Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny . M.

M
DENGAN SISTEM PERKEMIHAN
( INFEKSI SALURAN KEMIH )
DI RUANGAN YOSEFA
RUMAH SAKIT St. GABRIEL KEWAPANTE

O
L
E
H

PETROLIANA BONITA MOA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Nikmat dan Karunianya,
sehingga penulis dapat menyusun asuhan keperawatan pada klien Ny.M M dengan
SISTEM PERKEMIHAN ( INFEKSI SALURAN KENCING ) DI RUANGAN
YOSEFA RS ST GABRIEL KEWAPANTE .
Dalam penyusunan ASKEP ini penulis banyak mendapat bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih , kepada Ibu
Kepala Ruanagan Yosefa , temana –teman di rauangan YOSEFA , Sr Kepala
Keperawatan di RS ST GABRIEL KEAPANTE ,yang sudah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan ASKEP ISK di ruanagan .
Penulis menyadari dalam penulisan ASKEP SISTEM PERKEMIHAN
DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING , penulis masih banyak
kekurangannya.dengan demikian penulis masih mengharapkan masukan – masukan
dari berbagai pihak untuk menyempurnakan penulisan ASKEP ini, hal ini bukanlah
kesengajaan melainkan keterbatasan lmu dan kemapun penulis . untuk itu penulis
berharap masukan dan kritikan yang membangun dari semua pihak demi
kesmpurnaan ASKEP ini
Akhir kata , penulis mengharapkan agar ASUHAN KEPERAWATAN
SISTEM PERKEMIHAN DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING
TERHADAP NY. M.M bermafaat bagikita semua AMIN

Kewapante , oktober 2020


PENULIS

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Infeksi saluran kemih (ISK) sering terjadi pada wanita. Di karenakan uretra

wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur

ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan

urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang

pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra

sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih (Sepalanita 2012).

ISK memunculkan gejala-gejala nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih,

Spasame pada area kandung kemih, hematuria, nyeri punggung dapat terjadi,

demam, menggigil, nyeri panggul dan pinggang, nyeri ketika berkemih, malaise,

mual dan muntah sehingga terjadi gangguan eliminasi urine ( Samirah,dkk, 2013).

Menurut WHO pada tahun 2011, infeksi saluran kemih termasuk kedalam

kumpulan infeksi paling sering didapatkan oleh pasien yang sedang mendapatkan

perawatan di pelayanan kesehatan (Health care-associatedinfection). Bahkan tercatat

infeksi saluran kemih menempati posisi kedua tersering (23,9%) di negara

berkembang setelah infeksi luka operasi (29,1%) sebagai infeksi yang paling sering

didapatkan oleh pasien di fasilitas kesehatan.

ISK merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup signifikan.

Infeksi saluran kemih juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki.

Indonesia merupakan negara berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah China,

3
India dan Amerika serikat.Sementara itu penduduk indonesia yang menderita Infeksi

Saluran Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa. Data statistik menyebutkan 20-

30% perempuan akan mengalami infeksi saluran kemih berulang pada suatu waktu

dalam hidup mereka, sedangkan pada laki-laki hal tersebut sering terjadi terjadi

setelah usia 50 tahun keatas (Kayser, 2005).

Infeksi saluran kemih salah satu penyakit infeksi dengan jumlah bakteri uria

berkembang biak dengan jumlah kuman biakan urin >100.000 /ml urin. Bakteriuria

asimtomatik didefinisikan sebagai kultur urin positif tanpa keluhan, sedangkan

bakteriuria simtomatik didefinisikan sebagai kultur urin positif disertai keluhan

(Kahlmeter, 2006). Infeksi saluran kemih disebabkan oleh berbagai macam bakteri

diantaranya E.coli, klebsiellasp, proteussp,providensiac, citrobacter, P.aeruginosa,

acinetobacter, enterococu faecali,danstaphylococcus saprophyticusnamun, sekitar

90% ISK secara umum disebabkan oleh E.coli (Sjahjurachman, 2004). Infeksi

saluran kemih disebabkan invasi mikroorganisme ascending dari uretra ke dalam

kandung kemih. Invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal dipermudah dengan

refluks vesikoureter. Pada wanita, mula-mula kuman dari anal berkoloni di vulva

kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan atau

mekanik akibat hubungan seksual dan perubahan pH dan flora vulva dalam siklus

menstruasi (Liza, 2006). Ketika urin sulit keluar dari kandung kemih, terjadi

kolonisasi mikroorganisme dan memasuki saluran kemih bagian atas secara

ascending dan merusak epitel saluran kemih sebagai host. Hal ini disebabkan karena

4
pertahanan tubuh dari hostyang menurun dan virulensiagen meningkat (Purnomo,

2003).

Penyakit Infeksi saluran Kemih (ISK), Penatalaksanaan pada penderita yang

paling utama adalah mempertahankan fungsi saluran kemih dan meningkatkan

kualitas hidup penderita dengan penanganan segera berkemih agar tidak tejadi

gangguan eliminasi urine (Jennyver 2012). Intervensi mandiri yang dilakukan untuk

mengatasi masalah ini antara lain : Memberikan posisi nyaman pada pasien sehingga

biasa mengurangi rasa sakitnya , palpasi kandung kemih setiap 4 jam untuk

mengetahui adanya distensi , Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, Beri intake

minum 2 – 2,5 liter

per hari ( kiran,dkk 2013). Peran paerawat yang bisa diberikan pada pasien ISK

dngan membantu mengajarkan cara mengelurkan kemih sehingga saluran kemih

tidak terjadi infeksi (Ronald 2013) .

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan keperawatan pada klien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di

ruang Yosefa, Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante.?

C. Tujuan Masalah

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien dengan ISK di Rumah Sakit St

Gabriel Kewapante.

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Definisi

Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya

mikroorganisme dedalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air

kemih tidak mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda

Nic- Noc, 2012). Infeksi Saluran Kemih adalah keadaan adanya infeksi

yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri

dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandung

kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna (Widagdo, 2012).

Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya

mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air

kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.

(Sudoyo Aru,dkk 2009).

Kesimpulan dari defenisi tentang penyakit infeksi saluran kemih di atas

yaitu dapat disimpulkan infeksi saluran kemih adalah penyakit yang

bertumbuhnya kuman di saluran kemih yang dapat menyerang lebih

banyak pada anak perempuan dibandingkan laki-laki dan juga tidak

memandang umur karena bisa menyerang semua umur baik anak-anak

6
usia remaja, dewasa dan lansia. Kebiasaan menahan buang air kecil,

kurang minum air putih dan (air kencing susah keluar dan sedikit).

7
2.1.2 Klasifikasi

Menurut Purnomo (2012), Iinfeksi Saluran Kemih diklasifikasikan menjadi dua

macam yaitu: Infeksi Saluran Kemih uncomplicated (sederhana) dan Infeksi

Saluran Kemih (rumit). Istilah ISK uncomplicated (sederhana) adalah infeksi

saluran kemih pada pasien disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur

saluran kemih. ISK complicated (rumit) adalah infeksi saluran kemih yang

terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik atau struktur saluran

kemih, atau adanya penyakit sistemik kelainan ini akan menyulitkan

pemberantasan kuman oleh antibiotika disertai kelainan anatomi maupun

kelainan struktur saluran kemih. ISK complicated (rumit) adalah infeksi

saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik atau

struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik kelainan ini akan

menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.

2.1.3 Etiologi

Menurut sumber Aru S, dkk (2009) mengatakan etiologi dari infeksi saluran

kemih penyebab terseringnya adalah E.coli . Penyebab lain ialah klebsiela,

enterobakteri, pseudomonas, streptokok, dan stafilokok.

a. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :

1. Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated( simple )

2. Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated

3. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain

b. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :

8
1. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan

kandung kemih yang kurang efektif.

2. Mobilitas menurun

3. Nutrisi yang sering kurang baik

4. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral

5. Adanya hambatan pada aliran darah

6. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan Infeksi Saluran Kemih,

Escherichia coli (80% kasus) dan organisme enterik garam-negatif lainny

merupakan organisme yang paling sering menyebabkan ISK kuman-

kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus dan perineum. Organisme

lain yang menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella,

Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse-

negatif. Beberapa faktor menyebabkan munculnya Infeksi Saluran Kemih

di masa kanak-kanak (Wong, 2008).

2.1.4 Patofisiologis

Sumber Menurut Purnomo, (2011). Sejauh ini diketahui bahwa saluran

kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran

kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan

berbiak di dalam media urine. Mikroorganisme memasuki saluran kemih

melalui cara : 1) ascending, 2) hematogen seperti pada penularan M.

tubercolisatau S aureus, 3) limfogen, dan 4) langsung dari organ sekitarnya

yang sebelumnya telah terinfeksi. Sebagianbesar mikro-organisme

memasuki saluran kemih melalui cara asending. Kuman penyebab ISK pada

umumnya adalah kuman yang berasal dari floral normal usus dan hidup

9
secara komensal di dalam introitus vagina, prepisum kemih melalui uretra-

prostrat-vas deferens-testis (pada pria)-buli-buli-ureter, dan sampai ke

ginjal. Terjadi infeksi saluran kemih karena adanya gangguan

keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uroptogen) sebagai

agentdan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini

disebabkan oleh karena pertahankan tubuh dari host yang menurun atau

karena virulensi agent meningkat.

Hariyono, Rudi. (2012) infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya

mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius.Mikroorganisme ini

masuk melalui kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen,

limfogen. Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.

1. Secara asending

a. masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain

faktor anatomi dimana wanita memiliki uretra yang lebih pendek

dari pada laki-laki sehingga insiden terjadinya isk lebih tinggi,

faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat

ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sitoskopik, pemakaian

kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

b. Naiknya bakteri dari kandung kemih keginjal

c. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjalKuman penyebab ISK

pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus.

Dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina, prepusium

penis, kulit perineum, dan di sekitar anus.

10
2. Secara hematogen

Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga

mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal

yang memengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah

penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang

11
mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat

jaringan parut, dll.

3. Limfogen

Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri

piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua

ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal

meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung; bakteri jarang

mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara

hematogen kurang dari 3 %. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat

infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi

melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua

ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan

biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau

refluks vesikoureter.

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh

menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran

balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal),

kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop. Uretritis suatu

inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang

digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal

disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak

seksual. Uretritis nongonoreal; uretritis yang tidak berhubungan dengan

niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau

urea plasma uren.

12
Tanda Gejala Infeksi Saluran Kemih Digiulio, Mary, dkk. ( 2014).

1. Bakteriuria

2. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih (sistisis)

3. Hematuria

4. Nyeri punggung

5. Demam

6. Menggigil, nyeri ketika berkemih

7. Terdesak kencing (urgency), disuria

8. Frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih

9. Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Wong (2008), jenis-jenis pemeriksaan diagnostic pada infeksi

saluran kemih (ISK) yaitu :

1. Biopsi ginjal : Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau

perkutan untuk pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan

mikroskop cahaya, electron, atau imunofluresen.

2. Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih : Transmisi gelombang

ultrasonic melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di

daerah kandung kemih.

3. Pemeriksaan USG (skrotum) : Transmisi gelombang ultrasonic

melewati si skrotum dan testis.

4. Computed tomography (CT) : Pemeriksaan dengan sinar-X pancaran

sempit dan analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area

yang tepat.
13
5. Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine : Pengumpulan specimen steril

Pemeriksaan urinalisasi dapat di temukan protenuria, leukosituria,

(Leukosit >5/LPB), Hematuria (eritrosit >5/LPB).

2.1.9 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Keperawatan

Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012 : hal. 221),

pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala

dengan cepat, membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan

mencegah infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan

serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan

Perawatan dapat berupa :

a) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra

indikasi.

b) Perubahan pola hidup diantaranya :

1. Membersihkan perineum dari depan ke belakang

2. Pakaian dalam dari bahan katun

3. Menghindari kopi, alkohol

2. Penatalaksanaan Medis

a) Obat-obatan

1. Anti biotik : Untuk menghilangkan bakteri.

2. Anti biotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu

3. Anti biotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di

ganti ) dalam jangka waktu 3 – 4 minggu

14
4. Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari

sebelum tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan

pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.

b.) Analgetik dan Anti spasmodik

Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita

c.) Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.

Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih

2.1.10 Komplikasi

Menurut Purnomo (2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan

yaitu :

1. Pyelonefritis

Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux

urethrovesikal dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau

kedua ginjal.

2. Gagal Ginjal

Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang

atau tidak diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan

ginjal baik secara akut dan kronik.

15
2.2 Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan

data tentang individu, keluarga, dan kelompok ( Carpenito & Moyet, 2009)

Proses pengkajian pertama dilakukan adalah pengumpulan data :

1) Identitas pasien

Biasanya berisikan tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat,

diagnose medis dan tanggal masuk serta tanggal pengakajian dan

identitas penanggung jawab.

2) Keluhan utama.

Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan

pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien

biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing

dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di

suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas

keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam,

menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.

16
3) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan

pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan

klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu

kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak

di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas

keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam,

menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.

Pengkajian nyeri dilakukan dengan cara PQRST : P (pemicu) yaitu

faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Q (quality)

dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat. R (region) yaitu

daerah perjalanan nyeri. S (severty) adalah keparahan atau intensits

nyeri. T (time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.

b) Riwayat kesehatan dahulu

Pada pengkajian biasanya di temukan kemungkinan penyebab

infeksi saluran kemih dan memberi petunjuk berapa lama infeksi

sudah di alami klien.

c) Riwayat kesehatan keluarga

Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat

meperburuk keadaan klien akibat adanya gen yang membawa

penyakit turunan seperti DM, hipertensi dll. ISK bukanlah penyakit

turunan karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi

reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika

17
ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk atau

memperparah keadan klien.

d) Riwayat Psikososial

Adanya kecemasan, mekanisme koping menurun dan kurangnya

berinteraksi dengan orang lain sehubungan dengan proses penyakit.

e) Riwayat kesehatan lingkungan.

Lingkungan kotor dapat menyebabkan berkembang biaknya penyakit

seperti stafilokok, juga kuman lainnya yang dapat menyebabkan

terjadinya ISK.

f) Data tumbuh kembang

Data tumbuh kembang dapat diperoleh dari hasil pengkajian dengan

mengumpulkan data lumbang dan dibandindingkan dengan ketentua-

ketentuan perkembangan normal. Perkembangan motorik,

perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan

emosional, perkembangan kepribadian dan perkembangan sosial.

g) Pola kebiasaan

kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson (2008):

1) Pernapasan

Frekuensi pernapasan meningkat

2) Makan dan minum

Frekuensi makan dan minum dan berkurang karena adanya

mual dan muntah

18
3) Eliminasi

a) BAB : Tidak ada keluhan

b) BAK : Adanya dysuria

c) Frekuensi miksi yang bertambah

d) Nyeri suprapubik

e) Bau urine yang tidak menyenangkan dan berwanra keruh

f) Pergerakan yang berhubungan dengan sikap

Terbatasnya pergerakan karena adanyan yeri dan kelemahan

fisik

4) Istirahat dan tidur

Gangguan tidur karena seringnya BAK, adanya rasa nyeri dan

rasa mual muntah.

5) Memilih, menggenakan dan melepaskan pakayan

Jika kondisi pasien tidak memungkinkan maka dalam memilih,

menenakan, dan melepaskan pakayan dibantu oleh perawat dan

keluarga.

6) Suhutubuh

Peningkatan suhu tubuh disertai dengan demam

7) Kebersihan dan kesegaran tubuh

8) Pasien Infeksi Saluran Kemih dengan pergerakan terbatas dalam

melaksanakan personal higyene dibantu oleh perawat dan

keluarga

19
9) Menghindari bahaya.

Kemungkinan karena kelemahan fisik maka pasien diawasi atau

didampingi keluarga atau perawat.

10) Beribadah sesuai keyakinan.

Pada umumnya pasien lebih mendekatkan diri pada TYME

11) Komunikasi dengan orang lain.

Pasien kurang berkomunikasi karena adnya nyeri dan kelemahan

fisik

12) Mengerjakan dan melaksanakan sesuai perasaan

Dalam mengerjakan dan melaksanakan aktifitasnya pasien

dibantu oleh perawat dan keluarga.

13) Berpartisipasi dalam bentuk rekreasi

Pasien tidak mampu melaksanakan rekreasi karena penyakitnya

14) Belajar dan memuaskan keingintahuan yang mengarah pada

perkembangan kesehatannya. Pasien sering meminta informasi

tentang penyakitnya dan perkembangan kesehatannya.

4) Pemeriksaan Fisik

Menurut Asmadi, (2008) pemeriksaan fisik yang dapat di lakukan

yaitu :

a) Kepala dan rambut : Tidak ada kelainan

b) Wajah : Ekspresi wajah meringis

c) Mata : Bila terjadi hematuria, kemungkinan

konjungtiva anemis

20
d) Telinga : Tidak ada kelainan

e) Hidung : Tidak ada kelainan

f) Mulut & gigi : Bibir kering dan lidah kotor

g) Leher : Tidak ada kelainan

h) PerutInspeksi : frekuensi napas meningkat Perut

i) Palpasi : distensi abdomen & nyeri tekan suprapubik.

j) Ekstremitas atas danb awah : Terpasang infus dan Kateter

k) Kulit Inspeksi : Kulit kering

5) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang Menurut Sumber Buku Saku Keperawatan

Pediatri,(2009) :

1) Diagnosis pasti dikatakan dengan kulturorganisme melalui urine

Dipakaites stick untuk mengetahui adanya proteinuria, hematuria,

glukosuriadan PH

2) Pemeriksaan secara mikro skopik dikatakan positif bila terdapat

piuria (> 2000 leukosit/ml) pada pasien dengan gejala ISK

3) Pemeriksaan urinalisis:

a) Keruh

b) Bakteri

c) Pituria

d) Sel darah putih

e) Sel darah merah mungkin ada.

21
2.2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan Menurut Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015).

APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &

NANDA NIC-NOC adapun masalah keperawatan yang muncul pada

Infeksi Saluran Kemih yaitu:

1.) Nyeri akut berhubungan dengan infeksi traktus urinarius.

2.) Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit

3.) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik

pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.

4.) Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry kuman.

5.) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

aktif ditandai dengan mual, muntah.

22
2.2.3 Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSAKEPERAWATAN NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan infeksi Tujuan : Nyeri berkurang 1. Lakukan pengkajian nyeri secara

traktus urinarius. Kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, dan factor presipitasi.


1. Mampu mengontrol nyeri (tahu
2. Observasi reaksi nonverbal dari
penyebab, mampu menggunakan
ketidak nyamanan
tehnik non farmakologi untuk
3. Gunakan tehnik relaksasi : nafas
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
dalam.
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
4. Berikan analgesik dan antibiotic.
dengan menggunakan manajemen
5. Ciptakan lingkungan yang aman
nyeri
dan nyaman (batasi pengunjung,
3. Mampu mengenali nyeri (skala,
ciptakan suasana yang tidak
intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)
berisik).

6. Evaluasi pengalaman nyeri masa

23
lampau.

7. Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien.

8. Kurangi factor presipitasi nyeri

9. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi

10. Tingkatkan istirahat.

11. Kolaborasikan dengan dokter jika

ada keluhan dan tindakan nyeri

24
tidak berhasil.

12. Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan,pencahayaan dan

kebisingan.

13. Lakukan pengkajian Tanda-tanda

infeksi, Calor (panas), Dolor

(rasa sakit/nyeri), Rubor

(Kemerahan), Tumor

(pembengkakan), Functiolaesa

(danya perubahan fungsi).

14. Lakukan perawatan kateter.

15. Anjurkan ibu atau keluarga klien

untuk melakukan hand hygine.

16. Anjurkan klien sering untuk

25
mengganti celana dalam.

26
2 Hipertermi berhubungan Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal 1. Monitor suhu sesering mungkin

dengan Proses penyakit. Kriteria hasil : 2. Monitor watna dan suhu kulit

3. Monitor tekanan darah, nadi dan

RR
1. Suhu dalam rentang normal (36-
4. Monitor Wbc,Hb, Dan Hct
37 )
5. Monitor intake dan output
2. Nadi dan RR dalam rentang normal
6. Berikan kompre hangat.
(nadi 60-100) (RR 16-24).
7. Berikn anti piretik
3. Tidak ada perubahan warna kulit dan
8. Kolaborasi pemberian cairan
tidak ada pusing.
intravena.

9. Tingkatkan sirkulasi udara

10. Monitor minimal tiap 2 jam

11. Tingkatkan intake cairan dan

27
nutrisi

12. Selimuti pasien.

13. Lakukan tapid sponge.

3. Gangguan eliminasi urine Tujuan : Masalah disfungsi pada eliminasi 1. Lakukan penilaian kemih yang

berhubungan dengan obstruksi urine teratasi. komprehensif berfokus pada

mekanik pada kandung kemih inkontinensia (misalnya output


Kriteria hasil :
ataupun struktur traktus urine, pola berkemih, fungsi
1. Kandung kemih kosong secara penuh
urinarius lain kognitif, dan masalah kencing
Bebas dari ISK.
persisten)
2. Tidak ada spasme bladder
2. Memntau penggunaan obat

dengan sifat antikolinergik

3. Meransang reflek kandung kemih

dengan menerapkan dingin untuk

perut

4. Instruksikan cara-cara untuk

28
menghindari konstipasi

5. Masukan kateter kemih, sesuai

6. Anjurkan pasien atau keluarga

untuk merekam output urin,

sesuai

7. Memantau asupan dan keluaran

8. Membantu dengan toilet secara

berkala, sesuai

9. Memenrtau tingkat distensi

kandung kemih dengan palpasi

dan perkusi

4 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 1. Monitor tekanan

berhubungan dengan diharapkan klien masalah kebutuhan ciaran darah,suhu,nadi,dan tekanan

kehilangan cairan aktif ditandai adekuat dengan Kriteria Hasil: darah

dengan mual, muntah. 2. Kolaborasikan dalam pemberian


1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
cairan IV
29
2. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh 3. Monitor status dehidrasi

dalam batas normal (kelembaban mukosa bibir, nadi

adekuat, nadi,) jika di perlukan.

4. Monitor masukan makanan /

cairan dan hitung intake kalori

harian.

5. Dorong keluarga untuk

mementau makan.

6. Monitor status nutrisi.

7. Dorong masukan oral

8. Kolaborasikan dengan dokter

dalam pemberian terapi

30
9. Memantau tingkat Hb dan

hematocrit

10. Monitor berat badan.

11. Memonitor balance cairan.

5. Resiko infeksi b/d dengan port Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 1. Monitor tanda-tanda infeksi

de entry kuman. diharapkan klien Infeksi tidak terjadi dengan 2. Jelaskan untuk tidak menahan

Kriteria Hasil: keinginan berkemih, kosongkan

kandung kemih secara sempurna

setiap kali berkemih.


1. klien bebas dari tanda gejala infeksi
3. Ajarkan perawatan perineal yang
2. Mendeskripsikan proses penularan
benar terutama setelah berkemih
penyakit, factor yang mempengaruhi
dan defekasi, bersihkan dari
penularan.
depan ke belakang
3. Menunjukkan kemampuan untuk
4. Mencegah perpindahan
mencegah timbulnya infeksi
mikroorganisme yang ada di anus
4. Jumlah leukosit dalam batas normal
agar kebersihan perineal agar

31
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat. tetap kering dan bersih keringkan

depan sampai ke belakang

5. Jelaskan pentingnya

mengkonsumsi antibiotik sesuai

dengan resep atau sampai habis.

6. Cuci tangan sebelum dan sesudah

tindakan keperawatan.

7. Monitor terhadap kerentanan

terhadap Infeksi

8. Batasi pengunjung.

9. Dorong masukan nutrisi yang

32
cukup

10. Instruksikan pasien untuk minum

anti boitik sesuai resep

11. Ajarkan pasein dan kelurga tanda

dan gejala infeksi

12. Laporkan kecurigaan infeksi

13. Laporkan kultur positif

33
2.2.3 Implementasi keperawatan

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan asuhan

keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki

perawat pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang

efektif,kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling

bantu, kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan melakukan

observasi sistematis,kemampuan memberikan pendidikan kesehatan,

kemampuan advokasi,dan kemampuan evaluasi (Asmadi, 2008).

Intervensi keperawatan berlangsung dalam tiga tahap. Fase pertama

merupakan fase persiapan yang mencakup pegetahuan tentang validasi

rencana, implementasi rencana, persiapan klien dan keluarga. Fase kedua

merupakan puncak implementasi keperawatan yang berorientasi pada

tujuan. Pada fase ini, perawat menyimpulkan data yang dihubungkan

dengan reaksi klien. Fase ketiga merupakan terminasi perawat-klien setelah

implementasi keperawatan selesai dilakukan (Asmadi, 2008).

2.2.4 Evaluasi keperawatan

Menurut sumber Asmadi, (2008 ) Evaluasi adalah tahap akhir dari proses

keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana

antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat

pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan

dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi

menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari

siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke

dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment).


34
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil

tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah

perawat mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai

keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan

evaluasi formatifini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah

SOAP, yakni subjektif(data berupa keluhan klien), objektif (data hasil

pemeriksaan), analisis data (pembandingan data dengan teori), dan

perencanaan (Asmadi, 2008).

35
BAB III

KASUS NYATA

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. M.M
Umur : 68 Tahun
TTL : Nangalimang, 11-Juni- 1952
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Pendidikan : SD
Status Perkawin : Kawin
Alamat : Jln. Kolombeke- Nangalimang
Suku Bangsa : Sikka
Tanggal NRS : 10 September 2020
Tanggal Pengkajian : 11 September 2020
No RU : 56.905
Diagnosa Modik : ISK
Jam Pengkajian : Jam 11.00 WITA
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. T.N
Jenis Kelami : Laki-Laki
Alamat : Nangalimang
Hubungan dengan pasien : Suami pasien
3. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama : nyeri saat bak
b. Keluhan riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri saat bak sejak tadi pagi, nyeri di rasakan hilang
timbul, dan seperti di tusuk-tusuk. Pasien juga mengatakan bak sedikit –
sedikit. Nyeri di rasakan dari perut bagian bawah sampai ke pinggang kiri
dan kanan skalah nyeri 7 ( nyeri hebat ) selama 5 – 10 menit , pasien juga
mengatakan badan panas, mual-muntah 2x ( cairan dan makanan ).saat itu
juga keluarga dan pasien memutuskan untuk membawa klien ke Rumah
Sakit St Gabriel Kewapante untuk mendapatkan pengobatan

36
lanjutan .Setelah di periksa dokter jaga igd pasien di nyatakan untuk di
rawat nginap .
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak perna menderita penyakit seperti
saat ini.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyatakan tidak mempunyai penyakit keturunan
e. Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi.

4. Perubahan Pola Kesehatan

No. Pola Kesehatan Di rumah Di rumah Sakit


1 Pola nutrisi Pasien mengatakan selama di rumah Pasien mengatakan
pasien makan satu piring dan di makan ¾ porsi yang
habiskan .pasien mengatakan makan bisa di
sehari 3 kali habiskan .pasien
mengatakan makan
sehari 3 kali

Pasien mengatakan 1 hari pasien


Pasien mengtakan
minum air putih 6 gelas ( 1200 cc)
minum air putih 7
sampai 8 gelas
( 1600cc)
2
Pola Eliminasi
Pasien mengatakan 1 hari BAB 1 kali
Pasien mengatakan
, warna feses kuning, konsistensi
dama sehari bab 1
lembek
kali konsistensi keras
warna feses kuning
Pasien mengatakan dalam sehari
pasien BAK 6-7 kali bak sedikit – Pasien mengatakan

sedikit dan terasa nyeri , warna urin bak sedikit – sedikit

3 Pola Istirahat Tidur. kuning keruh dan sakit saat bak


warna kuning agak

37
keruh
Pasien mengatakan tidur malam Pasien mengatakan
mulai pukul 22.00 samapi dengan tidur malam mulai
pukul 0.5.00 dan sering pukul 21.00 samapai
terbangun .pasien mengatakan tidur pukul 03.00 dan
sian di mulai pukul 14.00 sapai 16.00 sering trerbangu
pasien mengatakan tidur siang sering untuk bak
4 Pola aktivitas terjaga Pasien mangataka
tidur siang mulai
pukul 13.00 – 15.00

Pasien mengatakn selama sehat


Pasien mengatakan
pasien bisa melakukan aktivitas
selama di rumah sakit
sendiri
sebagian aktivitasnya
di bantu oleh keluarga
dean perawat

5. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : lemah
 Kesadaran : Composmentis
 Glascow Coma Scale 15
 Tanda – tanda Vital ;
 Tekanan Darah : 120/80 Mmhg
 Nadi : 80 * menit
 Suhu : 37,7 0 c
 Respirasi : 20* /menit
 Sklah nyeri 7 ( nyeri hebat )
 B 1 ( Breathing )
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor ( paru –paru kiri dan kanan normal )
Auskultasi : suara napas normal ( vesikuler ) tidak ada bunyi naps tambahan

38
 B2 (Blood )
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : nyeri tekan epigastrium nadi ; 80* /menit
Auskultasi : tidak ada bunyi napas tambahan . tekanan darah 120/ 80 mmhg
S1 dan S2 tunggal
 B3 ( Brain )
Inspeksi kesadaran eye 4 , motoric 5 , verbal 6
Keadaran composmentis
Keadaan umum lemah
Palapsi tidak ada nyeri tekan
 B 4 ( Bladder )
Inspeksi : terjadi oliguria (n sedikit saat berkemih ) < 400cc /hari dan terjadi
dysuria ( nyeri saat berkemih )
Palpasi : adanya nyeri tekan pada abdomen bagian bawah
Perkusi : terdapat nyeri tekan di bagian bawah dan nyeri saat berkemih
 B5 ( Bowel )
Inspeksi : bentk simetris
Palpasi : tidak nyeri tekan
Perkusi : timpani
Auskultasi : bisimg usus normal
 B6 Bone )
Inspeksi : tidak ada oedema , terpasang infus RL 20 tpm sebelah kiri

39
6. Pemeriksaan Diagnostik.
Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 september 2020

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


DARAH LENGKAP
Hemoglobin 11,9 12-15 gr/dl
Leokosit 11.900 4300-11.300
Erotrosit 4.340.000 3.900.000 – 4.820.000
Trombosit 196.000 150.000-400.000
HCT /PCV 38,6 40 % -42 %
KIMIA KLINIK
SGPT 23 < 32 u/i
Creatinin 0,91 0,5-0,9 mg / dl
Acak Gula 113 < 200 mg / dl
URIN LENGKAP
MAKRO
Warna Kuning Kuning mudah
Kejernihan Sangat keruh Jernih
Berat jenis 1.030 1005 – 1030
Ph 6,0 5,0 – 8,0
Leokosit +3 Negative
Nitrit Negative Negative
Protein Negative Negative
Glukosa Normal Normal
Keton Negative Negative
Urobilinogen Normal Normal
Bilirubin Negative Negative
Eritrosit +3 Negative
MIKRO
Erotrosit Penuh 0-3 /ipb
Leokosit Penuh 0 – 5 / ipb
Epitel 10-12 1. 4 /lpb
Bakteri Negative Negative
Kristal
Uric acid 1-2
Silinder leokosit +
Silender eritrosit +

40
7. Teraphy Medis.
Terapy medis tanggal 11 september 2020
 RL 1500/ 24 jam
 Cefixime 2* 200 mg / oral
 Injeksi ranitidine 2 * 50 mg / iv
 Analsik 3* 1 tablet /oral
 Parasetamol 3*500 mg / oral
 Antasida sirup 3*2 cth /oral AC
2. Analisa Data

No DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 Data subyektif ; ISK perubahan eliminasi urine
 Pasien mengatakan bak sedikit –
sedikit 7 kali / hari Kolonisasi bakteri di
 Pasien mengatakan 1 hari pasien perineum / preputium /
minum air putih 6 gelas ( 1200 cc) e.coli kiebsiela
Data obyektif :
 Kandung kemih teraba penuh Masuk ke saluran kemih
 Warna urin kuning sangat keruh Melekat dan multiplikasi
di vesika urinaria

Infeksi saluran kemih /


cystisis / urethritis

Bakteri mengeluarkan
endotoksin

Reaksi inflamasi
Pengeluaran mediator
kimia

Edemas atau spasme


mukosa vesika urinaria /
uretra

Hestitansi

Perubahan eliminasi urine

2 Data Subyektif ISK NYERI

41
 Pasien mengatakan nyeri saat bak
 Pasien mengatakan nyeri perut Kolonisasi bakteri di

bagian bawah menjalar ke perineum / preputium /


e.coli kiebsiela
pinggang kiri dan kakan
Data obyektif
Masuk ke saluran
kemih
 Ku ; lemah
 Kesadaran composmentis
Melekat dan
 Gcs 456 < 2 detik
multiplikasi di vesika
 TTV urinaria
 TD ; 120/80 mmhg
 ND ; 80 * /I Infeksi saluran kemih /
 RR ; 20 * * /I cystisis / urethritis
 SH : 37,7 0 celsius
 P : nyeri timbul saat berkemih Bakteri mengeluarkan

 Q : nyeri seprti di tusuk –tusuk endotoksin

 R : nyeri timbul di perut bagian


Reaksi inflamasi
bawah menjalar ke pinggang
 S : skalah nyeri 7 ( nyeri hebat )
Pengeluaran mediator
 T : nyeri hilang timbul dan
kimia
timbul
Selama 5- 15 menit Edema atau spasme
mukosa vesika
urinaria / uretra

Merangsang nosiseptor

Pelepasan histamine

3 dan bradikinin INFEKSI

NYERI

Data Subyektif :
 Pasien mengatakan badan panas ISK

42
Data obyektif :
 Ku : lemah Kolonisasi bakteri di
 Kesadaran composmentis perineum / preputium
Control TTV / e.coli kiebsiela
SUHU : 37,7 0 c
Masuk ke saluran
kemih

Melekat dan
multiplikasi di vesika
urinaria

Infeksi saluran kemih


/ cystisis / urethritis

Bakteri
mengeluarkan
endotoksin

Reaksi inflamasi

INFEKSI

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan spasme mukosa
vesika urinaria / uretra di tandai dengan : Pasien mengatakan bak sedikit –sedikit 7
43
kali / hari , Pasien mengatakan 1 hari pasien minum air putih 6 gelas ( 1200 cc )
Kandung kemih teraba penu Warna urin kuning sangat keruh .
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringan mukosa saluran perkemihan di
tandai dengan : Pasien mengatakan nyeri saat bak , Pasien mengatakan nyeri perut
bagian bawah menjalar ke pinggang kiri dan kanan , Ku ; lemah Kesadaran
composmentis Gcs 456 < 2 detik , TTV TD ; 120/80 mmhg , ND ; 80 * /I , RR ; 20 *
* /I SH : 37,7 0 celsius , P : nyeri timbul saat berkemih ,Q : nyeri seprti di tusuk –
tusuk , R : nyeri timbul di perut bagian bawah menjalar ke pinggang kiri dan kanan , S
: skalah nyeri 7 ( nyeri hebat ) , T : nyeri hilang timbul dan timbul Selama 5- 15
menit .
3. Infeksi berhubungan dengan pengeluaran endotoksin oleh bakteri yang di tandai
dengan Pasien mengatakan badan panas , Ku : lemah Kesadaran composmentis ,
Control TTV SUHU : 37,7 0 c
Pemeriksaan laboratorium

Leokosit 11.900
URIN LENGKAP
MAKRO
Warna
Kuning
Kejernihan
Sangat keruh
Berat jenis
1.030
Ph
6,0
Leokosit
+3
Nitrit
Negative
Protein
Negative
Glukosa
Normal
Keton
Negative
Urobilinogen
Normal
Bilirubin
Negative
Eritrosit
+3
MIKRO
Erotrosit
Leokosit Penuh

Epitel Penuh

Kristal 10-12

Uric acid Negative

1-2

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN Intervensi dan Rasional

44
O KEPERAWATAN
1 Gangguan perubahan pola Setelah di Observasi perubahan urine ,warna , jernih ,
eliminasi urine lakukan bau
berhubungan dengan tindakan R / untuk mendeteksi adanya infeksi lebih
spasme mukosa vesika keperawatan awal .
urinaria / uretra di tandai selama 3* Kaji keluhan tidak bisa berkemih , berkemih
dengan : 24 jam di berdarah , tidak bisa menahan urin yang
Pasien mengatakan bak harapkan : keluar tiba –tiba , berkemih pada malam hari
sedikit –sedikit 7 kali / pola R/ untuk mengetahui adanya radang pada
hari , Pasien mengatakan eliminasi kandung kemih
1 hari pasien minum air urin hilang Beri intake minum 2-2,5 liter /hari
putih 6 gelas ( 1200 cc ) dengan R / untuk mengeluarkan kuman dari kandung
Kandung kemih teraba kriteria hasil kemih akibat yang yang terlalu lama tertahan
penu Warna urin kuning Pola urine Anjurkan berkemih 3-4 jam
sangat keruh . kembali R / mencegah urine statis dan mencegah
normal 6-7 bertambahnya kuman pada kandung kemih
* kali / akibat urine yang terlalu lama tertahan
menit Bantu klien mendapatkan posisi yang
Setiap hari nyaman saat berkemih
produksi R/ mengurangi rasa nyeri saat berkemih dan
urine > 300 proses berkemih terasa nyaman
cc / menit Ajarkan klien perawatan perineum yang
Warna urine benar setiap kali selesai berkemih atau
daerah dan defekasi
tidak ada R/ menejagah masuknya kuman di uretra
tekanan saat Pantau ata periksa urine kultur dan sensifitas
bak R/ menetukan penyebab infeksi saluran
kemih dan mengevaluasi efektivitas
pengobatan

2. Nyeri berhubungan Setelah di Kaji adanya nyeri baik lokasi , intensisitas ,


dengan inflamasi pada lakukan frekuensi , dan lamanya nyeri
jaringan mukosa saluran tindakan R/ perubahan lokasi atau intensitas , nyeri

45
perkemihan di tandai keperawatan merupakan indikasi proses infeksi dan
dengan : Pasien selama 3* memberikan intervensi berdasarkan tingkat
mengatakan nyeri saat 24 jam di nyeri yang di rasakan
bak , Pasien mengatakan harapkan : Beri posisi nyaman yang nyaman menurut
nyeri perut bagian bawah Nyeri klien
menjalar ke pinggang kiri teratasi R/ posisi pilihan klien dapat meningkatkan
dan kanan , Ku ; lemah dengan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri
Kesadaran composmentis kriteria hasil Palpasi kandung kemih setiap 4 jam untuk
Gcs 456 < 2 detik , TTV : mengetahui adanya distansi
TD ; 120/80 mmhg ,  Nyeri R/distensi yang terlalu lama pada kandung
ND ; 80 * /I , RR ; 20 * * dapat kemih membuat nyeri terus menerus
/I SH : 37,7 0 celsius , terkontrol Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
P : nyeri timbul saat  Nyeri R/ napas dalam bisa menguurangi rasa nyeri
berkemih ,Q : nyeri seprti berkuran Beri kompres hangat pada perut bagian
di tusuk –tusuk , R : nyeri g bahkan bawah
timbul di perut bagian hilang R/ rasa hanta bisa memvasodilatasi kapiler
bawah menjalar ke  Ekpresi darah sekitarnya sehingga nyeri dapat hilang
pinggang kiri dan kanan , wajah Kolaborasi dalam pemberian analgetik
S : skalah nyeri 7 ( nyeri hilang R / golongan obat analgetik bisa mengurangi
hebat ) , T : nyeri hilang  Skala rasa nyeri
timbul dan timbul Selama nyeri 1-3
5- 15 menit atau 0
nyeri
ringan
3. Infeksi berhubungan Setelah di Observasi tanda –tanda vital dan tanda –
dengan pengeluaran lakukan tanda infeksi
endotoksin oleh bakteri tindakan R / mendeteksi adanya infeksi
yang di tandai dengan keperawatan Pantau hasil darah leokisit
Pasien mengatakan badan selama 3* R / mendeteksi adanya infeksi
panas , Ku : lemah 24 jam di Anjurrkan pasien unrtuk mengosongkan
Kesadaran harapkan : kandung kemih Secara komplit setiap kali
composmentis , Control Nyeri berkemih
TTV SUHU : 37,7 0 c teratasi R / mencegah aterjadinya distensi kandung

46
Hasil laboratorium dengan kemih.
leokosit 11.900 kriteria hasil Berikan perawatan perineal pertahan agar
Urin lengkap : tetap bersih dan kering
Makro  Tidak ada R/menghindari bakteri yang membuat infeksi
Warna kuning kejernihan tanda- pada uretra
sangat keruh tanda Kolaborasi pemberian antibiotic
Leokosit + 3 infeksi R / antibiotic mengatsi infeksi
Eritrosit +3 (panas,
Mikro nyeri,
Eritrosit penuh bengkak,
Leokosit penuh merah,
penuruna
n fungsi)
 Hasil
labor
leokosit
dalam
batas
normal
pemeriks
aan urine
dalam
batas
normal

47
5. IMPLENTASI DAN EVALUASI

DX Hari JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


/tanggal
1. Jumad 11.30 Mengobservasi perubahan Jumad 11 -9- Zr .BONI
11 9 urine ,warna , jernih , bau 2020 pukul TA
2020 Hasil : warna urin kuning. Sangat 13.30 Wita
keruh , bau khas amoniak , S : pasien
mengkaji keluhan tidak bisa mengatakan bak
berkemih,berkemih berdarah , tidak sedikit – sedikit
bisa menahan urin yang keluar tiba dan bak terus
–tiba , berkemih pada malam hari menerus
Hasil : klien mengatakan bak
sedikit – sedikit +- 6-7 kali / hari O : Kandung
11.40 Menganjurkan klien minum air kemih teraba
putih 2-2,5 liter /hari penuh
Hasil : klien mau mengikuti Warna urin
anjuran perawat untuk kuning sangat
menghabiskan air putih 2-2,5 keruh
liter /hari atau 3 gelas /2 jam A : Gangguan
11.50 Menganjurkan berkemih 3-4 jam perubahan pola
hasil : klien mau mngikuti anjuran eliminasi urine
dari perawat belum teratasi

2.
P : intervensi di
lanjutkan

Mengkaji adanya nyeri baik lokasi ,


11.55 Jumad 11-9-
intensisitas , frekuensi , dan
2020
lamanya nyeri
Pukul 13.30
Hasil : klien mengatakan nyeri saat
bak , nyeri perut bagian bawah ,
S : pasien
nyeri pinggang kanan dan kiri nyeri
mengatakan
di rasakan seprti di tususuk – tusuk

48
, nyeri di rakan hilang timbul nyeri saat
skalah nyri hebat ( 7) bak,nyeri perut
11.45 Memberikan posisi nyaman yang bagian bawah
nyaman menurut klien dan pinggang
Hasil : klien merasa nyaman kiri dan kanan
dengan ttidur miring ke kanan berkurang
11.50 Melakukan Palpasi kandung kemih
. setiap 4 jam untuk mengetahui O : ku lemah
adanya distansi kesadaran
Hasil : palpasi adanya nyeri tekan compos mentis
pada abdomen bagian bawah skalah ku : lemah
nyri hebat (7) Kesadaran :
11.45 Mengajarkan teknik relaksasi napas Composmentis
dalam Skalah nyeri 5
Hasil : pasien menikuti ajaran dari nyeri sedang
perwat untuk melakukan teknik Contro ttv ; TD :
relaksasi napas dalam 120/80 mmhg
13.00 Kolaborasi dalam pemberian NADI : 84 * /
analgetik menit

3. Hasil : perawat melayni obat


analgetik : anaksik 1 tablet / oral A : masalh nyeri
teratsi sebagian

P : intervensi di
lanjutkan

mengobservasi tanda –tanda vital


11 11.20 dan tanda –tanda infeksi Jumad 11
septembe hasi: klien megeluh badan panas setember 2020
r 2020 nyeri saan BAK , nyri perut bagian pukul 13.30
bawah menjalar ke bagian kiri dan
kanan. S : pasien
TTV: TD: 120/80 MmHg, mengatan badan

49
N;80x/menit, RR: 20x/menit, hangat ,
suhu:37,7,0 C.
Menganjurrkan pasien unrtuk O : ku ;lemah
11.30 mengosongkan kandung kemih kesadaran :
Secara komplit setiap kali composmnetis
berkemih. Suhu 37, 4 0 c
Hasil : Klien mau mengikuti Kulit teraba
anjuran dari perawat. hangat
Mengajarkan perawatan perineal
11.30 pertahan agar tetap bersih dan A : masalah
kering infeksi teratasi
Hasil: Perawat mengajarkan cara sebagian
perawatan perineal sesudah dan P : intervensi di
sebelum BAB dan BAK dari depan pertahanakan
ke belakang dan menganjurkan
pada klien untuk selalu
mempertahankan pakayan
dalam ,dalam keadaan bersih dan
kering.
13.00 Melayani obat anti piretik dan anti
biotik.
Hasil : perawat melayani obat
parasetamol.

D Hari Jam Implementasi Evaluasi Paraf

50
X /tanggal
1. Sabtu 09 . 00 Mengobservasi perubahan Sabtu12 -9-2020
12 urine ,warna , jernih , bau pukul 13.30
sepetem Hasil : warna urin kuning. keruh , Wita
ber 2020 bau khas amoniak , S : pasien
9.05 mengkaji keluhan tidak bisa mengatakan bak
berkemih,berkemih berdarah , lanacar
tidak bisa menahan urin yang O : Kandung
keluar tiba –tiba , berkemih pada kemih teraba
malam hari kosong
Hasil : klien mengatakan bak Warna urin
lancar ..urin keluar lancar -+ 100cc kuning keruh
/jam A : Gangguan
9.05 Menganjurkan klien minum air perubahan pola
putih 2-2,5 liter /hari eliminasi urine
Hasil : klien mau mengikuti belum teratasi
anjuran perawat untuk
menghabiskan air putih 2-2,5 P : intervensi di
liter /hari atau 3 gelas /2 jam lanjutkan
9.10 menganjurkan berkemih 3-4 jam
hasil : klien mau mngikuti anjuran
dari perawat

2. 9.10 Mengkaji adanya nyeri baik Sabtu 12-9-2020


lokasi , intensisitas , frekuensi , Pukul 13.30
dan lamanya nyeri
Hasil : klien mengatakan nyeri S : pasien
saat bak , nyeri perut bagian mengatakan
bawah , nyeri pinggang kanan dan nyeri saat
kiri nyeri di rasakan seprti di bak,nyeri perut
tususuk – tusuk , nyeri di rakan bagian bawah
hilang timbul skalah nyri sedang dan pinggang
( 5) kiri dan kanan

51
9.15 Memberikan posisi nyaman yang berkurang
nyaman menurut klien
Hasil : klien merasa nyaman O : ku lemah
dengan ttidur miring ke kanan kesadaran
9.20 Melakukan Palpasi kandung compos mentis
kemih setiap 4 jam untuk ku : lemah
mengetahui adanya distansi Kesadaran :
Hasil : palpasi adanya nyeri tekan Composmentis
pada abdomen bagian bawah Skalah nyeri 5
skalah nyri sedant (5) nyeri sedang
9.20 Mengajarkan teknik relaksasi Contro ttv ; TD :
napas dalam 130/80mmhg
Hasil : pasien menikuti ajaran dari NADI : 90 * /
perwat untuk melakukan teknik menit
relaksasi napas dalam
13.00 Kolaborasi dalam pemberian A : masalh nyeri
analgetik teratsi sebagian
Hasil : perawat melayni obat
analgetik : anaksik 1 tablet / oral P : intervensi di
lanjutkan

3. 9.00 Mengobservasi tanda –tanda vital sabtu 12


dan tanda –tanda infeksi setember 2020
hasi: klien megeluh badan panas pukul 13.30
nyeri saan BAK , nyri perut bagian
bawah menjalar ke bagian kiri dan S : pasien
kanan. mengatan badan
TTV: TD: 130/80 MmHg, tidak pans lagia,
N;90x/menit, RR: 20x/menit,
suhu:37,,0 C. O : ku ;lemah
9.15 Menganjurrkan pasien unrtuk kesadaran :
mengosongkan kandung kemih composmnetis
Secara komplit setiap kali Suhu 37, 0 c
berkemih. Kulit teraba
52
Hasil : Klien mau mengikuti dingin
anjuran dari perawat.
9.20 Mengajarkan perawatan perineal A : masalah
pertahan agar tetap bersih dan infeksi teratasi
kering sebagian
Hasil: Perawat mengajarkan cara P : intervensi di
perawatan perineal sesudah dan pertahanakan
sebelum BAB dan BAK dari
depan ke belakang dan
9.20 menganjurkan pada klien untuk
selalu mempertahankan pakayan
dalam ,dalam keadaan bersih dan
kering.
13.00 Melayani obat anti piretik dan anti
biotik.
Hasil : perawat melayani obat
parasetamol.

D HARI / JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


X TANG

53
GAL
1. MING 21.00 MengObservasi perubahan Senin 14 -9-2020 Zr bonita
GU 13 urine ,warna , jernih , bau pukul 5.00 Wita
SEPET Hasil : warna urin kuning. S : pasien
EMBE jernih , bau khas amoniak , mengatakan bak
R 2020 21.30 mengkaji keluhan tidak bisa lanacar
berkemih,berkemih O : Kandung kemih
berdarah , tidak bisa teraba kosong
menahan urin yang keluar Warna urin kuning
tiba –tiba , berkemih pada jernih
malam hari A : Gangguan
Hasil : klien mengatakan bak perubahan pola
lancar ..urin keluar lancar -+ eliminasi urine
21.30 100cc /jam teratasi
Menganjurkan klien minum
air putih 2-2,5 liter /hari P : intervensi di
Hasil : klien mau mengikuti hentikan
anjuran perawat untuk
menghabiskan air putih 2-2,5
liter /hari atau 3 gelas /2 jam
2. 21.30 Senin 14-9-2020 Zr bonita
Mengkaji adanya nyeri baik Pukul 5.00
lokasi , intensisitas ,
frekuensi , dan lamanya nyeri S : pasien
Hasil : klien mengatakan mengatakan nyeri
nyeri saat bak , nyeri perut saat bak,nyeri perut
bagian bawah , nyeri bagian bawah dan
pinggang kanan dan kiri pinggang kiri dan
sudah tidak lagi skalah nyri kanan hilang
21.45 ringan ( 3) O : ku lemah
Melakukan Palpasi kandung kesadaran compos
kemih setiap 4 jam untuk mentis ku : lemah
mengetahui adanya distansi Kesadaran :

54
Hasil : palpasi adanya nyeri Composmentis
tekan pada abdomen bagian Skalah nyeri 3
bawah skalah nyri ringan (3) nyeri rngan
Kolaborasi dalam pemberian Contro ttv ; TD :
07.00 analgetik 130/80mmhg
Hasil : perawat melayni obat NADI : 90 * /
analgetik : anaksik 1 tablet / menit
oral
A : masalh nyeri
teratsi
P : intervensi di
hentikan

3. 21.00 senin14 setember Zr bonita


Mengobservasi tanda –tanda
2020 pukul 5.00
vital dan tanda –tanda
infeksi
S : pasien
hasi: klien megeluh badan
mengatan badan
panas nyeri saan BAK , nyri
tidak pans lagia,
perut bagian bawah menjalar
ke bagian kiri dan kanan.
O : ku ;lemah
TTV: TD: 130/80 MmHg,
kesadaran :
N;90x/menit, RR: 20x/menit,
composmnetis
suhu:36,8,,0 C.
21.30 Suhu 36,4, 0 c
Mengajarkan perawatan
Kulit teraba dingin
perineal pertahan agar tetap
bersih dan kering
A : masalah infeksi
Hasil: Perawat mengajarkan
teratasi
cara perawatan perineal
P : intervensi di
sesudah dan sebelum BAB
hentikan
dan BAK dari depan ke
belakang dan menganjurkan
pada klien untuk selalu

55
mempertahankan pakayan
dalam ,dalam keadaan bersih
07.00 dan kering.
Melayani obat anti piretik
dan anti biotik.
Hasil : perawat melayani
obat parasetamol. Dan
cefixime 200 mg /oral

PATWAY INFEKSI SALURAN KENCING

56
Refluks vesikquretra Uretra pendek Phymosis Kebersihan buruk pemasangan
kateter

Status urine
Dikandung kemih
↓ Kolonisasi bakteri diperineum/preputium/
Bakteri urine E. colli, kiebsiella

Masuk kesaluran kemih

Melekat dan multiplikasih di vesica urinaria

Infeksi saluran kemih cystitis/ urethritis

Bakteri mengeluarkan endotoksin

Reaksi inflamasi

Merangsang nosiseptor Pengeluaran mediator kimia

Pelapasan pradikinin Edema atau spasme mukosa vesica urinaria/ uretra

hipotalamus Hesitansi

Porsal colum

NYERI PRUBAHAN POLA ELIMINASI URINE INFEKSI

57
BAB V

PENUTUP

I. KESIMPULAN
Dari pelaksanaan ASKEP yang di lakukn pada NY.M.M dengan sitem perkemihan
( ISK ) DI ruangan YOSEFA pada tanggal 11 September sampai dengan tanggal 14
september 2020 dapat di simpulkan :
 Pengkajian ASKEP KLIEN DENGAN INFEKSI SALURAN KENCING
dapat di lakukan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan dalam
megumpulkan data .
 Diagnosea keperawatan
Pada diagnosa asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi saluran kencing
di dapat 3 diagnosa di tinjau kasus
 Intervensi keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan pada klien infeksi saluran kemi ada yang
dapat diterapkan di rumah sakir dan ada yang di rumah
 Implementasi keperawatan yang dilakukan dengan mengontrol infeksi dan
respon klien: dorong untuk beristirahat, berikan terapi antibiotic yang sesuai,
anjurkanpasien untuk meminum antibiotic seperti yang di resepkan, ajarkan
pasien dan keluarga mengenai tanda dan infeksi, dan kapan harus melaporkan
kepada penyedia perawatan kesehatan, ajarkan pasien dan anggota keluarga
bagaimana menghindari infeksi bersikan lingkungan dengan baik setelah
digunakan untuk setiap pasien, batasi jumlah pengunjung, ajarkan cuci tangan
bagi tenaga kesehatan, ajurkan pasien mengenai teknik cucu tangan dengan
tepat, anjurkan pengunjung dengan mencuci tangan pada saat memasuki dan
meninggalkan ruangan pasien, gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan
yang sesuai, cuci tangan sebelum an sesuda perawatan pasien, pakai sarung
tangan sebagaimana dianjurkan oleh kebijakan penjegahan yunifersal.
Lakukan pengkajian nyeri komperensif yang meliputi lokasi karakteristik,
durasi, frekuensi kualitas, intensitas dan faktor pencitus nyeri. Pastikan
perawatan analgetik bagi pasien dilakukan dengan pemantauan yang tepat,
gali pengetahuan dak kepercayaan pasien mengenai nyeri.

58
 Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari
dapat dilakukan evaluasi dengan hasil nyeri berkurang, gangguan pola
elimilasi BAK teratasi, infeksi bisa diobati.

II. SARAN
1. Bagi klien
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari diharakan klien mampu
mengatasi nyeri yang dirasakan secara non fasmagologis, dan melakukan
pengobatan secara rutin sesuai dengan anjuran dokter.
2. Bagi perawatan RS
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pada kasus infeksi saluran kemih (ISK) dan
bisa memperhatikan kondisi serta kebutuhan pasien infeksi salura kemih dengan
masalah gangguan eliminasi urine.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan dengan
masalah keperawatan gangguan eliminasi urite secara menyeluru sesuai dengan
perkembangan ilmu keperawatan terkini.

59
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2013, Nursing Intervention Classification (NIC). Missouri :


Elsevier.
Bulechek, Gloria M. 2013, Nursing Outcomes Classification (NIC). Missouri : Elsevier.
Darsono (2016) Asuhan Keperawatan Pada pasien infeksi saluran kemioh (ISK)
Banjarmasin
Dewi. Sri (2014) pengaruh terapi music terhadap peningkatan Glasgiow coma Scale
(GCS)
Herdman, T . Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan Devinisi dan klasifikasi. Jakarta :
EGC
http:// digilip.stikeskusumahusada. ac.id/files/disk 1/12/01-gdl-sridewis10-597-s10042s-
i.pdf
ICME Stikes 2017. Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmia : Studi Kasus.
Jombang : Stikes Icme

60

Anda mungkin juga menyukai