DISUSUN OLEH
YAYASAN STENMANNS
RS. ST. GABRIEL KEWAPANTE
KEWAPANTE 86181 MAUMERE-FLORES-NTT
TELP/FAX :03822425116 - HP 081237629456 - EMAIL :
rs.stgabriel@yahoo.co.idTAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini dengan judul“ Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny B Dengan Makrosomia Di RS.
Disusun oleh :
Telahdisetujui oleh :
Penguji I
Penguji II
Penguji III
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga Laporan Asuhan Kebidanan ini dapat di selesaikan. Dalam penulisan Laporan ini
berbagai hambatan di hadapi oleh penulis dari tahap persiapan sampai dengan penyelesaian
tulisan. Namun, berkat bantuan, bimbingan, dan kerja sama dengan berbagai pihak maka
Oleh karena itu perkenankanlah kami penulis dengan kerendahan hati menyampaikan
terima kasih atas segala bantuan, bimbingan saran dan motivasi kepada semua pihak yang
Dan akhirnya atas segala bantuan, penulis tidak dapat berbuat apapun sebagai imbalan
kecuali ucapan terima kasih dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa semoga jasa dan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 4
A. Pengkajian Data...................................................................................... 24
D. Tindakan Segera/Emergency.................................................................. 30
E. Intervensi................................................................................................ 30
F. Implementasi ......................................................................................... 32
iii
G. Evaluasi ................................................................................................. 33
A. Kesimpulan ............................................................................................ 36
B. Saran ...................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Keterangan
SC Sectio Caesarea
DM Diabetes Melitus
TT Tetanus Toksoid
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lahir lebih dari 4.000 gram.Makrosomia adalah salah satu komplikasi pada kehamilan
yang akan berdampak buruk pada persalinan dan pada saat bayi lahir apabila
komplikasi tersebut tidak dideteksi secara dini dan segera ditangani. Bayi besar
(makrosomia) adalah bayi yang begitu lahir memiliki bobot lebih dari 4000 gram.
Dalam setiap kelahiran bayi, berat lahir menjadi salah satu indikator yang
menentukan kesejahteraan bayi.Definisi menurut berat lahir, berat bayi normal yaitu
berat lahir bayi antara 2.500 gram sampai 4.000 gram.Sedangkan bayi yang memiliki
berat badan dibawah 2.500 gram atau diatas 4.000 gram disebut memiliki berat badan
diabetes melitus gestasional dan obesitas pada Ibu.Dua faktor tersebut merupakan
Cunningham et al, 2010). Faktor risiko lain yang mempengaruhi bayi terlahir besar
adalah usia Ibu, kenaikan berat badan ketika hamil, multiparitas, lama kehamilan,
Survey SDKI Indonesia tahun 2018 mengatakan bahwa porporsi berat lahir >
4.000 gram di Indonesia pada tahun 2010 hingga 2018 mengalami penurunan. Dari
6,4% pada tahun 2010, kemudian turun sebesar 1,6% menjadi 4,8 % di tahun 2013 dan
prevalensi makrosomia selama 5 tahun, dari 20.000 kelahiran hidup 9% bayi memiliki
berat lahir 4000 gr. Sebesar 7,6% bayi memiliki berat lahir 4000-4499 gr dan 1,2%
memiliki berat lahir 4500-4999 gr. Sisanya 0,2% memiliki berat lahir ≥5000 gr
(Najafian et al, 2012). Angka kejadian bayi makrosomia semakin meningkat dari
tahun ke tahun, dalam 2-3 dekade terakhir di banyak populasi berbeda di seluruh dunia
hamil yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut, 32 Ibu (20%) melahirkan bayi
Bayi-bayi yang memiliki berat badan lahir tidak normal akan berpotensi
adaptasi terhadap lingkungan eksternal tubuh yang terbatas oleh kondisi dan
kemampuan tubuh tersebut (dalam hal ini adalah berat lahir bayi). Sedangkan, bayi
maupun kondisi fisiologis dalam tubuhnya. Tidak hanya BBLR yang menjadi masalah
berat lahir janin, namun berat lahir bayi yang terlalu besar (makrosomia) juga harus
2
diperhatikan mengingat potensial komplikasi yang cukup serius dapat terjadi akibat
lebih besar dari ukuran normal. Berat badan lahir ≥ 4000 gr merupakan patokan yang
Trisnasiwi, 2012). Bayi besar (makrosomia) adalah bayi yang ketika dilahirkan
memiliki berat badan lebih dari 4000 gram, karena berat neonatus pada umumnya
adalah kurang dari 4000 gram dan tidak lebih dari 5000 gram (Prawirohardjo, 2005;
kematangan dan kemampuan bayi untuk bertahan.Berat lahir bayi tergantung dari
peneliti sebagai alat ukur risiko mortalitas.Angka kejadian bayi berat lahir rendah
pada Ibu hamil dan janinnya, namun implikasi kesehatan atas bayi makrosomia masih
paragraph kedua)
pada janin dan Ibu. Ibu yang mengandung janin makrosomia berisiko untuk
3
shoulder dystocia. Terjadinya shoulder dystocia ini dapat menyebabkan cedera pada
janin seperti plexus brachialis dan fraktur humerus (Ezegwui et al., 2011).
cukup tinggi. Persentase berat lahir bayi ≥4000 gr di Indonesia telah mencapai 6,4%
(Kemenkes RI, 2010), angka ini sudah mencapai insiden makrosomia di dunia yang
umumnya berkisar antara 6-10 % dari total kelahiran (Martin et al, 2006). Persentase berat
lahir ≥ 4000 gr tertinggi adalah di Provinsi Papua Barat yaitu dengan persentase 13,5%
dan terendah adalah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan persentase 1,7%
(Kemenkes RI, 2010). Data yang diperoleh dari Rekam Medis RS. St. Gabriel Kewapante
jumlah persalinan dengan Makrosomia pada Tahun 2020 dari Januari-Desember adalah
sebanyak 2 kasus, sedangkan pada Tahun 2021 dari Januari-September adalah sebanyak 3
kasus.
komplikasi yang terjadi pada ibu dan bayi, maka penulisa tertarik untuk menelaah
kasus dengan “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.B Dengan Makrosomia di Rumah
B. Rumusan Masalah
Sakit St. Gabriel Kewapante Pada Tanggal 16 September 2021” (rumusan masalah
dalam bentuk kalimat tanya dan sesuai dengan banyaknya tujuan khusus)
Makrosomia?
2. ……………
4
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Pada Bayi Ny. B Dengan Makrosomia di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante
2. Tujuan Khusus
September 2021
Pada Bayi Ny. B Dengan Makrosomia di Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante
September 2021
September 2021
5
g. Dapat mendokumentasikan semua data fokus dan tindakan dalam Asuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Bayi Baru Lahir Normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
Bayi yang mempunyai berat badan 2.500-4.000 gram, panjang badan 48-52
cm, lingkar dada 32-34 cm, lingkar kepala 33-35 cm, frekuensi jantung 120-160
jaringan subkutan cukup, lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik, kuku
agak panjang dan lemas, genetalian perempuan labia mayora sudah meutupi labia
minora dan genetalian laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada, refleks isap,
menelan dan moro telah terbentuk, mekonium keluar dalam 24 jam pertama dan
3. Klasifikasi Neonatus
Bayi Baru Lahir atau Neonatus dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut
6
1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi yang lahir dengan berat lahir < 2.500 gram tanpa memandang
masa gestasinya.
Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 2.500 - 4.000 gram.
Bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (259 hari)
Bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-42 minggu (259-294
hari)
Bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu (294 hari)
yaitu :
a. Jaga Kehangatan
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
7
Keringkan bayi mulai dari wajah, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain
d. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah
lahir. Pengikatan dan pemotongan tali pusat segera setelah persalinan banyak
dilakukan secara luas di seluruh dunia, tetapi penelitian menunjukkan hal ini
tidak bermanfaat bagi ibu maupun bayi. Penanganan tali pusat di kamar
bersalin harus dilakukan secara asepsis untuk mencegah infeksi tali pusat dan
tetanus neonatorum.
e. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan cara kontak kulit bayi dengan
kulit ibu. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat di ikat, letakkan bayi secara
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu.
Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih,
f. Berikan salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata. Salep mata
antibiotika Tetrasiklin 1%. Salep antibiotika harus diberikan pada waktu 1 jam
setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan
8
untuk mencegah perdarahan bayi baru lahirakibat defisiensi vitamin K yang
1. Pengertian
Makrosomia atau bayi besar dan sering dikatakan sebagai giant merupakan
salah satu keadaan abnormal dalam pertumbuhan janin dalam kandungan di mana
Bayi dikatakan makrosomia apabila berat badan lahir diatas 4000 gram (Husin,
2013).
2009).Bayi berat lahir lebih adalah Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir lebih >
2. Etiologi
Resiko persalinan bayi dengan berat lebih dari 4000 gram pada kehamilan
posterm meningkat 2-4 kali lebih besar dari kehamilan aterm (Saifuddin,
2010).
9
c. Keturunan
Seorang ibu hamil gemuk beresiko 10-20% untuk melahirkan bayi besar.Bayi
besar dapat disebabkan berat badan ibu yang berlebihan baik sebelum hamil
beresiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi makrosomia
umumnya berat seorang bayi yang akan lahir berikutnya bertambah sekitar 80-
120 gr. Bayi besar (bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gr) dan sering
terjadi pada ibu yang telah sering melahirkan (multipara) dibandingkan dengan
kehamilan pertama.
Sebenarnya, agak sedikit sulit untuk mengetahui makrosomia saat bayi masih
di dalam kandungan. Meski begitu, ada dua tanda yang biasanya dijadikan acuan
dokter untuk melihat pertumbuhan janin yang sedang terjadi, masih normal atau
Saat Anda datang ke dokter untuk kontrol kondisi kehamilan, dokter biasanya
akan memeriksa tinggi fundus uteri. Tinggi fundus uteri adalah jarak antara
puncak uterus atau rahim hingga tulang pubis.Jika tingginya melebihi normal,
10
Cairan ketuban atau cairan amniotik yang jumlahnya berlebih disebut sebagai
urine yang keluar dari janin.Semakin banyak urine yang keluar, maka semakin
4. Karakteristik Makrosomia
b. Kulit kemerahan
d. Plasenta dan tali pusat lebih besar dari rata-rata (Cunningham, 2013)
5. Diagnosis
a. Keturunan atau bayi yang lahir terdahulu besar dan sulit melahirkannyadan
b. Kenaikan berat badan yang berlebihan tidak oleh sebab lainnya (edemaatau
sebagainya).
2013).
6. Faktor Resiko
a. Ibu yang menderita Diabetes Mellitus (DM) sebelum dan selama kehamilan.
11
Kondisi inilah yang menberi peluang untuk tumbuhmelebihi ukuran rata-rata
(Husin, 2013).
pada bayi.
7. Patofisiologi
kebutuhan glikogen janin. Pada ibu dengan diabetes militus, produksi insulin
plasenta akan meningkatkan sejumlah glukosa darah yang masuk melalui sawar
plasenta. Glukosa darah yang tinggi pada ibu akan menimbulkan respon
penambahan kadar insulin untuk dapat mengubah glukosa menjadi glikogen dalam
tubuh janin.
adrenal, otot, serta lemak. Karena kadar glukosa yang tersedia berlebih akibat ibu
8. Penatalaksanaan
(2008),antara lain:
a. Menjaga kehangatan
12
b. Membersihkan jalan nafas
mengobservasi keadaan umum dan vital sign serta memeriksa kadar glukosa
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu akibat bayi makrosomia adalah
antara lain:
Bayi yang berukuran besar akan lebih sulit untuk keluar secara normal
yang bisa menyebabkan cedera pada ibu.Saat hal ini terjadi, dokter
13
Melahirkan bayi makrosomia bisa membuat jaringan vagina
4) Ruptur rahim
Bagi ibu yang sebelumnya pernah melalui prosedur operasi Caesar atau
operasi lain yang melibatkan rahim, maka risiko terjadinya ruptur rahim
akan meningkat. Kondisi ini jarang terjadi. Namun jika sampai terjadi, akan
Caesar sebelumnya.
Sementara itu untuk bayi baru lahir, beberapa hal yang bisa terjadi akibat
1) Distosia bahu
Distosia bahu adalah kondisi yang terjadi saat bahu bayi tersangkut di
kerusakan otak atau bahkan kematian bayi.Sementara itu pada ibu, distosia
14
bahu bisa menyebabkan perdarahan hebat, ruptur rahim, dan kerusakan
jaringan vagina.
kadar gula darah yang rendah. Bayi yang gula darahnya rendah, harus
dirawat khusus di rumah sakit hingga kadar gula darahnya kembali normal
dan stabil.Ketika glukosa darah tetap rendah dibawah kadar yang dapat
diterima dan pemberian asi secara langsung tidak berhasil atau tidak
pada anak.Bayi yang lahir dengan berat badan berlebih, juga berisiko lebih
kesehatannya.
4) Sindrom metabolic
tinggi, gula darah tinggi, dan tumpukan lemak berlebih di perut serta kadar
diberikan saat bayi lahir dan ditimbang berat badannya. Sehingga, penting bagi ibu
untuk melakukan hal-hal yang bisa mencegah terjadinya kondisi ini, seperti :
15
a. Rutin memeriksakan kandungan ke dokter.
b. Menjaga kenaikan berat badan selama kehamilan. Jika Anda memiliki berat
badan normal sebelum kehamilan, Anda dapat menaikkan berat badan hanya
c. Melakukan langkah yang tepat untuk mengatur kadar gula darah, jika
menderita diabetes.
d. Tetap aktif selama hamil dengan olahraga atau rutin melakukan aktivitas fisik
yang sesuai.
a. Data Subjektif
Adapun data subjektif yang dikumpulkan untuk kasus bayi baru lahir
1) Identitas Pasien
berlebihan akibat hiperglikemi pada ibu, selain faktor lainnya seperti ibu
Sekitar sepertiga wanita yang melahirkan bayi sebesar lebih dari 4000
16
Riwayat kehamilan perlu diketahui karena keadaan ibu selamahamil
a) Diabetes Melitus
2010).
waktu hamil berlebihan nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) normal ibu
c) Riwayat Persalinan
17
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil
(Kosimdkk, 2012).
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
kesadaran dan vital sign meliputi nadi, suhu, dan pernafasan (Kosim dkk,
2012).
2) Pemeriksaan Fisik
kulit kemerahan serta tali pusat lebih besar dari rata-rata (Cunningham,
2013).
3) Pemeriksaan penunjang
kadar kalsium dan hematokrit dan kadar serum bilirubin harus diperiksa
Diagnosa kebidanan bayi baru lahir dengan makrosomia adalah Bayi Baru
Lahir Ny. B sesuai masa kehamilan umur 2 jam 20 menit dengan makrosomia.
18
a. Data Subjektif
Faktor genetik obesitas dan overweight yang dialami ayah dan ibu, serta usia
2010).
b. Data Objektif
dan vital sign meliputi nadi, suhu, dan pernafasan (Kosim dkk,
berupa wajah berubi, lemak tubuh banyak, badan montok,kulit kemerahan serta
kadar kalsium dan hematokrit dan kadar serum bilirubin harusdiperiksa bila
19
b. Penananganan antisipasi bidan : Supaya tidak terjadi hipoglikemi
lain:
a. Jaga kehangatan
20
k. Berikan terapi sesuai komplikasi yang dialami oleh bayi.
a. Menjaga kehangatan
21
Evaluasi yang diharapkan pada kasus bayi baru lahir denganmakrosomia (bayi
besar) adalah kondisi bayi sudah baik, kadar glukosa dan kalsiumdalam darah
Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas, singkat,logis dalam
saatmerawat klien meliputi tujuh langkah. Agar orang lainmudah mengerti maka
1. S = Subjektif
Data subjektif pada kasus bayi baru lahir dengan makrosomia didapatkan dari
hasil pemantauan bidan berupa keterangan dari ibu/keluarga yaitu berat badan bayi
> 4000 gram, mempunyai wajah berubidan badan bengkak (Cunningham, 2013)
2. O = Objektif
laboratorium, dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam datafokus untuk
keadaan umum bayi, kesadaran, vital sign (nadi, suhu danrespirasi), pemeriksaan
22
khusus yang terdiri dari data hasil inspeksi,palpasi, perkusi serta auskultasi melalui
pemeriksaan head to toe, refleks iritabilitas, keaktifan gerak, pola nutrisi dan
3. A = Assessment
a. Diagnosa dalam kasus ini yaitu bayi Ny. B sesuai masa kehamilanumur 2 jam
DS : Faktor genetik obesitas dan overweight yang dialami ayah dan ibu, serta
2013)
4. P = Plan
23
Menggambarkan penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaandan
telah diberikan, memonitor keadaan umum bayi dan tanda – tanda vital, menjaga
Personal hygiene bayi dengan cara menggantipopok ketika BAB dan BAK,
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
1. Identitas Bayi
3. Data Biologis
1) GIII PII A0
sebelumnya
25
d. Riwayat sosial ekonomi keluarga
1) Nutrisi
2) Eliminasi
3) Personal Hygiene
1) Ibu dan suami serta keluarga sangat bahagia dengan kelahiran bayinya
f. Pemeriksaan fisik
4) Tanda-tanda vital
26
Lingkar perut : 39 cm (N : 30-35 cm)
a) Kepala
b) Wajah
c) Mata
Simetris kiri dan kanan, tidak ada kotoran, konjungtiva merah muda,
sclera putih
d) Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan tidak ada nyeri tekan
e) Mulut
f) Telinga
Simetris kiri dan kanan, daun telinga bulat dan tidak ada serumen
g) Leher
Simetris kiri dan kanan, tarikan nafas normal, tali pusat masih basah
bokong
Terlihat anus dan saluran kencing lancar, testis lengkap, tampak testis
k) Ekstremitas
Simetris kiri dan kanan, jari-jari tangan dan kaki lengkap, reflex graps
baik.
7) Pemeriksaan Penunjang
28
Lingkar perut : 39 cm (N : 30-35 cm)
Istilah makrosomia digunakan untuk menggambarkan bayi dengan ukuran yang lebih
besar dari ukuran normal. Berat badan lahir ≥ 4000 gr merupakan patokan yang sering
2012). Bayi besar (makrosomia) adalah bayi yang ketika dilahirkan memiliki berat
badan lebih dari 4000 gram, karena berat neonatus pada umumnya adalah kurang dari
4000 gram.
DS :-
Hipoglikemia adalah keadaan kadar glukosa serum pada 3 hari pertama di bawah 30
mg% pada neonatus cukup bulan, di bawah 20 mg% pada bayi kurang bulan. Bayi dari
pada 24 jam pertama setelah lahir, biasanya pada bayi makrosomia dengan kelainan
D. Tindakan Segera/Emergency
E. Intervensi
Kriteria :Berat badan bayi tidak turun lebih 10% dari berat badan lahir
30
Nadi : 142 x/i (N : 140-160 x/i)
Intervensi
4. Pasang pakaian dan bungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih
radiasi dan konduksi karena bayi berada di tempat yang suhunya lebih
Rasional : pakaian bayi yang basah dapat mempengaruhi suhu badan bayi yaitu
evaporasi
Rasional : dengan mengecek GDS pada bayi baru lahir dapat mencegah terjadinya
hipoglikemia
31
7. Anjurkan ibu untuk memberi ASI pada bayinya sesering mungkin/andemand
Rasional : ASI mengandung zat-zat antibody yang sangat dibutuhkan oleh bayi
Rasional : agar dapat diketahui dengan segera apabila ada infeksi seperti bengkak,
b. Manfaat ASI
c. Imunisasi
F. Implementasi
bersih
Hasil: 54 gr/dl
a. Manfaat ASI
ASI mengandung semua zat gizi yang bernilai sangat tinggi baik dalam jumlah
maupun mutu yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan bayi serta
anak.
Setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih
minimal 8 gelas, karena gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan
produksi ASI.
c. Imunisasi
33
d. Bayi ibu sebaiknya menangkupkan seluruh bagian dari putting dan areola
Hasil : ibu mengerti dan mengetahui cara menyusui yang baik dan benar
G. Evaluasi
b. BB : 4.100 gram
PB : 50 cm
CATATAN PERKEMBANGAN
34
O KU :Baik Kesadaran : Composmentis
Kontrol TTV
Nadi : 142 kali/menit
Pernafasan : 42 kali/menit
Suhu : 37,3 oC
Observasi : BAB/BAK : -/-
35
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Makrosomia (bayi besar) adalah
Bayi yang ketika dilahirkan memiliki berat badan lebih dari 4000 gram.
Makrosomia (bayi besar) merupakan salah satu penyebab penting morbiditas dan
mortalitas pada janin dan Ibu.Ibu yang mengandung janin makrosomia (bayi besar)
pervaginam (persalinan normal), Ibu yang melahirkan bayi makrosomia (bayi besar)
36
Faktor resiko yang mempengaruhi bayi terlahir besar adalah usia Ibu, kenaikan
berat badan ketika hamil, multiparitas, lama kehamilan, riwayat melahirkan bayi
B. Saran
Diharapakan melakukan Asuhan Kebidanan yang lebih intensif pada bayi baru
lahir khususnya pada bayi dengan Makrosomia (Bayi Besar) agar dapat dicegah
2. Untuk Bidan
3. Bagi Pasien
Bagi pasien agar rutin memeriksakan kehamilan di Puskesmas dan Rumah Sakit
mungkin.
mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Triani S. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Makrosomia di Indonesia (Analisis Data
Indonesian Family Life Survey 2014)
https://repository.unsri.ac.id/351/1/RAMA_13201_10011281419103_0228068801_01
_front_ref.pdfdiakses pada tanggal 20 September 2021
39