Anda di halaman 1dari 4

1

REVIEW JURNAL
BIOTEKNOLOGI KESEHATAN IKAN

Nama / NIM : I Wayan Ludi Pradnyawanto / 2353027002

Jurnal 1

Judul Studi Tentang Eksplorasi Potensi Mikrobioma Usus Untuk Mitigasi Penyakit
Bakteri Dan Virus Pada Ikan Dan Kerang Dalam Budidaya
Akuakultur
Jurnal ELSEVIER The Microbiome 2
Volume 100031
Tahun 2023
Penulis A.D Diwan, Sanjay N. Harke, Archana N. Panche

Ikan memainkan peran kunci dalam pasokan pangan global dan ekosistem akuatik. Namun,
tantangan terkait kesehatan ikan, seperti penyakit dan tekanan lingkungan, memerlukan
solusi inovatif. Bioteknologi kesehatan ikan muncul sebagai alat penting untuk
meningkatkan ketahanan dan produktivitas perikanan.

Jurnal yang berjudul “Studi Tentang Eksplorasi Potensi Mikrobioma Usus Untuk Mitigasi
Penyakit Bakteri Dan Virus Pada Ikan Dan Kerang Dalam Budidaya Akuakultur” membahas
tentang spesies mikrobioma usus ikan dan kerang yang mempunyai potensi untuk
mengendalikan penyakit bakteri dan virus yang terus menerus menyerang budidaya
perikanan. Saat ini sejumlah probiotik diproduksi dengan menggunakan spesies mikrobioma
dan beberapa probiotik komersial terkenal seperti Bacto-cellR, AquastarR, Biomin 2017R,
dan Sanolife yang telah dikomersialkan atau dilisensikan untuk budidaya perikanan di
Eropa. Selain itu juga artikel ini juga mengangkat isu bahwa risiko berkembangnya
resistensi antibiotik di antara bakteri dan virus dan transfer gen resistensi antibiotik
ke patogen hewan lainnya, serta kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dan
keselamatan konsumen, telah mendorong perlunya pengembangan metode baru untuk
keberlanjutan. tindakan pengendalian. Meskipun vaksinasi hewan merupakan metode
yang baik dan efektif untuk mengendalikan penyakit akibat bakteri dan virus, hal ini
tidak dapat dilakukan diterapkan untuk mencegah semua bakteri dan virus patogen dan
lebih khusus lagi terhadap penyakit jamur dan oomycetes.

Pengantar pada jurnal ini Membantu untuk memahami keanekaragaman mikrobioma beserta
sifat fungsionalnya dan menjelaskan tentang perlunya pengembangan metode baru untuk
keberlanjutan tindakan untuk mengendalikan penyakit akibat bakteri dan virus.
Meskipun vaksinasi merupakan metode yang baik dan efektif untuk mengendalikan
penyakit. Namun, hal itu tidak dapat dilakukan untuk mencegah semua bakteri dan virus
patogen terlebih khusus lagi terhadap penyakit jamur dan oomycetes.

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber tertentu yang
berkaitan dengan mikrobioma usus ikan dan kerang dalam pengendalian penyakit bakteri
dan virus di budidaya perikanan.
2

Dari jurnal ini dapat diketahui bahwa peran mikrobioma yang menguntungkan dalam
melindungi organisme dari penyakit menular. Diketahui bahwa mikrobioma yang tinggal di
jaringan insang ikan menghasilkan antibodi tertentu yang disebut “imunoglobin T (IgT)”
sebagai respons terhadap bakteri patogen dan mikrobioma yang ada di lapisan mukosa kulit
dan jaringan lain juga menghasilkan antibodi serupa. Beberapa peneliti telah
mengkorelasikan mikrobioma dengan aspek kesehatan dan penyakit dan menyarankan
bahwa mikrobioma dapat digunakan sebagai alat terapi untuk pengendalian penyakit dan
juga untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Keunggulan jurnal ini ialah memiliki penggunaan kata yang mudah dipahami pembaca dan
banyak nya sumber literatur yang di pakai sehingga terdapat banyak informasi di dalamnya
dan jurnal ini menambah pengetahuan tentang eksplorasi potensi mikrobioma usus untuk
mitigasi penyakit bakteri dan virus pada ikan dan kerang dalam budidaya perikanan.

Dari jurnal ini dapat di simpulkan bahwa penggunaan antibiotik dan vaksinasi masih kurang
efekfif dalam mengendalikan masalah penyakit bakteri, virus, jamur dan parasit karena masi
menimbulkan efek seperti adanya risiko transfer gen resistensi antibiotik ke patogen hewan
dan vaksinasi tidak dapat diterapkan untuk mencegah semua bakteri dan virus patogen, dan
lebih khusus lagi terhadap penyakit jamur dan oomycetes. Selain itu, pemberian vaksin
secara oral merupakan tantangan besar yang sebagian disebabkan oleh kerusakan antigen
pada vaksin oral di saluran pencernaan hewan. Dari jurnal ini dapat diketahui peranan baik
dari mikrobiom usus dalam mengendalikan penyakit bakteri, virus, jamur dan parasit.
Penggunaan probiotik dan prebiotik, bakteriofag, dan protokol bioflok merupakan teknologi
baru yang menggunakan mirobiom dalam mengatasi penyakit penyebab bakteri,virus,
parasit dan jamur.
3

Jurnal 2

Judul Pengujian Penyakit Komoditas Ikan Air Tawar Pada Lalu Lintas
Domestik Di Stasiun Karantina Jambi
Jurnal Journal of Indonesian Tropical Fisheries
Volume Vol 6 No.1 Hal.57-66
Tahun 2023
Penulis Hamdani, Apricilia Caroline, Sarifah Aini, Angkasa Putra, Herianto
Suriadin.

Jurnal yang berjudul “Pengujian Penyakit Komoditas Ikan Air Tawar Pada Lalu Lintas
Domestik Di Stasiun Karantina Jambi” bertujuan untuk mengidentifikasi komoditas ikan air
tawar yang di lalulintaskan secara domestic terinfeksi parasite, bakteri Edwardsiella ictaluri,
TiLV (Tilapia Lake Virus) dan jamur Aphanomyces invadans di Stasiun Karantina Ikan.

Dari pengantar jurnal ini dapat diketahui bahwa karantina ikan mempunyai peranan yang
strategis dalam melindungi dari ancaman masuk dan tersebarnya HPIK (Hama Penyakit Ikan
Karantian) yang berpotensi untuk merusak kelestarian sumber daya perikanan yang akan
mengganggu produksi perikanan nasional. Tindakan karantina bertujuan untuk
membebaskan komoditas perikanan tersebut dari keberadaan HPIK yang mungkin terbawa
dalam proses lalu lintas ikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa data dari hasil uji
Metode mikroskopis untuk pemeriksaan parasite, pemeriksaan parasite terbagi dua, yaitu
pemeriksaan endoparasit dan pemeriksaan ektoparasit. Pemeriksaan ektoparasit merupakan
pemeriksaan parasite di permukaan tubuh ikan berupa sisik, lendir, sirip, dan insang.
Sedangkan pemeriksaan endoparasit merupakan organ dalam tubuh berupa hati, ginjal, dan
usus ikan. Metode konvensional untuk pemeriksaan bakteri, Pemeriksaan bakteri terlebih
dulu dilakukan isolasi bakteri dan pemurnian koloni bakteri, kemudian dilakukan beberapa
pengujian berupa uji pewarnaan gram dan ujibiokimia yang terdiri dari uji oksidase, uji
katalase, uji oksidatif-fermentatif, Uji MethylRed (MR) dan Voges-Proskauer (VP), Uji
gelatin, Uji malonate, Uji sitrat, Uji urea, Uji nitrat, Uji produksi indol, Uji produksi H₂S,
Uji produksi asam dari L-arabinose, Uji produksiasam dari D-mannitol, dan Uji gula
(glukosa, laktosa, myo inositol, sorbitol). Metode PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk
pemeriksaan jamur dan virus.Pemeriksaan virus dan jamur melalui pelipatgandaan skuen
copy DNA (CDNA) untuk mendeteksi adanya suatu DNA target di dalam tubuh ikan melalui
Polymerase Chain Reaction (PCR). Metode ini meliputi 3 tahap, yaitu Ekstraksi,
Amplifikasi, dan Elektroforesis. Hasil akhir yang didapatkan dari metode PCR konvensional
adalah pengamatan DNA dengan proses elektroforesis dengan menggunakan gel agarose.
Dan hasil pengujian dapat diamati dengan UV Transiluminator. Pada pemeriksaan virus
dilakukan pemeriksaan TiLV (Tilapia Lake Virus) pada ikan Nila. Pada pemeriksaan jamur
Aphanomyces invandans yang merupakan penyebab penyakit EUS (Epizootic Ulcerative
Syndrome) dilakukan pada 3 sampel ikan, yaitu ikan Coklat Gurami, ikan Betutu, dan ikan
Gurami.

Hasil penelitian ditemukan 2 parasit Dactylogyrus sp. pada Insang ikan Nila dan Insang ikan
Lele, 1 parasit Gyrodactylus sp. pada lendir ikan Strip 3, dan 1 parasit Camallanus sp. Pada
usus ikan Cupang dalam pemeriksaan bakteri dari 4 sampel ikan yang diperiksa tidak
ditemukan bakteri Edwardsiella ictaluri dan pada pemeriksaan virus didapatkan hasil
negative TiLV (Tilapia Lake Virus). Sedangkan pada pemeriksaan Jamur dengan metode
PCR didapatkan hasil negatif jamur Aphanomyces invadans yang merupakan penyebab
penyakit EUS (Epizootic Ulcerative Syndrome).
4

Dari penelitian jurnal ini dapat diketahui bahwa adanya bakteri, virus, jamur dan parasit yang
menyerang ikan Yaitu Pemeriksaan Parasit terdapat 4 parasit dengan 3 jenis parasit yaitu 2
parasit Dactylogyrus sp. pada Insang ikan Nila dan Insang ikan Lele, 1 parasit Gyrodactylus
sp. pada lendir ikan Strip 3, dan 1 parasit Camallanus sp. pada usus ikan Cupang; pada
pemeriksaan bakteri dari 4 sampel ikan yang diperiksa tidak ditemukan bakteri Edwardsiella
ictaluri; pada pemeriksaan virus didapatkan hasil negative TiLV (Tilapia Lake Virus);. Dan
dari sini perlu disadari pentingnya pengembangan mikrobiom dalam mengendalikan HPIK.

Dari kedua Jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa :


Bioteknologi Kesehatan Ikan: Inovasi untuk Pemeliharaan dan Keberlanjutan

Ikan memainkan peran kunci dalam pasokan pangan global dan ekosistem akuatik. Namun,
tantangan terkait kesehatan ikan, seperti penyakit dan tekanan lingkungan, memerlukan
solusi inovatif. Bioteknologi kesehatan ikan muncul sebagai alat penting untuk
meningkatkan ketahanan dan produktivitas perikanan yaitu seperti :

1. Diagnosa Penyakit yang Cepat dan Akurat; Bioteknologi telah mengubah cara kita
mendeteksi dan mengelola penyakit ikan. Teknik diagnostik molekuler, seperti PCR
(Polymerase Chain Reaction), memungkinkan identifikasi cepat dan akurat dari patogen
yang dapat menginfeksi ikan. Ini memungkinkan produsen ikan untuk mengambil tindakan
pencegahan yang lebih cepat dan tepat.

2. Vaksinasi Melalui Bioteknologi; Pengembangan vaksin melalui bioteknologi telah


membawa revolusi dalam pemeliharaan ikan. Vaksin rekombinan yang dihasilkan
menggunakan teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika memungkinkan
perlindungan yang kuat terhadap penyakit tertentu tanpa merusak lingkungan atau kesehatan
konsumen. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada antibiotik dan meningkatkan
kesejahteraan ikan.

3. Genomika dan Pemuliaan Selektif; Pemahaman mendalam tentang genom ikan


memungkinkan praktik pemuliaan yang lebih efektif. Melalui bioteknologi, peneliti dapat
mengidentifikasi gen-gen yang terkait dengan resistensi terhadap penyakit atau pertumbuhan
yang cepat. Hal ini membantu dalam pengembangan varietas ikan yang lebih tangguh dan
produktif, mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan hasil produksi.

4. Terapi Gen untuk Penyembuhan; Terapi gen menawarkan potensi untuk mengobati
penyakit ikan secara langsung dengan memperkenalkan atau mengubah materi genetik. Ini
dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan ikan terhadap patogen tertentu atau untuk
mempercepat proses penyembuhan. Terapi gen ini mewakili langkah inovatif dalam bidang
kesehatan ikan yang dapat meningkatkan kesejahteraan ikan secara keseluruhan.

5. Monitoring Lingkungan dan Kesehatan Ikan; Bioteknologi juga diterapkan dalam


pemantauan lingkungan perairan tempat ikan dipelihara. Sensor biologis dan teknologi
lainnya membantu mendeteksi perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan
ikan. Hal ini memungkinkan petani ikan untuk mengambil tindakan pencegahan lebih awal
terhadap potensi masalah lingkungan.

Kesimpulan

Bioteknologi kesehatan ikan membuka peluang baru untuk pemeliharaan ikan yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Inovasi-inovasi ini membantu mengurangi risiko
penyakit, meningkatkan produktivitas, dan memastikan keberlanjutan sektor perikanan.
Sementara itu, perlu juga perhatian etika dan regulasi yang memadai untuk memastikan
bahwa penerapan bioteknologi kesehatan ikan dilakukan dengan pertimbangan terhadap
keberlanjutan dan kesejahteraan hewan.

Anda mungkin juga menyukai