DI SUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu jenis infeksi nosokomial
yang angka kejadiannya paling tinggi di Indonesia yaitu sekitar 39%-60%.
Pengobatan infeksi saluran kemih sebagian besar menggunakan antibiotik.
Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan terkait
banyaknya kejadian infeksi bakteri. Di negara berkembang 30 – 80%
penderita yang dirawat di rumah sakit mendapat terapi antibiotik. 20 – 65%
penggunaannya dianggap tidak tepat. Penggunaan yang tidak tepat dapat
menimbulkan masalah resistensi dan efek obat yang tidak dikehendaki
(Lestari, et al, 2011). Tata laksana terapi ISK selain antibiotik, juga
memungkinkan penggunaan obat dari golongan lain untuk meringankan gejala
lain yang dapat dirasakan pasien ISK, yaitu mual, muntah, demam, disuria,
dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan disertai nyeri
suprapubik dan daerah pelvis (Israr, 2009). Interaksi obat merupakan
perubahan efek obat utama oleh pemberian obat lain sebelumnya atau secara
bersamaan. Penggunaan antibiotik seringkali disertai dengan obat lain untuk
mengatasi gejala lain atau komplikasi dari penyakit ini sehingga dapat
menimbulkan interaksi antar obat. Selain itu, interaksi obat juga memiliki
dampak yang berbeda-beda bila ditinjau dari tingkat keparahan interaksi
sehingga perlu dimonitoring (Indira et al, 2015). Farmasis memiliki peran
penting dalam mengidentifikasi serta memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan penggunaan obat atau Drug Related Problems (DRP) baik
yang bersifat potensial maupun aktual. Drug Related Problem (DRP) atau
masalah terkait obat adalah bagian dari asuhan kefarmasian (parmaceutical
care) yang menggambarkan suatu keadaan, imana profesional kesehatan
(apoteker) menilai adanya ketidaksesuaian pengobatan dalam mencapai terapi
yang sesungguhnya (Musdalipah & Nurhikma, 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Infeksi Saluran Kemih ?
2. Apakah infeksi-infeksi dari saluran kemih ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan ISK.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan ISK
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan ISK
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien denan ISK
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien denan ISK
e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan ISK
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
kasus
D. Manfaat
Makalah ini berharap dapat menambahkan pengetahuan tentang infeksi
saluran kemih serta dapat memperdalam ilmu pengatahuan dalm bidang
kesehatan.
BAB
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan yang disebabkan
karena adanya invasi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih
disebabkan oleh bakteri Escherechia coli, Klebsiella pneumonia dan
Pseudomonas aeruginosa. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik pria
maupun wanita dari semua umur baik anak, remaja, dewasa maupun umur
lanjut. Wanita lebih sering terinfeksi dari pria dengan angka populasi umum
kurang lebih 5-15%.
Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian diseluruh dunia pada tahun
2011, sepertiganya disebabkan oleh penyakit infeksi (WHO, 2011). Infeksi
saluran kemih (ISK) merupakan infeksi dengan keterlibatan bakteri tersering
dikomunitas dan hampir 10% orang pernah terkena ISK selama hidupnya.
Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis
menderita infeksi saluran kemih. Prevalensinya sangat bervariasi berdasar
pada umur dan jenis kelamin, dimana infeksi ini lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan dengan pria yang oleh karena perbedaan anatomis antara
keduanya. Infeksi saluran kemih menempati posisi kedua tersering (23,9%) di
negara berkembang setelah infeksi luka operasi (29,1%) sebagai infeksi yang
paling sering didapatkan oleh pasien di fasilitas kesehatan. ISK merupakan
penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup signifikan.
B. Gejala
D.
DAFTAR PUSTAKA
journal.uin-alauddin.ac.id
http://eprints.ums.ac.id/44652/5/BAB%201.pdf