Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 3 Nomor 4, November 2021


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

INFEKSI SALURAN KEMIH KARENA KATETER: MANAJEMEN DAN


PENCEGAHAN
Nisrina Ayu Dhiya Maitsa
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. DR. Ir. Sumatri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng,
Kec. Rajabasa, Kota BandarLampung, Lampung, Indonesia
nisrina.ayu1058@students.unila.ac.id (+62895327695518)

ABSTRAK
Infeksi saluran kemih karena kateter meningkat seiring dengan bertambahnya penggunaan kateter
baik saat perawatan dalam rumah maupun perawatan di dalam rumah sakit atau rawat inap.
Infeksi saluran kemih karena kateter dapat dihindari jika penggunaannya sesuai dengan indikasi.
Pentingnya ilmu tentang bagaimana penggunaan kateter urin yang tepat sesuai dengan indikasi
pada tenaga kesehatan berdampak untuk mengurangi durasi rawat inap pada pasien sehingga
beban finansial pelayanan kesehatan primer pun akan menurun. Artikel ini bertujuan untuk
mengetahui manajemen dan pencegahan infeksi saluran kemih karena kateter sehingga insidensi
kejadian penyakit ini dapat menurun. Metode yang digunakan adalah literature review dari 30
artikel yang ditemukan melalui database NCBI, PubMed, Google Scholar, CDC, IAUI hanya
terpilih 14 artikel dari tahun 2010 hingga 2019. Dari hasil analisis beberapa penelitian yang
telah dilakukan, diketahui pencegahan saat proses memilah indikasi penggunaan yang tepat,
pemasangan hingga pelepasan kateter yang tepat sesuai guideline dapat menurunkan tingkat
insidensi kejadian infeksi saluran kemih karena kateter.

Kata kunci: infeksi saluran kemih; infeksi saluran kemih karena kateter; pencegahan

CATHETER-ASSOCIATED URINARY TRACT: MANAGEMENT AND


PREVENTION

ABSTRACT
Catheter-Associated urinary tract increase with increasing use of catheters both during home
care and hospitalization. Catheter-Associated urinary tract can be avoided if they are used
according to indications. The importance of knowledge about how to use the right urinary
catheter according to indications for health workers has an impact on reducing the duration of
hospitalization for patients so that the financial burden of primary health services will also
decrease. This article goals to determine the management and prevention of urinary tract
infections due to catheters so that the incidence of hospitalization can decrease. The method used
is a literature review of 30 articles found through the NCBI, PubMed, Google Scholar, CDC,
IAUI databases, only 14 articles were selected from 2010 to 2019. From the analysis of several
studies that have been conducted, it is known that prevention during the process of sorting out
indications for use is Proper catheter insertion and removal according to guidelines can reduce
the incidence of urinary tract infections due to catheters.

Keywords: catheher-associated urinary tract infection; preventi; urinary tract infection

PENDAHULUAN pria maupun wanita dari berbagai usia


Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan dengan banyak tampilan klinis yang
salah satu penyakit infeksi paling sering berbeda tergantung penyebab dan letak
di dunia yang dapat menyerang baik infeksi berasal. Walaupun sudah banyak

791
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 791 - 798, November 2021
Global Health Science Group

ditangani, infeksi saluran kemih masih et al., 2015). Di US sendiri ISK-


banyak terjadi pada hampir 11 juta complicated yang sebabkan oleh
orang di Amerika Serikat dan hampir pemasangan kateter terhitung 1 juta
150 juta di seluruh dunia setiap kasus pertahunnya dan CAUTI
tahunnya dan menempatkan ISK dikaitkan dengan peningkatan
diantara infeksi mikrobial yang paling morbiditas dan morbilitas, serta
umum terjadi (A. Flores-Mireles et al., pemasangan kateter urin yang menetap
2019). Infeksi saluran kemih adalah (Indwelling urinary catheterization)
salah satu penyakit infeksi yang paling merupakan faktor risiko paling umum
dominan memiliki beban finansial dalam ISK-complicated dan
penting ditengah masyarakat terutama menyumbang 40% dari semua infeksi
fasilitas layanan kesehatan. Pada studi nasokomial di seluruh dunia dan sering
penelitian Global Prevalence Infection menyebabkan infeksi aliran darah
in Urology (GPIU) menunjukan hasil sekunder. Meskipun pengendalian
bahwa 10-12% pasien yang dimasukkan risiko dari kateterisasi urin yang
ke rumah sakit rawat inap dan layanan menetap (Indwelling urinary
kesehatan lainnya dalam bangsal catheterization) sudah di kurangi dari
urologi mengalami Healthcare segi penggunaan dan durasi pemakaian,
Associated Infection (HAI). Termasuk sebagian besar pasien rawat inap masih
didalamnya merupakan infeksi saluran menggunakan kateter urin selama
kemih karena pemasangan kateter mereka menetap disana dan
(CAUTI) (Ikatan Ahli Urologi memberikan risiko besar CAUTI
Indonesia, 2015). dengan penggunaan 30 juta kateter
foley (A. Flores-Mireles et al., 2019).
Secara klinis, ISK dikategorikan
sebagai ISK-complicated dan ISK- Pada perempuan insidensi mengalami
noncomplicated. ISK-noncomplicated ISK lebih tinggi risikonya dibandingkan
terjadi pada individu yang sehat dan laki-laki. Hal itu dipengaruhi juga letak
tidak memiliki kelainan struktural atau anatomis uretra perempuan yang
neurologis pada saluran kemih. ISK- memiliki jarak cukup dekat dengan anus
noncomplicated dibedakan menjadi ISK dan panjang uretra perempuan juga
bagian bawah (sistitis) dan ISK bagian lebih pendek daripada laki-laki. Rasio
atas (pielonefritis). Terdapat beberapa insidensi terjadinya ISK pada
faktor risiko yang berhubungan dengan perempuan dan laki-laki adalah 8:1.
sistitis, yaitu lebih sering terjadi pada Setidaknya seorang perempuan di
wanita, riwayat ISK sebelumnya, sepanjang hidupnya 50% pernah
aktivitas seksual, infeksi vagina, mengalami ISK dan 25% mengalami
diabetes, obesitas, dan genetik. ISK- ISK rekuren. Pada CAUTI
complicated didefinisikan sebagai ISK perbandingan gender sendiri tidak
yang berhubungan dengan faktor-faktor terlalu signifikan, studi epidemiologi
yang mengganggu saluran kemih atau mendapatkan 30%-43% dari pasien
imunitas hostnya, termasuk didalamnya CAUTI adalah laki-laki sedangkan rasio
obstruksi saluran kemih, retensi urin perempuan dan laki-laki 2:1 (Kakaria et
yang disebabkan oleh penyakit al., 2018). Patogen penyebab ISK
neurologis, imunosupresi, gagal ginjal, mayoritas disebabkan oleh bakteri
transplantasi ginjal, kehamilan dan Escherichia coli, dengan hampir 75%-
adanya benda asing pada saluran kemih 85% pada ISK-noncomplicated dan
seperti batu atau kateter (Flores-Mireles diikuti oleh lainnya seperti Klebsiella

792
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 791 - 798, November 2021
Global Health Science Group

pneumoniae (~6%), Staphylococcus antimikroba. Mikroorganisme tumbuh


saprophyticus (~6%), sedangkan pada lebih lambat dalam biofilm,
CAUTI oleh National Healthcare Safety menurunkan efektivitas banyak
Network (NHSN) didapatkan bahwa antimikroba. Namun demikian,
E.coli terhitung hanya 23,9%, diikuti meskipun pertumbuhannya lambat,
Candida.sp (17.8%), Enterococcus.sp mikroorganisme di biofilm dapat
(13.8%), P. aeruginosa (10.3%), menaiki kateter ke kandung kemih
Klebsiella.sp (10.1%), Proteus.sp (4%), dalam 1 sampai 3 hari. Biasanya,
Enterobacter.sp (3.7%), coagulase- biofilm terdiri dari 1 jenis
negative staphylococci (2.4%), S. mikroorganisme, meskipun biofilm
aureus (1.6%), dan bahkan polimikroba memungkinkan (Shuman
Bacteroides.sp (<0.1%) (Weiner- & Chenoweth, 2018).
Lastinger et al., 2020). .
Menurut guideline penatalaksanaan
Sebagian besar mikroorganisme infeksi saluran kemih oleh IAUI tahun
penyebab CAUTI berasal dari 2015, diagnosis infeksi saluran kemih
organisme endogen yang berkolonisasi karena pemasangan kateter dapat
pada saluran pencernaan dan perineum ditegakkan berdasarkan (1) Penggunaan
pasien dan naik memasuki kandung kateter yang lebih dari 2 hari; (2)
kemih melewati uretra dari perineum. Terdapat salah satu gejala diantara ini,
Dua pertiga dari organisme ini yaitu gejala sistemik (demam >38°C,
bermigrasi dalam biofilm pada malaise, letargi tanpa ditemukan
permukaan luar kateter, sedangkan penyebab pasti yang sudah diketahui),
sepertiga dari infeksi diperoleh dari nyeri tekan suprapubik, nyeri sudut
kontaminasi intraluminal dari sistem kostovertebra, hematuria, terdapat
pengumpulan dari sumber eksogen. urgensi, frekuensi, dan disuria apabila
Meskipun sebagian besar CAUTI kateter sudah dilepas; (3) Kemudian
disebabkan oleh mikroorganisme dari didapatkan bakteriuria >105 CFU pada
saluran pencernaan pasien sendiri, hasil kultur urin (Ikatan Ahli Urologi
sekitar 15% dari episode bakteriuria Indonesia, 2015). Setelah diagnosis
terkait perawatan kesehatan terjadi dari CAUTI ditegakkan kateter seharusnya
transmisi intra-rumah sakit dari satu dikeluarkan (jika memungkinkan) atau
pasien ke pasien lain. Sebagian besar diganti dengan kateter baru sebelum
telah dikaitkan dengan kebersihan memulai terapi antimikroba. Terapi
tangan yang kurang baik oleh petugas antibiotik empiris bisa menggunakan
kesehatan. Manusia memiliki broad spectrum dengan optimalisasi
mekanisme pertahanan bawaan, seperti berdasarkan kultur dan hasilnya. Pada
panjang uretra dan aliran urin, yang pasien dengan CAUTI yang parah terapi
mencegah sebagian besar patogen yang direkomendasikan adalah
masuk ke dalam kandung kemih, tetapi antibiotik sistemik. Manajemen terapi
kateter urin mengganggu pertahanan yang tidak dianjurkan untuk CAUTI
alami ini. Biofilm, terbuat dari berhubungan dengan perkembangan
kumpulan mikroorganisme dan matriks dari bakteremia yang mana
ekstraseluler, mengendap di semua dikhawatirkan akan menimbulkan
permukaan kateter urin dan multidrug-resistant pada uropatogen.
memungkinkan perlekatan bakteri. Oleh karena itu, manajemen dari
Biofilm juga menyediakan lingkungan CAUTI penting untuk mengurangi
yang protektif dari sel-sel imun dan outcomes yang buruk dan mortalitas

793
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 791 - 798, November 2021
Global Health Science Group

(Tenke et al., 2014). Pengetahuan para pemasangan kateter, risiko harian


tenaga kesehatan tentang pemakaian terkena ISK berkisar antara 3%-7%.
dan pelepasan kateter urin yang tepat Ketika kateter tetap di tempatnya hingga
indikasi sangat berperan langsung dalam seminggu, risiko bakteriuria meningkat
mencegah terjadinya CAUTI pada menjadi 25%; dalam satu bulan, risiko
pasien rawat inap sehingga mereka tidak ini hampir 100%. Di antara
perlu untuk menambah lama perawatan berkembangnya bakteriuria, 10% akan
di rumah sakit. Oleh karena itu artikel berlanjut ke gejala ISK (demam, disuria,
ini bertujuan untuk menambah urgensi, frekuensi, nyeri suprapubik)
pengetahuan dan ilmu tentang dan hingga 3% akan mengembangkan
pemakaian dan pelepasan kateter urin bakteremia lebih lanjut. Pencegahan
yang tepat indikasi serta manajemen infeksi dengan perangkat invasif
yang sesuai jika hal tersebut sudah bergantung pada beberapa hal penting,
terjadi. yaitu menggunakan perangkat tersebut
hanya untuk indikasi yang tepat,
METODE memasang dan merawatnya dengan
Metode yang digunakan untuk benar, dan segera melepasnya tak
penulisan artikel ini adalah literature terkecuali pada katetr urin yang
review yang dilakukan dengan menetap. Meskipun penggunaannya di
menggunakan literature searching dan bangsal medis dan bedah umum yang
dipilih 14 artikel, baik jurnal nasional kurang intensif, kateter tetap
maupun jurnal internasional dari tahun menimbulkan risiko infeksi yang
2010 sampai tahun 2019. Penulis signifikan bagi pasien. Ada banyak
mendapatkan referensi dari database penelitian tentang metode untuk
PubMed, NCBI, CDC dan Google mencegah dan mengurangi ISK karena
Scholar dengan kata kunci Urinary kateter, beberapa di antaranya sudah ada
Tract Infection, Catheter-associated sejak beberapa dekade lalu. Seiring
Tract Infection, Prevention of CAUTI. waktu, beberapa rekomendasi telah
Selanjutnya, artikel yang didapatkan berubah misalnya, irigasi rutin kateter
akan dianalisis dengan metode pernah menjadi strategi yang
systematic literature review meliputi direkomendasikan, sedangkan sekarang
kegiatan pengumpulan, evaluasi, dan ini dianggap sebagai praktik yang harus
pengembangan penelitian dengan fokus dihindari. Oleh karena itu, penting bagi
tertentu. organisasi untuk memastikan bahwa
kebijakan, praktik, dan materi
HASIL pendidikan mereka konsisten dengan
Di US ada hampir 5 juta pemasangan evidence-based yang terbaru (IHI,
kateter urin. Antara 12% dan 25% 2011). Menurut suatu studi quasi-
pasien rawat inap mendapatkan experimental yang dilakukan oleh
kateterisasi urin selama mereka masih di Menegueti dkk, edukasi dan evaluasi
rumah sakit yang mana kemungkinan harian dari indikasi pemakaian kateter
separuh dari mereka sebenarnya tidak urin yang menetap yang dilakukan oleh
ditepat untuk menggunakan kateter urin Health Care Workers (HCWs) sangat
terutama kateter urin yang menetap efektif dalam mengurangi penggunaan
(Indwelling urinary catheterization). kateter dan berbanding lurus dengan
Diketahui bahwa durasi kateterisasi insidensi kejadian CAUTI (Menegueti et
secara langsung berhubungan dengan al., 2019).
risiko berkembangnya ISK. Dengan

794
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 791 - 798, November 2021
Global Health Science Group

PEMBAHASAN mendapatkan urin untuk kultur atau tes


Pencegahan CAUTI hampir lebih dari diagnostik lainnya saat pasien dapat
80% dilakukan oleh tenaga kesehatan berkemih secara sukarela; (c) Untuk
dan home nursing dikarenakan durasi pascaoperasi yang
pemasangan dan perawatan saat berkepanjangan tanpa indikasi yang
menggunakan kateter urin yang tepat (misalnya, perbaikan struktural
menetap butuh pemantauan dan uretra atau struktur yang berdekatan,
tindakan yang cukup invasif. Oleh efek anestesi epidural yang
karena itu, berikut merupakan berkepanjangan, dll.). Sebaik mungkin
pencegahan yang dapat dilakukan oleh kurangi penggunaan indwelling catheter
tenaga kesehatan untuh mengurangi yang tidak tepat indikasi dan juga
insidensi terjadinya CAUTI yang mana segera lepaskan secepat mungkin
berdampak langsung dalam beban setelah prosedur indikasi dilakukan
finansial di tengah masyarakat terutama pemasangan kateter selesai dilakukan
rumah sakit primer. Menurut Guideline (Gould et al., 2010).
untuk pencegahan CAUTI oleh CDC
yang terupdate tahun 2019 ada beberapa Alternatif lain yang dapat digunakan
cara yang dapat dilakukan, yaitu : sebagai pengganti indwelling catheter,
Penggunaan kateter urin yang tepat, misalnya penggunaan kateter kondom
indikasi yang tepat untuk penggunaan eksternal untuk pasien tanpa retensi urin
kateter urin menetap, sebagai berikut: atau obtruksi saluran kemih
(a) pasien dengan retensi urin akut atau menunjukkan risiko lebih rendah pada
mengalami obtruksi kandung kemih; (b) bakteriuria dan lebih nyaman digunakan
dibutuhkan untuk pengukuran hasil pada pasien, selanjutnya penggunaan
output urin yang akurat pada pasien kateterisasi intermittent beberapa kali
dengan kondisi kritis; (c) digunakan per hari menurunkan terjadinya risiko
untuk preoperasi untuk prosedur bedah, infeksi dan juga memungkinkan pasien
seperti pasien pada bedah urologi atau untuk mobilitas lebih besar dan juga
bedah lainnya yang berhubungan kateter tidak terlalu lama terpasang
dengan saluran genitourinari, sebagai (Institute for Healthcare Improvement
antisipasi durasi bedah yang prolong, et al., 2011).
antisipasi untuk pasien yang akan Pemasangan kateter urin dengan
menerima infus dalam volume besar teknik aseptik, beberapa pasien
atau diuretik selama proses biasanya memerlukan pemasangan
pembedahan, dibutuhkan untuk kateter urin yang menetap saat mereka
memantau preoperasi output urin; (d) rawat inap di rumah sakit sehingga
untuk membantu proses penyembuhan kemungkinan besar pemasangan kateter
dalam luka terbuka sacral atau perineum dilakukan dengan teknik aseptik
pada pasien inkontinensi; (e) pasien merupakan hal yang sangat penting. (a)
yang mengharuskan untuk prolong lakukan hand hygiene yang tepat
imobilisasi (co: trauma thorax atau sebelum dan setelah menginsersi kateter
lumbal spine, multiple trauma seperti (WHO,CDC); (b) memasukkan kateter
fraktur pelvik). Berikut contoh tidak dengan menggunakan teknik aseptik
tepat untuk penggunaan kateter urin dan peralatan steril, terutama saat
yang menetap (indwelling catheter) (a) menggunakan handscoon, drape, spons,
sebagai pengganti asuhan keperawatan gunakan larutan steril atau antiseptik
pasien atau residen dengan untuk membersihkan meatus uretra dan
inkontinensia; (b) sebagai sarana untuk gunakan jelly lubrikan steril sebelum

795
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 791 - 798, November 2021
Global Health Science Group

melakukan insersi; (c) gunakan kateter rumah sakit dan pelayanan kesehatan
yang berukuran kecil yang sesuai untuk lainnya yang terdapat rawat inap.
meminimalisir trauma pada meatus Strategi ini dapat dimasukkan dalam
uretra; (d) penggunaan ceklist yang daily review yang mana efektif denga
berisi indikasi penggunaan kateter serta menunjukkan hasil jika durasi
teknik dalam insersi kateter sangat penggunaan kateter rendah 37% maka
membantu proses sebelum pemasangan CAUTI akan menurun sekitar 52%
kateter dilakukan. Perawatan kateter (Institute for Healthcare Improvement
berdasarkan rekomendasi guideline, et al., 2011).
konsistensi adalah kunci dari perawatan
indwelling catheter. Perawatan pada Terapi profilaksis antibiotik,
kateter dapat diklasifikasikan profilaksis antibiotik menunjukkan
berdasarkan dua kategori, yaitu adanya perkembangan organisme yang
Perawatan Rutin (a) jaga sterilitas resisten. Pada guideline terbaru CDC
dengan secara berkala menutup sistem tentang manajemen CAUTI tidak
drainase; (b) pertahankan kateter dalam direkomendasikan penggunaan rutin
kondisi aman untuk menghindari profilaksis dengan sistemik antibiotik
pergerakan dan tarikan uretra; (b) untuk pencegahan CAUTI pada pasien
pertahankan urin bag berada dibawah yang menggunakan kateterisasi urin
kandung kemih setiap saat; (c) menjaga baik jangka panjang maupun pendek
aliran urin yang tidak obstruksi; (d) kecuali ada indikasi klinis (co: pasien
mengosongkan urin bag secara regular, dengan bakteriuria setelah pelepasan
hindari keran atau klep keluarnya urin kateter pasca operasi urologi).
tersentuh. Yang kedua yang itu Praktik Selanjutnya, tidak ada rekomendasi
yang harus dihindari (a) mengirigasi untuk penggunaan profilaksis
kateter, kecuali terdapat obtruksi pada antimikroba sesaat setelah pelepasan
kateternya; (b) memutuskan kateter dari kateter. Oleh karena itu, hal yang paling
tabung drainasenya; (c) mengganti baik dilakukan adalah mengurangi
kateter secara rutin (bila tidak ada penggunaan tidak penting kateterisasi
obstruksi atau infeksi); (d) jika tabung dan meminimalisir durasi penggunaan
pengumpulnya harus diganti gunakan kateter (Marschall et al., 2013)
teknik aseptik. Review kepentingan
penggunaan kateter dan lepaskan Kateter urin antimicrobial-coated,
secara tepat, durasi dari kateterisasi biofilm mikroba di permukaan dari
adalah hal penting dalam faktor risiko kateter urin adalah hal yang paling
berkembangnya sebuah infeksi. Jika umum menyebabkan bakteriuria.
penggunaan indwelling catheter adalah Pembentukan biofilm merupakan
sebuah keharusan maka strategi yang strategi mikroba untuk melindungi aksi
paling penting adalah melepaskan kerja dari antibiotik dan pertahanan
kateter secepat mungkin. Rendahnya imun host. Pada guideline CDC terbaru
dari pemantauan adalah salah satu merekomendasikan penggunaan kateter
alasan kenapa penggunaan kateter lebih silikon dibandingkan bahan material
lama dari yang seharusnya. Review lainnya, karena kateter silikon
regular dari kegunaan kateterisasi mengurangi risiko dari enkrustasi
adalah salah satu cara untuk kateter jangka panjang pada pasien yang
meningkatkan kepedulian terhadap sering mengalami obstruksi. Karena itu,
potensi insindensi CAUTI di dalam cara untuk mencegah pembentukan
suatu pelayanan kesehatan khususnya biofilm fokus kepada perkembangan

796
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 791 - 798, November 2021
Global Health Science Group

antimikroba, kateter urin silikon. Pada Spinal Cord Inj Rehabil, 25(3),
test in vitro, kateter baru efisien 228–240.
membunuh bakteri dan mencegah https://doi.org/10.1310/sci2503-
pembentukan biofilm (Singha et al., 228
2016). Namun, pada keadaan klinis
sudah dibuktikan bahwa hal itu tidak Flores-Mireles, A. L., Walker, J. N.,
berhasil untuk mengendalikan CAUTI Caparon, M., & Hultgren, S. J.
atau malah menghasilkan hasil yang (2015). Urinary tract infections:
beragam (Tenke et al., 2012). Sebagai epidemiology, mechanisms of
contoh pada randomized controlled trial infection and treatment options.
skala besar pada silver-alloy dan kateter https://doi.org/10.1038/nrmicro34
nitrofurazone-releasing tidak 32
menunjukkan hasil yang signifikan
Gould, C. V, Umscheid, C. A.,
untuk mengurangi gejala dari CAUTI
Agarwal, R. K., Kuntz, G., &
(Pickard et al., 2012).
Pegues, D. A. (2010). Guideline
for Prevention of Catheter-
SIMPULAN Associated Urinary Tract
Pencegahan dan pengendalian infeksi
Infections 2009 •. Control and
merupakan pencapaian terpenting yang
Hospital Epidemiology, 31(4),
dapat dilakukan kita saat ini. Meskipun
319–326.
kateter urin sering diperlukan dalam
https://doi.org/10.1086/651091
menangani pasien yang rumit, alat ini
membuat pasien rentan terhadap infeksi. Ikatan Ahli Urologi Indonesia. (2015).
CAUTI menimbulkan ancaman besar Guideline Penatalaksanaan
bagi kesehatan masyarakat, dan Infeksi Saluran Kemih dan
pengobatan serta pengendaliannya Genitalia Pria 2015 (2nd ed.).
menjadi tantangan karena munculnya Ikatan Ahli Urologi Indonesia.
uropatogen yang resisten terhadap
antibiotik. Pentingnya kita dalam Institute for Healthcare Improvement,
mengetahui apa-apa saja yang harus December, U., All, H. I.,
diperhatikan dalam melihat indikasi, Improvement, H., Guide, H.,
proses pemasangan dan perawatan Urinary, P. C., & Infections, T.
hingga pelepasan kateter menjadi tolak (2011). How-to Guide : Prevent
ukur bagaimana tingkat insidensi Catheter-Associated Urinary
CAUTI di masa mendatang. Para tenaga Tract Infections. December, 7.
kesehatan yang di seluruh layanan www.ihi.org
kesehatan seharusnya lebih sadar dan
lebih teliti lagi akan penggunaan kateter Kakaria, B. A., Ashish, K., & Tushar,
urin pada pasien baik jangka panjang R. (2018). Study of incidence and
maupun jangka pendek agar CAUTI risk factors of urinary tract
dapat dikurangi. infection in catheterised patients
admitted at tertiary care. Int J Res
DAFTAR PUSTAKA Med Sci, 6(5), 1730-1733.
Flores-Mireles, A., Hreha, T. N., & Marschall, J., Carpenter, C. R., Fowler,
Hunstad, D. A. (2019). S., Trautner, B. W., & Program,
Pathophysiology, Treatment, and C. P. E. (2013). Antibiotic
Prevention of Catheter-Associated prophylaxis for urinary tract
Urinary Tract Infection. Top infections after removal of urinary

797
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 3 No 4 Hal 791 - 798, November 2021
Global Health Science Group

catheter: meta-analysis. BMJ (2016). A Review of the Recent


(Clinical Research Ed.), 346, Advances in Antimicrobial
f3147. Coatings for Urinary Catheters.
https://doi.org/10.1136/bmj.f3147 Acta Biomaterialia, 50, 20–40.
https://doi.org/10.1016/j.actbio.20
Menegueti, M. G., Ciol, M. A., 16.11.070
Bellissimo-Rodrigues, F.,
Auxiliadora-Martins, M., Tenke, P., Kö Ves, L., & Johansen, T.
Gambero Gaspar, G., Rita, S., Da, E. B. (2014). An update on
M., Canini, S., Basile-Filho, A., & prevention and treatment of
Laus, A. M. (2019). Long-term catheter-associated urinary tract
prevention of catheter-associated infections. Current Opinion in
urinary tract infections among Infectious Diseases, 27(1), 102–
critically ill patients through the 107.
implementation of an educational https://doi.org/10.1097/QCO.0000
program and a daily checklist for 000000000031
maintenance of indwelling urinary
catheters A quasi-experimental Tenke, P., Köves, B., Nagy, K.,
study. Medicine, 98(8), e14417. Hultgren, S. J., Mendling, W.,
https://doi.org/10.1097/MD.00000 Wullt, B., Grabe, M., E
00000014417 Wagenlehner, F. M., Cek, M.,
Pickard, R., Botto, H., Naber, K.
Pickard, R., Lam, T., MacLennan, G., G., Bjerklund Johansen, T. E.,
Starr, K., Kilonzo, M., Tenke, P., Köves, B., Nagy, K.,
McPherson, G., Gillies, K., Hultgren, S. J., Mendling, W.,
McDonald, A., Walton, K., Wullt, B., … Bjerklund Johansen,
Buckley, B., Glazener, C., T. E. (2012). Update on biofilm
Boachie, C., Burr, J., Norrie, J., infections in the urinary tract.
Vale, L., Grant, A., & N’Dow, J. World J Urol, 30, 51–57.
(2012). Antimicrobial catheters https://doi.org/10.1007/s00345-
for reduction of symptomatic 011-0689-9
urinary tract infection in adults
requiring short-term Weiner-Lastinger, L. M., Abner, S.,
catheterisation in hospital: A Edwards, J. R., Kallen, A. J.,
multicentre randomised controlled Karlsson, M., Magill, S. S.,
trial. The Lancet, 380(9857), Pollock, D., See, I., Soe, M. M.,
1927–1935. Walters, M. S., & Dudeck, M. A.
https://doi.org/10.1016/S0140- (2020). Antimicrobial-resistant
6736(12)61380-4 pathogens associated with adult
healthcare-associated infections:
Shuman, E. K., & Chenoweth, C. E. Summary of data reported to the
(2018). Urinary Catheter- National Healthcare Safety
Associated Infections. Infectious Network, 2015–2017. Infection
Disease Clinics of North America, Control & Hospital
32(4), 885–897. Epidemiology, 41(1), 1–18.
https://doi.org/10.1016/j.idc.2018. https://doi.org/10.1017/ICE.2019.
07.002 296
Singha, P., Locklin, J., & Handa, H.

798

Anda mungkin juga menyukai