Anda di halaman 1dari 40

KEPERAWATAN PSIKIATRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


ANSIETAS DI MASA PANDEMI COVID-19

KELOMPOK 3
B15-B
1. DEWA AYU PUTRI JAYANTI (223221299)
2. NI WAYAN BUDIARI (223221318)
3. KADEK AYU MIRA PURWITA SARI (223221352)
4. ANAK AGUNG MIRAH TRISNAWATI (223221360)
5. DEWA AYU RIKHA PRADNYA DEWI (223221366)

PROGRAM ALIH JENJANG STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Maternitas dengan judul “Makalah Asuhan Keperawatan Pasien
Terkonfirmasi Covid 19 dengan Ansietas”

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunanTuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar -
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalamproses penulisan makalahini masihjauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran
dan usul guna penyempurnaan makalah ini

Denpasar, 22 November 2022

(Penyusun)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangMasalah........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 1

BAB 2 TINJAUAN TEORI


Konsep Dasar Covid 19
2.1 Definisi Covid 19 ............................................................................... 2
2.2 Pengelompokan Covid 19 ................................................................2
2.3 Gejala Covid 19 .................................................................................4
2.4 Pencegahan Covid 19 ........................................................................5
Konsep Dasar Covid 19
2.5 Definisi Ansietas ................................................................................5
2.6 Teori Ansietas ....................................................................................5
2.7 Klasifikasi Ansietas ...........................................................................6
2.8 Etiologi Ansietas ................................................................................7
2.9 Tanda dan Gejala Kecemasan ...........................................................7
2.10 Penatalaksanaan Kecemasan .............................................................8
2.11 Psikopatologi Ansietas ......................................................................9
Konsep Dasar Covid 19
2.12 Pengkajian ..........................................................................................11
2.13 Diagnnosa ...........................................................................................12
2.14 Rencana Keperawatan .......................................................................12
2.15 Implementasi ......................................................................................13
2.16 Evaluasi .............................................................................................. 13

BAB 3 TINJAUAN KASUS .................................................................. 14


4.1 Kesimpulan.........................................................................................35
4.2 Saran ...................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................36

ii
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit
pada hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus
Corona hingga saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus
Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak
sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi
melawan COVID-19 dengan gejala mirip Flu. Kasusnya dimulai dengan
pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019.Kasus infeksi
pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut.
Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang
dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing
dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu
menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.

Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang
menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi
seperti ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut,
Virus Corona bukan kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala
yang sama-sama mirip Flu, Virus Corona berkembang cepat hingga
mengakibatkan infeks yang lebih parah dan gagal organ.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah yaitu
bagaimana asuhan keperawatn jiwa pada klien terkonfirmasi covid 19 dengan
masalah ansietas?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatn jiwa pada klien terkonfirmasi covid 19
dengan masalah ansietas

1
BAB 2
TINJAUAN TEORI

KONSEP DASAR COVID-19


2.1 Definisi Covid-19
CoronavirusDisease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah di
identifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus (CoV) merupakan keluarga besar
virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Padamanusia biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flubiasa hingga penyakit serius
seperti MiddleAcuteRespiratorySyndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat
atau SevereAcuteRespiratorySyndrome(SARS) (Kemendagri, 2020).
Pandemi Covid-19 merupakan bencana non alam yang dapat memberikandampak
pada kondisi kesehatan jiwa dan psikososial setiap orang. Dukungankesehatan jiwa dan
psikososial dapat digunakan oleh berbagai pihak untukmerespon kondisi kedaruratan
maupun bencana salah satunya yaitu pandemiCovid-19 (Kemenkes RI, 2020).
2.2 Pengelompokan Covid-19
Kondisi kesehatan masyarakat terkait penularan virus corona dibagi menjadi6
kelompok yaitu orang sehat (OS), orang tanpa gejala, orang denganpemantauan, pasien
dengan pengawasan, dan orang yang menderita Covid-19 dan orang rentan
1) Orang Sehat
Orang yang tidak memiliki gejala, tidak kontak dengan orang yang denganCovid-
19 yaitu tenaga kerja dari rumah sakit atau serumah dengan orang yangpositif
Covid-19.
2) Orang Tanpa Gejala (OTG)
Orang tanpa gejala adalah seseorang yang tidak memiliki gejala danmempunyai
riwayat kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi Covid-19.Kontak erat adalah
seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalamruangan atau berkunjung
(dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalampengawasan atau konfirmasi)
dalam 2 hari sebelum kasus muncul gejala danhingga 14 hari setelah kasus muncul
gejala. Pada OTG dilakukanpengambilan spesimen pada hari ke-1 dan ke-14 untuk
pemeriksaan RT PCR.Dilakukan pemeriksaan Rapid Test apabila tidak tersedia
fasilitaspemeriksaan RT PCR, apabila hasil pemeriksaan pertama menunjukkan
hasil:
a. Negatif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri
denganmenerapkan PHBS dan physicaldistancing; pemeriksaan ulang pada
10hari berikutnya. Jika hasil pemeriksaan ulang positif, maka
dilanjutkandengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2 hari

2
berturutturut, di Laboratorium pemeriksa yang mampu melakukan
pemeriksaanRT PCR.
b. Positif, tatalaksana selanjutnya adalah karantina mandiri
denganmenerapkan PHBS dan physicaldistancing; Pada kelompok ini juga
akandikonfirmasi dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2
hariberturut-turut, di Laboratorium pemeriksa yang mampu
melakukanpemeriksaan RT PCR. Apabila OTG yang terkonfirmasi
positifmenunjukkan gejala demam (≥380C) atau batuk/pilek/nyeri
tenggorokanselama masa karantina maka:
a) Jika gejala ringan, dapat dilakukan isolasi diri di rumah
b) Jika gejala sedang, dilakukan isolasi di RS darurat
c) Jika gejala berat, dilakukan isolasi di RS rujukan.
3) Orang dalam pemantauan
Seseorang yang mengalami gejala demam (>38oC atau memiliki riwayatdemam
atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu seseorang yang memilikiriwayat perjalanan
ke negara yang terjangkit pada 14 hari terakhir sebelumtimbul gejala juga
dikategorikan sebagai dalam pemantauan. MenurutKemenkes RI (2020) dukungan
kesehatan jiwa dan psikososial pada orangdalam pemantauan.
a. Intervensi fisik
Mendapatkan pelayanan kesehatan primer dari puskesmas atau
klinik
b. Intervensi kesehatan jiwa dan psikososial
Penanganan yang diberikan untuk dukungan kesehatan jiwa
danpsikososial pada orang sehat dan Orang Tanpa Gejala dapat
puladilakukan oleh ODP.
4) Pasien dalam Pengawasan
Seseorang yang mengalami memiliki riwayat perjalanan ke negara yangterjangkit
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala-gejala COVID-19 danseseorang yang
mengalami gejala-gejala antara lain demam (>38OC batuk,pilek, dan radang
tenggorokan, pneumonia ringan hingga berat berdasarkangejala klinis atau
gambaran radiologis serta pasien dengan gangguan sistemkekebalan tubuh
(immunocopromised karena gejala dan tanda menjadi tidakjelas. Seseorang dengan
demam >38OC atau ada riwayat demam atau ISPAringan sampai berat dan pada 14
hari terakhir sebelum timbul gejala,memiliki salah satu dari paparan berikut.
(Kemendagri, 2020).
5) Orang yang menderita Covid-19
Klien yang terinfeksi Covid-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif
melaluipemeriksaan PCR. Klien dilakukan pengambilan spesimen pada hari ke 1
danke 14 untuk pemeriksaan RT PCR. Pemeriksaan ulang dilakukan pada 10
hariberikutnya, jika hasil pemeriksaan ulang positif pada tes yang kedua,
makadilanjutkan dengan pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali selama 2
3
hariberturut-turut, di laboratorium pemeriksa yang mampu melakukanpemeriksaan
RT PCR.
6) Orang rentan
Kelompok orang yang beresiko terkena infeksi Covid 19 karena kondisi saatini.
Yang termasuk kelompok ini adalah lansia, orang dengan komorbidpenyakit
kronis, ibu hamil, postpartum dan menyusui, anak-anak, disabilitasfisik, ODGJ,
keluarga pra sejahtera dan peugas kesehatan yang menanganisecara langusng klien
Covid-19.
2.3 Gejala COVID-19
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala
dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat
bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan
nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus
Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona, yaitu
a. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
b. Batuk
c. Sesak napas
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari
sampai 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Demam adalah gejala
yang paling umum, meskipun beberapa orang yang lebih tua dan mereka yang
memiliki masalah kesehatan lainnya mengalami demam di kemudian hari.
Dalam satu penelitian, 44% orang mengalami demam ketika mereka datang ke
rumah sakit, sementara 89% mengalami demam di beberapa titik selama dirawat
di rumah sakit.
Gejala umum lainnya termasuk batuk , kehilangan nafsu makan ,
kelelahan , sesak napas , produksi dahak , dan nyeri otot dan sendi . Gejala
seperti mual , muntah , dan diare telah diamati dalam berbagai persentase. Gejala
yang kurang umum termasuk bersin, pilek, atau sakit tenggorokan (Jesika &
Risma,2020). Beberapa kasus di China awalnya hanya disertai sesak dada dan
jantung berdebar . Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa dapat
terjadi. Kehilangan bau adalah gejala yang muncul pada 30% kasus yang
dikonfirmasi di Korea Selatan. Seperti yang umum dengan infeksi, ada
penundaan antara saat seseorang pertama kali terinfeksi dan saat ia mengalami
gejala. Ini disebut masa inkubasi . Masa inkubasi COVID-19 biasanya lima
sampai enam hari tetapi dapat berkisar dari dua hingga 14 hari, meskipun 97,5%
orang yang mengalami gejala akan melakukannya dalam 11,5 hari infeksi.
Sebagian kecil kasus tidak mengembangkan gejala yang terlihat pada
titik waktu tertentu. Pembawa tanpa gejala ini cenderung tidak diuji, dan
perannya dalam transmisi belum sepenuhnya diketahui. Namun, bukti awal
menunjukkan bahwa mereka dapat berkontribusi pada penyebaran penyakit.
4
Pada bulan Maret 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea
(KCDC) melaporkan bahwa 20% dari kasus yang dikonfirmasi tetap tanpa gejala
selama tinggal di rumah sakit (Jesika & Risma,2020).

2.4 Pencegahan Covid-19


Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan dipelayanan
kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang palingefektif di
masyarakat meliputi:
a. Melakukan kebersihan tangan menggunakan handsanitizer jika tangan
tidakterlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor;
b. Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
c. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut
denganlengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;
d. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan
melakukankebersihan tangan setelah membuang masker;
e. Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala
gangguanpernapasan.

KONSEP DASAR ANSIETAS


2.5 Definisi Ansietas
Menurut Stuart (2007), ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelasyang berkaitan
denagn perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Tidak adaobjek yang dapat diidentifikasi
sebagai stimulus cemas. Cemas memilikidua aspek yang sehat dan aspek yang
membahayakan. Cemas dapat dilihatdalam rentang ringan, sedang, dan berat. Setiap
tingkat tersebutmenyebabkan perubahan emosional dan fisiologis pada individu(Videback,
2008). Sedangkan menurut Asmadi (2008), ansietasmerupakan keadaan emosi yang
dirasakan subyektif dengan obyek yangtidak jelas dan terlihat dalam hubungan
interpersonal.Kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkandantidak dapat
dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis dankecemasan adalah kondisi
yang membingungkan yang dapat muncul tanpaalasan dari kejadian yang akan datang.
Kecemasan akan muncul padakeluarga yang salah satu anggota keluarganya sedang sakit.
Kecemasanmerupakan respon yang tepat terhdap ancaman, tetapi kecemasan dapatdapat
menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsiancaman (Gottschatk,
M.G dan Domschke, K., 2017).

2.6 Teori Ansietas


Menurut Asmadi, 2008 ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai asal ansietas,
teori tersebut antara lain:
a. Teori psikoanalisis
Dalam pandangan psikoanalisis, ansietas adalah konflik emosional yangterjadi
antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakilidorongan
insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superegomencerminkan hati

5
nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-normabudaya seseorang. Ego
berfungsi menengahi tuntutan dari dua elementersebut dan fungsi ansietas
adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Teori interpersonal
Dalam pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
penolakan saat berhubungan dengan orang lain. Hal ini juga
dihubungkandengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan dan
perpisahandengan orang yang dicintai. Penolakan terhadap eksistensi diri oleh
orang lainataupun masyarakat akan menyebabkan individu yang bersangkutan
menjadicemas. Namun bila keberadaannya diterima oleh orang lain, maka ia
akanmerasa tenang dan tidak cemas. Dengan demikian, ansietas berkaitan
denganhubungan antara manusia.

c. Teori perilaku
Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan hasil frustasi
yangmengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.Para ahli menganggap bahwa ansietas merupakan suatu dorongan
yangdipelakri berdasarkan keinginan untuk menghndarkan rasa sakit. Teori
inimeyakini bahwa manusia yang pada awal kehidupannya dihadapkan
padarasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan ansietas
yangberat pada kehidupan masa dewasanya.

2.7 Klasifikasi Ansietas

Rentang respon tingkat kecemasan menurut Yusuf et.al (2015):


a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan presepsinya.
Ansietas menumbuhkan motivasi belajar serta menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas.
b. Ansietas Sedang
Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami
perhatian yang selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yangterarah.
c. Ansietas Berat
Ansietas berat sangat mengurangi lahan presepsi seseorang. Adanya
kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan
6
tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain.
d. Tingkat Panik
Panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror,serta tidak
mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panikmeningkatkan
aktivitas motorik, menurunkan kemampuan berhubungandengan orang lain,
persepsi menyimpang, serta kehilangan pemikiran rasional.
2.8 Etiologi Ansietas
a) Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa :
1) Peristiwa Traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau
situasional.
2) Konflik Emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan
dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri
individu.
6) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami
karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons
individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
b) Faktor presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi
kecemasan dikelompokkan menjadi duabagian, yaitu :
1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas
fisik yang meliputi :
a. Sumber Internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya :
hamil).
b. Sumber Eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak
adekuatnya tempat tinggal.

7
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal :
a. Sumber Internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di
rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai
ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
b. Sumber Eksternal : kehilangan orang yang tekanan kelompok, sosial
budaya.
2.9 Tanda Dan Gejala Kecemasan
a) Respons fisik : Palpitasi, Jantung Bedebar, Tekanan Darah Meninggi, Denyut
Nadi Cepat, Napas Cepat, Insomnia, Anoreksia, Sering Berkemih Dan Tidak
Dapat Menahan Kencing.
b) Respons Kognitif : Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima
rangsang luar, berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.
c) Respons Perilaku : Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat,
perasaan tidak aman
d) Respons Emosi : Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita
berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian,
kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat,
ketakutan, distressed, khawatir,prihatin
2.10 Penatalaksanaan Kecemasan
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
1.Makan makanan yang berigizi dan seimbang
2.Tidur yang cukup
3.Olahraga yang teratur
4.Tidak merokok dan tidak minum minuman keras
b. Terapi Psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic),
yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
c. Terapi Somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
e. Terapi Psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stressor psikososial.

8
2.11 Psikopatologi Ansietas
Proses terjadinya masalah (Stuart, 2007)

Biologi Psikologis sosial budaya


-trauma fisik -perasaan kehilangan -diskriminasi ras
-penyakit kronis -stigma -intimidasi lingkungan
-Post stroke

Faktor Predisposisi

Biologi seperti psikologi seperti dilema etik, sosial budaya seperti


Kecelakaan gangguan komunikasi interpersonal kasta , status ekonomi
Fisik operasik dan peristiwa kematian
Cedera

Faktor Presipitasi

Kognitif afektif fisiologis simpatik &parasimpatik


-gelisah -distress -tremor dan -palpitasi
-ekspresi khawatir -ketakutan berkeringan dingin -kesulitan bernafas
-waspada -bingung -wajah tegang -gangguan tidur

Tanda & Gejala

Personal ability Material assets Positivebeliefs


Sosial support
-latihan tarik nafas Status keuangan Mempertahankan
dalam Dukungan keluarga klien jika tidak keyakinan spiritual
dan lingkungan bekerja

9
Sumber koping

Mekanisme koping

Responmaladaptif

Kecemasan sedang Ketakutan Gangguan pola tidur

10
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TERKONFIRMASI COVID 19
DENGAN ANSIETAS
2.12 Pengkajian
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejala
atau mekanisme koping.
1. Kaji faktor predisposisi
a. Peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasandengan krisis
yang dialami individu baik krisis perkembangan atausituasional
b. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikandengan
baik.
c. Konsep diri terngganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realistis
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untukmengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menanganistres akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadapkonflikyang di alami.
2. Kaji stresor presipitasi
a. Ancaman terhadap integritas fisik
b. Ancaman terhadap harga diri
3. Kaji perilaku
a. Respon fisiologis
Mengaktifkan sistem syaraf otonom
b. Respon psikologis
Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupunpersonal
c. Respon kognitif
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik prosespikir
maupun isi pikir diantaranya adalah tidak mampumemperhatikan, konsentrasi
menurun, mudah lupa.
d. Respon afektif
Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga
berlebihan sebagai reaksi eosi terhadap kecemasan.

2.13 Diagnosa Keperawatan


1) Ansietas
2) Pola Napas Tidak Efektif
3) Gangguan Pola Tidur

11
2.14 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Kriteria hasil (SLKI) (SIKI)
1 Ansietas Setelah dilakukan asuhan1. Identifikasi tanda gejala
keperawatan ansietas serta kemampuan
selama …x… jam diharapkan klien dalam mengurangi
masalah ansietas
keperawatan dapat teratasi dengan 2. Identifikasi masalah yang
kriteria dirasakan keluarga dalam
hasil : merawat klien yang
1. khawatir kondisi yang dihadapi mengalami ansietas
2. perilaku gelisah 3. Jelaskan proses
3. perasaan keberdayaan terjadinya
ansietas
4. Latih cara mengatasi
ansietas (mis. distraksi)
4. Bantu klien untuk
melakukan latihan sesuai
dengan
jadwal kegiatan
5. Berikan stimulasi positif,
pujian, dan semangat
setiap melakukan kegiatan
asuhan
6. Edukasi keluarga untuk
menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
2 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi frekuensi
keperawatan kedalaman pernafasan dan
selama 3x24 jam diharapkan gerakan dada sesuai dengan
masalah tanda dan gejala
keperawatan dapat teratasi dengan 2. Identifikasi masalah yang
kriteria dirasakan keluarga
hasil : dalam merawat klien
1. dipsnea 3. Auskultasi area paru,
2. napas cuping hidung catat area penurunan suara
3. pola napas paru dan catat adanya bunyi
4. sianosis nafas tambahan
4. Monitor tanda-tanda vital
5. Jelaskan pengertian,
tanda dan gejala,
penyebab,dan proses
ketidakefektifan pola nafas
serta
mengambil keputusan
merawat klien
6. Latih cara mengatasi
ketidakefektifan pola nafas
7. Berikan stimulus positif,
pujian dan semangat
setiap melakukan kegiatan
asuhan

12
3 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi pola aktivitas
keperawatan dan tidur
selama 3x24 jam diharapkan 2. Identifikasi faktor
masalah pengganggu tidur
keperawatan dapat teratasi dengan 3. Fasilitasi menghilangkan
kriteria stres sebelum tidur
hasil : 4. Anjurkan menghindari
1. keluhan sulit tidur makanan atau minuman
2. keluhan istirahat tidak cukup yang mengganggu tidur
5. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan misal pijat,
pengaturan posisi

2.15 Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahapan perencanaan. Jenis tindakan pada implmentasi ini terdiri dari
tindakan mandiri, saling ketergantungan/kolaborasi dan tindakan
rujukan/ketergantugan. Implementasi tindakan keperawatan disesuikan dengan rencana
tindakan keperawatan.

2.16 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai

13
BAB 3
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY ‘’K’’ DENGAN TERKONFIRMASI COVID


19 DI RUANG SRI KRISNA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Inisial : Ny K
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin :Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku bangsa : Indonesia
Alamat lengkap : Jln. Gunung Agung Denpasar

2. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan cemas dengan keadaanya saat ini.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI


Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya saat ini karena mengetahui hasil
swab yang positif. Klien terlihat bingung dan merasa takut dengan kondisi saat ini, Klien
mengatakan takut beraktivitas diluar rumah dengan adanya COVID-19 ini. Klien tidak
mampu mengatasi masalahnya dan Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan
tenang, tidur selalu terbangun.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya
 Tidak
Jika Ya,Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan: _________________________________

2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………

14
………………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan: _________________________________

3. Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)


Ya
 Tidak
Bila Ya,
jelaskan :
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan / masalah keperawatan: _________________________________

RIWAYAT TRAUMA
Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1. aniaya fisik - - - -
2. aniaya seksual - - - -
3. penolakan - - - -
4. kekerasan dalam - - - -
rumah tangga
5. tindakan kriminal - - - -

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio, Kultural dan Spiritual)
Tidak ada
Diagnosa Keperawatan : ____________________________________________________

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


1. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
Ada
Tidak
Kalau ada :
Hubungan keluarga : …………………………………………………………………….
Gejala : …………………………………………………………………….
Riwayat pengobatan : …………………………………………………………………….
Diagnosa Keperawatan:______________________________________________

IV. PEMERIKSAAAN FISIK


Tanggal : ……………….
1. Keadaan
umum : Composmenthis

2. Tanda vital:
TD: 140/80mm/Hg
N: 110x/menit
S: 36,5˚c
R: 21x/mnt

3. Ukur: BB 47 kg , TB160cm
Turun
Naik

15
4. Keluhan fisik:
Tidak
Ya,
Jelaskan: Terkadang sering merasakan sakit kepala ringan

5. Pemeriksaan Fisik : (head to toe)


1) Kepala: rambut klien Nampak putih dan hanya sedikit berwarna hitam, kulit
bersih tidak ada nyeri tekan.
2) Mata:
Inspeksi: alis dan Nampak simetris kiri dan kanan, konjungtiVa dan sclera Nampak
merah kebiruan, cornea dan iris bening,visus: klien tidak mampu melihat terlalu jauh
sekitar 80 meter dan tekanan bola mata baik dan dapat di gerakkan kiri dan kanan
3) Hidung
Inspeksi: tulang hidung nampak simetris, lubang hidung simetris dan bersih tidak ada
sumbatan atau kotoran. Pernafasan menggunakan cuping hidung. Nerfs ovaktorius
berfubgsi dengan normal.
4) Mulut
Inspeksi: mukosa bibir Nampak kering, dan gigi Nampak tidak terawat dan beberapa gigi
sudah tidak ada , keadaan lidah bersih dan tidak ada kelainan. Tidak terdapat udem.
Nervus fasialis, vagus,glasofaringeus dan hipofagus berfungsi normal.
5) Telinga
Inspeksi: bentuk telinga simetris kiri dan kanan, Telinga Nampak tidak terlalu
bersih dan ada secret. Nervus vastibulokongkrealis Nampak tidak berfungsi dengan
baik.
6) Leher
Inspeksi: tidak Nampak adanya lezi dan udem
Palpasi : tidak ada pembengkakakan kelenjar tiroid dan denyut nadi teraba.
7) Dada
Inspeksi: dada Nampak simetris kirin dan kanan
Perkusi: teraba getaran paru (vocal premitus), tidak ada nyeri tekan Palpasi: batas
letak jantung dalam posisi normal
- Batas letak jantung kanan atas: ICS II kiri dilinea paracentralisdesra
- Batas kanan bawah: ICS IV linea parasentralis desra
- Batas kiri atas: ICS II linea parasentralis sinestra
Auskultasi: menggunakakn stetoskope, tidak terdengar adanya suara nafas tambahan,
terdengar suara bunyi jantung pada

- ICS IV linea stenalis kiri (BJ Trikupidalis)


- ICS V linea micklavikula/ICS III strenalis kanan (BJ II Pulmonalis)
8) Tulang belakakangInspeksi: tak tampak adanya kelainan pada tulang belakakng

16
9) Musculoskeletal
Inspeksi: ekstemitas otot simetris
Palpasi: tidak ada luka/lezi pada ekstremitas
Perkusi: reflex patella baik
10) Pola makan dan minum
o Frekuensi makan/minum: klien biasa makan 3 x/hari
o Nafsu makan/ selera: nafsu makan klien sedikit
o Nyeri uluhati: tidak ada nyeri pada ulu hati
o Alergi: klien mengatakan tidak ada riwayat alergi
o Mual/muntah: klien mengatakan tidak mual ataupun muntah
o Masalah makan dan minum: klien tidak ada masalah dalam makan maupun
minum.
Diagnosa Keperawatan :_______________________________________________

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Pasien mengatakan senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki. Tapi
yang paling disukai bagian matanya. Klien juga mengatakan terkadang sering merasa pusing
kepala apabila makan telat dan kelelahan
b. Identitas :
Sebagai perempuan pasien merasa sangat bersyukur karena Tuhan sudah memberikan apa
yang diinginkan selama ini

17
c. Peran :
Tidak pernah gagal menjadi seorang Ibu dan selalu berusaha untuk tetap membahagiakan
anaknya
d. Ideal diri :
pasien mengatakan harapannya bisa membahagiakan anaknya.
e. Harga diri :
Pasien mengatakan jika ketemu teman yang lebih sukses tidak akan malu, dan diaakan selalu
berusaha atas apa yang diinginkan
Diagnosa Keperawatan :______________________________________________________

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Keluarga
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Selalu ikut berperan dalam kegiatan sosial antar tetangga, ikut kerja bakti.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Tidak mengalami hambatan sebelum pandemik, sekarang mau keluar rumah khawatir
terkena covid-19
Diagnosa Keperawatan :___________________________________________________

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Tidak pernah berobat ke dukun, apabila lagi sakit pasien konsumsi obat yang tersedia
di rumah, dan jika sakitnya belum sembuh pasien pergi ke dokter
b. Kegiatan ibadah
Pasien selalu melaksanakan sembahnyang
Diagnosa Keperawatan:____________________________________________________

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai

18
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Rapi
Jelaskan:………………………………………………………………………………..
……………………………………
……………………………………………………
Diagnosa Keperawatan:_______________________________________________________
2. Kesadaran
Menurun:
Compos mentis
Sopor
Apatis/sedasi
Subkoma
Somnolensia
Koma
Meninggi
Hipnosa
Gangguan Tidur: ……………
Disosiasi: ……………….
Berubah
Gangguan perhatian
Jelaskan:
Relasi………………………………………………………………………………………….
Limitasi………………………………………………………………….………………………
Penilaianterhadaprealita……………………………………………………………...............
Diagnosa Keperawatan:_______________________________________________________

3. Orientasi
Waktu
Tempat
Orang

19
Jelaskan: baik……………………………………………………………………………….....
……………………………………………………..….………………………………………
…………………………………
…………....
Diagnosa Keperawatan:______________________________________________________

4. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Lain-lain(baik)
Jelaskan:………………………………………………………………………………………
………………………………
……………………………………………………………………...…………………………
…………………………………
……………………………………...
Diagnosa Keperawatan:_______________________________________________________

5. Aktifitas
motorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stuporkatatonik
Fleksibilitas serea
Jelaskan:………………………………………………………………………………………
………………………………

20
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………
Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas
Gagap
Stereotipi
Gaduh Gelisah Katatonik
Mannarism
Katapleksi
Tik
Ekhopraxia
Commandautomatism
Grimace
Otomatisma
Negativisme
Reaksi konversi
Tremor
Verbigerasi
Berjalan kaku/rigid
Kompulsif
Jelaskan:………………………………………………………………………………………
……………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
…………………………………
Diagnosa Keperawatan :_____________________________________________________

6. Afek dan Emosi


Adekuat
Tumpul
Merasa Kesepian

21
Apatis
Marah
Dangkal/datar
Inadekuat
Labil
Anhedonia
Eforia
Ambivalensi
Depresi/sedih
Cemas (Ringan, Sedang,Berat dan Panik)
Jelaskan: Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya saat ini karena mengetahui
hasil swab yang positif. Klien terlihat bingung dan merasa takut dengan kondisi saat ini,
Klien mengatakan takut beraktivitas diluar rumah dengan adanya COVID-19 ini. Klien tidak
mampu mengatasi masalahnya dan Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan tenang,
tidur selalu terbangun.
Diagnosa Keperawatan: Ansietas ringan

7. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
Tidak ada
Ilusi
Ada
Tidak ada
Depersonalisasi
Ada
Tidak ada

22
Derealisasi
Ada
Tidak ada
Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Ada
Tidak ada
Jelaskan:……………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan :______________________________________________
8. Proses Pikir
a. Arus Pikir
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Kehilangan asosiasi
Bicara lambat
Flightofidea
Bicara cepat
Irrelevansi
Main kata-kata
Blocking
Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
Afasia
Asosiasi bunyi
Lain-lain ……………………
Jelaskan: ........................................................................................................................

23
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan:___________________________________________________

b. Isi Pikir
Obsesif
Ekstasi
Fantasi
Alienasi
Pikiran Bunuh Diri
Preokupasi
Pikiran Isolasi sosial
Ide yang terkait
Pikiran Rendah diri
Pesimisme
Pikiran magis
Pikiran curiga
Fobia,sebutkan…………..
Waham:
Agama
Somatik/hipokondria
Kebesaran
Kejar / curiga
Nihilistik
Dosa
Sisip pikir
Siar piker
Kontrol pikir
Lain – lain……………….

24
c. Bentuk Pikir
Realistik
Non Realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:…………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………
……………………………
………………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan : _________________________

9. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
Kontak mata kurang
Defensif
Curiga
Jelaskan:..........................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
……………………………………………………
Diagnosa Keperawatan : ______________________________

10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
Amnesia
Paramnesia:
Konfabulasi

25
Dejavu
Jamaisvu
Fausereconnaissance
Hiperamnesia
Jelaskan:........................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
………………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan : _________________________________

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
……………………………
Diagnosa Keperawatan : _________________________________________

12. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
…………………………...
Diagnosa Keperawatan : ____________________________________________

26
13. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………
……………………………
Diagnosa Keperawatan : _______________________________________________

VII.KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Bantuan Minimal
Bantuan total Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………
2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………………
………………
…………………………………………………………………
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuantotal
Jelaskan:…………………………………………………………………………………….
……………………………
…………………………………………………………………
4. Berpakaian/berhias

27
Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan:…………………………………………………………………………….
……………………………………
…………………………………………………
5. Istirahat dan tidur
Tidur Siang, Lama : 14.00s/d 15.00
Tidur Malam, Lama : 01.00s/d 05.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : main hp tidur lagi
Jelaskan:Pasien mengatakan sejak pandemik susah tidur,karena selalu kepikiran
pandemik sekarang

6. Penggunaan obat
Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan:……………………………………………………………………………...............
…………………………
…………………………………………………….
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem pendukung

8. Aktifitas dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah v
Mencuci Pakaian v
Pengaturan keuangan

9. Aktifitas di luar rumah

28
Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain v
Jelaskan :
…………………………………………………………………………………………………
………………………………
……………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan :__________________________________
VIII. MEKANISME KOPING
adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkhohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olah raga Menciderai diri
Lain-lain…………… Lain-lain…………..
Diagnosa keperawatan :________________________________________---

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya: kegiatan sosial antar tetangga sejak
pandemik jadi terhambat karena takut tertular
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya: kegiatan lingkungan terhambat
sejak adanya pandemik
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya: tidak ada
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya Tidak ada
Penyakit/gangguan jiwa
Lain-lain, jelaskan
Jelaskan:
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………
…………………………………
DiagnosaKeperawatan: _____________________________________________________

29
XI. ASPEK MEDIS
Diagnosis medik: Terkonfirmasi Covid 19
Pemeriksaan Laboratorium
Swab RT-PCR Positif
Terapi medik
Tanggal :
Nama obat Dosis obat Dosis pemberian indikasi Kontra indikasi
Avigan 300 mg 600 mg 2x3 tab
Zivit Zinc tab 1 tab 1x1 tab
Vitamin D3 1 tab 1x1 tab
Lorazepam 2 mg 2 mg 1x2 mg

XII.ANALISA DATA
No. Data Diagnosa keperawatan
1 DS: Ansietas b/d kurang
Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya saat terpapar informasi ditandai
ini karena mengetahui hasil swab yang positif. Klien dengan merasa bingung,
terlihat bingung dan merasa takut dengan kondisi saat ini, merasa khawatir dengan akibat
Klien mengatakan takut beraktivitas diluar rumah dengan dari kondisi yang dihadapi,
adanya COVID-19 ini. Klien tidak mampu mengatasi tampak gelisah, tampak tegang,
masalahnya dan Klien mengatakan tidak dapat beristrahat sulit tidur
dengan tenang, tidur selalu terbangun.
cemas akan tertular oleh virus covid-19 ini. Nn.R
DO:
- Tampak dari wajah terlihat tegang, cemas dan gelisah,
bingung
-Tampak berusaha untuk menenangkan diri dan
menyelesaikan masalah
TD: 140/80mm/Hg
N: 110x/menit
S: 36,5˚c
R: 21x/mnt
2 DS: Gangguan pola tidur
pasien mengatakan sulit tidur karena terlalu khawatir dan b/d hambatan
cemas dengan adanya pandemi covid-19, pasien lingkungan ditandai dengan
mengatakan selalu terbangun saat tidur mengeluh sulit tidur, mengeluh
DO: sering terjaga
Tampak dari wajah terlihat tegang, cemas dan gelisah,
bingung

30
XIII.DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d kurang terpapar informasi ditandai dengan merasa bingung, merasa khawatir
dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur
2. Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan ditandai dengan mengeluh sulit tidur,
mengeluh sering terjaga

XIV. POHON DIAGNOSA

Gangguan pola Effect


tidur

Ansietas Core problem

F. Presipitasi F. Presipitasi
pandemic covid 19 Terkonfirmasi covid 19

XV. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ansietas
2. Gangguan pola tidur

XVI. INTERVENSI KEPERAWATAN


No Diagnosa (SDKI) Kriteria Hasil (SLKI) (SIKI)
1 Ansietas b/d Setelah dilakukan Tindakan1x24 jam Terapi Relaksasi (1.09326)
kurang maka diharapkan“Tingkat Ansietas Observasi
terpapar (L.09093)” Menurundengan kriteria hasil - Identifikasi penurunan tingkat
informasi : energi,ketidakmampuan
(D.0080) 1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi berkonsentrasi atau
yang dihadapi gejala lain yang mengganggu
2. MenurunPerilaku gelisah Menurun kemampuan
3. Perilaku tegang Menurun kognitif
4. Frekuensi nadi Menurun - Identifikasi teknik relaksasi
5. Tekanan darah Menurun yang pernah
6. Pola tidur Membaik efektif digunakan yaitu :
(relaksasi nafas
dalam dan hypnosis 5 jari)
- Identifikasi kesedihan,
kemampuan dan

31
penggunaan Teknik sebelumnya
- Identifikasi ketegangan otot,
frekuensi
nadi, tekanan darah dan suhu
sebelum
dan sesudah Latihan
- Monitor respon pasien terhadap
terapi
relaksasi yang diberikan

Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tegang
dan tanpagangguan dengan cara
pencahayaan dan
sushu ruangan yang nyaman
- Berikan informasi tertulis
tentangpersiapan dan prosedur
teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar

Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat,
Batasan danjenis relaksasi
- Jelaskan secara rinci tentang
relaksasiyang diberikan
- Anjurkan rileks dan merasakan
sensaiRelaksasi
- Anjurkan sering mengulangi
atau melatih
Teknik yang dipilih
2 Gangguan Setelah dilakukan Tindakan1x24 jam Dukungan Tidur (1.05174)
pola tidur maka diharapkan“Pola Tidur Observasi
b/d (l.05045)”Membaik dengan kriteria - Identifikasi pola aktivitas dan
hambatan hasil : tidur
lingkungan 1. Keluhan sulit tidur Menurun - Identifikasi faktor pengganggu
(D.0055) 2. Keluhan sering terjaga Menurun tidur ( fisik
atau psikologis)
- Identifikasi makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur (mis, kopi,
the, alcohol,makan mendekati
waktu tidur, minumbanya air
sebelum tidur)

Terapeutik
- Identifikasi lingkungan
(pencahayaan,
lingkungan, kebisingan, suhu,
matras, dan
tempat tidur) batasi waktu tidur
siang jika Perlu
- Batasi menghilangkan stress
sebelum tidur

32
Edukasi
- Anjurkan menepati kebiasaan
waktu tidur
- Anjurkan menghindari
makanan dan
minuman yang dapat
mengganggu tidur
- Anjurkan faktor-faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur
(mis,
psikologis, gaya hidup)
- Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
(mendengarkan
doa sebelum tidur)

XVII. IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN


No Tgl/jam implementasi Evaluasi
1 22/11/2022 Terapi Relaksasi S:
Observasi Klien mengatakan lebih
- mengidentifikasi penurunan tingkat energi, tenang dan rileks
ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejala lain menggunakan terapi
yang relaksasi (nafas dalam)
mengganggu kemampuan kognitif
- mengidentifikasi teknik relaksasi yang pernah O:
efektif - Klien kooperatif saat
digunakan yaitu : (relaksasi nafas dalam, hypnosis 5 diajak berinteraksi
jari, murottal Al-Quran) - Klien tampak
- mengidentifikasi kesedihan, kemampuan dan mendengarkan dan
penggunaan memperhatikan
Teknik sebelumnya penjelasan dari
- mengidentifikasi ketegangan otot, frekuensi nadi, perawat dan dapat
tekanan mengulangi yang
darah dan suhu sebelum dan sesudah Latihan sudah dijelaskan
- Memonitoringrespon pasien terhadap terapi
relaksasi yang A:
Diberikan Kognitif
- Klien mampu
Terapeutik mengulangi tentang
- menciptakan lingkungan tegang dan tanpa apa yang diajarkan
gangguandengan cara pencahayaan dan sushu Afek
ruangan yangnyaman - Klien tampak santai
dan mendengarkan
perawat
- Kontak mata klien baik
- Klien kooperatif

Psikomotor
- Klien dapat menerima
masukan yang

33
diberikan
- Menganjurkan klien
untuk melakukan
kegiatan yang positif
dan selalu menjaga
kesehatan.

2 22/11/2022 Dukungan Tidur S:


Observasi Klien mengatakan pola
- mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur tidur mulai membaik
- mengidentifikasi faktor pengganggu tidur ( fisik
ataupsikologis) O:
- mengidentifikasi makanan dan minuman yang - Klien kooperatif saat
mengganggutidur (mis, kopi, the, alcohol, makan diajak berinteraksi
mendekati waktutidur, minum banya air sebelum - Klien tampak
tidur) mendengarkan dan
memperhatikan
Terapeutik penjelasan dari
- mengidentifikasi lingkungan (pencahayaan, perawat dan dapat
lingkungan,kebisingan, suhu, matras, dan tempat mengulangi yang
tidur) batasiwaktu tidur siang jika perlu sudah dijelaskan
- membatasi menghilangkan stress sebelum tidur
A:
Edukasi Kognitif
- menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur - Klien mampu
- menganjurkan menghindari makanan dan minuman mengulangi tentang
yangdapat mengganggu tidur apa yang diajarkan Afek
- menganjurkan faktor-faktor yang berkontribusi - Klien tampak santai
terhadapgangguan pola tidur (mis, psikologis, gaya dan mendengarkan perawat
hidup) - Kontak mata klien baik
- mengajarkan relaksasi otot autogenic atau cara - Klien kooperatif
nonfarmakologi lainnya (mendengarkan doa sebelum
tidur) Psikomotor
- Klien dapat menerima
masukan yang diberikan
- Menganjurkan klien
untuk melakukan
kegiatan yang positif
dan selalu menjaga
kesehatan.
- Menganjurkan klien
Mendengarkan doa

34
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kecemasan adalah hal yang wajar dialami oleh setip manusia, baik tua, muda laki-
laki dan perempuan. Kecemasan yang berlebih dapat menimbulkan gangguan fisik
seperti rasa sulit tidur dan mudah panik. Selain menimbulkan gangguan fisik,
kecemasan dapat menyebabkan gangguan psikis yang salah satunya adalah dispepsia.
4.2 Saran
Kenali pemicu kecemasan dan rasa takut dengan cara menenangkan diri secara fisik
dan mental. Bangun kepecayaan diri dan lawan rasa takut yang menghampiri serta
Berpikir positif agar terhindar dari perasaan cemas.

35
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi KebutuhanDasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Gottschalk, M.G., &Domschke, K. (2017). Feneticsofgeneralizedanxietydisorder
andrelatedtraits.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5573560/)
Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai PenerbitFKUI.
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian CoronavirusDisease (Covid-
19). Direktorat Jenderal P2P. Jakarta
Kementerian dalam Negeri. 2020. Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid19 Bagi
Pemerintah Daerah Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis, danManajemen. Jakarta
Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III.Jakarta: PT
Nuh Jaya.
Nurjannah, I. 2004. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen,Proses
Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien.
Yogyakarta: Penerbit MocoMedia.
Stuart, dkk. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.
Yusuf, AH., Rizky Fitryasari PK., Hanik E. Nihayati. 2015. Buku AjarKeperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

36

Anda mungkin juga menyukai