Anda di halaman 1dari 13

ISOLASI DAN APLIKASI BAKTERI ENDOFIT BATANG DAN DAUN CABAI

MERAH UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT BERCAK DAUN CABAI

Isolation and Application Endophytic Bacteria of Stems and Leaves in Red Chilli to Control
Leaf Spot Disease

Oleh:
Tri Kurniasih , Nur Prihatiningsih2), dan Tamad2)
1)
1)
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
2)
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman
Alamat korespondensi: tri.kurniasiah05@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat isolat bakteri endofit batang dan daun cabai merah,
mengetahui karakteristiknya melalui uji fisiologis dan biokimia, pengamatan secara makroskopis
dan mikroskopis, mengetahui daya hambat bakteri endofit terhadap pertumbuhan jamur patogen
bercak daun secara in vitro, dan mengetahui daya hambat bakteri endofit terhadap perkembangan
penyakit bercak daun cabai secara in planta. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Perlindungan Tanaman dan Screen House Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto mulai bulan Oktober sampai dengan Juli 2018. Penelitian ini diawali dengan isolasi
dan identifikasi bakteri endofit asal batang dan daun tanaman cabai merah. Uji in vitro
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan terdiri atas
perlakuan CB0 (kontrol), CB1 (isolat 1), CB2 (isolat 2), CB3 (isolat 3), CB6 (isolat 6), CB7 (isolat
7), CB8 (isolat 8), dan CB9 (isolat 9). Pengujian in planta menggunakan Rancangan Acak
Kelompok Lengkap(RAKL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan terdiri atas perlakuan CB0 (kontrol),
CB1 (patogen + isolat 1), CB2 (patogen + isolat 2), CB3 (patogen + isolat 3), CB6 (patogen + isolat
6) dan CB7 (patogen + isolat 7). Variabel yang diamati macam bakteri endofit, masa inkubasi,
intensitas penyakit, laju infeksi, tinggi tanaman dan jumlah daun. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa bakteri endofit batang dan daun cabai yang didapatkan terdiri atas 7 isolat bakteri yaitu 3
isolat bakteri endofit berasal dari batang dan 4 isolat berasal dari daun tanaman cabai merah.
Bakteri isolat 1 dan isolat 3 asal batang, serta isolat 8 dan isolat 9 asal daun belum teridentifikasi.
Bakteri isolat 2 asal batang teridentifikasi memiliki karakteristik genus Bacillus sp. sedangkan
isolat 6 dan isolat 7 memiliki karateristik bakteri genus Arthrobacter sp. Berdasarkan uji in vitro
bakteri endofit batang dan daun dapat menghambat pertumbuhan patogen sampai dengan 14,47%.
Hasil uji in planta menunjukan bakteri endofit isolat 2 dapat menunda masa inkubasi dan menekan
penyakit bercak daun sebesar 26,59%, namun belum efektif untuk menghambat perkembangan
penyakit tersebut. Perlakuan 5 isolat bakteri endofit asal batang dan daun secara in planta belum
mampu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun.

Kata Kunci: Bakteri endofit, cabai merah, penyakit bercak daun.

1
ABSTRAK:
This research aims to determine the endophytic bacteria isolates of chilli stem and leaf, to
know its characteristics through physiological and biochemical test, macroscopic and microscopic
test, to know endophytic bacteria inhibition to growth of the patogenic fungi leaf spot using in vitro
testing and to know endophytic bacteria inhibition to development of leaf spot disease using in
planta testing. This research was conducted at the Plant Protection Laboratory and Screen House,
Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, start in October until July
2018. The research started with isolation and identification of endophytic bacteria from stem and
leaves of red chili. in vitro test using Completely Randomized Design with 8 treatments and 3
replications consist of control treatment CB0 (control), CB1 (isolate 1),CB2 (isolate 2), CB3
(isolate 3), CB6 (isolate 6), CB7 (isolate 7), CB8 (isolate 8) and CB9 (isolate 9). in planta test
using Rendomized Complete Block Design with 6 treatments and 4 replications consist of CB0
(control), CB1 (pathogen + isolate 1), CB2 (pathogen + isolate 2), CB3 (pathogen + isolate 3),
CB6 ( pathogen + isolate 6) and CB7 (pathogen + isolate 7). Observed variables in this research
is endophytic bacteria, incubation period, disease intensity, infection rate, plant height and number
of leaves. Result of the research showed that endophytic bacteria of chilli stem and leaves were
obtained 7 endophytic bacteria. 3 isolates from stem and 4 isolates from leaves. Bacteria isolate 1
and isolate 3 from stem, isolate 8 and isolate 9 from leaves has not been identified. Isolate 2 from
stem were identified as have characteristic of the genus Bacillus sp. whereas isolate 6 and 7 have
characteristic of the genus Arthrobacter sp. Based on in vitro test, endophytic bacteria of stems
and leaves were able to inhibit pathogen growth to 14,47%. ‘In planta’ test results showed that
endophytic bacteria isolate 2 can delayed incubation period and suppress leaf spot disease by
26,59%, but it has not been effective to inhibit the development of disease. Treatment with in planta
test of 5 isolates endophytic bacteria from stem and leaves has not been able to increase plant
height and leaf number.

Key Words: Endophytic bacteria, red chili, leaf spot disease

PENDAHULUAN
Cabai merah (Capsicum annuum L.) 16.8412 ton/ha dan pada tahun 2016
merupakan salah satu komoditas yang sebanyak 16.4980 ton/ha (Badan Pusat
banyak dibudidayakan oleh petani di Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura,
Indonesia. Cabai merah memiliki prospek 2017).
ekonomi yang tinggi dan banyak Penyakit penting pada tanaman cabai
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. yang disebabkan oleh jamur salah satunya
Produksi cabai merah di Indonesia yaitu penyakit bercak daun. Penyekit ini
mengalami peningkatan selama beberapa disebabkan oleh jamur Cercospora capcisi.
tahun terakhir. Berdasarkan pada data Hal tersebut juga dijelaskan oleh Meilin
statistik produksi tanaman sayuran cabai (2014) bahwa penyakit bercak daun dapat
besar menurut provinsi menunjukan produksi menyebabkan kerusakan pada daun tanaman.
cabai besar di Jawa tengah pada tahun 2011 Kerusakan parah menyebabkan tanaman
sebanyak 11.9131 ton/ha, tahun 2012 cabai kehilangan semua daunnya sehingga
sebanyak 13.0129 ton/ha, tahun 2013 dapat menurunkan produktivitas cabai
sebanyak 14.5037 ton/ha, tahun 2014 merah. Tsania dan Jackson (2010),
sebanyak 16.7795 ton/ha, tahun 2015 menjelaskan bahwa gejala bercak daun
2
Cercospora terlihat berwarna coklat METODE PENELITIAN
melingkar dengan bagian tengah berwarna Tempat dan Waktu
putih dan terdapat halo berwarna kuning. Penelitian ini dilakukan di
Gejala lanjut ditunjukan dengan adanya Laboratorium Perlindungan Tanaman dan
banyak bercak pada daun, kemudian daun Screen House, Fakultas Pertanian,
menjadi cepat mengunging dan rontok. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Selain itu, gejala bercak juga dapat Penelitian dilakukan pada bulan Oktober
ditemukan pada bagian batang, tangkai daun sampai Juli 2018.
dan tangkai buah, namun pada bagian buah Rancangan Percobaan
gejala bercak jarang terjadi (Sulastri et al., Uji in vitro menggunakan Rancangan
2013). Acak Lengkap (RAL), perlakuan digunakan
Pengedalian penyakit tanaman yang sebanyak 8 jenis dan 3 ulangan dan diperoleh
ramah lingkungan dapat dilakukan dengan 24 unit percobaan yang terdiri atas:
pengendalian hayati yaitu dengan CB0 = Kontrol (Jamur C. capsici)
memanfaatkan mikroba atau agensia hayati CB1 = Jamur C. capsici + Bakteri endofit
seperti pemanfaatan bakteri endofit sebagai isolat 1 asal batang
bakteri antagonis. Ryan et al. (2008), CB2 = Jamur C. capsici + Bakteri endofit
menjelaskan bahwa bakteri endofit isolat 2 asal batang
merupakan bakteri yang hidup di dalam CB3 = Jamur C. capsici + Bakteri endofit
jaringan tanaman yang tidak menimbulkan isolat 3 asal batang
infeksi atau memberikan dampak negatif CB6 = Jamur C. capsici + Bakteri endofit
bagi inangnya. Bakteri endofit mampu isolat 6 asal daun
bertahan hidup pada lingkungan yang CB7 = Jamur C. capsici + Bakteri endofit
mengandung logam berat dan memiliki sifat isolat 7 asal daun
antimikroba. Lodewyckx et al. (2002) CB8 = Jamur C. capsici + Bakteri endofit
menjelaskan bahwa bakteri endofit telah isolat 8 asal daun
diisolasi dari tanaman monokotil dan dikotil CB9 = Jamur C. capsici + Bakteri endofit
seperti jenis pohon berkayu oak dan pir, dan isolat 9 asal daun
tanaman herba. Paul et al. (2013) Uji in planta menggunakan Rancangan
mengakatakan bahwa terdapat 283 isolat Acak Kelompok (RAK), yang terdisi atas:
yang telah diisolasi dari akar, batang dan CB0 = Kontrol (Tanaman cabai + patogen)
daun tanaman cabai. CB1 = Tanaman cabai + Patogen + Bakteri
Penelitian ini bertujuan untuk endofit isolat 1 asal batang
mendapatkan isolat bakteri endofit batang CB2 = Tanaman cabai + Patogen + Bakteri
dan daun, mengetahui karakteristiknya endofit isolat 2 asal batang
melalui uji biokimia, pengamatan secara CB3 = Tanaman cabai + Patogen + Bakteri
makroskopis, mengetahui daya hambat endofit isolat 3 asal batang
bakteri endofit terhadap pertumbuhan jamur CB6 = Tanaman cabai + Patogen + Bakteri
patogen bercak daun secara in vitro dan endofit ioslat 6 asal daun
mikroskopis, dan mengetahui daya hambat CB7 = Tanaman cabai + Patogen + Bakteri
bakteri endofit terhadap perkembangan endofit isolat 7 asal daun
penyakit bercak daun cabai secara in planta.
3
Perlakuan terdiri dari 6 jenis dan 4 ulangan menggunakan bor gabus sebagai inokulum
sehingga diperoleh 24 unit percobaan dengan dan dibiakan pada medium CDA kemudian
setiap unit terdiri dari 3 tanaman cabai diinkubasi selama satu hari. Setiap bakteri
varietas Lado dan aplikasi bakteri endofit endofit digoreskan pada cawan yang telah
konsentrasi 108 dilakukan dengan cara berisi jamur C. capsici berumur satu hari
disemprotkan pada bagian daun tanaman dengan jarak 3 cm. Kultur diinkubasi dan
cabai. diamati pertumbuhannya selama satu minggu.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Endofit Perhitungan daya hambat dilakukan dengan
Isolasi bakteri endofit dari eksplorasi rumus sebagai berikut (Al Banna dan Hartati,
tanaman cabai sehat dari tiga desa di 2017):
Kecamatan Baturaden yaitu desa Pandak, 𝑅1−𝑅2
DH = × 100%
Kemutug Lor dan Kemutug Kidul. Sampel 𝑅1
tanaman cabai merah sehat diambil, bagian Keterangan:
batang dan daun dipotong kemudian disterilisasi DH = Daya hambat bakteri endofit terhadap
permukaan menggunakan alkohol 70% dan jamur patogen.
dibilas air steril sebanyak 3 kali, maserasi R1 = Jari-jari koloni jamur yang tumbuh ke
dan dilakukan pengenceran berseri sampai arah yang berlawanan dengan bakteri.
pada pengenceran 10-4 dan 10-5. Hasil R2 = Jari-jari koloni jamur yang tumbuh
pengenceran 10-4 dan 10-5 dibiakan pada menuju goresan bakteri.
medium NA dengan metode spread Uji in planta
sebanyak 50 µl dan diulang sebanyak 2 kali. Bibit tanaman cabai berumur 3 minggu
Suspensi bakteri yang telah dispread pada ditanam pada polybag. Aplikasi bakteri
medium biakan kemudian diinkubasi selama endofit dilakukan saat tanaman berumur 1
24-48 jam. Identifikasi dilakukan secara minggu setelah pindah tanam. Bakteri
makroskopis, mikroskopis dan uji biokimia. endofit yang telah dibuat formulasi dari
Isolat bakteri yang telah diidentifikasi bahan singkong diaplikasikan dengan cara
dimurnikan lagi pada medium miring. disemprot pada bagian daun tanaman dengan
Isolasi Jamur Cercospora capsici konsentrasi bakteri 108. Selanjutnya aplikasi
Isolasi jamur C. capsici diperoleh dari jamur C.capsici dilakukan dengan cara
eksplorasi tanaman cabai bergejala bercak disemprot pada bagian daun satu hari setelah
daun, kemudian ditumbuhkan pada medium aplikasi bakteri endofit.
CDA (Carrot Dextrose Agar) dengan Pengamatan
komposisi wortel 200 g, glukosa 20 g, agar Komponen Penyakit
20 g dan air 1 L (Suresh, 2013), lalu Komponen penyakit yang diamati
diidentifikasi. Isolat yang telah murni meliputi masa inkubasi, intensitas penyakit
kemudian diperbanyak ada medium CDA dan laju infeksi. Intensitas penyakit dihitung
dan diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari. dengan rumus (Prabaningrum dan Moekasan,
Uji in vitro 2014) :
∑(𝑛 ×𝑣 )
Uji in vitro dilakukan menggunakan P= × 100%
𝑁 ×𝑍
metode dual culture. Isolat bakteri
diremajakan pada medium NA. Isolat C. Keterangan: P = Intensitas Penyakit
capsici dipotong dengan diameter 0.5 cm (%)., v = Nilai (skor) kerusakan tanaman
4
berdasarkan luas daun seluruh tanaman yang 2,3 𝑋𝑡 𝑋0
r= (log − log )
terserang. n = Jumlah tanaman yang 𝑡 1−𝑋𝑡 1−𝑋0
memiliki nilai v (kerusakan tanaman) yang Keterangan: e = bilangan hasil koversi (e =
sama. Z = Nilai atau skor tertinggi. N = 2.3). r = Laju infeksi. t = Selang waktu
Jumlah tanaman yang diamati. pengamatan. Xt = Proposdi daun sakit waktu
Kategori serangan (skor), yaitu: 0 = t. X0 = Proporsi daun sakit pada awal
Tidak ada kerusakan sama sekali. 1 = Luas pengamtan.
kerusakan tanaman > 0 - ≤ 10%. 2 = Luas Komponen pertumbuhan
Komponen pertumbuhan yang diamati
kerusakan tanaman > 10 - ≤ 20%. 3 = Luas
meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun.
kerusakan tanaman > 20 - ≤ 40%. 4 = Luas
Analisis Data
kerusakan tanaman > 40 - ≤ 60%. 5 = Luas
Data pengamatan dianalisis
kerusakan tanaman > 60%.
menggunakan analisis ragam ANOVA pada
Laju infeksi dihitung dengan rumus
taraf 5%. Jika hasil pengujian terdapat
rumus epidemologi Van der Plank
perbedaan nyata maka pengujian dilanjutkan
(Manengkey dan Senewe, 2011) yaitu:
dengan uji BNT pada taraf 5.

5
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Endofit Batang dan Daun Cabai Merah
Tabel 1. Karakteristik Fisiologi dan Morfologi Bakteri Endofit Asal Batang dan Daun Cabai Merah
Isolat Karakter Fisiologi dan Morfologi Bakteri Endofit
Bakteri Uji Uji NaCl Perwanaan Morfologi Koloni Morfologi Genus
Gram H2O2 1% 3% 5% Gram Sel Bakteri
Isolat 1 + + + + + Ungu Bentuk:Bulat tidak Batang Belum
(asal (Gram beraturan teridentifikasi
batang) positif) Elevasi:Um- bonat
Warna: kuning
kehijauan
Permukaan: kasar.
Margin: lobate
Isolat 2 + + + + + Ungu Bentuk: Bulat Batang Bacillus sp.
(asal (Gram Elevasi: cembung (Breed et al.,
batang) positif) Warna: putih susu 1957)
Permukaan: kasar
Margin: erose
Isolat 3 + + + + + Ungu Bentuk: Bulat tidak Batang Belum
(asal (Gram beraturan teridentifikasi
batang) positif) Elevasi: cembung
Warna: putih
Permukaan:
mengkilat
Margin: entire
Isolat 6 + + + + + Ungu Bentuk: Bulat Batang Arthrobacter
(asal (Gram Elevasi: cembung (Breed et al.,
daun) positif) Warna: putih susu 1957)
Permukaan:
mengkilat
Margin: undulate
Isolat 7 + + + + + Ungu Bentuk: Bulat Batang Arthrobacter
(asal (Gram Elevasi: cembung (Breed et al.,
daun) positif) Warna: putih susu 1957)
Permukaan: halus
Margin: wavy
Isolat 8 - + - - - Merah Bentuk: Bulat - Batang Belum
(asal (Gram Elevasi: cembung - teridentifikasi
daun) negatif) Warna: putih susu -
Permukaan:
mengkilat, licin
Isolat 9 + + - - - Ungu Bentuk: Bulat tidak Batang Belum
(asal (Gram beraturan teridentifikasi
daun) positif) Elevasi: datar
Warna: putih
Permukaan:
mengkilat
6
Berdasarkan hasil identifikasi tumbuh pada media mengandung NaCl
bakteri endofit asal batang dan daun sampai kadar 7%, katalase positif (Breed
tanaman cabai merah (Tabel 1.) diperoleh et al., 1957). Bakteri isolat 6 dan 7
tujuh (7) isolat bakteri. Isolat bakteri 1 memiliki karakteristik seperti bakteri dari
merupakan isolat asal batang, Gram genus Arthrobacter sp. yaitu koloni
positif, sel berbentuk batang, koloni berwarna putih sampai putih krem, sel
bakteri berwarna kuning kehijauan batang, Gram positif, koloni berbentuk
dengan permukaan kasar, koloni bakteri bulat, halus, convex, dan katalase positif
berbentuk bulat tidak beraturan dengan (Breed et al., 1957) dan menurut Paul et
elevasi umbonat dan margin lobate. Isolat al. (2013) bahwa bakteri Arthrobacter sp.
bakteri 2 asal batang Gram positif, sel ditemukan sebagai bakteri endofit pada
berbentuk batang, koloni berbentuk bulat tanaman cabai merah. Bakteri isolat 1,
dan berwarna putih susu, elevasi cembung, isolat 3, isolat 8 dan isolat 9 belum
permukaan kasar, dan margin erose. teridentifikasi.
Isolat bakteri 3 asal batang, Gram positif, Hasil uji Gram bakteri isolat 1, isolat
sel berbentuk batang, koloni berbentuk 2, isolat 3, isolat 6, isolat 7, dan isolat 9
bulat tidak beraturan dan berwarna putih, menunjukan Gram positif sedangkan
elevasi cembung, permukaan mengkilat, isolat 8 menunjukan Gram negatif, hal ini
dan margin entire. Isolat bakteri 6 asal menunjukan bahwa bakteri tersebut
daun Gram positif, koloni berbentuk bulat merupakan bakteri positif, sedangkan uji
dan berwarna putih susu dengan H2O2 3% bereaksi positif dengan
permukaan mengkilat dan margin terbentukannya buih pada saat pengujian.
undulate. Isolat bakteri 7 asal daun Gram Bakteri yang bereaksi positif pada saat uji
positif, koloni berbentuk bulat dan H2O2 menunjukan bahwa bakteri tersebut
berwarna putih susu, elevasi cembung, memiliki enzim katalase yang mampu
permukaan halus dan margin memecah senyawa hidrogen peroksida
bergelombang (wavy). Isolat 8 asal daun yang bersifat beracun bagi bakteri tersebut
merupakan Gram negatif dengan sel menjadi air dan oksigen. MandeepKataria
berbentuk batang dan katalase positif, et al. (2016) yang menjelaskan bahwa uji
bentuk koloni bulat, elevasi cembung, katalase positif koloni bakteri yang
berwarna putih susu dengan permukaan ditetesi H2O2 akan menghasilkan buih.
mengkilat dan licin. Isolat 9 asal daun Enzim katalase memiliki peran utama
memiliki karakteristik Gram positif, sel dalam sel yaitu yaitu mencegah
batang, katalase positif, koloni berbentuk terakumulasinya senyawa H2O2
bulat tidak beraturan, elevasi datar, meningkat sehingga beracun sebagai
berwarna putih dengan permukaan produk sampingan dari proses
mengkilat. metabolisme sistem kehidupan.
Berdasarkan hasil identifikasi Uji pertumbuhan isolat bakteri
bakteri isolat 2 memiliki karakterisitik endofit pada medium NA + NaCl dengan
yang dimiliki oleh bakteri genus Bacillus konsentrasi 1%, 3%, dan 5% menunjukan
sp. yaitu koloni bulat, kasar dan convex, hasil yang positif kecuali bakteri isolat 8
sel bakteri batang, Gram positif dan dapat dan isolat 9 asal daun yang menunjukan
7
hasil negatif, sehingga dapat diartikan isolat 6), CB7 (jamur patogen + bakteri
bahwa bakteri isolat 1, isolat 2, isolat 3, isolat 7), CB8 (jamur patogen + bakteri
isolat 6 dan isolat 7 mampu tumbuh dan isolat 8), CB9 (jamur patogen + bakteri
isolat 9).
beradaptasi pada medium salin atau
mengandung garam. Hal ini sesuai dengan Berdasarkan data daya hambat
Anisa et al. (2017) yang menjelaskan bakteri endofit pada Tabel 2. menunjukan
bahwa bakteri yang mampu hidup pada bahwa bakteri endofit yang diujikan
lingkungan salin merupakan bakteri memberikan pengaruh yang berbeda
halofilik. Nilawati et al. (2014) juga nyata terhadap pertumbuhan jamur C.
menjelaskan bahwa bakteri halofilik Capsici, namun pada perlakuan CB8 dan
dikelompokan berdasarkan kadar garam CB9 tidak berbeda nyata dengen kontrol.
yang dibutuhkan meliputi jenis halofil Hal ini menunjukan bahwa bakteri isolat
rendah yang mampu tumbuh optimal pada 1, isolat 2, isolat 3, isoat 6 dan isolat 7
kadar 2 – 5% NaCl, jenis halofil sedang tersebut berpeluang untuk mengendalikan
dapat tumbuh optimal pada kadar 5 – 20% penyakit bercak daun cabai oleh jamur C.
NaCl, dan halofil ekstrim yang dapat capsici. Isolat bakteri pada perlakuan CB2
tumbuh secara optimal pada kadar 20 – 30% menunjukkan penghambatan terbesar
NaCl. yaitu 14.47%, diikuti CB7 sebesar
B. Daya Hambat Bakteri Endofit Batang 11.00%, CB3 sebesar 10.71%, CB6
dan Daun Cabai terhadap sebesar 9.99% dan CB1 sebesar 9.52%.
Pertumbuhan Jamur C. capsici secara Hasil uji antagonis menunjukan bahwa
in vitro bakteri endofit tersebut memiliki daya
Tabel 2. Daya Hambat Bakteri Endofit hambat karena menghasilkan antifungi
terhadap Pertumbuhan Jamur Cercospora
yang mampu menghambat pertumbuhan
capsici secara in vitro.
jamur C. capsici. Ryan et al. (2008) yang
Perlakuan Daya Hambat (%) menjelaskan bahwa bakteri endofit dapat
CB0 0b menghasilkan metabolit sekunder seperti
CB1 9,52 a
CB2 14.47 a antifungi, antibiotik, senyawa antikanker,
CB3 10.71 a senyawa organik yang mudah menguap,
CB6 9.99 a antivirus, insectisida. Menurut Arios et al.
CB7 11.00 a (2014), zona hambatan terbentuk karena
CB8 0 b adanya senyawa antifungi atau enzim
CB9 0 b pendegradasi dinding sel. Jenis dan
Keterangan: Angka yang diikuti huruf
kestabilan metabolit sebagai antifungi
yang sama (a, b) pada satu kolom menurut
uji BNT pada tarah 5% tidak menunjukan yang dihasilkan oleh oleh bakteri dapat
pengaruh yang berbeda nyata. Data mempengaruhi besarnya zona hambatan.
dianalisis menggunakan data transformasi
=SQRT( X + 0.5). K (kontrol), CB0
(kontrol), CB1 ( jamur ptogen + bakteri
isolat 1), CB2 (jamur patogen + bakteri
isolat 2), CB3 (jamur patogen + bakteri
isolat 3), CB6 (jamur patogen + bakteri

8
C. Daya Hambat Bakteri Endofit Batang dan Daun Cabai terhadap Perkembangan
Penyakit Bercak Daun Cabai secara in planta
Tabel 3. Daya hambat bakteri endofit terhadap perkembangan penyakit bercak daun secara in
planta.
Laju
Perlakuan MI (hsi) IP (%) infeksi PP (%) JD (Helai) TT (cm)
(unit/hari)
CB0 2 1,80 a 0,06 0 23 a 27,49 a
CB1 2 1,58 a 0,05 12,24 18 a 30,10 a
CB2 3 1,32 a 0,50 26,59 19 a 32,34 a
CB3 3 1,78 a 0,03 1,53 19 a 27,98 a
CB6 2 1,65 a 0,03 8,55 14 a 24,21 a
CB7 3 1,59 a 0,09 12,04 15 a 26,93 a
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (a, b) pada satu kolom menurut uji BNT
pada tarah 5% tidak menunjukan pengaruh yang berbeda nyata. CB0 (kontrol), CB1 ( jamur
ptogen + bakteri isolat 1 asal batang), CB2 (jamur patogen + bakteri isolat 2 asal batang), CB3
(jamur patogen + bakteri isolat 3 asal batang), CB6 (jamur patogen + bakteri isolat 6 asal daun),
CB7 (jamur patogen + bakteri isolat 7 asal daun), MI (Masa Inkubasi), IP (Intensitas Penyakit),
PP (Penekanan Penyakit), JD (Jumlah Daun), TT (Tinggi Tanaman).

1. Masa inkubasi tanaman disebabkan karena


Berdasarkan data pada Tabel 3. terhambatnya perkembangan
perlakuan CB0, CB1, dan CB6 patogen.
memiliki masa inkubasi dua (2) hari 2. Intensitas dan Penekanan
setelah inokulasi, sedangkan Penyakit
perlakuan CB2, CB3 dan CB7 Intensitas penyakit terendah
memiliki masa inkubasi tiga (3) hari ditunjukkan oleh perlakuan CB2
setelah inokulasi. Hal tersebut (isolat 2) sebesar 1.32% dengan
menunjukan bahwa perlakuan penekanan penyakit sebesar 26.59%.
bakteri isolat 2 asal batang, isolat 3 Namu, intensitas penyakit pada
asal batang dan isolat 7 asal daun Tabel 3. menunjukan bahwa
dapat menghambat infeksi jamur C. perlakuan bakteri endofit tidak
capsici dibandingkan dengan berbeda nyata terhadap kontrol.
perlakuan kontrol, bakteri isolat 1 Meskipun berdasarkan uji in vitro
asal batang, dan isolat 6 asal daun. bakteri endofit asal batang dan daun
Hal ini sesuai dengan penelitian cabai memiliki kategori
Parida et al. (2016) yang penghambatan yang lemah.
menjelaskan bahwa bakteri endofit Hal ini dapat disebabkan
mampu memperpanjang masa karena kurangnya nutrisi untuk
inkubasi dan menghambat perkembangan bakteri endofit di
perkembangan penyakit. Afdila et al. daun tanaman cabai, selain itu juga
(2016) juga menjelaskan lamanya dapat disebabkan pengaruh suhu dan
waktu yang dibutuhkan patogen kelembaban yang ada di sekitar
untuk memunculkan gejala pada tanaman. Nutrisi untuk
9
perkembangan bakteri endofit dapat bakteri endofit memiliki peranan
dipengaruhi oleh formulasi yang sebagai agensia pengendali hayati
digunakan, hal ini dijelaskan oleh yang menghasilkan senyawa
Munif et al. (2017) bahwa material antifungi untuk melawan patogen
atau bahan pembawa dalam dan dapat menginduksi ketahanan
formulasi dapat menjaga viabilitas tanaman. Kompetisi ruang dan
sel bakteri. Bahan yang dipilih juga nutrisi juga merupakan mekanisme
dapat menentukan efektivitas bakteri mikroba antagonis dalam
dalam meningkatkan pertumbuhan menghambat patogen (Serdani et al.,
tanaman dan pengendalian patogen. 2018). Senyawa antibiotik yang
Selain nutrisi, suhu dan kelembaban dihasilkan oleh bakteri endofit
juga menjadi salah satu faktor yang sebagian besar berperan dalam
mempengaruhi efektivitas bakteri menginduksi ketahanan tanaman
endofit sabagai agensia pengendali dibandingkan perannya secara
hayati. Menurut Soesanto (2008), langsung sebagai bakterisida
kondisi kering pada daerah sekitar (Leiwakabessy dan Latupeirissa,
permukaan daun dapat 2013).
mengakibatkan bakteri tidak dapat 4. Tinggi Tanaman dan Jumlah
tumbuh dan baik. Selain itu, kondisi Daun
iklim mikro di sekitar permukaan Berdasarkan hasil analisis pada
daun yang beragam dan tidak stabil Tabel 3. Perlakuan bakteri endofit
mengakibatkan bakteri untuk asal batang dan daun cabai
melakukan penyesuaian yang tinggi memberikan pengaruh tidak nyata
agar dapat tumbuh dan aktif. pada tinggi tanaman dan jumlah
3. Laju Infeksi daun. Hal ini duga bakteri endofit
Berdasarkan Tabel 3. asal batang dan daun yang
Perlakuan bakteri endofit isolat 1, diaplikasikan pada daun tanaman
isolat 3 dan isolat 6 menunjukan laju cabai membutuhkan waktu lama
infeksi lebih rendah dari kontrol, untuk melakukan penyesuaian
namun isolat 2 dan 7 menunjukan sehingga tidak dapat memproduksi
laju infeksi yang lebih tinggi dari senyawa yang dapat meningkatkan
kontrol. Hal ini diduga karena bakteri pertumbuhan tanaman secara optimal.
endofit batang dan daun memiliki Berbeda dengan bakteri endofit asal
penghambatan yang lemah. Menurut akar yang dapat mengkolonisasi
Paul et al. (2013), berdasarkan hasil jaringan akar dan tumbuh dengan
uji in vitro bakteri endofit asal daun baik karena nutrisi yang tersedia
memiliki penghambatan yang lemah lebih banyak dibandingkan di daun
yaitu kurang dari 2 mm, sehingga dapat menghasilkan
dibandingkan dengan penghambatan senyawa yang dapat memacu
bakteri asal akar tanaman cabai yang pertumbuhan tanaman. Menurut
lebih dari 8 mm. Namun, Munif et al. Istiqomah dan Joko (2014), bakteri
(2012) yang menjelaskan bahwa endofit dapat menghasilkan hormon
10
IAA yang dapat meningkatkan 4. Uji in planta 5 isolat bakteri endofit
pertumbuhan tanaman. Bakteri batang dan daun belum mampu
endofit asal akar tanaman mampu menghambat perkembangan penyakit
memacu pertumbuhan akar lateral, bercak daun cabai dan meningkatkan
akar adventif, dan akar primer pertumbuhan tanaman.
sehingga tanaman dapat tumbuh Saran
dengan baik. Berdasarkan hasil 1. Perlu adanya identifikasi bakteri endofit
penelitian Paul et al. (2013) tersebut sampai pada tingkat molekuler.
menunjukan bahwa terdapat 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
sebanyak 283 isolat bakteri dari untuk pengujian bakteri endofit batang
sampel tanaman cabai merah dan dan daun cabai untuk mengendalikan
sebagai besar isolat bakteri berasal patogen lain.
dari bagian akar tanaman. Hal ini
disebabkan karena akar merupakan
tempat utama bakteri endofit masuk DAFTAR PUSTAKA
dalam jaringan tanaman. Afdila, R., R. Sriwati dan Tj. Chamzurni.
2016. Pengaruh Media Tanam terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN Kemampuan Bakteri Endofit dalam
Mengendalikan Serangan Penyakit
Kesimpulan
Mati Ranting pada Bibit Pala (Myritica
1. Bakteri endofit batang dan daun cabai fragrans).Jurnal Ilmiah Mahasiswa
yang didapatkan terdiri atas 7 isolat Pertanian Unsyiah 1(1): 251 – 160.
yaitu 3 isolat bakteri endofit berasal dari
Al Banna, M. Z., dan Hartati. 2017. Isolasi
batang dan 4 isolat berasal dari daun
dan Uji Antagonistik Bakteri Endofit
tanaman cabai merah. dan Rizosfer Bambu Asal Tana Toraja
2. Bakteri isolat 1 dan isolat 3 asal batang, terhadap Jamur Patogen
serta isolat 8 dan isolat 9 asal daun belum Tanaman.Jurnal Dinamika 8(2): 20 –
teridentifikasi. Bakteri isolat 2 asal 30.
batang teridentifikasi memiliki Anisa, S., N. S. Mulyani dan M. Asy’ari.
karakterisitik genus Bacillus sp. 2017. Pengaruh Garam Monovalen
sedangkan isolat 6 dan isolat 7 memiliki (NaCl dan KCl), dan Divalen (CaCl2
karateristik bakteri genus Arthrobacter dan MgCl2) terhadap Aktivitas
sp. Protease Ektraseluler Bakteri Halofilik
3. Bakteri endofit isolat 1 asal batang, isolat Isolat Bittern Tambak Garam
Madura.Jurnal Kimia Sains dan
2 asal batang, isolat 3 asal batang, isolat
Aplikasi 20(1): 37 – 41.
6 asal daun dan isolat 7 asal daun secara
in vitro mampu menghambat Arios, L. N., D. Suryanto, K. Nurtjahja dan
pertumbuhan jamur C. capsici sampai E. Munir. 2014. Asai Kemampuan
Bakteri Endofit dari Kacang Tanah
dengan 14.47%, sedangkan isolat 8 dan dalam Menghambat Pertumbuhan
isolat 9 asal daun belum mampu Sclerotium sp. pada Kecambah Kacang
menghambat pertumbuhan jamur C. Tanah.Jurnal HPT Tropika 14(2): 178
capsici. – 186.

11
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Munif, A., S. Wiyono dan Suwarno. 2012.
Jenderal Hortikultura.2017.Produksi Isolasi Bakteri Asal Padi Gogo dan
Tanaman Sayuran Cabai Besar (Ton) Potensinya sebagai Agens Biokrontrol
(Tabel Dinamis).(On-line). dan Pemacu Pertumbuhan.Jurnal
https://www.bps.go.id/site/resultTab Fitopatologi Indonesia 8(3): 57 – 64.
diakses tanggal 6 April 2018.
Munif, A., M. F. Oktafiyanto, dan D.
Breed, R. S., E. G. D Murray and N. R. Smith. Dewantara. 2017. The Effectiveness of
1957. Bergey’s Manual of Varius Formulation of Endophytic
Determinative Bacteriology. The Bacteria From Mangrove to Control
William and Wilkins Company, Phytophthora Leaf Blight on Japanese
Baltimore 2, U.S.A. Taro.Final Report DIPA, Southeast
Asian Regional Centre for Tropical
Istiqomah, D., dan T. Joko. 2014.
Biology (SEAMEO BITROP).
Keefektifan Bakteri Endofit dalam
Meningkatan Pertumbuhan Tanamab Nilawati, M. dan Marihati. 2014. Pengaruh
Jagung secara in vitro.Prosiding Pengadukan Bertahap terhadap
Seminar Nasional Pengembangan dan Pertumbuhan Bakteri Halofilik dengan
Pemanfaatn IPTEK untuk Kedaulatan Nutrisi Artemia salina pada Pembuatan
Pangan, hlm: 619 – 126. Garam.Jurnal Biotropal Industri 5(1):
29 – 35.
Leiwakabessy, C. dan Y. Latupeirissa. 2013.
Eksplorasi Bakteri Endofit sebagai Parida, I., T. A. Damayanti, Giyanto. 2016.
Agens Hayati pada Tanaman Kersen Isolasi, Seleksi dan Identifikiasi
(Muntingia calabura L.).Jurnal Bakteri Endofit sebagai Agens
Budidaya Pertanian 9(1): 16 – 21. Pengiduksi Ketahanan Padi terhadap
Hawar Daun Bakteri.Jurnal
Lodewyckx, C. et al. 2002. Endophytic
Fitopatologi Indonesia 12(6): 199 –
Bacteria and Their Potential
208.
Applications.Critical Reveiws in Plant
Sciences 21(6): 583-606. Paul, N. C., S. Hyung Ji, J. Xin Deng and S.
Hun Yu. 2013. Assemblages of
MandeepKataria, J. Saini, M. Singh, K.
Endophytic Bacteria in Chili Pepper
Kumar. 2016. Isolation of Catalase
(Capsicum annuum L.) and Thei
Producing Bacteria, Production of
Antifungal Activity Against
Catalase and Its Aplication to Degrade
Phytopathogens in vitro.Plant Omics
Hydrogen Peroxide from
Journal 6(6): 441 – 448.
Effuelent.European Journal of
Biotechnology and Bioscience 4(6): 34 Prabaningrum, L dan Moekasan TK.
– 37. 2014 .Pengelolaan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Utama pada
Manengkey, G. S. J dan E. Senewe. 2011.
Budidaya Cabai Merah di Daratan
Intensitas dan Laju Infeksi Penyakit
Tinggi.Jurnal Hortikultura 24(2): 179-
Karat Daun Uromyces phaseoli pada
188.
Tanaman Kacang Merah.Eugenia
17(3): 219-223. Ryan. R. P., K. Germaine, Ashley Franks,
David J.Ryan and David N.
Meilin, A. 2014. Hama dan Penyakit pada
Dowling.2008.Bacterial Endophytes:
Tanaman Cabai serta Pengendaliannya.
Recent Developments and
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Applications.FEMS Microbio Lett 278:
Jambi, Jambi.
1 – 9.
12
Serdani, A. D., L. Q. Aini, dan A. L. Abadi. Suresh, K.R.2013.Studies on Leaf Spot of
2018. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Chilli (Capsicum annuum L.) Caused
Endofit dari Tanaman Padi (Oryza by Cercospora capsici Heald &
sativa) sebagai Pengendali Penyakit Wolf.Thesis, Department of Plant
Hawar Daun Bakteri Akibat Pathology, University of Agriculture
Xanthomonas oryzae pv. oryzae.Jurnal Sciences, Bangalore.
Viabel Pertanian 12(1): 18 – 26.
Tsania and G. Jackson. 2010.Capsicum Frog-
Soesanto, L. 2008. Pengantar Pengendalian eye Spot.(On-line).Pasific Pest and
Hayati Penyakit Tanaman.Jakarta: PT Pathogens Fact Sheet,
RajaGrafindo Persada. http://www.pestnet.org/fact_sheets/ca
psicum_frogeye_spot_092.pdf diakses
tanggal 10 September 2017.

13

Anda mungkin juga menyukai