Anda di halaman 1dari 12

1.

Otoritas veteriner
PENGERTIAN
Kelembagaan yang dibentuk pemerintah (pusat dan daerah) untuk pengambilan
keputusan tertinggi bersifat teknis kesehatan hewan dengan melibatkan dokter hewan dan
mengerahkan semua lini kemampuan profesi melalui tindakan mengindentifikasikan
masalah, menentukan kebijakan, mengoordinasikan pelaksana kebijakan, sampai
dengan mengendalikan teknis operasional di lapangan berdasarkan acuan sistem
kesehatan hewan nasional (siskeswanas) dan perundang-undangan.
Contoh Otovet:
 penetapan status situasi penyakit hewan di Indonesia
 pengawasan atas pembuatan, penyediaan, dan peredaran obat hewan
 penyelenggaraan kesehatan hewan untuk satwa liar dan ikan skala nasional

2. Lama bunting lumba2


Bergantung jenisnya, contoh:
 Lumba-lumba hidung botol = 12 bulan
 Lumba-lumba Pelabuhan (harbour porpoise) = 10 bulan
 Orca = 18 bulan
Tapi rata2 lumba 1 tahun
Termasuk mamalia, sekali melahirkan hanya 1 bayi, dengan ekor terlebih dahulu (tidak
seperti mamalia lain) untuk mencegah kemungkinan tenggelam. Proses kelahiran sekitar
beberapa jam.

3. Gold standar rabies


Gold standard diagnosis rabies adalah dengan DFA (Direct Flourescent Antibody). Sampel
hippocampus, dibuat preparat ulas.
Kelebihan:
 Sensitivitas tinggi (98.26%)
 Spesifitas tinggi (97.29%)
 Pengujian cepat
Kekurangan:
 Mahal (reagen dan mikroskop fluorescent)
 Infrastruktur bangunan seperti kesediaan air
Di Indonesia ada uji alternatif yang umum digunakan yaitu RIAD (Rabies
Immunoperoxidase Antigen Detection) yang merupakan uji immunohistokimia tidak
langsung dengan angka spesifitas mendekati DFA dengan 95%. Sampel juga dari preparat
otak, hanya butuh mikroskop cahaya, dan lebih murah karena menggunakan antibodi
poliklonal, bukan antibodi monoklonal seperti DFA, sehingga biaya lebih terjangkau.
Memakai serum kelinci anti-rabies dan merupakan hasil kerjasama Indonesia-Australia
(Australian Indonesia Partnership for Emerging Infectious Diseases tahun 2012- 2015).

4. Pengertian legislasi
Menurut KBBI  pembuatan undang-undang
Legislasi veteriner penting untuk memastikan kualitas pelayanan veteriner nasional (OIE),
perangkat profesi drh dalam mengambil keputusan dan tindakan, serta kompetensi wajib
sehari setelah lulus pendidikan kedokteran hewan

5. Tujuan salmon berpindah ke air tawar


Salmon = ikan laut famili Salmonidae hidup di Samudra Atlantik dan Pasifik. Termasuk
spesies anadromous, karena salmon perlu bermigrasi untuk bereproduksi. Siklus hidup
salmon yaitu lahir di air tawar, selama 3 tahun baru bermigrasi ke Samudra, dan kembali
ke tempat awalnya dilahirkan di air tawar untuk bertelur. Betina menaruh telurnya di dasar
terlebih dahulu, sebelum jantan mengeluarkan sperma untuk membuahi telur tersebut.

6. Konjungtivitis di kambing

Konjungtivitis menjadi salah satu tanda umum dari kondisi pink eye (bacterial conjunctivitis
/ keratoconjuctivitis) pada kambing. Pada kambing umumnya akibat Mycoplasma
conjunctivae dan Chlamydia. Sangat menular melalui kontak, seperti dari peternak yang
tidak menggunakan sarung tangan atau mencuci tangan setelah mengobati mata kambing
tersebut. Penyebab bisa karena stres akibat lingkungan atau tertular dari kambing baru
yang masuk.
Gejala Klinis:
 Mata berair, merah, dan bengkak
 Pembentukkan pembuluh darah baru di sekitar mata
 Cloudiness bagian putih mata
Diagnosis:
Melalui gejala klinis, serta kultur dan isolasi dari mikroorganisme
Treatment:
 Mengisolasi kambing sakit
 Flush dengan saline steril
 Antibiotik Oxytetracycline. Mycoplasma conjuctivae pake tilosin, Chlamydia pake
penisilin.
 Pake sarung tangan dan mencuci tangan setelah treatment
Pencegahan:
 Membeli dari peternakan terjamin
 Cegah stres
 Cepat isolasi yang sakit

7. Inersia uteri
Inersia uteri merupakan hilangnya kemampuan uterus untuk berkontraksi. Penyebab bisa
cacat miometrium, kurang bergerak, serta hipokalsemia saat melahirkan. Untuk inersia uterin
primer berikan Kalsium Borogluconat 400 ml secara intravena dan Oxytocin 20-60 IU
Secara intramuskular. Untuk inersia uterus sekunder: distokia dapat tangani dengan tindakan
(a) mutasi, (b) ekstraksi paksa, (c) fetotomi (d) casearian section.

8. Undang2 agp
Antibiotic Growth Promoter / AGP (antibiotik imbuhan pakan) merupakan antibiotik
diberikan untuk mengeliminir bakteri merugikan saluran pencernaan agar mendapatkan
bobot badan serta rasio konversi pakan yang lebih baik. Pasal 22 ayat 4 huruf c
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2014, menyebutkan bahwa melarang penggunaan pakan yang dicampur
hormon tertentu dan/atau antibiotik imbuhan pakan, namun baru di Indonesia mulai
dilarang awal 2018.
AGP biasa di ayam. Alasan utama pelarangan AGP adalah karena sudah tingginya kejadian
resistensi bakteri terhadap banyak jenis antibiotik. Contoh AGP = flavomisin, ionofor
bagi sapi, vancomisin. Ionofor (contoh: Monensin) masih boleh di ayam sebagai
pencegahan koksidia dan NE. Pengganti AGP = enzim, minyak esensial, asam organik,
probiotik, prebiotik.

9. Kenapa dilarang agp di feed adiktif


Membuat resistensi antibiotik, menimbulkan residu dan dapat berbahaya bagi manusia bila
dimakan.
10. Diet pakan chf
Gagal jantung = patofisiologi jantung tidak dapat memompakan darah dalam jumlah
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Tiga tahapan gagal jantung yaitu (1) gangguan
pada jantung, (2) mekanisme kompensasi, dan (3) gagal jantung dengan gejala klinis
disfungsi jantung. CHF ditimbulkan dari adanya kompensasi tersebut yang menyebabkan
gangguan lain seperti kongesti dan edema. CHF sendiri merupakan sindroma yang terdiri
dari satu atau lebih penyebab, bukan diagnosa spesifik. Penanganan CHF dapat diberikan diet
rendah natrium, karena natrium (garam) dapat meningkatkan retensi cairan dan kejadian
kongesti. Selain itu dapat diberi suplemen mengandung L-carnitine (meningkatkan
kemampuan pompa jantung) maupun taurine (menurunkan tekanan darah dan
meredakan ketegangan saraf).

11. Anjing berdarah urinenya


Urin berdarah (hematuria) pada anjing dapat diakibatkan oleh infeksi saluran kemih atau
kanker prostat apabila jantan. Keberadaan darah pada urin karena adanya peradangan atau
infeksi baik di saluran kemih atas maupun bawah.
Saluran kemih atas = infeksi ginjal, batu ginjal, kanker ginjal
Saluran kemih bawah = batu pada VU, infeksi VU, kanker VU
Penyebab lainnya = kemoterapi, thrombositopenia, diabetes

12. Enzim 6 phospatase


Enzim G6PD (Glukosa-6-Fosfat Dehidrogenase) membantu sel darah merah tetap berfungsi
normal dan menjaga sel darah merah dari senyawa berbahaya. Bila tubuh kekurangan enzim
ini, sel darah merah akan pecah lebih cepat dibanding pembentukannya sehingga
menyebabkan anemia. Pengobatan defisiensi G6PD dilakukan dengan menghilangkan faktor
pemicunya (penyakit infeksi bakteri dan virus, paparan naphthalene, dan obat seperti
antibiotik, antimalaria, dan pereda nyeri)

13. Fungsi edukasi klien


Mengubah perilaku klien selaku pemilik hewan dengan memberikan pemahaman sehingga
terjadi perubahan cara berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu pengobatan,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan promosi hidup sehat.

14. Operasi hewan liar random banget ini wk


15. Tubercolosis di ikan
Disebut juga fish tuberculosis atau piscine tuberculosis. Penyebab penyakit ini ialah
Mycobacterium sp. seperti marinum, fortuitum, dan chelonei. Ikan yang dapat terinfeksi
diantaranya gurame (terbanyak), mas, nila. Penyakit tidak ditemukan pada ikan lele. Selain
itu, ikan laut juga dapat terkena, namun belum ada penelitian lanjutan di Indonesia. Penyakit
bersifat kronis dengan gejala seperti mata menonjol (exophthalmia), napsu makan
berkurang, serta tuberkel (bintil putih) pada daging, hati, ginjal, dan limpa. Diagnosis
dilakukan dengan melihat tuberkel setelah sebelumnya terlihat gejala klinis, dan mengisolasi
bakteri. Transmisi dapat terjadi pada manusia karena TBC merupakan zoonosis, mungkin
terjadi apabila kontak pada kulit terluka dan tidak menggunakan pelindung maupun
mengabaikan kebersihan. Pencegahan yaitu ikan harus segera dimusnahkan dengan cara
dikubur setelah diberi desinfektan. Bak atau kolam bekas ikan yang terinfeksi kemudian
dikeringkan dan di desinfeksi. Demikian juga peralatan yang dipakai untuk penanganan ikan
sakit serta tangan operator. Mycobacterium pada umumnya sangat resisten terhadap
antibakteria pada dosis standar. Oleh karena itu, dosis 10.000 mg/L klorin diperlukan untuk
dapat membunuh bakteri tersebut. Namun demikian mycobacterium sangat sensitif
terhadap alkohol 60%-80%

16. Penyakit luka yg ada vibriosis


Vibriosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp., dan dapat
menyebabkan kematian pada kegiatan budidaya udang vaname (L. vannamei). Serangan
vibriosis dapat menimbulkan kematian mencapai 100% pada stadia larva atau juvenil. Gejala
klinis udang yang terserang vibriosis adalah hepatopankreas kecoklatan, terdapat bercak
merah-merah pada pleopod, uropod dan abdominal, insang merah kecoklatan, serta berenang
lambat. Selain udang, vibriosis bisa terjadi pada lobster, udang windu, ikan nila dan ikan
belanak, ikan kerapu macan, ikan lele, dan kepiting bakau. Berbagai usaha dalam pengobatan
penyakit vibriosis telah banyak dilakukan, namun hingga saat ini kematian udang masih
terjadi. Pengobatan yang umum dilakukan adalah dengan aplikasi antibiotik (tetrasiklina
dengan kandungan zat aktif berupa klortetrasiklin, oksitetrasiklin, dan tetrasiklin; makrolida
dengan kandungan zat aktif berupa eritromisina; dan kuinolon dengan kandungan zat aktif
berupa enrofloksasina).

17. Spesifisitas fat


 Spesifisitas uji indirect FAT Rabies dengan menggunakan isolat Bali (1266) sebesar
100 %
 DFA sensitivitas 93%, spesifisitas 97%

18. White spot disease


Agen = WSSV (White Spot Syndrome Virus), Ichyophthirius multifilis (ikan)
Menyerang crustacea (udang, kepiting) dan ikan. Semua fase kehidupan rentan, dari telur
hingga dewasa. Target utama ialah jaringan ectoderm dan mesoderm terutama kutikuler dan
subkutikuler epitel. Vektor ialah moluska, dan crustacea kecil seperti Artemia salina.
Transmisi bisa vertical, horizontal, dan water-borne. Pencegahan dengan vaksinasi maupun
manajemen seperti tidak budidaya pada musim dingin, pake benih SPF, dan perairan dan
sistem kultur yang baik. Gejala klinis berupa bitnik putih di eksoskeleton.

19. Kuda mengais2 lantai kandang


Perilaku abnormal tersebut dapat menandakan kuda mengalami ketidaknyamanan, seperti
adanya rasa sakit dari kuda. Perilaku lainnya adalah memutar-mutar ekor, atau menggaruk-
garuk perut.

20. Untuk mengobati penyakit pada ayam ini juga terlalu random
21. Pengobatan Scabies
Pada kucing pengobatan dapat diberikan:
 Permethrin 5% = merek dagang Scabimite, dioleskan pada daerah luka
 Ivermectin 1% = merek dagang Ivomec, sebagai antiparasit, SC 0.05 mL/kg BB
 Diphenhydramine = merek dagang Recodryl, antihistamin mengobati gatal, SC 0.05
mL/kg BB
22. Jumlah dosis obat

Contoh soal:
Dosis omeprazole 20 mg
1. Konversi manusia (70 kg) mencit (20 g) = 0,0026
0,0026 x 20 mg = 0,052 mg
Rata2 BB mencit = 25 g
 25g/20g x 0.052 mg= 0,065 mg
ATAU
 0,052 mg/20g = 0,0026 mg/g (per BB mencit)
 BB x dosis pemberian = 25 g x 0,0026 mg/g = 0,065
2. Konversi manusia (70kg) tikus (200gr) = 0,018
0,018 x 20 mg = 0,36 mg
Tikus 250 gr  250g/200g x 0,36 mg = 0,45 mg

23. Obat untuk crd


Chronic respiratory disease (CRD) pada ayam merupakan penyakit endemik patogen dan
termasuk dalam notifiable diseases, artinya jika terjadi kasus CRD di lapang harus segera
dilaporkan ke pemerintah untuk segera ditanggulangi. Penyebab utama adalah Mycoplasma
gallisepticum. Penyebaran dapat juga terjadi pada kalkun, burung, itik, dan angsa dengan
secara horizontal (langsung = udara atau percikan air liur terhadap ayam yang peka di
sekitarnya, tidak langsung = pakan, air minum, peralatan dan pakaian pekerja) maupun
vertikal (indung telur atau oviduct). Polymerase chain reaction (PCR) dilaporkan sangat
peka untuk mendeteksi antigen MG. Bukan zoonosis. Perubahan patologi paling spesifik
adalah peradangan pada trakhea dan kantong membran udara (airsacculitis) sehingga sering
disebut airsac disease. Faktor predisposisi  umur (ayam muda lebih peka dibandingkan
dengan dewasa), sex (ayam jago lebih peka dibandingkan dengan ayam betina), stres, bau
amoniak, lingkungan yang berdebu serta perubahan suhu yang mendadak.
Mekanisme Infeksi
Masuk dari hidung  melekat pada reseptor epitel (sialoglikoprotein) dengan bantuan
adhesin dan bleb (protein)  mikoplasma penetrasi dan merusak mukosa epitel dan
bereplikasi  menuju kantong membran udara abdominal
Gejala klinis
 Discharge eksudat bening dari hidung
 Bersin, batuk, ngorok
 Konjungtivitis
 Turun napsu makan, berat badan, dan produksi telur
Diagnosis
Melihat gejala klinis, perubahan patologi, isolasi, dan serologi (HI, ELISA) untuk monitoring
antibodi MG
Pengobatan
Umumnya antibiotika makrolid seperti tiamulin, tylosin, lincomycin, oxytetracyclin dan
enrofloxacin yang memiliki daya kerja menghambat sintesis protein. Namun, pemakaian
tidak boleh terus menerus, membuat resistensi dan residu.
Pencegahan
Biosekuriti, pembakaran dan penguburan terhadap bangkai ayam, telur, kotoran ternak serta
pakan yang terkontaminasi agen infeksi harus dilakukan, vaksinasi (vaksin mutan MGTS-11).

24. Piriform di eritrosit


Babesiosis penyakit parasit yang disebabkan Babesia sp. dan menyerang terutama sapi yang
dipelihara di negara tropis dan subtropis. Memiliki morfolgi khas berbentuk buah pir,
dalam eritrosit (intraerythrocytic). Merupakan zoonosis. Di Indonesia, spesies yang
merugikan dan umum ditemukan ialah B. bigemina dan bovis. Perbedaan keduanya ialah B.
bovis ada bentuk cincin signet bervakuol, sedangkan B. bigemina dalam eritrosit berbentuk
piriform, bulat, oval, atau tidak teratur.
Bigemina

Bovis
Umumnya bersifat kronis, ditularkan melalui vektor seperti Boophilus microplus (caplak) di
Indonesia. Penularan pada manusia terjadi saat transfusi darah, melalui caplak ketika
berjalan di semak, melalui alat yang tidak steril saat proses kebiri, pemotongan tanduk
hewan, dll. Hewan dengan penyakit ini akan mengalami pembesaran limpa, jadi lembek, dan
pulpa merah kehitaman. Pencegahan dengan vaksinasi dan pengobatan dengan imidocarb
dan diminazene diaceturate.

25. Anjing keracunan cokelat dan diberi garam untuk muntah


Sifat toksik makanan seperti coklat tersebut karena mengandung methylxanthines seperti
kafein, theobromine dan theophilin yang merupakan alkaloid asal tumbuhan. Theobromine
lebih berdampak karena konsentrasi dalam coklat 3-10 kali lebih tinggi dari kafein dan waktu
paruh lebih lama jika dibandingkan dengan kafein. Keracunan pada anjing disebabkan oleh
lambatnya metabolisme theobromine jika dibandingkan pada manusia. Gejala klinis yang
sering muncul adalah muntah, takikardia, dehidrasi, diare dan kejang yang umum terjadi
6-12 jam setelah konsumsi. Terapi dengan kombinasi detoksifikasi, perawatan suportif dan
simtomatik. Detoksifikasi dapat dilakukan setelah 3-4 jam pertama konsumsi dengan,
pencucian lambung (air hangat 5-10 mL/kg BB) dan pemberian activated charcoal. Activated
charcoal untuk muntah serta mampu menurunkan waktu paruh theobromine. Sedangkan
terapi suportif dapat dilakukan dengan pemberian cairan pengganti secara IV untuk
mencegah dehidrasi dan kateterisasi untuk mencegah reabsorbsi toksin. Obat obatan relaksan
otot dan anti konvulsi perlu diberikan saat muncul gejala gejala tersebut.
Garam dan hidrogen peroksida diberikan untuk menyebabkan anjing muntah sehingga coklat
keluar (?) kasih apomorfin merangsang muntah juga bisa.

26. Antidote dari sianida


Gejala keracunan sianida adalah susah bernafas, denyut nadi cepat, lemah, tremor, mata
terbelalak, kembung dan kadang-kadang terjadi salivasi dan muntah, kejang-kejang, dan
lapisan mukosa berwarna merah terang. Hewan terkadang mati tanpa terlihat gejalanya
karena efeknya secara langsung kekurangan oksigen pada otak dan jantung yang dapat
mempercepat kematian. Antidotanya:
 Amil nitrit = menyebabkan methemoglobinemia dari oksidasi untuk mengikat sianida
 Sodium nitrit = menyebabkan methemoglobinemia dari oksidasi untuk mengikat
sianida
 Sodium thiosulfate = bergabung dengan sianida yang tidak terikat, membentuk
thiosianat yang bisa diekskresi ginjal
 Hydroxocobalamine = bergabung dengan sianida yang tidak terikat, membentuk
sianokobalamin
Di hewan umumnya injeksi sodium nitrit 1% 25 mg/kg BB dilanjutkan dengan 25% sodium
tiosulfat 1.25 g/kg BB.

27. Organ yang menghasilkan insulin


Pankreas memiliki dua fungsi, sebagai organ eksokrin dan endokrin. Sebagai organ
eksokrin, enzim-enzim pencernaan pada pankreas dihasilkan oleh sel-sel asinar, fungsinya
membantu pemecahan protein, karbohidrat dan lemak. Enzim-enzim yang berperan dalam
pencernaan protein atau preolitik diantaranya tripsin, kimotripsin dan karboksipeptidae.
Sedangkan sebagai organ endokrin, pankreas menghasilkan hormon glukagon (sel alfa
pulau langerhans) dan insulin (sel beta pulau langerhans). Fungsi glukagon adalah
merombak glikogen menjadi glukosa, mensintesis glukosa dari asam lemak dan asam amino
(glukoneogenesis) serta pembebasan glukosa ke darah oleh sel-sel hati, sedangkan fungsi
insulin adalah membantu mengontrol kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh. Caranya
dengan memberi sinyal pada sel lemak, otot, dan hati untuk mengambil glukosa dari darah
dan mengubahnya menjadi glikogen (gula otot) di sel otot, trigliserida di sel lemak, dan
keduanya di sel hati.

28. Semboyan kedok hewan


Manusya mriga satwa sewaka = melindungi manusia dengan menjaga kesehatan hewan
29. Biosecurity menurut fao
Biosekuriti merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit
masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar keluar peternakan. Semua kegiatan dilakukan
dengan tujuan memisahkan inang (ternak) dari bibit penyakit dan sebaliknya.
Dalam ruang lingkup laboratorium, biosekuriti adalah kondisi dan upaya untuk memutuskan
rantai masuknya agen penyakit ke induk semang dan untuk menjaga agen penyakit yang
disimpan dan diisolasi dalam suatu laboratorium tidak mengontaminasi atau tidak
disalahgunakan. Berbeda dengan biosafety adalah kondisi dan upaya untuk melindungi
personel atau operator serta lingkungan laboratorium dan sekitarnya dari agen penyakit
hewan dengan cara menyusun protokol khusus, menggunakan peralatan pendukung, dan
menyusun desain fasilitas pendukung.
Tujuan utama dari penerapan biosekuriti adalah 1). Meminimalkan keberadaan penyebab
penyakit; 2). Meminimalkan kesempatan agen berhubungan dengan induk semang; 3).
Membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin.

30. Peran bacillus subtilis


Bacillus subtilis merupakan salah satu bakteri antagonis yang banyak digunakan dalam
pengendalian patogen tular tanah pada tanaman jagung, seperti Fusarium spp. Di dalam
tanah, B. subtilis memanfaatkan eksudat akar dan bahan tanaman mati sebagai sumber nutrisi.
Apabila kondisi lingkungan tidak sesuai bagi pertumbuhannya, misalnya karena suhu tinggi,
tekanan fisik dan kimia, atau kurang nutrisi, bakteri akan membentuk endospora.

32. Yang bukan tindakan yang dilakukan di instalasi karantina hewan


Tindakan Karantina Hewan yang selanjutnya disebut Tindakan Karantina adalah kegiatan
yang dilakukan untuk mencegah HPHK masuk ke, tersebar di, dan/atau keluar dari wilayah
Negara Republik Indonesia. Tindakan karantina antara lain pemeriksaan atau perlakuan
(pemeriksaan pemeriksaan dokumen persyaratan, pemeriksaan fisik jenis dan jumlah,
pemeriksaan klinis, pengambilan sampel dalam rangka pengujian laboratorium, perlakuan,
atau tindakan karantina lainnya).

33. Keluar darah kehitaman dari lubang kumlah


Antraks merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
dan termasuk salah satu penyakit zoonosis. Penyakit antraks kebanyakan menyerang mamalia
dan beberapa spesies burung, terutama herbivora. Hewan ternak yang sering terkontaminasi
yaitu sapi, kerbau, kambing, domba dan babi. Terdapat 11 propinsi yang dinyatakan sebagai
daerah endemis antraks meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Sumatera Barat, Jambi, dan DI Yogyakarta. Pada hewan, penularan terjadi dengan
menelan, menghirup spora atau masuk melalui lesi kulit. Herbivora biasanya terinfeksi saat
menelan cukup banyak spora di tanah atau pada tanaman di padang rumput.
Gejala klinis antraks pada hewan diawali dengan suhu tubuh tinggi sekitar 41-42 °C,
kehilangan nafsu makan yang mengarah kepada terhentinya produksi susu pada sapi perah,
edema di sekitar leher, hidung, kepala dan scrotum, selain itu hewan terlihat sempoyongan,
gemetar dan kemudian mati. Pada sapi tanda umum adalah pembengkakan sangat cepat di
daerah leher, dada, sisi perut, pinggang dan kelamin luar. Dari lubang kumlah (telinga,
hidung, anus, kelamin) keluar cairan darah encer merah kehitaman. Kematian terjadi antara
1-3 hari setelah tampak gejala klinis.

Anda mungkin juga menyukai