10. Terapi pakan pada penyakit CHF (congestive heart failure) di anjing...
Pembahasan:
Tanda klinis
Tanda klinis pada gagal jantung dapat merupakan akibat dari akumulasi cairan, curah
jantung rendah, atau perubahan pada otot skeletal. Anjing penderita CHF biasanya
diperiksakan pada dokter hewan karena batuk, dispnoe, intoleransi latihan, pembesaran
abdominal, atau sinkop. Hipertensi vena dan kongesti mikrosirkulasi menimbulkan
transudasi cairan pada rongga tubuh (efusi) atau interstisium (edema)
Terapi
Terapi yang diberikan meliputi pemberian pimobendan, enalapril, dan furosemind.
Nutrisi untuk Anjing yang menderita CHF yaitu beralih ke makanan dengan asupan
gizi yang memenuhi. Diet buatan sendiri dengan rendah sodium. Suplementasi asam
lemak Omega-3 menurunkan produksi sitokin. Dan nutrisi dari minyak ikan dengan
kandungan omega-3 asam lemak
11. Penyebab hematuria pada anjing / terapi pakan pada urolithiasis di anjing
Pembahasan:
Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan adanya urolit (batu), kalkuli,
kristalataupun sedimen yang berlebihan dalam saluran urinaria. Urolit adalah bentukan
mineral yang umumnya tersusun dari satu atau lebih jenis mineral seperti struvit,
kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat, dan cystine pada urin. Faktor utama yang
mengatur kristalisasi mineral dan pembentukkan urolit adalah derajat saturasi urin
dengan mineral-mineral tertentu. Faktor penyebab lainnya adalah diet atau makanan,
frekuensi urinasi, genetik, dan adanya infeksi saluran urinaria.
Faktor diet/pakan disebabkan karena Pemberian pakan dry food secara
berlebihan pada kucing dapat menyebabkan obstruksi pada saluran urin dan peradangan
pada VU dapat menimbulkan retensi urin, khususnya dalam VU, sehingga
menyebabkan suasana urin menjadi lebih alkalis. Adapun pemberian pakan kering
pada kucing yang banyak mengandung ion magnesium secara terus menerus dapat
menyebabkan tingginya penyerapan magnesium yang bersifat basa hingga
menimbulkan terbentuknya Kristal. Magnesium Amonium Fosfat
Gejala klinis yang muncul yaitu kencing berdarah (hematuria), adanya rasa sakit
saat urinasi (stranguria) dengan frekuensi urin rendah. Hematuria terjadi karena
bergeseknya urolit pada dinding vesika urinaria, sehingga merusak jaringan yang
menyebabkan perdarahan dan peradangan pada vesika urinaria
12. Pada pasien hepatitis, terjadi kegagalan pemecahan glukosa. Enzim yang bekerja
memecah glukosa adalah.....
Pembahasan:
Glikogen merupakan karbohidrat simpanan utama pada hewan. reaksi hidrolisis
glikogen menjadi glukosa merupakan proses katabolisme cadangan sumber energi.
Enzim utama yaitu glikogen fosforilase, memecah ikatan 1-4 glikogen. Selanjutnya,
enzim transferase akan memindahkan tiga residu glukosil dari cabang terluar ke cabang
lain. Pemindahan ini menyebabkan titik cabang 1-6 terpapar. Ikatan 1-6 akan diputus
oleh debranching enzyme (amino 1-6 glukosidase). Transferase dan debranching
enzyme akan mengubah struktur bercabang glikogen menjadi lurus, yang membuka
jalan untuk pemecahan selanjutnya oleh fosforilase dan menghasilkan glukosa 1 fosfat.
Glukosa 1 fosfat secepatnya diubah menjadi glukosa 6 fosfat di hepar dan ginjal.
Glukosa 6 fosfatase mengeluarkan fosfat dari Glukosa 6 fosfat sehingga glukosa
berdifusi dari sel ke darah yang berakibat kenaikan gula darah. Enzim glukosa 6 fosfat
dehidrogenase (G6PD) merupakan enzim yang diperlukan dalam proses oksidasi
molekul glukosa.
16. Ikan dengan tanda klinis berupa lepuh-lepuh pada bagian kulit punggung disebut....
Pembahasan:
Edwardsiellosis adalah penyakit yang biasa menginfeksi ikan air tawar.
Penyakit Edwardsiellosis disebabkan oleh infeksi bakteri Edwardsiella tarda.
Edwardsiella tarda yang menginfeksi pada ikan, menyebar pada luka organ-organ
dalam ke daging, kulit terjadi nekrosis, kemudian luka tersebut berkembang dalam
daging dan dermis menyebabkan kulit melepuh dan kehilangan pigmen warna. Ketika
luka bertambah parah, akan menimbulkan bau busuk dan menyebar ke seluruh tubuh.
Luka yang sudah parah tersebut menyebabkan ikan kehilangan keseimbangan gerak
Pada kejadian penyakit pada ikan tilapia menunjukkan gejala antara lain kehilangan
pigmen, luka pada obdomen, rongga perut membengkak berisis cairan asites, anus
menonjol dan haemoragik, mata menjadi buram.
19. Kuda dikadangkan secara terus menerus dan mengais-gais lantai kandang, bagian
bawah kandang berupa semen. Penanganan pada kuda tersebut adalah.....
Pembahasan:
Kuda yang dikandangkan secara terus menerus dapat menyebabkan laminitis.
Laminitis adalah peradangan lamina pada kuku kuda yang mendukung tulang pedal
untuk tetap berada pada posisi normal. Laminitis dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor perubahan pakan mendadak, ketidakseimbangan antara konsentrat
dan serat serta menejemen seperti trauma pada kuku akibat lantai kandang yang keras
dan kotor. Penanganan yang dilakukan untuk kasus ini yaitu Kandang harus dibuat
nyaman bagi kuda atau mengganti alas kandang, melakukan pemotongan kuku
dibagian heel karena supply darah di coronary band bagian heel lebih besar dibanding
depan agar tinggi heeltetap normal dan menjaga bentuk toe tetap normal agar dapat
melakukan pergerakan dengan baik. Pemotongan kuku dan penapalan dilakukan setiap
dua minggu sekali oleh tukang tapal (farrier). Ladam yang digunakan adalah reverse
shoe.
32. Sapi yang dipelihara seorang warga mengalami kematian tiba-tiba, diketahui sapi
mengalami keluar darah agak kehitaman di lubang kumlah. Berdasarkan laporan
tersebut, sapi tersebut terkena.....
Pembahasan:
Antraks adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri pembentuk
spora Bacillus anthracis. Antraks paling sering terjadi pada herbivora liar dan domestik
(misalnya, sapi, domba, kambing, unta, kijang) tetapi juga dapat dilihat pada manusia
yang terpapar dari hewan yang terinfeksi, produk hewan yang terkontaminasi, atau
secara langsung melalui spora B anthracis dalam kondisi tertentu. Setelah spora
bergerminasi, mereka melepaskan beberapa zat toksin. Zat ini menyebabkan
pendarahan internal, pembengkakan, dan kematian jaringan.
Bacillus anthracis dengan virulensi tinggi memiliki 2 plasmid besar, yakni
pX01 dan pX02 yang mengkode faktor-faktor virulensi primer, produksi toksin, serta
pembentukan kapsul. Toksin memegang peranan penting dalam patogenesis penyakit
anthrax. Toksin anthrax bekerja secara biner, artinya diperlukan 2 jenis toksin untuk
menyebabkan efek yang mematikan. Terdapat 3 protein dalam toksin anthrax yang
terkombinasi secara biner, yakni protective antigen (PA), lethal factor (LF),
dan edema factor (EF). Kombinasi PA-LF dapat menyebabkan kematian, sedangkan
injeksi PA-EF pada kulit dapat menyebabkan edema pada kulit. Protein PA merupakan
protein yang menjadi domain ikatan dan mampu berikatan dengan kedua jenis protein
lainnya (LF dan EF). Jika berdiri sendiri, protein-protein tersebut tidak berbahaya.
Tanda Klinis:
Dikenal beberapa bentuk anthraks, yaitu bentuk perakut, akut dan kronis.
a. Anthraks bentuk perakut gejala penyakitnya sangat mendadak dan segera terjadi
kematian karena ada pendarahan otak. Gejala tersebut berupa sesak nafas, gemetar
kemudian hewan rebah. Pada beberapa kasus menunjukkan gejala kejang pada sapi,
domba dan kambing, mungkin terjadi kematian tanpa menunjukkan gejala-gejala
penyakit sebelumnya.
b. Antraks bentuk akut pada sapi, kuda dan domba. Gejala-gejala penyakitnya mula-
mula demam, penderita gelisah, depresi, susah bernafas, detak jantung frekuen dan
lemah, kejang, dan kemudian penderita segara mati. Selama sakit berlangsung,
demamnya dapat mencapai 41,5 derajat C, ruminasi berhenti, produksi susu
berkurang, pada ternak yang sedang bunting mungkin terjadi keguguran. Dari
lubang-lubang alami mungkin terjadi eksreta berdarah berwarna kehitaman. Gejala
anthraks pada kuda dapat berupa demam, kedinginan, kolik yang berat, tidak ada
nafsu makan, depresi hebat, otot-otot lemah, diare berdarah, bengkak di daerah
leher, dada, perut bagian bawah, dan di bagian kelamin luar. Kematian pada kuda
biasanya terjadi sehari atau lebih lama bila dibandingkan dengan anthraks pada
ruminansia.
c. Antraks bentuk kronis biasanya terdapat pada babi, tetapi kadang-kadang terdapat
juga pada sapi, kuda dan anjing dengan lesi lokal yang terbatas pada lidah dan
tenggorokan. Pada satu kelompok babi yang mendapat infeksi, beberapa babi
diantaranya mungkin mati karena antraks akut tanpa menunjukan gejala penyakit
sebelum nya. Beberapa babi yang lain menunjukan pembengkakan yang cepat pada
tenggorokan, yang pada beberapa kasus menyebabkan kematian karena lemas.
Kebanyakan babi dalam kelompok itu mati karena anthraks kronis yang ringan,
yang berangsur-angsur akan sembuh. Bila babi tersebut disembelih, pada kelanjar
limfa servikal dan tonsil terdapat infeksi anthraks.
34. Ayam sudah divaksin IBD dan ND tapi gejala merujuk ke IBD. Tanda klinis yang
muncul berupa
Pembahasan:
Virus very virulent IBD (vvIBDv) bersifat sangat menular dan akut,
menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penyakit ini berdampak
ekonomis karena menyerang organ pertahanan ayam yaitu bursa Fabricius sehingga
merugikan peternak. Ayam yang terserang IBD menjadi rentan terhadap infeksi
sekunder, serta mengakibatkan kegagalan vaksinasi. Penjelasan TK ada di no. 33
35. Seorang warga melaporkan bahwa sapi yang dipelihara mengalami kelemahan dalam
jangka waktu yang lama. Terapi yang diberikan di dinas adalah antibiotik dan sapi tidak
menunjukkan perkembangan. Peternak memutuskan untuk melakukan pemotongan di
RPH. Untuk itu, perizinan diajukan ke.....
Pembahasan:
Otovet kabupaten. Dalam pelaksanaannya (pemeriksaan kesehatan sebelum
dipotong) dilakukan oleh dokter hewan atau paramedik veteriner dibawah pengawasan
dokter hewan berwenang (PP No. 95 tahun 2012 tentang kesmavet dan keswan pasal 8
ayat 4).
36. Seekor sapi lepas dari kandang dan mengamuk menuju ke jalanan. Dari arah yang
berlawanan, sebuah truk menabrak sapi tersebut. Sapi tersebut mengalami luka yang
cukup parah. Peternak memutuskan untuk melakukan tindakan pemotongan.
Bagaimana tindakan yang dilakukan pada sapi tersebut....
Pembahasan:
Menurut PP No. 95 tahun 2012 tentang kesmavet dan keswan pasal 11 huruf c
yaitu pemotongan hewan dapat dilakukan diluar rph untuk pemotongan darurat.
Kemudian dijelaskan pada pasal 14 yaitu Pemotongan darurat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 huruf c hanya dapat dilakukan pada Hewan potong dalam kondisi: a.
mengalami kecelakaan; atau b. korban Bencana Alam yang bersifat nonbiologi yang
mengancam jiwanya.
Berdasarkan PP No. 95 tahun 2012 tentang kesmavet dan keswan maka sapi
tersebut dapat dipotong diluar rph, namun terlebih dahulu melapor kepada otovet
kabupaten sebagaimana yang tercantum pada pasal 16 ayat 2 (2) Pelaksanaan
pemotongan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah pemilik
atau penanggung jawab Hewan terlebih dahulu melapor kepada Otoritas Veteriner di
bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner kabupaten/kota
Setelah hewan dipotong, maka harus dilakukan pemeriksaan kesehatan
terhadap jeroan dan karkas hewan tersebut sebagaimana tercantum dalam pasal 16 ayat
1 (1) Pelaksanaan pemotongan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c
paling sedikit harus memenuhi persyaratan cara yang baik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3) huruf g (pemeriksaan kesehatan jeroan dan karkas setelah
Hewan potong dipotong)
37. Pengertian aman dari kata ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal)....
Pembahasan:
AMAN : Tidak mengandung bibit penyakit dan bahan kimia ataupun obat-
obatan yang dapat mengganggu kesehatan
SEHAT : Memiliki zat-zat yang bergizi dan berguna bagi kesehatan dan
pertumbuhan.
UTUH : Tidak dicampur dengan bagian lain dari hewan lain.
HALAL : Dipotong dan ditangani sesuai dengan syariat Agama Islam.
38. Syarat betina bertanduk tidak boleh dipotong, kecuali.....
Pembahasan:
Menurut Staatsblad No.614 tahun 1936 tentang pemotongan ternak besar betina
bertanduk. Inti dari peraturan pemerintah ini adalah ternak besar betina bertanduk, yaitu
sapi dan kerbau betina dilarang untuk dipotong, kecuali sudah diafkir karena alasan:
1) Sudah berumur di atas 8 tahun (tua)
2) Warna bulunya menyimpang
3) Mengalami kecelakaan (patah tulang)
4) Mengalami majir (mandul)
5) Sudah beranak lebih dari 5 kali
6) Eksteriornya jelek
Peraturan lainnya adalah Instruksi Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian
Nomor 18/1979 dan Nomor 05/Ins/Um/3/1979 tentang Pelarangan pemotongan ternak
sapi/kerbau betina bunting dan atau sapi/kerbau betina bibit, dan Instruksi Gubernur
Kepala Daerah Tingkai I Bali tanggal 1 Oktober 1980 tentang Pelarangan dan
pencegahan pemotongan ternak sapi/kerbau betina bunting dan atau sapi/kerbau betina
bibit
39. Tindakan veteriner dalam bidang ekovet.....
Pembahasan:
Ekonomi Veteriner adalah suatu ilmu yang mempelajari penerapan prinsip-
prinsip ekonomi di dalam menganalisa suatu kegiatan veteriner. Ekonomi selalu
berhubungan dengan alokasi sumber-sumber dana yang penggunaannya berdasarkan
prioritas untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan dalam
kesehatan hewan belum tentu langsung dapat dikategorikan sebagai keuntungan
finansial, tetapi setiap keuntungan yang bisa dirasakan oleh manusia secara alamiah
adalah keuntungan ekonomi.
Teknik-teknik analisa ekonomi memungkinkan pengambil keputusan untuk
berfikir lebih tepat, teliti dan cepat, terutama bila menyangkut sumber dana yang
besar. Dengan teknik tersebut, para pengambil keputusan dapat menentukan
kebijakan yang paling tepat untuk dijalankan berdasarkan prioritas maupun
strategi yang paling menguntungkan. Prinsip ekonomi digunakan sebagai salah satu
dasar untuk pengambilan sebuah keputusan / kebijakan dengan menghitung kerugian
penyakit dan keuntungan program pengendalian penyakit. Penerapan analisa ekonomi
sangat membantu di dalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan skala
prioritas maupun strategi pengendalian suatu penyakit. Suatu prinsip ekonomi yang
berlaku di semua bidang adalah bagaimana para pengambil keputusan dapat menekan
pengeluaran dana sekecil mungkin akan tetapi dapat memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya
Program-program kesehatan hewan membutuhkan sumber-sumber dana yang
cukup dalam pelaksanaannya, adalah suatu tugas profesi kedokteran hewan untuk dapat
memberikan keyakinan kepada pihak-pihak lain terutama sekali pihak yang mengelola
sumber dana, seberapa jauh dana kesehatan hewan dapat memberikan keuntungan bagi
masyarakat dan dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan apabila dana
tersebut dialokasikan pada bidang lainnya.
3 (tiga) teknik analisa ekonomi yang dapat digunakan di bidang kesehatan
hewan sebagai berikut:
1) Budgeting
Teknik ini pada prinsipnya merupakan analisa yang memperhitungkan seluruh
anggaran yang menyangkut biaya (cost) maupun pendapatan (returns) yang
diperoleh dari hasil pelaksanaan program pengendalian penyakit. Teknik ini
dapat diterapkan untuk analisa suatu penyakit atau sindrom penyakit tertentu.
Hanya hal-hal yang merupakan pengaruh langsung dari program diperhitungkan
dalam analisa ini. Analisa mempertimbangkan kemungkinan apabila penyakit
terjadi (atau tidak terjadi) selama program dilaksanakan.
2) Gross margin analysis
Teknik ini diterapkan untuk analisa ekonomi di tingkat perusahaan atau
sejumlah peternakan tertentu, dengan mempelajari pengaruh dari program
pengendalian penyakit terhadap berbagai aspek dari perusahaan atau sejumlah
peternakan tersebut. Gross margin dari suatu perusahaan adalah pendapatan
perusahaan tersebut (gross income) dikurangi seluruh biaya yang diperlukan
menurut kebutuhan (variable cost), seperti biaya makanan ternak, biaya obat-
obatan hewan, tenaga kerja dan lain sebagainya. Gross margin pada umumnya
dihitung per ekor atau per unit.
3) Benefit cost analysis
Pada umumnya teknik ini digunakan untuk analisa program pengendalian
penyakit yang sifatnya lebih luas baik itu regional maupun nasional dan
berlangsung selama periode tertentu untuk bisa mencapai hasil yang optimum.
Teknik ini lebih kompleks karena bukan saja menyangkut variabel yang begitu
banyak tetapi juga menentukan keseluruhan komponen biaya maupun
keuntungan yang diperoleh pada periode pelaksanaan program maupun sesudah
program dilaksanakan. Analisa ini digunakan sebagai indikator untuk menilai
diterima atau tidaknya suatu proyek yang diajukan.
Teknik pertama dan ke-2 pada umumnya dipakai untuk analisa program-
program pengendalian penyakit yang dilaksanakan pada suatu perusahaan tertentu atau
sejumlah peternakan sampel di wilayah tertentu. Ke-2 teknik ini dikenal dengan istilah
analisa MIKROEKONOMI dimana analisa hanya menyangkut produsen maupun
konsumen per individu serta pengaruh timbal balik yang timbul. Sedangkan teknik ke-3
dikenal dengan istilah analisa MAKROEKONOMI dimana analisa menyangkut
ekonomi secara keseluruhan seperti pengelolaan pendapatan daerah maupun nasional,
bahkan lebih jauh lagi menyangkut cadangan devisa negara, perdagangan internasional,
pemasaran dan lain sebagainya.
40. Dalam pembuatan pakan, terdapat beberapa komponen seperti konsentrat dan premiks
berupa feed addictive. Pengertian premiks adalah.....
Pembahasan:
Pakan merupakan bahan baku yang telah dicampur menjadi satu dengan nutrisi
yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang penting
untuk perawatan tubuh, pertumbuhan dan reproduksi (Unadi et al., 2007). Pakan harus
mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh ternak, namun tetap dalam
jumlah yang seimbang, beberapa nutrien yang dibutuhkan oleh ternak antara lain
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air serta mineral (Plumstead dan Brake, 2003).
Pakan berkualitas baik jika mampu memberikan seluruh kebutuhan nutrisi secara tepat,
baik, jenis jumlah serta imbangan nutrisi bagi ternak sehingga proses metabolisme yang
terjadi didalam tubuh ternak akan berlangsung secara sempurna (Mochammad, 2004).
Komposisi nutrisi dalam pakan buatan yang disusun berdasarkan kebutuhan zat
gizi setiap jenis hewan disebut dengan formulasi pakan. Formulasi yang baik berarti
mengandung semua zat gizi yang diperlukan hewan dan secara ekonomis murah serta
mudah diperoleh sehingga memberikan keuntungan. Dalam menyusun formulasi pakan
dibutuhkan pengetahuan tentang bahan baku pakan. Komposisi nutrisi bahan baku yang
terkandung dalam pakan akan berbeda-beda tergantung pada kebutuhan nutrisi pada
masing – masing hewan. Kandungan nutrisi dari setiap bahan baku harus diketahui,
diantaranya adalah:
a. Bahan baku sumber protein, misalnya tepung ikan, tepung kepala udang,
tepung bekicot, limbah peternakan.
b. Bahan baku sumber karbohidrat, misalnya tepung jagung, tepung dedak,
tepung bungkil kedelai, tepung sagu.
c. Bahan baku sumber lemak, contohnya minyak ikan, Crude Palm Oil (CPO),
d. Bahan baku sumber vitamin, meliputi tepung jagung, tepung ikan
e. Bahan baku sumber mineral, contohnya tepung tulang, tepung kulit kerang,
f. Bahan baku suplemen, misalnya vitamin mix, mineral mix, dan premix
Secara umum, terdapat 4 (empat) kelompok bahan baku pakan, yaitu bahan baku
hewani, bahan baku nabati, bahan baku limbah industri pertanian dan bahan tambahan.
a) Bahan baku hewani adalah bahan baku pembuatan pakan yang berasal dari
hewan darat maupun air, misalnya tepung ikan, tepung bekicot, tepung
rebon, tepung kepala udang, tepung tulang, tepung darah. Bahan baku
hewani ini selain merupakan sumber protein yang mudah dicerna, juga
mengandung asam amino yang lebih lengkap dibandingkan dengan bahan
baku nabati.
b) Bahan baku nabati merupakan bahan baku pembuatan pakan ikan yang
diperoleh dan berasal dari tumbuhan, contohnya adalah tepung kedelai,
tepung jagung, dedak, dan tepung terigu. Pada umumnya, bahan nabati
menjadi sumber karbohidrat, protein dan vitamin.
c) Bahan baku limbah industri pertanian merupakan bahan baku yang berasal
dari limbah pertanian baik hewani maupun nabati, seperti tepung darah,
tepung kepala udang, bungkil kelapa, ampas tahu atau dedak halus
d) Bahan Tambahan Selain ketiga bahan baku diatas, masih ada bahan lain
yang digunakan dalam pembuatan pakan, yaitu bahan tambahan. Bahan
tambahan ini merupakan bahan yang berfungsi untuk melengkapi
kebutuhan nutrisi yang tidak terdapat dalam bahan baku untuk pembuatan
pakan, seperti vitamin mineral, antioksidan, bahan perekat. Bahan
tambahan juga berfungsi untuk merangsang nafsu makan atau memberi
aroma pakan, memperbaiki tekstur pakan, membantu memperbaiki proses
metabolisme ikan dan proses pencernaan.
Konsentrat adalah campuran bahan ransum yang dilengkapi dengan zat
makanan utama, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral, serta
kandungan serat kasarnya rendah. Sedangkan “lawan” daripada konsentrat adalah
”roughage” (hijauan makanan ternak), yaitu bahan pakan utama untuk ternak
berlambung ganda (sapi, kambing, domba, kerbau , dan lainnya). Kandungan bahan
ekstrak tiada nitrogen (BETN) pada konsentrat adalah tinggi, sebaliknya kandungan
serat kasarnya (SK) rendah, yaitu lebih rendah dari 18%. Kandungan protein pakan ini
dapat tinggi maupun rendah, sehingga konsentrat secara umum dapat dibagi menjadi
dua yaitu: (1) konsentrat sumber energi, (2) konsentrat sumber protein
Nutrisi yang cukup membutuhkan komposisi pakan yang terdiri dari bahan
makro dan bahan mikro, kadang-kadang dimasukkan pada tingkat ppm (misalnya
vitamin). Untuk memastikan bahwa bahan-bahan mikro ini dicampur dengan bahan-
bahan makro dengan cara yang homogen, diperlukan langkah pengenceran menengah
melalui apa yang disebut premixture. Premixtures secara hukum didefinisikan sebagai
campuran aditif pakan atau campuran dari satu atau lebih aditif pakan dengan bahan
pakan atau air yang digunakan sebagai pembawa, tidak dimaksudkan untuk memberi
makan langsung ke hewan (Peraturan (EC) No 1831/2003). Premixture ini digabungkan
pada tingkat yang biasanya antara 0,2 sampai 0,5% dalam umpan majemuk. Pembuatan
premixtures memerlukan teknologi khusus dan sering dilakukan oleh perusahaan
khusus.
Imbuhan Pakan (Feed Additive) adalah bahan baku pakan yang tidak
mengandung zat gizi atau nutrisi (nutrien), yang tujuan pemakaiannya terutama untuk
tujuan tertentu. Premiks adalah sediaan yang mengandung bahan Obat Hewan
yang diolah menjadi Imbuhan Pakan (Feed Additive) atau Pelengkap Pakan (Feed
Supplement) Hewan yang pemberiannya dicampurkan ke dalam pakan atau air
minum Hewan yang dalam dosis dan penggunaannya harus bermutu, aman, dan
berkhasiat (PERMENTAN No. 14 Tahun 2017)
Premix digunakan untuk meningkatkan kecukupan nutrien mikro atau
meningkatkan kualitas ransum. Pemilihan Premix harus didasarkan pada jenis dan level
nutrien yang dikandungnya. Salah satu hal yang membedakan produk pakan,
mempengaruhi kinerja hewan, dan memenuhi kebutuhan nutrisi khusus hewan tersebut
adalah premix yang digunakan untuk membuat produk pakan jadi. Semua premix tidak
diciptakan sama. Formula yang tepat akan memiliki campuran spesifik vitamin,
mineral, elemen pelacak, dan aditif nutrisi. Dosis penggunaan premix harus mengikuti
petunjuk yang tepat sesuai dalam kemasan. Tapi umumnya premxi adalah sekitar 0.25 -
0.50%. Karena penggunaan premix yang sedikit maka pemberian atau pencampuran
premix ke dalam pakan utama harus benar-benar homogen. Hal ini perlu dilakukan agar
tidak terjadi keracunan mineral tertentu.
Premix membentuk persentase kecil dari formulasi tetapi memiliki potensi
untuk membuat perbedaan besar dalam kemanjuran pakan. Premiks mikro dicampur ke
dalam pakan utama antara 0,2 dan 2% dari total campuran, sedangkan premiks makro
membentuk antara 2% hingga 8% dari campuran (termasuk juga elemen makro, garam,
buffer, dan asam amino).
1) Premiks
Premix terdiri dari vitamin, mineral, dan aditif farmasi. Premiks umumnya
tidak lebih dari 4% dalam pakan untuk pakan ternak. Perlu penambahan
pakan berenergi dan pakan protein.
Keuntungan: (1) biaya rendah (2) bahan baku pakan dapat dikontrol, jagung,
bungkil kedelai, dan bahan lainnya dipilih segar (3) nyaman untuk
perawatan kesehatan, pengobatan, menambahkan obat-obatan.
Kekurangan: (1) membutuhkan banyak tenaga kerja, mengakibatkan
peningkatan biaya tenaga kerja; (2) Membutuhkan stok bahan pakan.
2) Pakan konsentrat
Pakan konsentrat terdiri dari pakan premix dan pakan protein. Umumnya
ditambahkan dalam pakan antara 10% dan 30%, dan kemudian dicampur
dengan jagung, dedak.
Keuntungan: (1) Biaya rendah, (2) Ketika harga bungkil kedelai tinggi,
biaya dapat dikurangi dengan tepat karena Anda dapat menambahkan sedikit
bungkil kedelai atau tidak menambahkan bungkil kedelai, dan ini juga
mengurangi biaya tenaga kerja.
Kekurangan: (1) Biayanya lebih tinggi dari premix; (2) Kandungan protein
akan rendah karena bungkil kedelai tidak cukup.
3) Pakan butiran formula lengkap
Pakan butiran formula lengkap terdiri dari premix, pakan protein dan pakan
energi. Ini diproses melalui proses penghancuran, pencampuran dan
granulasi. Ini sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan ternak
dan unggas dan butiran pakan dapat langsung diumpankan ke hewan.
Keuntungan: (1) mudah diberi makan, (2) kelembaban rendah, penyimpanan
mudah (3) limbah kurang dari pakan bubuk.
Kekurangan: (1) Biayanya lebih tinggi daripada premix dan konsentrat. (2)
tidak dapat melihat isi bahan baku, jadi Anda harus memilih pakan dari
pabrik pakan yang andal.
1 Bahan Kering BK 98
2 Abu Abu 0
3 Protein Kasar PK 0
4 Lemak Kasar LK 0
5 Serat Kasar SK 0
6 BetaN BetaN 0
7 TDN TDN 0
No Nama Simbol Komposisi
8 Kalsium Ca 4
9 Pospor P 2
41. Ketamin merupakan sedasi yang digunakan untuk prosedur operasi. Pihak yang boleh
menyimpan dan menyebarkan ketamin.....
Pembahasan:
Ketamine merupakan obat anestesi berbentuk injeksi yang mengandung
Ketamine HCl yang diindikasikan untuk induksi anestesi (obat bius). Ketamine bekerja
dengan mengganggu sinyal di otak yang berperan pada respon tubuh terhadap
kesadaran dan rasa sakit.
Dalam Permentan No.14 Tahun 2017 tentang klasifikasi obaat hewan Lampiran
I, Ketamin digolongkan sebagai obat keras. Permentan No.14 Tahun 2017 Pasal 5 (1)
Obat Keras sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a yang digunakan untuk
pengamanan penyakit Hewan dan/atau pengobatan Hewan sakit hanya dapat
diperoleh dengan resep dokter Hewan. Pemakaian Obat Keras wajib dilakukan oleh
dokter Hewan atau tenaga kesehatan Hewan di bawah pengawasan dokter Hewan. Pasal
7 Obat Hewan yang diberikan secara parenteral diklasifikasikan sebagai Obat Keras.
Pasal 9 disediakan oleh produsen, importir, distributor, dan/atau depo Obat Hewan. (2)
Produsen, importir, distributor, dan depo Obat Hewan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib memiliki izin usaha Obat Hewan
TIPE PLASENTA
Berdasarkan hubungan korion dengan endometrium secara histologis:
a. Epiteliokorial
Epitel endometrium berhubungan dengan korion (dinding endometrium tidak
meluruh), dengan kata lain tidak ada jaringan dari pihak induk maupun pihak
embrio yang mengalami kerusakan, barier plasenta paling tebal. → Babi dan Kuda
b. Sindesmokorial
Sementara plasenta sindesmokorial ditandai dengan meluruhnya sebagian epitel
endometrium induk saat implantasi dan menyebabkan jaringan penunjang
endometrium berlekatan dengan korion fetus.
Sebagian epitel endometrium meluruh, jaringan penunjang berhubungan dengan
korion → Ruminansia
c. Endoteliokorial
Mempunyai ciri epitel maupun jaringan penunjang endometrium induk mengalami
peluruhan saat implantasi sehingga endotel (dinding) pembuluh darah induk
langsung berlekatan dengan korion fetus : jaringan epitel uterus dan jaringan ikat
sekeliling pembuluh darah induk mengalami perusakan.
Endotel pada endometrium induk langsung berhubungan dengan korion →
Karnivora
d. Hemokorial
Selain epitel dan jaringan penunjang endometrium, endotel pembuluh darah induk
mengalami kerusakan sehingga darah keluar dari pembulub darah dan membuat
lakuna-lakuna darah, barier plasenta paling tipis. Plasenta tipe hemokorial
menyebabkan darah induk langsung berhubungan dengan korion.
Darah induk langsung berhubungan dengan korion → Manusia, Kera, dan
Rodensia
a. Plasenta korio-vitelin
Tipe plasenta sederhana, dibentuk gabungan dari unsur kantung yolk dan korion
yang terletak di antara pembuluh-pembuluh darah kantung yolk serta epitel uterus
induk → marsupialia (hewan berkantung) dari genus Didelphys dan Macropus
b. Plasenta korio-alantois
Tipe plasenta ini berasal dari unsur embrio yaitu selaput korion dan selaput alantois
yang berbatasan. Mesoderm alantois membentuk pembuluh darah pada villi korion
dan pada tali pusat → eutheria (golongan mamalia yang memiliki plasenta sejati,
termasuk manusia dan sebagian besar mamalia lainnya) serta marsupialia dari genus
Parameles dan Dasyurus.
Berdasarkan daerah perlekatan dengan endometrium:
a. Difusa
Vili korion halus, menyebar merata, perlekatan dengan endometrium di seluruh
korion → Kuda dan babi
b. Kotiledonaria
Vili korion berkelompok (kotiledon), Kotiledon akan berlekatan dengan karunkula
endometrium (PLACENTOM) → Ruminansia
c. Zonaria
Pengelompokan Vili Korion terdapat pada sepertiga tengah korion seperti
pita/handuk yang menyelubungi permukaan korion → Karnivora
d. Diskoidal
Vili Korion membentuk cakram (disk) dimana perlekatan korion dengan
endometrium pada daerah ini → manusia dan rodensia
44. Penulisan resep
Pembahasan:
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada
apoteker pengelola apotek untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
45. Di sebuah kandang terdapat beberapa sapi. Peternak akan melakukan penyerentakan
birahi untuk meningkatkan efisiensi dari sapi yang dipeliharanya. Sapi tersebut akan
diberikan terapi hormon berupa....
Pembahasan:
Sinkronisasi estrus merupakan usaha untuk menyeragamkan terjadinya gejala
estrus dan ovulasi pada ternak dengan memanipulasi organ reproduksi betina
menggunakan preparat hormon. Prinsip sinkronisasi estrus adalah memerpanjang atau
memerpendek masa hidup corpus luteum (CL) atau fase luteal (Hafez & Hafez, 2000).
Beberapa pendekatan atau metode sinkornisasi estrus yaitu dengan:
a. Memerpendek fase luteal biasanya menggunakan sediaan hormon
prostaglandin (PGF2) dengan melisiskan CL sehingga estrus kembali
terjadi
b. Memperpanjang fase luteal yaitu dengan sedian hormon progesteron
c. Modifikasi Dengan Hormon GnRH dan Gonadotropin M
PROGESTERON
Progesteron mencakup dua bentuk termasuk:
a. Melengesterol asetat (MGA)
Melengestrol acetate (MGA) adalah aditif pakan progestin aktif secara oral.
Ketika dikonsumsi oleh sapi dara setiap hari pada dosis yang dianjurkan, MGA
menekan ekspresi estrus dan menghambat ovulasi. Meskipun digunakan secara
efektif di antara sapi dewasa dalam penelitian yang dipublikasikan, MGA hanya
diberi label yang disetujui untuk digunakan pada sapi dara, baik untuk
sinkronisasi estrus dari sapi dara pengganti atau untuk menekan estrus dan
meningkatkan tingkat keuntungan pada sapi dara feedlot.
Dalam sinkronisasi estrus, MGA biasanya diumpankan ke sapi dara selama
periode prasinkronisasi protokol (misalnya, untuk jangka waktu 14 hari).
Heifers akan menunjukkan estrus mulai 2 sampai 3 hari setelah MGA ditarik
dari pakan, dengan onset estrus terjadi di grou selama 6 sampai 7 hari. Sapi dara
tidak boleh menerima AI atau diekspos untuk layanan alami selama estrus
subfertil awal ini setelah prasinkronisasi. Sebaliknya, pengenalan AI atau
banteng harus terjadi pada estrus berikutnya.
b. CIDR
CIDR adalah produk sinkronisasi estrus yang diproduksi oleh Zoetis. Ini adalah
insert intravaginal berbentuk T yang dilapisi silikon. Versi AS yang dipasarkan
untuk daging sapi dan sapi perah mengandung 1,38 gram progesteron.
Progesteron adalah hormon steroid yang dibuat secara alami selama fase luteal
dari siklus estrus, serta selama kehamilan. Progesteron dalam CIDR diserap
melalui dinding vagina dan akhirnya masuk ke aliran darah.
Dalam sistem sinkronisasi estrus, CIDR dapat digunakan karena berbagai
alasan. Pada sapi betina atau sapi siklis, CIDR menghambat estrus dan ovulasi
untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari jadwal pengobatan. Pada sapi
dara peripubertal atau sapi anestrus, pengobatan dengan CIDR membantu
menginduksi siklus estrus yang normal.
c. Spons (ruminansia kecil)
Spons intra vagina mengandung hormon progesteron. Dosisnya berbeda-beda
sesuai dengan perusahaan atau jenis progesteron yang digunakan
46. Di sebuah peternakan ayam layer, seorang peternak memberikan lampu untuk kandang
ayam layer. Fungsi penerangan pada ayam tersebut adalah....
Pembahasan:
Sistem pencahayaan yang dipergunakan pada unggas, terutama untuk
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan. Cahaya tidak hanya sebagai sumber
penerangan, tetapi juga berperan pada respons reproduksi dan produksi unggas.
Secara umum, cahaya yang berasal dari alam maupun cahaya buatan (artifisial)
memiliki tiga aspek penting yang berbeda serta dapat mempengaruhi kehidupan
unggas, yakni intensitas (iluminasi), panjang gelombang (warna cahaya), dan durasi
pencahayaan (fotoperiode atau light schedule) (Andrew dan Zimmermann, 1990; Lewis
dan Morris, 1998). Ketiga aspek cahaya tersebut terlibat secara langsung dalam tingkah
laku, kenyamanan (welfare), kecepatan metabolisme, aktifitas harian, dan aktifitas
fisiologis unggas, seperti pertumbuhan dan status reproduksi.
Adanya pencahayaan, baik berasal dari cahaya alami (sinar matahari) maupun
buatan (lampu) akan menstimulasi hipotalamus yang kemudian diteruskan ke kelenjar-
kelenjar tubuh, seperti hipofisa, tiroid dan paratiroid untuk mensekresikan
(menghasilkan) hormon. Kelenjar hipofisa akan mensekresikan folicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon FSH berfungsi
perkembangan folikel dan mematangkan folikel/sel telur pada indung telur
(ovarium), sedangkan hormon LH berfungsi menggertak proses ovulasi (pelepasan
sel telur dari ovarium ke oviduk/saluran telur). Kedua hormon inilah yang sangat
berperan penting bagi pembentukan sebutir telur.
Adanya rangsangan cahaya juga akan menstimulasi kelenjar tiroid
mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur kecepatan metabolisme tubuh
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan. Selain kelenjar hipofisa dan tiroid, kelenjar
paratiroid juga terstimulasi oleh adanya cahaya untuk mensekresikan hormon
paratiroksin yang berperan mengatur kadar kalsium (Ca) dan fosfor (P) dalam darah.
52. Apa yang dilakukan jika penyakit tiba-tiba muncul di suatu daerah. Langkah yang
dilakukan pemerintah adalah......
Pembahasan:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2014 Tentang
Pengendalian Dan Penanggulangan Penyakit Hewan, pemberantasan penyakit hewan
menular dilakukan dengan cara:
a. Penutupan Wilayah;
b. Pembatasan lalu lintas Hewan rentan, produk Hewan, dan media pembawa
Penyakit Hewan lainnya yang berisiko tinggi;
c. Pengebalan Hewan;
d. Pengisolasian Hewan sakit atau terduga sakit;
e. Penanganan Hewan sakit;
f. Pemusnahan bangkai Hewan;
g. Pengeradikasian Penyakit Hewan; dan
h. Pendepopulasian Hewan
Pasal 56 (1) Pembatasan lalu lintas Hewan rentan, produk Hewan, dan media pembawa
Penyakit Hewan lainnya yang berisiko tinggi ke dan dari daerah Wabah dilakukan
melalui tindakan pelarangan terhadap seluruh lalu lintas Hewan rentan terhadap
Penyakit Hewan, produk Hewan, dan media pembawa Penyakit Hewan lainnya
yang berisiko tinggi menyebarkan Penyakit Hewan
53. Seekor anjing digigit anjing lainya dan dilakukan tindakan karantina untuk mengamati
tanda klinis yang muncul pada anjing tersebut. Anjing tidak menunjukkan gejala rabies.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah....
Pembahasan:
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem
syaraf pusat (otak dan tulang belakang). Penularan pada umumnya melalui gigitan atau
cakaran dari hewan rabies. Manusia yang terinfeksi rabies hampir selalu berakhir
dengan kematian.
Agen penyebab rabies adalah virus dari genus lyssa virus dan termasuk ke
dalam family Rhabdoviridae. Virus ini bersifat neurotropic, berbentuk menyerupai
peluru dengan panjang 130 – 300 nm dan diameter 70 nm. Virus ini terdiri dari inti
RNA (Ribo Nucleic Acid) rantai tunggal diselubungi lipoprotein. Pada selubung luar
terdapat tonjolan yang terdiri dari glikoprotein G yang berperan penting dalam
timbulnya imunitas oleh induksi vaksin dan penting dalam identifikasi serologi dari
virus rabies. Virus rabies dapat bertahan pada pemanasan dalam beberapa waktu lama.
Dalam keadaan kering beku dengan penyimpanan pada suhu 40 C virus dapat bertahan
selama bertahun-tahun, hal inilah yang menjadi dasar kenapa vaksin anti rabies harus
disimpan pada suhu 20 – 80 C. Pada dasarnya semakin rendah suhunya semakin lama
virus dapat bertahan.
Untuk rabies biasanya tidak dilakukan pemeriksaan pada manusia yang
tergigit. Namun pemeriksaan laboratorium dilakukan pada hewan yang
menggigit Anda. Pemeriksaan yang dilakukan bisa berupa pemeriksaan
histopatologi pada jaringan otak hewan (karena virus ini menyerang otak dan saraf)
atau mendeteksi virus dengan pemeriksaan darah seperti FAT, Immunoperoxide , VN
dan FAVN. Masa inkubasi rabies adalah berkisar 2-3 minggu pada manusia
tergantung dari besar/dalam luka gigitan, dekat atau tidak luka gigitan ke daerah
otak. Untuk mengenali ada tidaknya virus rabies pertama kali biasanya kita
mengobservasi anjing yang menggigit Anda. Jika dalam 10-14 hari tidak ada gejala
rabies atau kematian yang disebabkan rabies pada anjing maka dinyatakan bahwa
anjing tersebut tidak memiliki virus rabies dan otomatis tidak menularkan virus
rabies pada Anda.
Gejala rabies pada hewan adalah :
a. Sangat agresif
b. Suka bersembunyi di tempat gelap
c. Ekor turun di belakang kedua kaki
d. Liur sangat banyak
e. Takut akan air dan cahaya
Gambaran citra uterus sapi tidak bunting pada Gambar 3a. Pada Gambar 3b,
menunjukan gambaran USG dengan konseptual vesikel yang berwarna anechoic yang
ditunjuk anak panah, gambaran inilah yang menunjukkan bahwa sapi betina tersebut
bunting. Karena kebuntingan terdeteksi pada hari ke-15 setelah IB maka dapat
dinyatakan sebagai kebuntingan dini. Posisi kantong yang berisi cairan amnion, sama
seperti penelitian Curran et al. (1986), terletak ipsilateral terhadap korpus luteum di
salah satu kornua uteri. Hasil serupa diperoleh Beal et al. (1992) yakni konseptual
vesikel ditemukan pada hari ke-19 setelah IB. Ukuran konseptual vesikel ini akan terus
meningkat seiring dengan waktu diikuti dengan peningkatan cairan yang ada di
dalamnya.
60. Dalam suatu daerah, ditemukan terdapat sapi yang terkena antrax. Petugas melakukan
tindakan untuk penguburan pada sapi tersebut namun tidak dilakukan pembedahan. Apa
yang terjadi pada sapi yang tidak dibedah tersebut....
Pembahasan:
Penyakit Anthrax disebut juga Radang Limpa adalah penyakit yang disebabkan
oleh kuman Bacillus anthracis dapat menyerang semua hewan berdarah panas termasuk
unggas dan manusia (bersifat zoonosis)
Bakteri Bacillus anthracis bersifat Gram positif, aerob dan membentuk spora
terletak di sentral sel bila cukup oksigen. Dalam jaringan tubuh penderita ataupun
bangkai yang tidak dibuka, bakteri selalu berselubung dan tidak pernah berspora karena
tidak cukup oksigen. Penyakit berlangsung per akut (kematian mendadak) dan akut,
menyerang berbagai jenis hewan pemamah biak, hewan liar maupun manusia tetapi
hewan-hewan berdarah dingin samasekali tidak terinfeksi. Penularan penyakit dapat
diawali dari tanah yang berspora Anthrax, kemudian melalui luka kulit atau terhirup
pernapasan ataupun bersama pakan/minum masuk pencernaan tubuh hewan dengan
masa tunas berkisar 1 - 3 hari dan kadang-kadang 20 hari. Anthrax tidak lazim
ditularkan dari hewan satu ke lainnya dengan kontak langsung, tetapi vektor lalat
penghisap darah dapat berperan (misalnya Tabanus sp). acapkali terinfeksi dari hewan
melalui permukaan kulit yang terluka terutama pada orang-orang yang banyak
berhubungan dengan hewan, atau terjadi melalui pernapasan pada pekerja penyortir
bulu domba. Infeksi melalui saluran pencernaan dapat terjadi pada orang yang makan
daging asal hewan penderita Anthrax. Bacillus anthracis mudah dibunuh dengan
pemanasan pada suhu pasteurisasi, macam-macam desinfektansia (formalin 10%,
karbol 5%, iodine dan lain-lain) serta oleh pembusukan. Namun kuman setelah
menjadi bentuk spora lebih tahan yaitu baru musnah dengan pemberian uap basah
bersuhu 120 derajat Celcius dalam beberapa detik, air mendidih atau uap basah bersuhu
100 derajat Celcius selama 10 menit, uap basah bersuhu 90 derajat Celcius selama 45
menit atau panas kering pada suhu 120 derajat Celcius selama 1 jam.
64. Sapi dengan penyakit sistiserkosis bagian otot wajah, otot yang di-insisi adalah....
Pembahasan:
Untuk pemeriksan otot pipi dan limfoglandula pada sapi maka kulit pada kepala
sapi harus dipreparir (dibuka) dengan pisau tajam. Setelah kulit terbuka, baru bisa otot
pipi diiris, diamati apakah ada larva cacing pita (Cysticercus bovis)
65. Seekor peternak melaporkan bahwa kudanya tidak memiliki nafsu makan, bagian
wajahnya mengalami pembengkakan. Saat dilakukan pemeriksaan bagian premolar
mengalami pembusukan dan saat diperkusi bagian rongga nasal bersuara redup,
bagaimana tindakan pembedahan dari kuda tersebut...
Pembahasan:
Trepanasio atau yang disebut juga trepanasi dan adalah tindakan operasi
dengan membuka suatu rongga yang berdinding keras dengan menggunakan alat
trepan. Salah satu contoh operasi trepanasio adalah operasi craniotomy.
Trepanasio umumnya dilakukan pada hewan besar, antara lain untuk membuka
sinus maxillaris mayor, sinus maxillaris minor, sinus choncho frontalis, sinus frontalis,
rongga hidung dan rongga-rongga pada rahang bawah.
Trepanasio mungkin melibatkan penghapusan bagian kecil atau besar tulang
dari hewan. Prosedur dari pelaksanaan operasi trepanasio dapat bervariasi dari satu
pasien dengan pasien lain, tergantung pada kondisi dan kebutuhan spesifik dari pasien.
Jenis – jenis operasi trepanasio pada hewan dibedakan berdasarkan tempat atau
daerah yang akan dilakukan proses pembukaan rongga tersebut. Adapun jenis – jenis
operasi trepanasio, antara lain:
Lokasi operasi trepanasi sinus maxillaris minor adalah pada sudut yang dibentuk
oleh garis yang sejajar dengan cista fascialis dengan jarak satu lebar jari diatas
crista fascialis, dengan garis yang tegak lurus dari ujung crista fascialis ke garis
median kepala.