Anda di halaman 1dari 3

TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN DALAM

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA MASYARAKAT RT. 27


KELURAHAN SIDOREJO PANGKALAN BUN

PROPOSAL

NUR ALIAH
161.210.012

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO CENDEKIA
MEDIKA PANGKALAN BUN
TAHUN 2020
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut Permenkes RI tahun 2011, antibiotik adalah obat yang sering
digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik
bisa bersifat membunuh bakteri atau mencegah berkembangbiaknya bakteri.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan munculnya
berbagai masalah dan ancaman global bagi kesehatan, salah satunya adalah
resistensi antibiotik.
Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk melemahkan kerja
antibiotik. Resistensi antibiotik dapat menimbulkan beberapa dampak yaitu
mengakibatkan pemborosan biaya, meningkatnya resiko efek samping,
sensitivitas bakteri menurun, memperlambat waktu sembuhnya penyakit,
dan resistensi bakteri semakin meningkat (Wahyu et al.,2016).
Berdasarkan WHO, Asia Tenggara memiliki angkat tertinggi kasus
resistensi antibiotik di dunia, terutama infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus yang resistensi pada obat Methicillin dan
menyebabkan menurunnya kemampuan kerja antibiotik.
Dari beberapa studi menyatakan bahwa sekitar 40-62% antibiotik
digunakan secara tidak tepat seperti penyakit yang tidak seharusnya
menggunakan antibiotik (Permenkes RI,2011). Tingginya penggunaan
antibiotik secara tidak tepat dimasyarakat mengakibatkan semakin
bertambahnya permasalahan resistensi antibiotik, jumlah resistensi
antibiotik golongan penisilin sebesar 73%, golongan sefalosporin 13%
sehingga sefalosporin lebih banyak digunakan untuk pasien rawat inap
karena jumlah resistensinta rendah (Kemenkes, 2010).
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN- Study)
terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43% Escherichia coli resisten
terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%),
kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%). Hasil penelitian 781 pasien
yang dirawat dirumah sakit didapatkan 81% Escherichia coli resisten
terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol
(56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin (22%), dan gentamisin(18%)
(Permenkes RI,2011).
Adapun contoh obat antibiotik yang sering dijumpai dipasaran dan
bisa didapatkan secara bebas adalah golongan penisilin yaitu obat
amoxicilin dan ampicilin. Amoxicilin dan ampicilin merupakan antibiotik
spektrum luas yang digunakan untuk mengobati saluran pernafasan, saluran
empedu, saluran kemih, gonorhe, gastroenteris, meningitis, dan infeksi
karena salmonella sp (Syifaa, 2016).
Beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan penggunaan
antibiotik antara lain adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang penggunaan antibiotik, minimnya pendidikan
masyarakat, kurangnya informasi yang didapat saat membeli obat atau
selama pengobatan, dan ketidakpatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi
antibiotik (Richa et al.,2019).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
bagaimanakah tingkat pengetahuan dan kepatuhan dalam penggunaan
antibiotik pada masyarakat RT. 27 Kelurahan Sidorejo Pangkalan Bun?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
kepatuhan dalam penggunaan antibiotik pada masyarakat RT. 27 Kelurahan
Sidorejo Pangkalan Bun.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Dapat memberikan informasi langsung kepada masyarakat dalam
penggunaan antibiotik agar mengurangi terjadinya resistensi.

Anda mungkin juga menyukai