Anda di halaman 1dari 18

Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.

215

Review Studi Etnofarmasi Penggunaan Tanaman Obat Antidiare oleh


Masyarakat Indonesia

Anne Surya1)*, Yunita Intan Maharani 1), Rachel Beatrix Romaito 1), Ernestine Arianditha
Pranasti2), Dela Rosa1)
1
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pelita Harapan, Lippo Village, Tangerang.
2
Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat.
*email: 01038210011@student.uph.edu

Abstrak
Diare merupakan gangguan pencernaan dengan tingkat prevalensi yang tinggi terutama pada
negara-negara berkembang. Diare adalah salah satu gangguan sistem pencernaan yang ditandai
dengan kram perut, konsistensi tinja yang cair, serta meningkatnya frekuensi buang air besar
lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Penyakit ini dapat dipicu dengan berbagai penyebab seperti
infeksi enteral, infeksi parental, mal absorbsi, dan pemberian antibiotik yang kemudian
menyebabkan gangguan penyerapan serta sekresi air dan elektrolit di usus disertai dengan
hipermobilitas. Indonesia dikenal sebagai negara yang dilimpahkan dengan berbagai kekayaan
hayati beserta potensinya sebagai obat-obatan. Dengan demikian, dilakukan peninjauan
terhadap metode pengobatan antidiare dari berbagai tanaman obat yang digunakan oleh
masyarakat di berbagai daerah di Indonesia melalui pendekatan etnofarmasi. Metode penelitian
yang dilakukan adalah dengan menggunakan kajian literatur melalui publikasi daring
berdasarkan pada Web, PubMed, ResearchGate, dan Google Scholar. Didapati hasil daripada
penelitian terdapat 17 spesies tumbuhan yang biasa dimanfaatkan sebagai obat antidiare, yaitu
Acorus americanus (Far.) Raf., Ageratum conyzoides L., Artocarpus heterophyllus Lam.,
Allium cepa L., Blumea balsamifera (L).DC., Bischofia javanica Bl., Psidium guajava L.,
Cymbopogon citratus (DC.) Stapf., Carica papaya L., Curcuma longa L., Lansium domesticum
Correa., Nephelium lappaceum L., Strobilanthes crispus Blume., Solanum nigrum L., Solanum
torvum Sw., Uncaria gambir (Hunter) Roxb., dan Curcuma xanthorrhiza Roxb.

Kata kunci: etnofarmasi, antidiare, tumbuhan obat

Abstract
Diarrhea is a digestive disorder with a high prevalence rate, especially in developing
countries. Diarrhea is a digestive system disorder characterized by abdominal cramps, liquid
stool consistency, and increased frequency of defecation more than 3 times in 24 hours. This
disease can be triggered by various causes such as enteral infection, parental infection, mal
absorption, and antibiotic administration which then causes impaired absorption and secretion
of water and electrolytes in the intestine accompanied by hypermobility. Indonesia is known as
a country that is blessed with various biological resources and their potential as medicines.
Thus, a review of antidiarrheal treatment methods from various medicinal plants used by
communities in various regions in Indonesia was conducted through an ethnopharmaceutical
approach. The research method used was a literature review through online publications based
on the Web, PubMed, ResearchGate, and Google Scholar. The results showed that there were
17 plant species commonly used as antidiarrheal drugs, namely Acorus americanus (Far.) Raf.,
Ageratum conyzoides L., Artocarpus heterophyllus Lam., Allium cepa L., Blumea balsamifera

27
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

(L).DC., Bischofia javanica Bl., Psidium guajava L., Cymbopogon citratus (DC.) Stapf.,
Carica papaya L., Curcuma longa L., Lansium domesticum Correa., Nephelium lappaceum L.,
Strobilanthes crispus Blume., Solanum nigrum L., Solanum torvum Sw., Uncaria gambir
(Hunter) Roxb., and Curcuma xanthorrhiza Roxb.

Keywords: ethnopharmacy, antidiarrheal, medical plant

1. PENDAHULUAN (Nelson, 2016). Sedangkan faktor infeksi


parenteral merupakan infeksi yang berada
Diare merupakan gangguan pencernaan pada bagian tubuh lainnya selain organ-
dengan tanda-tanda yaitu buang air besar organ pencernaan seperti kondisi faringitis,
(defekasi) sekitar 2-3 kali atau lebih dengan pneumonia, dan Otitis Media Akut (OMA)
sifat abnormal dan tekstur yang lembek, (Suharyono, 2008).
maupun berupa air (Eve dkk., 2020). Diare Secara patofisiologisnya, terjadinya
juga didefinisikan sebagai gangguan yang diare distimulasi oleh transport ion aktif
berkaitan dengan adanya peningkatan yang diakibatkan adanya penurunan
volume atau fluiditas feses, peningkatan absorbsi natrium, peningkatan sekeresi
frekuensi air dan umumnya disertai dengan klorida, perubahan motilitas usus serta
kram (Hirudkar dkk., 2020). Memiliki peningkatan osmolaritas luminal dan
tingkat prevalensi yang tinggi, tercatat tekanan hidrostatik (Sukmawati dkk.,
sekitar 1,7 miliar kasus diare setiap 2017). Mekanisme tersebut menyebabkan
tahunnya dan penyakit ini menduduki ketidakseimbangan air dan elektrolit dalam
peringkat dua sebagai penyebab kematian usus dan berujung mengidapnya penyakit
anak di bawah 5 tahun (Prabhu dkk., 2017). diare (Wibowo dkk., 2021).
Terdapat faktor-faktor yang dapat Ketidakseimbangan tersebut juga dapat
menimbulkan diare, yaitu faktor infeksi, memicu terjadinya dehidrasi eksesif yang
faktor mal absorbsi pada lemak, sangat berbahaya (Prabhu dkk., 2017).
karbohidrat, dan protein, juga faktor Diare diatasi dengan menurunkan
kesalahan konsumsi antibiotik. Selain itu motalitas atau persitaltik usus, menyerap
dapat juga disebabkan oleh keracunan toksin, menginduksi cairan elektrolit, dan
makanan, virus, alergi, obat-obatan dan mengecilkan diameter selaput lendir dalam
faktor psikologis. Faktor infeksi penyebab usus (Susanti dkk., 2017). Tujuan daripada
diare terbagi menjadi dua, yaitu faktor pengobatan antidiare adalah untuk
infeksi enteral dan parental. mengurangi dan mencegah kehilangan air
Faktor infeksi enteral meliputi infeksi berlebih, menekan gangguan asam basa dan
bakteri (Escherichia coli, Salmonella spp., elektrolit, mengatasi gejala dan gangguan
Bacillus cereus, Aeromonas sp., sekunder penyebab diare. Mekanisme kerja
Clostridium perfringens, Shigella, obat diare dapat dikelompokkan menjadi
Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae, obat antimotilitas, antibiotik, adsorben,
dan Yersinia spp.), infeksi virus enzim, dan mikroflora usus (Sukmawati
(Astrovirus, Koronavirus, Adenovirus dkk., 2017).
enterik, dan Rotavirus), dan infeksi parasit Indonesia memiliki keanekaragaman
berupa cacing perut (Ascaris lumbricoides, hayati yang tinggi. Faktanya, Hutan
Trichuris trichiura, Ancylostoma duodeale,
dan Strongyloides stercoralis), protoza Indonesia tercatat memiliki kurang lebih
(Balantidium coli, Giardia lamblia, 30.000 spesies tumbuhan dimana sekitar
Cryptosporidium, dan Entamoeba 9.000 spesies tumbuhan diduga mempunyai
histolytica), dan jamur (Candida albicans) khasiat sebagai tanaman obat. Sayangnya,

28
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

baru sebanyak 940 jenis yang telah 2. METODE


dipastikan khasiatnya (Darussalam &
Review dilakukan dengan pencarian
Rukmi, 2016). Tumbuhan obat yang
sumber data dan strategi, didapatkan
memiliki efek farmakologi berhubungan
metode penelitian yang digunakan untuk
erat dengan senyawa metabolit sekunder
melakukan penelitian terhadap berbagai
yang terdapat dalam kandungan tumbuhan.
macam tanaman yang dapat digunakan
Senyawa tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai obat antidiare adalah dengan
sebagai antidiare khususnya bakteri
review jurnal. Mengumpulkan beberapa
penyebab diare. Tanaman yang dapat
jurnal penelitian baik nasional maupun
bermanfaat sebagai antidiare dan
internasional serta literatur yang
antibakteri yaitu tanaman yang di dalamnya
sebelumnya sudah dipublikasikan. Sumber
terdapat kandungan senyawa kimia seperti
yang digunakan pada review jurnal kali ini
alkaloid, flavonoid, tanin, steroid,
adalah beberapa jurnal dengan yang telah
terpenoid, minyak atsiri, dan saponin.
terakreditasi SINTA dan juga literatur dari
Selain kekayaan sumber daya alam yang
15 tahun terakhir. Pencarian artikel dan
dimiliki, Indonesia juga dikenal sebagai
jurnal penelitian ini dilakukan dengan
negara multikultural yang kaya akan
menggunakan mesin pencarian artikel
budaya dari berbagai etnis asli bangsa.
seperti PubMed, ResearchGate, google, dan
Berdasarkan data sensus (Badan Pusat
google schoolar. Diharapkan hasil review
Statistik) BPS yang dilaksanakan pada
jurnal ini dapat memberikan wawasan
2010 tercatat Indonesia memiliki total
dalam penemuan obat baru yang berasal
1.340 suku bangsa atau etnis. Setiap suku
dari tumbuhan tertentu dengan
bangsa memiliki budaya dan tradisinya
penggunaannya dalam pencarian alternatif
masing-masing di mana diketahui bahwa
obat pengobatan untuk antidiare di
setiap etnis memanfaatkan tumbuhan obat
kehidupan sekitar masyarakat.
yang berbeda-beda sebagai pengobatan
penyakit tertentu sejak dahulu kala.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Review jurnal yang dilakukan bertujuan
untuk meninjau secara ilmiah aktivitas Berdasarkan kajian literatur yang telah
berbagai tanaman obat yang biasa dilakukan, ditemukan berbagai tumbuhan
digunakan sebagai obat antidiare oleh yang biasa digunakan masyarakat etnis
Sumatera Utara sebagai obat antidiare.
berbagai etnis masyarakat yang menduduki
Nyatanya, tumbuhan - tumbuhan tersebut
Indonesia. Selain itu, berdasarkan mengandung berbagai macam metabolit
akumulasi informasi yang diperoleh, dapat sekunder yang melimpah sehingga tidak
dilihat potensi besar tumbuhan-tumbuhan hanya dapat digunakan untuk mengobati
tersebut sebagai metode pengobatan diare tapi juga dapat digunakan untuk
alternatif penyakit diare sekaligus mengobati penyakit-penyakit lainnya.
mengetahui apakah tumbuhan memiliki Berikut daftar tumbuh - tumbuhan obat
yang digunakan sebagai obat alternatif
manfaat untuk mengobati penyakit lain atau
untuk mengatasi diare oleh berbagai etnis
digunakan oleh kelompok masyarakat masyarakat di berbagai daerah di Indonesia
lainnya. (Tabel 1.) (Simanjuntak, 2021; Sagita dkk.,
2021; Rizal dkk., 2021; Kartika dkk., 2021;
Permatasari dkk., 2011).

29
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

Tabel 1. Klasifikasi Tumbuhan Obat

Nama Tanaman Kandungan Senyawa Khasiat

Jeringau merah alkaloid, minyak atsiri, flavonoid, menangani gangguan pencernaan


(Acorus tanin, fenol, dan saponin seperti lambung, diare,
americanus (Far.) (Balakumbahan dkk., 2010). antimikroba (Haghighi dkk.,
Raf.) 2017; Silalahi, 2018).

Bandotan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, pengobatan demam, diare,


(Ageratum glikosida jantung dan antrakuinon, disentri, analgesik, antimikroba,
conyzoides L.) mineral, vitamin dan senyawa lain antiinflamasi, dan antikanker
yang mempunyai aktivitas (Singh dkk., 2012).
farmakologi (Agbafor dkk., 2015).

Sembung (Blumea flavonoid, alkaloid, tanin, terpenoid, mengatasi influenza, diare, perut
balsamifera (L). dan saponin (Dalimartha, 2008). kembung, asma, bronkitis ,
DC.) rematik, nyeri haid, dan diabetes
(Dalimartha, 2008).

Gadog (Bischofia alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, antioksidan, dapat mengatasi


javanica BI.) dan terpenoid (Sarfina dkk., 2017). diare (Vitalia dkk., 2016; Afriani
dkk., 2016).

Bawang merah protein, hormone nabati, vitamin, menghambat kontraksi usus pada
(Allium cepa L.) mineral, flavonoid seperti aglucon, konsentrasi tertentu dan juga
quecetine diglucose (Kianian dkk., menghambat akumulasi cairan
2021). usus dan diare (Simajuntak,
2021).

Jamu biji (Psidium alkaloid, tanin, terpenoid, adam antibakteri terhadap bakteri
guajava L.) malat (pada daun), amino, mangan, penyebab diare seperti Eschericia
magnesium, sulfur dan berbagai coli, Salmonella typhi, dan Vibrio
vitamin (Kalanarky dkk., 2020). cholera (Masyofah dkk., 2021
(Kalanarky dkk., 2020).

Serai Wangi sitronelal, sitronelo, Limonene, Mengobati diare, mempunyai


(Cymbopogon linalool (Magota dkk., 2021). aktivitas antidiare (Magota dkk.,
citratus (DC.) 2021).
Stapf.)

Gambir (Uncaria katekin (golongan polifenol), dan menghambat pertumbuhan


Gambir (Hunter) golongan flavonoid, pirokatekol, bakteri penyebab diare
Roxb.) quercetin (Hilmi & Rahayu, 2018). (Strptococcus mutans,
Streptococcus aureus, dan
Bacillus subtilis) (Hilmi &
Rahayu, 2018).

30
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

Nama Tanaman Kandungan Senyawa Khasiat

Duku (Lansium glikosida, flavanoid, alkaloid, obat malaria, diare dan disentri
domesticum terpenoid, asam lansid, dukunolid (Hanum & Kasiamdari, 2013)
Correa) dan asam lansiosida (Manosroi,
dkk., 2012; Klungsupya, dkk., 2015)

Rambutan corilagin, asam ellagic, geraniin, dan daun rambutan: mengatasi diare
(Nephelium asam golat yang juga merupakan dan menghitamkan rambut.
lappaceum L.) senyawa felonik (Sukatta dkk., Kulit buah rambutan: mengatasi
2021) disentri dan demam (Jayanti dkk.,
2017).

Keji Beling flavonoid, silikat, kalium, vitamin antibakteri, antidiare,


(Strobilanthes B1, B2, C, dan Katekin (Suproborini antioksidan, antivirus,
crispus Blume.) dkk., 2022). antiinflamasi, dan antikanker
(Suproborini dkk., 2022).

Leunca (Solanum vitamin A dan C, solanine, tannin antidare, antibakteri, dan


nigrum L.) dan chaonine, lalu mengandung antioksidan (Woolf & Benarie,
stroidal alkaloid (Nadila dkk., 2011).
2019).

Takokak (Solanum tanin (Nadjamuddin dkk., 2022). antibakteri terhadap Salmonella


torvum Sw.) typhimurium dan Salmonella
typhi (Djoueudam dkk., 2019)

Nangka flavonoid, saponin, dan tannin mengatasi demam, penyakit kulit,


(Artocarpus (Chan dkk., 2018). antidiare, dan imunomodulator
heterophyllus (Chan dkk., 2018).
Lam.)

Papaya (Carica steroid, flavonoid, triterpenoid, antikanker, antidiare, dan


papaya L.) alkaloid, senyawa fenolik meliputi antibakteri (Peter dkk., 2014).
quercetin, asam caffeic, asam
protocaechuic, kaempferol, dan
asam klorogenat (Peter dkk., 2014).

Kunyit (Curcuma tanin dan kurkumin (Cobra & astringen (meringankan diare),
longa L.) Amini, 2019). antisekretori,antimotilitas, dan
antibakteri (Kumara dkk., 2019).

Temulawak kurkumin (Ulfah, 2022). antibakteri (Candra dkk., 2014).


(Curcuma
xanthorrhiza
Roxb.)

31
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

Acorus americanus (Far.) Raf. Ageratum conyzoides L.


Jeringau merah merupakan tanaman Tanaman bandotan memiliki khasiat
yang memiliki khasiat obat yaitu obat dan sudah digunakan sejak zaman
menangani gangguan pencernaan seperti dahulu. Terdapat nama daerah dari tanaman
lambung, diare, dan sebagai antimikroba. bandotan yaitu, Sumatera (bandotan,
Tanama jeringau memiliki nama daerah dauntombak, tombak jantan, siangik
yaitu, Sumatera (jerenge, jeurenge, jerango, kahwa, humput amis, rumput tahi ayam);
serango); Kalimantan (Jariango); Jawa Jawa (bandotan, bandotan leutik, bandotan
(daring, jaringo, dlingo, dringo, jhrongo, beureum, bandotan hejo, tempuyak,
jhariango); Sulawesi (Areango, kareango, wedusan, du wedusan); Sulawesi (dawet,
kalumunga, layambung, koringa, lawet, serri jepang, rukut weru, sopi).
kalumenga). Jeringau mengandung Terdapat kandungan senyawa metabolit
senyawa alkaloid, minyak atsiri, flavonoid, pada bagian daun dan akar tanaman yaitu
tanin, fenol, dan saponin. Terdapat alkaloid, flavonoid, tanin, saponin,
beberapa penelitian yang sudah glikosida jantung dan antrakuinon, mineral,
membuktikan khasiat rimpang jeringau vitamin dan senyawa lain yang mempunyai
merah yang memiliki potensi untuk aktivitas farmakologi (Agbafor dkk., 2015).
menghambat bakteri Escherichia coli dan Bandotan memiliki khasiat yaitu dalam
Salmonella thyposa (Balai besar penanganan demam, diare, analgesik,
perbenihan dan Proteksi tanaman antimikroba dan antikanker (Shagolsem
perkebunan, 2013). dkk., 2013). Ekstrak metanol dan eter
Khasiat jeringau merah sebagai dalam tanaman bandotan mempunyai efek
antidiare didasarkan pada penggunaan antimikroba, bagian akar dapat digunakan
rimpang jeringau merah yang dibuat air sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan
rebusan (infusa) untuk mengobati diare. antimikroba.
Penelitian ini menggunakan metode uji Berdasarkan penelitian Odeleye
kualitatif (Wulandari dkk., 2015). Ekstrak dkk.,(2014) ekstrak etanol dari Argeratum
methanol rimpang jeringau merah conyzoides mempunyai efek antibakteri
didapatkan melalui metode maserasi yang berpeluang untuk dimanfaatkan dalam
simplisia rimpang jeringau merah sebanyak pengobatan. Efek antibakteri dari ekstrak
315,7 gram dengan 600 mL methanol etanol diuji terhadap 4 jenis bakteri patogen
menggunakan kecepatan shaker 200-250 salah satunya bakteri penyebab diare yaitu
rpm. Hasil maserasi yang diperoleh Escherichia coli. Untuk mendapatkan
diuapkan dengan rotary evaporator pada ekstrak etanol Argeratum conyzoides
suhu 48°C dan kecepatan 60 rpm. Hasil uji dilakukan dengan mensuspensikan 20 gram
aktivitas antibakteri pada eskstrak methanol simplisia tanaman bendotan dalam 200 mL
rimpang jeringau merah dengan variasi etanol dan dibiarkan selama 2 hari di atas
konsentrasi 100%, 90%, 80%, 70%, 60%, rotary shaker. Kemudian ekstrak etanol
50%, 40%, 30%, 20%, 10% dan dilakukan diperoleh melalui ekstraksi Soxhlet dan
triplo setelah dilakukan inkubasi 24 jam dipekatkan menggunakan rotary vacuum
pada suhu 37°C. Dari pengujian tersebut extractor. Penelitian ini menggunakan
diperoleh kesimpulan adanya aktivitas metode difusi dengan konsentrasi ekstrak
antibakteri terhadap Shigella flexneri, yaitu etanol Argeratum conyzoides yang dipakai
bakteri yang menyebabkan disentri, pada adalah 200 mg/mL, 100 mg/mL, 50
konsentrasi paling efektifnya yaitu 100% mg/ml,25 mg/mL, 5 mg/mL. Didapatkan
(Sudoyo, 2009). hasil MIC dan MBC untuk Escherichia coli
yaitu 120 mg/mL. Berdasarkan penelitian
ini tanaman Argeratum conyzoides dapat
dimanfaatkan dalam pengobatan yang

32
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

diakibatkan oleh infeksi bakteri seperti efektif menekan pertumbuhan bakteri


diare, dan infeksi saluran pencernaan Escherichia coli.
(Odeleye dkk., 2014).
Bischofia javanica Bl.
Blumea balsamifera (L). DC. Kandungan tumbuhan Bischofia
Tumbuhan sembung merupakan javanica Bl atau dikenal sebagai tanaman
tumbuhan yang sangat kaya akan senyawa sikkam. antara lain kerbohidrat, protein,
kimia meliputi flavonoid, aldehid, piridin, terpenoid, flavonoid, tannin, steroid,
alkohol, keton, asam lemak, terpenoid, glikosida, saponin, dan senyawa-senyawa
minyak atsiri, kamfer, tannin, flavonoid, fenil memberikan aktivitas antibakteri
alkohol serta senyawa-senyawa fenol yang terhdapa bakteri yang menyerang sistem
memampukan tumbuhan ini untuk gastrointestinal, Escherichia coli. Di
memiliki potensi sebagai antioksidan, Indonesia, nama daerah tanaman sikkam
ekspektoran, antikanker, antimikroba berbeda- beda, seperti di Batak (sikkam,
hingga antidiare (Widhiantara & Jawi, singkam, cingkam), di Gayo (tingkeum),
2021). Tanaman ini memiliki berbagai Jawa (gadog, gintung, kerinjing), Minahasa
nama daerah. Di Jawa, tanaman ini (mirentek, kayawu), dan di Ternate
diketahui sebagai sembung, sembung lelet, (simamo) (Kinho dkk., 2011).
sembung manis, dan kamadhin. Di daerah- Sarmah dkk. (2020) melakukan
daerah lainnya meliputi Sumatera, penelitian terhadap kandungan senyawa
Sulawesi, dan Timur dikenal sebagai afoat, kimia pada ekstrak Bischofia javanica Bl.
madikapu, capo, dan kesembung (Hidayat Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh
& Napitupulu, 2015). hasil keberadaan kandungan senyawa-
Berdasarkan teori tersebut, Larasati senyawa kimia yang telah disebutkan
dkk. (2015) melakukan pengujian efek sebelumnya serta kemampuan Bischofia
antidiare ekstrak daun sembung yang javanica Bl. sebagai antibakteri pada
dilakukan secara in vivo terhadap mencit bakteri Escherichia coli. Disebutkan pada
(Mus muculus) putih melalui pengamatan konsentrasi ekstrak berturut-turut 25 μL, 50
frekuensi terjadinya diare. Ekstraksi daun μL, dan 100 μL, diameter zona hambatnya
sembug diperoleh melalui metode ekstrasi sangat kuat yaitu, 11,2 mm, 13,91 mm, dan
maserasi yang kemudian diuapkan dengan 19,20 mm.
rotary evaporator dan mendapatkan
esktrak kental yang masih mengandung Allium cepa L.
pelarut. Pelarut tersebut diuapkan kembali Allium cepa L atau dikenal dengan
dengan waterbath hingga mendapat ekstrak bawang merah memiliki nama daerah
kering. Dari pengujian tersebut, didapati diantaranya yaitu, bawang abang mirah
hasil bahwa pada dosis 250 mg/kg bb (Aceh), Bawang abang (Palembang),
ekstrak etil asetat daun sembung sudah Bawang beureum (Sunda), Brambang, dan
efektif sebagai obat antidiare. Brambang abang (Jawa). Allium cepa L
Selain itu, Ruhimat (2015) juga mengandung senyawa metabolit yaitu
melakukan pengujian khasiat daun protein, mineral, hormon nabati, flavonoid
sembung untuk melihat daya hambat infusa seperti aglucon, quecetine, diglucose
daun sembung terhadap bakteri (Kianian dkk, 2021). Senyawa metabolit
gastrointestinal, Escherichia coli. tersebut memiliki khasiat untuk
Pengujian dilakukan secara in vitro menghambat pertumbuhan bakteri
menggunakan metode difusi cakram. penyebab diare yaitu Escherichia coli dan
Melalui pengujian tersebut didapati hasil Staphylococcus aureus. Penelitian yang
infusa daun sembung pada konsentrasi 90% dilakukan oleh Surono A.S. pada tahun
2013, pengujian terhadap antibakteri

33
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

ekstrak daun bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri, terbukti kandungan


pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan quercetin dan senyawa fenol seperti
Staphylococcus aureus dilakukan secara in flavonoid dan tannin menjadikan daun
vitro. Percobaan dilakukan dengan jambu biji sangat efektif membunuh
konsentrasi 1000 ppm, 3000 ppm, dan patogen yang dapat menyebabkan diare
10.000 ppm. Didapatkan hasil penelitian seperti bakteri Escherichia coli (Nadifah
yaitu ekstrak daun bawang merah tidak dkk., 2015). Menggunakan metode yang
memiliki aktivitas antimikroba terhadap sama, hasil penelitian Niken dkk., (2022)
bakteri Escherichia coli. Hal ini menyimpulkan bahwa daun jambu biji
kemungkinan besar terjadi karena daun efektif menghambat pertumbuhan bakteri
bawang merah tidak terkandung zat allicin Escherichia coli dimana pada konsentrasi
yaitu zat aktif pada bawang merah dan berturut-turut 10%, 15%, dan 20% diameter
bawang putih yang memiliki khasiat zona hambat rata-ratanya adalah 10,7 mm,
antimikroba. Sedangkan, berdasarkan 13,3 mm, dan 17,0 mm. Data tersebut
literatur lain terdapat penjelasan bahwa dibandingkan dengan bdibandingkan hasil
menurut Jose dan Krishnakumar (2017) percobaan kontrol positifnya, yaitu obat
senyawa kelompok flavonoid seperti flavon Amoxicillin yang mendapat diameter
pada bawang merah mempunyai aktivitas sebesar 13,0 mm. Hal ini berartikan
antidiare dengan mekanisme kerja adanya ketiganya memiliki kekuatan daya
pelepasan kalsium dari simpanan antibakteri yang kuat (Sharma dkk., 2010).
intraseluler sehingga menghambat
kontraksi usus dan motilitas usus. Cymbopogon citratus (DC.) Stapf.
Serai wangi memilki kandungan
Psidium guajava L. senyawa metabolit yaitu sitronelal,
Daun jambu biji sangat kaya akan sitronelo, Limonene, linalool (Magota dkk,
kandungan fitokimia antara lain, quercetin, 2021). Senyawa-senyawa tersebut
apigenin, guajiverin, avicularin, asam galat, merupakan senyawa utama dalam minyak
myricetin, hyperin, kaempferol, dan asam sereh wangi. Tanaman serai juga dikenal
caffeic. Senyawa-senyawa tersebut dengan nama serai, sehai, sorae (Sumatera),
memiliki khasiat sebagai antioksidan, Bubu (Halmahera), Garamakusu (Ternate),
antidiare, antihipertensi, antidiabetik, dan Kedaungwitu (Sumba).
antimikroba, dan hepatoprotektor (Tiwari Menurut Madeira dkk.,, (2016)
dkk., 2011; Kumar dkk., 2021). Senyawa antibakteri sebagaian besar berasal dari
fenol mampu menghambat pertumbuhan tanaman yang diketahui memiliki
patogen melalui denaturasi protein dan kandungan metabolit sekunder yang
menginaktifkan enzim akibat lisis membran teridentifikasi sebagai golongan fenolik dan
sel (Pelczar & Chan, 2008). terpenoid dalam minyak atsiri. Sitronellal
Jambu biji merupakan tanaman yang dan geraniol pada minyak atsiri memiliki
sangat banyak dimanfaatkan sebagai aktivitas antibakteri. Penelitian yang
pengobatan alternatif diare di berbagai dilakukan oleh Poeloengan (2009)
daerah di Indonesia. Di Sumatera, jambu membuktikan bahwa minyak atsiri serai
biji dikenal dengan sebagai jambu kehas, wangi memiliki aktivitas antimikroba dan
glima breueh, atau galiman (Rizal dkk., dapat menghambat pertumbuhan bakteri
2021). Di Jawa dikenal sebagai jambu Staphylococcus areus, Staphylococcus
klutuk, jambu bender, dan jambu batu, serta epidermis, Streptococcus agalatie, dan
di Kalimantan dikenal dengan sebutan Libu Escherichia coli dimana bakteri-bakteri
(Gunawan dkk., 2021). tersebut didaptkan dari dengan isolasi dari
Melalui pengujian in vitro dengan sapi yang menderita masitis subklinis.
metode pengukuran diameter zona radikal

34
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

Uncaria gambir (Hunter) Roxb. Nephelium lappaceum L.


Tumbuhan gambir telah dikenal Kandungan saponin yang berada pada
dengan berbagai manfaat oleh masyarakat tanaman rambutan memiliki efek
luas sejak lama terutama kegunaannya antibakteri terhadap bakteri-bakteri yang
untuk merawat atau mengolah benda-benda mengganggu sistem gastrointestinal seperti
yang terbuat dari kulit. Tanaman Gambir Salmonella typhi dan Eschericia coli.
juga dikenal dengan sebutan kacu dan Selain saponin, Nephelium lappaceum L.
gambe di Aceh. Daun gambir juga sangat juga mengandung senyawa tanin yang
dikenal sebagai tanaman yang multifungsi. memiliki kinerja sebagai adstringen dalam
Kandungan Katechin, terpen, alkaloid, sistem pencernaan (Hanani, 2015). Selain
polifenol, saponin, steroid, dan tannin yang itu, tumbuhan rambutan memiliki senyawa-
terdapat dalam daun gambir menjadikan senyawa fenolik seperti asam ellaggic dan
gambir memiliki kegunaan sebagai asam galat yang merupakan bagian dari
antidiabetik, antiinflamasi, hepatoprotektif, senyawa fenol yang memberikan efek
antioksidan, neuroprotektif, antikanker, antioksidan dan antimikroba (Sukatta dkk.,
dan antidiare (Fatiha, 2022). 2021).
Pada pengujian yang dilakukan oleh Jayanti dkk.. (2017) melakukan
Wibowo dkk. (2021) secara in vivo pada pengujian aktivitas antibaktei infusa
mencit galur wistar yang telah diinduksi Nephelium lappaceum L. secara in vitro
minyak jarak diperoleh hasil bahwa ekstrak terhadap bakteri Salmonella typhi dengan
daun gambir dengan dosis 25 mg/kg bb metode difusi cakram. Hasil daripada
menunjukan aktivitas antidiare yang sangat pengujian yang dilakukan menunjukkan
mirip dengan penggunaan obat Loperamid bahwa infusa daun rambutan terbukti
dengan dosis 2 mg/kg bb. memiliki aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Salmonella typhi namun daya
Lansium domesticum Correa. hambat bakterinya masih lebih kurang
Kandungan senyawa metabolit dibandingkan kontrol positifnya, yaitu
sekunder yang terdapat pada kulit buah kloramfenikol.
duku atau buah langsat antara lain, tanin, Berdasarkan Sukmandari dkk. (2017)
flavonoid, saponin, alkaloid, dan yang melakukan penelitian terhadap
triterpenoid (Mayanti, 2009). Flavonoid aktivitas antidiare pada ekstrak metanol biji
memberikan tumbuhan Lansium rambutan yang dilakukan secara in vivo
domesticum Correa. khasiat sebagai pada tikus yang telah diinduksikan castor
antioksidan melalui donor hidrogen. oil, didapatkan hasil bahwa aktivitas
Senyawa-senyawa triterpenoid memiliki antidiare ekstrak metanol biji rambutan
peran sebagai antibakteri, antibitus, dan lebih signifikan dibandingkan obat
antifungi. Triterpenoid akan membentuk Loperamid.
ikatan polimer yang merusak purin pada
dinding sel bakteri mengakibatkan Strobilanthes crispus Blume.
berkurangnya permeabilitas dinding sel dan Tumbuhan keji beling dikenal sebagai
bakteri kehilangan nutrisi-nutrisi penting. tumbuhan antidiare dan antibakteri. Keji
Senyawa Tanin mengganggu polipeptida beling juga dikenal sebagai picah bening
dinding sel bakteri yang pada akhirnya (Jawa dan Sumatera) dan enyoh kelo
menyebabkan dinding sel bakteri mengekut (Jawa). Tumbuhan ini kaya akan senyawa
kemudian bakteri lisis. Senyawa saponin metabolit sekunder terutama senyawa fenol
berkerja dengan menurunkan tegangan golongan flavonoid meliputi senyawa
permukaan yang mengakibatkan kebocoran tanin, katekin, dan silikat. Sudah tidak
sel dan senyawa-senyawa intraseluler diragukan lagi kemampuan senyawa fenol
keluar (Nuria dkk., 2009). dalam membunuh bakteri patogen termasuk

35
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

patogen penyebab diare, yaitu bakteri disebabkan karena adanya senyawa


Eschericia coli. Kandungan silikat dalam metabolit yang dapat menghambat
keji beling juga mampu mengurangi pertumbuhan mikroba dengan
disentri dan wasir (Hamzah & Norfarizan- menggunakan biosintesis dinding sel
Hanoon, 2013). sebagai bakterisida, senyawa tersebut yaitu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terpenoid, polifenol, dan alkaloid.
Suproborini dkk. (2020) secara in vitro
dengan metode pengukuran diameter zona Solanum torvum Sw.
hambat pertumbuhan bakteri didapati hasil Bersasarkan penelitian yang sudah di
dengan konsentrasi 100% ekstrak daun tua lakukan oleh Nadjamuddin dkk., (2022),
Strobilanthes crispus memiliki daya menjelaskan bahwa ekstrak etanol dalam
hambat bakteri yang kuat dengan takokak atau terong pipit mengandung
memberikan ukuran diameter hambat tannin yang memiliki fungsi utama dalam
terhadap bakteri Eschericia coli dan antidiare. Penelitian ini dilakukan dengan
Streptococcus mutans secara berturut-turut menggunakan hewan uji mencit (Mus
17 mm dan 16,33 mm. musculus) dengan konsentrasi atau dosis
Selain efek antidiare Strobilanthes yang berbeda yaitu 15, 20, dan 25
crispus yang terbukti pada penelitian mg/kgBB. Tanin yang terkandung dalam
sebelumnya, dua tahun kemudian takokak ini memiliki fungsi lain sebagai
Suproborini dkk. (2022) kembali adstringen yang dapat bekerja sebagai
melakukan pengujian efek antidiare antidiare yang dapat mengecilkan pori,
Strobilanthes crispus secara in vivo dengan hal ini tanin dapat menghambat
terhadap mencit (mus muculus) jantan yang sekresi cairan dan elektrolit. Tanin juga
sebelumnya telah diinduksi minyak jarak. dapat bersifat pengkelat yang dapat
Minyak jarak digunakan sebagai agen membuat usus mengerut, sehingga gerak
pemicu diare karena bersifat sebagai iritan peristaltik lemah dan dinding sel bakteri
dalam usus dan menstimulasi peningkatan mengerut. Oleh karena ini, permeabilitas
motilitas (Katzung, 2014). Hasil daripada sel dapat terganggu.
pengujian beliau kali ini menyatakan
ekstrak daun keji beling memiliki efek
antidiare yang setara dengan obat Artocarpus heterophyllus Lam.
loperamid. Dikatakan bahwa aktivitas Kalsium, fosfor, protein, zat besi,
antidiare dikarenakan kandungan tanin vitamin A, vitamin C, dan vitamin B
yang memiliki sifat sebagai astrigents yang terkandung di dalam tumbuhan nangka.
menstimulasi penyempitan kolon sehingga Senyawa-senyawa tersebut membantu
menghambat sekresi juga efek simpatolitik menyediakan asupan tenaga setelah pulih
yang mampu mengurangi motilitas usus dari diare. Nangka memiliki berbagai nama
(Suproborini dkk., 2022). daerah meliputi nangke atau lumasa
(Sumatera), langge (Sulawesi), dan krour
Solanum nigrum L. (Irian Jaya) (Dalimartha, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang Tumbuhan nangka kaya akan
dilakukan Sivaraj dkk., (2020), berbagai senyawa metabolit sekunder
menerangkan bahwa ekstrak etanol dari seperti saponin, alkaloid, terpenoid, dan
buah Solanum nigrum atau biasa dikenal polifenol meliputi kumarin, flavonoid, dan
leunca, mempunyai aktivitas antibakteri antosianin. Buah nangka juga memiliki
terhadap bakteri penyebab diare yaitu khasiat sebagai antiinflamasi, antibakteri,
Escherichia coli dan Shigella flexneri pada antijamur, dan antioksidan. Tanaman
konsentrasi 250 µg, 375 µg, 500 µg, dan Nangka memiliki nama daerah yaitu Jawa,
625 µg. Aktivitas antibakteri tersebut dapat

36
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

Gorontalo (nongko/ Nangka), Sunda konsentrasi berturut-turut 25%, 50%, dan


(Nangka), Ambon ( anane). 100% ekstrak metanol daun Carica papaya
Dalam penelitian yang dilakukan oleh L. menghasulkan diamter zona hambat 6
Siahaan dkk., (2019), Ekstrak etanol daun mm, 13 mm, dan 20 mm. Hal ini
Artocarpus heterophyllus Lam. menunjukan aktivitas Carica papaya L.
menunjukkan aktivitas penghambatan melawan bakteri Eschericia coli sebagai
pertumbuhan bakteri-bakteri yang biasanya alternatif obat diare. Selanjutnya dari
menginfeksi saluran gastrointestinal penelitian yang dilakukan Unaeze dkk.,
meliputi Eschericia coli dan Salmonella (2018) dinyatakan ekstrak mentol biji
typhi. Namun demikian, ekstrak etanol papaya dan air dain papaya berpotensi
daun Artocarpus heterophyllus Lam. lebih melawanbakteri Salmonella typhi, Vibrio
efektif digunakan pada Staphylococcus cholera, dan Shigella dysentriae.
aureus dan Staphylococcus epidermidis
dibandingkan pada Eschericia coli dan Curcuma longa L.
Salmonella typhi. Diamater daya hambat Rimpang kunyit banyak mengandung
terbesar diperoleh 10,8 mm pada senyawa metabolit sekunder seperti tanin,
konsentrasi ekstrak etanol daun Artocarpus flavonoid, dan kurkuminoid. 10,92%
heterophyllus Lam. sebanyak 500 mg/mL kandungan Kurkuminoid dalam kunyit
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. ialah kurkumin dan sisanya merupakan
derivatnya (Kawiji dkk., 2011). Tanin
Carica papaya L. memiliki kemampuan adstringen dan
Selain buahnya,bagian akar, biji, daun, kurkuminoid memiliki kemampuan
dan lateks tumbuhan papaya memiliki efek antibakteri yang mendukung kemampuan
farmakologis terutama dalam pengobatan tumbuhan kunyit sebagai obat antidiare.
gangguan pencernaan. Tanaman papaya Selain itu, kurkuminoid juga memiliki
memiliki nama daerah yaitu di Sumatera kemampuan sebagai anti hepatotoksik dan
disebut juga sebagai betik, peute, antioksidan.
ralempaya, punti kayu. Di Kalimantan Tanaman kunyit memiliki nama daerah
disebut juga pisang malaka, bandas, yaitu, di Jawa (koneng temen, konye, temu
manjan, serta di Sulawesi disebut juga kuning); Kalimantan (janar, cahang,
kapalay atau unti jawa. kelesiau); Sumatera (kakunye, kunyat,
Daun Carica papaya L. kaya akan hunik, kondin, odil, under); Sulawesi
senyawa tannin, flavonoid, dan steroid (uinida, kuni, hamu, alawahu, pagidon,
yang mempunyai efek menekan unyik, nuyik).
pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Daun Meliala dkk. (2020) melakukan
tumbuhan ini juga memiliki senyawa penelitian efek antidiare ekstrak rimpang
papain yang membantu pemecahan protein Curcuma longa L. secara in vivo pada
dalam pencernaan. Selain itu, daun papaya mencit jantan. Berdasarkan pengujian
juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tersebut, diperoleh hasil bahwa ekstrak
antikanker dikarenakan kemampuannya kunyit 40 mg/kg bb memiliki efek antidiare
merusak fibroblast sel kanker (Cho & yang hampir sama dengan obat Loperamid
Maung, 2017). Steroid dan saponin yang HCl 1 mg/kg bb sedangkan ekstrak rimpang
terkandung mempunyai sifat toksin kunyit 80 mg/kg bb menunjukkan efek
terhadap bakteri dengan kemampuan antidiare yang lebih kuat dibandingkan obat
mengakibatkan kebocoran eznim tertentu. Loperamid HCl 1 mg/kg bb. Data ini
Pada pengujian yang dilakukan diperoleh berdasarkan pengamatan
Callixte dkk. (2020) secara in vitro dengan frekuensi dan lama terjadinya diare
metode pengukuran diameter zona hambat (Meliala dkk., 2020).
pertumbuhan bakteri didapati hasil dengan

37
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

Sutardi dkk., (2022) melakukan Etnofarmasi


pengujian efek antidiare Curcuma longa L. Tumbuhan-tumbuhan obat yang telah
bila dikombinasikan dengan mengkudu dijabarkan di atas dimanfaatkan oleh
secara in vivo dengan metode proteksi masyarakat lokal etnis Sumatera Utara
intestinal dan transit intestinal pada mencit sebagai alternatif pengobatan penyakit
(Mus muculus) dengan galur DDY. diare (Simanjuntak, 2021). Namun tidak
Mengkudu diketahui mengandung senyawa hanya dipergunakan oleh etnis lokal
flavonoid kuartesin yang berkerja Sumatera Utara saja, Penduduk Desa Tanah
menghambat asetilkolin sehingga terjadi Garo, Kecamatan Muara Tabir, Jambi, juga
pengurangan sekresi cairan dan elektrolit. menggunakan daun Psidium guajava L.
Berdasarkan penelitian tersebut, didapati sebagai obat sakit perut dan diare. Namun
hasil yang jauh lebih baik dibandingkan demikian, penduduk Desa Tanah Garo
penelitian yang dilakukan Meliala dkk. menggunakan rimpang Curcuma longa L.
(2020) yang hanya menggunakan kunyit untuk membantu persalinan, daun Blumea
saja. Kombinasi kunyit dan mengkudu balsamifera (L.) DC. dengan nama lokal
sudah mampu memberikan efek antidiare daun capo sebagai obat batuk dan flu, kulit
pada kombinasi dosis 20 mg/kg bb, 40 dan batang Lansium domesticum Cor.
mg/kg bb. dan 80 mg/kg bb. Hal ini sebagai obat demam, Batang Cymbopogon
dikarenakan kandungan senyawa-senyawa citratus (DC.) dan daun Nephelium
metabolit yang terkandung dalam kedua Lappaceum L. sebagai obat sakit kepala,
bahan bekerja secara sinergis serta Daun Artocarpus heterophyllus Lam.
menyempitkan kolon dan mengurangi sebagai obat cacar air. Masyarakat Desa
motolitas usus. Tanah Garo menggunakan akar pinang
(Areca catechu L.) dan daun ketepeng
Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Senna alata (L.) Roxb sebagai obat diare
Temulawak dikenal memiliki aktivitas (Sagita dkk., 2021).
antibakteri dengan kandungan senyawa Di Desa Pagar Ruyung, Sumatera
metabolit sekunder flavonoid, terpenoid, Selatan, ditemukan lagi pemanfaatan
alkaloid, minyak atsiri, dan tannin. Selain khasiat tanaman yang berbeda dimana
itu, temulawak atau koneng gede rimpang dan daun Curcuma longa
mengandung senyawa fenolik berupa digunakan sebagai obat maag dan asam
xanthorrhizol dan kurkuminoid yang urat. Rimpang kunyit diolah dengan
memiliki kemampuan antimikroba yang diparut terlebih dahulu lalu diperas airnya
kuat dengan memodifikasi permeabilitas sedangkan daun kunyit dikonsumsi melalui
dinding sel dan membran sel menyebabkan proses perebusan. Batang dan daun
hilangnya molekul-molekul penting seperti Cymbopogon atratus L., daun Carica
ATP, DNA, RNA, dan protein berujung papaya L., daun dan buah Psidium guajava
lisis sel (Rahmat dkk., 2021). L., dan daun Artocarpus heterophyllus L.
Melalui penelitian in vitro dengan sama digunakan sebagai obat untuk
metode pengukuran diameter zona hambat mengatasi masalah diare namun dengan
pertumbuhan bakteri, didapatkan hasil cara pengolahan yang berbeda-beda.
pengujian ekstrak rimpang tenulawak Batang dan daun Sehai (Cymbopogon
termasuk dalam kategori sangat kuat saat atratus L.) diolah melalui perebusan, daun
diujikan dengan bakteri Escherichia coli Humput Amis (Ageratum conzyoides L.)
dengan diameter zona penyebaran dihaluskan lalu di tempelkan kepada tempat
mencapai 31,56 mm (Simanjuntak, 2021). yang sakit, daun Sangsile (Carica papaya
L.) direbus lalu langsung diminum, daun
Jambu Kehas (Psidium guajava L.) dapat
langsung dimakan atau direbus terlebih

38
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

dahulu. Sedangkan buah Tehang (Solanum of Current Research and Academic


torvum Sw.) digunakan untuk mengobati Review, 3(11), 60-65.
sakit mata dan akar serta daun Pecah Beling Balakumbahan, R., Rajamani, K., &
(Strobilanthes crispa) digunakan untuk Kumanan, K. (2010, Dec). Acorus
mengatasi ambeyen, maag, dan sakit calamus: An overview. Journal of
pinggang. Penduduk Desa Pagar Ruyung Medicinal Plants Research, 4(25),
memanfaatkan rimpang Cekue (Kaemferia 2740-2745.
galanga) dan daun kemangi (Ocimum Callixte, C., Baptiste, N. J., & Arwati, H.
citriodorum) sebagai obat diare (Rizal dkk., (2020). Phytochemical Screening
2021). and Antimicrobial Activities of
Masyarakat Desa Perajen, Kabupaten Methanolic and Aqueous Leaf
Banyuasin, menggunakan akar alang-alang Extracts of Carica papaya Grown
serta daun jambu biji sebagai pengobatan in Rwanda. Molecular and Cellular
diare. Sedangkan batang tumbuhan serai Biomedical Sciences (MCBS), 4(1),
digunakan untuk mengobati demam, sakit 39-44.
kepala sekaligus sebagai obat nyamuk Jose, S. dan Krishnakumar K. 2017. A
(Kartika dkk., 2021). review on phytochemical and
Masyarakat Kecamatan Baturaden, pharmacological studies on Allium
Kabupaten Banyumas juga memanfaatkan cepa. Asian Journal of
daun Jambu klutuk (Psidium guajava L.), Pharmaceutical Analysis and
Rimpang Kunir (Curcuma Domestica Medicinal Chemistry. 5(1), 32 – 36.
Val.), Cecek/gori (Artocarpus Chan, E. W. C., Wong, S. K., Tangah, J., &
heterophyllus Lam.), dan Gandul (Carica Chan, H. T. (2018). Chemistry and
papaya L.) sebagai obat diare (Permatasari Pharmacology of Artocarpin: An
dkk., 2011). Isoprenyl Flavone from Artocarpus
Species. Sys Rev Pharm., 9(1), 58-
4. SIMPULAN 63.
Cho, H. N., & Maung, N. N. (2017, Feb).
Hasil review menunjukkan tinjauan Study on the Antimicrobial and
terhadap 17 spesies tumbuhan yang biasa Antioxidant Activities of Carica
dimanfaatkan sebagai obat antidiare, yaitu papaya Linn (Thin-Baw).
Acorus americanus (Far.) Raf., Ageratum International Journal of Scientific
conyzoides L., Artocarpus heterophyllus Engineering and Technology
Lam., Allium cepa L., Blumea balsamifera Research, 6(4), 610-613.
(L).DC., Bischofia javanica Bl., Psidium Cobra, L. S., Amini, H. W., & Putri, A. E.
guajava L., Cymbopogon citratus (DC.) (2019). Skrining Fitokimia Ekstrak
Stapf., Carica papaya L., Curcuma longa Sokhletasi Rimpang Kunyit
L., Lansium domesticum Correa., (Curcuma longa) Dengan Pelarut
Nephelium lappaceum L., Strobilanthes Etanol 96%. Jurnal Ilmiah
crispus Blume., Solanum nigrum L., Kesehatan Karya Putra Bangsa,
Solanum torvum Sw., Uncaria gambir 1(1), 12-17.
(Hunter) Roxb., dan Curcuma xanthorrhiza Dalimartha, S. (2008). Atlas Tumbuhan
Roxb. Obat Indonesia (Vol. 5). Jakarta
Pustaka Bunda.
5. DAFTAR PUSTAKA Darussalam, M., & Rukmi, D. K. (2016,
Aug). Peran Air Rebusan Daun
Agbafor, N. K., G, E. A., & K, O. I. (2015).
Salam (Syzgium Polyanthum)
Analysis of Chemical Composition
dalam Menurunkan Kadar Asam
of Leaves and Roots of Ageratum
Urat. Media Ilmu Kesehatan, 5(2).
conyzoides. International Journal

39
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

https://doi.org/10.30989/mik.v5i2.1 International Food Research


49 Journal, 20(5), 2045-2056.
Djoueudam, F. G., Fowa, A. B., Fodouop, Hanani, E. (2015). Analisis Fitokimia.
S. P. C., Norbert Kodjo, & Gasting, EGC.
D. (2019). Solanum torvum Sw. Hanum, L., & Kasiamdari, R. S. (2013).
(Solanaceae): Phytochemical Tumbuhan Duku: Senyawa
screening, antisalmonellal and Bioaktif, Aktivitas Farmaklogis dan
antioxidant properties of leaves Prospeknya dalam Bidang
extracts. Journal of Medicinal Kesehatan. Jurnal Biologi Papua,
Plants Studies, 7(1), 5-12. 5(2).
Eve, A., Aliero, A. A., Nalubiri, D., Madeira, P. L. B., Carvalho, L. T.,
Adeyemp, R. O., Akinola, S. A., Paschoal, M. A. B., de Sousa, E. M.,
Pius, T., Nabaasa, S., Nabukeera, Moffa, E. B., da Silva, M. dos S. A.
S., Alkali, B., & Ntulume, I. (2020). S., Tavarez, R. de J. R., dan
In Vitro Antibacterial Activity of Gonçalves, L. M. (2016). In vitro
Crude Extracts of Artocarpus effects of lemongrass extract on
heterophyllus Seeds against Candida albicans biofilms, human
Selected Diarrhoea-Causing cells viability, and denture surface.
Superbug Bacteria. Hindawi The Frontiers in Cellular and Infection
Scientific World Journal, 1-11. Microbiology, 6(Jun), 1–9.
https://doi.org/10.1155/2020/98139 https://doi.org/10.3389/fcimb.2016.
70 00071
Fatiha, E. (2022). Etnomedisin Gambir Hidayat, R. S., & Napitupulu, R. M. (2015).
sebagai Obat Tradisional di Teluk Kitab Tumbuhan Obat. AgriFlo.
Embun, Nagari Pauh, Kec. Hilmi, H. L., & Rahayu, D. (2018). Artikel
Lubuksikaping, Kab. Pasaman Tinjauan: Aktivitas Farmakologi
Sumatera Barat. Science Education Gambir (Unica gambir Roxb.).
Journal, 3(2), 143-152. Farmaka, 16(2), 134-141.
Gunawan, A., Karyantina, M., & Mustofa, https://doi.org/10.24198/jf.v16i2.1
A. (2021, Aug). Karakteristik Nata 7643.g8749
De Guava Peels dengan Variasi Hirudkar, J. R., Parmar, K. M., Prasad, R.
Konsentrasi Kulit Buah Jambu Biji S., Sinha, S. K., Lomte, A. D.,
(Psidium guajava) dan Lama Itankar, P. R., & Prasad, S. K.
Fermentasi. Jurnal Ilmiah (2020, Apr 6). The antidiarrheal
Teknologi dan Industri Pangan evaluation of Psidium guajava L.
UNSRI (JITIPARI), 6(2), 25-37. against enteropathogenic
https://doi.org/10.33061/jitipari.v6i Escherichia coli induced infectious
2.5150. diarrhea. Journal of
Haghighi, S. R., Asadi, M. H., Akrami, H., Ethnopharmacology, 251, 1-34.
& Baghizadeh, A. (2017, Apr). https://doi.org/10.1016/j.jep.2020.1
Anti-carcinogenic and anti- 12561
angiogenic properties of the extracts Hutapea, F. J. (2022, Nov). Potensi
of Acorus calamus on gastric cancer Tumbuhan Obat di Areal PT.
cells. Avicenna J Phytomed, 7(2), Wijaya Sentosa, Papua Barat.
145-156. Jurnal Hutan Tropis, 10(3), 295-
Hamzah, N., & Norfarizan-Hanoon, N. A. 314.
(2013, Jan). Phytochemistry, Jayanti, D. T., Ariyanti, & Masruriati, E.
pharmacology and toxicology (2017, Nov). Uji Aktivitas
properties of Strobilanthes crispus. Antibakteri Infusa dan Sirup Daun

40
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

Rambutan (Nephelium lappaceum Free Radical Scavenging,


Linn) Terhadap Bakteri Salmonella Antioxidative DNA Damage
typhi Secara In Vitro. Jurnal Activities and Phytochemical
Farmasetis, 6(2), 71-76. Components of Active Fractions
Kalanarky, R. S. M., Prasetya, F., & from Lansium domesticum Corr.
Annisa, N. (2020, Feb). Uji Fruit. Nutrients, 7(8).
Aktivitas Antidiare Madu dan 10.3390/nu7085312
Kombinasi Madu dengan Infusa Kumar, M., Tomar, M., Amarowicz, R.,
Daun Jambu Biji (Psidium guajava Saurabh, V., Nair, M. S.,
L.) terhadap Mencit. Proceeding of Maheshwari, C., Sasi, M., Prajapati,
Mulawarman Pharmaceuticals U., Hasan, M., Singh, S., Changan,
Conferences, 11. S., Prajapat, R. K., Berwal, M. K.,
Kartika, T., Eddy, S., & Khairani, R. R. & Satankar, V. (2021, Apr 1).
(2021, Jun). Studi Etnobotani Guava (Psidium guajava L.)
Tumbuhan Obat di Desa Perajen Leaves: Nutritional Composition,
Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Phytochemical Profile, and Health-
Banyuasin. Sainmatika: Jurnal Promoting Bioactivities. Foods,
Ilmiah Matematika dan Ilmu 10(4), 752. 10.3390/foods10040752
Pengetahuan Alam, 18(1), 9-18. Kumara, I. N. C., Pradnyani, I. G. A. S., &
Katzung, B. G. (2014). Farmakologi Dasar Sidiarta, I. G. A. F. N. (2019). Uji
dan Klinik (B. U. P, Trans.; 12th efektivitas ekstrak kunyit (Curcuma
ed.). EGC. longa) terhadap daya hambat
Kawiji, K., Atmaka, W., & Oktaviana, P. R. pertumbuhan bakteri Streptococcus
(2011, Feb). Kajian Kadar mutans. Intisari Sains Medis, 10(3),
Kurkuminoid, Total Fenol dan 462-467.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Larasati, E. K., Ahmad, I., & Ibrahim, A.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza (2015). Efek Antidiare Ekstrak
Roxb) Pada Berbagai Teknik Daun Sembung (Blumea
Pengeringan dan Proporsi balsamifera L.) Terhadap Mencit
Pelarutan. Jurnal Teknologi Hasil Putih. Jurnal Sains dan Kesehatan,
Pertanian, 4(1), 32-40. https:// 1(2), 56-60.
doi.org/10.20961/jthp.v0i0.13592 Magota, K., Sakaguchi, S., Lee, J. S., &
Kianian, F., Marefati, N., Boskabdy, M., Yamamoto, M. (2021, Jun).
Ghasemi, S. Z., & Boskabady, M. Phylogeographic analysis of
H. (2021). Pharmacological Saxifraga fortunei complex
Properties of Allium cepa, (Saxifragaceae) reveals multiple
Preclinical and Clinical Evidence; origins of morphological and
A Review. Iranian Journal of ecological variations in the
Pharmaceutical Research, 20(2), Japanese Archipelago. Molecular
107-134. Phylogenetics and Evolution,
Kinho, J., Karundeng, M. C., Arini, D. I. D., 163(4).
Halawane, J., Nurani, L., Halidah, Manosroi, A., Jantrawut, P., Sainakham,
& Kafiar, Y. (2011). Tumbuhan M., Manosroi, W., & Manosroi, J.
Obat Tradisional di Sulawesi Utara (2012, Nov). Anticancer activities
(Vol. 2). Balai penelitian kehutanan of the extract from Longkong
manado. (Lansium domesticum) young
Klungsupya, P., Suthepakul, N., fruits. Pharm Biol, 50(11).
Muangman, T., Am, U. R.-., & A, J. 10.3109/13880209.2012.682116
T. (2015, Aug 14). Determination of

41
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

Mayanti. (2009). Disertasi: kandungan Odeleye, O. P., Oluyege, J. O., Aregbesola,


kimia dan bioaktivitas Tanaman O. A., & Odeleye, P. O. (2014).
Duku. Unpad Press. Evaluation of preliminary
Meliala, L., Sari, W., & Tarigan, P. (2020, phytochemical and antibacterial
Apr 15). Uji Efekantidiare Ekstrak activity of Ageratum conyzoides (L)
Rimpang Kunyit (Curcuma on some clinical bacterial isolates.
domestica Val.) Pada Mencit The International Journal of
Jantan. Jurnal Penelitian Farmasi Engineering and Science (IJES),
Herbal, 2(2), 15-21. 3(6), 1-5.
Nadifah, F., Fatimah, S., & Susanti, L. Pelczar, M. J., & Chan, E. C. S. (2008).
(2015, Jul). Pengaruh Infusa Daun Dasar-Dasar Mikrobiologi (Vol.
Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) 2). UI Press.
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Permatasari, D., Diniatik, & Hartanti, D.
Escherichia coli Secara In Vitro. (2011, Apr). Studi Etnofarmakologi
Journal of Health (JoH), 2(2). Obat Tradisional Sebagai Anti
Nadila, D., Sobir, & Syukur, M. (2019, Diare di Kecamatan Baturaden
Apr). Keragaman Morfologi dan Kabupaten Banyumas. Pharmacy:
Kandungan Tanin pada Tanaman Jurnal Farmasi Indonesia, 8(1), 44-
Leunca (Solanum nigrum L.). J. 64.
Agron. Indonesia, 47(1), 76-83. Peter, J. K., Kumar, Y., Pandey, P., &
Nadjamuddin, M., Auliah, N., Iriani, N., Masih, H. (2014, Apr).
Wahyuni, Yustisi, A. J., Karim, S. Antibacterial Activity of Seed and
F., Junita, N., & SG, N. (2022). Leaf Extract of Carica papaya var.
Efektivitas Antidiare Ekstrak Buah Pusa dwarf Linn. IOSR Journal of
Terong Takokak (Solanumtorvum) Pharmacy and Biological Sciences
Terhadap Hewan Uji Mencit (Mus (IOSR-JPBS), 9(2), 29-37.
musculus) yang diinduksi dengan Poeloengan, M. (2009). Pengaruh Minyak
Minyak Jarak (Oleum ricini). Atsiri Serai (Andropogon citratus
Jurnal Novem Medika Farmasi, D.C.) Terhadap Bakteri Yang
1(2), 50-56. Diisolasi dari Sapi Mastitis
Nelson. (2016). Textbook of Pediattrics. Subklinis. Berita Biologi: Jurnal
Elsevier. Ilmu Ilmu Hayati, 9(6).
Niken, Yusuf, R. N., & Annita. (2022, Prabhu, A. K., Devadas, S. M., Lobo, R.,
Dec). Uji Aktivitas Antibakteri Udupa, P., Chawla, K., & Ballal, M.
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium (2017). Antidiarrheal Activity and
guajava L.) Terhadap Pertumbuhan Phytochemical Analysis of Carica
Bakteri Escherichia coli. papaya Fruit Extract. Journal of
Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi, Pharmaceutical Sciences and
10(2), 726-735. Research, 9(7), 1151-1155.
Nuria, M. C., Faizatun, A., & Sumantri. Rahmat, E., Lee, J., & Kang, Y. m. (2021,
(2009). Uji Aktivitas Antibakteri Jun 12). Javanese Turmeric
Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Curcuma xanthorrhiza Roxb.):
(Jatropha curcas L) Terhadap Ethnobotany, Phytochemistry, Bio-
Bakteri Staphylococcus aureus technology, and Pharmacological
ATCC 25923, Escherichia coli Activities. Hindawi, 2021.
ATCC 25922, Dan Salmonella Raina. (2011). Ensiklopedia Tanaman Obat
typhi ATCC 1408. MEDIAGRO: Untuk Kesehatan. Absolut.
Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian, 5(2), Rizal, S., Kartika, T., & Septia, G. A.
26-37. (2021, Dec). Studi Etnobotani

42
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

Tumbuhan Obat di Desa Pagar Siahaan, D., Gurning, K., & Iksen. (2019).
Ruyung Kecamatan Kota Agung Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Etanol Daun Nangka (Artocarpus
Sainmatika: Jurnal Ilmiah heterophyllus Lamk) Terhadap
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Bakteri Staphylococcus aureus,
Alam, 18(2), 222-230. Escherichia coli, Staphylococcus
Ruhimat, U. (2015, Feb). Daya Hambat epidermis, dan Salmonella typhi.
Infusum Daun Sembung (Blumea Journal of Pharmaceutical and
balsamifera) Terhadap Sciences (JPS), 2(2), 49-54.
Pertumbuhan Bakteri Escherichia Silalahi, M. (2018). Senyawa Bioaktif Pada
coli dengan Metode Difusi Cakram. Acorus calamus (L.) dan
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Pemanfaatannya Sebagai Obat
Husada, 13(1), 142-148. Kanker dan Antimikroba. JDP,
Sagita, D., Meirista, I., & Yanti, M. G. 11(1), 95-108.
(2021, Jul). Studi Etnofarmasi Simanjuntak, H. A. (2021, Aug). Studi
Bahan Alam pada Suku Anak Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Dalam (SAD), Desa Tanah Garo, Antidiare oleh Masyarakat di Etnis
Kecamatan Muara Tabir, Sumatera Utara. Herbal Medicine
Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Journal, 4(1), 1-12.
PHARMACY: Jurnal Farmasi Sivaraj, C., Yasmini, S., Yahavi, A.,
Indonesia, 18(1), 65-75. Kumar, R. P., Arumugan, P., &
Sarfina, J., Nurhamidah, & Handayani, D. Manimaaran, A. (2020).
(2017). Uji Aktivitas Antioksidan Antioxidant, antimicrobial
dan Antibakteri Ekstrak Daun activities and GCMS analysis of
Ricinus communis L (Jarak fruit extract of Solanum nigrum L.
Kepyar). Jurnal Pendidikan Ilmu Journal of Pharmacognosy and
Kimia, 1(1), 66-70. Phytochemistry, 9(4), 1114-1121.
Sarmah, M., Kashyap, N., Sonowal, D., & Sofihidayati, T., Sulistiyono, F. D., & Sari,
Chakravarty, P. (2020, Aug). B. L. (2018, Dec). Penetapan Kadar
Screening of Bioactive compounds Flavonoid dan Aktivitas
and antimicrobial properties from Antimikroba Ekstrak Etanol Kulit
plant extracts of Biscofia javanica. Bawang Merah (Allium cepa L.)
International Research Journal on Terhadap Staphylococcus aureus.
Advanced Science Hub (IRJASH), Fitofarmaka Jurnal Ilmiah
2(8), 256-260. Farmasi, 8(2), 1-6.
Shagolsem, B. S., Devi, W. R., Devi, W. I., Sudoyo, A. W. (2009). Buku Ajar Ilmu
& Swapana, N. (2013, Jan). Penyakit Dalam (5th ed.). Interna
Ethnobotany, phytochemistry and Publishing.
pharmacology of Ageratum Suharyono. (2008). Diare Akut Klinik dan
conyzoides Linn (Asteraceae). laboratorik. Rineka Cipta.
Journal of Medicinal Plant Sukatta, U., Rugthaworn, P., Khanoonkon,
Research, 7(8). N., Anongjanya, P., Kongsin, K.,
Sharma, S., Vijayvergia, R., & Singh, T. Sukyai, P., Harnkarnsujarit, N.,
(2010). Evaluation of antimicrobial Sothorvit, R., & Chollakup, R.
efficacy of some medicinal plants. (2021, Feb). Rambutan (Nephelium
Journal of Chemical and lappaceum) peel extract:
Pharmaceutical Research, 2(1), Antimicrobial and antioxidant
121-124. activities and its application as a
bioactive compound in whey

43
Media Farmasi Indonesia Vol 18 No 1 | DOI : 10.53359/mfi.v18i1.215

protein isolate film. Songklanakarin Tjay, T. H., & K, R. (2013). Obat-obat


Journal of Science and Technology, Penting (VI ed.). PT Elek Media
43(1), 37-44. Komputindo.
Sukmandari, N. S., Dash, G. K., Jusof, W. Ulfah, M. (2021, Oct 29). Aktivitas
H. W., & Hanafi, M. (2017, Aug). Antibakteri Ekstrak Etanol
A Review on Nephelium lappaceum Rimpang Curcuma xanthorrhiza
L. Research Journal of Pharmacy Roxb terhadap Bakteri
and Technology, 10(8), 1-9. Streptococcus pyogenes. Journal of
Sukmawati, I. K., Sukandar, E. Y., & Pharmacy and Pharmaceutical
Kurniati, N. F. (2017, Dec). Sciences, 1(1).
Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Unaeze, B. C., Ochiabuto, O. M.-T. B.,
Daun Suji (Dracaena angustifolia Ejike, E. C., Obi, M. C., &
Roxb). PHARMACY: Jurnal Nwankpa, S. N. (2018, Aug).
Farmasi Indonesia, 14(2), 173-187. Antimicrobial activities of Carica
Suproborini, A., Laksana, M. S. D., Kartini, papaya leaf against diarrhoea
P. R., & Putri, D. L. P. (2022, Apr). causing agents. International
Efek Antidiare Ekstrak Etanol Daun Journal of Advanced Engineering
Keji Beling (Strobilanthes crispus) Research and Science (IJAERS),
Terhadap Mencit (Mus musculus) 5(8), 310-316.
Jantan yang Diinduksi Castor Oil. Vitalia, N., Najib, A., & Ahmad, A. R.
EnviroScienteae, 18(1), 210-215. (2016). Uji Toksisitas Ekstrak Daun
Suproborini, A., Laksana, M. S. D., & Pletekan (Ruellia tuberosa L.)
Lisniawati. (2020, Apr). Potensi Dengan Menggunakan Metode
Ekstrak Etanol Daun Strobilanthes Brine Shrimp Lethality Test
crispus Sebagai Antidiare. (BSLT). Jurnal Fitofarmaka
EnviroScienteae, 16(1), 12-20. Indonesia (JFFI), 3(1), 124-129.
Susanti, M., Wijayanti, R., V, A. D., Resty, Wibowo, D. A., Nailufar, F., &
D., Nurferawati, D., & Aeni, S. Tjandrawinata, R. R. (2021, Jul 15).
(2017, Nov 2). Aktivitas Antidiarrheal Effect of DLBS1Y62,
Antibakteri In Vitro Dan Efektivitas a Bioactive Fraction of Uncaria
Antidiare In Vivo Ekstrak Biji gambir Roxb. Dried Sap Extract, in
Carica (Carica pubescens) Pada Wistar Rats. Journal of
Mencit Jantan (Swiss webster) yang Experimental Pharmacology, 13,
Diinduksi Minyak Jarak. Jurnal 669-675. 10.2147/JEP.S299001
Farmasi Sains dan Praktis, 3(2), Widhiantara, I. G., & Jawi, I. M. (2021,
29-38. May 17). Phytochemical
Sutardi, L. N., Mustika, A. A., Andriyanto, composition and health properties
& Mukti, R. P. (2022, Mar). of Sembung plant (Blumea
Kombinasi Ekstrak Kunyit balsamifera): A review. Veterinary
(Curcuma domestica Val.) dan World, 14(5), 1185-1196.
Mengkudu (Morinda citrifolia) Woolf, A. B., & Benarie, R. (2011).
sebagai Antidiare. ACTA Pesimmon [Diospryros kaki (L.)]. J.
VETERINARIA INDONESIANA, Food Sci. Tech. and Nutri, 209,
10(1), 80-86. 166-193.
Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., Wulandari, R., Wibowo, M. A., & Liana, D.
& Kaur, H. (2011). Phytochemical F. (2015, November). Uji Aktivitas
screening and Extraction: A Antibakteri Ekstrak Metanol.
Review. Internationale Pharma- Jurnal Cerebellum, 1(4), 317-331.
ceutica Sciencia, 1(1), 98-106.

44

Anda mungkin juga menyukai