BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu jenis ikan liar yang berpotensi dijadikan komoditi budidaya
adalah ikan gabus (Channa striata) (Muslim, 2007). Pemanfaatan ikan gabus di
masyarakat telah banyak digunakan mulai dari ukuran benih sampai ukuran
dewasa. Untuk ukuran benih ikan gabus banyak dimanfaatkan sebagai ikan
konsumsi (lauk), ikan gabus juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku olahan
seperti dalam pembuatan pempek, kerupuk, tekwan dan sebagainya (Makmur,
2003)
Hasil penelitian Fatah dan Gaffar (2006) menunjukkan bahawa ikan
gabus menempati peringkat pertama dalam komposisi hasil tangkapan di perairan
rawa banjiran sungai Musi bagian tengah, yaitu sebayak 94% dan di perairan rawa
banjiran bagian hilir sebesar 49%. Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari
BPS (2011) hasil penelitian KKP selama periode 1998-2008 tangakapan ikan
gabus dari perairan umum mengalami kenaikan rata-rata 2,75 % per tahun.
Tingginya hasil penangkapan ikan gabus di alam, dikhawatirkan akan
menyebabkan terjadinya penangkapan yang berlebihan (over fishing) sehingga
stok di alam akan semakin berkurang. Sumatera Selatan mempunyai habitat ikan
gabus berupa lahan banjiran rawa dan lebak semakin berkurang dan sempit karena
telah berubah menjadi pemukiman penduduk dan lahan pertanian (Makmur,
2003). Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah tersebut adalah
melakukan usaha budidaya ikan gabus sehingga ketersediaannya dapat bersifat
kontiniu dan lestari (Yulisman et al., 2011).
3 Universitas Sriwijaya
4
Kendala dalam budidaya ikan gabus ialah ketersedian benih yang selama
ini mengandalkan tangkapan dari alam. Ketersediaan benih yang diperoleh dari
perairan alami tidak terjamin karena kualitasnya kurang baik dan jumlahnya
terbatas. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan benih diperairan alami sangat
tergantung pada musim pemijahan dan kondisi lingkungan. Ketersediaan induk
yang matang gonad dalam wadah budidaya, merupakan upaya untuk memenuhi
ketersediaan benih ikan gabus yang bermutu baik yang tidak tergantung
ketersediaannya oleh musim pemijahan dan kondisi lingkungan alami ikan gabus.
Sebagai upaya untuk menyediakan indukan ikan gabus untuk budidaya,
maka dilakukan pemeliharan induk dalam wadah budidaya dengan pemberian
beberapa jenis pakan.
BAB 2
PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
lemak tinggi, terutama dibagian perut sehingga tekstur dagingnya tidak seperti
ikan gabus yang diberi pakan ikan rucah, yaitu kenyal (Kordi, 2009).
E. Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu kunci keberhasilan di dalam budidaya
ikan, termasuk budidaya ikan gabus. Air merupakan suatu media yang penting
bagi kehidupan ikan maka ada beberapa parameter air yang dijadikan sebagai
indikator didalam mengukur kualitas suatu perairan, diantaranya adalah suhu,
Universitas Sriwijaya
7
derajat keasaman (pH), Dissolved Oxygen (DO). Ikan gabus merupakan salah satu
jenis ikan yang hidup di perairan rawa lebak lebung (Muslim, 2012). Perairan
rawa lebak lebung termasuk tipe perairan rawa banjiran, dimana kondisi kualitas
dan kuantitas airnya dipengaruhi air sungai yang ada di sekitar rawa. Di Sumatera
Selatan tipe perairan rawa lebak lebung ini merupakan sentra produksi ikan air.
Kondisi kualitas air perairan rawa cenderung asam. Untuk pemeliharaan ikan
gabus, kisaran pH yang baik adalah 4-9 dan oksigen terlarut minimal 3 ppm
(Muflikha et al., 2008). Menurut Effendie (2003) kadar amonia yang masih dapat
ditoleransi yaitu maksimal 0,02 ppm.
Universitas Sriwijaya
8
menghasilkan benih yang unggul dimana benih yang unggul tersebut diperoleh
dari induk ikan hasil seleksi agar dapat meningkatkan produktivitas (Tave, 1995).
I. Penetasan
Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium
ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi
air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama
penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan
kepadatan 4 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24
jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan
makanan cadangan.
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya