1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi
jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang
paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum
wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (Milagros.
2012).
Sakit sewaktu buang air kecil merupakan keluhan yang sesekali terjadi dalam hidup
kita.Sebagian besar tidak berbahaya karena hanya disebabkan menahan kencing atau minum air
terlalu sedikit, sehingga kencing berwarna pekat dan merangsang.Namun, bila sakit terjadi
karena infeksi oleh kuman, maka harus diobati karena dapat menimbulkan komplikasi seperti
pendarahan.Selain itu, infeksi juga dapat menjalar ke ginjal atau organ lainnya (Valentina L.
2008).
Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi
jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi nomor 2
yang paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum
wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Valentina L. 2008).
Infeksi kandung kemih terjadi ketika ada bakteri atau Mikroorganisme lainnya, melekat
pada pembukaan uretra dan berkembang biak. Uretra adalah saluran yang menghubungkan
kandung kemih ke saluran luar pembuangan air seni.Dan karena pria memiliki uretra lebih
panjang daripada wanita, bakteri dan mikroorganisme lainnya lebih sulit menjangkau kandung
kemih dan menyebabkan Infeksi Kandung Kemih (Valentina L. 2008).
Infeksi ini umumnya memang terjadi pada wanita.Namun bukan berarti pria tidak pernah
terjadi gejala penyakit ini.Hal ini dikarenakan, berdasarkan fakta infeksi saluran kemih terjadi
pada pria.Gejala awal Infeksi Saluran Kemih adalah urin yang dikeluarkan tampak lebih keruh
dan berbau, ingin selalu buang air kecil namun hanya sedikit urin yang keluar dan menyebabkan
rasa terbakar atau sakit pada saluran urin saat buang air kecil (Valentina L. 2008).
2
Gejala infeksi saluran kemih akut dan gejala infeksi saluran kemih kronis memiliki
persamaan pada proses timbul yang lambat dan radang yang ringan. Pada umumnya gejala
infeksi saluran kemih kronis akan terjadi dalam kurun waktu jangka panjang dan juga akan
terjadi penanahan berulang kali pada urine atau eritrosit. Pada pasien-pasien ini umumnya
memiliki catatan riwayat infeksi saluran kemih akut, batu ginjal serta pertumbuhan yang
abnormal atau faktor lainnya. Oleh karena itu,harus dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut
(Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit akut terbesar dari anak-anak
atau remaja dan kira-kira berpengaruh pada 6,5% perempuan dan 3,3% laki-laki pada satu tahun
pertama kehidupannya. Serta biasanya terjadi refluks vesika urinari yang mana memperlihatkan
30% sampai 40% dari anak - anak dengan infeksi saluran kemih yang dapat menjelaskan resiko
untuk infeksi berulang dan pembentukan jaringan parut pada ginjal (Depkes RI, 2014).
Prevalensi bakteriuria asimptomatik lebih sering ditemukan pada penderita infeksi
saluran kemih.Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5%
selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimptomatik meningkat mencapai 30%
baik laki-laki ataupun perempuan bila disertai faktor predisposisi seperti litiasis, obstruksi
saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papiler, Diabetes mellitus paska transplantasi
ginjal, nefropati analgesik, sickle cell desease, hubungan seksual, kateterisasi, dan lain (Depkes
RI, 2014).
Kondisi penyakit infeksi, salah satunya Infeksi Saluran Kemih, menyebabkan seseorang
bergantung kepada keluarganya.Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk merawat sesorang
dengan penyakit infeksi tidak lah sedikit sehingga menimbulkan masalah ekonomi pada
keluarga.Keluarga menjadi merasa bersalah, frustasi, cemas dan depresi terhadap penyakit yang
diderita oleh anggota keluarganya. Bagi anggota keluarga yang lain, waktu kebersamaan dengan
anggota keluarga akan berkurang sehingga mengakibatkan masalah defisit interaksi pada setiap
anggota keluarga (Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih di masyarakat makin meningkat seiring meningkatnya usia.
Berdasarkan survey dirumah sakit Amerika Serikat kematian yang timbul dari Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan lebih dari 13000 ( 2,3 % angka kematian). Pada usia muda kurang dari 40
tahun mempunyai prevalensi 3,2% sedangkan diatas 65 tahun angka infeksi saluran kemih
sebesar 20%. (Depkes RI, 2014).
3
Menurut WHO dalam Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang kedua
tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan
per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki.Indonesia
merupakan negara berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah Cina, India dan Amerika
Serikat.Sementara itu Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran Kemih diperkirakan
sebanyak 222 juta jiwa.(Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih di Indonesia dan prevalensinya masih cukup tinggi, Menurut
perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita ISK di Indonesia adalah
90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun
(Depkes RI, 2014).
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi ISK
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi ISK
3. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi ISK
4. Mahasiswa dapat mengetahui jalannya penyakit atau etiologi ISK
5. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi ISK
6. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada pasien ISK
7. Mahasiswa dapat mengetahui cara penatalaksanaan pada pasien ISK
4
8. Mahasiswa dapat mengetahui cara pendokumentasian pada pasien ISK
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengetian ISK
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih (Marlene. 2016).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih (Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua
umur.Akan tetapi secara jenis kelamin ternyata wanita lebih sering terinfeksi dari pada pria
dengan angka populasi umur, kurang lebih 5-15 %.
nfeksi saluran kemih pada bagian tertentu di saluran perkemihan yang disebabkan
oleh bakteri terutama Echerichia coli; risiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti
refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen
uretral baru, septikemia (Mary. 2014).
Infeksi traktus urianarius pada pria merupakan akibat menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga wanita.Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak
antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik
melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.Akibatnya, ISK pada pria jaraang terjadi.
Namun, ketika gangguan ini terjadi, kali ini menunjukan adanya abnormalitas fungsi dan
struktur dari traktus urianrius (Rudi. 2012)
5
adanya kateter yang memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri untuk masuk ke kandung
kemih.Beberapa peralatan saluran kencing, misal cystoscopy, juga memberikan suatu jalan
kecil bagi bakteri untuk masuk kandung kemih. Sebagian dari peralatan tidak disterilkan
sepenuhnya antara pasien satu dengan yang lainnya; peralatan diberi desinfektan dosis tinggi
karena serat optik dan lensa di dalam tidak akan tahan dengan temperatur tinggi yang
diperlukan untuk mensterilkan. Infeksi ini akan dipandang sebagai nosocomial. (Mary.
2014)
6
dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya
bendungan total urin yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan
intrarenal akibat jaringan parut, dll.
7
rectum dan anus; gejala sistemik (menggigil, demem, hipotensi). Saat prostatitis kronis maka
terdapat tabda gejala perkemihan dan non perkemihan: urine menetes, nyeri inguinal dan
perineal, rasa seperti terbakar uretral, dan tanda-tanda umum lainya (diaphoresis, keletihan
dan kaki dingin)
8
e. Nefrolitasi
Pemadatan garam mineral di sekitar materi organic yang dapat terjadi pada duktus
pengumpulan sistem perkemihan untuk di simpan di suatu bagian ginjal : pelvis gin jal atau
batu ginjal. Sebagian besar batu ginjal terbentuk di kalsium.
9
apakah akan mengorder penyaringan tambahan untuk kanker prostat. Tes ini juga
digunakan untuk memonitor perawatan dan untuk menguji kekambuhan kanker prostat.
2.7 Pentalaksanaan
Menurut Marlene. 2016
1. Pencegahan
10
a. Hindari dehidrasi : ajurkan asupan harian (recommended daily allowance,RDA)
cairan pada dewasa aktif sekitar 30 ml/kg/hari.
b. Hindari konstipasi (perbanyak asupan cairan,serat diet, dan olah raga rekreasional)
c. Tangani retensi urien, inkontinensia urien atau obstruksi pada saluran keluar
kandung kemih.
d. Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita pascamenopause penderita
pengosongan kandung kemih tanpa sempurna dan ISK kambuhan.
e. Ajari wanita mengenai higienis yang baik setelah ke toilet dan berkemih setelah
senggama.
f. Tangani infeksi sejak dini, terutama pada pasien dengan penurunan fungsi imun
atau dengan retensi urien, atau disfungsi berkemih.
g. Lepas kateter yang yang terpasang dan tangani pasien yang mengalami disfungsi
berkemih dengan program penatalaksanaan alternatif seperti pelatihan kandung
kemih, farmakoterapi untuk inkontinensia urien, kateterisasi intermiten dan/ atau
berkemih terjadwal.
2. Infeksi saluran kemih akut
a. Penatalaksanaan empiris cukup memadai untuk infeksi yang pertama pada wanita
muda yang tidak sehat ; mulai penatalaksanaan empiris sebelum diperoleh hasil
kultur dan sensitivitas untuk infeksi saluran kemih febris atau komplikata
b. Antipiretika dan rawat inap dengan cairan intravena diperlukan bila pielonefritis
disertai dengan mual dan muntah yang bermakna atau urosepsis.
c. Pilih antibiotika sesuai laporan kultur dan sensitivitas ( bila anda indikasi),
frekuensi pemberian , risiko vaginitis, biaya yang ditanggung pasien, dan
risiko peningkatan resistensi bakteri ( tabel 14-1).
d. Tekankan kepatuhan pada pemberian antibiotik ; tangani infeksi non komplikata
selama 3 hari, infeksi komplikasi selama 7 hari, dan ISK febris selama 14 hari.
e. Penanganan suplemen antibiotika dengan analgesik sistem Perkemihan (pyridium
tersedia sebagai obat yang dijual bebas) atau obat kombinasi, seperti Urised.
f. Mulai penanganan profilaksis menggunakan krem antijamur pada wanita dengan
riwayat vaginitis saat mendapatkan terapi antibiotika, kecuali bila diberikan
nitrofurantoin.
11
g. Dorong asupan cairan yang memadai; hindari iritan kandung kemi
I. Pengkajian Keperawatan
1. Data biologis meliputi :
Identitas Klien
Identitas Penanggung
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat Infeksi Saluran Kemih
Riwayat pernah menderita Batu Ginjal
Riwayat penyakit DM,Jantung
3. Pengkajian Fisik
Palpasi Kandung Kemih
Inspeksi daerah meatus :
a. kaji warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b. kaji pada costovertebralis
4. Riwayat Psikososial
Usia,Jenis Kelamin, Pekerjaan,Pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit
Mekanisme Koping dan sistem pendukung
5. Pengkajian Pengetahuan Klien dan keluarga
Pemahaman tentang penyebab / Perjalanan penyakit.
Pemahaman tentang pencegahan,perawatan dan terapi medis.
12
3. Perubahan pola eliminasi urine (disuria,dorongan,frekuensi,dan atau
noktuaria).berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun
struktur traktus urinarius lain
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit,metode pencegahan,dan instruksi perawatan dirumah.
13
6. Berikan keperawatan perineal,pertahankan agar tetap bersih dan kering
Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat
infeksi uretra
Dx. 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi
uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lain
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
nyeri hilang atau berkurang saat dan sesudah berkemih
KH :
1. Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih
2. Kandung Kemih tidak tegang
3. Pasien tampak tenang
4. Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
1. Kaji Intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri
Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran
Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot
3. Anjurkan minum banyak 2 - 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional : Untuk mmbantu klien dalam berkemih
4. Pantau perubahan warna urine, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran
setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
Rasional : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari
hasil yang diharapkan
5. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan
Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
6. Berikan perawatan perineal
Rasional : Untuk mencegah kontaminasi uretra
14
7. Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari
Rasional : Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasukikandung kemih
dan naik saluran perkemihan
8. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
Rasional : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri
9. Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi
Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri
15
6. Kaji keluhan pada kandung kemih
Rasional : Retensi urine dapat terjadi dan menyebabkan distensi jaringan
(kandung kemih/ginjal).
7. Bantu klien ke kamar kecil, memekai pispot/urinal
Rasional : Untuk memudahkan klien dalam berkemih
8. Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
Rasional : Supaya klien tidak sukar berkemih
9. Observasi perubahan tingkat kesadaran
Rasional : Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolitdapat
menjadi toksin pada susunan saraf pusat.
10. Kolaborasi :
• Awasi pemeriksaan laboratorium,elektrolit,bun,kreatinin
• Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine dan berikan obat-obatan
untuk meningkatkan asam urine
Rasional : Asam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan
sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan infeksi saluran kemih.
16
2. Berikan kesampatan Klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap
perawatan dan pengobatan
3. Beri Support pada klien
Rasional : Agar klien mempunyai semangat
4. Berikan dorongan spiritual
Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
5. Berikan penkes
Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya
6. Memberikan kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak diketahui
tentang penyakitnya.
Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya
7. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menbuat
pilihan berdasarkan informasi.
8. Berikan informasi tentang : sumber infeksi, tindakan untuk mencegah
penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan diagnostik: tujuan,
gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan,
perawatan sesudah pemeriksaan.
Rasional : Pengetahuan apa yng diharapkan dapat mengurangi ansietas dan
membantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.
9. Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum sebanyak
kurang lebih delapan gelas per hari
Rasional : Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit
mereda. Cairan menolong membilas ginjal.
10. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspesikan perasaan dan
masalah tentang rencana pengobatan.
Rasional : Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhuan
dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik
17
IV. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap ani untuk melaksanakan Intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan pasien.Agar Implementasi / pelaksanaan
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas
perawatan,memantau dan mencatat respon pasien terhadap setia Intervensi yang
dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.
(Doengoes E Marilyn.dkk.2000)
V. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah,mengacun pada
tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
• Nyeri yang menetap atau bertambah
• Perubahan warna urine
• Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing,
menetes setelah berkemih.
18
BAB III
3.1 Kesimpulan
Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih Infeksi saluran kencing
merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun. Infeksi
Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang
manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga
ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area lokal
terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit
area genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Ada dua jalur
utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.Dalam penyakit ISK ini terdapat beberapa
klasifikasi yaitu Infeksi Saluran Kemih Bawah dan Infeksi Saluran Kemih
Atas.Pemeriksaan diagnostik penyakit ISK ada beberapa macam pemeriksaan seperti, tes
kultur dan sensitivitas, cystoscopy, studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB),
prostate spesific antigen (PSA) test, pengumpulan urin 24 jam, urinalysis, urine flow studies,
voiding cystogram.
3.2 Saran
Untuk perawat atau teman sejawat agar dapat memprioritaskan masalah sesuai
kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, dan rencana tindakan dapat
dilakukan dengan baik. Untuk perawat agar dapat mendokumentasikan semua data pada
klien baik subjektif maupun obyektif dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi
dengan baik. Untuk menunjang pendokumentasian pihak rumah sakit harus menyediakan
lembaran renpra untuk perawat ruangan.
19
Dan saran untuk penderita penyakit ISK agar lebih menjaga kebersihan alat genital
supaya tidak terjadi atau menderita penyakit yang sama, dan juga seperti memperhatikan
kelembaban daerah kelamin ketika cebok atau membersihkan alat kelamin harus benar-benar
bersih dan dikeringkan dengan handuk.
Daftar Pustaka
20