PDENGAN DIAGNOSA
MEDIS KONFIRMASI COVID-19 GEJALA RINGAN + DM GRADE II
DI RUANGAN ISOLASI COVID
RS St. GABRIEL KEWAPANTE
OLEH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan rahmatNya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan ini dengan judul Asuhan keperawatan pada pasien Tn. P.R.P
Dengan Diagnosa Medis Konfirmasi Covid-19 Gejala Ringan + DM Grade II Di
Ruangan Isolasi Covid Rs.St.gabriel kewapante.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan asuhan keperawatan ini penilis
banyak mendapatkan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidak terlepas
dari bantuan tenaga, pikiran, dan dukungan moril. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak dr.Benyamin Boli selaku Direktur Rumah Sakit St.Gabriel Kewapante
2. Sr. Maria Kristiani Nasri, SSpS selaku Kepala bagian keperawatan
3. Sr. Maria Desara Gosta, SSpS selaku Kepala bagian sumber daya manusia
sekaligus sebagai penguji.
4. Sr.veridiana M, SSpS selaku Kepala bagian penunjang medic sekaligus
sebagai penguji.
5. Teman-teman sejawat yang selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan ASKEP tersebut.
6. Pasien yang sudah membina hubungan saling percaya dengan penulis dan
mau bekerja sama dengan baik.
Akhir kata penulis menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
dalam penyempurnaan asuhan keperawatan ini.Akhir kata semoga laporan ASKEP
ini bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penulis.
Kewapante, Oktober 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Masalah
D. Manfaat Penulisan Masalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Coronavirus Dieases
B. Konsep Dasar Diabetes Melitus
C. Konsep Dasar Askep Coronavirus Diases
D. Konsep Dasar Askep Diabetes Melitus
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SINGKATAN
Penumpukan secret peningkatan PCO2, penurunan PO2 dan PH abnormalPeradangan sistemikAngeusia dan anosmia
Obstruksi jalan napas Pola napas abnormal peningkatan suhu tubuh Asupan nutrisi in adekuat
Perubahan membrane alveolus demam (suhu ≥38ºC mual lidah terasa pahit, nafsu makan (-)
Zulkilfi,2020
8. Manifestasi Klinis
a. Gejala Ringan
Tanda dan gejala yang mucul pada pasien yang terinfeksi virus Covid-19
dengan gejala ringan meliputi hidung tersumbat, hilangnya pengecapan
(ageusia) dan hilangnya penciuman (anosmia), mual, anoreksia, lidah terasa
pahit, demam, batuk kering, tenggorokan terasa gatal, nyeri tenggorokan. SpO2
≥ 95 %, RR dalam batas normal, dan melakukan isolasi mandiri di rumah
selama 10 hari.
b. Gejala Sedang
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien yang terinfeksi virus Covid-19
dengan gejala sedang demam (suhu ≥38°C), sesak napas, RR meningkat,
penggunaan otot bantu napas, hilangnya indra perasa dan penciuman, mual,
muntah, anoreksia, lidah terasa pahit, batuk kering, tenggorokan terasa gatal,
nyeri tenggorokan. SpO2 ≤ 93 % dan dirawat dirumah sakit darurat.
c. Gejala Berat
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien yang terinfeksi virus Covid-19
dengan gejala berat meliputi demam (suhu ≥38°C), sesak napas, RR
meningkat, napas cepat, frekuensi napas ≥ 30x/menit, sianosis, tarikan dinding
dada yang sangat berat,PCO2 meningkat, PO2 menurun, PH bnormal, SpO2 ≤
93 % dan dirawat dirumah sakit rujukan. (Burhan Erlina dkk, 2020)
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Rapid Tes Antibodi
b. Rapid Tes Antigen
c. Swab-PCR
d. Rontsen Thoraks
10. Penatalaksanaan Covid-19
a. Tanpa Gejala
1) Isolasi dan Pemantauan
a) Isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak pengambilan specimen
diagnose konfirmasi baik isolasi mandiri di rumah maupun fasilitas
public yang dipersiapkan pemerintah.
b) Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP)
c) Kontrol di FKTP terdekat setelah 10 hari karantina untuk pemantauan
klinis
2) Non Farmakologi
Berikan edukasi kepada pasien :
a) Selalu memakai masker jika keluar kamar dan saat berinteraksi
dengan anggota keluarga
b) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand
sanitizersesering mungkin
c) Jaga jarak dengan keluarga (physical distancing)
d) Upayakan kamar tidur sendiri/terpisah
e) Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh tenaga medis)
f) Alat makan-minum segera dicuci dengan air dan sabun
g) Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya
(sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 15.00 sore)
h) Pakaian yang telah dipakai sebaiknya dimasukan dalam kantong
plastic atau wadah tertutup yang berpisah dengan pakaian kotor
keluarga lainnya sbelum dicuci
i) Ukur dan catat suhu tubuh dua kali sehari (pagi dan malam hari)
j) Segera beri informasi ke petugas pemantauan/FKTP atau keluarga jika
terjadi peningkatan suhu tubuh ≥ 38°C
k) Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara, membuka jendela kamar
secara berkala, bila memungkinkan menggunakan APD
(masker/sarung tangan), bersihkan kamar setiap hari bisa dengan air
sabunatau bahan desinfektan lainnya
l) Bagi anggota keluarga yang berkontak erat sebaiknya memeriksakan
diri ke FKTP/Rumah Sakit, anggota keluarga senantiasa pakai masker,
jaga jarak minimal 1 meter dari pasien, senantiasa mencuci tangan,
jangan sentuhdaerah wajah jika tida yakin tangan bersih, ingat
senantiasa membuka jendela ruamh agar sirkulasi udara tertukar,
bersihkan sesering mungkin daerah yang mungkin tersentuh pasien
misalnya gagang pintu
3) Farmakologi
a) Pengobatan yang rutin di konsumsi. Apabila pasien rutin Bila terdapat
penyakit penyerta atau komorbid dianjurkan untuk tetap melanjukan
meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan obat ACE-
inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perluh berkonsultasi ke
dokter Spesialis Penyakit Dalam atau dokter Spesialis Jantung
b) Vitamin C (untuk 14 hari) dengan pilihan : tablet vitamin C non acidic
500mg/6-8 jam oral (selama 14 hari), tablet hisap vitamin C 500mg/12
jam oral (selama 30 hari), multivitamin yang mengandung vitamin C
1-2tablet/24 jam (selama 30 hari) dan dianjurkan multivitamin yang
mengandung vitamin C, B,E dan Zinc
c) Vitamin D dengan pilihan : suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia
dalam bentuk kapsul, tablet, tablet effervescent, tablet kunya, tablet
hisap, kapsul lunak, serbuk dan sirup). Obat : 1000-5000 IU/hari
tersedia dalam tablet 1000 IU dan tablet kunya 5000 IU)
d) Obat-obat suportif baik tradisional (fitofarmaka) maupun Obat
Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat
dipertimbangkan untuk diberikan namun tetap memperhatiakan
perkembangan kondisi klinis pasien
e) Obat-obat yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan
b. Gejala Ringan
1) Isolasi dan Pemantauan
a) Isolasi mandiri di rumah/fasilitas karantina selama maksimal 10 hari
sejak muncul gejala di tambah 3 hari bebas gejala demam dan
gangguan pernapasan. Jika gejala lebih dari 10 hari, maka isolasi
dilanjutkan hingga gejala hilang ditambah dengan 3 hari bebas gejala.
Isolasi dapat dilakukan mandiri di rumah maupun fasilitas public yang
dipersiapkan pemerintah
b) Petugas FKTP diharapkan proaktif melakukan pemantauan kondisi
pasien
c) Setelah melewati masa isolasi pasien akan control ke FKTP terdekat
2) Non Farmakologi
Edukasi terkait tindakan yang harus dialakukan (sama dengan edukasi
tanpa gejala)
3) Farmakologi
a) Vitamin C dengan pilihan : tablet vitamin C non acidic 500mg/6-8
jam/oral selama 14 hari, tablet hisap vitamin C 500mg/12 jam oral
(selama 30 hari), multivitamin yang mengandung vitamin C 1-
2tablet/24 jam (selama 30 hari) dan dianjurkan multivitamin yang
mengandung vitamin C, B, E dan Zinc
b) Vitamin D dengan pilihan : suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia
dalam bentuk kapsul, tablet, tablet effervescent, tablet kunya, tablet
hisap, kapsul lunak, serbuk dan sirup). Obat : 1000-5000 IU/hari
tersedia dalam tablet 1000 IU dan tablet kunya 5000 IU)
c) Azitromisin 1 x 500 mg/hari selama 5 hari
d) Antivirus : Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5-7 hari
(terutama apabila didugai adanya infeksi influenza). Favipiravir
(Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1
dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
e) Pengobatan simtomatis seperti paracetamol bila demam
f) Obat-obat suportif baik tradisional (Fitofarmaka) maupun Obat
Modern Asli Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat
dipertimbangkan untuk diberikan namun dengan tetap memperhatikan
kondisi klinis pasien
g) Pengobatan komplikasi dan komorbid yang ada
c. Gejala Sedang
1) Isolasi dan Pemantauan
a) Rujuk ke Rumah sakit ke ruang perawatan Covid-19 atau Rumah
sakit darurat Covid-19
b) Isolasi ke Rumah sakit ke ruang perawatan Covid-19 atau Rumah
sakit darurat Covid-19
2) Non Farmakologis
a) Istirahat total, asupan kalori adekuat, control elektrolit, status
hidrasi/terapi cairan dan oksigen
b) Pemantauan laboratorium darah lengkap, pemeriksaan fungsi ginjal,
fungsi hati dan foto toraks secara berkala
3) Farmakologis
a) Vitamin C 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9 % habis dalam 1
jam diberikan secara drip intravena selama perawatan
b) Diberikan terapi farmakologis : Azitromisin 500 mg/24 jam/IV atau per
oral (selama 5-7 hari). Pengobatan alternative Levofloksasin dapat
diberikan apabila curiga ada infeksi nakteri, dosis 750 mg/24 jam per
IV/oral (selama 5-7 hari). Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading
dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 3 x 600 mg mg
(hari ke 2-5). Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1)dilanjutkan 1 x 100
mg IV drip (hari ke 2-5 atau 2-10)
4) Antikoagulan berdasarkan evaluasi DPJP
5) Pengobatan simtomatis (Paracetamol, antrain)
6) Pengobatan komorbid atau komplikasi yang ada
d. Gejala Berat
1) Isolasi dan Pemantauan
a) Isolasi di ruang Rumah Sakit Rujukan atau rawat secara kohorting
b) Pengambilan swab PCR
2) Non Farmakologis
a) Istirahat total, asupan elektrolit adekuat, control elektrolit, status hidrasi
(terapi cairan), dan oksigen
b) Pemantauan laboratorium darah lengkap, pemeriksaan fungsi ginjal,
fungsi hati, Hemostatis, pemeriksaan foto thoraks
c) Monitor TTV
3) Farmakologis
a) Vitamin C 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9 % habis dalam 1
jam diberikan secara drip intravena selama perawatan
b) Vitamin B 1 1 ampul/24 jam intravena
c) Vitamin D : suplemen 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk
tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunya, tablet hisap, kapsul
lunak, serbuk dan sirup). Obat : 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam tablet
1000 IU dan tablet kunya 5000 IU)
d) Azitromisin 500 mg/24 jam/IV atau per oral (selama 5-7 hari).
Pengobatan alternative Levofloksasin dapat diberikan apabila curiga ada
infeksi nakteri, dosis 750 mg/24 jam per IV/oral (selama 5-7 hari)
e) Bila terdapat kondisi sepsis yang diduga kuat oleh karena infeksi bakteri,
pemilihan antibiotic disesuaikan dengan kondisi klinis, focus infeksi dan
factor resiko yang ada pada pasien.
c) Antivirus : Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600
mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 3 x 600 mg mg (hari ke 2-5).
Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1)dilanjutkan 1 x 100 mg IV drip
(hari ke 2-5 atau 2-10)
f) Antikoagulan berdasarkan evaluasi DPJP
g) Deksametason dengan dosis 6 mg/24 jam selama 10 hari
h) Pengobatan komorbid atau komplikasi yang ada (Burhan Erlina dkk,
2020)
B. Konsep Dasar Askep Coronavirus Diases (Covid-19)
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Identitas
a) Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan
terahir, agama, tanggal masuk Rumah sakit, No.RM dan diagnose
medis
b) Identitas Penangung Jawab
Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, alamat, hubungan
dengan pasien
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah alasan utama yang menyebabkan pasien pergi
mencari pertolongan professional (Muscari,2005). Pasien dengan
diabetes mellitus keluhan utamanya adalah demam
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit sekarang menggambarkan kronologi sampai
tejadinya penyakit Covid-19
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Mengambarkan riwayat sebelumnya yaitu pernah mengalami penyakit
Covid-19
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Menggambarkan apakah sebelumnya ada anggota keluarga yang
pernah tertular penyakit virus Covid-19
3) Pengkajian Perpola
Menurut (Gordon, 1994 pada pengkajian perpola terdapat pola focus yang
berkaitan dengan penyakit Covid-19 antara lain meliputi
a) Pola Nutrisi Metabolik
Keluhan yang dirasakan pasien Covid-19 meliputi lidah terasa pahit,
mual, muntah, , anoreksia
b) Pola Kognigtif dan Perceptual
Keluhan yang dirasakan pasien Covid-19 meliputi sesak napas,
demam, kehilangan kemampuan pengecapan dan penciuman.Hidung
tersumbat, nyeri tenngorokan, tenggorokan terasa gatal, batuk kering.
c) Pola Aktivitas
Keluhan yang dirasakan pasien covid -19 meliputi myalgia, fatique
dan badan terasa lemah
4) Pemeriksaan Fisik
Menurut Robert Prihardjo (2002) pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
pasien yang terinfeksi virus Covid-19 adalah dengan Pemeriksaan Head
To Toe yang dilakukan dengan menggunakan empat cara yang meliputi
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
a) Kepala
Inspeksi : bentuknya simetris/asimetris, kondisi kulit kepala,
adanya lesi
1)) Mata : inspeksi bentuknya simetris/asimetris, konjungtiva,
sclera
2)) Hidung : Inspeksi simetris/asimetris, pernapasan cuping
hidung, secret
3)) Telinga : Inspeksi simetris/asimetris, serum, fungsi
pendengaran
4)) Mulut : inspeksi simetris/asimetris, kelengkapan gigi, ada/tidak
karies, mukosa bibir lembab
b) Leher
Inspeksi : Pemeriksaan pemebesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening
Palpasi : Pemeriksaan pemebesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
getah bening, ada/tidak nyeri tekan
c) Dada
Inspeksi : simetris/asimetris, pengunaan otot bantu napas/tidak
Auskultasi : suara napas (vesikuler, wheezing, ronchi, gurling)
Perkusi : Resonan/tidak, S1/S2 jantung
Palpasi : nyeri tekan
d) Abdomen
Inspeksi : simetris/asimetris,
Auskultasi : Bising usus
Perkusi : timpani/hipertimpany
Palpasi : nyeri tekan/tidak
e) Genitalia
Inspeksi : simetris/asimetris, kebersihan genitalia
f) Ekstermitas
1)) Ekstermitas atas
Inspeksi : simetris/asimetris, ada udema/tidak
Palpasi : Pemeriksaan CRT
Kelemahan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas b/d Perubahan membrane alveolus yang ditandai
dengan
DS : Sesak napas
DO : RR meningkat, SpO2 ≤ 93 % napas cepat, frekuensi napas ≥
30x/menit, sianosis, tarikan dinding dada yang sangat berat, PCO2
meningkat, PO2 menurun, PH abnormal
b. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas yang
ditandai dengan
DS : Hidung tersumbat, sesak napas, batuk kering
DO : RR meningkat, SpO2 ≤ 93
c. Pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru yang ditandai dengan
DS : Sesak napas,
DO :RR meningkat, penggunaan otot bantu napas, SpO2 ≤ 93
d. Hipetermi berhungan dengan infeksi virus Covid-19 yang ditandai dengan
DS : Demam
DO : Peningkatan suhu tubuh (≥ 38°C)
e. Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan nutrisi in adekuat
yang ditandai dengan
DS : hilangnya pengecapan (ageusia) dan hilangnya penciuman
(anosmia), mual, anoreksia, lidah terasa pahit
DO : -
f. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik yang ditandai dengan
DS : Myalgia
DO : Aktivitas dibantu
3. Intervensi Keperawatan
Intoleransi Aktivitas
Pemasukan glukosa ke intrasel berkurang
Hiperglikemia sel lapar Polifagi
Tidak adanya insulin Gangguan reabsorbsi ginjal Glikosa menumpuk di dalam darah
Sel mengoksidasi lemak PoluuriDiuresis osmotikAterosklerosis
Pemecahan lemak tidak sempurna, BB
Kekurangan Volume
Terbentuknya badan keton Dehidrasi Mikroangiopati Makroangiopati
Cairan
Ketoasidosi Polidipsi Neuropati perifer
Asidoasis Metabolik Mual Ekstermitas bawah kesemutan/baal
Perubahan Nutrisi
Koma diabetikumMuntah Luka sulit sembuh
Kurang dari Kebutuhan Cardio Vaskuler Cerebro vaskuler
tubuh
Nyeri abdomen Ulkus
Kecemasan Debridemen
Nyeri
Kerusakan Integritas Kulit
Smeltzer, 2015 Resti terhadap Infeksi
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan Darah
No Pemeriksaan Normal
1. Glukosa darah sewaktu >200 mg/dl
2. Glukosa darah puasa >140 mg/dl
3. Glukosa darah 2 jam setelah makan >200 mg/dl
(WHO, 2015)
b. Pemeriksaan fungsi tiroid peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
c. Pemeriksaan urin didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui
perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan
merah bata ( ++++ ).
d. Pemeriksaan Kultur pus untuk mengetahui jenis kuman pada luka dan
memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman
8. Komplikasi
a. Kompilkasi Akut
1) Ketoasidosis Diabetik (KAD)
merupakan komplikasi akut DM yang di tandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai dengan
adanya tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat.
Osmolaritas plasma meningkat (300-320 mOs/Ml) dan terjadi
peningkatan anion
2) Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunya kadar glukosa hingga
mencapai ≤ 60 mg/dl. Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergic
(berdebar, banyak keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala
neuroglikopenik (pusing, gelisah, kesadaran menurun sampai koma).
`
1. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Ketidakstabilan gula Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kemungkinan 1. Sebagai acuan untuk
darah berhubungan keperawatanmaka ketidakstabilan penyebab hiperglikemia menentukan intervensi
dengan resistensi insulin gula darah membaik KH : 2. Monitor tanda dan gejala selanjutnya
1. Kestabilan kadar glukosa hiperglikemia 2. Kemungkinan ketidakstabilan
darah membaik 3. Berikan asupan cairan oral gula darah dapat diperoleh
2. Status nutrisi membaik 4. Ajurkan kepatuhan terhadap dari tanda dan gejala klinis
3. Tingkat pengetahuan diet dan olah raga 3. Salah satu manifestasi klinis
meningkat 5. Kolaborasi pemberian insulin dari diabetes mellitus adalah
dan obat antidiabetes polidipsi
4. Insulin dan obat antidiabetes
dapat menstabilkan gula darh
dan mempercepat proses
penyembuhan
2. Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, 1. Sebagai acuan untuk
dengan Agen cedera fisik Keperawatan diharapkan nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, menetukan intervensi
menurun KH : kualitas,intensitas nyeri, skala selanjutnya
1. Tingkat nyeri menurun nyeri 2. Napas dalam dapat
2. Penyembuhan luka membaik 2. Anjurkan relaksasi napas meningkatkan ventilasi
3. Tingkat cidera menurun dalam alveoli sehinnga nyeri yang
3. Kolaborasi - Kolaborasi dirasakan berkurang/hilang
pemberian analgetik 3. Obat analgetik berfungsi
meredakan nyeri
3. Infeksi b.d peningkatan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda dan gejala 1. Salah satu manifestasi klinis
Leukosit keperawatan maka tingkat infeksi infeksi lokal dan sistematik dari adanya infeksi yaitu
menurun KH : 2. Berikan perawatan kulit pada dengan peningkatan suhu
1. Tingkat nyeri menurun area edema tubuh
2. Integritas kulit dan jaringan 3. Cuci tangan sebelum dan 2. Perawatan kulit mencegah
membaik sesudah kontak dengan pasien terjadinya decubitus
3. Kontrol resiko meningkat dan lingkungan pasien 3. Tangan yang kotor
4. Jelaskan tanda dan gejala mengandung kuman sehinnga
infeksi dapat memperparah kondisi
5. Ajarkan cara memeriksa 4. Meningkatkan pengetahuan
kondisi luka pasien
6. Kolaborasi pemberian obat 5. Pemeriksaan kondisi luka
antibiotic dapat mengetahui sejauh
mana perkembnagn penyakit
6. Obat antibiotic dapat
menyembuhkan infeksi
4. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tintdakan 1. Identifikasi defisit tingkat 1. Sebagai acuan untuk
berhubungan dengan keperawatan intoleransi aktivitas aktivitas menentukan intervensi
imobilitas membaik KH : 2. Identifikasi kemapuan selanjunya
1. Toleransi aktivitas membaik berpartisipasi dalam aktivitas 2. Aktivitas normal
2. Tingkat keletihan menurun 3. Fasilitasi pasien dan keluarga dimanifestasikan dengan
dalam menyesuiakan kemampuan dalam
lingkungan untuk beraktivitas
mengakomodasi aktivitas 3. Lingkungan membantu
yang di pilih proses aktivitas pasien
4. Libatkan keluarga dalam 4. Keluarga berperan dalam
aktivitas menetukan kesempurnaan
5. Ajarkan cara melakukan aktivitas pasien
aktivitas yang dipilih 5. Meningkatkan kemampuan
dalam beraktivitas
PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan
5. Evaluasi
Catatan perkembangan pasien dilakukan berdasarkan SOAPIE
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. P.R.P
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur : 62 tahun
Alamat : Wolomarang
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Katolik
Pendidikan Terakhir: SMA
No. RM : 86.550
Tanggal/Jam MRS : 30/08/2021/09.30 WITA
Tanggal/Jam Pengkajian : 30-08-2021/14.00
Diagnosa Medis : Confirmasi Covid-19 Gejala Ringan + DM
GradeII
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S.S
Alamat : Wolomarang
Hbungan dengan Pasien : Istri
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama
Klien mengatakan badan terasa lemah
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan pada tanggal 16 September 2021 memeriksa
kesehatan ke Puskesmas dan dilakukan pemeriksaan gula darah oleh
perawat dan hasilnya gula darah pasien 300 mg/dl, sehingga pasien
dianjurkan untuk diet DM dan diberikan terapi metformin 3 x 500
mg, tetapi dalam perjalanan pasien tidak mematuhi anjuran diet
tersebut sehingga keadaanya semakin memburuk dan akhirnya pada
tanggal 30 September 2021 pukul 09.30 pasien masuk RS St.
Gabriel Kewapante bersama keluarga dengan keluhan badan lemah
dirasakan kurang lebih satu minggu disertai demam, mual, lidah
terasa pahit dan nafsu makan berkurang. Sesampainya di IGD
perawat memeriksa TTV, rapid antigen, pemasangan infuse dan
pengecekan acak gula, karena hasil rapid antigennya positif pasien
dianjurkan untuk di rawat di ruangan isolasi Covid dan disetujui
oleh pasien bersama keluraga. Setelah observasi selama 6 jam di
IGD akhirnya pasien dipindahkan ke ruangan isolasi pada pukul
14.00.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah menderita penyakit diabetes mellitus
selama 2 tahun dan jarang mengontrol kesehatan ke fasilitas
kesehatan serta riwayat kontak dengan keluarga yang pernah kontak
dengan pasien Covid-19 dalam hal ini orang tanpa gejala.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit diabetes mellitus dan belum ada anggota keluarga yang
menderita penyakit Covid-19 tetapi sempat kontak dengan kasus
Covid-19 dalam hal ini orang tanpa gejala.
c. Pengkajian Perpola
1) Pola Persepsi dan Pemeliharaaan Kesehatan
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit dietnya tidak teratur. Sering
mengonsumsi makanan manis. Pasien juga mengatakan jika
sakit pergi berobat ke Puskesmas atau tempat praktek dokter.
b) Selama Sakit
Klien mengatakan kurang memahami penyakit yang
dialaminya, factor penyebab timbulnya penyakit dan cara
mengatasinya. Pasien juga mengatakan dietnya tidak teratur
dan berharap dengan adanya perawatan di rumah sakit masalah
kesehatan yang sedang dialaminya bisa segerah sembuh
2) Pola Nutrisi Metabolik
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan maan 3 x sehari. Jenis makanan yang
dimakan yaitu nasi, ikan, sayur.porsi makan sedang dan
dihabiskan. Pola minum : jumlah 1000cc/hari, jenis
minumannya : air putih. Keluhannya sering merasa lapar dan
haus.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan maan 3 x sehari. Jenis makanan yang
dimakan yaitu nasi, ikan, sayur.porsi makan sedang dan
dihabiskan. Pola minum : jumlah 1000cc/hari, jenis
minumannya : air putih. Keluhannya : mual, lidah terasa pahit
dan nafsu makan berkurang.
3) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB sekali dalam sehari,
warna kuning, konsistensi lembek dan BAK 5-7 kali dalam
sehari warna keru.Keluhannya sering BAK.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB sekali dalam sehari,
warna kuning, konsistensi lembek dan BAK 5-7 kali dalam
sehari warna keru.Keluhannya sering BAK.
4) Pola Istirahat dan Tidur
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan lama tidur siang hari 1 jam dan malam hari 8
jam. Waktu tidur siang 14.00-15.00 dan tidur malam 22.00-
06.00 serta tidak ada keluhan pada saat tidur.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan lama tidur siang hari 1 jam dan malam hari
8 jam. Waktu tidur siang 14.00-15.00 dan tidur malam 22.00-
06.00 serta tidak ada keluhan pada saat tidur
5) Pola Aktivitas
a) Sebelum Sakit
Pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas secara mandiri
seperti duduk, berdiri, berjalan, mandi, berpakaian dan toileting.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan bisa melaukan aktivitas secara mandiri
seperti duduk, berdiri, berjalan, mandi, berpakaian dan toileting
6) Pola Kognigtif dan Persepsi Sensori
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan dapat mengingat dengan baik kejadian
sebelumnya seperti tempat, waktu dan orang. Pasien
mengatakan dapat melihat dengan jelas, dapat mencium aroma
bau, dapat meraba serta dapat mendengar dengan baik
b) Selama sakit
Pasien mengatakan dapat mengingat dengan baik kejadian
sebelumnya seperti tempat, waktu dan orang.Pasien mengatakan
dapat melihat dengan jelas, dapat mencium aroma bau, dapat
meraba serta dapat mendengar dengan baik. Pasien juga
mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan seperti kesemutan
maupun nyeri
7) Pola personal Hygieni
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan mandi 2 x sehari, sikat gigi 2 x sehari, cuci
rambut seminggu sekali potong kuku seminggu sekali dan
dilakukan secara mandiri.
b) Selama Sakit
Pasien mengatakan mandi 2 x sehari, sikat gigi 2 x sehari, cuci
rambut seminggu sekali potong kuku seminggu sekali dan
dilakukan secara mandiri.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran : composmentis,
2) Tanda Tsnda Vital
Tekanan Darah : 130/80mmHg Nadi : 80 x/menit SpO2 :
97 %
Respirasi : 20 x/menit Suhu : 37,5°C
3) Pemeriksaan Head To Toe
a) Kepala
Inspeksi : simetris, kulit kepala bersih, tidak ada lesi.
Mata :
Inspeksi : simetris, konjungtiva merah muda, sclera tidak
ikterik.
Hidung
Inspeksi : simetris, pernapasan cuping hidung (-), secret (-).
Telinga
Inspeksi : simetris, serum (-), fungsi pendengaran baik
Mulut : simetris, gigi lengkap, karies (-), mukosa bibir
lembab.
b) Leher
Inspeksi : Pembesaran kelenjar troid (-), pembesaran kelenjar
getah bening (-).
c) Dada
Inspeksi : simetris,penggunaan otot bantu napas (-), tipe
pernapasan : pernapasan dada
Auskultasi : suara napas vesikuler
Perkusi : Resonan
Palpasi : Nyeri tekan (-)
d) Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : bising usus 5 x/menit
Perkusi : thympani
Palpasi : nyeri tekan (-), pembesaran lien (-)
e) Genitalia-
f) Ekstermitas
Ekstermitas atas
Inspeksi : simetris, Terpasang infus RL 20 tpm, udema (-), lesi
(-)
Palpasi : CRT ≥ 3 detik
Ekstermitas bawah
Inspeksi : simetris,
Palpasi : udema (-) ,
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2021
Pemeriksan Rapid
Antigen Positif
Pemeriksaan GDS
Pre dan Post Meal
30/08/2021
Pre Meal 469 ≤ 140
Post Meal 394 ≤ 200
31/-0/2021
Pre Meal 278
Post Meal 342
01/08/2021
Pre Meal 146
Post Meal 203
Rapid Antigen Positif
2) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 31/08/2021
Foto thorax PA, erect, asimetris, inspirasi dan kondisi cukup.
Kesan :
1) Peningkatan gerakan bronchovaskuler bilateral
2) Tidak tampak pneumonia saat ini
3) CRT dalam batas normal
4) Tulang yang tervisualisasi inval
f. Terapy
2. Analisa Data
Sign Symptom Etiologi Problem
Pasien mengatakan Infeksi virus Covid- Hipertermi
badan terasa panas, 19
Tekanan Darah : 130/80
mmHg, Nadi : 80,
Suhu : 37,5°C, Respirasi
: 20 x/menit, SpO2 : 97
Pasien mengatakan
badan terasa lemah,
mual, lidah terasa pahit,
nafsu tidak patuh Ketidakpatuhan Ketidakstabilan gula
terhadap anjuran diet terhadap asupan diet darah
DM tampak lemah,
gula darah pre meal :
469, post meal : 394,
Tekanan Darah : 130/80
mmHg, Nadi : 80,
Suhu : 37,5°C, Respirasi
: 20 x/menit, SpO2 : 97
%.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi b/d infeksi virus Covid-19 yang ditandai dengan pasien
mengatakan badan terasa panas, Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi :
80, Suhu : 37,5°C, Respirasi : 20 x/menit, SpO2 : 97.
2. Ketidakstabilan gula darah b/d ketidakpatuhan terhadap asupan diet yang
ditandai dengan Pasien mengatakan badan terasa lemah, mual, lidah
terasa pahit, nafsu makan berkurang, tidak patuh terhadap anjuan diet
DM, pasien tampak lemah gula darah pre meal : 469, post meal : 394,
Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : 80, Suhu : 37,5°C, Respirasi : 20
x/menit, SpO2 : 97 %.
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1 Hipertermi b/d infeksi virus Setelah dilakukan 1. Observasi KU pasien 1. Sebagai acuan untuk
Covid-19 yang ditandai dengan tindakan keperawatan 2. Control TTV melakukan intervensi
Pasien mengatakan badan terasa selama 3 x 24 jam 3. Anjurkan klien untuk selanjutnya
panas, tampak lemah, Tekanan diharapkan masalah kompres hangat 2. Sebagai acuan untuk
Darah : 130/80 mmHg, Nadi : 80, hipertermi teratasi 4. Beri informasi ke mengetahui kondisi
Suhu : 37,5°C, Respirasi : 20 dengan kriteria hasil : pasien tentang Covid-19 pasien
x/menit, SpO2 : 97. 1. Badan tidak terasa 5. Kolaborasi dengan 3. Kompres hangat dapat
panas dokter dalam pemberian menyebabkan vasodilatasi
2. Suhu Tubuh dalam terapi obat antipiretik, sehingga mempercepat
batas normal (36˚C- antivirus dan vitamin. penurunan panas
37˚C) 4. Hipertermi disebabkan
karena infeksi Covid 19
sehingga perluh diberi
KIE sehingga
meningkatkan
pengetahuan pasien
tentang penyakitnya
5. Obat
Antipiretik merupakan
obat yang bekerja
merangsang pusat
pengaturan panas yang
tinngi akan dihambat
dengan cara
memperbesar
pengeluran panas yaitu
menambah aliran dan
keperifer
memperbanyak
pengeluran keringat
Obatantivirus
merupakan golongan
obat yang bekerja
mamtikan serangan
virus, menghambat
serta membatasi
reproduksi virus di
dalam tubuh.
Obatvitamin
merupakan golongan
obat antioksidan yang
membatasi kerusakan
oksidatif (pusat normal
pada tubuh) dan
berperan dalam
metabolism asam
amino.
2 Ketidakstabilan gula darah b/d Setelah dilakukan 1. Observasi Ku Pasien 1. Sebagai acuan untuk
ketidakpatuhan terhadap asupan tindakan keperawatan 2. Kaji factor penyebab mempercepat proses
diet yang ditandai dengan selama 3 x 24 jam ketidakstabilan gula penyembuhan
Pasien mengatakan badan terasa diharapkan masalah darah 2. Mengakaji factor
lemah, mual, lidah terasa pahit, ketidakstabilan gula 3. Pantau tanda dan gejala penyebab ketidakstabilan
nafsu makan berkurang, tidak darah teratasi dengan diabetes mellitus gula darah dapat
patuh terhadap anjuran diet DM, kriteria hasil : 4. Pantau asupan dan digunakan sebagai acuan
tampak lemah, gula darah pre 1. Badan tidak terasa haluaran untuk menentukan
meal: 469, dan post meal: 394, lemah 5. Control TTV intervensi selanjutnya
Tekanan Darah: 130/80 mmHg, 2. Mual (-) 6. Control GDS pre meal 3. Dengan mengetahui tanda
Nadi: 80, Suhu: 37,5°C, 3. Lidah pahit (-) dan post meal dan gejala diabetes
Respirasi: 20 x/menit, SpO2: 97 4. Nafsu makan 7. Beri informasi tentang mellitus dapat
%. meningkat diabetes mellitus mempermudah dalam
8. Kolaborasi dengan ahli melakukan intervensi
gizi dalam pemberian selanjutnya
asupan diet 4. Pantau asupan dan
9. Kolaborasi dengan haluaran dapat
dokter dalam pemberian mengetahui
terapi obat perkembangan kondisi
pasien
5. Peningkatan gula darah
dapat dimanifestasikan
dengan peningkatan
tekanan darah
6. Control GDS dapat
mengetahui
perkembangan kondisi
pasien sehingga dapat
dilakukan intervensi
selanjutnya
7. Meningkatkan
pengetahuan pasien
tentang penyakit yang
sedang dialaminya
8. Pemeberian asupan diet
yang sesuai dapat
menstabilkan gula darah
pasien
9. Obat antidiabetik bekerja
menurunkan kadar gula
darah dengan
merasangsang pelepasan
insulin dari sel beta
pancreas yang masih
berfungsi.
D. Implementasi Keperawatan
Hari/Tanggal No Jam Implemntasi Evaluasi
Dx
Senin, 1 14.0 Menerima overan dinas pagi S :Klien mengatakan demam berkurang
30/08/2021 0 O : KU : lemah, Kesadaran : Composmentis,
14.3 Mengobservasi KU pasien Tekanan Darah : 135/89 mmHg, Nadi : 82
0 x/menit, Suhu : 37,0°C, Respirasi : 20
16.3 Mengontrol TTV x/menit, SpO2 : 96 %
0 Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : A : Masalah keperawatan hipertermi sebagian
80 x/menit, suhu : 37,5 °C, Respirasi : 20 teratasi
x/menit, SPO2 : 97 % P : Intervensi dilanjutkan
20.3
0
Senin, 2 14.0 Menerima overan dinas pagi S :Pasien mengatakan badan terasa lemah, mual,
30/08/2021 0 Mengobservasi KU pasien lidah terasa pahit dan nafsu maan berkurang
14.3 Mengontrol TTV O : KU : lemah, Kesadaran : Composmentis, GDS
0 Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : pre meal : 469, post meal : 394, Tekanan
16.3 80 x/menit, suhu : 37,5 °C, Respirasi : Darah : 135/89 mmHg, Nadi : 82 x/menit,
0 20 x/menit, SPO2 : 97 % Suhu : 37,0°C, Respirasi : 20 x/menit, SpO2 :
KIE tentang penyakit DM 96 %
Mengontrol GDS pre meal : 469 A : Masalah keperawatan ketidakstabilan gula
Melayani pasien makan malam darah belum teratasi
16.4 Melayani terapi oral Gluquidone 30 mg P : Intervensi dilanjutkan
0 (1 tablet )
17.3 Mengontrol GDS post meal : 394
0 Mengontrol TTV
18.0 Tekanan Darah : 135/89 mmHg, Nadi :
0 82 x/menit, Suhu : 37,0°C, Respirasi :
18.3 20 x/menit, SpO2 : 96 %
0
19.0
0
20.3
0
Selasa. 14.0 Menerima overan dinas pagi S :Pasien mengatakan badan lemah berkurang,
31/08/2021 0 Mengobservasi KU pasien mual berkurang, lidah terasa pahit berkurang
14.3 Mengontrol TTV dan nafsu makan mulai meningkat
0 Tekanan Darah : 130/80 mmHg, Nadi : O : KU : lemah, Kesadaran : Composmentis, GDS
16.3 80 x/menit, suhu : 37,5 °C, Respirasi : pre meal : 278, post meal : 342, Tekanan
0 20 x/menit, SPO2 : 97 % Darah : 135/89 mmHg, Nadi : 82 x/menit,
KIE tentang penyakit DM Suhu : 37,0°C, Respirasi : 20 x/menit, SpO2 :
Mengontrol GDS pre meal :278 96 %
Melayani pasien makan malam A : Masalah keperawatan ketidakstabilan gula
16.4 Melayani terapi oral Gluquidone 30 mg darah belum teratasi
0 (1 tablet ) P : Intervensi dilanjutkan
17.3 Mengontrol GDS Post meal : 342
0 Mengontrol TTV
18.0 Tekanan Darah : 135/89 mmHg, Nadi :
0 82 x/menit, Suhu : 37,0°C, Respirasi :
18.3 20 x/menit, SpO2 : 96 %
0
19.0
0
20.3
0
E. Evaluasi Keperawatan
Hari/ No Jam Catatan Perkembangan
tanggal Dx
Rabu, 1 07.00 S : Pasien mengatakan tidak ada keluhan demam
01/08/2021 O : KU : lemah, Kesadaran : Composmentis,
Tekanan Darah : 135/79 mmHg, Nadi : 77
x/menit, Suhu : 36,5°C, Respirasi : 20
x/menit, SpO2 : 96 %
A : Masalah hipertermi teratasi
P : intervensi dilanjutkan di rumah
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan
antara teori dan asuhan keperawatan dimana pada terori covid-19 terdapat tujuh
diagnose keperawatan yang terdiri atas gangguan pertukaran gas b/d perubahan
membrane alveolus, bersihan jalan napas tidak efektif b/d hipersekresi jalan
napas, pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru, hipertermi b/d
proses infeksi virus Covid-19, nyeri b/d inflamasi tenggorokan, resti nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b/d dan intolreansi aktivitas b/d kelemahan fisik
sedangkan diagnose yang ditemukan pada kasus hanya satu yaitu
hipertermi.Pada teori diabetes mellitus terdapat empat diagnose keperawatan
yang terdiri atas ketidakstabilan gula darah b/d resistensi insulin dan
ketidakpatuhan terhadap asupan diet, nyeri akut b/d agen cedera fisik, infeksi b/d
peningkatan leukosit dan intoleransi aktivitas b/d imobilitas sedangkan pada
kasus ditemukan satu diagnose keperawatan yaitu ketidakstabilan gula darah b/d
ketidakpatuahn terhadapat asupan diet Adapun intervensi dan implementasi yang
dilakukan sesuai dengan keluhan yang dirasakan pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian ada keterkaitan antara kasus Covid-19 dan
diabetes mellitus dikarenakan pada penderita diabetes mellitus mengalami
penurunan imun tubuh apabila terjadi kontak erat dengan kasus probable dan
konfirmasi maka virus Covid-19 akan mudah masuk dan menyerang saluran
pernapasan sehingga dapat memperparah kondisi tubuh bahkan dapat
menyebabkan kematian
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit St. Gabriel Kewapante
Diharapkan agar lebih meningkatkan penyediaan fasilitas pelayanan yang
menunjang untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
2. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapaan agar pasien dapat mengetahui dan memahami edukasi yang
diberikan oleh perawat serta diharapkan agar keluarga ikut berpartisipasi
membantu dan mendukung pasien sehingga dapat mempercepat proses
penyembuhan.
3. Bagi Perawat
Diharapkan agartim kesehatan terus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan agar mampu merawat pasien secara komprehensif dan optimal
dengan penyakit Covid-19 dan diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA
Algivafari, S.M. 2020. Peran kelompok KKN sebagai Pengaruh dan Pembawa
Energi Baru Ditenga Pandemi Covid-19. Bandung: UIN{Dokumen di
Internet. Diakses pada tanggal 7 September 2021}. Diunduh dari
https://books.geogle.co.id
American Diabetes Asociation. 2017. Standars Of Medikal Care In Diabetes.
Jakarta: USA.{Dokumen di internet. Diakses pada tanggal 6 September
2021}. Diunduh dari https://books.geogle.co,id
Burhan Erlina, dkk.2020. Pedoman Tatalaksana Covid-19.Edisi.Jakarta :IDAI
Jurnal Kedokteran & Kesehatan. 2019. {Dokumen di Internet. Diakses pada
tanggal 6 September 2021}. Diunduh dari www.geogle.com/Jurnal
Kesehatan
PPNI (2017).Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Jakarta :Dewan
Pengurus Pusat
PPNI (2017).Pengkajian Fisik Keperwatan. Konsep, Proses dan Praktek.Volume
2.Edisi 4.Jakarta : EGC
Rahayu, S.,& Nugroho, R. 2020. Covid-19 The Nightmare Or Rainbow.
Bandung: Mata Aksara Publishing.{Dokumen di Internet.Diakses
pada tanggal 6 September 2021}. Diunduh dari
hhtps://books.geogle.co.id
Ruslin,dkk.2020. Edukasi dan pencegahan Penularan Covid-19. Jakarta. Jakarta:
EGC.{Dokumendiinternet. Diaksespada tanggal6 September
2021}.Diunduh dari https://books.geogle.co.id
Syaifuddin, H. 2006. Anatomi Fisologi. Edisi 3.Jakarta : EGC
Varena, Muthia. 2019. Asuhan Keperawatan pada Tn.Z dengan Diagnosa Medis
Diagnosa Melitus di Ruang Rawat Inap Ambun Suri Lantai 3
Rumah Sakit DR. Achmad Mochtar Bukit Tinggi.Askep tidak
diterbitkan, Stikes Perintis Padang.