Anda di halaman 1dari 10

Identifikasi Cendawan Patogen pada Tanaman Tomat (Solanum

lycopersicum L) Sepervisor Halni Ata1), Nurmaya Papuangan2),Bahtiar2)


1)
Alumni Pendidikan Biologi Universitas Khairun, Kampus Akehuda, Ternate
2)
Dosen Pendidikan Biologi Universitas Khairun
. E-mail: Halni_ata@yahoo. com, HP: 082190466929

ABSTRAK
Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L) merupakan salah satu tanaman
hortikultura yang penting di Indonesia. Namun, budidaya tanaman tomat banyak
mengalami masalah yang dapat menyebabkan produksi tanaman tomat menjadi rendah
baik secara kuantitas maupun kualitas. Salah satu masalah tersebut adalah penyakit yang
disebabkan oleh mikrob patogen yaitu cendawan patogen. Penyakit yang disebabkan oleh
cendawan patogen yang menyerang tanaman tomat yaitu busuk daun, Penyakit busuk
buah, batang dan layu Fusarium.Tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi
jenis-jenis cendawan patogen yang terisolasi pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum
L) melalui identifikasi makroskopik dan mikroskopik. Penelitian bersifat deskripsi,
metode yang digunakan adalah metode tanam langsung ke media. Analisis data dilakukan
dengan mengidentifikasi jenis cendawan patogen berdasarkan karakteristik morfologi
makroskopik dan mikroskopik yang mengacu pada buku Introduction to Food-Borne
Fungi. Hasil isolasi diperoleh sembilan jenis cendawan yaitu Peronospora paracitica
(IBt1), Cercospora sp (IBt2), F. verticillioides (IBt3), F. cerealis (ID1), Alternaria sp
(ID2), Cladosporium sp (ID3), F. oxysporum (IBh1), Phytopthora cactorum (IBh2), dan
Fusarium sp (IBh3). Kesembilan cendawan tersebut merupakan patogen pada batang
(Peronospora paracitica, Cescospora sp, F. verticillioides), daun (F. cerealis, Alternaria
sp, Cladosporium sp), dan buah (F. oxysporum, Phytopthora cactorum, dan Fusarium
sp).
Kata Kunci : Cendawan Patogen, Identifikasi, Tanaman Tomat
PENDAHULUAN
Tanaman Tomat (Solanum akan menyebabkan penyakit atau
lycopersicum L) merupakan salah satu patogen pada tanaman dengen demikian dil
tanaman hortikultura yang penting di akukan penelitian dengan judul “Indentifi
Indonesia. Namun, budidaya tanaman kasi Cendawan Patogen Pada Tanaman
tomat banyak mengalami masalah yang Tomat (Solanum lycopersicum L)”
dapat menyebabkan produksi tanaman Tipe Penelitian
tomat menjadi rendah baik secara kuantitas Penelitian ini bersifat deskriptif
maupun kualitas. Salah satu masalah yakni mengambarkan keadaan yang
tersebut adalah penyakit yang disebabkan sebenarnya di lapangan sesuai dengan data
oleh mikrob patogen yaitu cendawan sampel yang diperoleh. Penelitian dilaksan
patogen (Adiyoga, Suherman, dan akan pada bulan Desember 2015 sampai
Soetiarso, 2004). Cendawan patogen Mei 2016, bertempat di Laboratorium
tumbuhan merupakan organisme yang Pendidikan MIPA Universitas Khairun.
berinti sejati (eukariotik) biasanya berbent Alat Dan Bahan Penelitian
uk benang yang bercabang-cabang, Oven streilizer, mikro pipet, skala
berkembang biak secara vegetatif maupun 1 ml, Cawan petri steril, botol Vial steril,
generatif, tidak berklorofil, dinding selnya tabung Erlenmeyer, mixer vortex, kaca
tersusun atas khitin, selulose, atau keduany benda dan penutup, Mikroskop cahaya bin
Menurut (Pracaya, 2007) Cendawan yang okuler, Plastik Steril, Autoklaf, Inkubator,
hidup pada tanaman yang masih hidup Labu Takar, Neraca analitik, Alumunium

541
foil, Hot Plate, Pembakar bunsen, Daun1), ID2 (Isolat Daun2), ID3 (Isolat
Termometer tanah, Lemari pendingin, Daun3), IBh1 (Isolat Buah1), IBh2 (Isolat
Laminar air flow, Magnetik stirrer, Jarum Buah2) dan IBh3 (Isolat Buah3). Hasil
Inokulsi, Bambu, Batang, daun dan buah identifikasi menunjukan kesembilan jenis
tanaman tomat yang sakit, Aquades steril, isolat tersebut termasuk ke dalam enam ge
Alkohol 70% dan 95%, Media Potato nus yaitu genus Peronospora, Cercospora,
Dekstrose Agar (PDA), Reagen lugol dan Fusarium, Alternaria, Cladosporium dan
Lactofenol cotton blue,Cloramfenicol, genus Phytopthora. Kesembilan isolat
Kamera, Albumin, Gliserin dan Preparat. yang teridentifikasi memiliki kemiripan
Prosedur Kerja ciri dengan cendawan Peronospora paracit
Pengambialan Sampel bergejala ica (IBt1), Cercospora sp (IBt2), F. verticill
dilakukan di Tobololo, Kecamatan Kota ioides (IBt3), F.cerealis (ID1), Alternaria
Ternate Pulau. Pengambilan sampel sesuai sp (ID2), Cladosporium sp (ID3), F. oxyspo
dengan gejala penyakit yang ditemukan rum (IBh1), Phytopthora cactorum (IBh2),
pada pertanian tanaman tomat yang sudah dan Fusarium sp (IBh3).
ada di lokasi yang telah ditentukan. Gangguan penyakit yang disebabkan
Sampel tanaman yang terinfeksi patogen oleh cendawan merupakan ancaman yang
yang diambil yaitu berupa batang, daun selalu ada dalam setiap penanaman.
dan buah yang terinfeksi patogen, Penyakit-penyakit yang menyebabkan
kemudian dimasukkan dalam kantong kerusakan baik pada akar, batang, daun,
plastik agar terjaga kelembabannya bunga dan buah dapat disebabkan oleh
sampai akan digunakan. kemudian cendawan patogen. Phytopthora cactorum
diisolasi dengan menggunakan metode teridentifikasi sebagai cendawan patogen y
isolasi langsung (metode tanam langsung) ang menyebabkan busuk pada buah straube
ke medium yaitu Bagian jaringan tanaman ri dan buah tanaman tomat (Gunawan,
tomat yang sakit dipotong kurang lebih 2013). Beberapa hasil penelitian lain menu
1x2 cm dengan menggunakan pisau njukkan bahwa cendawan genus Cladospor
skalpel aseptis dan atau gunting. Potongan ium dan Fusarium sp, ditemukan memarasi
jaringan selanjutnya dimasukkan ke dalam t karat pada batang pinus, daun buncis,
alkohol 70% selama 3 menit kemudian daun kangkung, dan daun tomat (Yusuf,
dibilas dengan aquades steril sebanyak 3 2014)). Penyakit embun berbulu yang
kali untuk steril permukaan. Selanjutnya menyerang tanaman jagung dan tomat
dikeringkan di atas cawan petri yang berisi disebabkan oleh Peronospora dengan
kertas saring. Masing-masing potongan gejala berupa bercak klorosis di antara
sampel yang sudah kering kemudian tulang daun, mirip gejala kekurangan hara.
ditata pada medium potato dextrose agar Selanjutnya warna bercak berubah menjadi
(PDA) di dalam cawan petri steril, ungu dan tekstur daun seperti kertas.
kemudian diinkubasikan pada suhu 25OC Penyakit ini menyebar melalui biji yang
di dalam laboratorium selama 72 jam. Unt- terinfeksi dan sisa-sisa tanaman sakit di
uk selanjutnya dilakukan pengamatan dalam tanah (Setiawati, 2001) sebagian
terhadap cendawan yang tumbuh. besar patogen umumnya bersifat tular-
HASIL DAN PEMBAHASAN tanah yang mampu hidup, menyebar, dan
A. Identifikasi Cendawan Patogen bertahan dalam jangka waktu lama di
Cendawan patogen pada tanaman dalam tanah (Hamm 2007). Patogen tular
tomat (Solanum lycopersicum L) yang tanah utama yang sering dijumpai dan sang
terisolasi dari batang, daun, dan buah at merugikan dipertanaman kentang dan
tanaman tomat yang sakit diperoleh 9 tomat, antara lain cendawan dari genus
isolat. Isolat-isolat tersebut merupakan Phytophthora, Fusarium oxysporum, Alter
isolat IBt1 (isolat batang1), IBt2 (isolat naria dan cendawan dari genus
batang2), IBt3 (isolat batang3), ID1 (isolat Cercospora (Rahmayuniati, 2011).

541
542
B. Cendawan Patogen Penyebab Busuk
Batang Tanaman Tomat
Gejala penyakit yang menyerang Cendawan Peronospora paracitica
batang tanaman tomat yang ditemukkan merupakan hasil identifikasi dari IBt1
dilapangan pada saat pengambilan sampel (Isolat batang1), dimana cendawan ini
yaitu pada bagian batang yang dekat memiliki konidiafor, konidia, dengan tipe
dengan tangkai daun dan tangkai buah pertumbuhan konidianya ada yang tunggal
tampak berwarna hijau kekuningan, bagian dan bergerombol. Gejala pada batang
tengah batang tampak kecil dengan tekstur tanaman tomat yang tampak yaitu di
berwarna hitam kecoklatan. Selain itu bagian batang berbulu dengan terkstur
gejala lainya penyebab busuk pada batang hijau agak kekuningan dan kerut dibagian
tomat yaitu tekstur batang berbintik-bintik tengahnya. Menurut Pracaya (2007)
hitam kecoklatan, dan dibagian bawahnya Tanaman dikatakan sakit bila ada perubaha
tampak miselia berwarna putih. Cendawan n seluruh atau sebagian organ-organ
teridentifikasi yang merupakan penyebeb tanaman yang menyebabkan terganggunya
busuk pada batang tomat sebagaimana kegiatan fisiologis sehari-hari. Lebih lanjut
ditunjukanpada tabel 1. dikatakan bahwa cendawan Peronospora
Tabel 1 Cendawan Patogen Penyebab Busuk paracitica selain menyebabkan busuk pada
Batang Tomat daun juga dapat menyebabkan busuk pada
No Kode Genus Nama Jenis batang tanaman. Tekstur batang berwarna
Isolat
1 Peronospora P. Paracitica
menguning disetiap jaringan batang dan
IBt1
2 IBt2 Cercospora Cercospora sp tekstur daun seperti kertas. Dimana satu
3 IBt3 Fusarium F. verticillioides persatu daun berguguran pada sisi
Cendawan yang menyebakan bawahnya
busuk pada batang tomat yaitu b. Isolat IBt2 (Cercospora sp)
Peronospora paracitica, Cescospora sp, Karakter morfologi cendawan
dan F. verticillioides. Cercospora sp pada hari ke tujuh dalam
a. Isolat IBt1 (Peronospora paracitica) media PDA yaitu secara makroskopik,
Karakteristik morfologi makros- cendawan ini memiliki koloni berwarna
kopik dari cendawan Peronospora hijau putih, berdiameter 8,5 cm, sifat
paracitica yaitu koloni tumbuh di koloni beludru, warna khas bagian dasar
permukaan media PDA Pada umur 7 hari putih. Secara mikroskopik cendawan ini
dengan koloni berwarna hujau tua, menunjukan warna hifa keemasan,
berdiameter 5-6 cm, warna koloni beludru, memiliki sekat pada hifa, warna konidiofor
warna khas bagian dasar kuning. Secara keemasan, konidiofor bercabang, dinding
mikroskopik menunjukkan cendawan ini konidiofor halus agak kasar, tidak
memiliki hifa bersekat, warna konidiofor memiliki metula dan fialid, tipe
kecoklatan, konidiofor bercabang, pertumbuhan konidianya bergerombol, den
berdinding halus agak kasar, konidia coklat gan konidiofor yang tidak terlalu tampak,
keemasan, berbentuk elips/silindris atau memiliki banyak konidia yang letaknya sej
seperti lemon (Gambar 1) ajar dekat dengan hifa (Gambar 2)
b
b
a
A
a B
B
A
Gambar 1. Peronospora paracitica A) Koloni pada media Gambar 2. Cescospora sp. A) Koloni pada media PDA.
PDA. B) Mikroskopik (a) Konidia (b) konidiofor. B) Mikroskopik PDA. B) Mikroskopik (a) konidia (b)
perbesaran 1000x (Sumber: peneliti, 2016 hifa. Perbesaran 1000x (Sumber: Peneliti, 2016)

541
543
Cendawan Cercospora sp merupak disebabkan
Cendawan yang olehmenyebakan
Cercosporabusuk ditandai
pada
an hasil identifikasi dari IBt2 (Isolat dengan adanya busuk berwarna kepucatan
daun tomat yaitu F. cerealis, Alternaria
batang2), dengan gejala penyakit yang sp, dan Cladosporium sp. Cendawan F.
ditemukkan yaitu berupa busuk pada verticillioides merupakan hasil identifikasi
bagian batang yang dekat dengan tangkai dari IBt3 (Isolat batang3), cendawan ini
daun. Menurut Semangun (2007), gejala memiliki konidiofor, fialid, makrokonidia
bercak daun yang disebabkan oleh umumyatuabersepta
warnanya. Namun,
tiga, dan Bercak
mikrokonidia
cendawan Cercospora sp adalah berupa sering terdapat pada batang, tangkai
terbentuk dari fialid dalam rantai panjang. daun,
bercak-bercak bulat, kecil dan klorosis. maupun
Cendawan tangkai
ini buah, tetapi bercak
dapat sangat
menyebabkan
Bercak dapat meluas, pusatnya berwarna jarang
penyakittimbul pada buah.
pada tanaman yangHalsala ini juga
satunya
pucat sampai putih, dengan tepi yang lebih dinyatakan
yaitu tanamanoleh Setiadi
tomat. Gejala(2011)
penyakitbahwa
yang
tua warnanya. Namun, Bercak sering gejala penyakit
tampak yaitu bagianpadabatangbatang yang
yang dekat
terdapat pada batang, tangkai daun, disebabkan
dengan tangkai oleh daunCercospora
tampak ditandai
miselia
maupun tangkai buah, tetapi bercak sangat dengan
berwarna adanya
putih busuk
yaitu berwarna kepucatan
dengan menunjukkan
jarang timbul pada buah. Hal ini juga gejala penyakit pada daun tanaman tomat
dinyatakan oleh Setiadi (2011) bahwa yang tampak yaitu bagian daun nampak
gejala penyakit pada batang yang bercak berwarna abu-abu kecoklatan
disebabkan oleh Cercospora ditandai dengan bentuk yang tidak beraturan dan
dengan adanya busuk berwarna kepucatan terdapat miselia berwarna putih yang
pinggiran batang terdapat bercak berwarna nampak pada dengan garis-garis yang
lebih tua dari warna bercak dibagian melingkar berwarna lebih gelap dengan
tengahnya bagian pinggiran berwarna kekuningan.
c. Isolat IBt3 (F. verticillioides) Jika bergejala lanjut bercak semakin
Hasil pengamatan karakter morfologi meluas pinggiran bercak. Gejala lain
cendawan F. verticillioides yang dilakukan berupa bercak pada daun berwarna
pengamatan pada hari ke tujuh dalam kecoklatan. Kondisi tanaman termasuk
media PDA menunjukkan warna koloni tanaman tomat yang tidak sehat akibat
krem pucat, sifat koloni beludru, kapas, tidak bekerjanya hormon tanaman secara
hingga tampak tepung, warna khas bagian optimum terganggu
dilakukan pengamatan pada hari ke tujuh C. Cendawan Patogen Penyebab
dalam media PDA menunjukkan warna Busuk Daun Tanaman Tomat
koloni krem pucat, sifat koloni beludru, Daun yang terserang penyakit yang
kapas, hingga tampak tepung, warna khas disebabkan oleh cendawan patogen akan
bagian dasar violet gelap hingga krem. memudahkan infeksi dan parasitasi
Secara mikroskopik cendawan ini memiliki cendawan di dalam tubuh tanaman. Selain
hifa berwarna hialin, memiliki sekat pada itu, pembentukan metabolit sekunder pada
hifa, warna konidiofor hialin berdinding tanaman yang kemampuan tanaman untuk
halus agak kasar, konidiofor bercabang, berinteraksi dan bertahan dari cekaman
tidak memiliki vesikula, warna fialid hialin lingkungannya (Semangun, 2007). Cenda
berbentuk elips, warna konidia hialin wan teridentifikasi yang merupakan penye
berdinding halus, tipe pertumbuhan bab busuk pada batang tomat sebagaimana
bergerombol (Gambar 3) ditunjukan pada tabel 2.
Tabel 2 Cendawan patogen penyebab busuk
d daun tomat (Solanum lycopersicum L)
a c
No Kode Genus Nama jenis
b isolat
A B 4 ID1 Fusarium F. cerealis
5 ID2 Alternaria Alternaria sp
Gambar 3. F. verticillioides. A) Koloni pada media PDA.
B) Mikroskopik(a) Fialid. (b) Konidiofor. 6 ID3 Cladosporium Cladosporium sp
(c) Mikrokonidiaterbentuk dari fialid dalam rantai panjang. Cendawan yang menyebakan
(d) Makrokonidia. Perbesaran 400x busuk pada batang tomat yaitu F. cerealis,
(Sumber : Peneliti, 2016)
Alternaria sp, dan Cladosporium sp.
541
544
a. Isolat ID1 (F. cerealis) pada akhirnya menghasilkan hifa yang
Hasil pengamatan karakter morfol khusus menghasilkan spora reproduktif,
ogi cendawan F.cerealis yang dilakukan Foth, (1991) dalam Cit. Saragih (2009).
pengamatan pada hari ke empat dalam Cendawan F. cerealis hidup sebagai
media PDA, cendawan ini nenunjukkan parasit dan saprofit pada berbagai tanaman
warna koloni, putih abu-abu, sifat koloni termasuk tanaman tomat dan kentang,
berkapas, diameter koloni 7,5 cm, warna terutama pada bagian pembuluhnya,
khas bagian dasar ungu kemerahan.Secara sehingga tanaman menjadi mati karena
mikroskopik cendawan ini menunjukan patogeniknya (Sastrahidayat, 1989).
karakternya yaitu warna hifa hialin, hifa Cendawan menginfeksi akar terutama
bersekat, dinding konidiofor halus berwarn melalui luka, menetap dan berkembang di
a hialin, konidiofor tidak bercabang, warna berkas pembuluh. Setelah jaringan
fialid hialin, dinding konidia halus, tidak pembuluh mati dan keadaan udara
ada vesikula, dan memiliki klamidospora lembab, cendawan membentuk spora
yang terdapat di dalam hifa (Gambar 4) yang berwarna putih keunguan pada
akar yang terinfeksi. Penyebaran spora
a dapat terjadi melalui angin, air pengairan
c dan alat pertanian (Semangun, 2001).
b. Isolat ID2 (Alternaria sp)
Hasil pengamatan karakter
b morfologi cendawan Alternaria Sp dalam
A B
Gambar 4. F. cerealis. A) Koloni makroskopik. media PDA dengan menunjukkan karakter
B) Mikroskopik (a) hifa bersekat (b) konidiofor morfologi makroskopiknya yaitu, warna
(c) Klamidospora terletak di dalam konidia.
Perbesaran 1000x (Sumber: Peneliti, 2016)
koloni coklat keabuan, berdiameter 6 cm
Cendawan Fusarium cerealis pada hari ke tujuh, sifat koloni beludru,
merupakan hasil identifikasi dari ID1 berkapas, dan warna khas bagian dasar
(Isolat batang1). Cendawan ini memiliki hitam kecoklatan. Secara mikroskopik ciri
konidiofor dengan membawa monofialid, dari cendawan ini adalah warna hifa
makrokonidia membengkokdi bagian kecoklatan, sekat pada hifa ada, warna
dorsal sehingga tampak seperti sabit, umu konidiofor coklat, konidiofor bercabang 1-
mya bersepta lima, dan memiliki klamidos 3, dinding konidofor halus sagak kasar,
pora yang letaknya terdapat di dalam hifa tidak memiliki fialid, warna konidia
atau dalam konidia. Cendawan ini menyeb kecoklatan, tipe pertumbuhan konidia
abkan penyakit pada tanaman tomat, gerombol atau berantai (Gambar 5).
c
kentang dan cabae. Tumbuh dari spora
dengan struktur tampak seperti sabit, umu
mya bersepta lima, dan memiliki klamidos a
pora yang letaknya terdapat di dalam hifa A b B
atau dalam konidia. Cendawan ini menyeb Gambar 5. Alternaria sp. A) Koloni pada media PDA.
abkan penyakit pada tanaman tomat, B) Mikroskopik (a) Hifa bersekat (b) konidiofor
(c) konidia bersekat. Perbesaran 1000x (Sumber:
kentang dan cabae. Tumbuh dari spora Peneliti, 2016)
dengan struktur yang menyerupai benang,
ada yang mempunyai dinding pemisah Cendawan Alternaria sp
dan ada yang tidak. Benang secara merupakan hasil identifikasi dari ID2
individu disebut hifa, dan massa benang (Isolat daun2), cendawan ini memiliki
yang luas disebut miselium. Miselium konidiofor berdinding halus agak kasar,
adalah struktur yang berpengaruh dalam dengan konidia yang bersekat. Penyakit
absorbsi nutrisi secara terus-menerus
sehingga cendawan dapat tumbuh dan

541
545
yang umum dijumpai pada pertanaman pada hari ke tujuh dalam media PDA yaitu
tomat maupun cabae adalah warna koloni abu-abu, diameter koloni 7
Colletotrichum, Cercospora sp, Fusarium cm, sifat koloni berkapas, warna khas
oxysporum, Sclerotium rolfsii dan bagian dasar hitam keabuan. Cendawan ini
Fusarium sp. Penyakit daun yang menunjuan karakter mikroskopiknya
disebabkan oleh Alternaria sp adalah salah warna hifa biru, sekat pada hifa ada, warna
satu penyakit yang paling merugikan di konidiofor hialin, konidiofor bercabang,
dunia. Organisme penyebab adalah dinding konidiofor halus tidak ada metula
patogen tular udara yang menyebabkan dan fialid, konidia berwarna biru
bercak di daun, busuk batang dan busuk kecoklatan dan memiliki khlamidospora
buah tanaman tomat. Sesuai dengan yang letaknya di dalam hifa (Gambar 6)
karakter cendawan menurut Gandjar,
(2006) cendawan yang didapatkan pada b
sampel aneka bagian tumbuhan termasuk c
daun tomat adalah cendawan genus
Alternaria. Disamping ciri tersebut A a A
konidiofor bersepta 1 hingga 3, tampak Gambar 6. Cladosporium sp. A) Koloni dalam media
sederhana atau bercabang, lurus atau PDA. B) Mikroskopik (a) cabang apikal
dari konidiofor (b) Ramokonidia (c) hifa.Perbesaran
membengkok, dan terdapat bekas duduk 1000x (Sumber: Peneliti, 2016)
konidia. Alternaria sp merupakan salah Cendawan Cladosporium sp yang
satu penyabab penyakit pada tanaman yang merupakan hasil identifikasi dari ID3
sangat merugikan petani karena cendawan (Isolat daun3), cendawan ini memiliki
terutama menyerang tanaman hortikultura, konidiofor, ramokonidia umumya berseptat
seperti tanaman cabai, tomat, semangka, tiga, memiliki hifa, dan konidia dalam
melon, timun, kentang, bawang merah, bentuk rantai panjang. Cendawan
bawang putih. Menurut Rahayuniarti Cladosporium sp, diketahui menyebkan
(2011) bahwa cendawan Alternaria penyakit pada tanaman tomat. Hal ini
berperan penting dalam menyebkan diduga bahwa cendawan patogen tersebut
penyakit pada tanaman kentang dan tomat, adalah cendawan endofit pada tanaman
kering berwarna coklat tua pada daun (2004) dan Soares et al. (2005) dalam
tanaman. Mula-mula bercak berukuran soesanto (2012) mengatakan bahwa
kecil, makin lama melebar di permukaan beberapa genus cendawan patogen
daun. Serangan awal biasanya terjadi pada merupakan endofit laten pada pisang,
daun tua di bagian bawah, lalu serangan yang juga menyerang tanaman tomat
meluas ke seluruh daun. Makin lama daun sejak dari pembibitan sampai tanaman di
akan menguning, dan rontok. Pada lapangan. Genus yang umum dijumpai
serangan parah, seluruh daun habis, sebagai patogen adalah Cladosporium.
sehingga pertumbuhan tanaman merana. D. Cendawan Patogen Penyebab Busuk
Cendawan ini juga menyerang buah tomat, Buah Tanaman Tomat
baik tua maupun muda, sehingga Gejala penyakit yang ditemukkan
mengakibatkan buah rontok, dan produksi pada buah tomat yaitu, dengan
terancam gagal. menimbulkan gejala berupa buah
c. Isolat ID3 (Cladosporium Sp) membusuk dengan tekstur dibagian kulit
Cendawan Cladosporium sp buah yang terletak dekat dengan tandan
merupakan hasil identifikasi dari ID3 berwarna hitam dan dibagian pinggiran
(Isolat daun3), cendawan ini memiliki agak kecoklatan, disebela kanannya
konidiofor, Ramokonidia, hifa, dan konidia terdapat bulatan miselia berwarna putih
berantai. Hasil pengamatan karakter seperti tepung gejala ini terdapat pada buah
morfologi cendawan Cladosporium sp tomat yang tua. Gejala lain yang
541
546
ditemukkan yaitu miselia tampak meluas,
b c
berwarna putih dan terdapat bintik-bintik
hitam gejala terdapat pada buah yang telah
matang. Sesuai dengan prinsip segitiga
penyakit bahwa kondisi tanaman yang a
A B
menguntungkan patogen akan memudahka
Gambar 7. F.oxysporum A) Koloni dalam media PDA.
n patogen untuk menimbulkan gejala B) Mikroskopik (a) Konidiofor (b) Klamidospora
penyakit. Tidak hanya cendawan yang terletak di dalam konidia (c) Fialid.
menginfeksi tanaman, melainkan Perbesaran 1000x (Sumber: Peneliti, 2016)
mikroorganisme lain baik berupa bakteri Cendawan F. oxysporum yang
maupun nematoda yang jika berdaya merupakan hasil dari IB1 (Isolat buah1),
serang tinggi akan mampu menyebabkan cendawan ini memiliki konidiofor yang
gejala pada tanaman tomat (Radji 2005). dapat bercabang dapat tidak, makrokonidia
Selain batang dan daun, buah tomat juga jarang terdapat, memiliki fialid yang
mudah terserang penyakit yang disebabkan terdapat pada konidiofor bercabang,
oleh mikrob yang salah satunya yaitu memiliki sel kaki yang berbentuk
cendawan patogen. Cendawan pediselata, dan terdapat khlamidospora
teridentifikasi yang merupakan penyebab yang terletak di dalam konidia. Menurut
busuk pada buah tanaman tomat (Semangun 2004), Pada medium Potato
sebagaimana ditunjukan pada tabel 2. Dextrose Agar (PDA) cendawan F.
Tabel 2 Cendawan patogen penyebab busuk oxysporum memiliki morfologi makroskop
buah tomat (Solanum lycopersicum L) ik mula-mula miselium berwarna putih,
No Kode Genus Nama Jenis semakin tua warna menjadi krem atau
Isolat kuning pucat, dalam keadaan tertentu
7 IBh1 Fusarium F. oxyporum berwarna merah muda agak ungu.
8 IBh2 Phytophthora P. cactorum Miselium bersekat dan membentuk
9 IBh3 Fusarium Fusarium sp percabangan. Beberapa isolat Fusarium
Cendawan yang menyebakan akan membentuk pigmen biru atau merah
busuk pada buah tomat yaitu F. di dalam medium. Cendawan F.oxysporum
oxysporum, Phytopthora cactorum, dan merupakan cendawan yang dikenal dengan
Fusarium sp sifat patogennya. Daur hidup cendawan ini
a. Isolat IBh1 (F. Oxyporum) mengalami fase patogenesis dan
Hasil pengamatan karakter saprogenesis. Pada fase patogenesis
morfologi cendawan F. oxysporum. yang cendawan ini hidup sebagai parasit pada
dilakukan pada hari ke empat dan ke tujuh tanaman inang. Apabila tidak ada
dalam media PDA yaitu cendawan ini tanaman inang, patogen hidup di dalam
menunjukan warna koloni putih keunguan tanah sebagai saprofit pada sisa tanaman
yang tampak lebih kuat dekat permukaan dan masuk fase saprogenesis, yang dapat
medium, diameter koloni 3,3 cm dalam menjadi sumber inokulum untuk menimbul
umur empat hari dan 5,3 cm dalam tujuh kan penyakit pada tanaman lain
hari, sifat koloni berkapas-beludru, warna (Djaenuddin, 2011).
khas bagian dasar ungu kekuningan. (Ishak, 2014) menyatakan bahwa
Secara mikroskopik cendawan ini memiliki cendawan F.oxysporum memiliki struktur
warna hifa hialin, hifa bersekat, warna bertahan berupa klamidospora yang dapat
konidifor hialin berdinding halus, bertahan dalam tanah sebagai saprofit
konidiofor bercabang pendek, fialid dalam waktu relatif lama sekitar tiga
berwarna hialin, bentuk konidia elips, sampai empat tahun walau tanpa tanaman
berdinding halus, warna konidia hialin inang. Sebagai patogen primer, cendawan
dengan tipe pertumbuhannya bergerombol, dapat menginfeksi jaringan inang sebelum
khlamidospora terletak di dalam konidia ada serangan cendawan patogen lain dan
(Gambar 7) dapat menimbulkan gejala.
541
547
Sebagai patogen sekunder bila cendawan yang di dalamnya terdapat spora. Pada
menginfeksi tanaman inang setelah ada kondisi yang kurang cocok cendawan ini
serangan cendawan patogen lain, sehingga dapat bertahan dengan membentuk
tingkat serangan menjadi sedemikian parah khalamidospora atau fase istirahat. Gejala
(Isnaini, dkk. 2004). Cendawan dapat yang ditemukkan yaitu tumbuh miselia
menyebar melalui pengangkutan bibit dan berwana putih pada buah yang telah tua
tanah yang terbawa angin atau air atau alat dan matang. Umumnya penyakit
pertanian. Populasi patogen dapat bertahan meningkat pada tanaman secara terus
secara alami di dalam tanah dan pada akar- menerus karena ketersediaan inang dalam
akar tanaman sakit. Apabila terdapat waktu yang panjang menyebabkan patogen
tanaman yang peka maka bila terdapat luka berkembang secara terus‐menrus. Kondisi
padaakarnya, F. oxysporum akan segera m demikian, peningkatan populasi patogen
enginfeksinya, karena cendawan F. terjadi dari generasi ke generasi sehingga
oxysporum merupakan penyebab penyakit serangan patogen meningkat dari generasi
layu, busuk batang, buah, pada berbagai ke generasi tanaman (Agrios, 2005).
jenis tanaman pangan, hortikultura dan Menurut Hadiwiyono (2010), cendawan
perkebunan. Inang dari patogen ini adalah Phytopthora cactorum diketahui
sayuran, bawang, kentang, tomat, kubis, menyebabkan peningkatan penyakit
lobak, petsai, sawi, temu-temuan, kompleks pada apel yang disebut penyakit
semangka, melon, pepaya, salak, krisan, penanaman ulang apel. Selain pada
anggrek, kacang panjang, cabai, ketimun, tanaman apel, buah strawberi dan tomat
jambu biji, dan jahe (Semangun, 2004). juga terserang cendawan patogen P.
b. Isolat IBh2 (Phytophthora cactorum) cactorum. Cendawan ini diketahui
Hasil pengamatan karakter morfolo menyebabkan penyakit pada beberapa
gi makroskopik cendawan Phytopthora tananman termasuk tanaman tomat yang
cactorum yang di lakukan pada umur tujuh ditandai dengan terdapatnya sporagium
hari dalam media PDA yaitu menunjukan dan klamidosphora yang dapat bertahan
koloni berwarna hijau tua, berdiameter 9 walau pada kondisi yang kurang cocok.
cm, sifat koloni beludru, warna khas c. Isolat IBh3 (Fusarium sp)
bagian dasar kehijauan. Pengamatan Hasil pengamatan karakter
morfologi mikroskopik Cendawan P. morfologi cendawan Fusarium sp yang
cactorum menunjukan warna hifa dilakukan pada hari ke tujuh dalam media
kebiruan, sekat pada hifa tidak ada, PDA yaitu warna koloni putih kecoklatan
konidiofor bercabang, dinding konidiofor sifat koloni berkapas, diameter koloni 3,4
halus sedikit kasar, memiliki sporagiofor cm, warna khas bagian dasar coklat
yang di dalamnya terdapat spora dan kemerahan. Karakter morfologi mikroskop
khlamidospora yang terletak di dalam hifa ik cendawan ini menunjukkan warna hifa
(Gambar 8) hialin, memiliki sekat, dinding konidiofor
c halus agak kasar, konidiofor bercabang,
warna konidia hialin (Gambar 9)
a
b c
c
A B
a
Gambar 8. Phytopthora cactorum. A) Koloni dalam
media PDA. B) Mikroskopik (a) Sporagium A B
(b) khlamidospora (c) Konidiofor. Gambar 9 Fusarium sp. A) Koloni dalam media PDA. B)
Perbesaran 1000 x (Sumber: Peneliti, 2016) Mikroskopik (a) Konidiofor (b) fialid (c) makrokonidia.
Cendawan Phytophthora cactorum Perbesaran 1000x (Sumber: Peneliti, 2016)
merupakan hasil identifikasi dari IBh2 Cendawan Fusarium sp merupakan
(Isolat Buah2), cendawan ini memiliki hifa isolat yang teridentifikasi dari IBh3 (Isolat
yang tidak bersekat, memiliki sporagium buah3) cendawan ini memiliki konidiofor

541
548
bercabang dengan monofialid atau penyakit pada daun tomat yaitu; F. cerealis
polifialid, terdapat mikrokonidia, (ID1), Alternaria sp (ID2), dan Cladosporiu
makrokonidia umumnya bersepta 3-5 agak m sp (ID3), serta F. oxysporum (IBh1),
membengkok seperti sabit, dan terdapat Phytopthora cactorum (IBh2),dan
banyak khlamidospora yang berbentuk Fusarium sp (IBh3) merupakan patogen
bulat dan berdinding halus. Menurut penyebab busuk pada buah tomat.
(Saragih, 2006) Fusarium sp merupakan Daftar Pustaka
salah satu cendawan yang mempunyai Adiyoga,W., Suherman, R., dan Soetiarso,
sebaran yang sangat luas dengan jenis yang T.A. 2004. Laporan Akhir Profil
beragam. Cendawan Fusarium dianggap sa Komoditas Tomat. Proyek/Bagian
ngat merugikan karena dapat menginfeksi Proyek Pengkajian Teknologi
tumbuhan. Salah satu tanaman yang dapat Pertanian Partisipatif (PPATP),
diinfeksi oleh cendawan Fusarium yaitu Pusat Penelitian dan Pengembang
tanaman tomat. Dalam penelitian ini dari an Hortikultura, Badan Penelitian
beberapa jaringan tanaman yang diisolasi dan Pengembangan Pertanian,
yaitu berupa batang, daun dan buah Departemen Pertanian. Jakarta.
tanaman tomat yang sakit, diperoleh hasil
yang teridentifikasi yaitu cendawan dari Gandjar, Indrawati & Wellyzar Sjamsuridz
genus Fusarium seperti, Fusarium al, 2006. Mikologi Dasar dan
verticillioides yang terisolasi dari busuk Terapan. Yayasan Obor Indonesia,
batang tomat, cendawan Fusarium cerealis Jakarta.
yang terisolasi dari busuk daun tomat,
cendwan F. oxysporum dan cendawan Gunawan, L.W., 2013. Stawberi. Penebar
Fusarium sp yang terisolasi dari busuk Swadaya, Jakarta.
buah tomat, sehingga diasumsikan bahwa
cendawan dari genus Fusarium juga dapat Isnaini, M., Rohyadi, A., & Murdan,
diisolasi dari batang, daun maupun buah 2004. Identifikasi dan uji
yang sakit. patogenisitas jamur-jamur
Menurut (Summerell et al. 2011) penyebab penyakit busuk batang
Cendawan dari genus Fusarium merupaka tanaman vanili di Lombok
n cendawan yang mampu hidup dalam Timur. Laporan Penelitian-Pusat
berbagai ekosistem, termasuk tanah dan Penelitian Universitas Mataram.
perakaran tanaman, serta tersebar luas di
berbagai belahan dunia sehingga dapat Djaenuddin, N, 2011. Bioekologi dan
menyebabkan busuk pada tanaman baik, Pengelolaan Penyakit Layu
pada akar, batang, daun, maupun pada Fusarium Balai Penelitian
buah. Cendawan ini juga memiliki Tanaman Serealia, Maros.
pengaruh penting terhadap kehidupan
manusia, karena berperan sebagai patogen Purwantisari H. 2002. Penyakit Hawar
pada tanaman maupun manusia dan Daun (Phytophthora infestans
menghasilkan toksin. (Mont.) de Bary) pada Kentang
dan Tomat:Identifikasi Permasala
Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi han di Indonesia. Balai Penelitian
cendawan patogen pada tanaman tomat Bioteknologi dan Sumberdaya
(Solanum lycopersicum L) dapat disimpulk Genetik Pertanian.
an bahwa; Peronospora paracitica (IBt1),
Rahmayuniarti, R.F. 2011, Inventarisasi
Cercospora sp (IBt2), dan Fusarium
dan Identifikasi Patogen Tular
verticillioides (IBt3) merupakan cendawan
tanah pada Pertanaman Kentang
patogen penyebab penyakit pada batang
di Kabupaten Purbalingga.
tomat. Cendawan patogen penyebab

541
549
[Skripsi] Fakultas Pertanian . Gadjah Mada University Press,
Universitas Jenderal Soedirman. Yogyakarta.

Saragih, Saud Daniel. 2009. Jenis-jenis Setiawati, W. dan R.E. Soeriaatmadja.


Fungi pada Beberapa Tingkat 2011. Parasitisme Hemiptarsenus
Kematangan Gambut. [Skripsi]. varicornis terhadap Liriomyza
Fakultas Pertanian. Universitas huidobrensis. Lap. Proyek APBN.
Sumatra Utara.
Soesanto, L. 2008. Pengantar pengendalia
Sastrahidayat, I. R. 1986. Ilmu Penyakit n hayati penyakit tanaman. Jakart
Tumbuhan. Usaha Nasional. a: PT Raja Grafindo Persada.
Surabaya.
Yusuf, S. 2014, Koleksi dan Karakterisasi
Semangun, 2007. Penyakit-Penyakit Mikoparasit Asal Karat Putih
Tanaman Hortikultura Di Indoneia Pada Krisan. Balai Penelitian Tan-
aman Hias. Cianjur

541
550

Anda mungkin juga menyukai