Anda di halaman 1dari 22

SISTEM LAYANAN INFORMASI OBAT

ANTIMICROBIAL RESISTANCE
(AMR)

Oleh :

PRATIWI ASIH AYU NING TIYAS (052115153011)


AMINATUSH SHOLICHAH (052115153012)
FIRSTIA RIF'ATUL CHUMAIDAH (052115153013)
MARLEDY TANASY (052115153014)
WANUDYA ATMAJANI (052115153015)

PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI KLINIK

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

PENDAHULUAN...................................................................................1

ASSESING..............................................................................................4

1. Topik...........................................................................................4

2. Kelompok Target.........................................................................5

PLAN/PERENCANAAN........................................................................6

PENYIAPAN MATERI..........................................................................7

IMPLEMENTASI...................................................................................10

EVALUASI.............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................15

LAMPIRAN............................................................................................16

ii
PENDAHULUAN

Antibiotik adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh organisme

hidup, termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang dibuat secara

sintetik serta dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam

kehidupan satu spesies atau lebih mikro organisme. Terkait dengan tingginya

angka kejadian infeksi bakteri, antibiotik merupakan golongan obat yang paling

banyak digunakan di dunia. Berdasarkan data WHO pada tahun 2006, disebutkan

bahwa rumah sakit selalu mengeluarkan lebih dari seperempat anggarannya untuk

biaya penggunaan antibiotik. Di negara yang sudah maju sebanyak 13- 37% dari

seluruh penderita yang dirawat di rumah sakit mendapatkan terapi antibiotik baik

secara tunggal maupun kombinasi. Jumlah angka peresepan antibiotik di negara

berkembang mencapai 30-80% dari keseluruhan pasien yang dirawat. Penggunaan

antibiotik yang tidak mengikuti strategi peresepan dapat menimbulkan masalah

resistensi dan efek obat yang tidak dikehendaki (John Hopkins Hospital, 2016).

Studi OECD yang berjudul “OECD Health Policy Studies: Stemming

the Superbug Tide Just a Few Dollars More” memperkirakan jika persentase

bakteri yang resisten terhadap antibiotika di Indonesia akan meningkat pada tahun

2030. Resistensi bakteri tertinggi dan terendah yang dilaporkan yaitu bakteri K.

pneumoniae-resisten sefalosforin generasi ketiga (3GCRKP) dan K. Pneumoniae-

resisten karbapenem (CRKP). Jenis bakteri resisten yang meningkat secara

signifikan selama periode studi tersebut adalah K. Pneumoniae-resisten

sefalosforin generasi ketiga (3GCRKP) (OECD, 2018)

Resistensi antimikroba telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia

dan berdampak pada peningkatan morbiditas, mortalitas, dan tingginya biaya

1
kesehatan (Edelsberg J et al. 2014). Muncul dan berkembangnya resistensi

antimikroba terjadi karena tekanan seleksi dan penyebaran mikroba resisten.

Tekanan seleksi dapat dihambat dengan cara menggunakan antibiotik secara

bijak, sedangkan penyebaran mikroba resisten dapat dihambat dengan

mengendalikan infeksi secara optimal (Kemenkes RI, 2015).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat

memperkirakan bahwa setiap tahunnya kasus infeksi oleh bakteri dan jamur yang

resisten terhadap antibiotik mencapai 2.868.700 kasus dan setidaknya sebanyak

35.900 orang meninggal akibat infeksi tersebut. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

angka infeksi dan kematian yang disebabkan oleh Clostridioides difficile yang

umum ditemukan pada penggunaan antibiotik dan antibiotik yang resisten adalah

sebanyak 223.900 kasus dan mengakibatkan 12.800 kematian (CDC, 2019).

Sebelumnya pada tahun 2016 Pusat Pengendalian dan Pencegahan

Penyakit di Amerika Serikat (CDC) menyebutkan bahwa angka peresepan

antibiotik yang tidak diperlukan (unnecessary prescribing) mencapai 30% di

setiap tahunnya atau setidaknya sebanyak 47 juta resep antibiotik yang tidak

rasional (CDC. 2016). Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit infeksi, kultur

dan pemilihan antimikroba yang tepat, berperan dalam ketidak rasionalan

peresepan. Peresepan rasional berfungsi untuk mengatasi tantangan kesehatan

masyarakat global dengan mencegah penggunaan berlebihan dan penyalahgunaan

antibiotik (Sharma S., et al. 2016).

Hasil Pengabdian masyarakat Antimicrobial Resistant in Indonesia

(AMRIN-Study) terbukti dari 2.494 individu di masyarakat, 43% Escherichia coli

2
resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%),

kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%) (Kemenkes, 2011).

Menurut dokumen WHO Global Strategy for Containment of

Antimicrobial Resistance (2001), edukasi tentang penggunaan antimikroba yang

tepat dan mencegah terjadinya infeksi merupakan hal yang penting. Untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada penggunaan antibiotika yang

merupakan antimikroba, diperlukan edukasi/informasi yang berkaitan dengan

penggunaan antibiotika, yang tepat agar tingkat pengetahuan dan pemahaman

masyarakat tentang penggunaan antibiotika yang tepat dapat mencapai tahap yang

diinginkan, sehingga tidak terjadi kesalahgunaan penggunaan antibiotika di

kalangan masyarakat (WHO, 2001)

Penyuluhan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

menambah pengetahuan/informasi bagi masyarakat. Penyuluhan dengan bertatap

muka dan memberikan informasi secara langsung diharapkan dapat lebih efektif

dibandingkan dengan tindakan penyuluhan melalui media massa atau pun

selebaran. Keefektivan dari penyuluhan dapat diketahui dengan melakukan

pengukuran tingkat pengetahuan yang dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan

sehingga dapat diketahui perubahan tingkat pengetahuan masyarakat (Astuty,

2009). Penyuluhan juga membutuhkan perencanan yang matang, terarah dan

berkesinambungan, yaitu menitikberatkan pada perubahan perilaku karena

penambahan pengetahuan, juga perubahan keterampilan sekaligus sikap mantap

yang mengarah pada tindakan perbaikan, produktif dan bermanfaat (Lucie, 2005)

3
Berdasarkan data tersebut penulis akan melakukan promosi kesehatan

berupa penyuluhan di masyarakat secara online. Media komunikasi yang akan

digunakan adalah power point (ppt) yang akan dipresentasikan dengan ceramah

secara singkat melalui jalur zoom meeting agar masyarakat sadar penggunaan

antibiotik harus rasional agar tidak mengalami resistensi antibiotika.

ASSESING

1. Topik

Persoalan resistensi antibiotika tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga

secara global yang menjadi satu persoalan yang cukup pelik dan harus segera

diatasi bersama-sama. Penggunaan antibiotika yang bijak dan rasional dapat

mengurangi beban penyakit, khususnya penyakit infeksi. Sebaliknya,

penggunaan antibiotika secara luas pada manusia dan hewan yang tidak sesuai

indikasi, mengakibatkan meningkatnya resistensi antibiotika secara signifikan.

Bakteri yang resisten terhadap antibiotik adalah bakteri yang bermutasi

atau berubah menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga antibiotik tidak

mampu lagi menghambat pertumbuhan bakteri ataupun mematikannya. Infeksi

yang disebabkan oleh bakteri yang resisten ini lebih sulit disembuhkan karena

bakteri ini menghasilkan enzim atau protein yang bisa menghancurkan

antibotik.

Penyebab utama resistensi antibiotika ialah penggunaannya yang meluas

dan irasional. Contoh penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah saat

antibiotik memang diperlukan, tetapi dipakai secara tidak tepat. Misalnya, kita

menghentikan pemakaian antibiotik saat merasa penyakit sudah membaik tanpa

menghabiskannya sesuai anjuran dokter. Bisa juga kita membeli antibiotik

4
sendiri tanpa resep dokter (over the counter/otc), meminum antibiotik dengan

dosis yang tidak tepat, menyimpan antibiotik untuk persediaan bila sakit, atau

memakai resep orang lain untuk membeli antibiotik tanpa konsultasi dengan

dokter.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah resistensi

antibiotic ini menjadi sangat penting untuk dibahas dan perlu disosialisasikan

secara baik kepada masyarakat. Agar tingkat pengetahuan dan pemahaman

masyarakat tentang penggunaan antibiotika yang tepat dapat mencapai tahap

yang diinginkan, sehingga tidak terjadi kesalahgunaan penggunaan antibiotika

di kalangan masyarakat

2. Kelompok Target

Dalam edukasi penggunaan antimikroba kali ini, kami melalui penyuluhan

dengan kelompok target yaitu masyarakat. Pemilihan kelompok target

didasarkan pada Sistem Kesehatan Nasional bahwa Kesehatan tidak hanya

menjadi tanggung jawab tenaga Kesehatan saja akan tetapi membutuhkan

peran serta masyarakat. Untuk mewujudkan derajat Kesehatan masyarakat

diselenggarakan upaya Kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk

upaya Kesehatan perseorangan dan upaya Kesehatan masyarakat.

Masyarakat yang dipilih sebagai kelompok target adalah terkait dengan

tingkat kesadaran dan pengetahuan mengenai penggunaan antibiotic yang

tepat. Pengetahuan dan sikap terhadap antibiotic di masyarakat memainkan

peranan penting dalam keberhasilan proses pengobatan.

5
PLAN/PERENCANAAN

Kegiatan promosi kesehatan dengan tema Bijak Menggunakan Antibiotik


di kalangan masyarakat awam. Target kelompok atau audien adalah masyarakat
awam kesehatan atau non kesehatan. Media komunikasi yang akan digunakan
adalah power point (ppt) yang akan dipresentasikan dengan ceramah secara
singkat melalui jalur zoom meeting. Berikut pemaparan rencana promosi
kesehatan masyarakat awam:

No. Jenis Kegiatan Keterangan


1. Materi Bijak Menggunakan Antibiotik
2. Media promosi kesehatan Power point (± 10 slide)
3. Jalur/Saluran Komunikasi Ceramah presentasi melalui Zoom
meeting
4. Audien/Kelompok Target Masyarakat awam non kesehatan
5. Evaluasi Pre & Post Test

Kegiatan promosi kesehatan akan dijadwalkan pada:

Hari/Tanggal : Rabu/05 Januari 2022

Waktu : 15.00 WIB

Tempat : Zoom meeting

Berikut rencana kegiatan/jadwal acara:

No. Nama Kegiatan Waktu


1. Pre Test & isi presensi 15.00 – 15.30
2. Pembukaan 15.30 – 15.35
3. Pemaparan materi 15.35 – 15.45
4. Sesi tanya - jawab 15.45 – 16.00
5. Penutup & Post Test 16.00 – 16.20

6
PENYIAPAN MATERI

Kegiatan promosi kesehatan dengan tema Bijak Menggunakan Antibiotik di

kalangan masyarakat awam. Target kelompok atau audien adalah masyarakat

awam kesehatan atau non kesehatan. Media komunikasi yang akan digunakan

adalah power point (ppt) yang akan dipresentasikan dengan ceramah secara

singkat melalui jalur zoom meeting. Isi informasi dari power point tersebut

dipaparkan pada penjelasan di bawah.

a. Infeksi bakteri dan virus

Di dalam power point akan dijelaskan secara singkat mengenai penyakit

infeksi. Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh

kuman, seperti bakteri dan virus. Contoh infeksi yang disebabkan oleh virus

- Flu

- Sebagian besar batuk dan bronkhitis

- Beberapa sakit tenggorokan

- Beberapa infeksi pada telinga

Penyakit-penyakit tersebut tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik

b. Pengertian antibiotik

Secara singkat, pengertian antibiotik akan disajikan di dalam power point.

Pengertian antibiotik adalah obat yang digunakan untuk menyembuhkan

penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik tidak digunakan

untuk mengobati infeksi virus.

c. Resistensi antibiotik

7
Di dalam power point diberikan penjelasan secara singkat mengenai

resistensi antibiotik dan bahaya resistensi antibiotik. Meminum antibiotik

ketika tidak dibutuhkan akan membuat bakteri penyebab infeksi kebal, kuat

dan sulit dibunuh, Hal tersebut dinamakan antibiotik. Resistensi antibiotik

adalah keadaan ketika bakteri kebal terhadap antibiotik untuk mengobati

infeksi tersebut Penggunaan antibiotik berulang, tidak, tuntas, dan penggunaan

tidak tepat, dapat meneybabkan resisitensi antibiotik

Bahaya resistensi antibiotik adalah sebagai berikut:

- infeksi susah untuk dikendalikan,

- infeksi makin parah,

- pengobatan infeksi dan penyembuhan/perawatan makin lama,

- membutuhkan obat yang lebih kuat atau penanganan yang lebih serius.

- biaya yang dikeluarkan makin banyak.

- Dapat menularkan bakteri resistensi pada pada orang lain dan

menyebabkan infeksi makin susah untuk disembuhkan

d. Cara mencegah resistensi antibiotik

Pada leaflet dituliskan poin-poin untuk mencegah resistensi antibiotik, yaitu

sebagai berikut:

- Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter

- Tidak menggunakan resep antibiotik lama atau milik orang lain

- Jika sudah diresepkan antibiotik, habiskan antibiotik yang sudah

diresepkan

- Jangan berbagai antibiotik dengan orang lain

8
- Jangan menggunakan antibiotik untuk mengatasi infeksi virus misalnya

flu. Dokter akan meresepkan antibiotik bila terjadi infeksi. Demam, batuk,

flu tidak perlu diberi antibiotik, Cukup istirahat dan konsumsi makanan

bergizi. Jika sakit lebih dari tiga hari, hubungi dokter

- Konsultasikan penggunaan antibiotik dengan tenaga kesehatan.

e. Penggunaan Antibiotik yang benar

- Gunakan sesuai aturan dokter, jangan menunda penggunaan.

- Gunakan sesuai dengan lama pengobatan (tidak menghentikan penggunaan

obat) walaupun gejala sudah berkurang atau hilang.

- Jika terjadi reaksi alergi seperti gatal atau ruam, segera hentikan

penggunaan antibiotic dan segera hubungi dokter.

- Jika lupa minum antibiotic, segera minum saat teringat. Kecuali terlalu

dekat dengan waktu minum selanjutnya. Jangan menggandakan dosis.

- Konsultasikan dengan tenaga Kesehatan (doker atau apoteker) untuk

penggunaan antibiotic.

f. Gerakan Masyarakat DAGUSIBU

- DApatkan antibiotic dengan cara yang baik dan benar. Melalui RS atau

apotek dengan menggunakan resep dokter.

- GUnakan antibiotic dengan baik dan benar yaitu sesuai dengan anjuran

dari dokter.

- SImpan antibiotic dengan baik dan benar.

Baca aturan penyimpanan pada kemasan, jauhkan dari jangkauan anak-

anak, jauhkan dari sinar matahari langsung/lembab/basah dan suhu tinggi,

9
simpan dalam kemasan asli dengan etiket lengkap, periksa tanggal

kadaluarsa dan kondisi obat dan kunci lemari penyimpanan obat.

- BUang antibiotic dengan baik dan benar.

Sebelum dibuang, hilangkan semua label dari wadah obat. Untuk yang

berbentuk padat hancurkan dahulu dan campurkan dengan bahan kotor

lain, masukan ke dalam plastic dan buat ke tempat sampah.

IMPLEMENTASI

Implementasi dalam pelaksanaan komunikasi Kesehatan ini, dilakukan

dengan metode penyuluhan dengan masyarakat sekitar. Berikut merupakan rincian

dari kegiatan penyuluhan yang kami sampaikan dengan materi “BIJAK

MENGGUNAKAN ANTIBIOTIK”.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada:

Hari, Tanggal : Rabu, 05 Januari 2022

Pukul : 15.30 – 16.30 WIB

Ruang : Zoom Meeting (Meeting ID: 984 8910 7880; Passcode: 635310)

Metode : Power Point dan Diskusi

Materi : Bijak menggunakan Antibiotik

Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh 21 orang, yang terdiri 5 penyuluh dan

16 orang peserta. Para penyuluh merupakan mahasiswa Magister Farmasi Klinik

Universitas Airlangga yaitu:

1. Pratiwi Asih Ayu Ning Tyas (052115153011)

10
2. Aminatush Sholichah (052115153012)

3. Firstia Rif’atul Chumaidah (052115153013)

4. Marledy Tanasy (052115153014)

5. Wanudya Atmajani (052115153015)

Peserta yang menghadiri dalam kegiatan penyuluhan tersebut sebanyak 16

orang, yaitu:

1. Nurul Ma’rifah

2. Nazih Ilham

3. Syarif

4. Lyla

5. Nurin

6. Lily

7. Vina Ramadhini

8. Retno

9. Rizky Kurniawan

10. Adhe

11. Muhammad Sofian

12. Amalia Melawat

13. Fitri Amalia

14. Feny Pristiana

15. Yuni Marten

16. Putri Rai

Sebelum dilakukan pemaparan materi, para peserta diminta untuk mengisi

pretest pada link yang diberikan oleh tim penyuluh. Selanjutnya, dilakukan

11
pemaparan materi dan dilanjutkan dengan sesi diskusi tanya jawab. Kegiatan

diskusi tersebut berjalan sekitar 30 menit. Sebelum sesi diskusi berakhir, para

peserta diminta untuk mengisi post test pada link yang diberikan oleh tim

penyuluh.

Penyuluhan ini sangat interaktif dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang

disampaikan oleh peserta. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh

peserta:

1. Jika lupa minum antibiotic, seharusnya diminum 3xsehari tetapi lupa pada

malam hari, akhirnya hanya minum 2x sehari, apakah dapat menyebabkan

resistensi terhadap antibiotic tesebut?

2. Jika terjadi reaksi alergi ketika meminum suatu antibiotik maka

penggunaannya dihentikan, apakah penghentian antibiotik tersebut dapat

menyebabkan resistensi?

3. Apakah kita dapat mengalami resistensi jika kita makan ayam horen (ayam

potong) yang banyak berita tersebar jika ayam tersebut diberi suntik

antibiotic?

4. Banyak saya melihat pada orang yang mengalami gatal-gatal, mereka

minum antibiotik amoksisilin. Apakah penggunaan amoksisilin dalam

jangka Panjang dapat menyebabkan resistensi karena ketika diminumkan

amoksisilin, gatalnya hilang?

5. Apakah dampak jangka panjangnya jika anak-anak sering diberikan

antibiotic?

6. Dapatkah antibiotik yang sudah resisten pada tubuh kita dapat Kembali

sensitive di suatu hari nanti?

12
7. Ketika saya sakit, saya diresepkan oleh dokter amoksisilin yang seharusnya

diminum 3xsehari, tetapi ketika baru saya minum 2x sehari, saya masih

belum membaik. Akhirnya saya memutuskan untuk berobat Kembali ke

klinik dan diberikan cefadroxil. Apakah saya bisa resistensi pada

amoksisilin tersebut? Dan tidak apa-apa kah jika saya mengkonsumsi

cefadroxil selanjutnya?

EVALUASI

Hasil dari penyuluhan yang dilakukan kemudian dievaluasi manfaatnya

berdasarkan skor nilai pada pretest dan postest. Dari hasil evaluasi yang dilakukan

dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta terhadap

penggunaan antibiotika secara bijak guna menghindari terjadinya resistensi

aantibiotik. Dan ini sesuai dengan tujuan penyuluhan yang telah diuraikan di atas.

Hal ini dapat dilihat dari grafik nilai pretest dan postest serta grafik

evaluasi pemahaman peserta dibawah ini :

Grafik. Nilai pretest peserta

13
Grafik. Nilai postest peserta

Grafik. Evaluasi Pemahaman Peserta

14
Evaluasi Pemahaman Peserta

Penggunaan antibiotika dapat dikonsultasikan dengan.... 81.8182


16.6667

Kapan sebaiknya antibiotika dihentikan? 81.8182


50.0000

Bagaimanakah cara minum antibiotika yang tepat dan benar? 100.0000


77.7778

Berikut adalah bahaya resistensi antibiotika, kecuali 72.7273


44.4444

Mengapa bakteri menjadi resisten? 45.4545


5.5556

Keadaan ketika bakteri kebal terhadap antibiotik disebut dengan 100.0000


88.8889

Penyakit dibawah ini yang memerlukan antibiotika adalah 45.4545


16.6667

Antibiotika dapat dibeli di.....dan harus dengan resep 100.0000


94.4444

Siapakah yang berhak menuliskan resep? 90.9091


72.2222
Antibiotika adalah golongan obat untuk mengobati penyakit akibat 100.0000
infeksi virus 55.5556
.0000 50.0000 100.0000 150.0000

Post-test Pre-test

DAFTAR PUSTAKA

John Hopkins Hospital. Antibiotic Guidelines 2015-2016. John Hopkins


Medicine. 2016
Edelsberg J, Weycker D, Barron R, Li X, Wu H, Oster G, Badre S, Langeberg
WJ, Weber DJ. Prevalence of Antibiotic Resistance in US Hospitals.
Diagn Microbiol Infect Dis. 2014; 78(3):255-262
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2015 Tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republlik Indonesia; 2015
Kementerian Kesehatan. 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.
Jakarta:Kementerian Kesehatan RI
Centers for Disease Control and Prevention. Antibiotic resistance threats in
United States. US Department of Health and Human Services. 2019 (Rev
Dec.2019)

15
Centers for Disease Control and Prevention. Antibiotic resistance threats in
United States. US Department of Health and Human Services. 2016
Sharma S, Bowman C, Alladin BK, Singh N. Antibiotic Prescribing Patterns In
The Pediatric Emergency Department At Georgetown Public Hospital
Corporation: A Retrospective Chart Review. BMC Infectious Diseases.
2016; 16:170
World Health Organization. 2001. WHO Global Strategy for Containment of
Antimicrobial Resistance. Switzerland
Astuty, E.J.T.A. 2009. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan
Tentang Penyakit Rabies Pada Siswa Sekolah Dasar Di Provinsi Sumatra
Barat [skripsi]. FK Hewan IPB, Bogor.
OECD. 2018. OECD Health Policy Studies: Stemming the Superbug Tide Just a
Few Dollars More. https://doi.org/10.1787/9789264307599-en

LAMPIRAN

1. Screen Shot kehadiran Penyuluh dan Peserta

16
2. Bentuk Prestest dan Postest

17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai