Anda di halaman 1dari 11

NAMA : AULIANA REZKY

NIM : B1A119321

Bijak Menggunakan Antibiotik Di Desa Turungan Baji


Kecamatan Sinjai Barat ,Kabupaten Sinjai

KELAS H (2019)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

2022
MASALAH YANG TERJADI :Sebagian besar masyarakat di desa Turungan Baji,

kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai tidak memahami penggunaan antibiotic

secara rasional. Masalah terbesarnya yaitu, tidak mengkonsumsi habis antibiotic yang di

berikan ,karena menganggap telah sembuh.

Obat dibagi menjadi beberapa golongan, salah satu golongan obat yang sering

digunakan oleh masyarakat ialah obat golonganantibiotik.Antibiotik atau antibiotika adalah

golongan senyawa sinstetis atau alami yang mampu dalam menghentikan atau menekan proses

biokimia terhadap suatu organisme, khususnya pada proses infeksi bakteri.

Penggunaan antibiotik secara tunggal atau kombinasi di Rumah Sakit negara maju

menunjukkan angka 13-37%, sedangkan di negara berkembang menunjukkan angka 30-80%.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Antimicrobial Resistence in Indonesia (AMRIN) pada

tahun 2000 hingga 2004 menunjukkan terapi penggunaan antibiotik di Rumah Sakit yang

cukup tinggi. Penggunaan antbibiotik tanpa indikasi di RSUP Dr Kariadi menunjukkan angka

20-53% sedangkan, pada terapi antibiotik profilaksis tanpa indikasi sebanyak 43- 81%.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui penggunaan terapi antibiotik di Rumah Sakit masih

tergolong tinggi. Sebagian besar dari tingginya penggunaan antibiotik terdapat beberapa

permasalahan dalam penggunaan antibiotik. Salah satu permasalahan dalam penggunaan

antibiotik adalah resistensi antibiotik. Resistensi ialah suatu kondisi bakteri berubah dalam

menanggapi antibiotik yang digunakan pada tubuh. Dimana, antibiotik sudah tidak dapat

mengganggu aktivitas bakteri didalam tubuh manusia ataupun hewan.


Menurut Krisnata (2018) salah satu faktor penyebab resistensi antibiotik adalah

ketidakpatuhan pasien terhadap penggunaan antibiotik itu sendiri. 3 Menurut Pratiwi (2016)

ketidakpatuhan dan ketidakpahaman pasien dalam penggunaan antibiotik menjadi penyebab

gagalnya terapi obat antibiotik.4Sedangkan faktor terjadinya penyalahgunaan yang

menggunakan antibiotik menurut Dewi ialah kurangnya pengetahuan pasien mengenai

antibiotik.

Survei yang dilakukan oleh Center for Indonesian Veterinary Analitical Studies

(CIVAS) selama tiga tahun sejak September 2013 hingga Agustus 2016. Pada rumah sakit yang

berada di Klaten, Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan pasien tentang pengguaan antibiotik pada rumah sakit di daerah tersebut masih

rendah, yaitu 61,1%.

Antibiotik merupakan suatu senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang

dalam konsentrasi kecil mempunyai kemampuan menghambat atau membunuh

mikroorganisme lain (Tjay and Rahardja, 2007). Masalah saat ini yang terjadi adalah

meningkatnya penggunaan antibiotik secara bebas dan keliru menyebabkan terjadinya

antibiotika menjadi resisten terhadap bakteri serta penyimpanan yang tidak sesuai yang

menyebabkan antibiotik tersebut rusak sehingga efektivitasnya hilang. Antibiotik merupakan

zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama jamur, yang dapat menghambat atau membunuh

pertumbuhan dari mikroba lain, disamping itu antibiotik berasal dari bakteri yang telah

dilemahkan (Nastiti, 2011). Dewasa ini, masih banyak masyarakat yang keliru dalam

penggunaan, penyimpanan dan pemusnahan antibiotik dengan benar (Purwidyaningrum et al.,

2019).
Antibiotik yang telah resistensi terhadap bakteri telah menjadi problem serius secara

global. Penemuan setiap tahunnya sekitar 440 ribu kasus baru TB-MDR (Tuberculosis-Multi

Drug Resistance) dan kematian sebanyak 150 ribu di seluruh dunia (Gü nther et al., 2012).

Sekitar 25 ribu orang di Eropa meninggal akibat infeksi yang penyebabnya dari bakteri yang

multiresisten. Setiap tahunnya di Amerika Serikat terdapat sebanyak 2 juta orang terinfeksi

oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik dan akibat infeksi tersebut ditemukan paling

sedikit 23.000 orang meninggal setiap tahunnya (CDC, 2015).

Survey yang telah dilakukan di Desa Tungkaran Pangeran Kabupaten Tanah Bumbu,

diidentifikasi bahwa terdapat rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan

antibiotik. Selain itu juga didapat kekeliruan dalam penyimpanan obat khususnya antibiotik.

Target luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang antibiotika dari aspek penggunaan dan penyimpanan.

Resistensi antibiotik adalah kemampuan bakteri atau mikroba lain untuk bertahan dari

efek antibiotika. Resistensi antibiotik merupakan salah satu permasalahan yang timbul akibat

penggunaan antibiotik yang tidak tepat. Bakteri yang resisten dapat dengan mudah menyebar

kepada anggota keluarga dan masyarakat sehingga menyebabkan penyakit infeksi yang lebih

sulit untuk disembuhkan. Jika mikroba telah resisten pada banyak antibiotika maka mengatasi

infeksi akan menjadi sangat sulit apalagi resistensi ini dapat menyebar pada orang lain. Bahkan

pada beberapa kasus, penyakit dapat berkembang serius bahkan menyebabkan kematian.

Salah satu penyebab penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah penggunaan

antibiotik tanpa resep dokter, tidak patuh terhadap petunjuk penggunaan antibiotik, dan berbagi

antibiotik dengan orang lain. Tentu fenomena yang berkembang dikalangan masyarakat ini

dilatarbelakangi oleh minimnya pengetahuan dan informasi yang dimiliki terkait penggunaan

antibiotik secara baik dan benar.


Melihat fakta tersebut, dalam rangka memperingati pekan peduli antibiotik 2019

yang jatuh pada tanggal 18-24 November, Indonesian Young Pharmacist Group Jawa Timur

(IYPG Jatim) melaksanakan penyuluhan bijak menggunakan antibiotik terhadap masyarakat.

Penyuluhan dilakukan di area Car free day (CFD) Taman Bungkul, Surabaya pada tanggal 1

Desember 2019.

Dalam penyuluhan tersebut kami secara aktif mengajak masyarakat untuk singgah

di stand yang telah kami sediakan di CFD. Kami menjelaskan penggunaan antibiotik yang

bijak dengan media brosur yang telah disediakan. Kami melakukan tanya jawab dengan

masyarakat untuk dapat mengedukasi penggunakan antibiotik secara optimal. Antusiasme

masyarakat dapat dikatakan sangat baik, hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang

disampaikan masyarakat ketika penyuluhan.

Melalui kegiatan penyuluhan ini, kami berharap dapat mendatangkan manfaat dan

perubahan besar dalam penggunaan antibiotik yang lebih baik. Setiap masyarakat yang telah

mendapatkan penyuluhan dapat menularkan informasi yeng serupa kepada lingkungan rumah

mereka masing-masing yang berdampak terhadap peningkatan kesadaran dan pemahaman

tentang penggunaan antibiotik secara bijak. Kami berharap agar para apoteker dimanapun

berada agar dapat menyerukan penggunaan antibiotik secara bijak sebagai langkah untuk

mencegah resistensi antibiotik.

METODE

Pelaksanaan Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Desa Turungan Baji

Kabupaten Baji di rumah Kepala Desa pada bulan November 2022 oleh mahasiswa program

studi S-I Farmasi Universitas Megarezky Makassar dalam upaya kewajiban salah satu

penerapan tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan

pengabdian pada masyarakat ini diawali dengan penggalian identifikasi masalah yang dialami
oleh masyarakat yaitu diawali dengan survey kepada masyarakat di desa Turungan Baji dan

wawancara untuk menggali informasi tentang pengetahuan masyarakat terkait penggunaan dan

penyimpanan antibiotik. Dari identifikasi yang telah dilakukan kemudian dibuat rencana

pemecahan masalah yang sedang dihadapi tersebut dengan cara diskusi dengan kepala desa,

penyusunan kegiatan penyuluhan dengan metode ceramah dan menggunakan alat bantu

pendukung pengabdian. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan yaitu sosialisasi tentang

penggunaan antibiotika yang benar. Kemudian dijelaskan pula mengenai tata cara

penyimpanan dan pembuangan antibiotika yang telah rusak atau kadaluarsa dengan benar agar

tidak mencemari lingkungan dan tidak disalahgunakan.

Untuk melihat keberhasilan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, maka dilakukan

monitoring dan evaluasi dengan cara membagikan pre-test dan post-test secara langsung

melalui metode wawancara selama kegiatan pengabdian masyarakat berlangsung, untuk

mengetahui perbandingan pengetahuan peserta sebelum dan sesudah diberi penyuluhan terkait

penggunaan dan penyimpanan antibiotik.

Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia

yang sering terjadi terutama di Negara berkembang. Antibiotik merupakan obat yang

digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi. Tingginya insiden penyakit infeksi

mengakibatkan tingginya penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan

menyebabkan timbulnya resistensi antibiotik. Saat ini banyak Masyarakat yang mendapatkan

Anttibiotik tanpa resep Dokter dan tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara

penggunaan Antibiotik yang tepat untuk pengobatan, sehingga menyebabkan tingginya

kejadian resistensi Antibiotik.


Masalah resistensi antibiotik sangat komplek yang terjadi di Indonesia dan akan terus

meningkat setiap tahunnya. Penyakit infeksi mencapai lebih dari 13 juta kematian per tahun di

negara berkembang. (BPOM, 2011) Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam

sepuluh penyakit tertinggi, maka pada tahun 2050 kematian akibat resistensi antibiotik

mencapai 10 juta pertahun dan menjadi penyebab kematian tertinggi diantara penyebab lain.

Penggunaan obat antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang tepat akan

meningkatkan kejadian resistensi (Kementrian Kesehatan, 2011b). Tingkat resistensi bakteri di

Indonesia terus meningkat, menurut Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba dari tahun

2013, 2016, sampai 2019. Bakteri resisten itu semakin naik dari 40 persen, 60 persen, dan 60,4

persen pada tahun 2019. Peningkatan kejadian resistensi disebabkan karena adanya

penggunaan antibiotik yang tidak terkendali. Bakteri resisten dapat terjadi karena kesalahan

penggunaan antibiotik (Kementrian Kesehatan, 2011a).

Studi di Negara Eropa menunjukan bahwa resistensi terhadap obat antibiotik meningkat

berbanding lurus dengan jumlah peningkatan konsumsinya, ini terjadi dikarenakan penggunaan

antibiotik yang tidak rasional dan Pendidikan masyarakat yang tidak memadai (Ferri et al.,

2017). Di Indonesia, penelitian pada RSUD Dr. Soetomo dan RSUD Dr.Kariadi yang

dilakukan pada tahun 2008 menunjukkan bahwa sebesar 84% pasien di rumah sakit

mendapatkan resep antibiotik, sebesar 53% diberikan sebagai terapi, sebesar 15% diberikan

sebagai profilaksis, dan sebanyak 32% untuk indikasi yang tidak diketahui (Hadi et al., 2008).

Penggunaan antibiotik yang tepat dan bijak akan mengurangi tingkat resistensi.

Pemahaman masyarakat yang menerima obat antibiotik sangat penting untuk keberhasilan

terapi dan menghindari kejadian resistensi. Maka peranan Farmasis dalam hal ini menjadi

sangat penting dalam hal memberikan informasi obat kepada pasien yang diberikan obat

antibiotik. Penggunaan antibiotik yang disiplin sesuai aturan pakai akan meningkatkan kualitas
kesehatan pasien, sebaliknya penggunaan tanpa aturan mengakibatkan keefektifan dari

antibiotik akan berkurang. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

kepatuhan dalam penggunaan antibiotik dan hubungan yang signifikan antara keyakinan dan

kepatuhan dalam penggunaan antibiotik.

Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan lebih sedikit

memutuskan penggunaan antibiotik, sedangkan mereka yang memiliki tingkat pendidikan

lebih rendah cenderung memiliki pengetahuan antibiotik yang salah (Pan et al., 2016).

SOLUSI : Memberikan edukasi kepada Masyarakat Desa Turungan Baji , mengenai

penggunaan antibiotic yang baik dan benar terutama untuk aturan minum yang harus

di habiskan, untuk mencegah terjadinya Resistensi Antibiotik.

Penggunaan antibiotik berlebihan berpotensi terhadap penggunaan irasional. Hal ini

menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya resistensi. WHO dalam Antimicrobial

Resistence: Global Report on Surveillance menyatakan bahwa kasus resistensi antibiotik

tertinggi di dunia terdapat di Asia Tenggara khususnya Staphylococcus aureus resisten

metisilin (Kemenkes 2015). Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-

Study) tahun 2000-2005, menunjukkan sekitar 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai

jenis antibiotik, diantaranya: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%)

(Menkes RI, 2015).

Faktor penting yang menyebabkan tingginya angka resistensi antibiotik ialah

penggunaan yang tidak rasional. Pengetahuan masyarakat tentang antibiotik yang minim, dapat

memengaruhisikap dan perilaku kesehatan, termasuk dalam penggunaan antibiotik yang tidak

rasional. Pengetahuan memiliki peran penting dalam membentuk kepercayaan dan sikap
mengenai perilaku tertentu, termasuk perilaku dalam penggunaan antibiotik. Tingkat

pendidikan dianggap berpengaruh besar terhadap perilaku tersebut (Ivoryanto, 2017).

Berdasarkan masalah yang ada, maka Tim Mahasiswa KKN Pengabdian Kepada

Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Megarezky Makassar (FF Unimerz ), sebagai salah

satu perwujudan Tridharma Perguruan Tinggi, mengadakan kegiatan edukasi di Desa

Turungan Baji , Kabupaten Sinjai pada tanggal 24 November 2022 secara langsung melalui

metode wawancara. Untuk sosialisasi kegiatan ini, dilakukan penyebaran informasi kegiatan

melalui leaflet yang didistribusikan di lingkungan di Desa Turungan Baji , Kabupaten Sinjai.

Sebelum dan sesudah penyampaian materi edukasi, dilakukan pretest dan post-test bagi peserta

untuk menilai pengetahuan dalam penggunaan antibiotik yang rasional. Selanjutnya dilakukan

analisis t-test untuk mengukur perbedaan rerata pengetahuan sebelum dan setelah edukasi.

Sebagai narasumber adalah Tim Mahasiswa KKN Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas

Farmasi Universitas Megarezky Makassar (FF Unimerz )

Kegiatan edukasi mengenai penggunaan antibiotik yang rasional oleh Tim Mahasiswa

KKN Fakultas Farmasi Universitas Megarezky Makassar (FF Unimerz )merupakan upaya

yang bijak dalam rangka mendukung penggunaan obat yang rasional, khususnya penggunaan

antibiotik pada warga sekolah tersebut. Penggunaan antibiotik secara rasional akan mengurangi

terjadinya kasus resistensi obat. Kegiatan ini akan menambah wawasan serta pengetahuan

dalam penggunaan antibiotik yang rasional bagi guru, tenaga kependidikan dan siswa. Program

yang melibatkan kerja sama Fakultas Farmasi Unimerz dengan masyarakat desa Turungan Baji

ini dapat menjadi awal yang baik untuk kerja sama, khususnya pengembangan program

kesehatan selanjutnya di masa mendatang.


Pendidikan Kesehatan

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang sangat berkaiatan dengan pengetahuan

dan kesadaran seseorang agar dapat melakukan suatu tindakan guna meningkatkan taraf

kesehatannya. Pendidikan/ edukasi kesehatan adalah suatu upaya dalam membentuk perilaku

masyarakat agar dapat memberikan hasil yang diinginkan agar sesuai dengan yang diharapkan

dan berkaitan dengan kesehatan. Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan yaitu agar masyarakat

dapat mengaplikasikan hidup sehat. Pendidikan/ edukasi merupakan faktor terpenting dalam

memotivasi penggunaan antibiotik secara bijak. Latar belakang pendidikan yang baik

memengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki juga akan semakin baik sehingga memiliki

sikap dan perilaku yang baik.

Upaya Peningkatan Pengetahuan dalam Penggunaan Antibiotik

Kegiatan PKM berupa edukasi mengenai penggunaan antibiotik yang rasional kepada warga

sekolah merupakan upaya tindak lanjut nyata dari temuan hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, dimana diketahui masih kurangnya tingkat tingkat pengetahuan dalam

penggunaan antibiotik yang rasional di lingkungan masyarakat Desa Turungan Baji Kabupaten

Sinjai

Target sasaran PKM adalah seluruh warga di lingkungan Desa Turungan Baji

Kabupaten Sinjai ,termasuk staf pengajar, siswa, tenaga kependidikan dan non-kependidikan,

terutama masyarakat biasa yang minim pemahaman akan penggunaan Antibiotik . Dengan

meningkatnya pengetahuan guru dalam penggunaan antibiotik yang rasional, maka akan dapat

meneruskan informasi yang benar kepada para siswa dan masyarakat di sekitarnya, karena guru

memiliki peran penting dalam proses pendidikan yang dilakukan di lingkungan sekolah

maupun lingkungan sosial masyarakat. Kebiasaan penggunaan obat secara benar dan rasional
harus ditanamkan sejak dini. Penyampaian informasi yang tepat oleh pengajar, membuat siswa

juga ikut andil dalam menyampaikan informasi kepada orang tua dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai