Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

AKTIVITAS EKSTRAK BANGLE (Zingiber puepureum Roxb)

TERHADAP BAKTERI (Proteus vulgaris)

NAMA MAHASISWA/NIM : ABDUL GHONY MAHENDRA

ADE RAHAYU RAMDHANI KADIR

ADRYANTI SAFITRI

AINELMA YANTI

AL NURUL DITA UTAMI

ALYA NAMIRA

ALFIRA

ANNISA USWATUN KHASANAH

KELOMPOK :1

HARI PRAKTIKUM : SENIN

PEMBIMBING : Nur Amaliana Dwi Lestari, A.Md.Farm

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak ribuan tahun yang lalu, obat dan pengobatan tradisional sudah

ada di Indonesia. Pengobatan dengan tumbuhan berkhasiat telah diakui

masyarakat dunia dan menandai kesadarn untuk kembali ke alam (back to

nature). Keberadaan obat tradisional dianggap kuno, tidak rasional, primitive

karena tidak dilakukan uji klinis. Agar peranan obat tradisional dapat lebih

ditingkatkan perlu diadakan pengenalan, penelitian, pengujian, dan

pengembangan khasiat suatu tanaman obat (Sesilia R. Pakadang.2018).

Penyakit infeksi oleh bakteri dan fungi, terutama di Negara

berkembang seperti Indonesia masih merupakan permasalahan yang

memerlukan perhatian besar. Disamping itu kenyataan banyak dilaporkan

adanya galur mikroorganisme pathogen yang sudah resisten terhadap obat

yang ada, dan karena itu pencarian antimikroba baru tentunya merupakan

salah satu pemecahan yang senantiasa harus dilakukan (Sesilia R.

Pakadang.2018).

Salah satu solusi masyarakat untuk mengobati infeksi adalah dengan

menggunakan ramuan bahan alam (obat herbal). Namun meski telah lama

digunakan masyarakat secara empiris namun data ilmiah belum sepenuhnya

diperoleh dari penelitian yang ada (Sesilia R. Pakadang,2018).


Praktikum ini merujuk pada tujuan memperoleh data ilmiah dari

tanaman yang secara empiris telah digunakan sebagai obat infeksi. Bakteri

yang digunakan disesuaikan dengan jenis dan kegunaan tanaman (Sesilia R.

Pakadang.2018).

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud percobaan

Untuk mengetahui dan memahami cara menentukan daya hambat

tanaman uji bangle ( Zingiber purpureum roxb).

2. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan daya hambat bahan uji tanaman bangle

(Zingiber purpureum roxb) terhadap pertumbuhan bakteri.

C. Prinsip Kerja

Menetukan zona hambat pertumbuhan bakteri uji pada media

MHA dengan metode difusi agar menggunakan piper disc yang

mengandung bahan uji tanaman lalu diinkubasi pada suhu 35-37 °C

selama 16-20 jam.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Obat tradisional dibuat dari berbagai jenis tanaman obat yang diolah secara

sederhana dan digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit. Sejumlah studi

menunjukkan bahwa jenis tanaman obat yang paling banyak digunakan sebagai

obat tradisional di beberapa wilayah di Indonesia yaitu tanaman obat dari suku

Zingiberaceae (Setiyawati, 2003; Kuntorini, 2005; dan Kasrina, 2014),.

Bangle (Z. cassumunar Roxb.) adalah salah satu spesies dari famili

Zingiberacceae (jahe-jahean) yang banyak digunakan sebagai obat tradisional,

khususnya di Indonesia. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat

adalah rimpangnya. Warna bagian dalamnya kuning, rasanya pedas dan pahit serta

memiliki aroma khas yang membuat kepala pening. Bangle mempunyai efek

sebagai insektisidal, antioksidan, antiinflamatori, antelmintik dan antibakteri serta

peluruh lemak (Kasrina, 2014),.

Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan rimpang bangle mengandung

saponin, flavonoid, minyak atsiri, alkaloid, tanin, dan glikosida. Senyawa

Flavonoid dapat menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel

bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid dengan

DNA bakteri. Alkaloid dapat ditemukan dalam berbagai macam bagian tumbuhan,

seperti daun, biji, ranting dan kulit batang. Alkaloid bekerja dengan cara

mengganggu terbentuknya jembatan seberang silang komponen penyusun


peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel bakteri tidak

terbentuk secara utuh dan dapat menyebabkan kematian sel tersebut (Wahyudi, A.

2011),.

Saponin merupakan zat aktif yang memiliki fungsi untuk meningkatkan

permeabilitas membran sehingga akan terjadi hemolisis sel. Jika saponin ini

berinteraksi dengan sel bakteri, maka sel bakteri tersebut akan pecah atau lisis

sehingga bakteri akan mati. Protein merupakan salah satu zat penyusun membran

sel, saponin akan menyebabkan denaturasi protein pada membran sel bakteri

sehingga membran sel akan rusak dan lisis. Selain itu, saponin juga memiliki

molekul yang dapat menarik air dan juga memiliki molekul yang dapat

melarutkan lemak sehingga menurunkan tegangan permukaan sel yang pada

akhirnya akan menyebabkan bakteri tersebut mati (Wahyudi, A. 2011),.

B. Uraian Bakteri

Proteus vulgari

1. Klasifikasi Bakteri Proteus vulgaris

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus

Species : Proteus vulgaris

a. Morfologi Bakteri Proteus vulgaris

Proteus vulgaris adalah berbentuk batang Gram-negatif. Ukuran

sel individu bervariasi dari 0,4 ~ 1,2 ~ 0.6 μm oleh 2.5 μm, Proteus

vulgaris memiliki flagellaperitrik, ada yang cocobacilli dan bergerak

aktif, tidak berspora, tidak berkapsul.Termasuk dalam bakteri non

fruktosa fermenter, bersifat fakultatif aerobe/anaerob.

b. Siklus hidup bakteri Proteus vulgaris

Proteus sp merupakan flora normal dari saluran cerna manusia.

Bakteri ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini

memasuki saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi

bersifat patogen. Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-

laki muda, akan tetapi pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita

dewasa karena berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering

juga terdapat dalam daging busuk dan sampah serta feses manusia dan

hewan. Juga bisa ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman.

c. Penyakit yang ditimbulkan bakteri Proteus vulgaris

Penyakit yang ditimbulkan berupa infeksi tractus urinarius

pada nosocomial infection. Pencegahan nosocomial infection dilakukan

dengan menggunakan kateter dalam keadaan steril.


a. Spesies ini terdapat dalam beberapa macam serotype , strain

x yang mengalami aglutinasi dalam antiserum terhadap

penyakit riketsia tertentu (Dorland : 1996)

b. Proteus vulgaris dapat menyebabkan infeksi saluran kemih

dan diare pada anak – anak.

C. URAIAN TANAMAN

Ektrak Bangle

Nama Indonesia : Bangle

Nama Dagang Internasional : Cassummunar Ginger

Nama Latin : Zingiber puepureum Roxb.

Taksonomi

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Marga : Zingiber

Jenis : Zingiber puepureum Roxb.

Morfologi Ekstrak Bangle

Zingiber purpureum Roxb atau yang sering disebut dengan

bangle,memiliki Batang tegak, berwarna hijau, dengan rimpang kuat, menjalar


berdaging, tangkai daun pendek, daun tunggal, persilangan menyirip, pangkal

tumpul, unjung sangat lancip, kedua permukaan berbulu halus, panjang helai daun

23-25 cm, lebar 20-25 cm, bagian bunga berbentuk tandan, bentuk bundar telur

atau seperti gelendon, panjang 6-10 cm, lebar 4-5 cm, daun kelopak tersusun

seperti sisik. Kelopak seperti tabung, ujungnya bergerigi 3, panjang lebih kurang

1,5 cm, warna merah menyala, akar serabut, berwarna putih kotor. Bangle

merupakan tanaman yang sudah lama digunakan sebagai obat tradisional terutama

pada bagian rimpangnya, rimpangyang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir

bundar sampai jorong atau tidak beraturan dengan tebal 2-5 mm. Permukaan luar

tidak rata, berkerut, berwarna coklat muda kekuningan, bila dibelah warna kuning

muda sampai kuning kecoklatan, rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Rimpang

bangle berkhasiat sebagai obat demam, obat nyeri perut, obat sembelit, obat

masuk angin, obat cacing, dan obat encok. Secara ilmiah rimpang bangle memiliki

aktivitas sebagai antibaktri, laksatif, antioksidan, dan mampu menghambat lipase

pancreas.

D. Uraian Bahan

1. Aquadest (FI eds III hal 96)

Nama Resmi : Aqua Destillata

Nama Lain : Aquadest, Air Suling

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Media MHA (Mueller Hinton Agar)


Komposisi : Beef Extract 2 gram

Acid Hydrolysate of Casein 17,5 gram

Starch 1,5 gram

Agar 17 gram

Aquadest 1 liter

3. Amoxicilin

Nama resmi : AMOXICILLIN

Rumus molekul : C16H19N3O5S. 3H2O

Berat molekul : 419,45

Pemerian : Serbuk hablur putih, praktis tidak berbau.

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut

dalam benzen, dalam karbon tetraklorida dan

dalam kloroform.

4. Na CMC

Nama resmi :NATRII CARBOXY METHYLCELLULOSUM

Nama lain : Natrium karboksimetilselulosa

RM/BM : C23H46N2O6.H2SO4.H2O/694,85

Pemerian : Serbuk atau butiran putih atau putih kuning

gading tidak berbau/hampir tidak berbau,

higroskopik.

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk


suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol

(95%), dalam eter dan dalam pelarut organik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pensuspensi obat/sampel.

Khasiat : Sebagai control


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

- Kulkas, - Beker glass,

- Batang pengaduk - Korek api

- Lampu spiritus - Rak tabung

- Inkubator - Piper disk

- Inkubator - Swab steril

- Tabung reaksi

2. Cawan petri, Bahan yang digunakan

a. Mueller Hinton Agar (MHA)

b. Ekstrak Bangle (Zingiber puepureum Roxb),

c. Amoxixilin

d. Na CMC.

B. Cara Kerja

1. Peremajaan Bakteri

Peremajaan bakteri uji Proteus vulgaris dimana diambil 1 ose Proteus

vulgaris lalu digores pada MHA miring, lalu diinkubasikan selama 1 x 24


jam. Setelah diinkubasi dibuat suspense bakteri dengan cara diambil 1 ose

dari biakan murni, lalu disuspensikan dengan aqua destillata steril.

2. Pembuatan Ekstrak Daun Kelor Konsentrasi 0,5 % , 1 % , dan 1,5 %

Untuk konsentrasi 0,5 % ditimbang sebanyak 0,1 g dan dilarutkan

dengan Na. CMC sebanyak 20 ml. Untuk konsentrasi 1 % ditimbang

sebanyak 0,2 g dan dilarutkan dengan Na. CMC sebanyak 20 ml. Untuk

konsentrasi 1,5 % ditimbang sebanyak 0,3 g dan dilarutkan dengan Na.

CMC sebanyak 20 ml.

3. Pengujian Aktivitas Antibakteri

Diambil paper disc, lalu dimasukkan/ direndam dalam masing-masing

bahan uji dan pelarut bahan uji sebagai kontrol negatifnya. Kemudian, swab

steril dicelupkan ke dalam suspensi Proteus vulgaris dan diinokulasikan ke

permukaan media MHA steril dengan metode taburan/sebaran (bakteri uji

dioleskan secara merata pada permukaan media menggunakan swab steril).

Langkah selanjutnya diambil cakram kertas (paper disc) yang telah

direndam dengan menggunakan pinset pada permukaan MHA dan sedikit

ditekan agar melekat sempurna dan tidak bergeser. Setelah itu,

diinkubasikan pada suhu 35-370 C selama 16-20 jam. Langkah terakhir

setelah diinkubasi, diamati dan diukur zona hambat yang terbentuk

menggunakan spidol, diukur dengan menggunakan mistar, jika panjang

diameternya 1 cm maka dikonversikan ke dalam satuan mm yaitu 1 cm sama

dengan 10 mm.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah:

CAWAN

NO BAHAN UJI 1 2 3 TOTAL RATA-RATA

1. Ekstrak Bangle 0,5% 11 mm 12 mm 13 mm 36 mm 12 mm

2. Ekstrak Bangle 1% 10 mm 10 mm 11 mm 31 mm 10,6 mm

3. Ekstrak Bangle 1,5% 11 mm 11 mm 10 mm 32 mm 10,6 mm

4. Amoxicillin (+) 14 mm 15 mm 20 mm 49 mm 16,3 mm

5. Na CMC (-) 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm 0 mm

B. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan pengujian terhadap efektifitas

tanaman sebagai antibakteri. Pada pengujian ini digunakan ekstrak bangle

(Zingiber puepureum Roxb), Na CMC dan Amoxicillin sebagai sampel uji

dan air steril sebagai kontrol atau dasar dalam penentuan efektivitas dari

ekstrak tanaman uji, sedangkan bakteri sebagai target digunakan Proteus

vulgaris.

Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar diameter zona hambat bahan uji tanaman terhadap pertumbuhan


bakteri atau bagaimana efektivitas tanaman uji terhadap pertumbuhan

bakteri Proteus vulgaris dengan menggunakan media MHA (Mueller

Hinton Agar) dengan metode difusi agar menggunakan piper disk yang

mengandung bahan uji tanaman dan antibiotik.

Pada pengujian yang telah dilakukan,terbentuk zona bening

disekitar piper disk . Ini menunjukkan bahwa antibiotik yang digunakan

berpotensi menghambat pertumbuhan Proteus vulgaris. Untuk

mnyembuhkan penyakit, suatu penyakit diperlukan antibiotik yang cocok

untuk menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri penyebab

penyakit dan pada praktikum kali ini digunakan beberapa pengenceran

antibiotik dan air steril sebagai kontrol sampel yang digunakan sebagai

pembanding dalam mengetahui apakah sampel yang digunakan benar-

benar steril atau tidak. Pada antibiotik Amoxicillin, besar daya hambatnya

berbeda pada ketiga cawan yang digunakan. Pada antibiotik amoxicillin

rata-rata zona bening paling luas , yakni 11 mm yang berarti pada bakteri

tidak dapat. Hal ini menunjukkan bahwa antibiotik ini dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Proteus vulgaris yang ditunjukkan dengan besarnya

zona hambat yang diperoleh.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum ini, yaitu pengujian aktivitas tanaman sebagai

antibakteri dapat disimpulkan bahwa. Ekstrak Bangle 0,5% memiliki rata-

rata 12 mm, ekstrak Bangle 1% memiliki rata-rata 10,6 mm, ekstrak

Bangle 1,5 memiliki rata-rata 10,6 mm, amoxicillin (+) memiliki rata-rata

16,3 mm dan Na CMC (-) memiliki rata-rata 0 mm. Dari hasil rata-rata

diatas dapat dilihat bahwa amoxicillin dapat berpotensi untuk menghambat

pertumbuhan bakteri Proteus vulgaris.

B. Saran

Dalam melakukan praktikum harus menjaga kebersihan dan alat-

alat yang akan digunakan tetap steril agar tidak terkontaminasi dengan

mikroorganisme lain yang tidak dikehendaki sehingga dalam

melaksanakan praktikum dapat memperoleh hasil yang memuaskan dan

tidak lupa pula hand scoon dan masker dalam pengerjaan.


DAFTAR PUSTAKA

Pakadang, S.R., 2018, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Obat dan Pangan,

Poltekkes Kemenkes Makassar : Poltekkes Makassar

Departemen Kesehatan.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Ditjen POM. 2001. Bacterical Chemistry and Physiology. New York.

Ariawan putu2, 2014.Bacter’s: Proteus Vulgaris

http://ariawanputu2.blogspot.com/2014/04/proteus-vulagaris.html

Wahyudi, A. 2011.” Ekstraksi dan uji aktivitaas antibakteri minyak atsiri dari

rimpang bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)”. Tesis.Program Pasca Sarjana,

Universitas Indonesia.

http://Wahyudi,A.blogspot.com/2011/04/ekstraksi-dan-uji-aktivitas-

antibakteri.html
LAMPIRAN

Ekstrak bangle 0,5% Ekstrak bangle 1%

Ekstrak bangle 1,5%

Anda mungkin juga menyukai