Disusun Oleh :
Kelompok 4
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada Kami, sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Infeksi
Saluran Kemih (ISK).”
Makalah ini telah Kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar Kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, Kami berharap semoga makalah tentang “Laporan Kasus
Asuhan Keperawatan Infeksi Saluran Kemih (ISK)” dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis
menderita infeksi saluran kemih. Prevalensinya sangat bervariasi berdasar
pada umur dan jenis kelamin, dimana infeksi ini lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan dengan pria yang oleh karena perbedaan anatomis antara
keduanya. Infeksi saluran kemih menempati posisi kedua tersering (23,9%) di
negara berkembang setelah infeksi luka operasi (29,1%) sebagai infeksi yang
paling sering didapatkan oleh pasien di 12 fasilitas kesehatan. ISK merupakan
penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup signifikan (Pezzlo, 1992).
Data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2014 menunjukkan bahwa
jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) mencapai 90-100
kasus per 100.000 penduduk per tahun.
Menurut Mardiyati, (2010) tentang evaluasi penggunaan antibiotik
pada pasien infeksi saluran kemih di RSUD dr.Soeselo Slawi Kabupaten
Tegal tahun 2009, menunjukkan bahwa terdapat 68 pasien yang terdiagnosa
ISK dengan 99 peresepan antibiotik diketahui jenis antibiotik seftriakson
(41,41%), sefotaksim (38,39%), siprofloksasin (9,09%), ofloksasin (1,01%),
norfloksasin (2,02%), amoksisilin (4,04%), dan co-amoksilav (1,01%). Tepat
indikasi sebanyak 100%, tepat obat 28,28%, tepat pasien 100% (68 pasien),
dan tepat dosis 25,25%. Penggunaan antibiotik yang rasional sebanyak
10,10%. Penelitian Mardiyati menunjukkan bahwa rasionalitas penggunaan
antibiotik pada penyakit infeksi saluran kemih masih sangat rendah.
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat akan menimbulkan berbagai
permasalahan seperti pengobatan kurang efektif, peningkatan resiko terhadap
keamanan pasien, resistensi bakteri terhadap antibiotik dan tingginya biaya
pengobatan (Kemenkes RI, 2011). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
tentang evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien infeksi saluran kemih di
RSUD Kabupaten Sukoharjo, karena di RSUD Kabupaten Sukoharjo belum
ada penelitian tentang penyakit infeksi saluran kemih pada tahun 2014. Angka
kejadian penyakit infeksi saluran kemih di RSUD Kabupaten Sukoharjo
menempati urutan ke-10 dari semua kasus penyakit pada tahun 2014.
2
disebabkan oleh bakteri Escherechia coli, Klebsiella pneumonia dan
Pseudomonas aeruginosa. Menurut WHO Sekitar 150 juta penduduk di
seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis menderita infeksi saluran kemih.
Dari data diatas adapun rumusan masalah yang kami buat, sebagai berikut :
1) Bagaimana pengkajian pada pasien dengan kasus ISK ?
2) Bagaimana diagnosa yang tepat pada pasien dengan kasus ISK ?
3) Bagaimana intervensi pada pasien dengan kasus ISK ?
4) Bagaimana implementasi pada pasien dengan kasus ISK ?
5) Bagaimana evaluasi pada pasien dengan kasus ISK ?
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
d. Ginjal (Pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi
bakteri piala ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari dalah
satu atau kedua ginjal.
Infeksi Saluran Kemih berdasarkan letaknya :
a. Infeksi Saluran Kemih Bawah
Infeksi saluran kemih bagian bawah terdiri dari sistitis (kandung
kemih), uretritis (uretra), serta prostatitis (kelenjar prostat).
Presentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender. Pada
perempuan, terdapat dua jenis ISK bawah pada perempuan yaitu
sistitis dan sindrom uretra akut. Pada pria, presentasi klinis ISK
bawah mungkin sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis.
b. Infeksi Saluran Kemih Atas
Infeksi saluran kemih bagian atas terdiri dari pielonefritis yaitu
infeksi yang melibatkan ginjal.
5
2.1.3 Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
1. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12
sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji
kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri,
karena adanya lobus hepatis dexter yang besar. Fungsi
ginjal memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-
zat toksis atau racun, mempertahankan suasana
keseimbangan cairan, osmotic, dan ion, mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
fungsi hormonal dan metabolisme, dan mengeluarkan sisa-
sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari
ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga
abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang
simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria
dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
6
4. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika
urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm. Pada
wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm
(Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina
(antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai
saluran ekskresi.
5. Air kemih (urine).
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
- Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung
dari pemasukan(intake) cairan dan faktor lainnya.
- Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan
menjadi keruh.
- Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-
obatan dan sebagainya.
- Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan
berbau amoniak.
- Berat jenis 1,015-1,020.
- Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga
tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi
alkalis dan protein member reaksi asam).
b. Fisiologi
Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine
tanpa meningkatkan tekanannya (biasanya pada saat volume urine
kira-kira 300 ml)makam reseptor pada dinding vesika urinaria akan
memulai kontraksi musculus detrussor. Pada bayi, berkemih terjadi
secara involunter dan dengan segera. Pada orang dewasa, keinginan
berkemih dapat ditunda sampai ia menemukan waktu dan tempat
yang cocok. Walaupun demikian, bila rangsangan sensoris ditunda
terlalu lama, maka akan memberikan rasa sakit. Adapun tahap
tahap proses pembentukan urine :
7
1. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan
aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi
penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah
bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh
ginjal.
2. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya
terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi
terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion
karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam
tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif
dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan
pada pupila renalis.
3. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai
tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi
penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke
pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine
dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang
merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika
kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh
melalui uretra. Urin yang keluar dari kandungan kemih
mempunyai komposisi utama yang sama dengan cairan yang
keluar dari duktus koligentes, tidak ada perubahan yang berarti
pada komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui kaliks
renalis dan ureter sampai kandung kemih.
8
2.1.4 Etiologi
Infeksi Saluran Kemih tergantung banyak faktor seperti usia,
gender, prevelensi bakteriuria dan faktor prediposisi yang
menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal.
Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia :
a. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan Infeksi
Saluran Kencing :
1. E. coli 90% menyebabkan ISK Uncomplicated
2. Pseudomnas, prosteus, Klebsiella : penyebab ISK
Complicated
3. Enterobacter, staphylococus epidemis, enterococus ,dan
lain –lain .
b. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain :
1. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengososngan kandung kemih yang kurang efektif.
2. Mobilisasi yang menurun
3. Nutrisi yang kurang baik
4. Sistem imunitas yang menurun, baik selular maupun
humoral
5. Adanyahambatan pada aliran urin
6. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
c. Secara khusus, etiologi ISK berdasarkan jenisnya
1. Sistitis
Disebabkan oleh bakteri dari vagina yang berpindah
dari uretra ke kandung kemih.
Wanita yang menderita isk setelah melakukan
hubungan intim, dikarenakan uretra yang cidera
Vistula vesikovaginal (hubungan abnormal antara
kandung kemih dan vagina )
Akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan
selama penbedahan
9
2. Urethritis
Penyebab bisa berupa bakteri, jamur atau virus yang
berasal dari usus besar sampai ke vagina melalui anus.
Nesseria gonorrhoea penyebab gonore, bakteri yang
masuk ke vagina atau penis pada saat melakukan
hubungan seksual.
Paling sering disebabkan oleh gonococus
3. Prostattitis
Disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di akibatkan oleh
urin yang tertahan pada kandung kemih sehingga menjalar
dan terjadilah radang pada prostat
2.1.5 Patofisiologi
Menurut Nurharis Huda Amin, yang dikutip dari Masjoer Arif,
(2003) Infeksi Saluran kencing (ISK) terjadi akibat infeksi pada traktus
urinarus yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme patogenik
dengan atau tanpa disertainya tanda dan juga gejala. Mikroorganisme
ini dapat masuk bisa dikarenakan penggunaan steroid jangka panjang,
makanan yang terkontaminasi bakteri, proses perkembangan usia
lanjut, anomali saluran kemih, higine yang tidak bersih, dan hubungan
seksual yang tidak sehat, serta akibat dari cidera uretra. Infeksi saluran
kencing ini dapat mengenai kandung kemih, prostat, uretra, dan juga
ginjal.
Pada pasien dengan Infeksi saluran kencing, umunya retensi urin
teradi akibat dari obstruksi dan menyebabkan peningkatan tekanan di
vesika urinaria serta penebalan diding vesika, ketika hal ini terjadi
maka menyebabkan penurunan kontraksi vesika sehingga
menimbullkan tahanan pada kandung kemih, urin yang tertahan pada
kandung kamih dalam jangka waktu yang lama (lebih dari 12 jam )
merupakan media yang baik untuk perkembangan mikroorganisme
patogen seperti E. coli, Klabsiella, prosteus, psudomonas, dan
enterobacter.
10
Ketika bakteri telah berhasil berkembang, maka tubuh akan
melakukan respon pertahanan dengan merangsang hipotalamus untuk
menstimulus sistem pertahanan tubuh untuk memfagosit antigen
tersebut sehingga akan menyebabkan peningkatan metabolisme dan
muncul gejala demam,ketika antigen tidak mampu di fagosit oleh
sistem imun kita maka akan menyebabkan munculnya bakteremia
skunder yang menjalar ke ureter sehingga menyebabkan iritasi dan
peradangan pada ureter, umumnya ketika hal ini terjadi maka akan
menyebabkan pasien mengalami oliguria. Selain itu ketika proses
peradangan terjadi akan meningkatkan frekuensi dorongan kontraksi
uretra dan memunculkan persepsi nyeri akibat proses depresi syaraf
perifer. Selain itu, respon pertahanan tubuh kita juga akan merangsang
hipotalamus sehingga muncul lah gejala seperti demam serta nyeri di
bagian yang terinfeksi.
11
Pathway :
12
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1. Urinalisa untuk melihat adanya infeksi hematuria
2. Ureum, kreatinin, elektrolit untuk melihat fungsi ginjal .
b. Pengukuran berat derajat obstruksi
1. Menentukan jumlah sisa urin setelah penderita miksi
spontan (normal,sisa urin kosong dan batas intervensi sisa
urin lebih dari 100 cc)
2. Pancaran urin (oroflowmetri)
syarat : jumlah urin dalam vesika 125 sampai dengan 150
ml. Angka normal rata-rata 10-12 ml/ detik, obstruksi ringan
c. Pemeriksaan lain
1. BNO ( Blass Nier Overzicht) /IVP (Intravenous Pyleogram)
adalah studi sinar x terhadap ginjal, rahim dan saluran
kemih, dilakukan untuk menentukan adanya divertikel,
penebalan bladder.
2. Trans abdominal USG
Dilakukan untuk mendeteksi bagian prostat yang meonjol ke
buli-buli, yang dipakai untuk meramalkan derajat berat
obstruksi apabila ada batu di dalam vesika.
3. Sitoscopy , yaitu untuk melihat apakan ada penebalan pada
bladder.
13
e. jika kekambuhan terjadi setelah agens mikrobial selesai diberikan,
maka program short medikasi (3-4 hari) dari terapi antimikrobial
dosis penuh diberikan
f. jika kekambuhan tidak terjadi, maka medikasi diberikan setiap
malam berikutnya selama 6-7 bulan.
2.1.8 Komplikasi
Infeksi saluran kemih yang dibiarkan tidak tertangani dapat
menyebabkan infeksi ginjal (pielonefritis). Kondisi ini akan
mengakibatkan kerusakan ginjal permanen. ISK juga berisiko untuk
kambuh dalam kurun waktu 6 bulan, atau hingga empat kali dalam
setahun. Sejumlah komplikasi lain yang dapat terjadi akibat ISK yang
tidak tertangani adalah:
a. Sepsis, yaitu kondisi berbahaya akibat infeksi, terutama bila
infeksi menyebar hingga ke ginjal.
b. Striktur uretra (penyempitan uretra pada pria).
c. Kelahiran prematur dan bayi terlahir dengan berat badan lahir
rendah, jika dialami oleh wanita hamil.
2.1.9 Pencegahan
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan dengan cara meningkatkan derajat
kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit.Pencegahan
sekunder berupa deteksi dini penyakit dan segera mengobatinya
untuk mencegah terjadinya komplikasi.Pencegahan tersier berupa
pemulihan atau rehabilitasi untuk mencegah terjadinya kecacatan
dan kematian akibat komplikasi. Pencegahan primer dilakukan
sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi
kesehatan dan mempertahankan derajat kesehatan. Pencegahan
primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense
dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko.
Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi.
Strateginya mencakup : health promotion atau penyuluhan
kesehatan dan general&specific protection(perlindungan khusus).
14
Tujuan pencegahan primer adalah mencegah awitan suatu penyakit
atau cedera selama masa prapatogenesis (sebelum proses suatu
penyakit dimulai).
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder meliputi berbagai tindakan yang dimulai
setelah ada gejala dari stressor. Pada intinya pencegahan sekunder
adalah deteksi dini suatu masalah kesehatan dan segera
mengatasinya dengan intervensi yang tepat. Pencegahan sekunder
adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya
komplikasi. Strategi pencegahan sekunder meliputi deteksi
dini(early diagnosis) dan prompt treatment(pengobatan segera).
Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines
of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor
resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-
tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk
memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara
energi
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dilakukan setelah sistem ditangani dengan
strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier
difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien
secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat
resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali
atau kekambuhan, sehingga dapat mempertahankan energi.
15
2.2 Konsep Askep
2.2.1 Pengkajian
a. Data Biografi
1. Identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
atau bangsa, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian,catatan
kedatangan.
2. Keluarga terdekat yang dapaat dihubungi yaitu nama, umur,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan sumber
informasi, beserta nomor telpon.
b. Riwayat kesehatan atau perawatan.
1. Keluhan utama/ alasan masuk rumah sakit. Biasanya klien
mengeluhkan nyeri pada saat miksi, pasien juga mengeluh
sering buang air kecil berulang ulang (anyang-anyangan)
terbangun untuk miksi pada malam hari, perasaan ingin miksi
yang sangat mendesak.
2. Riwayat kesehatan sekarang
pasien mengeluh sakit pada saat miksi dan harus
menunggu lama, dan harus mengedan.
Pasien mengeluh sering bak berulang.
Pasien mengeluh sering miksi di malam hari
3. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah pasien pernah menderita infeksi saluran kencing
sebelumnya, dan apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya dengan keluhan yang sama.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Mungkin diantara keluarga pasien sebelumnya ada yang pernah
menderita penyakit yang sama dengan penyakit pasien
sekarang.
c. Pola fungsi kesehatan.
Meliputi pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi
dan metabolisme, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola
istirahat dan tidur, pola kongnitif dan persepsi, persepsi diri dan
16
konsep diri, pola peran hubungan, pola seksual dan reproduksi,
pola koping dan toleransi stress, keyakinan dan kepercayaan.
d. Pemeriksaan Fisik
Pada waktu mlakukan inspeksi keadaan umum pasien mengalami
tanda-tanda penurunan mental seperti neuropati perifer, Pada waktu
palpasi adanya nyeri tekan pada bagian kandung kemih.
a. data dasar pengkajian pasien
1. Sirkulasi
Tanda : Peningkatan tekanan darah (efek pembesaran
ginjal)
2. Eliminasi
gejala :
penurunan kekuatan/dorongan aliran urin tetsan
keraguan pada berkemih awal
ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung
kemih dengan lengkap , dorongan dan frekuensi
berkemih
nokturia , disuria, dan hematuria
duduk untuk berkemih
infeksi saluran kencing berulang, dan riwayat batu
konstipasi (prostrusi prostat kedalam rectum)
3. Makanan/cairan
gejala :
Anoreksia, mual dan muntah
Penurunan berat badan
4. Nyeri/kenyamanan
gejala :
Nyeri suprapubik, panggul atau punggung, tajam,
kuat (pada prostales akut)
Nyeri punggung bawah
5. Seksualitas
gejala :
17
Masalah tentang efek kondisi/ penyakit kemampuan
seksual
Takut inkontinensia/ menetes selama hubungan
intim
penurunan kekuatan kontraksi ejakulasi
6. Aktivitas istirahat
Riwayat pekerjaan
lamanya istirahat Aktivitas sehari-hari
Pengaruh penyakit terhadap aktivitas
Pengaruh penyakit terhadap istirahat
7. Higine
Penampilan umum
ADL (Activity Daily Live)
Kebersiahn mandi
Frekuensi Mandi
8. Integritas ego
Pengaruh penyakit terhadap stress
gaya hidup
Masalahfinancial
9. Neurosensori
Apakah ada sakit kepala
Status mental
Ketajaman pengellihatan
10. Pernapasan
Apakah ada sesak napas
Riwayat merokok
Frekuensi pernapasan
Bentuk dada
Auskultasi suara napas
11. Interaksi sosial
Status perkawinan
Hubungan dalam masyarakat
Pola interaksi keluarga
18
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi urethra, kandung
kemih dan struktur traktus urinarius lainnya.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik
pada kandung kemih ataupun strikur urinari lainnya.
3. Retensi urin berhubungan dengan sumbatan, tingginya tekanan
urethra yang disebaabkan oleh kelamahan destrusor, inhibisi arkus
refleks, sfingter yang kuat )
4. Hipertermi b.d peningkatan laju metabolisme dan proses penyakit
5. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif ditandai
dengan mual, muntah
6. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya sumber informasi tentang
kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
19
bulan. mengurangi nonverbal
nyeri, dari
Batasan karakteristik : mencari ketidaknya
- Laporan secara verbal bantuan manan
atau non verbal Melaporkan Gunakan
- Fakta dari observasi bahwa nyeri teknik
- Posisi antalgic untuk berkurang komunikasi
menghindari nyeri dengan terapeutik
- Gerakan melindungi menggunaka untuk
- Tingkah laku berhati- n manajemen mengetahui
hati nyeri pengalaman
- Muka topeng Mampu nyeri pasien
- Gangguan tidur (mata mengenali Kaji kultur
sayu, tampak capek, nyeri (skala, yang
sulit atau gerakan intensitas, mempengar
kacau, menyeringai) frekuensi dan uhi respon
- Terfokus pada diri tanda nyeri) nyeri
sendiri Menyatakan Evaluasi
- Fokus menyempit rasa nyaman pengalaman
(penurunan persepsi setelah nyeri nyeri masa
waktu, kerusakan berkurang lampau
proses berpikir, Tanda vital Evaluasi
penurunan interaksi dalam bersama
dengan orang dan rentang pasien dan
lingkungan) normal tim
- Tingkah laku kesehatan
distraksi, contoh : lain tentang
jalan-jalan, menemui ketidakefek
orang lain dan/atau tifan
aktivitas, aktivitas kontrol
berulang-ulang) nyeri masa
- Respon autonom lampau
(seperti diaphoresis, Bantu
20
perubahan tekanan pasien dan
darah, perubahan keluarga
nafas, nadi dan dilatasi untuk
pupil) mencari
- Perubahan autonomic dan
dalam tonus otot menemukan
(mungkin dalam dukungan
rentang dari lemah ke Kontrol
kaku) lingkungan
- Tingkah laku ekspresif yang dapat
(contoh : gelisah, mempengar
merintih, menangis, uhi nyeri
waspada, iritabel, seperti suhu
nafas ruangan,
panjang/berkeluh pencahayaa
kesah) n dan
- Perubahan dalam kebisingan
nafsu makan dan Kurangi
minum faktor
presipitasi
Faktor yang berhubungan : nyeri
Agen injuri (biologi, kimia, Pilih dan
fisik, psikologis) lakukan
penanganan
nyeri
(farmakolo
gi, non
farmakologi
dan inter
personal)
Kaji tipe
dan sumber
nyeri untuk
21
menentukan
intervensi
Ajarkan
tentang
teknik non
farmakologi
Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol
nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasik
an dengan
dokter jika
ada keluhan
dan
tindakan
nyeri tidak
berhasil
Monitor
penerimaan
pasien
tentang
manajemen
nyeri
Analgesic
22
Administration
Tentukan
lokasi,
karakteristi
k, kualitas,
dan derajat
nyeri
sebelum
pemberian
obat
Cek
instruksi
dokter
tentang
jenis obat,
dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat
alergi
Pilih
analgesik
yang
diperlukan
atau
kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian
lebih dari
satu
Tentukan
pilihan
23
analgesik
tergantung
tipe dan
beratnya
nyeri
Tentukan
analgesik
pilihan, rute
pemberian,
dan dosis
optimal
Pilih rute
pemberian
secara IV,
IM untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
Monitor
vital sign
sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama
kali
Berikan
analgesik
tepat waktu
terutama
saat nyeri
hebat
Evaluasi
24
efektivitas
analgesik,
tanda dan
gejala (efek
samping)
25
diresepkan,
seperti calcium
channel
blockers dan
antikolinergik
Menyediakan
penghapusan
privasi
Gunakan
kekuatan
sugesti dengan
menjalankan
air atau
disiram toilet
Merangsang
refleks
kandung kemih
dengan
menerapkan
dingin untuk
perut,
membelai
tinggi batin,
atau air
Sediakan
waktu yang
cukup untuk
pengosongan
kandung kemih
(10 menit)
Gunakan spirit
wintergreen di
pispot atau
26
urinal
Menyediakan
manuver
Crede, yang
diperlukan
Gunakan
double-void
teknik
Masukkan
kateter kemih,
sesuai
Anjurkan
pasien /
keluarga untuk
merekam
output urin
Instruksikan
cara-cara untuk
menghindari
konstipasi atau
impaksi tinja
Memantau
asupan dan
keluaran
Memantau
tingkat distensi
kandung kemih
dengan palpasi
dan perkusi
Membantu
dengan toilet
secara berkala
Memasukkan
27
pipa ke dalam
lubang tubuh
untuk sisa
Menerapkan
kateterisasi
intermiten
Merujuk ke
spesialis
kontinensia
kemih
- Sumbatan eliminasi
28
- Sfingter kuat kompres dingin
pada abdomen
Katerisasi jika
perlu
Monitor tanda
dan gejala ISK
(panas,hematuri
a, perubahan
bau dan
konsistensi
urine)
Urinary
Elimination
Management
29
- peningkatan tingkat
metabolisme kesadaran
- aktivitas yang berlebih Monitor
- pengaruh WBC, Hb,
medikasi/anastesi dan Hct
- ketidakmampuan/penu Monitor
runan kemampuan intake dan
untuk berkeringat output
- terpapar dilingkungan Berikan
panas anti piretik
- dehidrasi Berikan
- pakaian yang tidak pengobatan
tepat untuk
mengatasi
penyebab
demam
Selimuti
pasien
Lakukan
tapid
sponge
Berikan
cairan
intravena
Kompres
pasien pada
lipat paha
dan aksila
Tingkatkan
sirkulasi
udara
Berikan
pengobatan
30
untuk
mencegah
terjadinya
menggigil
Temperature
regulation
Monitor
suhu
minimal
tiap 2 jam
Rencanakan
monitoring
suhu secara
kontinyu
Monitor
TD, nadi,
dan RR
Monitor
warna dan
suhu kulit
Monitor
tanda-tanda
hipertermi
dan
hipotermi
Tingkatkan
intake
cairan dan
nutrisi
Selimuti
pasien
untuk
31
mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh
Ajarkan
pada pasien
cara
mencegah
keletihan
akibat
panas
Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan
suhu dan
kemungkin
an efek
negatif dari
kedinginan
Beritahukan
tentang
indikasi
terjadinya
keletihan
dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
Ajarkan
indikasi
dari
32
hipotermi
dan
penanganan
yang
diperlukan
Berikan
anti piretik
jika perlu
Vital sign
Monitoring
Monitor
TD, nadi,
suhu, dan
RR
Catat
adanya
fluktuasi
tekanan
darah
Monitor VS
saat pasien
berbaring,
duduk, atau
berdiri
Auskultasi
TD pada
kedua
lengan dan
bandingkan
Monitor
TD, nadi,
RR,
33
sebelum,
selama, dan
setelah
aktivitas
Monitor
kualitas
dari nadi
Monitor
frekuensi
dan irama
pernapasan
Monitor
suara paru
Monitor
pola
pernapasan
abnormal
Monitor
suhu,
warna, dan
kelembaban
kulit
Monitor
sianosis
perifer
Monitor
adanya
cushing
triad
(tekanan
nadi yang
melebar,
bradikardi,
34
peningkatan
sistolik)
Identifikasi
penyebab
dari
perubahan
vital sign
35
kering dehidrasi, vital sign
- Kulit kering Elastisitas Monitor
- Peningkatan hematokrit turgor kulit masu kan
- Peningkatan suhu baik, makanan /
tubuh membran cairan dan
- Peningkatan frekwensi mukosa hitung intake
nadi lembab, tidak kalori harian
- Peningkatan kosentrasi ada rasa haus Kolaborasik
urin yang an
- Penurunan berat badan berlebihan pemberian
- Tiba-tiba (kecuali pada cairan IV
ruang ketiga) Monitor
- Haus status nutrisi
- Kelemahan Berikan
cairan IV
Faktor Yang Berhubungan pada suhu
- Kehilangan cairan aktif ruangan
- Kegagalan mekanisme Dorong
regulasi masukan
oral
Berikan
penggantian
nesogatrik
sesuai output
Dorong
keluarga
untuk
membantu
pasien
makan
Tawarkan
snack (jus
buah, buah
36
segar)
Kolaborasi
dengan
dokter
Atur
kemungkina
n tranfusi
Persiapan
untuk
tranfusi
Hypovolemia
Management
Monitor
status cairan
termasuk
intake dan
output cairan
Pelihara IV
line
Monitor
tingkat Hb
dan
hematokrit
Monitor
tanda vital
Monitor
respon
pasien
terhadap
penambahan
cairan
Monitor
berat badan
37
Dorong
pasien untuk
menambah
intake oral
Pemberian
cairan IV
monitor
adanya tanda
dan gejala
kelebihan
volume
cairan
Monitor
adanya tanda
gagal ginjal
38
informasi yang salah Pasien dan dengan anatomi
- Kurangnya keinginan keluarga mampu dan fisiologi,
untuk mencari informasi melaksanakan dengan cara
- Tidak mengetahui prosedur yang yang tepat.
sumber-sumber informasi. dijelaskan secara Gambarkan
benar tanda dan
Pasien dan gejala yang
keluarga mampu biasa muncul
menjelaskan pada penyakit,
kembali apa yang dengan cara
dijelaskan yang tepat
perawat/tim Gambarkan
kesehatan proses
lainnya penyakit,
dengan cara
yang tepat
Identifikasi
kemungkinan
penyebab,
dengna cara
yang tepat
Sediakan
informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat
- Hindari harapan
yang kosong
Sediakan bagi
keluarga
informasi
tentang
kemajuan
39
pasien dengan
cara yang tepat
Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang
mungkin
diperlukan
untuk
mencegah
komplikasi di
masa yang akan
datang dan atau
proses
pengontrolan
penyakit
Diskusikan
pilihan terapi
atau
penanganan
Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau
mendapatkan
second opinion
dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan,
dengan cara
40
yang tepat
Rujuk pasien
pada grup atau
agensi di
komunitas
lokal, dengan
cara yang tepat
Instruksikan
pasien
mengenai tanda
dan gejala
untuk
melaporkan
pada pemberi
perawatan
kesehatan,
dengan cara
yang tepat
41
BAB III
PEMBAHASAN
SEVEN JUMP
42
43
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Biodata
(1) Identitas pasien
Nama :-
Umur :-
Jenis kelamin :-
Agama :-
Suku/bangsa :-
Status pernikahan :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
Diagnosa medis : Infeksi Saluran Kemih (ISK)
No. Registrasi pasien :-
Tanggal masuk Rs :-
Tanggal pengkajian :-
b. Keluhan Utama
Pasien mengeluh terasa perih pada saat berkemih
44
pasien pada saat berkemih urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya
bau yang menyengat dari urin dan terkadang disertai darah. Hasil
pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh perawat didapatkan data sebagai
berikut : TD : 120/90 mmHg, N : 100x/m, RR : 24x/m, S : 38,5, tampak
meringis kesakitan.
f. Pemeriksaan fisik
(1) Penampilan umum :-
(2) Tanda tanda Vital
- Tekanan darah : 120/90 mmHg
- Nadi : 100 kali/menit
- Suhu : 38,5 ° C
- RR : 24 kali/menit
(3) Keadaan Umum : Compos Mentis
g. Riwayat Psikososial
- Kemampuan Mengenal Masalah Kesehatan :-
- Konsep Diri :-
- Sumber Stress :-
- Mekanisme Koping :-
- Kebiasaan dan Pengaruh Budaya :-
h. Dukungan Emosional
- Emosional :-
- Finansial :-
45
i. Pola Aktivitas
2. Minum : - -
a. Jenis Air Minum
b. Frekuensi dan Porsi - -
c. Kesulitan - -
3. Personal Hygine : - -
a. Frekuensi Mandi
b. Frekuensi Keramas - -
c. Oral Hygine - -
4. Eliminasi :
a. Eliminasi Fecal
1) Frekuensi BAB -
2) Warna feses -
3) Konsistensi -
b. Eliminasi Urin :
1) Frekuensi BAK - - Urine sedikit
- -
3) Konsistensi
46
5. Istirahat/Tidur - -
a. Kualitas
b. Kuantitas - -
c. Konsistensi - -
6. Latihan/Olahraga - -
a. Jenis Kegiatan
b. Sikap - -
k. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium : Urinalisa Sedimen
47
No. Jenis Obat Dosis Cara Indikasi
Pemberian
1. - - - -
2. - - - -
B. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Makanan Nyeri Akut
- Pasien terkontaminasi
mengeluh mikroorganisme masuk
terasa terbakar lewat mulut
dan perih pada ↓
saat berkemih HCL (lambung)
- Sering timbul ↓
dorongan Hidup
untuk ↓
berkemih Usus terutama fleg
tetapi jumlah player
urin sedikit ↓
- Terasa sakit Kuman mengeluarkan
pada daerah endotoksin
pubis ↓
- Serta perasan Bakteremia primer
tertekan pada ↓
perut bagian Tidak difagosit
bawah ↓
- Menurut Bakteremia sekunder
pasien pada ↓
saat berkemih Peradangan
urin berwarna ↓
48
gelap dan Peningkatan frekuensi/
keruh serta dorongan kontraksi
adanya bau uretral
yang ↓
menyengat Depresi saraf perifer
dari urin dan ↓
terkadang Nyeri akut
disertai darah.
DO :
- Pada hasil
pemeriksaan
didapatkan :
- TD : 20/90
mmHg
- Nadi :
100x/menit
- RR :
24x/menit
- S : 38,5 °C
- Pasien tampak
meringis
kesakitan
- Dokter
menganjurkan
untuk
diberikan obat
analgetik ,
antibiotik dan
terapi
relaksasi
2. DS : Makanan Hipertermi
- Pasien terkontaminasi
49
mengeluh mikroorganisme masuk
terasa terbakar lewat mulut
dan perih pada ↓
saat berkemih HCL (lambung)
- Sering timbul ↓
dorongan Hidup
untuk ↓
berkemih Usus terutama fleg
tetapi jumlah player
urin sedikit ↓
- Terasa sakit Kuman mengeluarkan
pada daerah endotoksin
pubis ↓
- Serta perasan Bakteremia primer
tertekan pada ↓
perut bagian Tidak difagosit
bawah ↓
- Menurut Bakteremia sekunder
pasien pada ↓
saat berkemih Hipotalamus
urin berwarna ↓
gelap dan Menekan termoguler
keruh serta ↓
adanya bau Hipertermi
yang
menyengat
dari urin dan
terkadang
disertai darah.
DO :
- Pada hasil
pemeriksaan
50
didapatkan :
- TD : 20/90
mmHg
- Nadi :
100x/menit
- RR :
24x/menit
- S : 38,5 °C
- Pasien tampak
meringis
kesakitan
Dokter
menganjurkan
untuk
diberikan obat
analgetik ,
antibiotik dan
terapi
relaksasi
3. DS : Makanan Gangguan
- Pasien terkontaminasi eliminasi urine
mengeluh mikroorganisme masuk
terasa terbakar lewat mulut
dan perih pada ↓
saat berkemih HCL (lambung)
- Sering timbul ↓
dorongan Hidup
untuk ↓
berkemih Usus terutama fleg
tetapi jumlah player
urin sedikit ↓
- Terasa sakit Kuman mengeluarkan
pada daerah endotoksin
51
pubis ↓
- Serta perasan Bakteremia primer
tertekan pada ↓
perut bagian Tidak difagosit
bawah ↓
- Menurut Bakteremia sekunder
pasien pada ↓
saat berkemih Ureter
urin berwarna ↓
gelap dan Oliguria
keruh serta ↓
adanya bau Gangguan eliminasi
yang urine
menyengat
dari urin dan
terkadang
disertai darah.
DO :
- Pada hasil
pemeriksaan
didapatkan :
- TD : 20/90
mmHg
- Nadi :
100x/menit
- RR :
24x/menit
- S : 38,5 °C
- Pasien tampak
meringis
kesakitan
- Dokter
52
menganjurkan
untuk
diberikan obat
analgetik ,
antibiotik dan
terapi
relaksasi
b. Diagnosa Prioritas
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis ditandai dengan pasien mengeluh
merasa seperti terbakar dan perih pada saat berkemih. Dan kadang-
kadang terasa sakit pada daerah di atas pubis serta perasaan tertekan
pada perut bagian bawah. Pada hasil pemeriksaan fisik tampak
pasien meringis kesakitan dan dokter menganjurkan untuk diberikan
obat analgetik dan terapi relaksasi.
2. Hipertermi b.d infeksi yang dimanifestasikan oleh adanya
peningkatan suhu tubuh ditandai dengan suhu tubuh pasien 38,5°C
3. Gangguan eliminasi urine b.d Gangguan sensori motorik infeksi
saluran kemih ditandai dengan Sering timbul dorongan untuk
berkemih tetapi jumlah urin sedikit
53
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Jangka Intervensi Rasional
Panjang Pendek
1. Nyeri akut b.d agen injuri Nyeri yang Setelah Lakuka Untu
biologis. dirasakan dilakukan n k
DS : pasien hilang tindakan pengkaj meng
- Pasien keperawatan ian etahu
mengeluh selama 3x24 nyeri i
terasa jam secara lokas
terbakar dan diharapkan kompre i,
perih pada nyeri hensif karak
saat berkemih berkurang termasu terist
- Sering timbul dengan k ik,
dorongan kriteria hasil lokasi, duras
untuk : karakte i,
berkemih Mampu ristik, freku
tetapi jumlah mengontro durasi ensi,
urin sedikit l nyeri frekuen kuali
- Terasa sakit (tahu si, tas
pada daerah penyebab kualitas dan
pubis nyeri, dan fakto
- Serta perasan mampu faktor r
tertekan pada mengguna presipit presi
perut bagian kan tehnik asi pitasi
bawah nonfarmak nyeri
- Menurut ologi pasie
pasien pada untuk n
saat berkemih mengurang Obser respo
urin berwarna i nyeri, vasi n non
gelap dan mencari reaksi verbal
keruh serta bantuan) nonver memb
adanya bau Melaporka bal antu
yang n bahwa dari meng
54
menyengat nyeri ketida evalua
dari urin dan berkurang knyam si
terkadang dengan anan deraja
disertai darah. mengguna t nyeri
kan dan
DO : manajeme perub
- Pada hasil n nyeri ahann
pemeriksaan Mampu ya.
didapatkan : mengenali Guna menur
- TD : 20/90 nyeri kan unkan
mmHg (skala, teknik rasa
- Nadi : intensitas, komun takut
100x/menit frekuensi ikasi yang
- RR : dan tanda terape dapat
24x/menit nyeri) utik menin
- S : 38,5 °C Menyataka untuk gkatk
- Pasien n rasa menge an
tampak nyaman tahui relaks
meringis setelah pengal asi
kesakitan nyeri aman atau
- Dokter berkurang nyeri kenya
menganjurkan pasien mana
untuk n
diberikan obat Kaji Berm
analgetik , kultur anfaat
antibiotik dan yang dalam
terapi memp penga
relaksasi engaru wasan
hi keefe
respon ktifan
nyeri obat,
kemaj
uan
55
penyembuhan
Evalua Untuk
si meng
pengal evalua
aman si rasa
nyeri nyeri
masa yang
lampa dirasa
u kan
pasien
dimas
a
lampa
u
Evalua Untuk
si meng
bersa evalua
ma si
pasien ketida
dan kefekt
tim ifan
keseha nyeri
tan
lain
tentan
g
ketida
kefekti
fan
kontro
l nyeri
masa
lampa
56
u
Bantu Untuk
pasien memo
dan tivasi
keluar pasien
ga dan
untuk keluar
menca ga
ri dan demi
mene kesem
mukan buhan
dukun nya
gan
Kontro Untuk
l memb
lingku erikan
ngan kenya
yang mana
dapat n agar
memp pasien
engaru nyam
hi an
nyeri beristi
seperti rahat
suhu dan
ruanga memp
n, ercepa
pencah t
ayaan kesem
dan buhan
kebisi nya
ngan
Untuk
Kuran
57
gi mence
faktor gah
presipi timbul
tasi nya
nyeri nyeri
Pilih Untuk
dan memp
lakuka ercepa
n t
penan proses
ganan penye
nyeri mbuh
(farma an
kologi, pasien
non
farmak
ologi
dan
inter
person
al)
Kaji Meng
tipe kaji
dan sumbe
sumbe r nyeri
r nyeri agar
untuk dapat
menen memb
tukan erikan
interve tindak
nsi an
yang
sesuai
58
Ajarka Untuk
n menur
tentan unkan
g terjadi
teknik nya
non cedera
farmak
ologi
Berika Untuk
n meng
analge urangi
tik rasa
untuk nyeri
mengu meng
rangi gunak
nyeri an
farma
kologi
Evalua Untuk
si meng
keefek evalua
tifan si
kontro keefe
l nyeri ktifan
nyeri
Tingka Untuk
tkan memb
istirah antu
at meny
embu
hkan
nyeri
59
Kolab Agar
orasik dapat
an diberi
denga kan
n tindak
dokter an
jika kolab
ada orasi
keluha yang
n dan tepat
tindak
an
nyeri
tidak
berhas
il
Untuk
Monit
meng
or
etahui
peneri
perke
maan
mban
pasien
gan
tentan
nyeri
g
pasien
manaj
emen
nyeri
Analgesic
Administrati
on
Agar
Tentuk
tidak
an
terjadi
lokasi,
60
karakt nya
eristik, malpr
kualita aktik
s, dan dalam
derajat memb
nyeri erikan
sebelu tindak
m an
pembe
rian
obat
Cek Untuk
instruk mence
si gah
dokter terjadi
tentan nya
g jenis kesala
obat, han
dosis, dalam
dan pemb
frekue erian
nsi obat
Cek Untuk
riwaya mence
t alergi gah
terjadi
nya
alergi
Pilih Agar
analge tidak
sik terjadi
yang nya
diperlu malpr
61
kan aktik
atau dalam
kombi pemb
nasi erian
dari obat
analge
sik
ketika
pembe
rian
lebih
dari
satu
Tentu Untuk
kan memb
pilihan erikan
analge analge
sik sik
tergant yang
ung tepat
tipe guna
dan memp
beratn ercepa
ya t
nyeri penye
mbuh
an
Tentuk Untuk
an memb
analge erikan
sik pemb
pilihan erian
, rute obat
62
pembe yang
rian, tepat
dan
dosis
optima
l
Pilih Mener
rute apkan
pembe prinsi
rian p 6
secara benar
IV, IM
untuk
pengo
batan
nyeri
secara
teratur
Monit Untuk
or meng
vital etahui
sign perke
sebelu mban
m dan gan
sesuda reaksi
h obat
pembe terhad
rian ap
analge vital
sik sign
pertam
a kali
Berika Untuk
63
n meng
analge urangi
sik rasa
tepat nyeri
waktu pada
teruta pasien
ma
saat
nyeri
hebat
Evalua Untuk
si meng
efektiv evalua
itas si
analge keefkt
sik, ifan
tanda analge
dan sik
gejala
(efek
sampi
ng)
64
saat berkemih kriteria hasil n suhu
- Sering timbul : Monit Untuk
dorongan or meng
untuk Suhu IWL etahui
berkemih tubuh IWL
tetapi jumlah dalam cairan
urin sedikit rentan Monit Untuk
- Terasa sakit g or meng
pada daerah norma warna etahui
pubis l dan perub
- Serta perasan Nadi suhu ahan
tertekan pada dan kulit warna
perut bagian RR kulit
bawah dalam b.d
- Menurut rentan penin
pasien pada g gkata
saat berkemih norma n suhu
urin berwarna l Monit Untuk
gelap dan Tidak or meng
keruh serta ada tekana etahui
adanya bau perub n adany
yang ahan darah, a
menyengat warna nadi perub
dari urin dan kulit dan ahan
terkadang dan RR pada
disertai darah. tidak TTV
ada Monit Untuk
DO : pusing or mema
- Pada hasil , penuru ntau
pemeriksaan meras nan tingka
didapatkan : a tingkat t
- TD : 20/90 nyama kesada kesad
mmHg n ran aran
65
- Nadi : pasien
100x/menit Untuk
Monit
- RR : mema
or
24x/menit ntau
WBC,
- S : 38,5 °C terjadi
Hb,
- Pasien nya
dan
tampak perub
Hct
meringis ahan
kesakitan pada
- Dokter WBC,
menganjurkan HB
untuk dan
diberikan obat HCT
Monit
analgetik , untuk
antibiotik dan or
mema
terapi intake
ntau
relaksasi dan
intake
output
dan
output
Berika
untuk
n anti
menur
piretik
unkan
suhu
pasien
untuk
Berika
meng
n
hindar
pengo
i
batan
terjadi
untuk
nya
menga
kompl
tasi
ikasi
penye
bab
66
dema
m
Selimu agar
ti tidak
pasien kedin
ginan
Lakuk untuk
an menur
tapid unkan
sponge suhu
pasien
Berika
Untuk
n
meng
cairan
hindar
intrave
i
na
dehidr
asi
Kompr
Untuk
es
menur
pasien
unkan
pada
suhu
lipat
dari
paha
sumbe
dan
r
aksila
panas
Tingka
Untuk
tkan
meng
sirkula
hindar
si
i
udara
terjadi
nya
gangg
67
uan
pernaf
asan
Berik Untuk
an meng
pengo hindar
batan i
untuk meng
mence gigil
gah
terjadi
nya
mengg
igil
Temperature
regulation
Monit Untuk
or meng
suhu etahui
minim perub
al tiap ahan
2 jam suhu
pasien
Renca Untuk
nakan meng
monito hindar
ring i
suhu adany
secara a
kontin penin
yu gkata
n suhu
68
Monit Untuk
or TD, meng
nadi, etahui
dan TTV
RR
Untuk
Monit
meng
or
etahui
warna
terjadi
dan
nya
suhu
perub
kulit
ahan
pada
kulit
Untuk
Monit
meng
or
etahui
tanda-
kemu
tanda
ngkin
hiperte
an
rmi
pasien
dan
hipert
hipoter
ermi/h
mi
ipoter
mi
Agar
Tingka
tidak
tkan
terjadi
intake
nya
cairan
kekur
dan
angan
69
nutrisi cairan
dan
nutrisi
Untuk
Selimu
meng
ti
hindar
pasien
i
untuk
kedin
mence
ginan
gah
hilang
nya
kehan
gatan
tubuh
Ajarka
Untuk
n pada
meng
pasien
hindar
cara
i
mence
terjadi
gah
nya
keletih
keleti
an
han
akibat
panas
Diskus
Untuk
ikan
meng
tentan
etahui
g
tindak
pentin
an apa
gnya
yang
pengat
akan
uran
dilaku
70
suhu kan
dan dalam
kemun memp
gkinan ertaha
efek nkan
negatif suhu
dari tubuh
keding norma
inan l
Berita Agar
hukan pasien
tentan meng
g etahui
indika tanda
si tanda
terjadi keleti
nya han
keletih
an dan
penan
ganan
emerg
ency
yang
diperlu
kan
Ajarka Berm
n anfaat
indika untuk
si dari mena
hipoter mbah
mi dan penge
penan tahua
71
ganan n
yang pasien
diperlu
kan
Berika Untuk
n anti menur
piretik unkan
jika suhu
perlu tubuh
Vital sign
Monitoring
Monit Untuk
or TD, mema
nadi, ntau
suhu, TTV
dan
RR
Catat Agar
adanya meng
fluktua etahui
si perub
tekana ahan
n TD
darah
Monit Untuk
or VS meng
saat etahui
pasien vital
berbari sign
ng,
duduk,
atau
72
berdiri
Ausku Untuk
ltasi meng
TD etahui
pada bagai
kedua mana
lengan Tdnya
dan
bandin
gkan
Monit Untuk
or TD, meng
nadi, etahui
RR, perub
sebelu ahan
m, TTV
selama
, dan
setelah
aktivit
as
Monit Untuk
or meng
kualita etahui
s dari kualit
nadi as
nadi
Monit Untuk
or meng
frekue etahui
nsi irama
dan nafas
irama
73
pernap
asan
Monit Untuk
or meng
suara etahui
paru suara
paru
Monit Untuk
or pola meng
pernap etahui
asan jika
abnor terjadi
mal nya
pola
nafas
abnor
mal
Monit
Untuk
or
meng
suhu,
etahui
warna,
perub
dan
ahan
kelem
suhu ,
baban
warna
kulit
dan
kelem
baban
Monit
Untuk
or
meng
sianosi
etahui
s
kemu
perifer
ngkin
an
74
terjadi
nya
sianos
is
perife
r
Monit Untuk
or meng
adanya etahui
cushin perub
g triad ahan
(tekan pada
an nadi
nadi
yang
meleb
ar,
bradik
ardi,
pening
katan
sistoli
k)
Identif Untuk
ikasi mengi
penye dentifi
bab kasi
dari penye
peruba bab
han perub
vital ahan
sign vital
sign
75
3. Gangguan eliminasi urine Pola Setelah Urinary
b.d Gangguan sensori elimina dilakuk Retention
motorik infeksi saluran si an Care
kemih normal, tindaka Lakukan Untuk
DS : tidak n penilaian memban
- Pasien terjadi kepera kemih tu dalam
mengeluh tanda- watan yang member
terasa tanda selama komprehe ikan
terbakar dan ganggu 3x24 nsif tindakan
perih pada an jam berfokus yang
saat berkemih berkem diharap pada tepat
- Sering timbul ih kan inkontine
dorongan (urgens nyeri nsia
untuk i, berkura (misalnya
berkemih oliguri, ng , output
tetapi jumlah disuria) dengan urin, pola
urin sedikit kriteria berkemih
- Terasa sakit hasil : kemih,
pada daerah Kandun fungsi
pubis g kognitif,
- Serta perasan kemih dan
tertekan pada kosong masalah
perut bagian secara kencing
bawah penuh praeksiste
- Menurut Tidak n)
pasien pada ada Memanta Untuk
saat berkemih residu u mengeta
urin berwarna urine pengguna hui
gelap dan >100- an obat perkemb
keruh serta 200 cc dengan angan
adanya bau Intake sifat reaksi
yang cairan antikoline obat
menyengat dalam rgik atau
76
dari urin dan rentang properti
terkadang normal alpha
disertai darah. Bebas agonis
dari Memonit Untuk
DO : ISK or efek mengeta
- Pada hasil Tidak dari obat- hui efek
pemeriksaan ada obatan samping
didapatkan : spasme yang dari obat
- TD : 20/90 bladder diresepka obatan
mmHg Balance n, seperti yang
- Nadi : cairan calcium dikonsu
100x/menit seimba channel msi
- RR : ng blockers pasien
24x/menit dan
- S : 38,5 °C antikoline
- Pasien rgik
tampak Merangsa Untuk
meringis ng refleks melatih
kesakitan kandung refleks
- Dokter kemih kandung
menganjurkan dengan kemih
untuk menerapk
diberikan obat an dingin
analgetik , untuk
antibiotik dan perut,
terapi membelai
relaksasi tinggi
batin,
atau air
Sediakan Untuk
waktu menghin
yang dari
cukup terjadi
77
untuk penump
pengoson ukan
gan sisa
kandung urine
kemih (10 yang
menit) tidak
dikeluar
kan
Gunakan
spirit
wintergre
en di
pispot
atau
urinal
Menyedia
kan
manuver
Crede,
yang
diperluka
n
Gunakan
double-
void
teknik
Masukka Untuk
n kateter permuda
kemih yg h BAK
sesuai
Anjurkan Untuk
pasien / mengeta
keluarga hui
78
untuk jumlah
merekam output
output urin
urin
Untuk
Instruksik
mencega
an cara-
h
cara
terjadin
untuk
ya
menghind
konstipa
ari
si
konstipasi
atau
impaksi
tinja
Memanta
Untuk
u asupan
mengeta
dan
hui
keluaran
input
cairan
dan
output
cairan
Memanta
Untuk
u tingkat
mengeta
distensi
hui
kandung
tingkat
kemih
distensi
dengan
kandung
palpasi
kemih
dan
perkusi
Membant
Untuk
u ke toilet
memban
secara
tu
79
berkala pasien
BAK
Menerapk Untuk
an menrapk
kateterisa an
si manage
intermiten ment
kateteris
asi
Merujuk
Untuk
ke
mengeta
spesialis
hui
kontinens
apakah
ia kemih
pasien
mengala
mi
intontin
ensia
kemih
80
D. Implementasi
No Diagnosa Implementasi Respon Pasien Nama
jelas
&
Paraf
1. Nyeri akut b.d agen injuri Melakukan Pasien mau
biologis. pengkajian nyeri untuk dikaji
DS : secara komprehensif nyeri secara
- Pasien mengeluh termasuk lokasi, komprehens
terasa terbakar karakteristik, durasi if
dan perih pada frekuensi, kualitas
saat berkemih dan faktor presipitasi
- Sering timbul Mengobservasi
dorongan untuk reaksi nonverbal dari
berkemih tetapi ketidaknyamanan Pasien mau
jumlah urin diobservasi
sedikit ketidak
- Terasa sakit pada Mengunakan teknik nyamanann
daerah pubis komunikasi ya selama
- Serta perasan terapeutik untuk perawatan
tertekan pada mengetahui Pasien mau
perut bagian pengalaman nyeri menceritaka
bawah pasien n
- Menurut pasien pengalaman
pada saat Mengkaji kultur nyerinya
berkemih urin yang mempengaruhi
berwarna gelap respon nya
dan keruh serta Paien mau
adanya bau yang dikaji kultur
menyengat dari Mengevaluasi yang
urin dan pengalaman nyeri
mempengar
terkadang masa lampau uhi respon
disertai darah. pasien
81
Pasien mau
DO : dievaluasi
- Pada hasil terhadap
pemeriksaan pengalaman
didapatkan : Mengevaluasi nyerinya
- TD : 20/90 bersama pasien dan dimasa
mmHg tim kesehatan lain lampau
- Nadi : tentang
100x/menit ketidakefektifan Pasien mau
- RR : 24x/menit kontrol nyeri masa dievaluasi
- S : 38,5 °C lampau secara
- Pasien tampak kolaborasi
meringis Membantu pasien dalam
kesakitan dan keluarga untuk ketidakefekt
- Dokter mencari dan ifan kontrol
menganjurkan menemukan nyeri
untuk diberikan dukungan Pasien dan
obat analgetik , keluarga
antibiotik dan Mengontrol mau dibantu
terapi relaksasi lingkungan yang dalam
dapat mempengaruhi mencari
nyeri seperti suhu dukungan
ruangan, Pasien
pencahayaan dan bersikap
kebisingan kooperatif
saat
dikontrol
Mengurangi faktor
lingkungan
presipitasi nyeri
yang
mempengar
uhi nyeri
Pasien mau
82
Meilih dan diberitahu
Melakukan faktor untuk
penanganan nyeri mengurangi
(farmakologi, non presipitasi
farmakologi dan nyeri
inter personal) Pasien mau
dipilihkan
Mengkaji tipe dan dan
sumber nyeri untuk dilakukan
menentukan untuk
intervensi penangan
Mengajarkan tentang nyeri
teknik non Pasien mau
farmakologi dikaji tipe
dan sumber
Memberikan nyerinya
analgetik untuk Pasien mau
mengurangi nyeri diajarkan
teknik non
Mengevaluasi farmakologi
keefektifan kontrol Pasien mau
nyeri diberikan
obat
analgetik
Pasien mau
Meningkatkan dievaluasi
istirahat keeftikan
cara
mengontrol
nyeri
Pasien mau
menuruti
untuk
83
meningkatk
an istiraht
Berkolaborasikan Pasien mau
dengan dokter jika berkolabora
ada keluhan dan si dengan
tindakan nyeri tidak dokter
berhasil ketika ada
keluhan dan
tindakan
nyeri tidak
berhasil
Memonitor Pasien mau
penerimaan pasien dimonitor
tentang manajemen tentang
nyeri managemen
t nyeri
Analgesic Administration
Menentukan lokasi, Pasien mau
karakteristik, ditentukan
kualitas, dan derajat lokasi,
nyeri sebelum karakteristik
pemberian obat dall
sebelum
pemberian
obat
Mengecek instruksi Pasien mau
dokter tentang jenis dicekkan
obat, dosis, dan tentang
frekuensi jenis obat
dll
Mengecek riwayat Pasien mau
alergi dicek
riwayat
84
alerginya
Memilih analgesik Pasien mau
yang diperlukan atau dipilihkan
kombinasi dari analgesik
analgesik ketika yang
pemberian lebih dari diperlukan
satu
Menentukan pilihan Pasien mau
analgesik tergantung ditentukan
tipe dan beratnya analgesikny
nyeri a
Pasien mau
Menentukan
ditentukan
analgesik pilihan,
analgesik
rute pemberian, dan
pilihan, rute
dosis optimal
pemberian
dan dosis
optimal
Pasien
Memilih rute
maudipilihk
pemberian secara IV,
an dalam
IM untuk
pemberian
pengobatan nyeri
obat nyeri
secara teratur
Pasien mau
Memonitor vital sign
dimonitor
sebelum dan sesudah
vital sign
pemberian analgesik
pertama kali
Pasien mau
Memberikan
diberikan
analgesik tepat
obat
waktu terutama saat
analgesik
nyeri hebat
tepat waktu
85
Mengevaluasi Pasien mau
efektivitas analgesik, dievaluasi
tanda dan gejala efektivitas
(efek samping) analgesik
2. Fever treatment
Memonitor suhu Pasien mau
sesering mungkin dimonitor
suhu
tubuhnya
sesering
mungkin
Memonitor IWL Pasien mau
dimontor
IWLnya
Memonitor warna Pasien mau
dan suhu kulit dimonitor
warna dan
suhu
kulitnya
Memonitor tekanan Pasien mau
darah, nadi dan RR dimonitor
TTV nya
Memonitor Pasien mau
penurunan tingkat dimonitor
kesadaran tingkat
kesadaranny
a
Memonitor WBC,
Pasien mau
Hb, dan Hct
dimonitor
WBC, Hb,
dan Hct nya
86
Memonitor intake Pasien mau
dan output dimonitor
intake dan
output nya
Memberikan anti Pasien mau
piretik diberikan
antipiretik
Memberikan Pasien mau
pengobatan untuk diberikan
mengatasi penyebab pengobatan
demam untuk
mengatasi
penyebab
demam
Menyelimuti pasien
Pasien mau
diselimuti
Melakukan tapid
Pasien mau
sponge
dilakukan
tapid
sponge
Pasien mau
Memberikan cairan
diberikan
intravena
cairan
melalui
intravena
Pasien mau
Mengkompres
dikomprs
pasien pada lipat
pada lipatan
paha dan aksila
paha dan
aksila
Pasien mau
Meningkatkan
sirkulasi udara
87
Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu
minimal tiap 2 jam
Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
Tingkatkan intake
88
cairan dan nutrisi
Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat
panas
Diskusikan tentang
pentingnya
pengaturan suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari
kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency yang
diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan
Berikan anti piretik
jika perlu
89
suhu, dan RR
Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari
nadi
Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
90
Monitor sianosis
perifer
Monitor adanya
cushing triad
(tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital sign
91
E. Evaluasi
No DX Atatan Perkembangan Nama Jelas &
Paraf
1 I S : Pasien mengeluh terasa perih pada saat
berkemih
O : Pasien tampak meringis kesakitan
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
I:
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada
92
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
2 II S:-
O : Hasil pemeriksaan fisik didapatkan dengan
kriteria hasil :
- TD : 120/90 mmHg
- Nadi : 100x/menit
- RR : 24x/menit
- S : 38,5 °C
A : masalah tidak teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Monitoring vital sign sebelum/sesudah
latihan dan lihat respon pasien saat latihan
Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
Bantu klien untuk menggunakan tongkat
saat berjalan dan cegah terhadap cedera
Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
tentang teknik ambulasi
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan
ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi
dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.
Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi
dan berikan bantuan jika diperlukan
3 III S : Pasien mengeluh muncul bercak bercak
kemerahan daerah pipi lengan atas kanan dan
kiri, punggung, telapak tangan dan telapak kaki
O : Pasien tampak ada bercak kemeraan di pipi
lengan atas kanan dan kiri, punggung, telapak
93
tangan dan telapak kaki
A : masalah belum teratasi
I : Intervensi dilanjutkan
Kaji seara verbal dan nonverbal respon
klien terhadap tubuhnya
Monitor frekuensi mengkritik dirinya
Jelaskan tentang pengobatan, perawatan,
kemajuan dan prognosis penyakit
Dorong klien mengungkapkan
perasaannya
Identifikasi arti pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam
kelompok keil.
94