Anda di halaman 1dari 11

Ekologia, Vol. 11 No.

2 , Oktober 2011: 11-21

PEMANFAATAN BAKTERI ANTAGONIS


TERHADAP PENGENDALIAN JAMUR PATOGEN
Fusarium oxysporum dan Phytopthora capsici SECARA IN VITRO

Tri Saptari Haryani1), dan Olivia Mersylia Tombe2)


1,2)
Program Studi Biologi – FMIPA Universitas Pakuan

ABSTRAK

Jamur Fusarium oxysporum merupakan patogen yang dapat menyebabkan penyakit


busuk batang pada tanaman vanili. Adanya pembusukan pada jaringan batang tersebut
merupakan ciri khas dari penyakit busuk batang. Gejala khas dari serangan patogen pada
pangkal batang mengakibatkan pangkal batang menjadi berwarna hitam. Salah satu cara
untuk mengendalikannya yaitu menggunakan agen pengendali hayati berupa bakteri
antagonis. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan satu isolat bakteri antagonis yang
paling efektif menekan pertumbuhan koloni serta perkecambahan konidia dan zoospora
patogen Fusarium oxysporum dan Phytopthora capsici. Penelitian dilakukan secara in vitro,
tahapan kegiatan dalam penelitian ini meliputi sterilisasi alat, pembuatan media, pembuatan
inokulum, pengujian antagonis isolat bakteri dan filtratnya serta pengamatannya. Bahan
yang digunakan adalah isolat F.oxysporum, P.capsici dan sembilan isolat bakteri. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari sembilan isolat bakteri terdapat satu isolat bakteri
paling efektif menghambat pertumbuhan patogen F.oxysporum yaitu isolat bakteri AKT7
sebesar 29,91% sedang isolat bakteri paling efektif menghambat patogen P.capsici yaitu
isolat bakteri B5A sebesar 54,42% . Filtrat bakteri AKT7 mampu menghambat
perkecambahan konidia F.oxysporum dan zoospora P.capsici.

Kata kunci : Fusarium oxysporum , Phytopthora capsici, bakteri antagonis

PENDAHULUAN ditemukan pada batang. Bagian batang


Pada perkembangan dunia pertanian yang terserang akan mengakibatkan
tidak pernah lepas dari masalah hama jaringan batang tersebut busuk. Adanya
dan penyakit tanaman. Hama dan penyakit pembusukan pada jaringan batang tersebut
tanaman mengakibatkan menurunnya merupakan ciri khas dari penyakit busuk
kualitas dan kuantitas hasil yang diperoleh. batang (Tombe dkk, 1998).
Beberapa jenis diantaranya memiliki daya Fusarium oxysporum mempunyai
merusak yang sangat merugikan dan dapat miselium yang bersekat, bercabang dengan
mengakibatkan kematian ribuan hektar membentuk konidiofor. Miselium tampak
tanaman, sehingga berdampak pada seperti kapas dan menghasilkan pigmen
bencana kelaparan. Salah satu cara untuk berwarna kuning, merah muda, atau
mengendalikan organisme pengganggu keunguan bila dilihat secara makroskopis.
tanaman yaitu dengan menggunakan agen Untung (1992) melaporkan bahwa
pengendali hayati. penyakit Busuk Batang Vanili telah
Jamur Fusarium oxysporum ditemukan di semua propinsi penghasil
merupakan patogen yang dapat utama vanili antara lain Jawa Tengah, Bali,
menyebabkan penyakit busuk batang pada Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Lampung
tanaman vanili. Gejala busuk batang vanili dan NTT dengan intensitas serangan
dapat ditemukan pada seluruh bagian 5-80%. Bila dihitung rata-rata kerugian
tanaman yaitu batang, buah, pucuk dan yang ditimbulkan oleh penyakit busuk
kadang-kadang pada daun. Tetapi gejala batang hingga tahun ± 90an sebanyak 10%
busuk batang vanili paling sering
Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

11
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

yang dapat mencapai nilai Rp. 32 yang paling efektif menekan pertumbuhan
miliar/tahun (Untung, 1992). koloni serta perkecambahan konidia dan
Jamur Phythophtora capsici zoospora patogen Fusarium oxysporum
merupakan patogen yang dapat menyerang dan Phytopthora capsici.
seluruh bagian tanaman lada, tapi serangan
yang paling membahayakan adalah pada BAHAN DAN METODE
akar atau pangkal tanaman dalam waktu Penelitian telah dilaksanakan pada
singkat. Gejala awal serangan patogen pada bulan Maret 2010 sampai dengan April
akar atau pangkal batang sulit diketahui. 2010 di Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Gejala yang nampak berupa kelayuan Aromatik (BALITTRO), Jalan Tentara
tanaman, merupakan serangan lanjut yang Pelajar No. 3A, Bogor
sering kali tidak dapat dikendalikan. Gejala
Alat dan Bahan
khas dari serangan patogen pada pangkal Alat yang digunakan dalam
batang mengakibatkan pangkal batang
penelitian ini antara lain : petri disk, tabung
menjadi berwarna hitam. Pada keadaan reaksi, jarum ose, pipet, autoclave,
yang lembab, gejala hitam tersebut nampak miliphore, clean bench, steamboat,
seperti lendir berwarna agak biru. erlenmeyer, cork borer, mikroskop, oven,
Salah satu cara untuk centrifuse, timbangan, gelas ukur,
mengendalikan jamur patogen Fusarium alumunium foil, karet gelang, kapas dan
oxysporum dan Phytopthora capsici yaitu spidol.
menggunakan agen pengendali hayati
berupa bakteri antagonis. Bakteri antagonis Bahan Penelitian
merupakan salah satu agen pengendali Bahan yang dipergunakan dalam
hayati yang menghasilkan suatu senyawa peneliian ini antara lain : media Potatoes
yang dapat digunakan untuk Dextrose Agar (PDA), media Nutrient
mengendalikan jamur-jamur patogen yang Agar (NA) Potatoes Dextrose Broth (PDB)
menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Trypticasein Soy Broth (TSB), V8 juice,
Penggunaan agen hayati menjadi alternatif aquadest, isolat Phytophtora capsici, isolat
yang tepat untuk mengendalikan patogen Fusarium oxysporum, air steril, alkohol,
penyebab penyakit pada tanaman. pewarna laktofenol, 9 isolat bakteri.
Phytophthora berasal dari bahasa Yunani, Metode Penelitian
phyto yang berarti tanaman dan phthora Sterilisasi
yang artinya merusak, jamur ini disebut
juga jamur air karena selain di tanah dan Alat-alat yang digunakan meliputi
daerah daun sebagian besar siklus cawan petri, pipet, dan corkborer
hidupnya dapat terjadi di air (Erwin and disterilisasi dengan menggunakan oven
Ribeiro, 1996). Phytophthora yang pada suhu 150°C selama 3 – 5 jam.
ditumbuhkan pada media biakan atau Sebelumnya cawan petri, erlenmeyer dan
jaringan tanaman dalam keadaan lembab corkborer dibungkus dengan menggunakan
umumnya tidak berpigmen, dan apabila kertas koran/alumunium foil untuk
dilihat di bawah mikroskop, miseliumnya mencegah terjadinya kontaminasi.
berwarna transparan. Miselium bercabang
Pembuatan media
dan memiliki struktur seperti tabung.
Media yang digunakan dalam
Pertumbuhan umumnya terjadi pada ujung
penelitian ini adalah PDA, PDB dan agar
hifa (Erwin and Ribeiro, 1996).
V8 untuk pertumbuhan jamur patogen dan
Tujuan Penelitian NA, TSB untuk pertumbuhan bakteri.
Penelitian ini bertujuan untuk Media NA, PDB, PDA dan TSB
mendapatkan satu isolat bakteri antagonis menggunakan media yang siap pakai. Cara
Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

12
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

pembuatannya yaitu media NA diambil bertingkat. Formula yang akan diteliti


sebanyak 23 gr/l, PDB sebanyak 24 gr/l, diambil masing-masing 10 ml dan
PDA sebanyak 39 gr/l, dan TSB sebanyak dimasukkan ke dalam 3 erlemeyer yang
17gr/l. Bahan-bahan tersebut dimasukkan telah berisi air steril masing-masing 90 ml.
ke dalam tabung erlenmeyer kemudian Setelah formula dan air steril dicampurkan
ditambahkan aquadest. Setelah bahan- dikocok di atas sheaker selama 15 menit
bahan tersebut tercampur, kemudian dengan tujuan agar produk dan air steril
disterilkan dalam autoclave pada suhu serta bakteri di dalam formula dapat
121°C tekanan 1 atm selama 20 menit. tercampur dengan sempurna. Dari masing-
Sedangkan media V8 juice merupakan masing formula dilakukan pengenceran
media yang terdiri dari 200 ml V8 juice, 12 bertingkat. Untuk setiap formula disiapkan
gram agar, 1 gram CaCO3 dan aquadest masing-masing 4 tabung reaksi berisi air
800 ml. Cara pembuatannya yaitu V8 juice steril sebanyak 9 ml. Kemudian dilakukan
disaring kemudian dicampurkan dengan pengenceran bertingkat. Dari produk A
agar dan CaCO3, dipanaskan sampai semua diambil 1 ml lalu dimasukkan pada tabung
bahan larut. Media tersebut disterilkan reaksi yang pertama disheaker sebentar lalu
dalam autoclave pada suhu 1210C selama diberi nama A1, kemudian dari A1 diambil
20 menit. kembali 1 ml dan dituangkan ke dalam
tabung reaksi selanjutnya disheaker
Menumbuhkan isolat jamur patogen
sebentar dan diberi nama A2, dari A2
dan bakteri
diambil kembali 1 ml dan dimasukkan ke
Teknik dalam peremajaan P.capsici
test cube selanjutnya lalu disheaker
dan F.oxysporum adalah dengan
sebentar dan diberi nama A3, dari A3
mengambil potongan biakan jamur dalam
diambil kembali 1 ml dan dimasukkan ke
tabung reaksi kemudian memindahkannya
dalam test cube selanjutnya disheaker
ke permukaan media PDA baru dalam
sebentar dan diberi nama A4. Dari A3 dan
cawan petri. Sedangkan untuk isolat bakteri
A4 masing-masing diambil 0,5 ml dan
yaitu dengan menggunakan jarum ose
dituangkan ke dalam media PDA yang
isolat bakteri digores pada media NA yang
telah disiapkan, semua dilakukan sebanyak
baru. Perlakuan ini dilakukan di dalam
3 kali pengulangan (Gambar 1). Begitu
Laminar Air Flow Cabinet agar tidak
juga untuk formula B dan C. Setelah
terjadi kontaminasi
selesai maka semua petri yang berisi media
Isolasi bakteri dari 3 macam formula disimpan di dalam kantong plastik dan
Cara kerja yang dilakukan dalam diinkubasi dalam kondisi suhu kamar.
mengisolasi bakteri dari 3 macam formula
A,B,C adalah dengan pengenceran

0,5 ml
10 ml 0,5 ml
mlmlml
1 ml 1 ml 1 ml ml
0,5 ml

Formula 90 m 9 ml 9 ml 9 ml
Gambar 1 . Metode Isolasi
Bakteri
Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

13
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

Uji antagonis bakteri terhadap PS 4 Rizosfera Tanaman Nilam


pertumbuhan koloni Fusarium B5 A Formula A
B6 B Formula B
oxysporum dan Phytophtora capsici
B10 B Formula B
Bakteri-bakteri yang digunakan
untuk uji antagonis yaitu bakteri terbaik
Uji filtrat bakteri terhadap per-
hasil isolasi formula dan bakteri koleksi
kecambahan konidia Fusarium
BALITTRO (tabel 1). Bakteri yang telah
oxysporum dan zoospora Phytophtora
diisolasi diuji kemampuan antagonisnya
capsici
terhadap 2 jamur patogen yaitu
Untuk pengujian filtrat isolat yang
F.oxysporum dan P.capsici.
akan digunakan yaitu isolat bakteri AKT7.
Satu koloni bakteri yang tumbuh
Metode yang dipakai yaitu pencampuran
terpisah pada media NA di cawan petri,
suspensi konidia atau zoospora dengan
diambil menggunakan jarum ose dan
filtrat bakteri. Isolat F.oxysporum
digoreskan pada media PDA yang telah
diremajakan pada media PDA dan
disiapkan. Pengujian antagonis bakteri
diinkubasi selama 5 hari. Potongan biakan
terhadap dua jamur patogen tersebut secara
koloni F.oxysporum sebesar 1x1 cm
in vitro dilakukan dengan metode uji
dimasukkan ke dalam media PDB lalu
berpasangan pada media agar. Potongan
diinkubasi selama 4 hari dengan kondisi
biakan F.oxysporum atau isolat P.capsici
digoyang (dishaker) untuk merangsang
(diameter 0,5 cm) diletakkan dengan jarak
produksi konidia F.oxysporum. Sedangkan
5 cm dari goresan bakteri di media PDA
isolat P.capsici disiapkan dengan cara
(Gambar 2). Pengamatan dilakukan setiap
meletakkan empat potongan biakan jamur
hari terhadap koloni jamur dengan cara
pada cawan petri yang telah berisi media
mengukur jari-jari koloni jamur yang
agar V8. Inkubasi dilakukan selama 7 hari
mengarah ke goresan bakteri.
dengan pencahayaan terus-menerus.
Zoospora dari P.capsici dilepaskan dengan
5CM cara memberi air steril diatas biakan
tersebut, dan diinkubasi di dalam kulkas (±
160C) selama 15 menit.
Filtrat bakteri dibuat dengan cara
menginokulasikan bakteri ke dalam media
TSB, inkubasi dilakukan dengan digoyang
(dishaker) selama 2 hari. Bakteri yang telah
Jamur Bakteri tumbuh dipanen dengan cara disentrifuse
dengan kecepatan 4000 rpm selama 2x30
Gambar 2. Metode Uji Antagonis
menit. Filtrat yang dihasilkan setelah
Tabel 1. Asal Isolat Bakteri disentrifuse, disaring menggunakan
Kode miliphore (0,2 µm), agar diperoleh filtrat
Bakteri Asal Isolat bakteri yang bebas dari sel bakteri.
Potensial Suspensi zoospora dan konidia
Rizosfera Tanaman Lada Muda
Sk 1 kemudian diberi perlakuan filtrat bakteri
Sukamulya
Rizosfera Tanaman Lada Tua dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5% dan
St 116 tanpa diberi filtrat bakteri ( kontrol).
Sukamulya
OG 1
Rizosfera Tanaman Lada Tua Suspensi yang telah diberi
Lampung Utara perlakuan diinkubasi pada suhu ruang
J2 Rizosfera Tanaman Jagung selam 2,5 jam untuk P.capsici dan 4 jam
AKT 7 Rizosfera Tanaman Nilam
untuk F.oxysporum lalu diberi pewarna
Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

14
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

laktofenol dan dilakukan penghitungan Keterangan :


terhadap jumlah konidia dan zoospora yang a : Jumlah konidia atau zoospora yang
berkecambah ( Kaur, R et al, 2007) berkecambah
b : Jumlah seluruh konidia atau zoospora
Rancangan Percobaan dan Model
yang diamati
Matematik
Rancangan yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah Rancangan HASIL DAN PEMBAHASAN
Acak Lengkap dengan perlakuan 9 jenis Pengaruh Bakteri Antagonis Terhadap
bakteri antagonis dan ulangan sebanyak 3 Pertumbuhan Jamur Patogen Fusarium
kali untuk 2 isolat patogen yang berbeda. oxysporum dan Phytophthora capsici.
Menurut Gaspersz (1991), model Pengamatan pengaruh bakteri
statistik untuk percobaan dengan terhadap pertumbuhan jamur F.oxysporum
menggunakan rancangan acak RAL adalah dan P.capsici dilakukan selama tujuh hari.
sebagai berikut : Dari data hasil pengamatan, isolat
Yijk = µ + Ti + Eij F.oxysporum tanpa diberi perlakuan bakteri
Dimana : (kontrol) dapat tumbuh menutupi seluruh
µ : Rata-rata (nilai tengah) respon permukaan cawan petri setelah 7 hari
Ti: Pengaruh perlakuan ke-i yang akan sedangkan isolat P.capsici setelah 6 hari
kita uji diinkubasi (Gambar 3 dan 4). Isolat
Eij: Pengaruh faktor random yang P.capsici dapat tumbuh lebih cepat
mendapat perlakuan ke-i dengan dibandingkan dengan isolat F.oxysporum.
ulangan ke-j Miselium kedua jamur tersebut tampak
Yij : Respon terhadap perlakuan ke-i pada seperti kapas tipis menutupi permukaan
plot ke-j media PDA. Warna koloni P.capsici putih
sedangkan F.oxysporum agak keunguan.
Peubah yang Diamati
1. Uji Antagonis Bakteri terhadap pertum
ban koloni Fusarium oxysporum dan
Phytophtora capsici yaitu :
Panjang jari-jari koloni F.oxysporum dan
P.capsici Persentase peng-hambatan
pertumbuhan koloni F.oxysporum dan
P.capsici.
Dengan cara :
% penghambatan : a – b x 100% Gambar 3. Koloni F.oxysporum pada hari
a ke 7
Keterangan :
a : panjang jari-jari koloni kontrol
b : panjang jari-jari koloni miselia
yang tumbuh ke arah bakteri
2. Uji filtrat bakteri terhadap perkecam-
bahan konidia dan zoospora yaitu :
Jumlah konidia F.oxysporum dan
zoospora P.capsici yang berkecambah.
Persentase perkecambahan konidia dan
zoospora, dengan cara :
% perkecambahan : a x 100% Gambar 4. Koloni Phytophthora capsici
b pada hari ke 6
Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

15
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

Delapan dari sembilan isolat bakteri pertumbuhan jari-jari koloni isolat


yang diuji ternyata dapat menghambat F.oxysporum dan P.capsici mulai
pertumbuhan F.oxysporum dan P.capsici. mengalami penghambatan pada hari kelima
Pengaruh isolat bakteri terhadap dan hari keenam.
pertumbuhan jari-jari koloni jamur Pada Tabel 2 tampak bahwa
F.oxysporum dan P.capsici secara lengkap pengaruh sembilan isolat bakteri terhadap
tersaji pada Tabel 2 dan 3. pertumbuhan F.oxysporum pada hari
pertama menunjukkan hasil yang tidak
Tabel 2. Pengaruh Beberapa Isolat Bakteri berbeda nyata dengan kontrol sedangkan
Terhadap Pertumbuhan Jamur F.oxysporum pada hari kelima dan ketujuh pengaruh
delapan isolat bakteri menunjukkan hasil
Rata-rata Jari-jari koloni yang berbeda nyata dengan kontrol kecuali
F.oxysporum (mm) pada hari isolat bakteri J2. Hal ini ditunjukkan pada
Isolat Bakteri
pengamatan ke..
perlakuan isolat bakteri PS4 pada hari
1 5 7
Sk 1 11,66a 31,00b 34,66b kelima dan isolat bakteri AKT7 pada hari
St 116 11,33a 30,66b 35,00b ketujuh yang sangat berpengaruh terhadap
a b
B5 A 11,66 30,66 37,33b penghambatan pertumbuhan F.oxysporum.
a a
J2 13,33 38,66 46,33a Keadaan tersebut diduga disebabkan isolat
a b
OG 1 12,66 31,33 35,33b bakteri mulai mengeluarkan senyawa
a b
B10B 11,66 34,00 41,33b antibiotik yang dapat menghambat
a b
B6B 11,00 32,66 38,33b
PS4 12,33 a
29,33 b
32,66b
pertumbuhan patogen F.oxysporum.
AKT7 12,33 a
29,66 b
32,00b Dengan demikian perlakuan menggunakan
Kontrol 14,66 a
37,66 a
45,66a bakteri mulai menghambat pertumbuhan
Keterangan : Angka yang diikuti huruf jamur F. oxysporum pada hari kelima.
yang sama pada kolom yang sama Pemberian bakteri menyebabkan
menunjukkan tidak berbeda nyata pada juga persentase penghambatan pertumbuh-
taraf 1%. an yang berbeda untuk patogen
F.oxysporum (Tabel 4).
Tabel 3. Pengaruh Beberapa Isolat Bakteri
Terhadap Pertumbuhan Jamur P.capsici Tabel 4. Persentase Penghambatan
Rata-rata Jari-jari koloni P.capsici Pertumbuhan Koloni Jamur
Isolat Bakteri (mm) pada hari pengamatan ke.. F.oxysporum
1 3 6 Isolat Bakteri Persentase Penghambatan (%)
Sk 1 18,00a Sk 1 18,00a Sk 1 24,09
St 116 17,66a St 116 17,66a St 116 23,43
a
B5 A 17,00 B5 A 17,00a
a B5 A 18,24
J2 17,66 J2 17,66a
a J2 0,72
OG 1 16,00 OG 1 16,00a
a OG 1 22,62
B10B 18,00 B10B 18,00a
B6B 15,33 a
B6B 15,33a B10 B 9,48
PS4 16,66 a
PS4 16,66a B6 B 16,05
AKT7 17,33 a
AKT7 17,33a PS4 28,47
Kontrol 18,33a Kontrol 18,33a AKT7 29,91

Dari Tabel 2 dan 3 tampak bahwa Dari Tabel 4 tampak bahwa


pertumbuhan jamur pada kontrol (tanpa persentase penghambatan pertumbuhan
perlakuan) semakin lama waktu inkubasi patogen F.oxysporum terbesar 29,91%
semakin besar jari-jari koloninya yaitu pada perlakuan dengan menggunakan
sedangkan pada perlakuan bakteri, isolat bakteri AKT7, sedangkan persentase

Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

16
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

penghambatan pertumbuhan patogen dan ketiga menunjukkan hasil yang tidak


F.oxysporum terkecil 0,72% yaitu pada berbeda nyata dengan kontrol sedangkan
perlakuan dengan menggunakan isolat pada hari keenam pengaruh delapan isolat
bakteri J2. Pengaruh beberapa isolat bakteri bakteri menunjukkan hasil yang tidak
terhadap pertumbuhan F.oxysporum berbeda nyata dengan kontrol kecuali isolat
selengkapnya tersaji pada Gambar 5. bakteri J2. Hal ini ditunjukkan pada
perlakuan isolat bakteri B5 A pada hari
keenam yang sangat berpengaruh terhadap
penghambatan pertumbuhan P.capsici. Hal
ini disebabkan karena isolat bakteri mulai
mengeluarkan senyawa antibiotik yang
dapat menghambat pertumbuhan patogen
P.capsici. Dengan demikian perlakuan
dengan menggunakan bakteri mulai
menghambat pertumbuhan P.capsici pada
hari keenam.
Perlakuan bakteri juga menyebab-
kan persentase penghambatan pertumbuhan
yang berbeda untuk jamur patogen
P.capsici (Tabel 6).
Tabel 6. Persentase Penghambatan
Gambar 5. Pengaruh Beberapa Isolat Pertumbuhan Koloni Jamur P.capsici
Bakteri Terhadap Pertumbuhan Fusarium
Isolat Bakteri Persentase Penghambatan (%)
oxysporum pada hari ke 7
Sk 1 31,97
Dari Tabel 4 dan Gambar 5 dapat St 116 24,48
dilihat bahwa dari sembilan isolat bakteri B5 A 54,42
terdapat delapan isolat bakteri yang J2 0,69
OG 1 30,61
menyebabkan penghambatan pertumbuhan B10 B 25,85
jamur F.oxysporum sedangkan satu isolat B6 B 27,22
bakteri tidak menyebabkan penghambatan PS4 33,34
pertumbuhan jamur F.oxysporum yaitu AKT7 34,02
isolat bakteri J2. Isolat bakteri AKT7
merupakan isolat bakteri yang paling Dari Tabel 6 tampak bahwa
berpengaruh menghambat pertumbuhan persentase penghambatan pertumbuhan
F.oxysporum dibandingkan isolat bakteri patogen P.capsici terbesar 54,42% yaitu
lainnya yaitu dengan persentase pada perlakuan dengan menggunakan isolat
penghambatan sebesar 29,91% pada hari bakteri B5 A, sedangkan persentase
terakhir pengamatan. Hal ini diduga karena penghambatan pertumbuhan patogen
isolat bakteri yang digunakan pada uji ini P.capsici terkecil 0,62% yaitu pada
mengeluarkan suatu senyawa antibiotik perlakuan dengan menggunakan isolat
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri J2. Gambar pengaruh beberapa
F.oxysporum yang dimulai pada hari isolat bakteri terhadap pertumbuhan
kelima. P.capsici selengkapnya tersaji pada
Pada Tabel 3 tampak bahwa Gambar 6.
pengaruh sembilan isolat bakteri terhadap
pertumbuhan P.capsici pada hari pertama

Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

17
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

bakteri yang mengeluarkan senyawa


antibiotik yang bersifat toksik telah mampu
menghambat pertumbuhan jamur
F.oxysporum dan P.capsici. Dari hasil
pengamatan pada hari terakhir ternyata
terdapat lebih dari satu isolat yang mampu
menekan pertumbuhan jamur patogen
F.oxysporum dan P.capsici..
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa isolat bakteri B5 A yang berasal
dari formula A dapat menghambat
pertumbuhan jamur patogen P.capsici dan
Gambar 6. Pengaruh Beberapa Isolat F.oxysporum. Efektivitas formula A
Bakteri Terhadap Pertumbuhan hytopthora terhadap kedua patogen tersebut akan
capsici pada hari ke- 6 menjadi lebih baik lagi apabila formula
tersebut ditambahkan isolat bakteri AKT7.
Dari Tabel 6 dan Gambar 6 dapat
dilihat bahwa dari 9 isolat bakteri terdapat Pengaruh Filtrat Bakteri Terhadap
8 isolat bakteri yang menyebabkan Perkecambahan Konidia pada Fusarium
penghambatan pertumbuhan jamur oxysporum dan Zoospora Phytophthora
P.capsici sedangkan satu isolat bakteri capsici.
tidak menyebabkan penghambatan Pengamatan pengaruh filtrat bakteri
pertumbuhan jamur P.capsici yaitu isolat terhadap perkecambahan konidia dan
bakteri J2. Isolat bakteri B5 A merupakan zoospora dilakukan selama satu hari.
isolat bakteri yang paling berpengaruh Secara umum semakin tinggi konsentrasi
menghambat pertumbuhan P.capsici suspensi filtrat bakteri yang ditambahkan
dengan persentase penghambatan sebesar pada suspensi konidia F.oxysporum dan
54,42% pada hari terakhir pengamatan. Hal zoospora P.capsici menyebabkan makin
ini diduga karena isolat bakteri yang tingginya persentase penghambatan
digunakan mengeluarkan suatu senyawa perkecambahan. Hasil pengamatan
antibiotik yang mampu menghambat pengaruh filtrat bakteri terhadap
pertumbuhan P.capsici yang dimulai pada perkecambahan zoospora P.capsici dapat
hari keenam. dilihat dalam Tabel 10.
Isolat bakteri B5 A dan AKT7 Tabel 7. Pengaruh Kontrol Media dan
mampu menghambat pertumbuhan patogen Filtrat Bakteri Terhadap Perkecambahan
P.capsici dan F.oxysporum tetapi, bila Zoospora Phytophthora capsici
dilihat dari hasil persentasenya (Tabel 8
dan 9) patogen P.capsici lebih peka atau
lebih terhambat pertumbuhannya dengan Perlakuan Kontrol Filtrat Bakteri
menggunakan isolat bakteri B5 A Media(%) (%)
dibandingkan dengan isolat F.oxysporum, 12,5% 88,38a 84,20b
25% 87,60a 83,97b
sedangkan isolat F.oxysporum nampaknya 50% 87,47a 83,51b
lebih peka atau terhambat pertumbuhannya Kontrol air 89,93a
dengan menggunakan isolat bakteri AKT7.
Menurut Loekas (2008), bakteri Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
antagonis dapat mengeluarkan senyawa
taraf 1%
antibiotik yang bersifat toksik terhadap
jamur patogen. Pada penelitian ini isolat
Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

18
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

Keterangan :
Kontrol media : suspensi zoospora + media
TSB
Kontrol air : suspensi zoospora murni
(tanpa media TSB)

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa


persentase perkecambahan zoospora
P.capsici kontrol media tidak berbeda c
nyata bila dibandingkan dengan kontrol air,
sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian
media TSB tidak memberikan pengaruh
terhadap perkecambahan zoospora.
Perlakuan dengan menggunakan filtrat
bakteri memberikan hasil yang berbeda Gambar 7. Isolat Phytopthora capsici
nyata dengan kontrol air. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa perlakuan Keterangan :
dengan menggunakan filtrat bakteri mampu a. Zoospora yang berkecambah
menghambat perkecambahan zoospora. b. Zoospora yang belum berkecambah
Berdasarkan hasil perhitungan semua Hasil pengamatan pengaruh filtrat bakteri
konsentrasi filtrat bakteri memberikan hasil terhadap perkecambahan konidia
yang tidak berbeda nyata antar perlakuan F.oxysporum dapat dilihat dalam Tabel 11 :
atau dengan kata lain memberikan
pengaruh yang relatif sama dalam Tabel 8. Pengaruh Kontrol Media dan
menghambat perkecambahan zoospora Filtrat Bakteri Terhadap Perkecambahan
jamur patogen P.capsici sehingga jumlah Konidia Fusarium oxysprum
zoospora yang tidak berkecambah lebih
Perlakuan Kontrol Media Filtrat Bakteri
banyak dibanding jumlah zoospora yang (%) (%)
berkecambah. Penghambatan perkecamba- 12,5% 5,35a 5,13b
han ini diduga karena filtrat bakteri 25% 5,27a 5,09b
mengandung senyawa antibiotik yang 50% 5,20a 5,06b
bersifat toksik terhadap zoospora jamur Kontrol Air 5,82a
P.capsici sehingga filtrat bakteri ini Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom
mampu menghambat perkecambahan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
taraf 1%
zoospora jamur P.capsici. Penghambatan
perkecambahan jamur P.capsici dengan
Keterangan :
perlakuan filtrat bakteri dapat dilihat pada
Kontrol media : suspensi konidia+ media TSB
Gambar 10.
Kontrol air : suspensi konidia murni
(tanpa media TSB)

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa


persentase perkecambahan F.oxysporum
a
menggunakan kontrol media tidak berbeda
b nyata bila dibandingkan dengan kontrol air,
sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian
media TSB tidak memberikan pengaruh

Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

19
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

terhadap perkecambahan konidia. Menurut Loekas (2008), bakteri yang


Perlakuan dengan menggunakan filtrat berasal dari risosfera maupun di sekitar
bakteri memberikan hasil yang berbeda rizosfera mampu menghambat jamur-jamur
nyata dengan kontrol air. Dengan demikian patogen untuk menginfeksi tanaman inang
dapat disimpulkan bahwa perlakuan sehingga menjadi layu dan mati. Bakteri
dengan menggunakan filtrat bakteri mampu mengeluarkan suatu senyawa antibiotik
menghambat perkecambahan konidia. yang mampu menghancurkan selaput dari
Berdasarkan hasil perhitungan semua jamur patogen dan mengganggu sistem
konsentrasi filtrat bakteri memberikan hasil metabolismenya sehingga jamur patogen
yang tidak berbeda nyata antar perlakuan tersebut tidak mempunyai kemampuan lagi
atau dengan kata lain memberikan untuk menginfeksi tanaman inangnya.
pengaruh yang relatif sama dalam
menghambat perkecambahan konidia KESIMPULAN DAN SARAN
jamur patogen F.oxysporum sehingga Kesimpulan
jumlah konidia yang tidak berkecambah Dari hasil pengamatan pemanfaatan
lebih banyak dibanding jumlah konidia isolat bakteri dan filtrat bakteri terhadap
yang berkecambah. Hal ini diduga karena pertumbuhan dan perkecambahan
filtrat bakteri mengandung senyawa Fusarium oxysporum dan Phytopthora
antibiotik yang bersifat toksik terhadap capsici, dapat disimpulkan bahwa :
konidia jamur F.oxysporum sehingga filtrat 1. Terdapat delapan isolat bakteri yang
bakteri ini mampu menghambat mampu menghambat pertumbuhan
perkecambahan konidia jamur jamur patogen Fusarium oxysporum
F.oxysporum (Loekas, 2008). dan Phytopthora capsici
Penghambatan perkecambahan jamur 2. Isolat bakteri AKT7 merupakan bakteri
F.oxysporum dengan perlakuan filtrat yang paling efektif dalam menghambat
bakteri dapat dilihat pada Gambar 8. pertumbuhan Fusarium oxysporum
sedangkan isolat bakteri B5 A
merupakan bakteri yang paling efektif
dalam menghambat pertumbuhan
a Phytopthora capsici.
b 3. Filtrat bakteri isolat AKT7 dapat
menghambat perkecambahan konidia
Fusarium oxysporum dan zoospora
Phytopthora capsici
4. Isolat bakteri antagonis mengeluarkan
senyawa antibiotik yang mampu
menghambat pertumbuhan dan
Gambar 8. Isolat Fusarium oxysporum perkecambahan isolat Fusarium
oxysporum dan Phytopthora capsici.
Keterangan :
A : Konidia yang belum berkecambah Saran
b : Konidia yang berkecambah Formula yang mengandung isolat
bakteri B5A dapat ditambahkan isolat
Perlakuan menggunakan isolat bakteri AKT7 agar menjadi formula yang
bakteri dan filtratnya terhadap jamur lebih baik dalam mengendalikan jamur
patogen F.oxysporum dan P.capsici patogen F.oxysporum dan P.capsici.
mampu menghambat pertumbuhan dan Selanjutnya formula tersebut disarankan
perkecambahan kedua jamur patogen ini.
Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

20
Ekologia, Vol. 11 No.2 , Oktober 2011: 11-21

untuk diuji secara in vivo maupun tingkat Kaur. R, R.S. Singh, C. Alaubouvette. 2007.
rumah kaca. Antagonistic Activity of Selected
Isolates of Florescents Pseudomonas
DAFTAR PUSTAKA Againts Fusarium oxysporum.f. Sp
ciceri. Asian Journal of Plant
Alexopoulos, C.J., and C. W. Mims. 1979. Sciences. VII(3):446-454.
Erwin, D.C. and O.K. Ribeiro. 1996. Loekas, S. 2008. Pengantar Pengendalian
Phythophthora disease. Worldwide. Hayati Penyakit Tanaman. PT.Raja
APS. St Paul Minnesota. p.562 grafindo Persada. Jakarata. hlm.181-
Gazperz, V. 1991. Metode Perancangan 198.
Percobaan. Armico, Bandung.
hlm. 185

Pemanfaatan Bakteri Antagonis Terhadap Pengendalian .…….…………. (Tri Saptari dan Olivia)

21

Anda mungkin juga menyukai