Anda di halaman 1dari 14

Perhu:nyaiiaii EHtmrloliigi ladowia

Parameter Demografi Optus chrometomyiae


(IJymenoptera: Braconidae) pada Lalat Pengoroh Dann
Liriomyza liuidabrensis (Diptera: Agromyzidae)
RUSLI RUSTA M', AUNU RAUF', NINA OtARYANA', PUDJIANTO', DADANG'
"Program StudT Hama dao Penyaf:it Tanaman, Jurusan Agronomi ,
Fakcltas Pcrtanian, Uoivezsims Riau
'Qepartemeil Proteksi T@amgn, FaLmliss Fertauco, fnstitut PertaniBit Rognr

fditerima September *008, dtsetujui Deselmber 2008)

ABSTRACT
Demiigraphie parameter of Optus cIiramatom'ytoe (Hymenopte'ra:
Braceoidar} un 1x'aIoiiner IJz/rwtyze âo/dn/irezrszs (Diptera:
Agrom a»). .opiiis cia•o›natcv›i)' iac (Hymenoptera; Broconidae) is
an endopamsitoid attacking TeaWincrS in thc field. Tbe objective or the
research is4o smdy ihe statistical demographic of the parasitoid. Result
showed tbal femeTe 1iféspan @.95 days) was shorter than male (I I.73).
Female fecundity
about T 04.73 eggs, witb rate of egg production per day ws about
9.3 I eggs. ”I”his parasitoid was also found to be female-biased sex
cetio. Regarññtg pripulatioa parameter. net reproduction mite (Ro)' was
about 28.55, generation time (”/ \\’as 1*i.96 days intrinsic' rstc (r) was
0:21 and finifc late of increase (Z) 1 3. ’7he stable dye of Opii I
r//re*/o/n»5 ’oe was obnut 37.93
°â eegs, 24.92 % larval, *0.ñ6 % yupae. and 16.78 9• aJuTt.
KEYWORfiIS :. O,nit‹.s c/tmmoroin¿/oe, garasituid, net rc{›rcduct on.

1973). Serangan
PENDAHLUAN hama. ini dapat
inenuruiikan
Lalat pcngorok daun Lirii›in) zu
produksi
Jiiiidobi crisis (Blanchard) {Diptefa:
Agromyzidae) telah menjadi salah
saio hairia. pending pada pertanaman
sayoran sejak kedatangannya di
Indonesia sekitar awal tahun 1990-an
(Rauf 199a). Lalat /. yâdobrcnsis
bersifat polifag dengan inang
meliputi tumbuhan dari famili
Chenopodiacese;. Compositae,
Cucurbitaceae, Legumi- noceae,
Liliaceae, Solanaceae, Tropaeolaeeae,
Umbeliferae, dan Violaceae (Spencer

1
lanaman antara 30—70% (Roof ‹'t Shepard 1999).
Umumnja petani sampai wkamng masih
mengandalan insek- tisida dalam pengendalian tersebut,
namun tidak mem6erikan bssil yang hama
mernuaskan. Walaupun ada insektisida yang
efektif, tefapi barganya sangat
iahal. Penggunaan insektisida
sering memberikan
n•°B ^ ing yang buiuk. Selain niematiW oiusuh alami,
haina sasaran dapat menjadi tesistens› terhadap
inscklisida yang. digunakan (Parella
]982, Johnson 1993), sehingga
pengendalian hama irii semakin emit.

2
Oleh karena its perlu dikembangkan BAHAN EiAN METt)11 fi
berbagai alternatif teknik peiigmdalian
yang lebih ramah lingkungan. Tempat dan iYaktu
Salah satu ieknik pengendalian Penelitian dilakukan di
lalat pengorok damn adalah pe- Labomiorium Ekoiogi Scrangga.
manfaatan musuh alami. diantaranya Departemen Proteksi Tanaman,
parasitoid. Penelitian ? B dilakukan instinct Pertanian Bogor selama bulart
oleh Rant e/ al. (2000) dan Tapahillah November 2006 - April 2007.
(2002). mengungkapkan bahwa salah
sotu pnrasitoid yang dominos yang Penyiapan Tuiiibuban Inang
ditemukan adalah Spiys c'hro- T bahan \»ag yang di-
m‹itnmyiue \Vhorton & Belokobylsky gunakan untuk memb akkan Z.
(Hymcnoptcra; Rraconidae), Kajian hyiHobren›'is adalah kacang jogo.
tentang bioekologi L3 chraniotoryiae flenih ditanam dalam postbag ttinggi
khtisu.snya parameter demograG 20 cm. diameter 13 cm) dengnn
belum pemah dilaporkan. Informasi menggunakan mcdium tanah jang
yang lengkap tentang bioekologi D. dicampur pupuk ksridang dengan
chromaiomyiae sangat diperluW agar perbandIngan 3:1. Ribit tanaman
dapat dirancang leknologi pengendali- dizivam setiap hari afar tumbuli subur.
an hayati yang tepat guna Untuk keperluan pen biaknn Z.
pengendalian lalai pengorok dalri huiâohr«m is di man bibit jang
tersebut. Laju feproduksi kotor. laju bcrumui 14 hari, yaitu yang memiliki
reproduksi bcrsih. laju pertumbuhan empat helai dauil )’Rnp telah
intrinsik, remtaan masa generasi berkembang sempurna.
merupakan formulasi standar untuk
mcngukur populasi serangga tTlirch Penibiaknn Massal LBlat Pcngorok
1948; Carey 1982).
Penelitian bcrtujuan untuk Lalst perigorok daun. L.
memahami fiitiekologi parasitoid D. luiiclohren.st.s dibiskkan dalam
chromoto+nyioe 5'ang mencaku kurungan bcrkeran a kayu yang
bcrukuran panjang 80 cm. lcbar 40 cm
F
statistik demograli meliputi paramcter dan tinggi fi5 cm. .hirs kiiriingan
keh dupan ininyo. rataan masu cenerasi tcrbuat dari papan kajo sebagai tempat
(T), laju reproduksi bersih (lto), laju untuk meletaLkan tanaman. Damian
pertambfian instrisik (r+) day proporsi camping kuruljgan terhuat dari kain

usia stabil (px). kasa, sedangkan bagian depan dan


bclakang set atas ierbuot dari
lembaran plastik benish. Pada bagian
depan terdapat pinta untuk pembiakan, dan
memasuJan tanaman dan serangga. diberi larutan madu
Kedaim kurungan pembiakan 10% sebagai
diinasuLkan delapan polibag
tanainan kacong jogo, dan
selanjumya dimasukkan populasi lalat
pengorok daun hasil pengumpulan dari
lapangan. Setelah 24 jam, tanaman
yang telah diteiun oJch Dalai
pengnok dane dikeluarkan don diganti
dengan tanaman yang baru. Selairia
dalam pembia an lalat dihrri maLan
larutan madu 10% yang diresapkan
pada kapas yang digantiing dengan
benang pada atap kurungan.
Tanaman yang telah di infenslasi
teltir L. huidobrenxix dimasukkan ke
dalam £uiungan pembiakan tern jog
bcbas serangga, dan dipelibara
hingga telur meneias
menjadi larva. Menjelang
larva keliiar dari korokan
untuk beikepompong, tangkai daun
dipotong nan dailn kemudian disimpan
dalam ivadah plostik bercorong (tinggi.
I S cci, diameter 24 cm). Imago L
hvidobrensis yang muneul dan
Mrkmspu1;mdaeoroog£audig ’mn
lagi untuk pembiakan. Sebagian dari
tanaman yang telah terinfestasi larva
pengorok digunakan untuk
pembiakan pamsjtoid seperti diuraikan
di bawah
ini.

Perubiakan maasal parasitoid Opium

Parasitoid O. chi omatnm,yi ie


dipelihara dalam kunnt;an
nukanBn. patch ianaman (10 poij, dengan
kemudian dimasuIñ‹an masing-masinp tyaipan terinfestasi
sebayak
delapBn postbag tanaman kacang )O@O yang daiinnya oleh sekitar 20-30 lfiWB inang instar-
telah terinfestasi larva L hvidOLYPHSfS lDs1ar-3, Setelah 3. Parasitisasi ber- langsung selama 2
24 jom tanaman dikeluarkan dari kurungan dan jam (pk. 9.00-11.00 WID). Setiap
diganti .dengan ianaman yang baru. lava instar-3 yang tanaman kernudian dipindalikan ke
telah diparasit kamngan lain dan selanjutnya
dipelihara. Setiap hari perkembangan
pembiakan lain yang bebas setangga. Setelah larva dan mortali& prn- dews fi
membentuk pupa (sekitar tujuli hari), tanaman kBcanq eWiinionmyñre dianiati djs
jogo dfpotong dan dimasukkan ke dalam wadah plastik. mombedb 60 korok:m dan
Parasitoid yang muncul digunakan untuk percobaan. inang (larva atau pupa) di bawah

Pareeteter Demografi Optus


Untuk menentukan sintason
imago dan banyaknya ketumnBn.
Untuk nienentukan sintasan pea-dcivasa. ke dalam
sepasang imago O. chroniatomyiue
sebuah kurungan kasa yang bcrisikan lebih kurmg 100
imago L9.. chroniatoniyiee dimasukkan sebariyfi dna
Rusli kustam n «i.. perkembangan
pmdewasa :— usia
imago saat matt. x).
Sintasan dari saat lahir
yang be muncW ém&sukkan hingga usia x, (1,d
ke dalam kurang stoples yang ditentukan sebagai hasil
bcrisi Jun 5gcang perah dengan sekitar perkaiIan sIntasan
20- ptadewasa dengan
30 larva inang. Setiap 24 jam sintosan sejak imago
dilakukan penggantian larva inane muncul hingga benirnur
sampai imago parasitoid mali, Jantan x. Parameter deinografi
yang mati segefa diganti dengan yang yang dihitung adalah
baru. Percobasn dilakukan pada 22 (Lysyk 2000):
imago betina. Telur yang diletakkan Laju reproduksi
setiap hari dipelihara dengan
memeliliara larva yang terparasit bersih (Ro) - Z L u Mas
sampai menjadi imago. generasi (‘I) = Z
Parameter demografi 0.
z.Lynn /Ro Laju
‹hmm itomyiae diduga dengan
menggabungkan data perkembangan pertamhahn intrinsik
dan sinlasan pradewasa data masa ti)
bidup imogo dan reproduksi, serta data
nisbah kelamin seperti yang dilakukan (r) = ”.Um =
1
oleh Lysyk (2000). Asia sejak lahir
hingga mati dihitung sebagai xt (masa Laju pertarnbahan
terbatas (1) = e r
Nilai reproduktif Wx/Vo) -

(e“ 1x) . (Z e"” Jy.ay}


Distribusi sebaraii umut tpx) :
100 9 Lx e""*'

tfASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter hayati Optus


ehromatomyioe
beiina N
dapai dibedakan
dengan imago jantan dengan diundai
adanya ovipositor pada ujyg abdomen
betina yang berkingsi sebagai alat
meletakkan telur. lmago betina
meaiarasii inanggya dengan cara
menusukkan osipositor tersebut ke
tubuh inang dan meletakkan telumya.
0. chromatom¿ioe meru pakan
endopansiioid yang memaraslt larva
instar akhir Z ifiOU y••a /7uidofircff$fâ'
tRiistam 2002).
Rerata lama hidup imago jantan tidak
jauh berbeda dengan iioago betina
dengan niloi bertunit-turut 1 l.73-I-4,07
hari dao (9.95+2ñ4 hari tTabcl 1 J,
Imago beiioa yang bars muncul dari
pupa dapat langsung meletakkan
telurnya baik yang dim ini iantan
maupun tidak.
Hal III ditandai dengan mass
praoviposisi yang 0 han otau tanpa
praOvipOSl9l. be fifOdf_ o\’tpOStSt
berlangsiing maksimum 14 hori dan
minimum 5 hari dengan rataan
9,86+2,47 hari (Tabel I).
Tabel 1. Parameter kehidupan imago Spine chromalomyiae
N Minimum Maksirrium Rerata *SD
Lama hidup imapo betiea (hari) .22 6. 14 9,95+2,34
Lama hiduj imago jantan (bari) 5 20 1 1. 73-t4,07
Laju peneluran (burir/hariJ 22 4 \5 9,3 tz3,4 i
Dama pm uviposisi (hari) 22 0 0 0
1.,ama ovipoxi>i (hari) 22 S 14 9,86+2.47
Lama pasca oviposisi .22 0 1 0. 9.
Keperidian 22 68 163 l0d,7$*22,09
Ni bad kolam in keturunazi (P jantan) 22 6,94 'i7,30
Ket. SD = StandR£ deviasi

Keperidian. dalam hal ini yang peneiuran (mx) mulai tejadi pada
diamati jumlah ketuninan yang di- imago yang bcnimur l hari dan
hasilkan oteh seekor imago betina mencapai puncaknya pada imBgo
selama hidupnya berkisar 68-1 63 benimur 3. hari dengan ratagn 1'aju
ekor, dengan rataan 104,73-1-22,09 kepcridian harian 9,31 (Gambar 1).
ekor. Jumlah ini jaah lebih besar Penelurun mulai menurun sejak iinago
parasitoid lalat hammer 3 hari. Proporsi individu
pengorok Iain seperñ Hemiptarcenus
yang bertahan hidup (lx) rneniirun
vcrricnrnis (Eulopiodae) sebesar 51,65
tajam sejak imago bemmur 6 hari dan
(Hidrayani 2003) dan A.secedes
mencapai 0 setelah hari ke-14. Kun'a
deluchii (Eulo-pidae) sefisar I 1,95
peluang hidup tersebut mcm-
(Muzuma 2004).
perliliatkan pola tipe I, yakni kematian
Nilai 0.
banyak terjadi pada individu-individu
wmom/ioe lebih tingg* d*bandingkan
dewasa yang telah tea atsu pada akhir
nilai kepetidian Z. huidobrensis
perkembangan. Kiirva peluang hidup
sebapoi ieangnya (88.27) (Purnomo
tipe. 1 umumnys diteroukan pada
2003). Ini mengindikasikan 0. Chrv-
serangga yang dipelihara di iabora-
niatomyfae mempunyai
tofiM katena terhindar dari berbagai
logi yang besat sebagai agens pe- gmgguaA!um(Pñce 1997).
ngendalian hayati that pengorok damn.
Nisbak kelnniin
Sinlasan dan hcpendian haciaii
Risbah kelamin dinyatakan
keperidian dapat diduga dari
dengan nilai persentase iinago jantan
banyaknya imago keturunan yang
terhadap jimilah parasitoid. Dari
muncul. Berdasarkan hal demikian,
hasil penelitian yang dilakukan
diperolcli
Rusli Rustam ct ul.. . Parameter Hemografi Opius chromatomyinc

00 16
80 14
80
12
70
60
50
40
6 :=n r
20 —
10 -

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Uinur image born tbaril


Gambar 1. Kiirva sintasan irnago beiina Optus chrOlTlDlom viae
nisbaL kelamin 0. rbroinn/oin 'ter kan larra instar-3 dens•• jumlah yang
berklsar antara 6,94-57,30% dengan berlimpah. Kondisi optimal yang
rataan 3S,6l*l4,04 "z‹ (Tabcl 1). deinikian mendukung parasiioid untuk
Nisbab kelainin yang bias bciina pada mengalokasikan lebih banyak jenis
Hymenopterd jugs dilaporkan oleh ketamin bctina pada ketuiunannya
beberapa peiieliti min (Wylie 1976, (Charnov & Skinner 1985).
Donaldson & 4'alter 1984. Uazanec
1988), sebagni akibai sisiim repro- 8raeieter demografi
duksi arenotoki pada beiina ydns Laju teptoduksi bersih (Ro),
kawin (C£OZICf 1977). Pada pola laju pertumbuban intrinsik (r), laju
reproduksI tadi, ielur berkembang permmbuhan terbatns (¥), waktu satu
secara pertcnogcnetik atau zigogenetik gmerasi (T) nilai reproduktif(Vx/Vo),
tergantung pada terjadi atau tidaknya seHa proporsi masing-masing kelas
peinbuahan. Alokasi jenis kelamin umur pada distribusi ufnur stabil @x)
pada tiap individu keturunaiinya dipc- dihitung berdasarkan data peluang
ngaiuhi oleh kondisi inang (Flanders hidup (La) 6an keperidian (mx). Hasil
1946). Datam penelitian ink, diguna- perhitungan tersebut disajikan pada

Tabel 2. Parameter demograñ Optus chroinatonryiae


Nilai
Laju rcpmduksi bersit (Ro) 28,55
Ralaan ifiasa generAsi (T) 15,96
Laju pcrtarnbahan intrinsik 0,21
{r) Laju pcrtarnbahan 1,23
terbams (\)

80
J. Eiitomol. talon., September 200 Z, Vol. 4. to. 2, 75-BS

Parasitoid O. cJirvmalo ci poputasinya pada kondisi lingkungan


yiae mempnyai nilai Ro sebesar tertentu. Selak itu, t juga merupakan
2b,55. Nilai ini njemperlihatkan parameter haynti yang paling penting
bahwa iata- mta jumlah ketur an karena dapat digunakan untuk
bctina yang dihasil an oleh scckor potensi peningkatao
betina indokriya addl Bh 28,55 tii antara berbagai species. Dalam
betina/induk- ini, r untuk parasitoid O.
/generasi atau populasi O. clii oina- chi oina!oiiiyiae (0,21) lebih besar
lot-pine betlipat ganda 28,55 kali daripada r untuk parasitoid
dalam setiap gcnerasi. Pada kondisi H.
lingkungBn tnntaa baies, populasi 0. »ui icoriiis (0,208) (Thamrin 2003).
cliroitiatomyiae dapat bcrkembang Kedua parasitoid ini memperlihxtkan
dengan cepat karena memiliki lajo kehidupon yang berbeda. Panisitoid
reproduksi bersili (Ro) > L II. varice rite bersifat ektoparasiioid
Lama waktu satu gencrasi sedangkan O. ct roniatomyiae
(T)
bersifat endoparasitoid, sehingga
0. chroitiatoytyiae adalah 15,96 hari.
keduanya dapat soling melengkapi,
Nilai ini menunjukan bahwa dalam
Seperti halnya /1 vnricoi nis,
Waktu 15,96 hari betina 0.
parasitoid 0. chraiiiotomyie juga
cfirumu toniyiae yang munch
inenipakan pamsitoid yang potensial
inampu menghasilkan scparuli dari
karena memiliki litju pertambahan
ketuiunan- nya. Nilai laju
intnnsik
pemimbflbnn *ntrinsik
(r) yang lebih tinggi daripada r hama
(r) O. Iti oxiafoiiiyiae adalah 0,21
L. huiâobrensis (0,17) (Siipartha 1998;
betina/induk/hari, dengan laju
Purnomo 2003).
pertumbuhan lerbflta8 k e' 1,23 hari.
Nilai reproduktif (Vx/Vo)
Nil zi ini mmiun)u Skin bcsaniyn
merupakan ukuran sumbangan telatif
kelipatan populist 0. chroinntoinyiae
indi 'idu berumur x terhadap popolasi
(ckor) per hari,
pada generasi berikutnya. Pada
South voo‹l (1995) inenekan- Gambar 2 ditunjukkan bahwa nilai
kan bahwa parameter r adalab laju reproduktif pada awalnya terlihat
pertambahan per individu atau laju meninQat terns hingga rnencapai
pertambahan intrinsik dimana puncaknya, keniudian inenurun
kcpcridiai\ dan sintasan meks mat, dengan bertambahnya umur.
yaitu padn kendami tidak sda fat:tor Nzkzmura ct of. 1984 ) menyebutkan
mornlitas cksternal. Hal ini te adi bahwa nilai reproduktif suatu
bil B populasi memiliki jadwal lx individu biasanya meningkat sampai
dan nix yBng tetap serta kematian awal masa reproduksi, kemudian
hanyn terjadi oleh faktor fisiologis akan menumn
(Price 1997). Mekin besar njlai r dC*^B•• bertambahnyn umur. Nilai
makin tinggi potensi suatu spesies reproduktif 0. chromatomyiae
meningkat
itusli Rustam ef al., : Parui refer Denicigrofi Opiiis chromatomyiae

0 2 4 6 8 ) 0 12 14 I /i 18 20 22 24
Umur (hon)

Gambar 2. Nilai rcproduksi U. cfirorinfoin yiue meniirut umur

teriinggi dimiliki oleh individu yang 0. cliroiiiatoniyiae. Simii|asi dengaa


berumur 12 hari atau iinago beruinur 3 inGlcpaskan imago betina 0.
hari. Area di bawah kun'a incrn- c'Jiro»i«io»9 « yang siap kawin
perlihatkan juliilah total nilai sebanyak 100 individu dan simulasi
reproduHif untuk semua umur, yang dijalankan untuk 100 hari. Hasil
nilainya adalah 223,64. simulasi menunjukkan keragaman
Persebarm umum ›t cii o. Ortcbaran timttr 8tabil @B£l bBfi kC

24,92% its, 20,36% g qg ieniebut Bkhirnya incnurun dan hampir


inencapai perscbaran umur stabil pada
16,78% imago (Tabel 3). Kond:s
hari ke 100, Untuk mencapai nilai
perseba n umur stabil rat merupakan
t&bi l yang akiual maka simulasi ini
prasya rat bagi tercopainya laju
dilanjutkan dengan 125 hari.
perubahan instrisik (r = 0,z i), KOnYergcnsi ke arah scbaran umur
Melalui simulasi menggunakan
gerbil merupakan ciri dari matriks
model matnks Lelslie dapat Leslie, bempapuo banyaknya
diperkirakan kapon te adinyfi
parasitoid yang dilcpaskan.
persebaran unsur stabil pada popu1•t:
Tabel 3. Proporsi berbagai fase perkembangan 0. cliroiiiatoniyiae pada
persebaranumur stabil
' Fasc Proporsi (°A)
perkembangan
77,93
Tclw 24,92
Larvn 20,36
Pupa 16,78
Imago

82
.I. âiitoiuol. luden., 3’rp/cn+brr ?fJf/ 7, IN/. 4, No. 2, 75•8j

Gambar 3. Perubahan proporsi lase perkembangan paizsitoid O. C’/n oniatoniviae

Endopnrasitoid f2¿ 'ma


Larch' I lt. 19 b2. Practical appii ratian of the
swb|c age disirib ulion: analysis of a
dalam meligendeliken lalat pcnyon›F T‹'iraii remit rnlta (Acari:
Petrnychidae) population outbreak.
dailn di lsp‹ongsi. dengan
/: v i'/ - iii I:'ii rniiiriJ I *: IO-18.
kemampuan rcpioduksi yang iin•gi t’harn i›v I:L. SMin ner SV'. 1985.
( 104.73 butir} dali lhInñ hidup iir*zo t“oiiiplvmcnury approaches to
yang chimp panjang (9.95 heri) akan understanding uf iioid
mompu men cndalikan populasi or-ipi›xiti‹in decition. £*rwrooien F-

lnlai lit slum 14

pengOf0k d0uft sebagai Scrangpa


Nc\\* YUtk anlt Londnnz Me Graw-
inansnyi di lapangan, scdangkan la,ju Hill 8ouk (.’ompany, Inc.
reprtiduksi bersih (Re) *S,55 dengan
niasa ,•enerasi (L 1. 5.96 hari dan
laju
pertumbuhan intrin iL sebvsat 0.* l.
O. c/iromc/on/\'icc. usia
stabil yang didon1ii\nsi olch scrangyn
pradewasa meiidukung sekeli dalam
Flanders SE. l94G. Control of sex and .sea-
peinantiatnn parasiioid ini sebagai
endoparasitoid daiam pengen‹1alian
lalat pcniiorok daun.
l liilraviini. *tl(i3. Etockologi Ileiiiipiavsc•ims
t» ic'oi iii;' I GiretiliJ (Hymcnoptcr
Lulopidar). parasitoid I.irioutyza

Agromyzidael (Diptera: Agro-


my zidae) [£lisertasi]. Bogor: translating [Discrtasi].
Program Pascasarjana. tnstirut Bogor;
Pertanian Bogor.
Johnson MW. 1993. Biological control of
Liri opo leifminers in be Pasific
Basiir. ñf/cronesis 4: 81 -92.
Lysyk TJ. *0tlO. Relationship between
temperature and life histof)'
parameters of Miiseid rux raptor
\ Hyveropvera: Pte a{idae).
Enviro t Entoinol 29(3l::596-605.
Mazanec Z. 1988. Tmmaniw smge and life'
history of Chz'soiioioin)•in sp. C.
(Hymonoptera: Eulopidae). a
paiasii of the jarrah leafminer,

I Aust
Muzuma 2004. Biologi parasitoid dserudes
dcl.i c ii tBoucek) (llymenopiera:
Eulopidae) pada larva 1 rrfoniyio
.xaiivae Blanchard (Diptera
A myzidae). day' tingkat
parafitisasin* z 4i pertanamzo
oyong [tee is]. Bogor: Program
Pascasarjana Instirut Pertaniao
Bogor.
Nakamura er a/. 1984. Smivorshig and
fertiiity schedules of rwo Egi|
acknine ‘zpesizs” feeding on
cucurbitaceous pIau\ under
laboratory cooditioos (Coleoptera:
Corcinellidae). Appd End 2'ool 1
9(1):59-66.
Parella MP. 1982. A view of the Vision and
taxonomy of economically important
sergontin• lesfminors ( L rio›n a
spp.} in California
fDipmra:Agroaiyzidae). Pyri Poc
Entooiol 58 (4):302-308:
Price PW. I.997. Insect rcufogy. Thirtl
edition. View V ork, Chichester.
Weinhein, Brisbane, Srngapore.
Toronto: Jhorr Wiley & Sons.
Pant Dzao. 2003. Miriam o /tviduñréns'i3'
(Blanchard) (Dipteza; Agromyzidae):
Kesesuaicn inang, perkembacgaa
populasi, dan péngaruh igsektisidc

84
Progmm Pascasarjana Institui pcrtanian
Boqoi.
Rauf A. 1995. I rrioo9zo: hama pendatang baru Ji
Indonesia: Bul HPT 8 ( I ): 46- 48.
Rauf A & Sbepard BM. I^.99. Leafminers in
vegetables in Indonesia: smeys of host ciops.
Species composiiion. parasitoids and control
practices. !n: I'f'urlnshop url Lanfniiners @
\“egeuhTes in Smilhoo. i .4sin; Selangor. 2-5
Febniary 19g9. Selangor:.. CAB lniemaiio•al,
Southeasi Asia Regional Center.
Rauf A, Shepard BM, A Johnson MW. 2000.
Leafminers in vegeiabiesi ornnmental plants
and weeds in Indonesia: surveys of hosi
crops, species composiiio and p itoids.
Intern .I Pe. t teenage 46 (4):. 257 266.
Rustain R. .2002. Biologi Spine sp.(Hymenoptti
firaconidae)
parasitoid lalat pengorok daun tentang
[Tesis]. Bogor: Progmin Pascasarjaiia, iostitut
Penanian Bogor.
Southwood TR£. 1995. EcoIO8 iCa ! methods, 2nd ed.
London; Chapman I' Hall. 524 p.
Spencer KA, 1973. A penny-lâae LDipierol
o/eroȖnic i'mpornuire. Dr W Junk BV. Tba
Haque.
Supartha ]W. Bionomi lalat pengorok 4aun ,
Liriocn«.• ltu idMemis (Blanchard) (Oipteñ:
Agromyzidac), pada pertanaman kentang
(Discriasij. Bogor: Program Pascasarjanq
lnstitur f•ertariiau Bo'gor.
Tapahillah T. TOO*. Survei lalat pengorok daun
£ir/omjoc spg, (Diptera: Agromyzidae) dau
paras1toidnya pada berbagai rumbuhan
inang dan ketinggiao tempat di larva Bora1
(Digtera: Agromyzidae) [Skripsi]. Bogor:
t•uit«t pertanian Bogor.

85
Thamrin S. 2003. Potensi Parasitoid
Wylie HG. 1976. Observation on ihe life
J-ternipiarsenns oricornis tGi iau lt)
histot3' and sex mfio vadabi)ry o(
{ITytnenoptera: Eulophidac),
£fipzeromum aâ&u/
I Hymcnoptera: teromaTidar›, a
Laju Pertumbuhan Instrinsik [tesis],
parasif of cyclorrhaphous dipeiem.
Bogor: Program Pascaserjana,
Can Earomol 108:1267-1274.
lnstitut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai