(ANTIBIOTIK)
KELOMPOK 1
DIVA SHABRINA SALSABILA (22031048)
WULAN NUR AFRIANI (22031056)
HANI WARDANA (22031072)
NUR KHOLIDIA (22031064)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Definisi antibiotik
Antibiotik merupakan salah satu obat ampuh bagi masyarakat untuk mengatasi
berbagai penyakit. Antibiotik merupakan obat yang paling sering digunakan
untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai macam studi
menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat,
contohnya untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan
antibiotik. (Hadi, 2009).
Antibiotik merupakan sebuah substansi kimia yang bisa kita dapatkan dari
macam-macam spesies mikroorganisme yang mempunyai kemampuan untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibiotik terdapat banyak
di alam yang memiliki peranan penting dalam mengatur populasi mikroba
dalam air, tanah, kompos, dan limbah.
Antibiotik memiliki susunan kimia dengan cara kerja yang berbeda, maka daro
itu antibiotik mempunyai kuman standar tertentu. Dari berbagai jenis antibiotik
yang telah ditemukan, hanya beberapa saja yang tidak toksik untuk dipakai
dalam pengobatan.
2. Sejarah antibiotik
Sejarah antibiotik dimulai sejak dahulu kala. Dimulai dari peradaban Yunani
dan Aztec dimana digunakannya filix max atau pakis pria dan minyak
chenopodi sebagai obat cacing. Dan masih banyak pengobatan-pengobatan
tradisional yang menggunakan fitroterapi dengan cara coba-coba. Tetapi, pada
abad ke 16 diterapkan pengobatan sifilis pertama menggunakan air raksa (Tjay
& Raharja, 2008).
Meskipun demikian, penemuan antibiotik pertama baru terjadi pada tahun 1910
dimana Paul Erlich menemukan antibiotik untuk infeksi mikroba yang disebut
sebagai magic bullet. Antibiotik pertama itu merupakan salvarsan untuk
melawan sipilis. Penemuan brilian itu kemudian diteruskan oleh Alexander
Fleming pada tahun 1928 yang menemukan penisilin. Kemudian, Gerhard
Domagk menjadi pembuka jalan bgi penemuan obat anti TB. Tahun 1943, anti
TB pertama yaitu streptomycin ditemukan oleh Wakzman dan Schatz. Sesudah
itu, antibiotik semakin dikenal (Utami, 2011).
Antibiotik awalnya berasal dari bakteri yang telah dilemahkan. Bakteri tersebut
kemudian dapat membunuh bakteri lain yang ada dalam tubuh makhluk hidup.
Mikroba terutama jamur adalah penghasil antibiotik yang dapat menghambat
atau membunuh pertumbuhan dari mikroba lain (Nastiti,2011).
Namun, bakteri kian resisten terhadap antibiotik seiring dengan berjalannya
waktu. Sekitar tahun 1950 muncul jenis bakteri baru yang tidak dapat dilawan
oleh penisilin. Tapi berkat inovasi dari para ilmuwan antibiotik baru semakin
banyak ditemukan. Tetapi pada akhir 1960, kurangnya penemuan membuat
dunia khawatir akan semakin banyaknya bakteri yang resisten terhadap
antibiotik. Hingga pada tahun 1999 ilmuan berhasil mengembangkan antibiotik
baru namun sedikit terlambat karena sudah banyak bakteri yang resisten
(Borong, 2012).
3. Klasifikasi Antibiotik
Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu:
>Merusak bagian dinding sel bakteri, antara lain beta-laktam (penisilin,
sefalosporin, monobaktam, karbapenem, inhibitor beta-laktamase), basitrasin,
dan vankomisin.
>Menghambat sintesis protein antara lain, aminoglikosid, kloramfenikol,
tetrasiklin, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin,
mupirosin, dan spektinomisin.
>Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat antara lain,
trimetoprim dan sulfonamid.
>Mempengaruhi metabolisme asam nukleat antara lain, kuinolon, nitrofurantoin
4. Penggolongan Antibiotik berdasarkan daya kerjanya, yaitu:
1. Bakterisid
Antibiotika yang bekerja secara aktif untuk membasmi kuman, seperti
sefalosporin, penisilin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol ,
rifampisin, polipeptida, isoniazid dan masih banyak lagi.
2. Bakteriostatik
Merupakan antibiotik yang tidak bisa memusnahkan kuman, antibiotika
bakteriostika ini hanya dapat menghambat atau mencegah pertumbuhan kuman,
sehingga pembasmian kuman hanya tergantung pada daya tahan tubuh.
Sulfonamida, linkomisin, tetrasiklin, eritromisin, kloramfenikol, trimetropim,
makrolida, asam paraaminosalisilat, dan klindamisin termasuk ke dalam
golongan ini (Kemenkes, 2011).
Pertumbuhan bakteri biasanya dipengaruhi oleh berbagai jenis zat kimia dalam
lingkungan, karena pengaruh zat kimia, maka biasanya bakteri akan seperti
bergerak menuju atau bahkan menjauhi zat kimia tersebut. Hal tersebut terjadi
apabila bakteri-bakteri tersebut tertarik dan bergerak mengarah pada zat kimia atau
biasa disebut chemotaxis positif. Dan apabila sebaliknya, maka biasanya disebut
dengan chemotaxis negatif. Apabila terdapat bakteri yang tidak bergerak biasanya
disebut chemotropis (Zang, 2007).
Selain itu, berikut beberapa faktor yang membuat resistensi itu terjadi :
1.Penggunaan yang kurang tepat
2.Berbagai faktor yang berhubungan dengan pasien
3.Peresepan dalam jumlah besar yang tidak terlalu penting
4.Penggunaan monoterapi daripada menggunakan terapi kombinasi
5.Perilaku hidup kurang sehat
6.Adanya infeksi endemic atau pun epidemic
7.Promosi besar-besaran yang menimbulkan salah persepsi di kalangan orang
awam
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Antibiotik memiliki susunan kimia dengan cara kerja yang berbeda, maka daro itu
antibiotik mempunyai kuman standar tertentu. Dari berbagai jenis antibiotik yang
telah ditemukan, hanya beberapa saja yang tidak toksik untuk dipakai dalam
pengobatan.
Maka dari penggunaan obat tidak bisa asal pakai, harus mengikuti prosedur
yang sudah di tetapkan
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA