Anda di halaman 1dari 66

RANGKUMAN SOAL TRYOUT UKMPPDH (UNHAS)

1. Pengertian Otoritas veteriner adalah....


Pembahasan:
Otoritas Veteriner adalah kelembagaan Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang
bertanggung jawab dan memiliki kompetensi dalam penyelenggaraan Kesehatan
Hewan.

2. Lama kebuntingan lumba-lumba adalah....


Pembahasan:
Kebuntingan lumba – lumba adalah 17 bulan

3. Gold standar untuk pemeriksaan Rabies adalah...


Pembahasan:
Fluorescent Antibody Test merupakan uji gold standard untuk diagnose rabies. Prinsip
dari FAT adalah apabila pada preparat sentuh yang berasal dari otak hewan bagian
hipocampus atau medula oblongata asal hewan yang diduga rabies difiksasi dengan
aseton 30 menit pada suhu -200C, kemudian direaksikan dengan antibodi yang
dikonjugasi dengan substrat Fluorescein Isothiocyanate (FITC) dan diamati pada
mikroskop fluorescence. Hasil positif didapatkan akibat dari reaksi antigen-antibodi
kompleks yang berwarna hijau fluorescence dengan ukuran bervariasi. Hasil negatif
jika tidak memberikan warna fluorescence.

4. Pengertian legislasi veteriner adalah.....


Pembahasan:
Legislasi veteriner adalah perancangan atau pembuatan peraturan yang berhubungan
dengan ilmu kedokteran hewan atau penyakit hewan dan penanganannya

5. Tujuan salmon berpindah menuju ke air tawar....


Pembahasan:
Salmon adalah spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi untuk berkembang
biak. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke laut, lalu kembali ke air tawar
untuk bereproduksi. Ada kepercayaan bahwa salmon selalu kembali ke tempat ia
dilahirkan untuk berkembang biak
6. Istilah konjungtivitis di kambing..... (Berulang 2 kali)
Pembahasan:
Pink eye

7. Ketidakmampuan uterus untuk melakukan kontraksi pada saat partus (Berulang 2


kali)
Pembahasan:
Inersia uteri

8. Undang-undang yang mengatur penggunaan AGP adalah...


Pembahasan:
Peraturan menteri pertanian No. 14 tahun 2017 tentang klasifikasi obat hewan,
pelarangan AGP akan efektif berlaku mulai januari 2017. Pelarangan ini sebagai
amanat undang – undang No 18 Tahun 2019 tentang peternakan dan kesehatan hewan

9. Alasan pelarangan penggunaan AGP pada feed adiktif.....


Pembahasan:
Mencegah timbulnya resistensi antibiotic
Tujuan pelarangan:
a. mencegah terjadinya residu obat hewan berupa antibiotic pakan yang terdiri atas
produk jadi sebagai imbuhan pakan dan bahan baku yang di campur dalam pakan
b. menyebabkan efek hiperdensitif, karsinogenik,mutagenk dan teratogenik pada
hewan dan atau manusia
c. mencegah timbulnya resistensi mikroba pathogen

10. Terapi pakan pada penyakit CHF (congestive heart failure) di anjing...
Pembahasan:
Tanda klinis
Tanda klinis pada gagal jantung dapat merupakan akibat dari akumulasi cairan, curah
jantung rendah, atau perubahan pada otot skeletal. Anjing penderita CHF biasanya
diperiksakan pada dokter hewan karena batuk, dispnoe, intoleransi latihan, pembesaran
abdominal, atau sinkop. Hipertensi vena dan kongesti mikrosirkulasi menimbulkan
transudasi cairan pada rongga tubuh (efusi) atau interstisium (edema)
Terapi
Terapi yang diberikan meliputi pemberian pimobendan, enalapril, dan furosemind.
Nutrisi untuk Anjing yang menderita CHF yaitu beralih ke makanan dengan asupan
gizi yang memenuhi. Diet buatan sendiri dengan rendah sodium. Suplementasi asam
lemak Omega-3 menurunkan produksi sitokin. Dan nutrisi dari minyak ikan dengan
kandungan omega-3 asam lemak
11. Penyebab hematuria pada anjing / terapi pakan pada urolithiasis di anjing
Pembahasan:
Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan adanya urolit (batu), kalkuli,
kristalataupun sedimen yang berlebihan dalam saluran urinaria. Urolit adalah bentukan
mineral yang umumnya tersusun dari satu atau lebih jenis mineral seperti struvit,
kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, dan cystine pada urin. Faktor utama yang
mengatur kristalisasi mineral dan pembentukkan urolit adalah derajat saturasi urin
dengan mineral-mineral tertentu. Faktor penyebab lainnya adalah diet atau makanan,
frekuensi urinasi, genetik, dan adanya infeksi saluran urinaria.
Faktor diet/pakan disebabkan karena Pemberian pakan dry food secara
berlebihan pada kucing dapat menyebabkan obstruksi pada saluran urin dan peradangan
pada VU dapat menimbulkan retensi urin, khususnya dalam VU, sehingga
menyebabkan suasana urin menjadi lebih alkalis. Adapun pemberian pakan kering
pada kucing yang banyak mengandung ion magnesium secara terus menerus dapat
menyebabkan tingginya penyerapan magnesium yang bersifat basa hingga
menimbulkan terbentuknya Kristal. Magnesium Amonium Fosfat
Gejala klinis yang muncul yaitu kencing berdarah (hematuria), adanya rasa sakit
saat urinasi (stranguria) dengan frekuensi urin rendah. Hematuria terjadi karena
bergeseknya urolit pada dinding vesika urinaria, sehingga merusak jaringan yang
menyebabkan perdarahan dan peradangan pada vesika urinaria

12. Pada pasien hepatitis, terjadi kegagalan pemecahan glukosa. Enzim yang bekerja
memecah glukosa adalah.....
Pembahasan:
Glikogen merupakan karbohidrat simpanan utama pada hewan. reaksi hidrolisis
glikogen menjadi glukosa merupakan proses katabolisme cadangan sumber energi.
Enzim utama yaitu glikogen fosforilase, memecah ikatan 1-4 glikogen. Selanjutnya,
enzim transferase akan memindahkan tiga residu glukosil dari cabang terluar ke cabang
lain. Pemindahan ini menyebabkan titik cabang 1-6 terpapar. Ikatan 1-6 akan diputus
oleh debranching enzyme (amino 1-6 glukosidase). Transferase dan debranching
enzyme akan mengubah struktur bercabang glikogen menjadi lurus, yang membuka
jalan untuk pemecahan selanjutnya oleh fosforilase dan menghasilkan glukosa 1 fosfat.
Glukosa 1 fosfat secepatnya diubah menjadi glukosa 6 fosfat di hepar dan ginjal.
Glukosa 6 fosfatase mengeluarkan fosfat dari Glukosa 6 fosfat sehingga glukosa
berdifusi dari sel ke darah yang berakibat kenaikan gula darah. Enzim glukosa 6 fosfat
dehidrogenase (G6PD) merupakan enzim yang diperlukan dalam proses oksidasi
molekul glukosa.

13. Fungsi edukasi klien adalah....


Pembahasan:
Edukasi klien yang dilakukan sebelum pembedahan merupakan standar perioperatif.
Edukasi yang biasa dilakukan meliputi edukasi informal maupun terstruktur. Fungsi
edukasi klien dalam hal ini untuk memberikan mengenai prognosa penyakit atau
intensitas penyakit yang diderita hewan tersebut yang berupa tingkat kesembuhan
total/sempurna atau akan mengalami cedera tetap atau permanen bahkan dapat berakhir
dengan kematian. Edukasi klien juga berfungsi melindungi dokter hewan dari
tuntutan

14. Metode pembiusan untuk operasi hewan liar....


Pembahasan:
Metode yang paling baik untuk injeksi obat bius pada satwa liar aitu dengan
injeksi langsung dengan syringe dan jarum yang sesuai pada muskulus yang tepat.
Akan tetapi, sebagian besar satwa yang di hutan tidak dapat di restrain manual. Apabila
injeksi jarak jauh diperlukan, maka dapat digunakan blowpipe dart atau teluk bius
(blow syringe) yang hanya menimbulkan traumaringan dibandingkn dengan
penggunaan senjata bius dengan sistem gas.

15. Bakteri penyebab tuberkulosis pada ikan adalah....


Pembahasan:
Tuberculosis  atau lebih dikenal sebagai TBC merupakan infeksi
bakteri  Mycobacterium tuberculosis pada manusia. Mycobacterium dapat menginfeksi
ikan, baik ikan air tawar, payau maupun ikan air laut. Mycobacteriosis pada ikan
dikenal sebagai fish tuberculosis atau piscine tuberculosis, merupakan penyakit yang
bersifat akut atau kronik, yang ditandai dengan terbentuknya granuloma pada beberapa
organ tubuh. Berbeda dengan TBC pada manusia, penyebab fish
tuberculosis adalah Mycobacterium marinum, M. fortuitum atau M.
chelonei.  Ketiga bakteri tersebut dikenal sebagai patogen pada ikan dan menimbulkan
gejala penyakit yang mirip.
Infeksi mycobacteriosis menyebabkan timbulnya leis-lesi granuloma, kaseous atau
nekrotik di berbagai organ seperti ginjal, limpa dan hati. Lesi infeksius pada saluran
cerna, kulit atau insang merupakan sumber utama penyebaran agen penyakit ini ke
perairan. M. marinum atau M. fortuitum dapat juga menginfeksi manusia (zoonosis),
terutama pada kulit bagian siku dan lutut dan menyebabkan penyakit yang biasa disebut
sebagaiswimming pool granuloma.

16. Ikan dengan tanda klinis berupa lepuh-lepuh pada bagian kulit punggung disebut....
Pembahasan:
Edwardsiellosis adalah penyakit yang biasa menginfeksi ikan air tawar.
Penyakit Edwardsiellosis disebabkan oleh infeksi bakteri Edwardsiella tarda.
Edwardsiella tarda yang menginfeksi pada ikan, menyebar pada luka organ-organ
dalam ke daging, kulit terjadi nekrosis, kemudian luka tersebut berkembang dalam
daging dan dermis menyebabkan kulit melepuh dan kehilangan pigmen warna. Ketika
luka bertambah parah, akan menimbulkan bau busuk dan menyebar ke seluruh tubuh.
Luka yang sudah parah tersebut menyebabkan ikan kehilangan keseimbangan gerak
Pada kejadian penyakit pada ikan tilapia menunjukkan gejala antara lain kehilangan
pigmen, luka pada obdomen, rongga perut membengkak berisis cairan asites, anus
menonjol dan haemoragik, mata menjadi buram.

17. Apa yang dimaksud dengan spesifisitas FAT.....


Pembahasan:
Metode pemeriksaan laboratorium yang lain dan juga baku dalam mendiagnosa
rabies adalah dengan uji (Fluorescent Antibody Technique) FAT. Uji FAT memiliki
beberapa keunggulan, salah satunya hasil yang didapat memiliki tingkat keakuratan
yang tinggi Preparat yang dapat dipergunakan dalam uji FAT dapat berupa preparat
segar, beku atau spesimen dalam gliserol. Selain itu FAT juga dapat mendeteksi virus
rabies yang berasal dari preparat kelenjar ludah. Pengujian seperti ini umumnya
memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang relatif tinggi. Keuntungan lainnya
dari uji FAT adalah pemeriksaan dapat dilakukan secara cepat dimana hasil uji dapat
diperoleh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Sensitifitas FAT menunjukkan kemampuan
untuk menyatakan positif pada mereka yang sakit, sedangkan spesifisitas adalah
menunjukkan kemampuan untuk menyatakan negatif mereka yang tidak sakit.
18. Penyakit ikan dengan tanda klinis terdapat bintik putih di punggung, selalu
menabrakkan diri di aquarium dan kehilangan keseimbangan saat berenang....
Pembahasan:
White spot disebabkan oleh ichthyophthirius multifiliis yang menyerang
epidermis ikan dan menimbulkan bintik putih (white spot) pada sekujur tubuh ikan
menyerang epidermis ikan dan menimbulkan bintik putih (white spot).

19. Kuda dikadangkan secara terus menerus dan mengais-gais lantai kandang, bagian
bawah kandang berupa semen. Penanganan pada kuda tersebut adalah.....
Pembahasan:
Kuda yang dikandangkan secara terus menerus dapat menyebabkan laminitis.
Laminitis adalah peradangan lamina pada kuku kuda yang mendukung tulang pedal
untuk tetap berada pada posisi normal. Laminitis dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor perubahan pakan mendadak, ketidakseimbangan antara konsentrat
dan serat serta menejemen seperti trauma pada kuku akibat lantai kandang yang keras
dan kotor. Penanganan yang dilakukan untuk kasus ini yaitu Kandang harus dibuat
nyaman bagi kuda atau mengganti alas kandang, melakukan pemotongan kuku
dibagian heel karena supply darah di coronary band bagian heel lebih besar dibanding
depan agar tinggi heeltetap normal dan menjaga bentuk toe tetap normal agar dapat
melakukan pergerakan dengan baik. Pemotongan kuku dan penapalan dilakukan setiap
dua minggu sekali oleh tukang tapal (farrier). Ladam yang digunakan adalah reverse
shoe. 

20. Antibiotik yang sering digunakan pada ayam....


Pembahasan:
Antibiotika makrolid seperti tiamulin, tylosin, lincomycin, oxytetracyclin dan
enrofloxacin yang memiliki daya kerja menghambat sintesis protein
21. Pengobatan Scabies pada kucing adalah.....
Pembahasan:
Tungau penyebab scabies pada kucing disebabkan oleh Notoedres cati.
Dibandingkan dengan Sarcoptes scabiei yang menyerang pada anjing, ukuran lebih
kecil, dan bentuk lebih bulat (Tjahajati, 2002). Tungau Notoedres lebih kecil dari
Sarcoptes, memiliki lurik punggung seperti 'cap jempol', batang tungkai lebih pendek
dan anus punggung dibandingkan dengan anus terminal, pasak punggung dan duri
terlihat pada spesies Sarcoptes (Sofyan et al., 2018).
Ivermectin termasuk golongan onat macrocyclic laktones (avermectin). Daya
kerja obat ini adalah mengatur aktivitas ion klorisa dalam sistem saraf dan menghambat
aktifitas elektrik sel-sel otot arthropoda yang menyebabkan paralisis dan kematian.
(Wardhana et al., 2006).Mekanisme kerja ivermectin adalah dengan melepaskan dan
mengikat α sebagai reseptor glutamate gated chloride channels (GluCl) pada sinapsis
saraf (Wolstenholme, 2011) yang mampu menghambat proses fekunditas dan motilitas
dari parasit (Yates et al., 2003). Ivermectin juga mempunyai mekanisme aksi pada
neurotransmiter GABA sehingga mampu membuat blokir stimulasi inter neuronal pada
bagian neuron motorik rangsang, sehingga menyebabkan kelumpuhan pada parasit
yang terpapar obat tersebut (Sivajothi et al., 2015).
Tindakan terapi yang dilakukan adalah dengan obat injeksi ivermectin dengan
dosis yang diberikan adalah 0,2 mg/kg BB dengan dua kali pemberian pada interval 7
hari selama 1 bulan melalui rute sub kutan.

22. Untuk dosis terapi 50 ml


Pembahasan:

23. Pengobatan untuk CRD.....


Pembahasan:
Chronic respiratory disease (CRD) pada ayam merupakan penyakit endemik
patogen yang sangat merugikan industri perunggasan tidak saja di Indonesia (Romindo,
2007; BPPH, 2007). Penyebab utama CRD adalah Mycoplasma gallisepticum (MG).
MG merupakan organisme prokaryotik terkecil, masuk dalam kelas Molicutes yang
memiliki dinding sel lunak (LEY, 2003). Sel mikoplasma dikelilingi oleh 3 lapis
plasma membran yang elastis, oleh karena itu mikoplasma resisten terhadap penisilin
dan derivatifnya yang memiliki target pada dinding sel (PUGH, 1991). Penyebaran
infeksi MG dapat terjadi secara horizontal dan vertikal (LIN dan KLEVEN, 1982;
SOERIPTO et al., 1989a; SOERIPTO, 2000; LEY, 2003). Penyebaran secara horizontal
dapat terjadi secara langsung melalui udara atau percikan air liur terhadap ayam yang
peka di sekitarnya, sedangkan secara tidak langsung dapat melalui pakan, air minum,
peralatan dan pakaian pekerja yang terkontaminasi MG (KLEVEN, 1990; LEY, 2003).
Penyebaran secara vertikal dapat terjadi melalui indung telur atau oviduct.
Pengobatan terhadap CRD sudah sering dilakukan tetapi sampai saat ini CRD
masih tersebar di seluruh dunia. MG diketahui tidak memiliki dinding sel sehingga
pengobatan tidak bisa dilakukan dengan menggunakan penisillin dan derivatifnya
karena daya kerja antibiotika ini pada dinding sel (PUGH, 1991). Pengobatan
biasanya dilakukan dengan menggunakan antibiotika makrolid seperti tiamulin,
tylosin, lincomycin, oxytetracyclin dan enrofloxacin yang memiliki daya kerja
menghambat sintesis protein (BYWATER, 1991; SOERIPTO, 2008).

24. Parasit yang berbentuk Piriform di eritrosit....


Pembahasan:
Penyakit parasit darah merupakan masalah kesehatan ternak yang
mengakibatkan kerugian berupa pertumbuhan terhambat, penurunan berat badan,
penurunan daya kerja, dan penurunan daya reproduksi (Nasution, 2007). Babesiosis
adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh parasit protozoa Babesia sp. dan
terdistribusi di dalam sirkulasi darah.Penyakit ini tersebar luas di seluruh dunia yang
menyerang binatang liar dan ternak, terutama ternak sapi yang dipelihara di daerah
tropis dan subtropis (Aiello dan Moses, 2011).Babesiosis ditularkan melalui gigitan
caplak (Boophilus sp.) disebut juga tick fever atau redwater (Lubis, 2006).
Penyebarannya dari berbagai generasi parasit mulai dari telur, larva, nimfa hingga
dewasa melalui perantara vektor caplak seperti Rhipicephalus microplus, Rhipicephalus
annulataus, Rhipichepalus decoloratus, Rhipichepalus geigyi dan Rhipichepalus evertsi
dari berbagai stadium (Bock et al. 2004). Morfologi Babesia sp. sangat khas, yaitu
berbentuk seperti buah pir (the pear shaped form) yang berada di dalam butir sel
darah merah (intraerythrocytic) inang yang terinfeksi (Aiello dan Moses, 2011).Secara
umum, merozoit didalam eritrosit berbentuk bermacam-macam (bulat, oval, piriform
atau tidak teratur), bentuk piriform secara khas berpasangan dengan sudut lancip,
dengan pewarnaan 7 giemsa, plasma parasit terlihat biru dan intinya berwarna merah
25. Anjing keracunan cokelat dan pemilik memberikan larutan garam untuk menginisiasi
muntah. Anjing menjadi lemah dan mengalami gejala saraf. Terapi yang tepat untuk
diberikan pada anjing tersebut adalah....
Pembahasan:
Keracunan pada hewan kesayangan seperti anjing kebanyakan bersifat tidak
sengaja dan terjadi di dalam rumah atau sekitarnya. Salah satu penyebab adalah
kebiasaan pemilik hewan memberikan makanan ataupun minuman yang mereka
konsumsi dan tanpa disadari dapat membahayakan hewan peliharaanya jika dimakan.
Banyak makanan dan minuman untuk manusia seperti anggur (Campbell, 2007), kismis
(Mazzaferro et al., 2004), kue sultana ( Sutton et al., 2009), bawang merah (Yamato et
al., 2005) dan bawang putih (Lee et al., 2000 ) bersifat toksik pada hewan kesayangan
seperti anjing dan kucing (Smit, 2011). Sifat toksik makanan tersebut karena
mengandung methylxanthines seperti kafein, theobromine dan theophilin yang
merupakan alkaloid asal tumbuhan yang pada umumnya ditemukan dalam berbagai
makanan, minuman, obat-obatan manusia, dan produk yang banyak tersedia di rumah
tempat tinggal (Beasley, 1999; Thompson, 2012). Beberapa contoh makanan dan
minuman yang mengandung methylxanthines adalah coklat, kopi, teh dan berbagai
bahan aditif dalam banyak minuman ringan (Caloni et al., 2012).
Efek toksik pada anjing disebabkan karena metabolisme Theobromine dan
kafein lebih lambat jika dibandingkan dengan pada manusia. Theobromine dan kafein
mudah diserap dari saluran pencernaan dan didistribusikan secara luas ke seluruh
tubuh. Metabolisme terjadi di hati dan menjalani daur ulang enterohepatik (Miller et al.,
1984; Finlay, 2005). Thompson (2012) memberikan penjelasan tambahan bahwa
setelah tertelan, theobromine diabsorbsi sepanjang saluran pencernaan, dimetabolisme
oleh hati dan kemudian merangsang sistem saraf pusat. Theobromine juga menghambat
reseptor sel adenosin dan mengakibatkan gejala tremor dan kekejangan. Menurut
Serafin, (1996) dan Tazzeo et al., (2012), Theobromine dan kafein merupakan
antagonis reseptor seluler adenosin, sehingga menyebabkan stimulasi SSP, diuresis, dan
takikardia.
Tidak ada antidota spesifik untuk theobromine dan pengobatan yang dilakukan
lebih banyak bersifat simtomatik dan supportif untuk menghilangkan gejala gejala
klinis yang muncul dan memperbaiki kondisi tubuh hewan. Terapi yang dapat
dilakukan lebih kearah simptomatis dan suportif tergantung dari gejala klinis yang
muncul.
Terapi suportif dapat dilakukan dengan pemberian. cairan pengganti secara
intra vena (IV) untuk mencegah dehidrasi dan kateterisasi untuk mencegah reabsorbsi
toksin. Obat obatan relaksan otot dan anti konvulsi perlu diberikan saat muncul gejala
gejala tersebut. Terapi simptomatis tersebut disebabkan karena hampir semua anjing
yang keracunan coklat menunjukkan gejala-gejala muntah sehingga diberikan berbagai
macam obat anti emesis seperti ranitidine, thiethylperazin dan activated charcoal.
Namun demikian, jika tidak terjadi muntah dalam waktu 4 jam setelah menelan coklat
maka perlu diberikan induksi dengan menggunakan saturated salt solution 400 ml.
Methocarbamol atau diazepam dapat diberikan untuk mengatasi gejala seperti tremor
dan kejang serta pemberian propranolol atau metoprolol untuk mengontrol aritmia
jantung.
26. Antidote dari sianida...
Pembahasan:
Sianida adalah senyawa kimia dari kelompok Siano, yang terdiri dari 3 buah
atom karbon yang berikatan dengan nitrogen (C=N), dan dikombinasi dengan unsur-
unsur lain seperti kalium atau hidrogen. Secara spesifik, sianida adalah anion CN-.
Bentuk sianida alami ditemukan dalam tanaman yang mengandung sianogen glikosida
berikut enzimnya yang berfungsi membantu pelepasan (hidrolisis) sianida. Keracunan
sianida asal tanaman (sianida alami) sangat jarang terjadi pada ternak karena peternak
umumnya telah mengetahui cara pengolahan tanaman yang mengandung sianida untuk
menurunkan kandungan racunnya.
Pengobatan keracunan sianida telah berhasil dengan cara injeksi sodium
tiosulfat 660 mg/kg atau p-aminopropriofenon 1 mg/kg yang efektif menurunkan
sianida level tinggi. Kombinasi tiosulfat 660 mg/kg dengan sodium nitrit 22 mg/kg juga
efektif sebagai antidota sianida level tinggi (Burrows dan Way 1979; Burrows 1981).
Keracunan sianida pada hewan umumnya disebabkan oleh racun potas (NaCN, KCN)
yang sengaja ditambahkan ke dalam pakan (unsur kriminal). Pengobatan yang cukup
efektif (antidota sianida level tinggi) adalah dengan cara injeksi kombinasi tiosulfat
dan sodium nitrit

27. Organ yang menghasilkan insulin....


Pembahasan:
Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin.
Bagian eksokrin mengeluarkan larutan encer alkalis serta enzim pencernaan melalui
duktus pankreatikus ke dalam lumen saluran cerna. Dia antara sel-sel eksokrin di
seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok atau “pulau” sel endokrin yang dikenal
sebagai pulau (islets) Langerhans. Sel endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel β
(beta), tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel α (alfa) yang menghasilkan
glukagon. Sel D (delta), yang lebih jarang adalah tempat sintesis somatostatin
(Sherwood L, 2009).
28. Semboyan kedokteran hewan
Pembahasan:
Motto seorang dokter hewan adalah "Manusya Mriga Satwa Sewaka”, yang
artinya berusaha mengamalkan ilmu kedokteran hewan yang dimiliki untuk
kepentingan manusia

29. Pengertian Biosecurity menurut FAO....


Pembahasan:
Biosekuriti, seperti yang didefinisikan oleh FAO, menawarkan pendekatan
strategis dan terintegrasi untuk menganalisis dan mengelola risiko dalam
keamanan pangan, kehidupan dan kesehatan hewan dan tumbuhan, dan
keamanan hayati. Hal Ini memberikan kerangka kebijakan dan peraturan untuk
meningkatkan koordinasi dan memanfaatkan sinergi yang ada di seluruh sektor,
membantu meningkatkan perlindungan kehidupan dan kesehatan manusia, hewan dan
tumbuhan, dan memfasilitasi perdagangan.

30. Peran bacillus subtilis.....


Pembahasan:
Probiotik didefinisikan sebagai organisme yang memberikan konstribusi
terhadap keseimbangan mikroba dalam usus. Probiotik dapat memelihara lingkungan
mikroba yang ada di dalam saluran pencernaan unggas menjadi lebih baik dengan cara
mengurangi jumlah mikroba patogen yang ada pada saluran pencernaan. Kondisi
lingkungan pencernaan yang baik ini menyebabkan terjadinya peningkatan daya cerna,
absorpsi dan efisiensi pemanfaatan pakan (Khaksefidi dan Ghoorchi, 2006). Akan
tetapi ada beberapa faktor yang dapat menurunkan efektifitas probiotik pada unggas
dalam berkompetisi dengan patogen, yaitu penggunaan antibiotik, stres, penyakit,
molting, pemuasaan (Doyle dan Erickson, 2006) dan dosisnya (Karaoglu dan Durdag,
2005). Bacillus spp terbukti dapat meberikan efek yang baik pada performans ternak
monogastrik yang mengalami stres akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik
(Cavazonni, et al., 1998; Jin et al., 1998; Hooge et al., 2004). Bacillus subtilis pada
ayam ras pedaging terbukti mampu memperbaiki konversi pakan, berat badan.
Disamping itu Bacillus subtilis juga mempunyai efektivitas yang sangat nyata dalam
menurunkan jumlah mikroba pada karkas yang mempunyai potensi patogen pada
manusia (Fritts et al., 2000). Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Maruta et al.,
(1996), juga menunjukan bahwa Bacillus subtilis sangat efektif menurunkan jumlah
mikroba patogen pada feces ayam broiler.
31. Yang bukan tindakan yang dilakukan di instalasi karantina hewan
Pembahasan:
Tindakan-tindakan yang dilakukan di instalasi karantina adalah:
1) Pemeriksaan
Tindakan Pemeriksaan meliputi:
a. Pemeriksaan administratif untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi, dan
keabsahan dokumen persyaratan; dan
b. Pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan adanya HPHK
c. Pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam point 2, dapat dilakukan
secara visual dan/atau laboratoris.
d. Pemilik membantu kelancaran pelaksanaan pemeriksaan
2) Pengasingan
3) Pengamatan
Tindakan Pengasingan dan Pengamatan
a. Pengasingan dan pengamatan dimaksudkan untuk mendeteksi kemungkinan
adanya HPHK yang karena sifatnya memerlukan waktu lama, sarana khusus dan
kondisi khusus
b. Pengasingan dan pengamatan dilakukan di suatu tempat yang terisolasi selama
waktu tertentu sesuai dengan masa inkubasi HPHK
4) Perlakuan
Tindakan Perlakuan
a. Perlakuan dilakukan untuk membebaskan atau mensucihamakan Media
Pembawa, orang, alat angkut, peralatan, dan pembungkus dari HPHK
b. Perlakuan dapat dilakukan secara fisik maupun kimiawi
5) Penahanan
Penahanan dimaksudkan untuk mengamankan Media Pembawa dengan cara
menempatkannya di bawah penguasaan dan pengawasan petugas Karantina Hewan
dalam waktu tertentu karena persyaratan karantina belum sepenuhnya dipenuhi
6) Penolakan
a. Penolakan dimaksudkan agar Media Pembawa yang bersangkutan segera
dibawa ke negara atau Area asal atau Area lain untuk menghindari
kemungkinan terjadinya penyebaran HPHK dari Media Pembawa tersebut ke
lingkungan sekitarnya
b. Pengiriman Media Pembawa yang dikenai tindakan penolakan ke negara atau
Area asal atau Area lain dilakukan oleh Pemilik di bawah pengawasan petugas
Karantina Hewan
c. Penolakan dilakukan dikarenakan :
 Setelah 14 hari kalender persyaratan yang diwajibkan belum terpenuhi;
 Setelah diperiksa diatas alat angkut ternyata merupakan media pembawa
HPHK yang dilarang pemasukannya, busuk, rusak;
 Setelah diperiksa diatas alat angkut ternyata tidak bebas dari HPHK tertentu
dan tidak dapat dibebaskan dengan cara perlakuan.
7) Pemusnahan
a. Pemusnahan dilakukan dengan cara membakar, menghancurkan, mengubur, dan
cara-cara pemusnahan lainnya yang sesuai sehingga Media Pembawa tidak
mungkin lagi menjadi sumber penyebaran HPHK
b. Pelaksanaan pemusnahan menjadi tanggung jawab Pemilik dan dilakukan di
bawah pengawasan petugas Karantina Hewan
c. Dalam hal Media Pembawa yang bersangkutan tertular HPHK atau tidak
dikirim kembali ke negara atau Area asal atau Area lain oleh Pemiliknya setelah
ditolak pemasukan atau pengeluarannya, pemusnahannya dilakukan terhadap
seluruh partai kiriman Media Pembawa.
d. Dalam hal Media Pembawa yang bersangkutan berada dalam keadaan busuk
atau rusak, pemusnahannya dilakukan hanya terhadap Media Pembawa yang
busuk atau rusak.
e. Pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud dalam point 1 sampai point 4
diatas dinyatakan dalam suatu berita acara.
8) Pembebasan
Pembebasan dilakukan apabila Media Pembawa yang bersangkutan:
a. Bebas dari HPHK
b. Semua persyaratan yang ditetapkan bagi pemasukan atau pengeluaran Media
Pembawa tersebut telah dipenuhi

32. Sapi yang dipelihara seorang warga mengalami kematian tiba-tiba, diketahui sapi
mengalami keluar darah agak kehitaman di lubang kumlah. Berdasarkan laporan
tersebut, sapi tersebut terkena.....
Pembahasan:
Antraks adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri pembentuk
spora Bacillus anthracis. Antraks paling sering terjadi pada herbivora liar dan domestik
(misalnya, sapi, domba, kambing, unta, kijang) tetapi juga dapat dilihat pada manusia
yang terpapar dari hewan yang terinfeksi, produk hewan yang terkontaminasi, atau
secara langsung melalui spora B anthracis dalam kondisi tertentu. Setelah spora
bergerminasi, mereka melepaskan beberapa zat toksin. Zat ini menyebabkan
pendarahan internal, pembengkakan, dan kematian jaringan.
Bacillus anthracis dengan virulensi tinggi memiliki 2 plasmid besar, yakni
pX01 dan pX02 yang mengkode faktor-faktor virulensi primer, produksi toksin, serta
pembentukan kapsul. Toksin memegang peranan penting dalam patogenesis penyakit
anthrax. Toksin anthrax bekerja secara biner, artinya diperlukan 2 jenis toksin untuk
menyebabkan efek yang mematikan. Terdapat 3 protein dalam toksin anthrax yang
terkombinasi secara biner, yakni protective antigen (PA), lethal factor (LF),
dan edema factor  (EF). Kombinasi PA-LF dapat menyebabkan kematian, sedangkan
injeksi PA-EF pada kulit dapat menyebabkan edema pada kulit. Protein PA merupakan
protein yang menjadi domain ikatan dan mampu berikatan dengan kedua jenis protein
lainnya (LF dan EF). Jika berdiri sendiri, protein-protein tersebut tidak berbahaya.
Tanda Klinis:
Dikenal beberapa bentuk anthraks, yaitu bentuk perakut, akut dan kronis.
a. Anthraks bentuk perakut gejala penyakitnya sangat mendadak dan segera terjadi
kematian karena ada pendarahan otak. Gejala tersebut berupa sesak nafas, gemetar
kemudian hewan rebah. Pada beberapa kasus menunjukkan gejala kejang pada sapi,
domba dan kambing, mungkin terjadi kematian tanpa menunjukkan gejala-gejala
penyakit sebelumnya.
b. Antraks bentuk akut pada sapi, kuda dan domba. Gejala-gejala penyakitnya mula-
mula demam, penderita gelisah, depresi, susah bernafas, detak jantung frekuen dan
lemah, kejang, dan kemudian penderita segara mati. Selama sakit berlangsung,
demamnya dapat mencapai 41,5 derajat C, ruminasi berhenti, produksi susu
berkurang, pada ternak yang sedang bunting mungkin terjadi keguguran. Dari
lubang-lubang alami mungkin terjadi eksreta berdarah berwarna kehitaman. Gejala
anthraks pada kuda dapat berupa demam, kedinginan, kolik yang berat, tidak ada
nafsu makan, depresi hebat, otot-otot lemah, diare berdarah, bengkak di daerah
leher, dada, perut bagian bawah, dan di bagian kelamin luar. Kematian pada kuda
biasanya terjadi sehari atau lebih lama bila dibandingkan dengan anthraks pada
ruminansia.
c. Antraks bentuk kronis biasanya terdapat pada babi, tetapi kadang-kadang terdapat
juga pada sapi, kuda dan anjing dengan lesi lokal yang terbatas pada lidah dan
tenggorokan. Pada satu kelompok babi yang mendapat infeksi, beberapa babi
diantaranya mungkin mati karena antraks akut tanpa menunjukan gejala penyakit
sebelum nya. Beberapa babi yang lain menunjukan pembengkakan yang cepat pada
tenggorokan, yang pada beberapa kasus menyebabkan kematian karena lemas.
Kebanyakan babi dalam kelompok itu mati karena anthraks kronis yang ringan,
yang berangsur-angsur akan sembuh. Bila babi tersebut disembelih, pada kelanjar
limfa servikal dan tonsil terdapat infeksi anthraks.

33. Ciri khas IBD.....


Pembahasan:
Virus penyebab IBD yang dikenal saat ini terdiri dari 2 serotipe yaitu serotipe 1
dan serotipe 2 yang dapat menginfeksi ayam dan kalkun. Serotipe 1 yang pertama kali
ditemukan disebut dengan strain klasik yang bersifat patogen dan strain yang
ditemukan kemudian di daerah Amerika merupakan strain varian yang sangat ganas
yaitu very virulent IBD (vvIBD). Virus IBD tersebut merupakan hasil mutasi dari virus
klasik, sementara serotipe 2 tidak bersifat ganas. Kedua serotipe dapat dibedakan
dengan uji VN tetapi tidak dapat dibedakan dengan FAT dan ELISA.
Gejala klinis yang terlihat sangat tergantung dari strain virus yang menginfeksi
ayam, jumlah virus, umur, galur ayam, rute inokulasi dan keberadaan antibodi
penetralisasi. Gejala klinis ditimbulkan oleh infeksi IBD adalah ayam lesu, nafsu
makan menghilang dan sayap menggantung. Selain itu juga sering ditemukan gejala
diare, serta kotoran yang menempel pada kloaka.
Perubahan patologi anatomi pada ayam yang diinfeksi virus IBD tergantung
pada strain ayam dan isolat virus yang digunakan. Pada tahap awal ditemukan odema
yaitu pada 2 – 7 hari pi berupa cairan gelatin yang menutup lapisan serosa. Bursa
kemudian membesar pada umur 10 hari pi karena adanya eksudat pada lumen bursa
yang awalnya berwarna kemerahan, pada tahap berikutnya menjadi berwarna
kekuningan dan bintik-bintik perdarahan pada limpa. Perdarahan juga ditemukan pada
otot dada dan otot paha mulai umur 2 hari hingga 7 hari pi. Pada 7 hari pi bursa
Fabricius yang diinfeksi vvIBDv terlihat mengecil dibandingkan dengan bursa
Fabricius ayam normal demikian juga pada 14 hari pi. Jika terjadi penyembuhan ukuran
bursa kembali normal pada 21 hari pi. Mekanisme terjadinya perdarahan pada limpa,
otot dada dan otot paha pada infeksi vvIBD belum diketahui dengan pasti. Perdarahan
dapat terjadi jika terjadi kerusakan pada dinding pembuluh darah kapiler atau vena atau
jika terjadi gangguan pada sistem pembekuan darah.

34. Ayam sudah divaksin IBD dan ND tapi gejala merujuk ke IBD. Tanda klinis yang
muncul berupa
Pembahasan:
Virus very virulent IBD (vvIBDv) bersifat sangat menular dan akut,
menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penyakit ini berdampak
ekonomis karena menyerang organ pertahanan ayam yaitu bursa Fabricius sehingga
merugikan peternak. Ayam yang terserang IBD menjadi rentan terhadap infeksi
sekunder, serta mengakibatkan kegagalan vaksinasi. Penjelasan TK ada di no. 33

35. Seorang warga melaporkan bahwa sapi yang dipelihara mengalami kelemahan dalam
jangka waktu yang lama. Terapi yang diberikan di dinas adalah antibiotik dan sapi tidak
menunjukkan perkembangan. Peternak memutuskan untuk melakukan pemotongan di
RPH. Untuk itu, perizinan diajukan ke.....
Pembahasan:
Otovet kabupaten. Dalam pelaksanaannya (pemeriksaan kesehatan sebelum
dipotong) dilakukan oleh dokter hewan atau paramedik veteriner dibawah pengawasan
dokter hewan berwenang (PP No. 95 tahun 2012 tentang kesmavet dan keswan pasal 8
ayat 4).
36. Seekor sapi lepas dari kandang dan mengamuk menuju ke jalanan. Dari arah yang
berlawanan, sebuah truk menabrak sapi tersebut. Sapi tersebut mengalami luka yang
cukup parah. Peternak memutuskan untuk melakukan tindakan pemotongan.
Bagaimana tindakan yang dilakukan pada sapi tersebut....
Pembahasan:
Menurut PP No. 95 tahun 2012 tentang kesmavet dan keswan pasal 11 huruf c
yaitu pemotongan hewan dapat dilakukan diluar rph untuk pemotongan darurat.
Kemudian dijelaskan pada pasal 14 yaitu Pemotongan darurat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 huruf c hanya dapat dilakukan pada Hewan potong dalam kondisi: a.
mengalami kecelakaan; atau b. korban Bencana Alam yang bersifat nonbiologi yang
mengancam jiwanya.
Berdasarkan PP No. 95 tahun 2012 tentang kesmavet dan keswan maka sapi
tersebut dapat dipotong diluar rph, namun terlebih dahulu melapor kepada otovet
kabupaten sebagaimana yang tercantum pada pasal 16 ayat 2 (2) Pelaksanaan
pemotongan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah pemilik
atau penanggung jawab Hewan terlebih dahulu melapor kepada Otoritas Veteriner di
bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner kabupaten/kota
Setelah hewan dipotong, maka harus dilakukan pemeriksaan kesehatan
terhadap jeroan dan karkas hewan tersebut sebagaimana tercantum dalam pasal 16 ayat
1 (1) Pelaksanaan pemotongan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c
paling sedikit harus memenuhi persyaratan cara yang baik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3) huruf g (pemeriksaan kesehatan jeroan dan karkas setelah
Hewan potong dipotong)

37. Pengertian aman dari kata ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal)....
Pembahasan:
AMAN :  Tidak mengandung bibit penyakit dan bahan kimia ataupun obat-
obatan yang dapat mengganggu kesehatan
SEHAT :  Memiliki zat-zat yang bergizi dan berguna bagi kesehatan dan
pertumbuhan.
UTUH :  Tidak dicampur dengan bagian lain dari hewan lain.
HALAL :  Dipotong dan ditangani sesuai dengan syariat Agama Islam.
38. Syarat betina bertanduk tidak boleh dipotong, kecuali.....
Pembahasan:
Menurut Staatsblad No.614 tahun 1936 tentang pemotongan ternak besar betina
bertanduk. Inti dari peraturan pemerintah ini adalah ternak besar betina bertanduk, yaitu
sapi dan kerbau betina dilarang untuk dipotong, kecuali sudah diafkir karena alasan:
1) Sudah berumur di atas 8 tahun (tua)
2) Warna bulunya menyimpang
3) Mengalami kecelakaan (patah tulang)
4) Mengalami majir (mandul)
5) Sudah beranak lebih dari 5 kali
6) Eksteriornya jelek
Peraturan lainnya adalah Instruksi Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian
Nomor 18/1979 dan Nomor 05/Ins/Um/3/1979 tentang Pelarangan pemotongan ternak
sapi/kerbau betina bunting dan atau sapi/kerbau betina bibit, dan Instruksi Gubernur
Kepala Daerah Tingkai I Bali tanggal 1 Oktober 1980 tentang Pelarangan dan
pencegahan pemotongan ternak sapi/kerbau betina bunting dan atau sapi/kerbau betina
bibit
39. Tindakan veteriner dalam bidang ekovet.....
Pembahasan:
Ekonomi Veteriner adalah suatu ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-
prinsip ekonomi di dalam menganalisa suatu kegiatan veteriner. Ekonomi selalu
berhubungan dengan alokasi sumber-sumber dana yang penggunaannya berdasarkan
prioritas untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan dalam
kesehatan hewan belum tentu langsung dapat dikategorikan sebagai keuntungan
finansial, tetapi setiap keuntungan yang bisa dirasakan oleh manusia secara alamiah
adalah keuntungan ekonomi.
Teknik-teknik analisa ekonomi memungkinkan pengambil keputusan untuk
berfikir lebih tepat, teliti dan cepat, terutama bila menyangkut sumber dana yang
besar. Dengan teknik tersebut, para pengambil keputusan dapat menentukan
kebijakan yang paling tepat untuk dijalankan berdasarkan prioritas maupun
strategi yang paling menguntungkan. Prinsip ekonomi digunakan sebagai salah satu
dasar untuk pengambilan sebuah keputusan / kebijakan dengan menghitung kerugian
penyakit dan keuntungan program pengendalian penyakit. Penerapan analisa ekonomi
sangat membantu di dalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan skala
prioritas maupun strategi pengendalian suatu penyakit. Suatu prinsip ekonomi yang
berlaku di semua bidang adalah bagaimana para pengambil keputusan dapat menekan
pengeluaran dana sekecil mungkin akan tetapi dapat memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya
Program-program kesehatan hewan membutuhkan sumber-sumber dana yang
cukup dalam pelaksanaannya, adalah suatu tugas profesi kedokteran hewan untuk dapat
memberikan keyakinan kepada pihak-pihak lain terutama sekali pihak yang mengelola
sumber dana, seberapa jauh dana kesehatan hewan dapat memberikan keuntungan bagi
masyarakat dan dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan apabila dana
tersebut dialokasikan pada bidang lainnya.
3 (tiga) teknik analisa ekonomi yang dapat digunakan di bidang kesehatan
hewan sebagai berikut:
1) Budgeting
Teknik ini pada prinsipnya merupakan analisa yang memperhitungkan seluruh
anggaran yang menyangkut biaya (cost) maupun pendapatan (returns) yang
diperoleh dari hasil pelaksanaan program pengendalian penyakit. Teknik ini
dapat diterapkan untuk analisa suatu penyakit atau sindrom penyakit tertentu.
Hanya hal-hal yang merupakan pengaruh langsung dari program diperhitungkan
dalam analisa ini. Analisa mempertimbangkan kemungkinan apabila penyakit
terjadi (atau tidak terjadi) selama program dilaksanakan.
2) Gross margin analysis
Teknik ini diterapkan untuk analisa ekonomi di tingkat perusahaan atau
sejumlah peternakan tertentu, dengan mempelajari pengaruh dari program
pengendalian penyakit terhadap berbagai aspek dari perusahaan atau sejumlah
peternakan tersebut. Gross margin dari suatu perusahaan adalah pendapatan
perusahaan tersebut (gross income) dikurangi seluruh biaya yang diperlukan
menurut kebutuhan (variable cost), seperti biaya makanan ternak, biaya obat-
obatan hewan, tenaga kerja dan lain sebagainya. Gross margin pada umumnya
dihitung per ekor atau per unit.
3) Benefit cost analysis
Pada umumnya teknik ini digunakan untuk analisa program pengendalian
penyakit yang sifatnya lebih luas baik itu regional maupun nasional dan
berlangsung selama periode tertentu untuk bisa mencapai hasil yang optimum.
Teknik ini lebih kompleks karena bukan saja menyangkut variabel yang begitu
banyak tetapi juga menentukan keseluruhan komponen biaya maupun
keuntungan yang diperoleh pada periode pelaksanaan program maupun sesudah
program dilaksanakan. Analisa ini digunakan sebagai indikator untuk menilai
diterima atau tidaknya suatu proyek yang diajukan.
Teknik pertama dan ke-2 pada umumnya dipakai untuk analisa program-
program pengendalian penyakit yang dilaksanakan pada suatu perusahaan tertentu atau
sejumlah peternakan sampel di wilayah tertentu. Ke-2 teknik ini dikenal dengan istilah
analisa MIKROEKONOMI dimana analisa hanya menyangkut produsen maupun
konsumen per individu serta pengaruh timbal balik yang timbul. Sedangkan teknik ke-3
dikenal dengan istilah analisa MAKROEKONOMI dimana analisa menyangkut
ekonomi secara keseluruhan seperti pengelolaan pendapatan daerah maupun nasional,
bahkan lebih jauh lagi menyangkut cadangan devisa negara, perdagangan internasional,
pemasaran dan lain sebagainya.

40. Dalam pembuatan pakan, terdapat beberapa komponen seperti konsentrat dan premiks
berupa feed addictive. Pengertian premiks adalah.....
Pembahasan:
Pakan merupakan bahan baku yang telah dicampur menjadi satu dengan nutrisi
yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang penting
untuk perawatan tubuh, pertumbuhan dan reproduksi (Unadi et al., 2007). Pakan harus
mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh ternak, namun tetap dalam
jumlah yang seimbang, beberapa nutrien yang dibutuhkan oleh ternak antara lain
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air serta mineral (Plumstead dan Brake, 2003).
Pakan berkualitas baik jika mampu memberikan seluruh kebutuhan nutrisi secara tepat,
baik, jenis jumlah serta imbangan nutrisi bagi ternak sehingga proses metabolisme yang
terjadi didalam tubuh ternak akan berlangsung secara sempurna (Mochammad, 2004).
Komposisi nutrisi dalam pakan buatan yang disusun berdasarkan kebutuhan zat
gizi setiap jenis hewan disebut dengan formulasi pakan. Formulasi yang baik berarti
mengandung semua zat gizi yang diperlukan hewan dan secara ekonomis murah serta
mudah diperoleh sehingga memberikan keuntungan. Dalam menyusun formulasi pakan
dibutuhkan pengetahuan tentang bahan baku pakan. Komposisi nutrisi bahan baku yang
terkandung dalam pakan akan berbeda-beda tergantung pada kebutuhan nutrisi pada
masing – masing hewan. Kandungan nutrisi dari setiap bahan baku harus diketahui,
diantaranya adalah:
a. Bahan baku sumber protein, misalnya tepung ikan, tepung kepala udang,
tepung bekicot, limbah peternakan.
b. Bahan baku sumber karbohidrat, misalnya tepung jagung, tepung dedak,
tepung bungkil kedelai, tepung sagu.
c. Bahan baku sumber lemak, contohnya minyak ikan, Crude Palm Oil (CPO),
d. Bahan baku sumber vitamin, meliputi tepung jagung, tepung ikan
e. Bahan baku sumber mineral, contohnya tepung tulang, tepung kulit kerang,
f. Bahan baku suplemen, misalnya vitamin mix, mineral mix, dan premix

Secara umum, terdapat 4 (empat) kelompok bahan baku pakan, yaitu bahan baku
hewani, bahan baku nabati, bahan baku limbah industri pertanian dan bahan tambahan.

a) Bahan baku hewani adalah bahan baku pembuatan pakan yang berasal dari
hewan darat maupun air, misalnya tepung ikan, tepung bekicot, tepung
rebon, tepung kepala udang, tepung tulang, tepung darah. Bahan baku
hewani ini selain merupakan sumber protein yang mudah dicerna, juga
mengandung asam amino yang lebih lengkap dibandingkan dengan bahan
baku nabati.
b) Bahan baku nabati merupakan bahan baku pembuatan pakan ikan yang
diperoleh dan berasal dari tumbuhan, contohnya adalah tepung kedelai,
tepung jagung, dedak, dan tepung terigu. Pada umumnya, bahan nabati
menjadi sumber karbohidrat, protein dan vitamin.
c) Bahan baku limbah industri pertanian merupakan bahan baku yang berasal
dari limbah pertanian baik hewani maupun nabati, seperti tepung darah,
tepung kepala udang, bungkil kelapa, ampas tahu atau dedak halus
d) Bahan Tambahan Selain ketiga bahan baku diatas, masih ada bahan lain
yang digunakan dalam pembuatan pakan, yaitu bahan tambahan. Bahan
tambahan ini merupakan bahan yang berfungsi untuk melengkapi
kebutuhan nutrisi yang tidak terdapat dalam bahan baku untuk pembuatan
pakan, seperti vitamin mineral, antioksidan, bahan perekat. Bahan
tambahan juga berfungsi untuk merangsang nafsu makan atau memberi
aroma pakan, memperbaiki tekstur pakan, membantu memperbaiki proses
metabolisme ikan dan proses pencernaan.
Konsentrat adalah campuran bahan ransum yang dilengkapi dengan zat
makanan utama, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral, serta
kandungan serat kasarnya rendah. Sedangkan “lawan” daripada konsentrat adalah
”roughage” (hijauan makanan ternak), yaitu bahan pakan utama untuk ternak
berlambung ganda (sapi, kambing, domba, kerbau , dan lainnya). Kandungan bahan
ekstrak tiada nitrogen (BETN) pada konsentrat adalah tinggi, sebaliknya kandungan
serat kasarnya (SK) rendah, yaitu lebih rendah dari 18%. Kandungan protein pakan ini
dapat tinggi maupun rendah, sehingga konsentrat secara umum dapat dibagi menjadi
dua yaitu: (1) konsentrat sumber energi, (2) konsentrat sumber protein
Nutrisi yang cukup membutuhkan komposisi pakan yang terdiri dari bahan
makro dan bahan mikro, kadang-kadang dimasukkan pada tingkat ppm (misalnya
vitamin). Untuk memastikan bahwa bahan-bahan mikro ini dicampur dengan bahan-
bahan makro dengan cara yang homogen, diperlukan langkah pengenceran menengah
melalui apa yang disebut premixture. Premixtures secara hukum didefinisikan sebagai
campuran aditif pakan atau campuran dari satu atau lebih aditif pakan dengan bahan
pakan atau air yang digunakan sebagai pembawa, tidak dimaksudkan untuk memberi
makan langsung ke hewan (Peraturan (EC) No 1831/2003). Premixture ini digabungkan
pada tingkat yang biasanya antara 0,2 sampai 0,5% dalam umpan majemuk. Pembuatan
premixtures memerlukan teknologi khusus dan sering dilakukan oleh perusahaan
khusus.
Imbuhan Pakan (Feed Additive) adalah bahan baku pakan yang tidak
mengandung zat gizi atau nutrisi (nutrien), yang tujuan pemakaiannya terutama untuk
tujuan tertentu. Premiks adalah sediaan yang mengandung bahan Obat Hewan
yang diolah menjadi Imbuhan Pakan (Feed Additive) atau Pelengkap Pakan (Feed
Supplement) Hewan yang pemberiannya dicampurkan ke dalam pakan atau air
minum Hewan yang dalam dosis dan penggunaannya harus bermutu, aman, dan
berkhasiat (PERMENTAN No. 14 Tahun 2017)
Premix digunakan untuk meningkatkan kecukupan nutrien mikro atau
meningkatkan kualitas ransum. Pemilihan Premix harus didasarkan pada jenis dan level
nutrien yang dikandungnya. Salah satu hal yang membedakan produk pakan,
mempengaruhi kinerja hewan, dan memenuhi kebutuhan nutrisi khusus hewan tersebut
adalah premix yang digunakan untuk membuat produk pakan jadi. Semua premix tidak
diciptakan sama. Formula yang tepat akan memiliki campuran spesifik vitamin,
mineral, elemen pelacak, dan aditif nutrisi. Dosis penggunaan premix harus mengikuti
petunjuk yang tepat sesuai dalam kemasan. Tapi umumnya premxi adalah sekitar 0.25 -
0.50%. Karena penggunaan premix yang sedikit maka pemberian atau pencampuran
premix ke dalam pakan utama harus benar-benar homogen. Hal ini perlu dilakukan agar
tidak terjadi keracunan mineral tertentu.
Premix membentuk persentase kecil dari formulasi tetapi memiliki potensi
untuk membuat perbedaan besar dalam kemanjuran pakan. Premiks mikro dicampur ke
dalam pakan utama antara 0,2 dan 2% dari total campuran, sedangkan premiks makro
membentuk antara 2% hingga 8% dari campuran (termasuk juga elemen makro, garam,
buffer, dan asam amino).
1) Premiks
Premix terdiri dari vitamin, mineral, dan aditif farmasi. Premiks umumnya
tidak lebih dari 4% dalam pakan untuk pakan ternak. Perlu penambahan
pakan berenergi dan pakan protein.
Keuntungan: (1) biaya rendah (2) bahan baku pakan dapat dikontrol, jagung,
bungkil kedelai, dan bahan lainnya dipilih segar (3) nyaman untuk
perawatan kesehatan, pengobatan, menambahkan obat-obatan.
Kekurangan: (1) membutuhkan banyak tenaga kerja, mengakibatkan
peningkatan biaya tenaga kerja; (2) Membutuhkan stok bahan pakan.
2) Pakan konsentrat
Pakan konsentrat terdiri dari pakan premix dan pakan protein. Umumnya
ditambahkan dalam pakan antara 10% dan 30%, dan kemudian dicampur
dengan jagung, dedak.
Keuntungan: (1) Biaya rendah, (2) Ketika harga bungkil kedelai tinggi,
biaya dapat dikurangi dengan tepat karena Anda dapat menambahkan sedikit
bungkil kedelai atau tidak menambahkan bungkil kedelai, dan ini juga
mengurangi biaya tenaga kerja.
Kekurangan: (1) Biayanya lebih tinggi dari premix; (2) Kandungan protein
akan rendah karena bungkil kedelai tidak cukup.
3) Pakan butiran formula lengkap
Pakan butiran formula lengkap terdiri dari premix, pakan protein dan pakan
energi. Ini diproses melalui proses penghancuran, pencampuran dan
granulasi. Ini sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan ternak
dan unggas dan butiran pakan dapat langsung diumpankan ke hewan.
Keuntungan: (1) mudah diberi makan, (2) kelembaban rendah, penyimpanan
mudah (3) limbah kurang dari pakan bubuk.
Kekurangan: (1) Biayanya lebih tinggi daripada premix dan konsentrat. (2)
tidak dapat melihat isi bahan baku, jadi Anda harus memilih pakan dari
pabrik pakan yang andal.

Komposisi Nutrien Bahan Pakan

No Nama Simbol Komposisi

1 Bahan Kering BK 98

2 Abu Abu 0

3 Protein Kasar PK 0

4 Lemak Kasar LK 0

5 Serat Kasar SK 0

6 BetaN BetaN 0

7 TDN TDN 0
No Nama Simbol Komposisi

8 Kalsium Ca 4

9 Pospor P 2

41. Ketamin merupakan sedasi yang digunakan untuk prosedur operasi. Pihak yang boleh
menyimpan dan menyebarkan ketamin.....
Pembahasan:
Ketamine merupakan obat anestesi  berbentuk injeksi yang mengandung
Ketamine HCl yang diindikasikan untuk induksi anestesi (obat bius). Ketamine bekerja
dengan mengganggu sinyal di otak yang berperan pada respon tubuh terhadap
kesadaran dan rasa sakit.
Dalam Permentan No.14 Tahun 2017 tentang klasifikasi obaat hewan Lampiran
I, Ketamin digolongkan sebagai obat keras. Permentan No.14 Tahun 2017 Pasal 5 (1)
Obat Keras sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a yang digunakan untuk
pengamanan penyakit Hewan dan/atau pengobatan Hewan sakit hanya dapat
diperoleh dengan resep dokter Hewan. Pemakaian Obat Keras wajib dilakukan oleh
dokter Hewan atau tenaga kesehatan Hewan di bawah pengawasan dokter Hewan. Pasal
7 Obat Hewan yang diberikan secara parenteral diklasifikasikan sebagai Obat Keras.
Pasal 9 disediakan oleh produsen, importir, distributor, dan/atau depo Obat Hewan. (2)
Produsen, importir, distributor, dan depo Obat Hewan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib memiliki izin usaha Obat Hewan

42. Restrain kimia pada satwa liar......


Pembahasan:
Restraint merupakan cara penanganan satwa sebelum diperiksa dan/atau
sebelum diberi perlakuan lain dengan cara menghalangi gerak aksi dari satwa
menggunakan bahan-bahan kimiawi maupun alat bantu fisik. Restraint terbagi menjadi
dua metode yaitu physical restraint dan chemical restraint. Physical restraint adalah
metode manual yang dilakukan baik dengan cara fisik (tangan), menggunakan alat-alat
bantu, material kandang jebakan maupun peralatan yang bisa digunakan untuk
menangkap maupun membuat satwa tidak bisa bergerak secara mudah dan bebas dari
pergerakan normal (Brady, 2013). Sedangkan chemical restraint adalah metode yang
digunakan menggunakan obat-obatan/bahan kimia yang bertujuan untuk membatasi
pergerakan satwa dengan memberikan efek tenang (Twilis, 2013)
Metode chemical restraint, maka penentuan pemakaian obat penenang baik jenis
maupun dosisnya harus dilakukan oleh dokter hewan. Penggunaan chemical restraint
bisa menggunakan injeksi atau anasthesi dalam bentuk gas. Dalam pelaksanaannya
chemical restraint dilakukan apabila kemungkinan dilakukan manual restraint sudah
tidak bisa dilakukan atau berisiko tinggi. Pemilihan jenis restrain ini umumnya
dilakukan karena hewan liar di alam bebas sangat sulit untuk dikendalikan. Chemical
restrain atau restrain menggunakan bahan – bahan kimia biasanya transquilizer ataupun
hipnotik sedative. Namun demikian restrain kimiawi harus dilakukan secara hati-hati
karena induksi anestesi dan recovery yang lambat. Restrain kimiawi dapat dilakukan
dengan anestetika inhalasi/gas seperti diethyl ether, isoflurane atau halothane.
Keuntungan anestetika inhalasi adalah induksi anestesi yang cepat dan recovery juga
cepat. Namun recovery yang cepat ini menjadi kelemahan manakala digunakan untuk
hewan yang agresif dan membutuhkan penanganan yang lama. Restrain kimiawi
lainnya dapat dilakukan dengan anestetika non inhalasi (Karantina).
Cara yang paling baik untuk injeksi obat bius adalah dengan injeksi langsung
dengan syringe dan jarum yang sesuai pada muskulus yang tepat. Akan tetapi, satwa
yang dihadapi di hutan sebagian besar merupakan satwa yang tidak dapat kita restrain
secara manual. Apabila injeksi jarak jauh diperlukan, maka dapat digunakan blowpipe
dart atau blow syringe yang hanya menimbulkan trauma ringan dibanding dengan
penggunaan senjata bius dengan sistem gas.
Adapun beberapa obat anestesi yang dapat digunakan yaitu:
43. Hewan dengan bentuk plasenta endocondrial......
Pembahasan:
Plasenta merupakan struktur khas pada mamalia yang perkembangan embrionya
terjadi di dalam uterus (intra-uterin). Plasenta adalah kesatuan struktur dan hubungan
antara selaput ekstraembrionik fetus (dalam hal ini korion atau korioalantois) dengan
endometrium induk. Plasenta merupakan sistem dua komponen, yaitu selaput ekstra
embrionik dan selaput lendir rahim yang berintegrasi menjadi satu kesatuan untuk
keperluan pertukaran timbal balik faali antara induk dan fetus serta dapat menghasilkan
hormon. Sebelum plasenta terbentuk atau berfungsi secara sempurna, embrio mendapat
sumber nutrisi dan metabolit untuk perkembangan dari sekresi kelenjar uterus atau
sekret dari jaringan desidua. Sumber nutrisi tersebut dikenal sebagai histotrof. Setelah
terbentuk plasenta, sumber nutrisi akan digantikan secara bertahap dari histotrof ke
hemotrof (sumber nutrisi yang berasal dari darah induk).
Plasenta merupakan struktur yang cukup mempunyai banyak variasi antar
spesies. Plasenta endoteliokoriol,. Contoh bewan berplasenta endoterliokorial adalah
jenis karnivora seperti kucing , anjing, harimau.
Fungsi plasenta yaitu :
a. Pertukaran nutrisi, gas, hormon
b. Sebagai Kelenjar endokrin
c. Barrier (mencegah bercampurnya darah induk dan fetus) mencegah bakteri patogen
pada darah induk masuk ke peredaran darah fetus
d. Immune protection

Plasentasi merupakan proses terbentuknya plasenta setelah terjadinya proses


implantasi embrio pada endometrium induk. Tahapan plasentasi yaitu : Implantasi →
multiplikasi daerah implantasi → reaksi stroma → peluruhan epitel → pembentukan
placenta maternal (histiotrof) → vaskularisasi → pembentukan foetal placenta
(haemotrof) → terbentuk 3 lapis trophoblast + endotel (memisahkan darah induk dan
anak)
KOMPONEN PLASENTA terdiri dari
a. 3 Komponen dari fetus yaitu (1) endotel pembuluh darah korion/ korioalantois; (2)
jaringan ikat di korion; (3) epitel dari korion (derivat trophoblast)
b. 3 Komponen dari induk (1) Epitel endometrium; (2) jaringan ikat endometrium; (3)
endotel pembuluh darah endometrium

TIPE PLASENTA
Berdasarkan hubungan korion dengan endometrium secara histologis:
a. Epiteliokorial
Epitel endometrium berhubungan dengan korion (dinding endometrium tidak
meluruh), dengan kata lain tidak ada jaringan dari pihak induk maupun pihak
embrio yang mengalami kerusakan, barier plasenta paling tebal. → Babi dan Kuda
b. Sindesmokorial
Sementara plasenta sindesmokorial ditandai dengan meluruhnya sebagian epitel
endometrium induk saat implantasi dan menyebabkan jaringan penunjang
endometrium berlekatan dengan korion fetus.
Sebagian epitel endometrium meluruh, jaringan penunjang berhubungan dengan
korion → Ruminansia
c. Endoteliokorial
Mempunyai ciri epitel maupun jaringan penunjang endometrium induk mengalami
peluruhan saat implantasi sehingga endotel (dinding) pembuluh darah induk
langsung berlekatan dengan korion fetus : jaringan epitel uterus dan jaringan ikat
sekeliling pembuluh darah induk mengalami perusakan.
Endotel pada endometrium induk langsung berhubungan dengan korion →
Karnivora
d. Hemokorial
Selain epitel dan jaringan penunjang endometrium, endotel pembuluh darah induk
mengalami kerusakan sehingga darah keluar dari pembulub darah dan membuat
lakuna-lakuna darah, barier plasenta paling tipis. Plasenta tipe hemokorial
menyebabkan darah induk langsung berhubungan dengan korion.
Darah induk langsung berhubungan dengan korion → Manusia, Kera, dan
Rodensia

Berdasarkan luruh tidaknya endometrium pada saat implantasi atau partus:


a. Adesiduata
Endometrium tetap utuh (a=tidak, decidius=luruh), pertautan tidak kokoh
(EPITELIOKORIAL)
b. Semidesiduata
Endometrium luruh sebagian, pertautan yang agak kokoh (SINDESMOKORIAL)
c. Desiduata
Endometrium luruh sempurna, pertautan kokoh, keluarnya plasenta yang menyertai
kelahiran akan disertai dengan luruhnya desidua dan terjadi pendarahan
(ENDOTELIOKORIAL dan HEMOKORIAL)
Berdasarkan pertautan selaput ekstraembrionik dengan jaringan induk, plasenta
dibedakan menjadi dua tipe

a. Plasenta korio-vitelin
Tipe plasenta sederhana, dibentuk gabungan dari unsur kantung yolk dan korion
yang terletak di antara pembuluh-pembuluh darah kantung yolk serta epitel uterus
induk → marsupialia (hewan berkantung) dari genus Didelphys dan Macropus
b. Plasenta korio-alantois
Tipe plasenta ini berasal dari unsur embrio yaitu selaput korion dan selaput alantois
yang berbatasan. Mesoderm alantois membentuk pembuluh darah pada villi korion
dan pada tali pusat → eutheria (golongan mamalia yang memiliki plasenta sejati,
termasuk manusia dan sebagian besar mamalia lainnya) serta marsupialia dari genus
Parameles dan Dasyurus.
Berdasarkan daerah perlekatan dengan endometrium:
a. Difusa
Vili korion halus, menyebar merata, perlekatan dengan endometrium di seluruh
korion → Kuda dan babi
b. Kotiledonaria
Vili korion berkelompok (kotiledon), Kotiledon akan berlekatan dengan karunkula
endometrium (PLACENTOM) → Ruminansia
c. Zonaria
Pengelompokan Vili Korion terdapat pada sepertiga tengah korion seperti
pita/handuk yang menyelubungi permukaan korion → Karnivora
d. Diskoidal
Vili Korion membentuk cakram (disk) dimana perlekatan korion dengan
endometrium pada daerah ini → manusia dan rodensia
44. Penulisan resep
Pembahasan:
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
45. Di sebuah kandang terdapat beberapa sapi. Peternak akan melakukan penyerentakan
birahi untuk meningkatkan efisiensi dari sapi yang dipeliharanya. Sapi tersebut akan
diberikan terapi hormon berupa....
Pembahasan:
Sinkronisasi estrus merupakan usaha untuk menyeragamkan terjadinya gejala
estrus dan ovulasi pada ternak dengan memanipulasi organ reproduksi betina
menggunakan preparat hormon. Prinsip sinkronisasi estrus adalah memerpanjang atau
memerpendek masa hidup corpus luteum (CL) atau fase luteal (Hafez & Hafez, 2000).
Beberapa pendekatan atau metode sinkornisasi estrus yaitu dengan:
a. Memerpendek fase luteal biasanya menggunakan sediaan hormon
prostaglandin (PGF2) dengan melisiskan CL sehingga estrus kembali
terjadi
b. Memperpanjang fase luteal yaitu dengan sedian hormon progesteron
c. Modifikasi Dengan Hormon GnRH dan Gonadotropin M

Selain itu dapat pula dilakukan pemberian PG-600. PG-600 merupakan


kombinasi Pregnant Serum Gonadotropin (PMSG) dan Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel,
mengendalikan ovulasi dan pembentukan korpus luteum (Mege et al., 2006)
HORMON PGF2 ALPHA
Penggunaan hormon PGF2 alpha bisa dilakukan pada gertak birahi maupun
sinkronisasi birahi.  Gertak birahi dilakukan satu kali penyuntikan hormon PGF2 alpha.
Penyuntikan PGF2 alpha bertujuan untuk regresi corpus luteum yang mengakibatkan
terjadinya birahi. Sebelum melakukan penyuntikan hormon PGF2 alpha terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan status reproduksi.  Jika pada ovarium terdapat corpus luteum
maka dilakukan penyuntikan PGF2 alpha. Kemudian setelah tiga hari penyuntikan
hormon PGF2 alpha maka dilakukan Inseminasi Buatan (IB).
Pelaksanaan sinkronisasi estrus menggunakan PGF2 alpha, terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan status reproduksi ternak.  Pemeriksaan status reproduksi hanya
menentukan alat reproduksi normal dan tidak bunting, tidak melihat apakah pada
ovarium terdapat corpus luteum atau folikel. Setelah dilakukan pemeriksaan reproduksi
dan hasilnya alat reproduksi ternak normal dan tidak bunting maka langsung dilakukan
penyuntikan hormon PGF2 alpha. Setelah 11 hari penyuntikan hormon  PGF2 alpa
yang pertama kemudian dilakukan penyuntikan hormon PGF2 alpha yang kedua.  Tiga
hari setelah penyuntikan hormon PGF2 alpha yang kedua maka dilakukan Inseminasi
Buatan (IB). Sinkronisasi estrus dengan penyuntikan dua kali hormon PGF2 alpha
bertujuan agar ternak dapat di IB dalam waktu yang bersamaan sehingga diharapkan
kelahiran anak juga dalam waktu yang hampir bersamaan.
HORMON PGF2 ALPHA DAN GNRH
Penyuntikan PGF2 alpha dengan GnRH terdiri dari dua metode
yaitu Cosynch  dan Ovsynch.  Metode ini dilakukan dengan mengkombinasikan
penggunaan hormon PGF2 alpha dengan gonadotropin releasing hormon (GnRH). 
a. Metode Cosynch 
Metode sinkronisasi estrus dengan menggunakan dua jenis hormon yaitu PGF2
alpha dan GnRH. Pelaksanaan Metode Cosynch terlebih dahulu memeriksa status
reproduksi ternak sapi/kerbau, jika status reproduksi normal dan tidak bunting maka
dilakukan penyuntikan GnRH. Penyuntikan GnRH ini bertujuan untuk menginduksi
ovulasi folikel dan menumbuhkan folikel baru.  Kemudian setelah hari ke tujuh
dilakukan penyuntikan PGF2 alpha, Pemberian PGF2 alpha bertujuan menurunkan
konsentrasi progesteron sehingga terjadi regresi corpus luteum.  Setelah dua hari
penyuntikan PGF2 alpha dilakukan lagi Penyuntikan GnRH dan langsung diakukan
Iseminasi Buatan (IB). Penyuntikan GnRH kedua berfungsi menginduksi ovulasi
pada folikel dominan yang dibentuk hasil injeksi GnRH pertama.
b. Metode ovsync 
Hampir sama dengan metode cosynch perbedaannya pada waktu pelaksanaan
inseminasi buatan.  Metode ovsynch, pelaksanaan inseminasi buatan dilakukan
setelah 12-16 jam penyuntikan GnRH yang kedua (Pursley et al, 1997).  Kombinasi
hormon  PGF2 alpha dengan GnRH (metode Cosynch dan Ovsynch) diharapkan
dapat menjamin terjadinya ovulasi lebih banyak dibandingkan dengan hanya
menggunakan hormon PGF2 alpha.  Sinkronisasi dengan metode ini menyebabkan
muculnya folikel pada ovarium, terjadinya regresi corpus luteum dan terjadinya
ovulasi sehingga meningkatnya jumlah kebuntingan.

PROGESTERON
Progesteron mencakup dua bentuk termasuk:
a. Melengesterol asetat (MGA)
Melengestrol acetate (MGA) adalah aditif pakan progestin aktif secara oral.
Ketika dikonsumsi oleh sapi dara setiap hari pada dosis yang dianjurkan, MGA
menekan ekspresi estrus dan menghambat ovulasi. Meskipun digunakan secara
efektif di antara sapi dewasa dalam penelitian yang dipublikasikan, MGA hanya
diberi label yang disetujui untuk digunakan pada sapi dara, baik untuk
sinkronisasi estrus dari sapi dara pengganti atau untuk menekan estrus dan
meningkatkan tingkat keuntungan pada sapi dara feedlot.
Dalam sinkronisasi estrus, MGA biasanya diumpankan ke sapi dara selama
periode prasinkronisasi protokol (misalnya, untuk jangka waktu 14 hari).
Heifers akan menunjukkan estrus mulai 2 sampai 3 hari setelah MGA ditarik
dari pakan, dengan onset estrus terjadi di grou selama 6 sampai 7 hari. Sapi dara
tidak boleh menerima AI atau diekspos untuk layanan alami selama estrus
subfertil awal ini setelah prasinkronisasi. Sebaliknya, pengenalan AI atau
banteng harus terjadi pada estrus berikutnya.
b. CIDR
CIDR adalah produk sinkronisasi estrus yang diproduksi oleh Zoetis. Ini adalah
insert intravaginal berbentuk T yang dilapisi silikon. Versi AS yang dipasarkan
untuk daging sapi dan sapi perah mengandung 1,38 gram progesteron.
Progesteron adalah hormon steroid yang dibuat secara alami selama fase luteal
dari siklus estrus, serta selama kehamilan. Progesteron dalam CIDR diserap
melalui dinding vagina dan akhirnya masuk ke aliran darah.
Dalam sistem sinkronisasi estrus, CIDR dapat digunakan karena berbagai
alasan. Pada sapi betina atau sapi siklis, CIDR menghambat estrus dan ovulasi
untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari jadwal pengobatan. Pada sapi
dara peripubertal atau sapi anestrus, pengobatan dengan CIDR membantu
menginduksi siklus estrus yang normal.
c. Spons (ruminansia kecil)
Spons intra vagina mengandung hormon progesteron. Dosisnya berbeda-beda
sesuai dengan perusahaan atau jenis progesteron yang digunakan

46. Di sebuah peternakan ayam layer, seorang peternak memberikan lampu untuk kandang
ayam layer. Fungsi penerangan pada ayam tersebut adalah....
Pembahasan:
Sistem pencahayaan yang dipergunakan pada unggas, terutama untuk
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan. Cahaya tidak hanya sebagai sumber
penerangan, tetapi juga berperan pada respons reproduksi dan produksi unggas.
Secara umum, cahaya yang berasal dari alam maupun cahaya buatan (artifisial)
memiliki tiga aspek penting yang berbeda serta dapat mempengaruhi kehidupan
unggas, yakni intensitas (iluminasi), panjang gelombang (warna cahaya), dan durasi
pencahayaan (fotoperiode atau light schedule) (Andrew dan Zimmermann, 1990; Lewis
dan Morris, 1998). Ketiga aspek cahaya tersebut terlibat secara langsung dalam tingkah
laku, kenyamanan (welfare), kecepatan metabolisme, aktifitas harian, dan aktifitas
fisiologis unggas, seperti pertumbuhan dan status reproduksi.
Adanya pencahayaan, baik berasal dari cahaya alami (sinar matahari) maupun
buatan (lampu) akan menstimulasi hipotalamus yang kemudian diteruskan ke kelenjar-
kelenjar tubuh, seperti hipofisa, tiroid dan paratiroid untuk mensekresikan
(menghasilkan) hormon. Kelenjar hipofisa akan mensekresikan folicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon FSH berfungsi
perkembangan folikel dan mematangkan folikel/sel telur pada indung telur
(ovarium), sedangkan hormon LH berfungsi menggertak proses ovulasi (pelepasan
sel telur dari ovarium ke oviduk/saluran telur). Kedua hormon inilah yang sangat
berperan penting bagi pembentukan sebutir telur.
Adanya rangsangan cahaya juga akan menstimulasi kelenjar tiroid
mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur kecepatan metabolisme tubuh
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan. Selain kelenjar hipofisa dan tiroid, kelenjar
paratiroid juga terstimulasi oleh adanya cahaya untuk mensekresikan hormon
paratiroksin yang berperan mengatur kadar kalsium (Ca) dan fosfor (P) dalam darah.

PERAN CAHAYA PADA PERTUMBUHAN UNGGAS


Cahaya yang diterima oleh fotoreseptor, baik melalui jalur retina maupun
ekstra-retina menjadi stimulan positif bagi hipotalamus. Hipotalamus akan
mensekresikan faktor pelepas (releasing factor), seperti growth hormone releasing
factor (GHRF) maupun tiroid realising factor (TRF). Releasing factor kemudian
menstimulasi hipofisis anterior untuk mensintesis dan mensekresikan growth hormon
(GH) ataupun tiroid stimulating hormone (TSH). Hormon pertumbuhan (GH)
merangsang pertumbuhan selsel tulang dan otot, serta metabolisme lipid dan
protein. Sementara itu, TSH menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresikan
hormon tiroksin. Hormon tiroksin dapat mempengaruhi berbagai enzim yang
terlibat dalam metabolisme, meningkatkan aktivitas metabolisme, memacu
penggunaan oksigen, dan meningkatkan persediaan energi. Hormon tiroksin juga
berdampak pada peningkatan pertumbuhan.

PERAN CAHAYA PADA REPRODUKSI UNGGAS


Fungsi reproduksi unggas merupakan hasil kerja sama sistem neuroendokrin
yang diregulasi oleh aksis hipotalamus, hipofisis, dan jaringan ovari itu sendiri.
Hipotalamus memiliki tiga area yang berperan dalam fungsi normal reproduksi, yaitu
kompleks nukleus infundibular yang mengandung sel-sel fotoreseptor hipotalamus, area
preoptik berisi sel-sel yang memproduksi gonadotropin releasing hormone (GnRH),
dan area supraoptik sebagai tempat sekresi GnRH terinduksi progesteron. GnRH
ditranspor ke dalam hipofisis anterior lewat sistem sirkulasi portal hipofisis yang
menghubungkan antara hipotalamus dan kelenjar hipofisis. Kehadiran GnRH dalam
hipofisis anterior akan menstimulusi pelepasan luitenizing hormone (LH) dan
follicle stimulating hormone (FSH) (Etches, 2000). Cahaya merupakan salah satu
faktor eksternal yang dapat menstimulasi hipotalamus untuk mensintesis dan
mensekresikan GnRH (Gambar 1), baik melalui jalur retinohipotalamus maupun
penetrasi langsung pada tulang kranial dan jaringan otak (Lewis dan Morris, 2006).
Hipotalamus memiliki peran penting di dalam regulasi sekresi LH melalui umpan balik
positif terkait dengan produksi progesteron dari folikel ovari yang berukuran paling
besar (F1) pada folikel hierarki
Sekresi FSH secara normal dapat dirangsang oleh periode pencahayaan (Etches, 2000;
Squires, 2003; Lewis dan Morris, 2006). Perkembangan folikel akan menginisiasi
sekresi estrogen pada sel-sel teka eksternal dan progesteron oleh sel-sel granulosa.
Folikel prehierarki yang sedang tumbuh mensekresi estrogen dalam konsentrasi rendah.
Seiring dengan perkembangan folikel prehierarki menjadi folikel hierarki, estrogen
yang disekresi semakin meningkat. Estrogen memiliki pengaruh meningkatkan kadar
kalsium, protein, lemak, vitamin, dan substansi lainnya dalam darah yang diperlukan
untuk pembentukan telur. Pertambahan ukuran folikel pada folikel hierarki, terutama
posisi F1 akan menurunkan sekresi estrogen dan meningkatkan sintesis progesteron.
Progesteron disintesis oleh folikel preovulasi yang pada gilirannya dapat memacu
hipofisis anterior untuk mensekresi LH. Jadi, progesteron yang disekresikan ke dalam
darah merupakan umpan balik positif bagi sekresi LH dari hipofisis anterior. Kehadiran
LH menyebabkan terjadinya ovulasi, yaitu pelepasan kuning telur (yolk) yang sudah
matang dari ovarium ke dalam infundibulum.
Masak kelamin pada unggas betina ditandai dengan proses ovulasi pertama kali
(Etches, 2000; Squires, 2003).
47. Kucing yang menderita cystitis akan dilakukan tindakan operasi. Tindakan penjahitan
VU menggunakan pola jahitan berupa......
Pembahasan:
Cystotomy adalah operasi membuka VU. Cystotomy dilakukan terutama untuk
mengeluarkan kalkuli yang ada pada VU, tumor akibat kecelakaan atau tertusuk oleh
benda runcing dan untuk tujuan biopsi. Sebelum dilakukan cystotomy perlu evaluasi
kondisi umum pasien dan adanya tanda-tanda uremia, oleh karena itu terapi cairan
sangat perlu diberikan untuk menunjang status pasien.
Teknik Operasi
Hewan disiapkan secara aseptik untuk pembedahan dengan pendekatan insisi
pada garis median posterior abdomen. Setelah hewan teranestesi, hewan dibaringkan
dengan posisi rebah dorsal dan selanjutnya dipasangi kain penutup operasi (drap). Insisi
dilakukan pada garis median posterior abdomen berturut-turut insisi pada kulit, jaringan
subkutan, linea albba. Tepi linea alba kiri dan kanan dijepit dengan Allis forceps dan
sedikit diangkat ke atas untuk memudahkan identifikasi kantong kemih (VU). VU
diangkat ke permukaan dan direfleksikan ke caudal sehingga yang diinsisi nantinya
adalah permukaan bagian dorsa dari VU. Pasang jahitan stay suture pada kedua sisi
lateral dari VU untuk memudahkan insisi pada VU. Apabila VU penuh berisi urin perlu
dilakukan aspirasi urin agar tidak tumpah ke dalam rongga abdomen. Insisi VU
dilakukan pada daerah avascularisasi. Setelah VU dibuka, selanjutnya dilakukan sesuai
dengan tujuan operasinya.
Bilamana ada kalkuli lakukan pengeluaran kalkuli seluruhnya. Katerisasi perlu
dilakukan dari urethra untuk mendorong kalkuli masuk ke dalam VU. Bilas VU sampai
bersih dengan menggunakan NaCl fisiologis. Bila akibat trauma pada VU perlu dibuat
luka baru pada VU sebelum dilakukan penjahitan. Penutupan pada VU dilakukan
dengan dua lapis jahitan yaitu Simple Continue suture dan dibantu dengan jahitan
Lambert Continue Suture menggunakan benang chromic catgut 3-0. Dinding abdomen
ditutup berturut-turut dari linea alba dengan benang vicryl 2-0 dengan pola Simple
interrupted suture, jaringan subkutan dijahit dengan pola Simple continue suture
menggunakan benang plain catgut 3-0 atau 2-0 dan kulit luar dengan benang non-
absorbable Simple interrupted suture.
Macam-macam pola penjahitan adalah digunakan untuk penutupan luka
sistotomi. Penjahitan dapat dilakukan dalam satu lapisan, yang mungkin termasuk pola
jahitan kontinu sederhana (Stephenet al., 2009) dan pola jahitan terputus
sederhana (Mehl et al., 2005) atau mungkin dalam lapisan ganda yang mungkin
termasuk pola jahitan lanjutan sederhana yang diikuti. dengan pola jahitan cushing
(Stone et al., 1996), pola jahitan terus menerus cushing (SCC) diikuti oleh jahitan
lembert (Beard, 2004) dan jahitan cushing diikuti oleh jahitan lembert (Radasch et al.,
1990). Penutupan dua lapisan paling sering direkomendasikan untuk penutupan
kandung kemih pada anjing dan ada gagasan yang berlaku bahwa lapisan pembalik
akhir (Lambert suture) sangat penting untuk mencapai segel kedap air (Abbas et al.,
2011), teknik penutupan aposisi satu lapis direkomendasikan untuk sistotomi penutupan
(Waldron, 2003). Namun, penutupan tiga lapis dapat ditambahkan pada kasus
perdarahan yang berlebihan dari mukosa kandung kemih (Jens dan Bjorling, 2001).
48. Tempat yang bagus agar tidak terserang FIV
Pembahasan:
FIV adalah retrovirus, genus lentivirus closley yang terkait dengan HIV. Kebanyakan
kucing rentan terhadap FIV, tetapi manusia tidak. Virus kehilangan infektivitas dengan
cepat di luar inang dan rentan terhadap semua disinfektan
INFEKSI
Feline immunodeficiensy virus ditularkan melalui gigitan. Risiko penularannya rendah
pada rumah dengan kucing yang beradaptasi dengan baik secara sosial. Penularan
dari induk ke anak kucing dapat terjadi, terutama jika induk sedang mengalami infeksi
akut. Kucing dengan FIV terus-menerus terinfeksi terlepas dari kemampuannya untuk
memasang antibodi dan respons imun yang dimediasi sel
TANDA KLINIS
Kucing yang terinfeksi umumnya tetap bebas dari gejala klinis selama beberapa tahun,
dan beberapa kucing tidak pernah mengembangkan penyakit, tergantung pada isolat
yang menginfeksi. Sebagian besar gejala klinis merupakan akibat dari defisiensi imun
dan infeksi sekunder. Manifestasi khasnya adalah gingivostomatitis kronis, rinitis
kronis, limfadenopati, penurunan berat badan, dan glomerulonefritis yang dimediasi
imun.
DIAGNOSA
Hasil ELISA yang positif dalam praktik yang diperoleh pada populasi dengan
prevalensi rendah atau risiko rendah harus selalu dikonfirmasi oleh laboratorium.
Western blot adalah uji laboratorium standar emas untuk serologi FIV. Uji berbasis
PCR bervariasi dalam kinerja
MANAJEMEN PENYAKIT
Kucing tidak boleh di-eutanasia hanya berdasarkan hasil tes positif FIV. Kucing yang
terinfeksi FIV dapat hidup selama kucing yang tidak terinfeksi, dengan penanganan
yang tepat. Kucing yang terinfeksi FIV tanpa gejala harus dikebiri untuk menghindari
pertempuran dan penularan virus. Kucing yang terinfeksi harus menerima pemeriksaan
kesehatan hewan secara teratur. Mereka dapat ditempatkan di bangsal yang sama
dengan pasien lain, tetapi harus disimpan di kandang individu.
Rumah dengan banyak kucing
Risiko penularan FIV rendah pada rumah dengan kucing yang beradaptasi dengan baik
secara sosial. Jika satu kucing didiagnosis terinfeksi FIV, semua kucing di rumah itu
harus diuji. Virus ditularkan terutama selama menggigit dan berkelahi, dan jika tidak
ada agresi yang terjadi karena stabilitas struktur sosial dan teritorial, kemungkinan
penularannya rendah.
Jika penyakit menular lainnya menyebar di komunitas multi-kucing, risiko penularan
FIV mungkin juga lebih tinggi. Dalam situasi itu, isolasi kucing seropositif harus
dipertimbangkan.
Tempat penampungan
Feline immunodeficiency virus merupakan pertimbangan penting di tempat
penampungan karena prevalensi infeksi sangat tinggi pada populasi dengan latar
belakang liar dan pada kucing jantan. Prevalensinya mungkin lebih rendah pada kucing
bekas yang baru saja dilepaskan, dibandingkan dengan kucing liar yang dilindungi.
49. Dampak ekonomi brucellosis......
Pembahasan:
Etiologi: Brucellosis disebabkan oleh Brucella, Gram-negatif, aerobik, dan fakultatif
intraseluler coccobacillus. Klasifikasi biasanya didasarkan pada perbedaan antara
patogenisitas dan keberpihakan inang. B. abortus dan B. melitensis adalah bakteri kunci
Brucellosis sapi, sedangkan B. abortus, B. melitensis, B. suis, dan B. canis dikenal
karena infektivitasnya pada manusia. Studi juga melaporkan infeksi B. melitensis pada
domba dan kambing.
Kerugian langsung pada sistem produksi peternakan yang diakibatkan oleh
adanya brucellosis antara lain penurunan produksi susu pada sapi perah,
penurunan bobot badan pada sapi potong dan kerbau, adanya mortalitas
perinatal, penurunan harga ternak, kluron atau abortus, dan infertilitas

50. Kucing dengan tanda klinis terdapat cincin di abdomen disebut....


Pembahasan:
Terdapat beberapa kriteria, sehingga suatu penonjolan dapat dikatakan dengan hernia:
Berdasarkan penampakannya, hernia sejati bila terdapat penonjolan hernia tampak dari
luar dan memenuhi beberapa kriteria, seperti adanya
a. lubang (cincin),
b. kantung, dan
c. isi hernia (organ visceral/abdomen).

Berdasarkan letak anatomisnya:

a. Hernia abdominalis (hernia ventralis, paracostral, umbilikalis, dan


inguinalis),
b. hernia diafragmatika,
c. hernia perianalis,
d. hernia scrotalis, dan
e. hernia lumbalis.

51. Istilah hernia yang tidak bisa dikembalikan....


Pembahasan:
Hernia berdasarkan kemungkinan reposisinya dapat dibedakan atas dua, yaitu:
1) Hernia reducible bila isi hernia dapat direposisi ke tempat asal
2) Hernia irreducible bila isi hernia tidak dapat direposisi yang terbagi atas
a. Hernia incarcerate (isi besar cincin sempit),
b. Hernia strangulate (isi hernia terjepit pada cincin hernia, dan
c. Hernia adesi (isi hernia yang kekurangan suplai darah)

52. Apa yang dilakukan jika penyakit tiba-tiba muncul di suatu daerah. Langkah yang
dilakukan pemerintah adalah......
Pembahasan:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2014 Tentang
Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Hewan, pemberantasan penyakit hewan
menular dilakukan dengan cara:
a. Penutupan Wilayah;
b. Pembatasan lalu lintas Hewan rentan, produk Hewan, dan media pembawa
Penyakit Hewan lainnya yang berisiko tinggi;
c. Pengebalan Hewan;
d. Pengisolasian Hewan sakit atau terduga sakit;
e. Penanganan Hewan sakit;
f. Pemusnahan bangkai Hewan;
g. Pengeradikasian Penyakit Hewan; dan
h. Pendepopulasian Hewan
Pasal 56 (1) Pembatasan lalu lintas Hewan rentan, produk Hewan, dan media pembawa
Penyakit Hewan lainnya yang berisiko tinggi ke dan dari daerah Wabah dilakukan
melalui tindakan pelarangan terhadap seluruh lalu lintas Hewan rentan terhadap
Penyakit Hewan, produk Hewan, dan media pembawa Penyakit Hewan lainnya
yang berisiko tinggi menyebarkan Penyakit Hewan

53. Seekor anjing digigit anjing lainya dan dilakukan tindakan karantina untuk mengamati
tanda klinis yang muncul pada anjing tersebut. Anjing tidak menunjukkan gejala rabies.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah....
Pembahasan:
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem
syaraf pusat (otak dan tulang belakang). Penularan pada umumnya melalui gigitan atau
cakaran dari hewan rabies. Manusia yang terinfeksi rabies hampir selalu berakhir
dengan kematian.
Agen penyebab rabies adalah virus dari genus lyssa virus dan termasuk ke
dalam family Rhabdoviridae. Virus ini bersifat neurotropic, berbentuk menyerupai
peluru dengan panjang 130 – 300 nm dan diameter 70 nm. Virus ini terdiri dari inti
RNA (Ribo Nucleic Acid) rantai tunggal diselubungi lipoprotein. Pada selubung luar
terdapat tonjolan yang terdiri dari glikoprotein G yang berperan penting dalam
timbulnya imunitas oleh induksi vaksin dan penting dalam identifikasi serologi dari
virus rabies. Virus rabies dapat bertahan pada pemanasan dalam beberapa waktu lama.
Dalam keadaan kering beku dengan penyimpanan pada suhu 40 C virus dapat bertahan
selama bertahun-tahun, hal inilah yang menjadi dasar kenapa vaksin anti rabies harus
disimpan pada suhu 20 – 80 C. Pada dasarnya semakin rendah suhunya semakin lama
virus dapat bertahan.
Untuk rabies biasanya tidak dilakukan pemeriksaan pada manusia yang
tergigit. Namun pemeriksaan laboratorium dilakukan pada hewan yang
menggigit Anda. Pemeriksaan yang dilakukan bisa berupa pemeriksaan
histopatologi pada jaringan otak hewan (karena virus ini menyerang otak dan saraf)
atau mendeteksi virus dengan pemeriksaan darah seperti FAT, Immunoperoxide , VN
dan FAVN. Masa inkubasi rabies adalah berkisar 2-3 minggu pada manusia
tergantung dari besar/dalam luka gigitan, dekat atau tidak luka gigitan ke daerah
otak. Untuk mengenali ada tidaknya virus rabies pertama kali biasanya kita
mengobservasi anjing yang menggigit Anda. Jika dalam 10-14 hari tidak ada gejala
rabies atau kematian yang disebabkan rabies pada anjing maka dinyatakan bahwa
anjing tersebut tidak memiliki virus rabies dan otomatis tidak menularkan virus
rabies pada Anda.
Gejala rabies pada hewan adalah :
a. Sangat agresif
b. Suka bersembunyi di tempat gelap
c. Ekor turun di belakang kedua kaki
d. Liur sangat banyak
e. Takut akan air dan cahaya

Sementara gejala rabies pada manusia adalah :


a. Perubahan pola sikap
b. Depresi
c. Takut air dan cahaya
d. Tidak bisa makan
e. Kejang
f.Agresif, gelisah.
Penanganan rabies perlu dilakukan segera tanpa menunggu hasil laboratorium,
jika Anda mencurigai bahwa anjing yang menggigit  Anda terkena rabies maka
pemberian serum anti rabies sesegera mungkin dan vaksin rabies harus segera
dilakukan pada hari ke 0, ke 7 dan ke 14 pasca pengigitan. Menunggu gejala rabies
muncul baru memberikan pengobatan akan sangat terlambat untuk mengobati rabies
dan biasanya bersifat fatal. Penanganan pertama yang bisa Anda lakukan adalah :
a. Mencuci bekas gigitan dengan air sabun dan cairan antiseptik di bawah air
mengalir.
b. Segera bawa ke dokter / RS untuk pemeriksaan lanjutan dan pemberian serum dan
vaksin rabies.

54. Uji untuk deteksi parvo.....


Pembahasan:
Canine parvovirus (CPV) adalah virus yang sangat infeksius dan mematikan
pada anjing muda. Infeksi CPV menyebabkan diare berdarah pada anak anjing. Canine
parvovirus merupakan bagian dari famili Parvoviridae dan genus Parvovirus,
merupakan virus DNA beruntai tunggal yang tidak beramplop. Virus CPV terutama
menyerang anak anjing umur di bawah enam bulan.
Akhir-akhir ini teknik polymerase chain reaction (PCR) telah diterapkan untuk
mendeteksi CPV pada feses, dan ternyata metoda ini merupakan uji yang spesifik, dan
kadang-kadang lebih sensitif dibanding isolasi virus. Bahkan uji PCR telah digunakan
untuk karakterisasi isolat virus. Meskipun demikian uji ELISA merupakan uji yang
paling banyak digunakan untuk mendeteksi CPV pada feses karena selain uji
tersebut sensitif, spesifik cepat, juga dapat diterapkan di lapangan terutama di klinik
dokter hewan praktek yang tidak memiliki fasilitas lengkap
55. Transfer embrio yang dimasukkan ke resipien, dapat dilakukan pada.....
Pembahasan:
Embrio adalah hasil pembuahan spermatozoa dan sel telur yang terjadi secara
alami maupun buatan (in vivo maupun in vitro) yang dipanen (flushing) pada umur 7
hari dan bisa ditransferkan ke induk sapi lainnya (resipien).
a. Proses Produksi Embrio
IN VITRO : Proses produksi embrio berlangsung di luar tubuh sapi
(laboratorium) dengan tahapan-tahapan tertentu.
IN VIVO : Proses produksi embrio berlangsung di dalam tubuh sapi
dengan memberi perlakuan tertentu (hormonal) pada sapi donor tersebut.
b. Persiapan Transfer Embrio
a) Seleksi calon resipien, berkaitan dengan performance, kesehatan
b) Lakukan pengamatan berahi selama 2 siklus (normal), catat tanggal dan
intesitas berahinya, tanpa dilakukan IB (Berahi = hari - 1).
c) Dapat juga dilakukan sinkronisasi berahi
d) Pemeriksaan keberadaan CL fungsional pada hari ke 6-8 setelah terlihat
tanda birahi
e) Calon resipien penerima TE dihindarkan dari faktor stress
c. Aplikasi Transfer Embrio
a) Persiapan bahan dan alat (Embrio, gun TE, sheat TE, gloves, gunting, tissue,
tali tambang, syringe, needle 18G, kapas alkohol, pinset, Lidocaine, air
hangat,sheet TE, alat tulis)
b) Fiksasi resipien yang akan di TE
c) Lakukan anastesi epidural
d) Lakukan thawing embrio
e) Masukkan straw embrio pada gun TE kemudian masukkan gun TE ke dalam
sheet TE yang telah dilengkapi dengan outer sheat
f) Bersihkan vulva dengan air, kemudian lap dengan dengan tissue dan kapas
beralkohol
g) Buka vagina dengan jari dan masukkan gun TE kedalam alat reproduksi betina
sampai ujung gun mencapai 1 /3 bagian apex cornua kanan atau kiri. Pastikan
prosedur ini dilaksanakan dengan hati-hati untuk meminimalisasi iritasi
dinding uterus/cornua yang disebabkan oleh ujung gun TE.
h) Lakukan transfer embrio pada cornua yang ipsilateral dengan CL.
Aplikasi transfer embrio harus dilakukan secara aseptis untuk menghindari adanya
kontaminasi.
56. Instansi yang mengatur keluar masuk hewan adalah....
Pembahasan:
Instalasi Karantina Hewan adalah tempat bagi petugas karantina hewan
melakukan tindakan karantina hewan, menurut Permentan 70 tahun 2015 IKH wajib
dimiliki bagi setiap pengguna jasa yang akan membawa hewan dan produk hewan
(karkas dan daging, semen/ova, sarang walet,kulit mentah/garaman/pickel, bahan baku
pakan asal hewan (MBM,PPM, HFM), dan telur tetas). Berikut ini adalah alur tata cara
permohonan penetapan Instalasi Karantina Hewan.

PERSYARATAN DAN PROSEDUR KARANTINA HEWAN


PERSYARATAN ANTAR AREA (DOMESTIK MASUK)
1) Dilengkapi Serifikat Kesehatan (Health Certificate) yang diterbitkan oleh
Dokter Hewan Karantina dari tempat pengeluaran.
2) Surat Rekomendasi Teknis Pemasukan bagi Media Pembawa yang tergolong
hewan ternak dan produk hewan, yang diterbitkan oleh Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan.
3) Surat Izin Pemasukan Hewan/Produk Hewan yang diterbitkan oleh Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
4) Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATSDN) bagi media
pembawa yang tergolong hewan liar yang diterbitkan oleh Balai Konservasi
Sumberdaya Alam (BKSDA).
5) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina ditempat pemasukan
untuk keperluan tindakan karantina.
PERSYARATAN ANTAR AREA (DOMESTIK KELUAR)
1) Dilengkapi Serifikat Kesehatan (Health Certificate) yang diterbitkan oleh
Dokter Hewan Karantina ditempat pengeluaran.
2) Surat Rekomendasi Teknis Pengeluaran bagi Media Pembawa yang tergolong
hewan ternak dan produk hewan, yang diterbitkan oleh Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan.
3) Surat Keterangan Kesehatan Asal Hewan (SKKH)/ Surat Keterangan Sanitasi
Produk Hewan yang diterbitkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
atau Dinas yang menangani Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota.
4) Surat Izin Pengeluaran Hewan/Produk Hewan yang diterbitkan oleh Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu.
5) Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Dalam Negeri (SATSDN) bagi media
pembawa yang tergolong hewan liar yang diterbitkan oleh Balai Konservasi
Sumberdaya Alam (BKSDA).
6) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina ditempat pengeluaran
untuk keperluan tindakan karantina.
PROSEDUR LALU LINTAS MEDIA PEMBAWA (HEWAN/PRODUK
HEWAN)
Pemilik/Kuasanya melaporkan rencana realisasi pemasukan/pengeluaran
Hewan kepada Petugas Karantina Hewan di Pelabuhan Udara/Laut dengan
mengajukan Permohonan Pemeriksaan Karantina (PPK/PPK Online) paling
lambat 2 (dua) hari sebelum pemasukan atau pengeluaran, serta membawa
kelengkapan persyaratan yang ditetapkan untuk impor/ekspor/antar area
(domestik masuk/keluar). Khusus bagi Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan
Asal Hewan (HBAH) dan benda lain disampaikan paling singkat 1 (satu) hari
sebelum pemasukan atau pengeluaran, sedangkan bagi media pembawa dan benda
lain yang dibawa oleh penumpang (tentengan), jangka waktu penyampaian
laporannya dapat dilakukan pada saat pemasukan/kedatangan.
Hewan dan produk hewan yang akan dilalulintaskan diserahkan kepada
petugas karantina untuk keperluan tindakan karantina sesuai dengan peraturan
perundangan karantina yang berlaku.

57. Sapi yang rebah setelah partus mengalami....


Pembahasan:
58. Anjing yang mengalami riketsia disebabkan karena kekurangan....
Pembahasan:
Kelainan pertulangan akibat ketidakseimbangan mineral atau defisiensi mineral
yaitu rickets, osteomalasia, osteogenesis imperfecta, dan osteoporosis. Rickets dan
osteomalasia merupakan kelainan pada tulang dengan ciri yang sama yaitu defisiensi
mineral Ca, P dan vitamin D letak perbedaan hanya pada usia. Rachitis merupakan
kelainan di mana terjadi kegagalan bakal sel tulang (osteoid) untuk termineralisasi.
Penyebab utama terjadinya gangguan pada sistem pertulangan adalah
kandungan mineral kalsium minim pada pakan namun ada juga beberapa kasus yang
terjadi akibat penyerapan kalsium oleh tulang sendiri yang bermasalah. Kondisi
kalsium biasanya sebanding dengan level vitamin D dalam tubuh. Vitamin D
didapatkan melalui pakan atau dengan paparan sinar matahari. Anjing dengan tipe ras
besar ataupun keturunannya sangat kemungkinan mengalami gangguan pada sistem
pertulangan (Gruenberg, 2013). Kekurangan vitamin D atau defisiensi Ca pada pakan
mengakibatkan kemungkinan terjadinya hipokalsemia sehingga terjadi mobilisasi Ca
dari tulang sehingga Ca dan P tidak seimbang dan mengakibatkan gangguan
metabolisme tulang serta mineralisasi yang membuat tulang menjadi keropos dan
lemah (Lopez, 2007).

59. Penentuan kebuntingan awal sapi....


Pembahasan:
Kebuntingan pada sapi dapat didiagnosa melalui palpasi rectal dan penentuan
kadar progesterone dalam serum darah. Darah dapat diambil pada hari 21 sampai 24
sesudah IB untuk diperiksa di laboratorium dengan metode radioimmunoassay (RIA)
atau metode ELISA.
PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN
Berhentinya gejala-gejala birahi sesudah IB sudah bisa menandakan adanya
kebuntingan, akan tetapi tidak berarti bahwa seratus persen akan terjadi kebuntingan.
Peternak mungkin lalai atau tidak memperhatikan gejala birahi walaupun tidak terjadi
kebuntingan. Kematian embrio dini atau abortus mungkin saja dapat terjadi. Perubahan-
perubahan patologis dapat terjadi didalam uterus seperti myometra, sista ovarium bisa
menyebabkan kegagalan birahi. Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara
perdarahan setelah IB dengan konsepsi.
Kelenjar susu pada sapi dara berkembang dan membesar mulai kebuntingan 4
bulan. Pada sapi yang pernah beranak/ sering beranak pembesaran ambing terjadi pada
1 sampai 4 minggu menjelang kelahiran. Ternak betina bertambah tenang, lamban dan
hati-hati dalam pergerakannya sesuia dengan bertambahnya umur kebuntingan. Pada
minggu terakhir kebuntingan ada kecenderungan pertambahan berat badan. Pada akhir
kebuntingan ligamentum pelvis mengendur, terlihat legokan pada pangkal tulang ekor,
oedema dan relaksasi vulva.
Pada umur kebuntingan 6 bulan keatas gerakan fetus dapat dipantulkan dari
dinding luar perut. Fetus teraba sebagai benda padat dan besar yang tergantung berayun
didalam struktur lunak perut (abdomen).
Indikasi yang pasti tentang adanya kebuntingan pada ternak sapi dan kerbau
melalui pemeriksaan per-rektal adalah:
1) Palpasi secar halus dan sangat hati-hati terhadap kantong amnion pada
kebuntingan muda, 35 sampai 50 hari
2) Palpasi cornu uteri yang membesar berisi cairan plasenta dari hari ke 30 sampai
ke 90 periode kebuntingan
3) Selip selaput fetal, allantochorion, pada penjepitan secara luwes terhadap uterus
diantara ibu jari dan jari telunjuk pada kebuntingan muda, 40 sampai 90 hari
4) Perabaan dan pemantulan kembali fetus didalam uterus yang membesar yang
berisi selaput fetus dan cairan plasenta
5) Perabaan plesentoma
6) Palpasi arteria uterine media yang membesar, berdinding tipis dan berdesir
(fremitus)

Diagnosis menggunakan USG sudah dapat dilakukan pada awal usia


kebuntingan sapi, yaitu sekitar 10—14 hari dan dilakukan berulang kali selama 9 bulan.
Pemeriksaan ini dilakukan selama sapi berdiri. Selama berada di dalam, rektum probe
diarahkan ke tanduk uterus dan ovarium, yaitu bagian ventral rektum menyusuri trakus
reproduksi. Uterus terlihat pada bagian ventral rektum, di atas kandung kemih. Kornua
uterus akan terlihat dalam keadaan potongan melintang ketika transduser digerakkan
kearah lateral. Pada monitor USG, vesikel urinaria, cairan embrionik, dan lumen uterus
terlihat sebagai suatu gambaran anechoic (gelap), pada vesikel urinaria besar nya
dengan ukuran yang beragam tergantung pada volume urin yang disimpan. Mukosa dan
organ digambarkan sebagai suatu permukaan hypoechoic (abu-abu) yang
bergelombang. Sedangkan hyperechoic (putih) merupakan citra dari tulang dan otot
yang padat.

Gambaran citra uterus sapi tidak bunting pada Gambar 3a. Pada Gambar 3b,
menunjukan gambaran USG dengan konseptual vesikel yang berwarna anechoic yang
ditunjuk anak panah, gambaran inilah yang menunjukkan bahwa sapi betina tersebut
bunting. Karena kebuntingan terdeteksi pada hari ke-15 setelah IB maka dapat
dinyatakan sebagai kebuntingan dini. Posisi kantong yang berisi cairan amnion, sama
seperti penelitian Curran et al. (1986), terletak ipsilateral terhadap korpus luteum di
salah satu kornua uteri. Hasil serupa diperoleh Beal et al. (1992) yakni konseptual
vesikel ditemukan pada hari ke-19 setelah IB. Ukuran konseptual vesikel ini akan terus
meningkat seiring dengan waktu diikuti dengan peningkatan cairan yang ada di
dalamnya.

60. Dalam suatu daerah, ditemukan terdapat sapi yang terkena antrax. Petugas melakukan
tindakan untuk penguburan pada sapi tersebut namun tidak dilakukan pembedahan. Apa
yang terjadi pada sapi yang tidak dibedah tersebut....
Pembahasan:
Penyakit Anthrax disebut juga Radang Limpa adalah penyakit yang disebabkan
oleh kuman Bacillus anthracis dapat menyerang semua hewan berdarah panas termasuk
unggas dan manusia (bersifat zoonosis)
Bakteri Bacillus anthracis bersifat Gram positif, aerob dan membentuk spora
terletak di sentral sel bila cukup oksigen. Dalam jaringan tubuh penderita ataupun
bangkai yang tidak dibuka, bakteri selalu berselubung dan tidak pernah berspora karena
tidak cukup oksigen. Penyakit berlangsung per akut (kematian mendadak) dan akut,
menyerang berbagai jenis hewan pemamah biak, hewan liar maupun manusia tetapi
hewan-hewan berdarah dingin samasekali tidak terinfeksi. Penularan penyakit dapat
diawali dari tanah yang berspora Anthrax, kemudian melalui luka kulit atau terhirup
pernapasan ataupun bersama pakan/minum masuk pencernaan tubuh hewan dengan
masa tunas berkisar 1 - 3 hari dan kadang-kadang 20 hari. Anthrax tidak lazim
ditularkan dari hewan satu ke lainnya dengan kontak langsung, tetapi vektor lalat
penghisap darah dapat berperan (misalnya Tabanus sp). acapkali terinfeksi dari hewan
melalui permukaan kulit yang terluka terutama pada orang-orang yang banyak
berhubungan dengan hewan, atau terjadi melalui pernapasan pada pekerja penyortir
bulu domba. Infeksi melalui saluran pencernaan dapat terjadi pada orang yang makan
daging asal hewan penderita Anthrax. Bacillus anthracis mudah dibunuh dengan
pemanasan pada suhu pasteurisasi, macam-macam desinfektansia (formalin 10%,
karbol 5%, iodine dan lain-lain) serta oleh pembusukan. Namun kuman setelah
menjadi bentuk spora lebih tahan yaitu baru musnah dengan pemberian uap basah
bersuhu 120 derajat Celcius dalam beberapa detik, air mendidih atau uap basah bersuhu
100 derajat Celcius selama 10 menit, uap basah bersuhu 90 derajat Celcius selama 45
menit atau panas kering pada suhu 120 derajat Celcius selama 1 jam.

61. Pejabat yang ditunjuk oleh gubernur dan berwenang disebut.....


Pembahasan:
Petugas Berwenang (otovet provinsi) adalah dokter hewan atau petugas
kesehatan hewan yang ditunjuk oleh Gubernur atau Bupati/Walikota untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan hewan

62. Yang menentukan pemeriksaan hewan qurban dan menerbitkan SKKH


Pembahasan:
Surat Keterangan Kesehatan Hewan yang selanjutnya disebut SKKH adalah
surat keterangan sebagai dasar pemberian rekomendasi pengeluaran atau pemasukan
ternak sebagai bukti ternak telah diperiksa fisik/kesehatannya dan tidak dalam keadaan
sakit yang diterbitkan oleh Dinas Peternakan Kabupaten/Kota.

63. Lnn. yang diperiksa saat post morterm adalah...


Pembahasan:
Pemeriksaan dilakukan secara umum terhadap permukaan luar karkas,
selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap musculus intercostae dan diafragma untuk
melihat kemungkinan adanya larva dari cacing pita (Cysticercus bovis). Diperiksa juga
limfoglandula prescapularis, femoralis, Inguinalis superficialis (jantan) dan
limfoglandula supramamaria (betina) untuk melihat kemungkinan adanya
peradangan pada karkas. Selanjutnya diperiksa limfoglandula yang ada pada kepala
sapi antara lain limfoglandula parotis yang terletak di bawah telinga, limfoglandula
mandibularis dan submaxillaris terletak di bawah tulang mandibula (rahang bawah),
dan limfoglandula supra/retrofaringealis yang terletak di atas/dibalik faring.
Paru-paru diperiksa warna dan bentuknya (N: pink, berlobus), dipalpasi
konsistensinya (N: seperti bunga karang/spon), diiris dari trachea sampai alveoli,
diamati limfoglandula bronchialis dan limfoglandula mediastinalis. Ginjal Diperiksa
warna dan bentuknya (N: cokelat sampai sawo matang), dipalpasi konsistensinya (N:
kenyal elastis), ginjal dibelah menjadi dua bentuk untuk melihat adanya batu/cacing,
diiris limfoglandula renalis. Jantung Diperiksa warna dan bentuknya (N: coklat sampai
sawo matang), dipalpasi konsistensinya (N: sangat kenyal), keluarkan darahnya dari
atrium dan ventrikel dengan mengiris septumnya secara tegak lurus, periksa
pericardium, epicardium, endocardium serta amati kemungkinan adanya cacing
jantung. Diperiksa warna dan bentuknya (N : coklat sampai sawo matang), dipalpasi
konsistensinya (N: padat elastis), diiris saluran empedu dan kantong empedu (lihat
adanya Fascioliasis oleh Fasciola gigantica serta amati limfoglandula portalis (apakah
terjadi peradangan atau tidak).

64. Sapi dengan penyakit sistiserkosis bagian otot wajah, otot yang di-insisi adalah....
Pembahasan:
Untuk pemeriksan otot pipi dan limfoglandula pada sapi maka kulit pada kepala
sapi harus dipreparir (dibuka) dengan pisau tajam. Setelah kulit terbuka, baru bisa otot
pipi diiris, diamati apakah ada larva cacing pita (Cysticercus bovis)
65. Seekor peternak melaporkan bahwa kudanya tidak memiliki nafsu makan, bagian
wajahnya mengalami pembengkakan. Saat dilakukan pemeriksaan bagian premolar
mengalami pembusukan dan saat diperkusi bagian rongga nasal bersuara redup,
bagaimana tindakan pembedahan dari kuda tersebut...
Pembahasan:
Trepanasio atau yang disebut juga trepanasi dan adalah tindakan operasi
dengan membuka suatu rongga yang berdinding keras dengan menggunakan alat
trepan. Salah satu contoh operasi trepanasio adalah operasi craniotomy.
Trepanasio umumnya dilakukan pada hewan besar, antara lain untuk membuka
sinus maxillaris mayor, sinus maxillaris minor, sinus choncho frontalis, sinus frontalis,
rongga hidung dan rongga-rongga pada rahang bawah.
Trepanasio mungkin melibatkan penghapusan bagian kecil atau besar tulang
dari hewan. Prosedur dari pelaksanaan operasi trepanasio dapat bervariasi dari satu
pasien dengan pasien lain, tergantung pada kondisi dan kebutuhan spesifik dari pasien.

Jenis – jenis operasi trepanasio pada hewan dibedakan berdasarkan tempat atau
daerah yang akan dilakukan proses pembukaan rongga tersebut. Adapun jenis – jenis
operasi trepanasio, antara lain:

a. Trepanasi Sinus Maxillaris Minor


Trepanasi sinus maxillaris minor umumnya dilakukan dengan tujuan – tujuan
tertentu. Adapun tujuan tersebut antara lain:
1) Pengobatan emphyema, neoplasma, dan tumor pada sinus maxillaris minor
2) Membantu dalam usaha pencabutan gigi molaris ke III dan IV pada kuda
3) Untuk tujuan operasi diagnostik percobaan

Lokasi operasi trepanasi sinus maxillaris minor adalah pada sudut yang dibentuk
oleh garis yang sejajar dengan cista fascialis dengan jarak satu lebar jari diatas
crista fascialis, dengan garis yang tegak lurus dari ujung crista fascialis ke garis
median kepala. 

Teknik operasi trepanasi sinus maxillaris dilakukan dengan cara:


1) Hewan dibaringkan ke bagian yang tidak sakit. Apabila bagian hewan yang
sakit dibagian sinister, maka hewan dibaringkan ke bagian dester dan begitu
pula sebaliknya. 
2) Daerah tubuh yang akan dibedah dibersihkan terlebih dahulu. Hal ini diawali
dengan pencukuran bulu hewan tersebut.     
3) Hewan didesinfeksi dan kemudian diberikan anastesi lokal. Anastesi umum
dapat pula diberikan apabila dianggap perlu.
4) Lakukan insisi pada kulit yang dibuat buat sejajar dengan arah serabut otot,
sepanjang penampung tepat kurang lebih 5 cm. Dibawah kulit terdapat fascia,
periosteum dan tulang sebagai lapisan yang paling dalam. 
5) Periosteum dipisahkan dan trapan diletakkan agak miring di atas tulang.
6) Trepan diputar searah dengan arah jarum jam dengan tekanan tertentu
agar potongan tulang tidak jatuh ke dalam rongga.
7) Setelah lubang tulang terbentuk maka tindakan selanjutnya dilakukan sesuai
dengan  Tujuan dari para trepanasi sinus maxillaris minor.
b. Trepanasi Sinus Maxillaris Mayor
Trepanasi sinus maxillaris mayor umumnya dilakukan dengan tujuan – tujuan
tertentu. Adapun tujuan - tujuan tersebut antara lain:
1) Pengobatan emphyema, neoplasma dan tumor pada maxillaris mayor
2) Membantu dalam usaha pencabutan gigi molaris VI pada kuda
3) Untuk tujuan operasi diagnostic
Lokasi operasi trepanasi sinus maxillaris mayor adalah pada sudut yang
dibentuk oleh garis yang sejajar dengan crista fascialis berjarak satu lebar jari
diatas crista fascialis, dengan garis yang tegak lurus crista fascialis berjarak dua
lebar jari dari ujung crista fascialis.
c. Trepanasi Sinus Choncho Frontalis
Trepanasi sinus choncho frontalis umumnya dilakukan untuk mencapai sinus
maxillaris minor dan mayor sekaligus dari satu lubang.
d. Trepanasi Sinus Frontalis
Trepanasi sinus frontalis umumnya dilakukan untuk indikasi sebagai berikut,
antara lain:
1) Pengobatan emphyema, neoplasma sinus frontalis
2) Untuk tujuan operasi diagnostik percobaan
3) Percobaan pada suatu keadaan depresi dimana terjadi infraksio os frontalis
(os frontalis melekuk ke dalam).
Lokasi operasi trepanasi sinus frontalis adalah pada sudut yang dibentuk oleh
suatu garis yang menghubungkan kedua foramen supra orbitale, dengan garis
yang sejajar garis median kepala berjarak satu lebar jari ke atas lateral.
Trepanasi tidak hanya untuk membuka suatu rongga yang dibatasi oleh tulang,
melainkan dapat pula untuk trepanasi jaringan lemak di bawah kulit. 
Salah satu contohnya adalah trepanasi pada kulit kelopak mata bawah dengan
tujuan operasi pengobatan entropion dan ectropion.
66. Henz body (anemia hemolitk pada pemeriksaan hemoglobin ditemukan granula
berisi henz body)
Pembahasan:
67. Penulisan resep obat yang diminum 2 kali sehari 1 tablet setelah makan (R/ b.d.d tab I
post coenam)
Pembahasan:
68. Sapi dengan tanda klinis terdapat luka bundar di kulit mengalami..... ()
Pembahasan:
69. Obat yang menghambat reseptor GABA.... (Ivermectin)
Pembahasan:
70. Pengambilan darah di ikan dilakukan pada..... (v. caudalis)
Pembahasan:
71. Pemeriksaan pakan konvensional dapat menggunakan metode (analisis proksimat)
Pembahasan:
72. Yang bukan faktor lingkungan dari satwa liar adalah (feromon)
Pembahasan:
73. Seekor ular dari suatu daerah mengikuti perjalanan selama 8 jam dan saat dilakukan
pemeriksaan terdapat kerusakan pada bagian mulut dari ular tersebut. Ular tersebut
mengalami (stomatitis)
Pembahasan:
74. Peradangan pada sendi disebut.... (arthritis)
Pembahasan:
75. Lipatan di saluran reproduksi ayam untuk disposisi sperma disebut... (spermanest)
Pembahasan:
76. Dalam memulai sebuah usaha, seorang dokter hewan perlu mengurutkan kepentingan
untung dan kerugian, hal tersebut bertujuan untuk....
Pembahasan:

Anda mungkin juga menyukai