Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

INFEKSI SALURAN KEMIH

DISUSUN OLEH: 1. AYU LUTHFIYAH


2. EKA NANCY LARASAT
3. FITRI PURNAMASARI
4. JELLIANA ANGGRAINI
5. LENNY ALFIANI
6. LILIS WULANDARI
7. PUSPA YUNITA
8. PUTRI AGESTI
9. PUTRI AYU AMALIA
10. RETNO DWI LESTARI
11. SIFFA NUR AULIANA
12. YUDHA PRATAMA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALEMBANG


DIV KEPERAWATAN
TAHUN 2018

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran kencing atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi
jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang
paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum
wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (Milagros.
2012).
Sakit sewaktu buang air kecil merupakan keluhan yang sesekali terjadi dalam hidup
kita.Sebagian besar tidak berbahaya karena hanya disebabkan menahan kencing atau minum air
terlalu sedikit, sehingga kencing berwarna pekat dan merangsang.Namun, bila sakit terjadi
karena infeksi oleh kuman, maka harus diobati karena dapat menimbulkan komplikasi seperti
pendarahan.Selain itu, infeksi juga dapat menjalar ke ginjal atau organ lainnya (Valentina L.
2008).
Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi
jutaan orang di setiap tahun.Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit infeksi nomor 2
yang paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum
wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih (ISK)
(Valentina L. 2008).
Infeksi kandung kemih terjadi ketika ada bakteri atau Mikroorganisme lainnya, melekat
pada pembukaan uretra dan berkembang biak. Uretra adalah saluran yang menghubungkan
kandung kemih ke saluran luar pembuangan air seni.Dan karena pria memiliki uretra lebih
panjang daripada wanita, bakteri dan mikroorganisme lainnya lebih sulit menjangkau kandung
kemih dan menyebabkan Infeksi Kandung Kemih (Valentina L. 2008).
Infeksi ini umumnya memang terjadi pada wanita.Namun bukan berarti pria tidak pernah
terjadi gejala penyakit ini.Hal ini dikarenakan, berdasarkan fakta infeksi saluran kemih terjadi
pada pria.Gejala awal Infeksi Saluran Kemih adalah urin yang dikeluarkan tampak lebih keruh
dan berbau, ingin selalu buang air kecil namun hanya sedikit urin yang keluar dan menyebabkan
rasa terbakar atau sakit pada saluran urin saat buang air kecil (Valentina L. 2008).

2
Gejala infeksi saluran kemih akut dan gejala infeksi saluran kemih kronis memiliki
persamaan pada proses timbul yang lambat dan radang yang ringan. Pada umumnya gejala
infeksi saluran kemih kronis akan terjadi dalam kurun waktu jangka panjang dan juga akan
terjadi penanahan berulang kali pada urine atau eritrosit. Pada pasien-pasien ini umumnya
memiliki catatan riwayat infeksi saluran kemih akut, batu ginjal serta pertumbuhan yang
abnormal atau faktor lainnya. Oleh karena itu,harus dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut
(Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih juga merupakan salah satu penyakit akut terbesar dari anak-anak
atau remaja dan kira-kira berpengaruh pada 6,5% perempuan dan 3,3% laki-laki pada satu tahun
pertama kehidupannya. Serta biasanya terjadi refluks vesika urinari yang mana memperlihatkan
30% sampai 40% dari anak - anak dengan infeksi saluran kemih yang dapat menjelaskan resiko
untuk infeksi berulang dan pembentukan jaringan parut pada ginjal (Depkes RI, 2014).
Prevalensi bakteriuria asimptomatik lebih sering ditemukan pada penderita infeksi
saluran kemih.Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1% meningkat menjadi 5%
selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimptomatik meningkat mencapai 30%
baik laki-laki ataupun perempuan bila disertai faktor predisposisi seperti litiasis, obstruksi
saluran kemih, penyakit ginjal polikistik, nekrosis papiler, Diabetes mellitus paska transplantasi
ginjal, nefropati analgesik, sickle cell desease, hubungan seksual, kateterisasi, dan lain (Depkes
RI, 2014).
Kondisi penyakit infeksi, salah satunya Infeksi Saluran Kemih, menyebabkan seseorang
bergantung kepada keluarganya.Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk merawat sesorang
dengan penyakit infeksi tidak lah sedikit sehingga menimbulkan masalah ekonomi pada
keluarga.Keluarga menjadi merasa bersalah, frustasi, cemas dan depresi terhadap penyakit yang
diderita oleh anggota keluarganya. Bagi anggota keluarga yang lain, waktu kebersamaan dengan
anggota keluarga akan berkurang sehingga mengakibatkan masalah defisit interaksi pada setiap
anggota keluarga (Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih di masyarakat makin meningkat seiring meningkatnya usia.
Berdasarkan survey dirumah sakit Amerika Serikat kematian yang timbul dari Infeksi Saluran
Kemih diperkirakan lebih dari 13000 ( 2,3 % angka kematian). Pada usia muda kurang dari 40
tahun mempunyai prevalensi 3,2% sedangkan diatas 65 tahun angka infeksi saluran kemih
sebesar 20%. (Depkes RI, 2014).

3
Menurut WHO dalam Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang kedua
tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan
per tahun. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki.Indonesia
merupakan negara berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah Cina, India dan Amerika
Serikat.Sementara itu Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran Kemih diperkirakan
sebanyak 222 juta jiwa.(Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih di Indonesia dan prevalensinya masih cukup tinggi, Menurut
perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita ISK di Indonesia adalah
90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun
(Depkes RI, 2014).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi ISK?
2. Apa etiologi atau penyebab ISK?
3. Apa saja manifestasi klinis ISK?
4. Bagaimana jalannya penyakit atau patofisiologi ISK
5. Apa saja klasifikasi ISK?
6. Bagaimana cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada pasien ISK?
7. Bagaimana cara penatalaksanaan pada pasien ISK?
8. Bagaimana cara pendokumentasian pada pasien ISK?

1.3. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi ISK
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi ISK
3. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi ISK
4. Mahasiswa dapat mengetahui jalannya penyakit atau etiologi ISK
5. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi ISK
6. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan atau tes diagnostik pada pasien ISK
7. Mahasiswa dapat mengetahui cara penatalaksanaan pada pasien ISK

4
8. Mahasiswa dapat mengetahui cara pendokumentasian pada pasien ISK

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengetian ISK
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih (Marlene. 2016).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada
saluran kemih (Depkes RI, 2014).
Infeksi saluran kemih dapat mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua
umur.Akan tetapi secara jenis kelamin ternyata wanita lebih sering terinfeksi dari pada pria
dengan angka populasi umur, kurang lebih 5-15 %.
nfeksi saluran kemih pada bagian tertentu di saluran perkemihan yang disebabkan
oleh bakteri terutama Echerichia coli; risiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti
refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen
uretral baru, septikemia (Mary. 2014).
Infeksi traktus urianarius pada pria merupakan akibat menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga wanita.Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak
antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik
melindungi pria dari infeksi traktus urinarius.Akibatnya, ISK pada pria jaraang terjadi.
Namun, ketika gangguan ini terjadi, kali ini menunjukan adanya abnormalitas fungsi dan
struktur dari traktus urianrius (Rudi. 2012)

2.2 Penyebab ISK


Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area lokal
terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit
area genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Organisme dapat
juga masuk selama kontak seksual.
Dalam hal ini infeksi terjadi sebagai infeksi yang diperoleh dari komunitas yang
tidak kompleks.Pasien dengan kateter perkemihan bisa juga mengalami infeksi karena

5
adanya kateter yang memberikan suatu jalan kecil bagi bakteri untuk masuk ke kandung
kemih.Beberapa peralatan saluran kencing, misal cystoscopy, juga memberikan suatu jalan
kecil bagi bakteri untuk masuk kandung kemih. Sebagian dari peralatan tidak disterilkan
sepenuhnya antara pasien satu dengan yang lainnya; peralatan diberi desinfektan dosis tinggi
karena serat optik dan lensa di dalam tidak akan tahan dengan temperatur tinggi yang
diperlukan untuk mensterilkan. Infeksi ini akan dipandang sebagai nosocomial. (Mary.
2014)

2.3 Tanda Gejala ISK


Menurut Mary. 2014.
1. Frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih
2. Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih
3. Susah buang air kecil karena iritasi lapisan mukosal
4. Rasa sesak/ penuh di dalam area suprapublik
5. Pungung bawah sakit

2.4 Patofisiologi ISK


Menurut Rudi. 2012infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya
mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius.Mikroorganisme ini masuk melalui
kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen.Ada dua jalur utama
terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.
1. Secara asending:
a. masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain faktor anatomi
dimana wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-laki sehingga insiden
jmterjadinya isk lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi fekal,
pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sitoskopik, pemakaian
kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
b. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
2. Secara hematogen:
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah
penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang memengaruhi struktur

6
dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya
bendungan total urin yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan
intrarenal akibat jaringan parut, dll.

2.5 Klasifikasi ISK


1. Infeksi Saluran Kemih Bawah menurut Valentina L. 2008
a. Sistisis
Infeksi kadung kemihyang juga di kenal degan infeksi saluran kemih bawah.Penyebabnya
adalah bacteria kolifrom (umumnya E.coli dan enterococus).Anak-anak dapat mengalami
sistisis virus yang di sebabkan oleh adenovirus, tetapi ini jarang terjadi pada orang dewasa.
Pada pria sistisis biasanya di sebabkan oleh invasi bakteri ke uretra yang menyebar keatas
dan ke prostat.
b. Uretritis
Infeksi uretra yang dapat terjadi pada pria maupun wanita. Penyababnya adalah Inveksi
virus, Infeksi bakteri, organisme yang menyebabkan penyakit/ infeksi menular seksual
(gonorea, Klamidia, dan lain-lain), keluarga besar basilus gram negative (enterobacteriaceace,
terutama E.coli) serta organisme gram positif yang terlibat dalam infeksi saluran kemih,
“hama pintar” telah mengembangkan cara untuk mengatasi pertahanan intrinsic saluran kemih
dengan cirri khasnya seperti pili/fimbriae adesin dan hemosilin untuk mendapatkan akses
mengolonisasi, selain itu kondisi tertentu meningkatkan perkembangan infeksi saluran kemih
bawah. Tada gejalanya gejala beragam berdasarkan sifat kondisi apakah akut atau kronik.
c. Sistisis/ Uretritis
Manifetasi klinis nyeri panggul dan tekan dengan lokalisasi suprapubis, disuria (sering
berkemih, urgensi berkemih dan rasa terbakar ketika berkemih), nuktoria yang tidak biasa
(terbangun di malam hari untuk berkemih), inkontinensia ringan, urine keruh dan bau tajam,
hematuria (darah dalam urine).
d. Prostatitis
Kelompok kondisi inflamasi dan non inflamasi yang menyerang prostat. Tanda gejala :
nyeri panggul dan peritoneum; nyeri pada testis, area selakangan , penis, dan skrotum yang
menyebar ke punggung bawah ; keengganan berkemih dengan aliran urine lemah saat
berkemih; disfungsi seksual dengan ejakulasi yang terasa nyeri dan nyeri pasca ejakulasi di

7
rectum dan anus; gejala sistemik (menggigil, demem, hipotensi). Saat prostatitis kronis maka
terdapat tabda gejala perkemihan dan non perkemihan: urine menetes, nyeri inguinal dan
perineal, rasa seperti terbakar uretral, dan tanda-tanda umum lainya (diaphoresis, keletihan
dan kaki dingin)

2. Infeksi Saluran Kemih Atas menurut Valentina L. 2008


a. Glumerulonefrmenitis
Inflamasi pada glumerulus, yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring
urine dan dapat terjadi diman asaja seperti glumerulus, tubulis danjaringan intertisial
sekitarnya.Penyebab paling sering adalah infeksi streptococus yang biasanya di mulai dengan
nyeri tenggorokan, berkembang menjadi nefritis dalam 7 hingga 12 hari.Glumerulonefritis di
sebebkan oleh infeksi streptokokus yang biasanya dapat di senbuhkan dengan terapi.Tanda
gejala glumerulonefritis .
b. Sindrom nefrotik
Kerusakan glomerulus memicu kehilangan protein yang parah memicu
hipoalbumia .Penyebabnnya adalah Diabetes adalah penyebab yang sering muncul
menimbulkan sindrom nefrotik.penyakit autonium seperti lupus eritomatus menyebabkan
tubuh menyerang diri sendiri. Medikasi seperti OAINS,aminoglikosida, antibiotok
anfereteritis b , kemoterapi litium, perawatan kontras IV. Beberapa penyekit yang merusak
membrane glomerulus.
c. Pielonefrotis
Dicirikan dengan bercak infeksi interstisial dengan inflamasi di tubulus san int ertisium
dengan pembentukan abses .Inflamsi merusak tubulus oleh sebab itu ginjal menjadi tidak
mampu memekatkan urine mengatur krseimbangan elektrolit dan mengeluarkan produk
sampah.Penebab yang palimg lazim adalah refluks vesikoreteral.yang menyeababkan bacteria
naik ke pelvis ginjal organism peyebab nya dalah E.coli dan strapilococus aureus.
d. Gagal ginjal
Sebagian besar nefron di ginjal sudah tidak berfungsi.Penyebabnya adalah cidera renal
akut dapat memicu gagal ginjal akut.

8
e. Nefrolitasi
Pemadatan garam mineral di sekitar materi organic yang dapat terjadi pada duktus
pengumpulan sistem perkemihan untuk di simpan di suatu bagian ginjal : pelvis gin jal atau
batu ginjal. Sebagian besar batu ginjal terbentuk di kalsium.

2.6 Pemeriksaan atau Tes Diagnostik X


Menurut Mary. 2014 mineral terlarut lain dapat mencetuskan terbentunya batu.
1. Tes kultur dan sensitivitas
Tes kultur melihat kemungkinan adanya bakteri didalam urin. Tes sensitivitas
menentukan antibiotik apa yang dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Laboratorium
membagi spesimen urin menjadi dua; satu bagian dikultur untuk menentukan bakteri
mana yang berkembang.Laporan persiapan harus tersedia dalam 24 jam.Bagian kedua
digunakan untuk menentukan pada antibiotik mana organisme tersebut peka.
2. Cystoscopy
Tes ini menguji dinding kandung kemih untuk melihat kemungkinan
pertumbuhan dan tumor. Ini juga digunakana sebagai alat untuk memindahkan tumor
kecil, batu dan benda asing dan untuk mendilatasi saluran kencing (uretra) dan saluran
ginjal(ureter). Suatu cystoscope dimasukan kedalam uretra ke kandung kemih, yang
membuat struktur benar-benar divisualisasikan; misalnya uretra, kandung kemih, ureter
dan prostat.
3. Studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB)
Studi KUB adalah sinar x abdominal yang digunakan untuk mendeteksi batu
ginjal, bisul abdominal, paralytic ileus atau obstruksi.
4. Prostate spesific antigen (PSA) test
Tes ini mengukur tingkat PSA didalam darah. Tingkat PSA akan naik pada psien
dengan BPH (Begign Prostatic Hypertropy) atau kanker prostat. Kenaikan tingkat PSA
tidak memberi dokter cukup informasi untuk membedakan antara kanker dan kondisi-
kondisi protat jinak;namun, dokter akan mempertimbangkan hasil tes ketika memutuskan

9
apakah akan mengorder penyaringan tambahan untuk kanker prostat. Tes ini juga
digunakan untuk memonitor perawatan dan untuk menguji kekambuhan kanker prostat.

5. Pengumpulan urin 24 jam


Ini adalah tes diagnostik yang melibatkan pengumpulan urin pasien selama 24
jam.Tes ini biasanya digunakan untuk mengukur volume dan berbagai faktor fungsi ginjal
dan juga untuk menentukan pengeluaran sehari-hari unsur tertentu seperti protein,
elektrolit dan lain-lain.
6. Urinalysis
Urinalysis (analisa urin) adalah pengujian urin secara fisik, kimia, dan
mikroskopis.Pengujian inimeliputi sejumlah tes untuk mengevaluasi spesimen urin
mengenai penampilan, warna, kejelasan, pH, berat jenis, dan kehadiran bakteri, darah
kepingan-kepingan, glukosa, keton leukosit, protein, RBC, dan WBC. Tes digunakan
untuk mengkonfirmasikan gejala ISP, untuk memeriksa diabetes karena kelebihan kadar
glukosa, dan untuk memonitor fungsi ginjal pada pasien gagsl ginjal.
7. Urine flow studies
Urine flow studies, juga dikenal sebagai uroflowmetry, mengukur kekuatan dan
volume per detik aliran urin dari kandung kemih ketika pasien buang air kecil ke dalam
mesin tes. Tes ini membantu mengidentifikasi sumbatan atau kelainan Saluran kencing
dan membantu mengevaluasi seberapa baik atau seberapa buruk pasien buang air kecil.
8. Voiding cystogram
Tes ini melibatkan pengambilan gambar sinar x kandung kemih dan uretra selama
perkemihan.Suatu material kontras radiopaque ditanamkan ke dalam kandung kemih via
kateter Foley ke dalam sluran tubuh. Setelah sinar x diambil, kateter dipindahkan. Pasien
buang air kecil sementara sinar x diperoleh. Tes ini dilakukan untuk mencari kelainan
sistem perkemihan, tumor kandung kemih, ureter, dan uretra, atau untuk mengeluarkan
( refluks) urin dari kandung kemih ke ureter.

2.7 Pentalaksanaan
Menurut Marlene. 2016
1. Pencegahan

10
a. Hindari dehidrasi : ajurkan asupan harian (recommended daily allowance,RDA)
cairan pada dewasa aktif sekitar 30 ml/kg/hari.
b. Hindari konstipasi (perbanyak asupan cairan,serat diet, dan olah raga rekreasional)
c. Tangani retensi urien, inkontinensia urien atau obstruksi pada saluran keluar
kandung kemih.
d. Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita pascamenopause penderita
pengosongan kandung kemih tanpa sempurna dan ISK kambuhan.
e. Ajari wanita mengenai higienis yang baik setelah ke toilet dan berkemih setelah
senggama.
f. Tangani infeksi sejak dini, terutama pada pasien dengan penurunan fungsi imun
atau dengan retensi urien, atau disfungsi berkemih.
g. Lepas kateter yang yang terpasang dan tangani pasien yang mengalami disfungsi
berkemih dengan program penatalaksanaan alternatif seperti pelatihan kandung
kemih, farmakoterapi untuk inkontinensia urien, kateterisasi intermiten dan/ atau
berkemih terjadwal.
2. Infeksi saluran kemih akut
a. Penatalaksanaan empiris cukup memadai untuk infeksi yang pertama pada wanita
muda yang tidak sehat ; mulai penatalaksanaan empiris sebelum diperoleh hasil
kultur dan sensitivitas untuk infeksi saluran kemih febris atau komplikata
b. Antipiretika dan rawat inap dengan cairan intravena diperlukan bila pielonefritis
disertai dengan mual dan muntah yang bermakna atau urosepsis.
c. Pilih antibiotika sesuai laporan kultur dan sensitivitas ( bila anda indikasi),
frekuensi pemberian , risiko vaginitis, biaya yang ditanggung pasien, dan
risiko peningkatan resistensi bakteri ( tabel 14-1).
d. Tekankan kepatuhan pada pemberian antibiotik ; tangani infeksi non komplikata
selama 3 hari, infeksi komplikasi selama 7 hari, dan ISK febris selama 14 hari.
e. Penanganan suplemen antibiotika dengan analgesik sistem Perkemihan (pyridium
tersedia sebagai obat yang dijual bebas) atau obat kombinasi, seperti Urised.
f. Mulai penanganan profilaksis menggunakan krem antijamur pada wanita dengan
riwayat vaginitis saat mendapatkan terapi antibiotika, kecuali bila diberikan
nitrofurantoin.

11
g. Dorong asupan cairan yang memadai; hindari iritan kandung kemi

2.8 ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian Keperawatan
1. Data biologis meliputi :
 Identitas Klien
 Identitas Penanggung
2. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Infeksi Saluran Kemih
 Riwayat pernah menderita Batu Ginjal
 Riwayat penyakit DM,Jantung
3. Pengkajian Fisik
 Palpasi Kandung Kemih
 Inspeksi daerah meatus :
a. kaji warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b. kaji pada costovertebralis
4. Riwayat Psikososial
 Usia,Jenis Kelamin, Pekerjaan,Pendidikan
 Persepsi terhadap kondisi penyakit
 Mekanisme Koping dan sistem pendukung
5. Pengkajian Pengetahuan Klien dan keluarga
 Pemahaman tentang penyebab / Perjalanan penyakit.
 Pemahaman tentang pencegahan,perawatan dan terapi medis.

II. Diagnosa Keperawatan


1. Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Inflamasi,Kandung
Kemih,dan struktur traktus urinarius lain

12
3. Perubahan pola eliminasi urine (disuria,dorongan,frekuensi,dan atau
noktuaria).berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun
struktur traktus urinarius lain
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit,metode pencegahan,dan instruksi perawatan dirumah.

III. Perencanaan Keperawatan


Dx. 1 : Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran
kemih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
Infeksi sembuh dan mencegah komplikasi.
KH :
1. Tanda-Tanda Vital dalam batas normal
2. Nilai Kultur Urine Negatif
3. Urine berwarna bening dan tidak berbau
Intevensi :
1. Kaji suhu tubuh pasien selama 4 jam dan lapor suhu diatas 38,5 0C
Rasional : Tanda – tanda vital menandakan adanya perubahan didalam tubuH
2. Catat karakteristik urine
Rasional : Untuk mengetahui /mengidentifikasi indikasi kemajuan atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
3. Anjurkan pasien untuk minum 2-3 liter jika ada kontra indikasi
Rasional : Untuk mencegah statis urine
4. Monitor Pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan
respon terapi
Rasional : Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan
penderita
5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap
kali kemih
Rasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih

13
6. Berikan keperawatan perineal,pertahankan agar tetap bersih dan kering
Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat
infeksi uretra

Dx. 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi
uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lain
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
nyeri hilang atau berkurang saat dan sesudah berkemih
KH :
1. Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih
2. Kandung Kemih tidak tegang
3. Pasien tampak tenang
4. Ekspresi wajah tenang

Intervensi :
1. Kaji Intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri
Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran
Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot
3. Anjurkan minum banyak 2 - 3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional : Untuk mmbantu klien dalam berkemih
4. Pantau perubahan warna urine, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran
setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
Rasional : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari
hasil yang diharapkan
5. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan
Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
6. Berikan perawatan perineal
Rasional : Untuk mencegah kontaminasi uretra

14
7. Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari
Rasional : Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasukikandung kemih
dan naik saluran perkemihan
8. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
Rasional : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri
9. Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi
Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri

Dx. 3 : Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada


kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat
mempertahankan pola eliminasi secara adekuat
KH :
1. Tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi,oliguri,disuria)
2. Klien dapat berkemih setiap 3 jam
3. Klien tidak kesulitan saat berkemih
Intervensi :
1. Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
Rasional : Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untk mengetahui
input/ output
2. Anjurkan untuk berkemih setiap 2 - 3 jam
Rasional : Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika
urinaria
3. Palpasi kandung kemih setiap 4 jam
Rasional : Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih
4. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine
Rasional : Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya
komplikasi
5. Dorong,meningkatkan pemasukan cairan
Rasional : Peningkatan hidrasi membilas bakteri

15
6. Kaji keluhan pada kandung kemih
Rasional : Retensi urine dapat terjadi dan menyebabkan distensi jaringan
(kandung kemih/ginjal).
7. Bantu klien ke kamar kecil, memekai pispot/urinal
Rasional : Untuk memudahkan klien dalam berkemih
8. Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
Rasional : Supaya klien tidak sukar berkemih
9. Observasi perubahan tingkat kesadaran
Rasional : Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolitdapat
menjadi toksin pada susunan saraf pusat.
10. Kolaborasi :
• Awasi pemeriksaan laboratorium,elektrolit,bun,kreatinin
• Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine dan berikan obat-obatan
untuk meningkatkan asam urine
Rasional : Asam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan
sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan infeksi saluran kemih.

Dx. 4 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan dirumah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan klien
bertambah
KH :
1. Kien tidak gelisah
2. Klien tenang
3. Klien dapat mengatakan tentang proses penyakit,metode pencegahan
dan instruksi perawatan di rumah
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan
Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien

16
2. Berikan kesampatan Klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap
perawatan dan pengobatan
3. Beri Support pada klien
Rasional : Agar klien mempunyai semangat
4. Berikan dorongan spiritual
Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
5. Berikan penkes
Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya
6. Memberikan kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak diketahui
tentang penyakitnya.
Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya
7. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menbuat
pilihan berdasarkan informasi.
8. Berikan informasi tentang : sumber infeksi, tindakan untuk mencegah
penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan diagnostik: tujuan,
gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan,
perawatan sesudah pemeriksaan.
Rasional : Pengetahuan apa yng diharapkan dapat mengurangi ansietas dan
membantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.
9. Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum sebanyak
kurang lebih delapan gelas per hari
Rasional : Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit
mereda. Cairan menolong membilas ginjal.
10. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspesikan perasaan dan
masalah tentang rencana pengobatan.
Rasional : Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhuan
dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik

17
IV. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap ani untuk melaksanakan Intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan pasien.Agar Implementasi / pelaksanaan
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas
perawatan,memantau dan mencatat respon pasien terhadap setia Intervensi yang
dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.
(Doengoes E Marilyn.dkk.2000)

V. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah,mengacun pada
tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :
• Nyeri yang menetap atau bertambah
• Perubahan warna urine
• Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing,
menetes setelah berkemih.

18
BAB III
3.1 Kesimpulan
Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih Infeksi saluran kencing
merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun. Infeksi
Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang paling banyak menyerang
manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga
ditemukan laki-laki yang menderita Infeksi Saluran Kemih.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.Radang area lokal
terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit
area genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.Ada dua jalur
utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.Dalam penyakit ISK ini terdapat beberapa
klasifikasi yaitu Infeksi Saluran Kemih Bawah dan Infeksi Saluran Kemih
Atas.Pemeriksaan diagnostik penyakit ISK ada beberapa macam pemeriksaan seperti, tes
kultur dan sensitivitas, cystoscopy, studi sinar x ginjal, ureter, kandung kemih (KUB),
prostate spesific antigen (PSA) test, pengumpulan urin 24 jam, urinalysis, urine flow studies,
voiding cystogram.

3.2 Saran
Untuk perawat atau teman sejawat agar dapat memprioritaskan masalah sesuai
kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien tersebut, dan rencana tindakan dapat
dilakukan dengan baik. Untuk perawat agar dapat mendokumentasikan semua data pada
klien baik subjektif maupun obyektif dengan benar sehingga dapat membuat evaluasi
dengan baik. Untuk menunjang pendokumentasian pihak rumah sakit harus menyediakan
lembaran renpra untuk perawat ruangan.

19
Dan saran untuk penderita penyakit ISK agar lebih menjaga kebersihan alat genital
supaya tidak terjadi atau menderita penyakit yang sama, dan juga seperti memperhatikan
kelembaban daerah kelamin ketika cebok atau membersihkan alat kelamin harus benar-benar
bersih dan dikeringkan dengan handuk.

Daftar Pustaka

Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Jakarta : ECG


Hariyono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Perkemihan. Yogyakrta: KDT
Digiulio, Mary ., dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah . Yogyakarta: KDT
Hurst, Marlene. 2016. Belajar Mudah Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Herdman, T Heather,. Shigemi Kamitsuru. 2015. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: ECG
Nurjannah, Intansari,. Roxsana Devi Tumanggor. 2013. Nursing Interventions Classification.
Yogyakarta: Mocco Media
Nurjannah, Intansari,. Roxsana Devi Tumanggor. 2013. Nursing Outcomes Classification.
Yogyakarta: Mocco Media
DepkesRi,(2014).WasdapaInfeksiSaluranKemih.http://www.depkes.go.id/index.php?wasada+
infeksi+saluran+kemih&act/. Diakses tanggal 200ktober 2016.

20

Anda mungkin juga menyukai