PENDAHULUAN
yang cukup serius bagi jutaan orang di setiap tahun. Sistitis merupakan penyakit
Umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita tapi sering juga ditemukan pada
laki-laki, dikarenakan uretra laki-laki lebih panjang dari pada wanita, sehingga
bakteri dan mikroorganisme lainnya lebih sulit menjangkau kandung kemih dan
menyebabkan sistitis.1
lainnya, melekat pada pembukaan uretra dan berkembang biak. Gejala infeksi
saluran kemih akut dan gejala infeksi saluran kemih kronis memiliki persamaan
pada proses timbul yang lambat dan radang yang ringan. Pada umumnya gejala
infeksi saluran kemih kronis akan terjadi dalam kurun waktu jangka panjang dan
juga akan terjadi penanahan berulang kali pada urine atau eritrosit. Pada pasien-
pasien ini umumnya memiliki catatan riwayat infeksi saluran kemih akut, batu
ginjal serta pertumbuhan yang abnormal atau faktor lainnya. Oleh karena itu,harus
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
2.1.1 Definisi
Sistitis atau infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (biasanya
ditemukan pada biakan urin pertumbuhan bakteri sejumlah >100.000 per mL urin
segar atau 105 cfu/mL atau leukosituria >10/LPB (yang diperoleh dengan cara
2.1.2 Epidemiologi
Sistitis merupakan infeksi sistem nomor dua paling sering setelah infeksi
saluran napas yang terjadi pada populasi dunia dengan rata-rata 9,3% pada wanita
di atas 65 tahun dan 2,5 – 11% pada pria di atas 65 tahun. Sisititis merupakan
salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan pada pasien rawat jalan maupun
pasien rawat inap, yang mencapai kira-kira 40-60% dari infeksi nosokomial.
hampir 10% orang pernah terkena sistitis dalam hidupnya. Data dari WHO 2018
dan jenis kelamin. Sistitis dapat mengenai pasien dari segala usia mulai dari bayi
baru lahir hingga orang tua. Pada umumnya wanita lebih sering mengalami
2
episode Sistitis dari pada pria, hal ini dikarenakan panjang uretra wanita yang
lebih pendek dari pada laki-laki. Di negara berkembang, Sistitis menempati posisi
kedua tersering (23,9%) setelah infeksi luka operasi (29,1%) sebagai infeksi yang
sistitis mencapai 90 – 100 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Data penelitian
perempuan, prevalensi sistitis pada usia sekolah adalah 1%, yang meningkat
menjadi 5% pada fase seksual aktif. Prevalensi sistitis pada pasien penyakit ginjal
kronik (PGK) mencapai 14,2% dari total 300 sampel dari pasien yang berobat ke
instalasi hemodialisa.2,3
2.1.3 Etiologi
terbanyak sistitis yaitu mencapai 85% untuk infeksi community-acquired dan 60%
Mikrobiologi & Bagian Patologi Klinik), Bandung (Bagian Patologi Klinik Sub
3
Bagian Mikrobiologi) dan Surabaya (Bagian Mikrobiologi) didapati pola kuman
Kuman Jumlah
Terjadinya sistitis dipengaruhi oleh banyak faktor seperti usia, jenis kelamin,
hingga 30% pada laki-laki maupun perempuan bila diserta faktor predisposisi
kateterisasi.6,7
pendek sehingga infeksi mudah naik. Pada lelaki, infeksi asendens dapat terjadi
4
pada instrumentasi atau kateterisasi. Sistiitis akan naik lebih tinggi dari kandung
kemih bila taut vesiko-ureter paten sehingga tidak terdapat refluks vesiko ureter.
Faktor-faktor yang menyebabkan infeksi ginjal asendens yaitu pada Tabel . 5,6
─ Obstruksi ureter
Pielolitiasis
Hidonefrosis bawaan
Megaureter
Striktur ureter
─ Nefrolitiasis
─ Refluks vesika
Neuropati
Obstruksi
Selain faktor lokal tersebut, perlu dipertimbangkan juga faktor pencetus umum,
Terdapat hubungan kausal yang erat antara sistitis dengan urolitiasis dan
5
peristiwa yang saling memengaruhi. Secara berantai saling memicu, saling
bendungan dan stasis yang memudahkan infeksi. Lingkungan stasis dan infeksi
2.1.5 Klasifikasi
1. Sistitis dan infeksi kencing bagian bawah meliputi infeksi dan peradangan
pada:
2. Sisititis dan infeksi saluran kemih Atas meliputi pielonefritis akut (PNA)
yakni adanya proses inflamasi pada parenkim ginjal yang disebabkan oleh
lanjut dari adanya infeksi akut sejak masa kecil, obstruksi saluran kemih dan
6
1. Bakteriuria asimptomatik/covert bacteriuria, merupakan kondisi
b. Terapi diuretika
c. Minum banyak
e. Peranan bakteriofag
bermakna yang juga diikuti oleh adanya keluhan maupun tanda-tanda klinis
suatu sistitis.
kondisi sistitis yang diikuti dengan terjadinya insufisiensi renal kronik yang
Pasien juga dapat mengalami sistitis rekuren. Secara umum ISK rekuren
7
Relaps, setiap kali infeksi diakibatkan oleh mikroorganisme yang sama,
2.1.6 Patofisiologi
Saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi
saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih
kemih melalui 4 cara, yaitu ascending, hematogen, limfogen, atau langsung dari
organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai akibat dari
pemakaian instrumen.11
tubuh rendah, karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang
juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah satu tempat. Contoh
Proteus sp.
E.coli karena itu jarang terjadi infeksi hematogen E.coli. Ada beberapa
8
meningkatkan kepekaan ginjal sehingga mempermudah penyebaran
e. Pijat ginjal
2. Infeksi asending
mikroorganisme kecuali pada bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni
bakteri normal flora kulit, pada wanita, daerah 1/3 bagian distal uretra ini
disertai jaringan periuretral dan vestibula vaginalis yang juga banyak dihuni
oleh bakteri yang berasal dari usus karena letak usus tidak jauh dari tempat
tersebut. Pada wanita, kuman penghuni terbanyak pada daerah tersebut adalah
9
b. Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih
1) Faktor anatomi
Kenyataan bahwa infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada wanita
urin. Selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah pengeluarann
urin.
kemih
kemih akan cepat menghilang, sehingga tidak sempat berkembang biak dalam
10
urin. Pertahanan yang normal dari kandung kemih ini tergantung tiga faktor yaitu
:13
pemgenceran urin
lokal, serta enzim dan lisozim. Selain itu, adanya sel fagosit berupa sel
neutrofil dan sel mukosa saluran kemih itu sendiri, juga IgG dan IgA yang
kandung kemih.
hal sebagai berikut : adanya urin sisa, miksi yang tidak kuat, benda asing atau
batu dalam kandung kemih, tekanan kandung kemih yang tinggi atau
11
aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal. Tidak berfungsinya valvula
kongenital
Sistitis dan infeksi bagian bawah. Pada infeksi ini, gejala yang ditimbulkan
o Jika sudah kencing, air seni yang dikeluarkan tidak akan keluar
12
o Air seni berbau tidak sedap dan berwarna keruh (terkadang
bercampur darah).
nyaman.
selesai kencing.
Sistitis dan infeksi bagian atas, sistitis yang terjadi dengan komplikasi
juga pinggang.
2.1.8 Diagnosis
sistitis terdiri dari analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa
Pemeriksaan sistitis digunakan urin segar (urin pagi). Urin pagi adalah urin
yang pertama – tama diambil pada pagi hari setelah bangun tidur. Digunakan
urin pagi karena yang diperlukan adalah pemeriksaan pada sedimen dan protein
dalam urin. Sampel urin yang sudah diambil, harus segera diperiksa dalam
13
waktu maksimal 2 jam. Apabila tidak segera diperiksa, maka sampel harus
Urin porsi tengah, sebelumnya genitalia eksterna dicuci dulu dengan air sabun
Bahan yang dianjurkan adalah dari urin porsi tengah dan aspirasi supra pubik.
sebagai berikut:
Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per
(sel darah merah) 5-10per lapangan pandang sedimen urin. Hematuria bisa
juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal dan
Mikroskopis.
14
Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.
Biakan bakteri.
3. Pemeriksaan kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes
Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak
Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan Scanning.
keteterisasi urin.
15
Penderita dengan nefropati / uropati obstruktif, terutama sebelum
dilakukan
Beberapa metode biakan urin antara lain ialah dengan plat agar
sensitivitas sekitar 104 sampai 105 CFU (colony forming unit) kuman.16
millimeter luas zona hambatan). Pada uretra bagian distal, daerah perianal,
rambut kemaluan, dan sekitar vagina adalah habitat sejumlah flora normal
maka hal yang sangat penting adalah jumlah CFU. Sering terdapat kesulitan
dalam mengumpulkan sampel urin yang murni tanpa kontaminasi dan kerap
a. Pada hitung koloni dari bahan porsi tengah urin dan dari urin kateterisasi.
Bila terdapat > 105 CFU/ml urin porsi tengah disebut dengan
bakteriuria bermakna
Bila terdapat > 105 CFU/ml urin porsi tengah tanpa gejala klinis
16
Bila terdapat mikroba 102 – 103 CFU/ml urin kateter pada wanita
saluran kemih.
Berapapun jumlah CFU pada pembiakan urin hasil aspirasi supra pubik
Interpretasi praktis biakan urin oleh Marsh tahun 1976, ialah sebagai
berikut:
didapatkan:
> 100.000 CFU/ml urin dari 2 biakan urin porsi tengah yang
> 100.000 CFU/ml urin dari 1 biakan urin porsi tengah dengan
> 100.000 CFU/ml urin dari 1 biakan urin porsi tengah disertai
1) Faktor fisiologis
Biakan yang diambil pada infeksi saluran kemih dini (early state)
17
Infeksi disebabkan bakteri bermultiplikasi lambat
2) Faktor iatrogenic
hitung.
2) Urin sentrifus
saluran kemih.
Disebut piuria jika didapatkan >800 leukosit/ml urin aspirasi supra pubik.
18
infeksi saluran kemih, tetapi sensitif terhadap adanya inflamasi saluran
kemih.
3. Tes Biokimia
menjadi nitrit (Griess test), dan memakai glukosa (oksidasi). Nilai positif
palsu prediktif tes ini hanya <5%. Kegunaan tes ini terutama untuk infeksi
saluran kemih rekurens yang simtomatik. Pada infeksi saluran kemih juga
bakteriuria dan infeksi saluran kemih yaitu, jika hanya terdapat piuria berarti
dengan bakteriuria disertai tes nitrit yang positif adalah infeksi saluran kemih.
4. Lokalisasi infeksi
Setiap infeksi saluran kemih akut (pria atau wanita) dengan tanda –
tanda sepsis.
faal ginjal.
dapat dikatakan bahwa infeksi saluran kemih atas lebih mudah menjadi infeksi
19
kemih atas dan bawah adalah dengan ACB (Antibody-Coated Bacteria).
Pemeriksaan ini berdasarkan data bahwa bakteri yang berasal dari saluran
saluran kemih bawah tidak. Pemeriksaan ini lebih dianjurkan untuk studi
a. Non invasif
Imunologik
Komplemen C
Nonimunologik
Enzim urin
Protein Creaktif
Ultrasonografi
CT Scan
terapi tunggal)
b. Invasif
20
Kultur dari bahan urin kateterisasi ureteroan bilasan kandung kemih
saluran kemih, yaitu hal – hal yang mengubah aliran urin dan stasis urin, atau
system pelviokalises. Untuk penderita: pria (anak dan bayi setelah episode
kehamilan, lebih dari 3 episode infeksi saluran kemih dalam setahun. PIV
> 6 minggu infeksi akut sembuh, dan tidak dilakukan pada penderita yang
berusia lanjut, penderita DM, penderita dengan kreatinin plasma > 1,5
21
Pemeriksaan ini dilakukan jika dicurigai terdapat refluks vesikoureteral,
d. Ultrasonografi ginjal
ukuran dan bentuk ginjal, permukaan ginjal, masa, batu, dan kista pada
ginjal.
f. CT-scan
g. DMSA scanning
untuk anak – anak dengan infeksi saluran kemih akut dan biasanya
22
ditunjang dengan sistoureterografi saat berkemih. Pemeriksaan ini 10 kali
harus berdasarkan indikasi klinis yang kuat yaitu sistitis kambuh (relapsing
infection), pasien laki-laki, gejala urologik yaitu kolik ginjal, piuria, hematuria;
Secara umum presentasi klinis sistitis dengan infeksi saluran atas dan
bawah dapat dibedakan berdasarkan lokasi infeksi. Pada sistitis infeksi daluran
atas dapat ditemui gejala seperti demam, kram, nyeri punggung, muntah,
skoliosis dan penurunan berat badan. Sebagai contoh pada pielonefritis akut
(PNA) dapat ditemukan panas tinggi 39,5 – 40,5°C, disertai menggigil dan sakit
pinggang. Presentasi klinis PNA ini sering didahului gejala sistitis bawah. Pada
sistitis bawah dapat ditemui gejala seperti nyeri suprapubik, disuria, frekuensi,
hematuria, urgensi dan stranguria. Sebagai contoh pada sistitis didapatkan nyeri
akut (SUA) presentasi klinisnya sulit dibedakan dengan sistitis. SUA sering
ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 tahun. Presentasi klinis SUA
sangat minim (hanya disuria dan frekuensi) disertai cfu/mL urin <105; sering
coli dengan cfu/ml urin 103-105. Sumber infeksi berasal dari kelenjar peri-
23
uretral atau uretra sendiri. Kelompok pasien ini memberikan respon baik
bakteri anaerobik.
24
25
Gambar 3. Pendekatan Diagnosis Pada Sistitis
26
3. Pada kasus nonkomplikata, pemberian antibiotik selama 3 hari dengan
1. Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko penyakit infeksi saluran kemih.
Penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering adalah karena masuknya
flora anus ke kandung kemih melalui perilaku atau higiene pribadi yang
kurang baik.
seks
27
3. Waspada terhadap tanda-tanda infeksi saluran kemih bagian atas (nyeri
kultur urin.
1. Non-medikamentosa
2. Medikamentosa
a. Antibiotika empiris
sebagai penyebabnya:
Fluorokuinolon
28
Amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin
aminoglikosida
dapat diganti dengan obat oral setelah 24-48 jam, walaupun dapat
Tabel 4. Obat parenteral pada sistitis dan infeksi saluran atas akut berkomplikasi
Antimikroba Dosis
Sefepim 2 x 1 gram
Siprofloksasin 2 x 400 mg
Levofloksasin 1 x 500 mg
Ofloksasin 2 x 400 mg
29
Gentamisin (+ ampisilin) 1 x 3 – 5 mg/kgBB
3 x 1 mg/kgBB
Imipenem-silastatin 3 – 4 x 250-500 mg
Antibiotika oral:19,20
Antibiotik oral empirik awal untuk pasien rawat jalan adalah fluorokuinolon untuk
atau ketiga juga efektif, walaupun data yang mendukung masih sedikit. Terapi
pielonefritis akut nonkomplikata dapat diberikan selama 7 hari untuk gejala klinis
yang ringan dan sedang dengan respon terapi yang baik. Pada kasus yang menetap
atau berulang, kultur harus dilakukan. Infeksi berulang atau menetap diobati
antibiotik selanjutnya dapat disesuaikan dengan hasil tes sensitifitas dan resistensi.
Simtomatik
Obat simtomatik dapat diberikan sesuai dengan gejala klinik yang dialami pasien,
inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling
sedikit 48 jam.
30
2.1.10 Komplikasi
Gangguan pada ginjal. Saat seseorang terkena sistitis, bakteri bisa naik
dan masuk ke ginjal, kondisi ini membuat seseorang rentan terkena infeksi
demam, hingga menggigil. Jika tidak juga ditangani, infeksi ginjal bisa
2.1.11 Pencegahan
uretra.
Bersihkan bagian lubang kemih dan sekitarnya setelah buang air dari
anus ke uretra.
Minumlah banyak air untuk mencairkan air seni dan membuat sering
kemih.
31
2.1.12 Prognosis
prognosis lebih baik bila dilakukan pengobatan pada fase akut yang adekuat dan
dilakukan koreksi bedah, hal ini terjadi terutama pada penderita dengan
yang segera pada fase akut, kerjasama yang baik antara dokter, dan pasien
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
gejala demam, nyeri kencing, kencing pekat dan mikroorganisme dalam urin.
pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 cfu/ml pada biakan urin. Dari
data penelitian yang ada, hampir 25-35% dari semua perempuan dewasa telah
pada protokol standar untuk penegakkan diagnosis sistitis meliputi analisa urin
rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa putar, kultur urin, serta jumlah
kuman/mL urin. Tatalaksana pasien sistitis yaitu intake cairan yang banyak,
antibiotika yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkalinisasi
33
DAFTAR PUSKATA
34
Length of Stay and Prediciting Length of Stay Using Data Mining in the
General Surgery Departement, Hospital Practice and Research, 1(2), 2016,
53- 58, 2016.
19. Flores-Mireles, A.L, Walker, J.N, Caparon, M, Hultgren, S.J. Urinary tract
infections: epidemiology, mechanisms of infection and treatment
options. Nat Rev Microbiol. 2017;13:269–284.
21. Singh, C. H., & Ladusingh, L. Inpatient length of stay: a finite mixture
modeling analysis. The European Journal of Health Economics, 11(2),
2017, 119-126.
35