, Amri K. 2008. Peluang Usaha Dan Teknik Budidaya Lele Sangkuriang.

Gramedia Pustaka. Jakarta.

Madinawati., N. Serdiati &Yoel. 2011. Pemberian Pakan yang Berbeda Terhadap

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).


Media Litbang Sulteng IV. Volum 2.
Rakhmat Rukmana. 2003. Lele Dumbo Budi Daya dan Pasca Panen. Aneka. Semarang.

Rukmana, Rahmat dan Herdi Yudirachman. 2017. Suskes Budidaya Ikan Lele Secara

Intensif. Yogyakarta: Andi Publisher

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Jakarta : Bina Cipta

Saparinto, C. & Susiana, R. 2013. Sukses Pembenihan 6 Jenis Ikan Air Tawar
Ekonomis.

Yogyakarta : Lily Publisher

Sikpas. (2015). Pengertian, Morfologi dan Klasifikasi Ikan Lele (Lengkap). Tersedia:

http://www.sikpas.com/2015/12/pengertian-morfologi-danklasifikasi.html?m=1

Soetomo, M.H.P. 2000. Teknik Budidaya Lele Dumbo. Penebar Swadaya dan
Algesindo.

Bandung

Sunarto dan Sabariah. 2009. Pemberian Pakan Buatan Dengan Dosis Berbeda terhadap

Pertumbuhan dan Konsumsi Pakan Benih Ikan Semah (Tor douronensis) dalam
Upaya Domestikasi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Muhammadiyah Pontianak, Pontianak. Vol 8(1): 67-76

Suyanto, S. Rachmatun. 2007. Budidaya Ikan Lele (revisi). Penebar Swadya. Jakarta.

Wibowo, dkk. 2013. Artemia Untuk Pakan Ikan dan Udang. Jakarta : Penebar Swadaya
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai