M
DENGAN SISTEM PERKEMIHAN
( INFEKSI SALURAN KEMIH )
DI RUANGAN YOSEFA
RUMAH SAKIT St. GABRIEL KEWAPANTE
O
L
E
H
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Nikmat dan Karunianya,
sehingga penulis dapat menyusun asuhan keperawatan pada klien Ny.M M dengan
SISTEM PERKEMIHAN ( INFEKSI SALURAN KENCING ) DI RUANGAN
YOSEFA RS ST GABRIEL KEWAPANTE .
Dalam penyusunan ASKEP ini penulis banyak mendapat bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih , kepada Ibu
Kepala Ruanagan Yosefa , temana –teman di rauangan YOSEFA , Sr Kepala
Keperawatan di RS ST GABRIEL KEAPANTE ,yang sudah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan ASKEP ISK di ruanagan .
Penulis menyadari dalam penulisan ASKEP SISTEM PERKEMIHAN
DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING , penulis masih banyak
kekurangannya.dengan demikian penulis masih mengharapkan masukan – masukan
dari berbagai pihak untuk menyempurnakan penulisan ASKEP ini, hal ini bukanlah
kesengajaan melainkan keterbatasan lmu dan kemapun penulis . untuk itu penulis
berharap masukan dan kritikan yang membangun dari semua pihak demi
kesmpurnaan ASKEP ini
Akhir kata , penulis mengharapkan agar ASUHAN KEPERAWATAN
SISTEM PERKEMIHAN DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING
TERHADAP NY. M.M bermafaat bagikita semua AMIN
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi saluran kemih (ISK) sering terjadi pada wanita. Di karenakan uretra
wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur
ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan
urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang
ISK memunculkan gejala-gejala nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih,
Spasame pada area kandung kemih, hematuria, nyeri punggung dapat terjadi,
demam, menggigil, nyeri panggul dan pinggang, nyeri ketika berkemih, malaise,
mual dan muntah sehingga terjadi gangguan eliminasi urine ( Samirah,dkk, 2013).
Menurut WHO pada tahun 2011, infeksi saluran kemih termasuk kedalam
kumpulan infeksi paling sering didapatkan oleh pasien yang sedang mendapatkan
berkembang setelah infeksi luka operasi (29,1%) sebagai infeksi yang paling sering
Infeksi saluran kemih juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki.
3
India dan Amerika serikat.Sementara itu penduduk indonesia yang menderita Infeksi
Saluran Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa. Data statistik menyebutkan 20-
30% perempuan akan mengalami infeksi saluran kemih berulang pada suatu waktu
dalam hidup mereka, sedangkan pada laki-laki hal tersebut sering terjadi terjadi
Infeksi saluran kemih salah satu penyakit infeksi dengan jumlah bakteri uria
berkembang biak dengan jumlah kuman biakan urin >100.000 /ml urin. Bakteriuria
(Kahlmeter, 2006). Infeksi saluran kemih disebabkan oleh berbagai macam bakteri
90% ISK secara umum disebabkan oleh E.coli (Sjahjurachman, 2004). Infeksi
refluks vesikoureter. Pada wanita, mula-mula kuman dari anal berkoloni di vulva
kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan atau
mekanik akibat hubungan seksual dan perubahan pH dan flora vulva dalam siklus
menstruasi (Liza, 2006). Ketika urin sulit keluar dari kandung kemih, terjadi
ascending dan merusak epitel saluran kemih sebagai host. Hal ini disebabkan karena
4
pertahanan tubuh dari hostyang menurun dan virulensiagen meningkat (Purnomo,
2003).
kualitas hidup penderita dengan penanganan segera berkemih agar tidak tejadi
gangguan eliminasi urine (Jennyver 2012). Intervensi mandiri yang dilakukan untuk
mengatasi masalah ini antara lain : Memberikan posisi nyaman pada pasien sehingga
biasa mengurangi rasa sakitnya , palpasi kandung kemih setiap 4 jam untuk
mengetahui adanya distensi , Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, Beri intake
per hari ( kiran,dkk 2013). Peran paerawat yang bisa diberikan pada pasien ISK
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Gabriel Kewapante.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
Nic- Noc, 2012). Infeksi Saluran Kemih adalah keadaan adanya infeksi
6
usia remaja, dewasa dan lansia. Kebiasaan menahan buang air kecil,
kurang minum air putih dan (air kencing susah keluar dan sedikit).
7
2.1.2 Klasifikasi
saluran kemih pada pasien disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur
saluran kemih. ISK complicated (rumit) adalah infeksi saluran kemih yang
terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik atau struktur saluran
saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik atau
struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik kelainan ini akan
2.1.3 Etiologi
Menurut sumber Aru S, dkk (2009) mengatakan etiologi dari infeksi saluran
8
1. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
2. Mobilitas menurun
2.1.4 Patofisiologis
kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran
kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan
memasuki saluran kemih melalui cara asending. Kuman penyebab ISK pada
umumnya adalah kuman yang berasal dari floral normal usus dan hidup
9
secara komensal di dalam introitus vagina, prepisum kemih melalui uretra-
disebabkan oleh karena pertahankan tubuh dari host yang menurun atau
limfogen. Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.
1. Secara asending
pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus.
10
2. Secara hematogen
11
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat
3. Limfogen
piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua
ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal
biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau
refluks vesikoureter.
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran
12
Tanda Gejala Infeksi Saluran Kemih Digiulio, Mary, dkk. ( 2014).
1. Bakteriuria
3. Hematuria
4. Nyeri punggung
5. Demam
yang tepat.
13
5. Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine : Pengumpulan specimen steril
2.1.9 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
indikasi.
2. Penatalaksanaan Medis
a) Obat-obatan
3. Anti biotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di
14
4. Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari
2.1.10 Komplikasi
yaitu :
1. Pyelonefritis
kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang
15
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
data tentang individu, keluarga, dan kelompok ( Carpenito & Moyet, 2009)
1) Identitas pasien
2) Keluhan utama.
pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien
biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing
dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di
16
3) Riwayat kesehatan
klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu
kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak
dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat. R (region) yaitu
17
ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk atau
d) Riwayat Psikososial
terjadinya ISK.
g) Pola kebiasaan
1) Pernapasan
18
3) Eliminasi
d) Nyeri suprapubik
fisik
keluarga.
6) Suhutubuh
keluarga
19
9) Menghindari bahaya.
fisik
4) Pemeriksaan Fisik
yaitu :
konjungtiva anemis
20
d) Telinga : Tidak ada kelainan
5) Pemeriksaan Penunjang
Pediatri,(2009) :
glukosuriadan PH
3) Pemeriksaan urinalisis:
a) Keruh
b) Bakteri
c) Pituria
21
2.2.2 Diagnosa keperawatan
22
2.2.3 Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan infeksi Tujuan : Nyeri berkurang 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
23
lampau.
menentukan intervensi
24
tidak berhasil.
ruangan,pencahayaan dan
kebisingan.
(Kemerahan), Tumor
(pembengkakan), Functiolaesa
25
mengganti celana dalam.
26
2 Hipertermi berhubungan Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal 1. Monitor suhu sesering mungkin
dengan Proses penyakit. Kriteria hasil : 2. Monitor watna dan suhu kulit
RR
1. Suhu dalam rentang normal (36-
4. Monitor Wbc,Hb, Dan Hct
37 )
5. Monitor intake dan output
2. Nadi dan RR dalam rentang normal
6. Berikan kompre hangat.
(nadi 60-100) (RR 16-24).
7. Berikn anti piretik
3. Tidak ada perubahan warna kulit dan
8. Kolaborasi pemberian cairan
tidak ada pusing.
intravena.
27
nutrisi
3. Gangguan eliminasi urine Tujuan : Masalah disfungsi pada eliminasi 1. Lakukan penilaian kemih yang
perut
28
menghindari konstipasi
sesuai
berkala, sesuai
dan perkusi
4 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 1. Monitor tekanan
harian.
mementau makan.
30
9. Memantau tingkat Hb dan
hematocrit
5. Resiko infeksi b/d dengan port Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 1. Monitor tanda-tanda infeksi
de entry kuman. diharapkan klien Infeksi tidak terjadi dengan 2. Jelaskan untuk tidak menahan
31
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat. tetap kering dan bersih keringkan
5. Jelaskan pentingnya
tindakan keperawatan.
terhadap Infeksi
8. Batasi pengunjung.
32
cukup
33
2.2.3 Implementasi keperawatan
Menurut sumber Asmadi, (2008 ) Evaluasi adalah tahap akhir dari proses
antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi
menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari
35
BAB III
KASUS NYATA
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. M.M
Umur : 68 Tahun
TTL : Nangalimang, 11-Juni- 1952
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Pendidikan : SD
Status Perkawin : Kawin
Alamat : Jln. Kolombeke- Nangalimang
Suku Bangsa : Sikka
Tanggal NRS : 10 September 2020
Tanggal Pengkajian : 11 September 2020
No RU : 56.905
Diagnosa Modik : ISK
Jam Pengkajian : Jam 11.00 WITA
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. T.N
Jenis Kelami : Laki-Laki
Alamat : Nangalimang
Hubungan dengan pasien : Suami pasien
3. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama : nyeri saat bak
b. Keluhan riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri saat bak sejak tadi pagi, nyeri di rasakan hilang
timbul, dan seperti di tusuk-tusuk. Pasien juga mengatakan bak sedikit –
sedikit. Nyeri di rasakan dari perut bagian bawah sampai ke pinggang kiri
dan kanan skalah nyeri 7 ( nyeri hebat ) selama 5 – 10 menit , pasien juga
mengatakan badan panas, mual-muntah 2x ( cairan dan makanan ).saat itu
juga keluarga dan pasien memutuskan untuk membawa klien ke Rumah
Sakit St Gabriel Kewapante untuk mendapatkan pengobatan
36
lanjutan .Setelah di periksa dokter jaga igd pasien di nyatakan untuk di
rawat nginap .
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak perna menderita penyakit seperti
saat ini.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyatakan tidak mempunyai penyakit keturunan
e. Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi.
37
keruh
Pasien mengatakan tidur malam Pasien mengatakan
mulai pukul 22.00 samapi dengan tidur malam mulai
pukul 0.5.00 dan sering pukul 21.00 samapai
terbangun .pasien mengatakan tidur pukul 03.00 dan
sian di mulai pukul 14.00 sapai 16.00 sering trerbangu
pasien mengatakan tidur siang sering untuk bak
4 Pola aktivitas terjaga Pasien mangataka
tidur siang mulai
pukul 13.00 – 15.00
5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Composmentis
Glascow Coma Scale 15
Tanda – tanda Vital ;
Tekanan Darah : 120/80 Mmhg
Nadi : 80 * menit
Suhu : 37,7 0 c
Respirasi : 20* /menit
Sklah nyeri 7 ( nyeri hebat )
B 1 ( Breathing )
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor ( paru –paru kiri dan kanan normal )
Auskultasi : suara napas normal ( vesikuler ) tidak ada bunyi naps tambahan
38
B2 (Blood )
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : nyeri tekan epigastrium nadi ; 80* /menit
Auskultasi : tidak ada bunyi napas tambahan . tekanan darah 120/ 80 mmhg
S1 dan S2 tunggal
B3 ( Brain )
Inspeksi kesadaran eye 4 , motoric 5 , verbal 6
Keadaran composmentis
Keadaan umum lemah
Palapsi tidak ada nyeri tekan
B 4 ( Bladder )
Inspeksi : terjadi oliguria (n sedikit saat berkemih ) < 400cc /hari dan terjadi
dysuria ( nyeri saat berkemih )
Palpasi : adanya nyeri tekan pada abdomen bagian bawah
Perkusi : terdapat nyeri tekan di bagian bawah dan nyeri saat berkemih
B5 ( Bowel )
Inspeksi : bentk simetris
Palpasi : tidak nyeri tekan
Perkusi : timpani
Auskultasi : bisimg usus normal
B6 Bone )
Inspeksi : tidak ada oedema , terpasang infus RL 20 tpm sebelah kiri
39
6. Pemeriksaan Diagnostik.
Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 september 2020
40
7. Teraphy Medis.
Terapy medis tanggal 11 september 2020
RL 1500/ 24 jam
Cefixime 2* 200 mg / oral
Injeksi ranitidine 2 * 50 mg / iv
Analsik 3* 1 tablet /oral
Parasetamol 3*500 mg / oral
Antasida sirup 3*2 cth /oral AC
2. Analisa Data
Bakteri mengeluarkan
endotoksin
Reaksi inflamasi
Pengeluaran mediator
kimia
Hestitansi
41
Pasien mengatakan nyeri saat bak
Pasien mengatakan nyeri perut Kolonisasi bakteri di
Merangsang nosiseptor
Pelepasan histamine
NYERI
Data Subyektif :
Pasien mengatakan badan panas ISK
42
Data obyektif :
Ku : lemah Kolonisasi bakteri di
Kesadaran composmentis perineum / preputium
Control TTV / e.coli kiebsiela
SUHU : 37,7 0 c
Masuk ke saluran
kemih
Melekat dan
multiplikasi di vesika
urinaria
Bakteri
mengeluarkan
endotoksin
Reaksi inflamasi
INFEKSI
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan spasme mukosa
vesika urinaria / uretra di tandai dengan : Pasien mengatakan bak sedikit –sedikit 7
43
kali / hari , Pasien mengatakan 1 hari pasien minum air putih 6 gelas ( 1200 cc )
Kandung kemih teraba penu Warna urin kuning sangat keruh .
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringan mukosa saluran perkemihan di
tandai dengan : Pasien mengatakan nyeri saat bak , Pasien mengatakan nyeri perut
bagian bawah menjalar ke pinggang kiri dan kanan , Ku ; lemah Kesadaran
composmentis Gcs 456 < 2 detik , TTV TD ; 120/80 mmhg , ND ; 80 * /I , RR ; 20 *
* /I SH : 37,7 0 celsius , P : nyeri timbul saat berkemih ,Q : nyeri seprti di tusuk –
tusuk , R : nyeri timbul di perut bagian bawah menjalar ke pinggang kiri dan kanan , S
: skalah nyeri 7 ( nyeri hebat ) , T : nyeri hilang timbul dan timbul Selama 5- 15
menit .
3. Infeksi berhubungan dengan pengeluaran endotoksin oleh bakteri yang di tandai
dengan Pasien mengatakan badan panas , Ku : lemah Kesadaran composmentis ,
Control TTV SUHU : 37,7 0 c
Pemeriksaan laboratorium
Leokosit 11.900
URIN LENGKAP
MAKRO
Warna
Kuning
Kejernihan
Sangat keruh
Berat jenis
1.030
Ph
6,0
Leokosit
+3
Nitrit
Negative
Protein
Negative
Glukosa
Normal
Keton
Negative
Urobilinogen
Normal
Bilirubin
Negative
Eritrosit
+3
MIKRO
Erotrosit
Leokosit Penuh
Epitel Penuh
Kristal 10-12
1-2
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
44
O KEPERAWATAN
1 Gangguan perubahan pola Setelah di Observasi perubahan urine ,warna , jernih ,
eliminasi urine lakukan bau
berhubungan dengan tindakan R / untuk mendeteksi adanya infeksi lebih
spasme mukosa vesika keperawatan awal .
urinaria / uretra di tandai selama 3* Kaji keluhan tidak bisa berkemih , berkemih
dengan : 24 jam di berdarah , tidak bisa menahan urin yang
Pasien mengatakan bak harapkan : keluar tiba –tiba , berkemih pada malam hari
sedikit –sedikit 7 kali / pola R/ untuk mengetahui adanya radang pada
hari , Pasien mengatakan eliminasi kandung kemih
1 hari pasien minum air urin hilang Beri intake minum 2-2,5 liter /hari
putih 6 gelas ( 1200 cc ) dengan R / untuk mengeluarkan kuman dari kandung
Kandung kemih teraba kriteria hasil kemih akibat yang yang terlalu lama tertahan
penu Warna urin kuning Pola urine Anjurkan berkemih 3-4 jam
sangat keruh . kembali R / mencegah urine statis dan mencegah
normal 6-7 bertambahnya kuman pada kandung kemih
* kali / akibat urine yang terlalu lama tertahan
menit Bantu klien mendapatkan posisi yang
Setiap hari nyaman saat berkemih
produksi R/ mengurangi rasa nyeri saat berkemih dan
urine > 300 proses berkemih terasa nyaman
cc / menit Ajarkan klien perawatan perineum yang
Warna urine benar setiap kali selesai berkemih atau
daerah dan defekasi
tidak ada R/ menejagah masuknya kuman di uretra
tekanan saat Pantau ata periksa urine kultur dan sensifitas
bak R/ menetukan penyebab infeksi saluran
kemih dan mengevaluasi efektivitas
pengobatan
45
perkemihan di tandai keperawatan merupakan indikasi proses infeksi dan
dengan : Pasien selama 3* memberikan intervensi berdasarkan tingkat
mengatakan nyeri saat 24 jam di nyeri yang di rasakan
bak , Pasien mengatakan harapkan : Beri posisi nyaman yang nyaman menurut
nyeri perut bagian bawah Nyeri klien
menjalar ke pinggang kiri teratasi R/ posisi pilihan klien dapat meningkatkan
dan kanan , Ku ; lemah dengan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri
Kesadaran composmentis kriteria hasil Palpasi kandung kemih setiap 4 jam untuk
Gcs 456 < 2 detik , TTV : mengetahui adanya distansi
TD ; 120/80 mmhg , Nyeri R/distensi yang terlalu lama pada kandung
ND ; 80 * /I , RR ; 20 * * dapat kemih membuat nyeri terus menerus
/I SH : 37,7 0 celsius , terkontrol Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
P : nyeri timbul saat Nyeri R/ napas dalam bisa menguurangi rasa nyeri
berkemih ,Q : nyeri seprti berkuran Beri kompres hangat pada perut bagian
di tusuk –tusuk , R : nyeri g bahkan bawah
timbul di perut bagian hilang R/ rasa hanta bisa memvasodilatasi kapiler
bawah menjalar ke Ekpresi darah sekitarnya sehingga nyeri dapat hilang
pinggang kiri dan kanan , wajah Kolaborasi dalam pemberian analgetik
S : skalah nyeri 7 ( nyeri hilang R / golongan obat analgetik bisa mengurangi
hebat ) , T : nyeri hilang Skala rasa nyeri
timbul dan timbul Selama nyeri 1-3
5- 15 menit atau 0
nyeri
ringan
3. Infeksi berhubungan Setelah di Observasi tanda –tanda vital dan tanda –
dengan pengeluaran lakukan tanda infeksi
endotoksin oleh bakteri tindakan R / mendeteksi adanya infeksi
yang di tandai dengan keperawatan Pantau hasil darah leokisit
Pasien mengatakan badan selama 3* R / mendeteksi adanya infeksi
panas , Ku : lemah 24 jam di Anjurrkan pasien unrtuk mengosongkan
Kesadaran harapkan : kandung kemih Secara komplit setiap kali
composmentis , Control Nyeri berkemih
TTV SUHU : 37,7 0 c teratasi R / mencegah aterjadinya distensi kandung
46
Hasil laboratorium dengan kemih.
leokosit 11.900 kriteria hasil Berikan perawatan perineal pertahan agar
Urin lengkap : tetap bersih dan kering
Makro Tidak ada R/menghindari bakteri yang membuat infeksi
Warna kuning kejernihan tanda- pada uretra
sangat keruh tanda Kolaborasi pemberian antibiotic
Leokosit + 3 infeksi R / antibiotic mengatsi infeksi
Eritrosit +3 (panas,
Mikro nyeri,
Eritrosit penuh bengkak,
Leokosit penuh merah,
penuruna
n fungsi)
Hasil
labor
leokosit
dalam
batas
normal
pemeriks
aan urine
dalam
batas
normal
47
5. IMPLENTASI DAN EVALUASI
2.
P : intervensi di
lanjutkan
48
, nyeri di rakan hilang timbul nyeri saat
skalah nyri hebat ( 7) bak,nyeri perut
11.45 Memberikan posisi nyaman yang bagian bawah
nyaman menurut klien dan pinggang
Hasil : klien merasa nyaman kiri dan kanan
dengan ttidur miring ke kanan berkurang
11.50 Melakukan Palpasi kandung kemih
. setiap 4 jam untuk mengetahui O : ku lemah
adanya distansi kesadaran
Hasil : palpasi adanya nyeri tekan compos mentis
pada abdomen bagian bawah skalah ku : lemah
nyri hebat (7) Kesadaran :
11.45 Mengajarkan teknik relaksasi napas Composmentis
dalam Skalah nyeri 5
Hasil : pasien menikuti ajaran dari nyeri sedang
perwat untuk melakukan teknik Contro ttv ; TD :
relaksasi napas dalam 120/80 mmhg
13.00 Kolaborasi dalam pemberian NADI : 84 * /
analgetik menit
P : intervensi di
lanjutkan
49
N;80x/menit, RR: 20x/menit, hangat ,
suhu:37,7,0 C.
Menganjurrkan pasien unrtuk O : ku ;lemah
11.30 mengosongkan kandung kemih kesadaran :
Secara komplit setiap kali composmnetis
berkemih. Suhu 37, 4 0 c
Hasil : Klien mau mengikuti Kulit teraba
anjuran dari perawat. hangat
Mengajarkan perawatan perineal
11.30 pertahan agar tetap bersih dan A : masalah
kering infeksi teratasi
Hasil: Perawat mengajarkan cara sebagian
perawatan perineal sesudah dan P : intervensi di
sebelum BAB dan BAK dari depan pertahanakan
ke belakang dan menganjurkan
pada klien untuk selalu
mempertahankan pakayan
dalam ,dalam keadaan bersih dan
kering.
13.00 Melayani obat anti piretik dan anti
biotik.
Hasil : perawat melayani obat
parasetamol.
50
X /tanggal
1. Sabtu 09 . 00 Mengobservasi perubahan Sabtu12 -9-2020
12 urine ,warna , jernih , bau pukul 13.30
sepetem Hasil : warna urin kuning. keruh , Wita
ber 2020 bau khas amoniak , S : pasien
9.05 mengkaji keluhan tidak bisa mengatakan bak
berkemih,berkemih berdarah , lanacar
tidak bisa menahan urin yang O : Kandung
keluar tiba –tiba , berkemih pada kemih teraba
malam hari kosong
Hasil : klien mengatakan bak Warna urin
lancar ..urin keluar lancar -+ 100cc kuning keruh
/jam A : Gangguan
9.05 Menganjurkan klien minum air perubahan pola
putih 2-2,5 liter /hari eliminasi urine
Hasil : klien mau mengikuti belum teratasi
anjuran perawat untuk
menghabiskan air putih 2-2,5 P : intervensi di
liter /hari atau 3 gelas /2 jam lanjutkan
9.10 menganjurkan berkemih 3-4 jam
hasil : klien mau mngikuti anjuran
dari perawat
51
9.15 Memberikan posisi nyaman yang berkurang
nyaman menurut klien
Hasil : klien merasa nyaman O : ku lemah
dengan ttidur miring ke kanan kesadaran
9.20 Melakukan Palpasi kandung compos mentis
kemih setiap 4 jam untuk ku : lemah
mengetahui adanya distansi Kesadaran :
Hasil : palpasi adanya nyeri tekan Composmentis
pada abdomen bagian bawah Skalah nyeri 5
skalah nyri sedant (5) nyeri sedang
9.20 Mengajarkan teknik relaksasi Contro ttv ; TD :
napas dalam 130/80mmhg
Hasil : pasien menikuti ajaran dari NADI : 90 * /
perwat untuk melakukan teknik menit
relaksasi napas dalam
13.00 Kolaborasi dalam pemberian A : masalh nyeri
analgetik teratsi sebagian
Hasil : perawat melayni obat
analgetik : anaksik 1 tablet / oral P : intervensi di
lanjutkan
53
GAL
1. MING 21.00 MengObservasi perubahan Senin 14 -9-2020 Zr bonita
GU 13 urine ,warna , jernih , bau pukul 5.00 Wita
SEPET Hasil : warna urin kuning. S : pasien
EMBE jernih , bau khas amoniak , mengatakan bak
R 2020 21.30 mengkaji keluhan tidak bisa lanacar
berkemih,berkemih O : Kandung kemih
berdarah , tidak bisa teraba kosong
menahan urin yang keluar Warna urin kuning
tiba –tiba , berkemih pada jernih
malam hari A : Gangguan
Hasil : klien mengatakan bak perubahan pola
lancar ..urin keluar lancar -+ eliminasi urine
21.30 100cc /jam teratasi
Menganjurkan klien minum
air putih 2-2,5 liter /hari P : intervensi di
Hasil : klien mau mengikuti hentikan
anjuran perawat untuk
menghabiskan air putih 2-2,5
liter /hari atau 3 gelas /2 jam
2. 21.30 Senin 14-9-2020 Zr bonita
Mengkaji adanya nyeri baik Pukul 5.00
lokasi , intensisitas ,
frekuensi , dan lamanya nyeri S : pasien
Hasil : klien mengatakan mengatakan nyeri
nyeri saat bak , nyeri perut saat bak,nyeri perut
bagian bawah , nyeri bagian bawah dan
pinggang kanan dan kiri pinggang kiri dan
sudah tidak lagi skalah nyri kanan hilang
21.45 ringan ( 3) O : ku lemah
Melakukan Palpasi kandung kesadaran compos
kemih setiap 4 jam untuk mentis ku : lemah
mengetahui adanya distansi Kesadaran :
54
Hasil : palpasi adanya nyeri Composmentis
tekan pada abdomen bagian Skalah nyeri 3
bawah skalah nyri ringan (3) nyeri rngan
Kolaborasi dalam pemberian Contro ttv ; TD :
07.00 analgetik 130/80mmhg
Hasil : perawat melayni obat NADI : 90 * /
analgetik : anaksik 1 tablet / menit
oral
A : masalh nyeri
teratsi
P : intervensi di
hentikan
55
mempertahankan pakayan
dalam ,dalam keadaan bersih
07.00 dan kering.
Melayani obat anti piretik
dan anti biotik.
Hasil : perawat melayani
obat parasetamol. Dan
cefixime 200 mg /oral
56
Refluks vesikquretra Uretra pendek Phymosis Kebersihan buruk pemasangan
kateter
↓
Status urine
Dikandung kemih
↓ Kolonisasi bakteri diperineum/preputium/
Bakteri urine E. colli, kiebsiella
Reaksi inflamasi
hipotalamus Hesitansi
Porsal colum
57
BAB V
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Dari pelaksanaan ASKEP yang di lakukn pada NY.M.M dengan sitem perkemihan
( ISK ) DI ruangan YOSEFA pada tanggal 11 September sampai dengan tanggal 14
september 2020 dapat di simpulkan :
Pengkajian ASKEP KLIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING
dapat di lakukan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam
megumpulkan data .
Diagnosea keperawatan
Pada diagnosa asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi saluran kencing
di dapat 3 diagnosa di tinjau kasus
Intervensi keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan pada klien infeksi saluran kemi ada yang
dapat diterapkan di rumah sakir dan ada yang di rumah
Implementasi keperawatan yang dilakukan dengan mengontrol infeksi dan
respon klien: dorong untuk beristirahat, berikan terapi antibiotic yang sesuai,
anjurkanpasien untuk meminum antibiotic seperti yang di resepkan, ajarkan
pasien dan keluarga mengenai tanda dan infeksi, dan kapan harus melaporkan
kepada penyedia perawatan kesehatan, ajarkan pasien dan anggota keluarga
bagaimana menghindari infeksi bersikan lingkungan dengan baik setelah
digunakan untuk setiap pasien, batasi jumlah pengunjung, ajarkan cuci tangan
bagi tenaga kesehatan, ajurkan pasien mengenai teknik cucu tangan dengan
tepat, anjurkan pengunjung dengan mencuci tangan pada saat memasuki dan
meninggalkan ruangan pasien, gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan
yang sesuai, cuci tangan sebelum an sesuda perawatan pasien, pakai sarung
tangan sebagaimana dianjurkan oleh kebijakan penjegahan yunifersal.
Lakukan pengkajian nyeri komperensif yang meliputi lokasi karakteristik,
durasi, frekuensi kualitas, intensitas dan faktor pencitus nyeri. Pastikan
perawatan analgetik bagi pasien dilakukan dengan pemantauan yang tepat,
gali pengetahuan dak kepercayaan pasien mengenai nyeri.
58
Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari
dapat dilakukan evaluasi dengan hasil nyeri berkurang, gangguan pola
elimilasi BAK teratasi, infeksi bisa diobati.
II. SARAN
1. Bagi klien
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari diharakan klien mampu
mengatasi nyeri yang dirasakan secara non fasmagologis, dan melakukan
pengobatan secara rutin sesuai dengan anjuran dokter.
2. Bagi perawatan RS
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pada kasus infeksi saluran kemih (ISK) dan
bisa memperhatikan kondisi serta kebutuhan pasien infeksi salura kemih dengan
masalah gangguan eliminasi urine.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan dengan
masalah keperawatan gangguan eliminasi urite secara menyeluru sesuai dengan
perkembangan ilmu keperawatan terkini.
59
DAFTAR PUSTAKA
60