Otoritas veteriner
PENGERTIAN
Kelembagaan yang dibentuk pemerintah (pusat dan daerah) untuk pengambilan
keputusan tertinggi bersifat teknis kesehatan hewan dengan melibatkan dokter hewan dan
mengerahkan semua lini kemampuan profesi melalui tindakan mengindentifikasikan
masalah, menentukan kebijakan, mengoordinasikan pelaksana kebijakan, sampai
dengan mengendalikan teknis operasional di lapangan berdasarkan acuan sistem
kesehatan hewan nasional (siskeswanas) dan perundang-undangan.
Contoh Otovet:
penetapan status situasi penyakit hewan di Indonesia
pengawasan atas pembuatan, penyediaan, dan peredaran obat hewan
penyelenggaraan kesehatan hewan untuk satwa liar dan ikan skala nasional
4. Pengertian legislasi
Menurut KBBI pembuatan undang-undang
Legislasi veteriner penting untuk memastikan kualitas pelayanan veteriner nasional (OIE),
perangkat profesi drh dalam mengambil keputusan dan tindakan, serta kompetensi wajib
sehari setelah lulus pendidikan kedokteran hewan
6. Konjungtivitis di kambing
Konjungtivitis menjadi salah satu tanda umum dari kondisi pink eye (bacterial conjunctivitis
/ keratoconjuctivitis) pada kambing. Pada kambing umumnya akibat Mycoplasma
conjunctivae dan Chlamydia. Sangat menular melalui kontak, seperti dari peternak yang
tidak menggunakan sarung tangan atau mencuci tangan setelah mengobati mata kambing
tersebut. Penyebab bisa karena stres akibat lingkungan atau tertular dari kambing baru
yang masuk.
Gejala Klinis:
Mata berair, merah, dan bengkak
Pembentukkan pembuluh darah baru di sekitar mata
Cloudiness bagian putih mata
Diagnosis:
Melalui gejala klinis, serta kultur dan isolasi dari mikroorganisme
Treatment:
Mengisolasi kambing sakit
Flush dengan saline steril
Antibiotik Oxytetracycline. Mycoplasma conjuctivae pake tilosin, Chlamydia pake
penisilin.
Pake sarung tangan dan mencuci tangan setelah treatment
Pencegahan:
Membeli dari peternakan terjamin
Cegah stres
Cepat isolasi yang sakit
7. Inersia uteri
Inersia uteri merupakan hilangnya kemampuan uterus untuk berkontraksi. Penyebab bisa
cacat miometrium, kurang bergerak, serta hipokalsemia saat melahirkan. Untuk inersia uterin
primer berikan Kalsium Borogluconat 400 ml secara intravena dan Oxytocin 20-60 IU
Secara intramuskular. Untuk inersia uterus sekunder: distokia dapat tangani dengan tindakan
(a) mutasi, (b) ekstraksi paksa, (c) fetotomi (d) casearian section.
8. Undang2 agp
Antibiotic Growth Promoter / AGP (antibiotik imbuhan pakan) merupakan antibiotik
diberikan untuk mengeliminir bakteri merugikan saluran pencernaan agar mendapatkan
bobot badan serta rasio konversi pakan yang lebih baik. Pasal 22 ayat 4 huruf c
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2014, menyebutkan bahwa melarang penggunaan pakan yang dicampur
hormon tertentu dan/atau antibiotik imbuhan pakan, namun baru di Indonesia mulai
dilarang awal 2018.
AGP biasa di ayam. Alasan utama pelarangan AGP adalah karena sudah tingginya kejadian
resistensi bakteri terhadap banyak jenis antibiotik. Contoh AGP = flavomisin, ionofor
bagi sapi, vancomisin. Ionofor (contoh: Monensin) masih boleh di ayam sebagai
pencegahan koksidia dan NE. Pengganti AGP = enzim, minyak esensial, asam organik,
probiotik, prebiotik.
20. Untuk mengobati penyakit pada ayam ini juga terlalu random
21. Pengobatan Scabies
Pada kucing pengobatan dapat diberikan:
Permethrin 5% = merek dagang Scabimite, dioleskan pada daerah luka
Ivermectin 1% = merek dagang Ivomec, sebagai antiparasit, SC 0.05 mL/kg BB
Diphenhydramine = merek dagang Recodryl, antihistamin mengobati gatal, SC 0.05
mL/kg BB
22. Jumlah dosis obat
Contoh soal:
Dosis omeprazole 20 mg
1. Konversi manusia (70 kg) mencit (20 g) = 0,0026
0,0026 x 20 mg = 0,052 mg
Rata2 BB mencit = 25 g
25g/20g x 0.052 mg= 0,065 mg
ATAU
0,052 mg/20g = 0,0026 mg/g (per BB mencit)
BB x dosis pemberian = 25 g x 0,0026 mg/g = 0,065
2. Konversi manusia (70kg) tikus (200gr) = 0,018
0,018 x 20 mg = 0,36 mg
Tikus 250 gr 250g/200g x 0,36 mg = 0,45 mg
Bovis
Umumnya bersifat kronis, ditularkan melalui vektor seperti Boophilus microplus (caplak) di
Indonesia. Penularan pada manusia terjadi saat transfusi darah, melalui caplak ketika
berjalan di semak, melalui alat yang tidak steril saat proses kebiri, pemotongan tanduk
hewan, dll. Hewan dengan penyakit ini akan mengalami pembesaran limpa, jadi lembek, dan
pulpa merah kehitaman. Pencegahan dengan vaksinasi dan pengobatan dengan imidocarb
dan diminazene diaceturate.