Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI

PEMERIKSAAN JAMUR

Nama : Ni Kadek Ayu Widiantari


NIM : 1708551050
Farmasi Kelompok :2
Golongan : II
Tanggal : 8 April 2019
Asisten Dosen : Lalu Muhamad Sakti
Surya Jagat

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamur merupakan mikroorganisme dengan ciri-ciri tidak berklorofil,
bersifat heterotrof, saprofit atau parasit dan dapat diamati secara makroskopis dan
mikroskopis (Darwis et al., 2011). Sifat jamur yang saprofit atau parasit dapat
dibedakan berdasarkan tempat untuk mengambil makanan, jamur yang parasit
adalah jamur yang mengambil makanan dari benda hidup sedangkan jamur
saprofit adalah kelompok jamur yang mengambil makanan dari benda hidup yang
ditumpangi serta merugikan tempat yang ditumpanginya (Amalia, 2013).
Jamur merupakan mikroorganisme yang secara makrospkopis dapat diamati
berupa koloni yang tampak seperti benang halus, keriting yang saling berikatan
longgar. Pengamatan secara makroskopis pada setiap jamur memiliki bentuk,
ukuran, tekstur dan warna yang berbeda sehingga jamur dapat diidentifikasi.
Jamur dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kapang dan khamir. Kapang
adalah kelompok jamur yang bersifat multiseluler dan berfilamen sementara
khamir merupakan kelompok jamur bersel tunggal yang bereproduksi dengan
pertunasan atau aseksual (Indriati et al., 2010). Jamur dapat tumbuh pada tempat
dengan kondisi lembap dan dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan (Amalia, 2013). Jamur dapat bersifat menguntungkan dan merugikan
bagi kehidupan manusia. Jamur yang menguntungkan dapat menghasilkan enzim,
vitamin, hormon dan antibiotik sementara jamur yang merugikan adalah jamur
yang dapat menimbulkan penyakit dan membahayakan organisme lain atas
keberadaanya (Noverita, 2009). Berdasarkan hal tersebut sangat penting untuk
dapat melaksanakan pemeriksaan jamur. Jamur bereproduksi secara seksual, dua
hifa haploid dari jenis kawin yang kompatibel dapat bersatu dan menyatu. (Losos
et al., 2009) .
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui metode yang digunakan pada pemeriksaan jamur
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jamur hasil isolasi suatu sampel secara
makroskopis dan mikroskopis

1
II. MATERI DAN METODE
Sampel yang digunakan pada saat pratikum cabai. Sampel cabai disiapkan
sampel cabai sehat dan cabai berjamur. Sampel cabai yang sehat dipotong kurang
lebih 1cm, dimasukkan kedalam air steril yang sudah disiapkan, dimasukkan
kedalam cawan Petri Media PDA (Potato Dextrose Agar). Sampel cabai berjamur
dipotong kurang lebih 1cm, dimasukkan ke cawan Petri. Dilakukan inkubasi
selama 6 hari pada suhu ruang, diamati warna koloni dan sebalik koloni jamur.
Pada saat pengamatan objek gelas dicuci terlebih dahulu kemudian diteteskan
pewarna Metilen blue diatas objek gelas selanjutnya diambil sedikit koloni pada
media dengan jarum ose lalu ditutup dengan deck glass. Preparat koloni jamur
kemudian diamati dibawah mikroskop.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
(terlampir)
3.2. Pembahasan
Sampel yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan jamur adalah bahan-
bahan yang terdiri atas dua yaitu bagian sehat dan bagian sakit atau yang
ditumbuhi jamur. Praktikum pemeriksaan jamur dilakukan secara makroskopis
dan mikroskopis. Pemeriksaan secara makroskopis meliputi pemeriksaan warna
koloni sementara pemeriksaan jamur secara mikroskopis dilakukan dengan
bantuan mikroskop untuk melihat morfologi hifa dan spora serta ada tidaknya
sekat (Mizana et al., 2016). Hasil pemeriksaan pada bawang putih ( Allium
sativum), cabai (Capsicum fiutescens), stoberi (Fragaria Vesca), rimpang kunyit (
Curcuma Domestica), wortel ( Daucus carota) dan kemiri ( Aleurites
moluccanus). Hasil pemeriksaan makroskopis pada bawang putih, kemiri, dan
rimpang kunyit diperoleh jamur Aspergillus niger dengan warna koloni hitam dan
pemeriksaan secara mikroskopi yang teramati adalah konidiospora, konidia, hifa,
vesikel, kaki sel dan metula hasil ini sesuai yaitu Aspergillus niger ditunjukkan
dengan ciri-ciri mempunyai kepala konidia yang besar dan kasar, mengandung
pigmen, hifa septat, miselium bercabang, bulat, dan berwarna hitam ( Suganthi et
al., 2011).

2
Hasil pemeriksaan makroskopis pada wortel diperoleh jamur Aspergillus
niger dan Aspergillus flavus dengan warna koloni hitam dan hijau yang diperoleh
yaitu adanya konidia, konidiospora, vesikel, hifa, dan sterigma (Darwis, 2011)
yaitu Aspergillus niger ditunjukkan dengan ciri-ciri mempunyai kepala konidia
yang besar dan kasar, mengandung pigmen, hifa septat, miselium bercabang,
bulat, dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat (Mamfaati, 2011), dan
Aspergillus flavus yang memiliki warna miselium hijau kekuningan dengan
warna balik koloni kuning sampai cokelat dan secara mikroskopis yaitu
konidiofor tampak jelas dan tidak berpigmen ( Amalia, 2013).
Hasil pemeriksaan makroskopis pada cabai diperoleh jamur Rhizopus
stolonifer, dengan warna koloni adalah hitam dan putih pemeriksaan secara
mikroskopis yang berhasil diamati yaitu sporangium, spora, stolan, tangkal spora
putih dan kolumela, hasil ini sesuai dengan (Muthulakshmi et al. 2016) yang
menyatakan bahwa jamur Rhizopus stolonifer yang memiliki jamur Zygomycota
yang memiliki sporangium berbentuk globus, hifa tanpa sekat, dan terdapat rizoid
pada pangkal sporangiofornya ( Wiratama, 2013).
Hasil pemeriksaan makroskopis pada sampel stoberi diperoleh jamur
Penicillium sp. dengan warna koloni berwarna hijau. Pemeriksaan secara
mikroskopis yang berhasil diamati yaitu konidia, sterigma dan konidiospora, hasil
ini sesuai dengan (Muthulakshmi et al. 2016) yang menyatakan bahwa jamur
Penicillium sp., jamur Ascomycota dengan hifa bersekat dan memiliki
konidiospore yang menopang konidia-konidia berjumlah 8 buah (suliystyyowati,
2013).
IV. KESIMPULAN

1. Metode yang digunakan dalam praktikum assei mikrobiologi kali ini adalah
metode sumur difusi.
2. Semakin besar zona hambat yang dihasilkan suatu antibiotik maka semakin
efektif efektivitas antiobiotik tersebut
3. Bahan alam yang memiliki efektivitas tertinggi sebagai antibiotik adalah
daun jambu berdasarkan pengamatan memiliki diameter daya hambat gram
positif 61.68 dan gram negative 54,51 ya

3
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, N. 2013. Identifikasi Jamur Aspergillus flavus pada Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.) yang Dijual di Pasar Kodim. Jurnal Analisis
Kesehatan Klinikal Sains 1(1) :1-10.
Darwis, W., A. R. Mantovani, R. Supriyati. 2011. Determinasi Jamur
Lycoperdales yang Terdapat di Desa Pajar Bulan Kecamatan Semidang Alas
Kabupaten Seluma Bengkulu. Jurnal Ilmiah Konservasi Hayati 7(1) :6-10.
Indriati, N., N. Priyanto, dan R. Triwibowo. 2010. Penggunaan Dichloran Rose
Bengal Chloramphenicol Agar (Drbc) sebagai Media Tumbuh Kapang pada
Produk Perikanan. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan 5(2): 117-122.
Losos, J. B., Mason, K. A., Singer, S. R., Raven, P. H., & Johnson, G. B. 2008.
Biology. Ninth Edition. McGraw-Hill: New York
Mizana, D. K., N. Suharti, A. Amir. 2016. Identifikasi Pertumbuhan Jamur
Aspergillus sp. pada Roti Tawar yang dijual di Kota Padang Berdasarkan
Suhu dan Lama Penyimpanan. Jurnal Kesehatan Andalas 5 (2) : 355-360.
Muthulakshmi, P., S. Naresh, S. Rajamanickam, S. Parthasarathy. 2016.
Identification and Morphological Characterization of Pathogens Infecting
Melia Dubia in Tamil Nadu. International Journal of Research in Applied,
Natural and Social Sciences 4(11) :191-198.
Noverita. 2009. Identifikasi Kapang dan Khamir Penyebab Penyakit Pada
Manusia Pada Sumber Air Minum Penduduk Sungai Ciliwung dan Sumber
Air Sekitarnya. VIS VITALIS 2(2) :12-22.
Mamfaati, R. 2011. Pengaruh Komposisi Media Fermentasi Terhadap Produksi
Asam Sitrat oleh Aspergillus Niger. Jurnal Fluida 6(1); 23-27.
Suganthi, R., Benazir, J. F., Santhi, R., Ramesh, K.V., Anjana, H., Nitya M.,
Nidhiya, K. A., Kavitha, G., Lakshmi., R. 2011. Amylase Production By
Aspergillus Niger Undder Solid State Fermentation Using Agro industrial
Wastes. Internasional Journal of Enggineering Science and Technology
3(2): 1756-1763.

4
Suliystyyowati, 2013. Inventarisasi jamur makroskopis kabupaten situbondo.
Jurnal ilmu dasar 4(1): 58-62.
Wiratama, I.D.M.P., I.p. Sudiarta, I.M. Sukewijaya, K. sumiartha, M.S. Utama.
2013. Kajian Ketahanan Beberapa Galur dan Varietas Cabai terhadap
Serangan Antara nosa di Desa Abang Songan Kecamatan Kintamani
Kabupaten Bangli. Jurnal Agroekoteknologi Tropika 2(2): 71-81.

LAMPIRAN

Gambar 1. Media sebelum di inkubasi

Keterangan :
1. Sampel cabe sehat
2. Sampel cabe sakit

5
Gambar 2. Media sesudah di inkubasi 7 hari

Gambar 3. Pengamatan dibawah


mikroskopik

6
KRITIK DAN SARAN
1. Pembacaan soal yang sulit dipahami, untuk saran kedepan nya dalam
pembacaan soal-soal pretest diperjelas.

2. Peraturan di taati seperti penggunaan hp di dalam lab sebagaimana mestinya.


Untuk saran kedepannya aturan tidak boleh main hp untuk mahasiswa
(praktikan)diberlakukan juga kepada asdos agar tidak main hp saat praktikum
berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai