Disusun oleh
2365050182
Pembimbing
dr. Daniel R.P. Situmorang, M.Ked (P.D)., Sp.PD-KGH
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Sari Pustaka ini sebagai salah satu pemenuhan
tugas Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia. Sari Pustaka yang berjudul “Infeksi Saluran Kemih” ini
diharapkan dapat memiliki manfaat bagi penulis serta pembaca Sari Pustaka ini.
Penulis menyadari banyak pihak yang telah membimbing dan membantu dalam
menjalani Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Penyakit Dalam dan proses penulisan Sari
Pustaka ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. dr. Daniel R.P. Situmorang, M.Ked (P.D)., Sp.PD-KGH selaku pembimbing Sari
Pustaka, yang telah memberikan waktu, arahan, nasihat serta saran dalam
menyelesaikan Sari Pustaka ini.
2. Orang tua penulis untuk segala cinta kasih, dukungan moral dan material serta doa.
3. Teman – teman Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Penyakit Dalam FK UKI yang
telah saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam melaksanakan
program Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Penyakit Dalam FK UKI di RSU UKI
Jakarta.
Sari Pustaka ini masih jauh dari sempurna dan memiliki kekurangan, oleh karena
itu penulis berterima kasih atas saran kritik dan saran yang membangun untuk bekal
yang baik dalam penulisan berikutnya.
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat masuknya patogen pada
ginjal, ureter, kandung kemih, atau uretra. 1,2 Saluran kemih terbagi menjadi saluran kemih
atas dan saluran kemih bawah. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi paling sering
terjadi pada perempuan, dengan angka kejadian cenderung meningkat dengan bertambahnya
usia. Penelitian terhadap laki-laki di Norwegia berusia 21 - 50 tahun menunjukkan perkiraan
insiden 0,0006 - 0,0008 infeksi per orang-tahun, dibandingkan dengan sekitar 0,5-0,7 per
orang-tahun pada perempuan dengan usia yang sama di Amerika Serikat. Menurut Centers
for Disease Control and Prevention (CDC), ISK merupakan infeksi yang paling sering
membutuhkan perawatan medis, dengan angka kunjungan rawat jalan 8,6 juta pada tahun
2007, dan 23% di antaranya terjadi di unit gawat darurat. Lebih dari 10,8 juta pasien di
Amerika Serikat mengunjungi unit gawat darurat untuk pengobatan ISK antara tahun 2006 –
2009, dengan biaya perawatan berkisar $2 miliar per tahun. Sekitar 1,8 juta (16,7%) pasien
dari unit gawat darurat tersebut kemudian menjalani rawat inap, dan merupakan infeksi
terbanyak yang mendapatkan resep antimikroba. Berdasarkan laporan National Healthcare
Safety Network, ISK terkait kateter (catheter-associated UTI, CA-UTI) merupakan infeksi
terkait perawatan kesehatan yang paling sering. Pada beberapa kasus, ISK ini kurang
mendapatkan perhatian.5
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah kondisi yang melibatkan infeksi pada
organ sistem kemih, seperti kandung kemih, uretra, ginjal, atau ureter. Gejala ISK
dapat mencakup nyeri saat buang air kecil, frekuensi buang air kecil yang meningkat,
dan perasaan tidak nyaman di daerah panggul. Infeksi saluran kemih (ISK)
menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin dan merupakan penyakit yang
sering ditemui di praktik umum. ISK dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur.
Adanya bakteri dalam urin disebut bakteriuria. Bakteriuria dikatakan bermakna jika
pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 colony forming units (CFU)/ml
urin. Bakteriuria bermakna tanpa disertai gejala klinis ISK disebut bakteriuria
asimtomatik, sedangkan bakteriuria bermakna dengan disertai gejala klinis ISK
disebut bakteriuria simtomatik.1
Klasifikasi ISK dapat dibedakan berdasarkan letak anatomis dan gejala klinis
yang timbul.
a. Berdasarkan letak anatomis
ISK komplikasi
ISK berulang (rekuren) adalah infeksi yang terjadi kembali pada pasien
yang sebelumnya sudah dinyatakan sembuh dengan pengobatan antibiotik. ISK
rekuren terdiri dari dua kelompok yaitu re-infeksi dan relapsing infection.
Pada umumnya episode re-infeksi terjadi pada interval 6 minggu dengan
mikroorganisme yang berlainan, sedangkan pada relapsing infection setiap kali
infeksi disebabkan oleh mikroorganisme yang sama, disebabkan karena
sumber infeksi tidak mendapat terapi yang adekuat.
ISK asimptomatik
Ditemukannya bakteri dengan jumlah 105 CFU per ml pada pasien tanpa gejala
ISK
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ISK merupakan
infeksi yang paling sering membutuhkan perawatan medis, dengan angka kunjungan
rawat jalan 8,6 juta pada tahun 2007, dan 23% di antaranya terjadi di unit gawat
darurat. Lebih dari 10,8 juta pasien di Amerika Serikat mengunjungi unit gawat
darurat untuk pengobatan ISK antara tahun 2006 – 2009, dengan biaya perawatan
berkisar $2 miliar per tahun. Sekitar 1,8 juta (16,7%) pasien dari unit gawat darurat
tersebut kemudian menjalani rawat inap, dan merupakan infeksi terbanyak yang
mendapatkan resep antimikroba. Berdasarkan laporan National Healthcare Safety
Network, ISK terkait kateter (catheter-associated UTI, CA-UTI) merupakan infeksi
terkait perawatan kesehatan yang paling sering. Pada beberapa kasus, ISK ini kurang
mendapatkan perhatian.5 Beberapa faktor dapat mendukung terjadinya ISK seperti
umur, jenis kelamin, prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan terjadi perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal.
Patofisiologi ISK dibagi menjadi ISK bagian bawah dan bagian atas. ISK
bagian atas dapat terjadi akibat beberapa faktor predisposisi seperti
imunokompromise, diabetes, perempuan (uretra yang lebih pendek daripada pria),
stagnan urin (anatomi, obstruksi, neurogenic bladder, reflux urin, kehamilan, kateter
urin, stent, nephrostomy tube. Faktor predisposisi tersebut dapat menyebabkan
gangguan sistem imun tubuh, urin stagnan, akumulasi bakteri yang menyebabkan
terjadinya proliferasi bakteri dan terjadi pyelonefritis. Selain itu, ISK bagian bawah
dapat menyebabkan ISK bagian atas dengan cara asending. Infeksi langsung pada
parenkim juga dapat menyebabkan bakteri melekat pada parenkim ginjal dan
berproliferasi, baik melalui hematogen, inokulasi langsung maupun emboli infeksi
melalui endokarditis. Pyelonefritis dapat menyebabkan koloni bakteri mengiritasi
epitel sehingga timbul gejala disuria. Selain itu dapat menstimulasi refleks sehingga
timbul urgensi dan frekuensi. Patogen menggunakan enzim untuk mengubah nitrat
menjadi nitrit sehingga dapat kita temukan abnormalitas pada urinalisis. Respon
inflamasi yang timbul juga dapat menyebabkan nyeri pada pinggang, nyeri ketok
CVA (Costovertebra angle), selain itu pelepasan sitokin dapat menyebabkan
timbulnya demam, malaise, nausea dan vomitus.13
Pada ISK bagian bawah atau cystitis, faktor predisposisi sama dengan ISK
bagian atas, sehingga dapat menyebabkan gangguan sistem imun tubuh, urin stagnan,
dan terjadi akumulasi bakteri. Selain itu, bakteri dapat masuk melalui penggunaan
kateterm inokulasi saat bedah, penyebaran hematogen, atau trauma. Hal tersebut akan
menyebabkan bakteri masuk melalui gravitasi dan aliran urin yang berulang sehingga
menyebabkan cystitis. Selain itu dapat juga terjadi melalui bakteri feses masuk ke
dalam uretra, bakteri tersebut dapat melekat pada epitel dan menyebabkan cystitis.
Cystitis pada usia tua, gangguan status mental, dan gangguan elektrolit akibat
peningkatan sitokin dapat mengakibatkan delirium. Selain itu kolonisasi bakteri akan
mengiritasi epitel sehingga timbul disuria dan menstimulasi refleks urin sehingga
timbul urgensi dan frekuensi. Respon inflamasi yang menyebabkan sitokin terlepas
akan menyebabkan demam, malaise dan peningkatan kadar leukosit. Selain itu
terdapat nyeri tekan suprapubik.13
Gambar 2. Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih Bagian Bawah13
Cystitis
Memiliki gejala klinis seperti sakit suprapubik, polakisuria, nokturia, disuria,
dan stranguria.
Pielonefritis Akut
Gejala klinis dapat berupa demam 39.5-40.5ºC disertai menggigil dan sakit
pinggang. PNA sering didahului dengan terjadinya ISK bawah.
KESIMPULAN
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu infeksi yang paling sering
menyerang wanita. ISK terjadi pada wanita pada semua usia, dengan prevalensi
tertinggi pada wanita hamil dan pasien pascamenopause. ISK sering kali
menyertai infeksi vagina dan sering kali disebabkan oleh patogen yang berasal
dari bagian akhir saluran pencernaan. Durasi pengobatan antibiotik harus
diminimalkan, dengan dosis dan jadwal waktu yang tepat tergantung pada jenis
infeksi. Bakteriuria asimtomatik tidak selalu memerlukan pengobatan antibiotik,
karena penggunaan berlebihan dapat menyebabkan munculnya strain yang
resisten terhadap antibiotik. Ketika berhadapan dengan infeksi kronis dan
bakteriuria tanpa gejala, pengobatan alternatif untuk mengurangi risiko
kekambuhan harus selalu dipertimbangkan. Untuk infeksi saluran kemih
berulang, pencegahan non-antibiotik direkomendasikan sebagai pengobatan lini
pertama, berdasarkan intervensi perilaku dan modulasi sistem kekebalan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Enday S. Ilmu penyakit dalam UI: infeksi saluran kemih pasien dewasa. Jilid
ke-2. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. 564-8
2. Torpy JM. Urinary tract infection. JAMA 2012; 307(17) 1877
3. Foxman B. Epidemiology of urinary tract infections: incidence, morbidity,
and economic costs. Am J Med 2002; 113: 5–11.
4. Foxman B, Barlow R, D’Arcy H, Gillespie B, Sobel JD. Urinary tract
infection: self-reported incidence and associated costs. Ann Epidemiol 2000;
10: 509–15.