SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO CENDEKIA MEDIKA PANGKALAN BUN TAHUN 2020 BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Menurut Permenkes RI tahun 2011, antibiotik adalah obat yang sering digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik bisa bersifat membunuh bakteri atau mencegah berkembangbiaknya bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah dan ancaman global bagi kesehatan, salah satunya adalah resistensi antibiotik. Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk melemahkan kerja antibiotik. Resistensi antibiotik dapat menimbulkan beberapa dampak yaitu mengakibatkan pemborosan biaya, meningkatnya resiko efek samping, sensitivitas bakteri menurun, memperlambat waktu sembuhnya penyakit, dan resistensi bakteri semakin meningkat (Wahyu et al.,2016). Berdasarkan WHO, Asia Tenggara memiliki angkat tertinggi kasus resistensi antibiotik di dunia, terutama infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang resistensi pada obat Methicillin dan menyebabkan menurunnya kemampuan kerja antibiotik. Dari beberapa studi menyatakan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat seperti penyakit yang tidak seharusnya menggunakan antibiotik (Permenkes RI,2011). Tingginya penggunaan antibiotik secara tidak tepat dimasyarakat mengakibatkan semakin bertambahnya permasalahan resistensi antibiotik, jumlah resistensi antibiotik golongan penisilin sebesar 73%, golongan sefalosporin 13% sehingga sefalosporin lebih banyak digunakan untuk pasien rawat inap karena jumlah resistensinta rendah (Kemenkes, 2010). Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN- Study) terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%). Hasil penelitian 781 pasien yang dirawat dirumah sakit didapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin (22%), dan gentamisin(18%) (Permenkes RI,2011). Adapun contoh obat antibiotik yang sering dijumpai dipasaran dan bisa didapatkan secara bebas adalah golongan penisilin yaitu obat amoxicilin dan ampicilin. Amoxicilin dan ampicilin merupakan antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk mengobati saluran pernafasan, saluran empedu, saluran kemih, gonorhe, gastroenteris, meningitis, dan infeksi karena salmonella sp (Syifaa, 2016). Beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan penggunaan antibiotik antara lain adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang penggunaan antibiotik, minimnya pendidikan masyarakat, kurangnya informasi yang didapat saat membeli obat atau selama pengobatan, dan ketidakpatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi antibiotik (Richa et al.,2019). 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan dan kepatuhan dalam penggunaan antibiotik pada masyarakat RT. 27 Kelurahan Sidorejo Pangkalan Bun? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan dalam penggunaan antibiotik pada masyarakat RT. 27 Kelurahan Sidorejo Pangkalan Bun. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Dapat memberikan informasi langsung kepada masyarakat dalam penggunaan antibiotik agar mengurangi terjadinya resistensi.