Anda di halaman 1dari 3

Evaluasi Pola Penggunaan Antibiotik dan Pengobatan Infeksi Saluran Kemih

Pasien Rawat Jalan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih dibedakan menjadi infeksi
saluran kemih simples dan komplek. Infeksi saluran kemih simpleks adalah infeksi saluran kemih
yang normal tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran kemih, dan infeksi saluran kemih
kompleks adalah dengan ditemukannya kelainan anatomis maupun fungsional saluran kemih yang
menyebabkan aliran balik atau refluk.

Infeksi merupakan penyakit yang sering ditemukan di seluruh dunia, salah satunya yang
tersering adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Infeksi saluran kemih adalah suatu proses
peradangan yang disebabkan oleh berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih
yang dapat merusak dinding saluran kemih itu sendiri, yang dalam keadaan normal tidak
mengandung bakteri, virus, atau mikroorganisme lain (Sudoyo, 2009). Mikroorganisme patogen
yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih yaitu Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli,
Staphyllococcus saprophyticus, Enterococcus faecalis, dan Proteus mirabilis (Flores et al., 2016).

Tingkat kejadian infeksi saluran kemih di Indonesia masih cukup tinggi, hal ini disebabkan
karena tingkat dan taraf kesehatan masyarakat Indonesia yang masih jauh dari standar dan tidak
meratanya tingkat kehidupan sosial ekonomi. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada segala usia,
pada remaja meningkat 3,3% menjadi 5,8% dan pada Perempuan dewasa diperkirakan pernah
mengalami ISK dalam hidupnya (Purnomo, 2011).

Insiden infeksi saluran kemih ini pada bayi dan anak sekolah berkisar 1-2%, pada wanita muda
yang tidak hamil 1- 3%, sedangkan pada wanita yang hamil 4-7%. Wanita lebih sering menderita
ISK dibanding pria, kira-kira 50% dari seluruh wanita pernah menderita ISK selama hidupnya.
Bahkan wanita sering mengalami ISK berulang yang dapat sangat mengganggu kehidupan
sosialnya. (Arslan et al., 2002; Sotelo & Westney 2003; Sjahrurrachman et al., 2004). Pasien
perempuan lebih rentan menderita penyakit Infeksi Saluran Kemih dibandingkan dengan pasien
laki-laki. Penyebabnya adalah karena uretra perempuan lebih pendek sehingga mikroorganisme
dari luar lebih mudah mencapai kandung kemih yang letaknya dekat dengan daerah perianal
(Sukandar, 2009).

Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia terkait dengan
banyaknya kejadian infeksi bakteri. Di negara berkembang 30-80% penderita yang dirawat di
rumah sakit mendapat antibiotik. Dari persentase tersebut 20-65% penggunaannya dianggap tidak
tepat. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah resistensi dan efek obat
yang tidak dikehendaki (Lestari dkk., 2011).

Gambaran klinis infeksi saluran kemih mempunyai spektrum yang sangat luas, dari yang tanpa
gejala (asimptomatik), ringan, sampai ISK dengan komplikasi. ISK baik yang asimptomatik maupun
yang ringan jika tidak ditangani secara dini dan tepat dapat menimbulkan komplikasi yang berat
seperti gagal ginjal, sepsis, bahkan kematian. ISK pada anak-anak jika tidak diterapi secara dini dan
tepat dapat menimbulkan sekuele seperti pembentukan jaringan parut pada ginjal, hipertensi,
gagal ginjal dan komplikasi selama kehamilan. Hal ini terutama sering terjadi pada Negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia dimana ISK ini sering luput dari diagnosis (Bircan 2002).

Penggunaan antibiotik adalah pilihan utama dalam pengobatan infeksi saluran


kemih.Pemakaian antibiotik secara efektif dan optimal memerlukan pengertian dan pemahaman
mengenai bagaimana memilih dan memakai antibiotik secara benar. Pemilihan berdasarkan
indikasi yang tepat, menentukan dosis, cara pemberian, lama pemberian, maupun evaluasi
efek antibiotik. Pemakaian dalam klinik yang menyimpang dari prinsip dan pemakaian antibiotik
secara rasional akan membawa dampak negatif dalam bentuk meningkatnya resistensi dan
efek samping.

dealnya antibiotik yang dipilih untuk pengobatan infeksi


saluran kemih harus memiliki sifat-sifat yaitudapat diabsorpsi
dengan baik, ditoleransi oleh pasien, dapat mencapai kadar
yang tinggi dalam urin, serta memiliki spektrum terbatas untuk
mikroba yang diketahui atau dicurigai. Di dalam pemilihan
antibiotik untuk pengobatan infeksi saluran kemih juga
sangat penting untuk mempertimbangkan peningkatan
resistensi E.colidan patogen lain terhadap beberapa
antibiotik. Resistensi E.coliterhadap amoksisilin dan
antibiotik sefalosporin diperkirakan mencapai 30%.Secara
keseluruhan, patogen penyebab infeksi saluran kemih masih
sensitif terhadap kombinasi trimetoprimsulfametoksazol walaupun
kejadian resistensi di berbagai tempat telah mencapai
22%.Pemilihan antibiotik harus memperhatikan riwayat antibiotik
yang digunakan pasien (Coyle, 2005)
Antibiotik sendiri adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri, fungi, dan
actinomycetes) yang menekan pertumbuhan mikroorganisme lainnya.Antibiotik yang sering
digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih adalah Cotrimoxazole, Fluoroquinolone,
golongan β laktam Seperti Penicillin dan Cephalosporin. Saat ini resistensi antibiotik menjadi
masalah terdepan dalam pengobatan modern, perubahan pola resistensi bakteri penyebab infeksi
saluran kemih terjadi lebih cepat dibandingkan infeksi lainnya.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dan dilaporkan penggunaan antibiotik terhadap
infeksi saluran kemih sudah banyak yang tidak efektif lagi disebabkan karena adanya resistensi
bakteri, hal ini akan mempersulit pemberian farmakoterapi dan dapat menyebabkan bakteri menjadi
multi resisten terhadap antibiotik golongan lainnya.

Rumusan Masalah
Pengobatan infeksi saluran kemih pada pasien tersebut masih dapat dilakukan rawat jalan namun
bisa juga dirawat inap jika memang ada komplikasi yang lain atau infeksi saluran kemih yang
dialami lebih berat. Salah satu pengobatan untuk infeksi saluran kemih adalah menggunakan
antibiotik. Pemilihan jenis antibiotik dan berapa lama pemberiannya tergantung pada dua hal: jenis
bakteri yang menyebabkan infeksi dan seberapa berat infeksinya antibiotik dibutuhkan untuk
membunuh bakteri penyebab infeksi yang terjadi.

Oleh karena itu dengan dasar tersebut dan Berdasarkan latar belakang permasalahan, rumusan
masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah :

Bagaimana efek samping yang ditimbulkan jika meminum antibiotik untuk infeksi saluran kemih
secara berkala?

Bagaimana dosis yang ditentukan untuk meminum antibiotik infeksi saluran kemih?

Bagaimana cara meminimalisir penyakit infeksi saluran kemih pada Wanita yang tiap tahunnya
bertambah banyak?

Anda mungkin juga menyukai