Anda di halaman 1dari 15

Vaksinasi Covid-19

MADE RAHAYU SURYAPRAMITA DUSAK*


*Residen Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik
Kedokteran Universitas Udayana / RSUP Sanglah

Latar Belakang
Sudah hampir genap satu tahun Indonesia mengumumkan terjangkit Covid-19. Pada
tanggal 2 Maret 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan dua kasus terkonfirmasi posit covid-
19 untuk pertama kalinya, setelah beberapa negara bagian lainnya sudah terlebih dahulu
mengumumkan jumlah pasien terjangkit dan kasus yang terjadi di negara-negara tersebut.
Tercatat hingga bulan Januari tahun 2021, jumlah kasus positif yang terinfeksi virus SARSCoV-
2 atau corona virus di dunia mencapai 91 juta jiwa, kasus yang meninggal tercatat lebih dari 1
juta kasus dan yang dinyatakan sembuh sebanyak lebih dari 65 juta jiwa.
Akhir-akhir ini, dunia mulai mendapat pencerahan mengenai penanganan penyakit
Covid-19, yang disebabkan oleh virus SARSCoV-2 ini. Mulai ditemukan adanya vaksin untuk
melawan virus SARSCoV-2. Terdapat 3 (tiga) vaksin Covid-19 yang sudah. Diberikan izin oleh
otoritas pengatur nasional untuk digunakan, namun yang sering kita dengar melalui berita yaitu
vaksin Pfizer dan Sinovac. Setelah melalui beberapa fase penilaian, apabila sudah terbukti aman
dan berkhasiat, maka vaksin tersebut wajib disetujui terlebih dahulu oleh regulator nasional,
setelah itu barulah vaksin dapat diproduksi, tetap dengan standard produksi yang tepat, lalu dapat
di. Distribusikan.
Pada hari Minggu, 6 Desember 2020 sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 yang
dibuat oleh Sinovac akhirnya telah tiba di Indonesia. Sebagai orang Indonesia pertama yang
disuntikan vaksin Covid-19, bapak presiden kami, bapak Ir. H. Joko Widodo atau yang sering
kita sebut dengan panggilan bapak Jokowi telah melakukan vaksin pertamanya pada tanggan 12
Januari 2021 yang lalu, dilanjutkan dengan vaksin dosis keduanya pada tanggal 26 Januari 2021.
Menurut bapak presiden Jokowi yang lahir pada hari Rabu, 21 Juni 1961, vaksin Covid-19 yang
diproduksi oleh Sinovac ini, akan didistribusikan kembali ke Indonesia dalam beberapa waktu
kedepan sebanyak jutaan dosis lainnya, untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia. Vaksin
yang akan didatangkan kembali, bisa dalam bentuk jadi maupun dalam bentuk bahan baku.
Vaksin Sinovac untuk penanganan Covid-19 yang telah didistribusikan di Indonesia akan
diberikan sebanyak 2 (dua) dosis pada tiap-tiap orangnya, atau dapat diartikan sebagai tiap
orangnya akan disuntikan dua kali vaksin Sinovac dengan jarak 2 minggu antara vaksin yang
pertama dan yang ke dua. Beberapa orang masih menanyakan apakah setelah mendapatkan
vaksin dengan dua dosis akan menjadi kebal terhadap Covid-19. Menurut Prof. Dr Sri Rezeki S.
Hadinegoro yang menjabat sebagai ketua Indonesian Technical Advisory Group on
Immunization ( ITAGI ) mengatakan bahwa orang-orang yang sudah divaksin Sinovac dua kali,
tidak akan seratus persen kebal terhadap Covid-19, hanya saja mereka yang sudah mendapatkan
vaksin sebanyak dua kali tidak mengalami gejala berat apabila sewaktu-waktu terkonfirmasi
positif Covid-19. Jadi, dapat disimpulkan bahwa walaupun sudah mendapatkan vaksin sebanyak
dua kali, seseorang tersebut masih dapat terjangkit virus SARSCoV-2 atau terdiagnosa Covid-19.
Maka dari itu, bagi seseorang yang sudah mendapatkan vaksin pertama dan ulangannya, masih
tetap diwajibkan menggunakan alat pelindung diri atau sering kita sebut dengan APD yang
teratur dan disiplin sesuai dengan protocol yang telah ditetapkan pemerintah. Juga diharapkan
agar tetap selalu mencuci tangan dengan sabun, atau minimal dengan hand sanitizer sesering
mungkin saat setelah memegang sesuatu. Selain itu diharapkan juga untuk tidak memegang
mata, hidung dan mulut, atau tempat tempat dimana yang dapat dijadikan tempat masuk atau
port de entrie bagi virus virus tersebut kedalam tubuh kita.

Covid-19
Saat ini, Covid-19 sudah lebih dari satu tahun mengguncang dunia. Tepat pada tanggal 1
Desember 2019, Cina tepatnya di Wuhan menyatakan bahwa disana terdapat pasien yang mulai
menunjukkan gejala terinfeksi virus SARSCoV-2, dimana pasien tersebut menjadi pasien
pertama yang meunjukan gejala-gejala Covid-19. Sejak saat itulah wabah tersebut telah meluas
dan dinyatakan sebagai suatu pandemi di dunia. Pada awalnya virus SARSCoV-2 ini dikatakan
berawal dari seekor kelelawar dan tersebar pertama di pasar Huanan di Wuhan. Pasar Huanan
merupakan pasar pusat menjual makanan makanan laut di Wuhan. Tepat setelah mewabahnya
virus SARSCoV-2 ini, pasar Huanan ditutup.
Hingga saat ini, sudah terdapat berbagai macam peristiwa yang terjadi berkaitan dengan
Covid-19, masih belum bisa memberikan. Gambaran secara utuh tentang virus ini. Sejauh ini,
para ahli menganalisa dan menduga bahwa Covid-19 tahan dan kuat untuk bertahan hidup di
daerah bersuhu rendah dan kering walaupun virus ini juga telah banyak menginfeksi penduduk
penduduk warga yang tinggal atau berdomisili di negara-negara dengan kondisi suhu udara yang
dingin dan kelembaban udara yang rendah.

Virus SARSCoV-2 lebih banyak mengakibatkan kematian pada pasien-pasien usia lanjut
dan pasien-pasien. Yang memiliki penyakit lain yang mendasari atau penyakit penyerta, yang
dapat kita sebut sebagai komorbid. Namun, telah ditemukan juga bahwa penderita yang berusia
lanjut, memiliki kesempatan untuk berjuang serta melanjutkan hidupnya dengan baik dan sudah
dinyatakan sebagai pasien yang sembuh. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan juga
terdapat pasien seorang bayi yang. Terkonfirmasi Covid-19 lalu dinyatakan meninggal.

Cina melaporkan adanya suatu penyakit yang baru ini, untuk pertama kalinya pada
tanggal 31 Desember 2019. Di akhir tahun 2019, World Health Organization ( WHO ) di Cina
mendapatkan informasi bahwa terdapat suatu penyakit baru sejenis pneumonia, namun yang
menyebabkan penyakit itu belum diketahui. Suatu penyakit yang ditandai dengan infeksi
pernafasan akut yang menyerang paru-paru itu awal mulanya terdeteksi di Cina yaitu kota
Wuhan, Provinsi Hubei, banyak pasien yang bekerja sebagai pedagang di pasar ikan Huanan.
Beberapa gejala lain yang akan muncul pada penderita Covid-19 yang disebabkan oleh virus
SARSCoV-2 adalah batuk kering kadang bisa juga berdahak namun sedikit, demam, pilek, sesak
nafas, nyeri tenggorokan, anosmia atau hilangnya indra penciuman, lidah. Terasa pahit,
penurunan nafsu makan, diare, lemas dan pusing. Namun ada juga beberapa pasien yang bahkan
sama sekali tidak menunjukan adanya gejala sama sekali. Pasien-pasien tersebut dapat kita
katakana sebagai OTG atau Orang Tanpa Gejala.

Pada awalnya pasien Covid-19 digolongkan menjadi 3 golongan yaitu OTG atau Orang
Tanpa Gejala, PDP atau Pasien Dalam Pengawasan dan ODP atau Orang Dalam Pemantauan.
OTG atau orang tanpa gejala dimana pasien-pasien tersebut tidak menunjukan gejala apapun
sama sekali, namun apabila di lakukan pemeriksaan rapid test, hasilnya kemungkinan reaktif dan
apabila dilakukan swab PCR, hasilnya dapat menunjukan hasil positif, juga pasien pasien tanpa
gejala ini dapat menularkan ke orang lain. PDP atau pasien dalam pengawasan apabila pasien
tersebut memiliki demam atau memiliki riwayat demam dalam kurun waktu dua minggu terakhir
dan salah satu dari gejala batuk, pilek, sesak nafas yang tanpa disertai pneumonia, memiliki
Riwayat perjalanan atau bepergian ke negara negara yang terdapat transmisi lokal Covid-19 atau
memiliki riwayat perjalanan dalam kurun waktu dua minggu terakhir, tinggal di daerah Indonesia
dengan transmisi lokal dalam kurun waktu dua minggu terakhir sebelum tombulnya gejala,
Riwayat demam yang disertai batuk pilek tanpa pneumonia dan memiliki Riwayat kontak erat
dengan penderita lain yang terkonfirmasi positif Covid-19. ODP atau orang dengan pemantauan
adalah pasien pasien dengan gejala demam atau memiliki Riwayat demam, batuk atau pilek atau
salah satu dari gejala Covid-19 lainnya, sempat melakukan perjalanan ke negara yang merupakan
negara transmisi lokal Covid-19, dan tinggal di daerah di Indonesia dengan transmisi lokal dalam
kurun waktu dua minggu terakhir sebelum munculnya gejala, namun tidak pernah ada riwayat
kontak dengan pasien yang sudah terkonfirmasi Covid-19 sebelumnya. Jadi dapat dismpulkan
bahwa pasien dalam pengawasan dan orang dalam pengawasan memiliki kriteria yang serupa
namun hanya berbeda pada riwayat kontak dengan penderita atau pasien lain yang sudah.
Terkonfirmasi positif Covid-19.

Pada tanggal 14 Juli 2020, Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus Corona,
Achmad Yurianto mengatakan bahwa tiga istilah ODP, PDP, OTG sudah tidak digunakan lagi,
dan sudah digantikan dengan sejumlah istilah baru untuk membagi kriteria dan memberikan
penanganan pada pasien pasien Covid-19. Istilah baru ini berdasarkan pedoman baru yang
tertuang dalam keputusan Menteri Kesehatan ( Menkes ) nomor HK. 01.07/Menkes/413/2020
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease. 2019 ( Covid-19 ).
Terdapat delapan istilah baru mengenai penanganan Covid-19 yaitu kasus suspek, kasus
probable, kasus konfirmasi, kontak erat, pelaku perjalanan, discarded, selesai isolasi dan
kematian. Yang pertama kasus suspek, didalam kasus suspek ini dibagi lagi menjadi tiga kriteria,
yaitu kasus infeksi pernafasan akut atau dapat disingkat menjadi ISPA, dimana dalam Riwayat
penyakitnya dalam 14 hari sebelum mengalami sakit, pasien tinggal atau berasal dari daerah
yang sudah terdapat transmisi lokal atau penularan pada orang orang lokalnya sendiri. Lalu jika
dalam dua minggu terakhir pasien sempat kontak dengan pasien atau orang yang sudah
terkonfirmasi positif Covid-19 atau kontak dengan kasus probable. Yang dimaksud dengan
kontak erat disini adalah kontak dengan jarak kurang dari satu meter, tanpa menggunakan alat
perlindungan diri dalam waktu lebih dari setengah jam dan seterusnya. Selanjutnya jika ada
kasus infeksi saluran pernafasan atas akut atau ISPA yang harus dirawat dirumah sakit dan tidak
ditemukan sebabnya secara spesifik yang meyakinkan bahwa ini bukan penyakit Covid-19. Yang
kedua yaitu kasus probable dimana kasus yang hasil klinisnya meyakinkan bahwa kondisi
tersebut adalah kasus Covid-19, penderitanya menunjukan gejala infeksi saluran pernafasasan
berat atau bisa juga yang pada akhirnya meninggal. Yang ketiga yaitu kategori kontak erat.
Sesuai dengan judulnya dikatakan kategori kontak erat karena pasien atau penderita melakukan
kontak dengan kasus konfirmasi positif atau bisa juga orang tersebut kontak dengan kasus
probable. Yang keempat adalah kasus konfirmasi, yaitu dimana seseorang sudah dinyatakan
terkonfirmasi PCR dengan hasilnya positif.

Walaupun terdapat beberapa perubahan istilah operasional untuk menggolongkan


klasifikasi pasien Covid-19, cara yang dilakukan untuk mengidentifikasi kasus Covid-19 masih
tetap sama seperti yang sebelumnya. Cara mengidentifikasi Covid-19 atau gold standard untuk
mendiagnosa pasien yang memiliki gejala seperti Covid-19 adalah tetap dengan pemeriksaan
antigen real time PCR. Selain pemeriksaan PCR atau pemeriksaan Polymerase Chain Reaction,
terdapat dua pemeriksaan lainnya yaitu rapid test antibody dan rapid test antigen. Untuk
pemeriksaan rapid test anytibodi akan diperiksa melalui darah ataupun plasma, namun lebih baik
dilakukan pemerikaan dengan plasma karena antibody paling banyak ditemukan pada plasma
darah. Sampel darah yang dipakai bisa sampel darah yang diambil melalui pembuluh darah vena
ataupun arteri. Untuk hasilnya akan menunjukan reaktif IgG atau IgM. IgM merupakan antibody
yang terbentuk Ketika fase akut, akan meningkat dihari ke tiga sampai lima dan mulai menurun
dan ddigantikan. Dengan IgG dihari ke enam sampai tujuh. Dihari ke enam sampai tujuh IgG
mulai meningkat dan akan bertahan hingga kurang lebih dua minggu paska terinfeksi.
Pemeriksaan ini membutuhkan waktu. Hanya lima belas sampai tiga puluh menit saja.
Selanjutnya pemeriksaan rapid test antigen, dimana pengambilan sampelnya dilakukan. Dengan
cara swab nasofaring dan orofaring atau dapat dikatakan sebagai hidung dan tenggorok. Teknik
pengambilan sampel sama seperti pengambilan sampel PCR ( polymerase chain reaction )
namun untuk hasilnya sangat berbeda dengan PCR, dimana rapid test antigen tidak dapat
dijadikan gold standard karena hanya untuk memeriksa apa adakan virus yang sedang aktif di
dalam tubuh seseorang tersebut.

Covid-19 di Indonesia
Dari hari ke hari, pasien Covid-19 terus bertambah. Pada tanggal 19 Januari 2021,
pemerintah Indonesia telah memperbarui data perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.
Dilakukan pemeriksaan specimen sebanyak 23.001 sampel, dan sudah didapatkan kasus
konfirmasi positif dari sampel sampel tersebut sebanyak 1.591 orang, sehingga sampai pada
tanggal 19 Januari 2021 yang lalu, jumlah kasus positif yang ditemukan d Indonesia mencapai
78.572 orang. Provinsi di Indonesia yang melaporkan kasus terbanyak diantaranya adalah Jawa
Timur atau Jatim yaitu melaporkan sebanyak 353 kasus. DKI Jakarta melaporkan 268 kasus
baru, Sulawesi Selatan melaporkan 197 kasus baru, Kalimantan Selatan 161 kasus baru dan
terdapat 54 kasus sembuh, Sumatera Utara 130 kasus baru, Bali 101 kasus baru, Jawa Tengah 80
kasus baru dan Jawa Barat telah melaporkan 74 kasus baru. Dihari yang sama juga terdapat dua
puluh provinsi di Indonesia yang melaporkan kasus baru dibawah 10 kasus dan bahkan ada lima
provinsi yang melaporkan tidak ada kasus baru sama sekali, yaitu diantaranya provinsi
Kalimantan barat, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku dan Nusa Tenggara Timur.

Untuk kasus sembuh di Indonesia juga dilaporkan mengalami peningkatan sebanyak


Sembilan. Ratus empat puluh tujuh orang pertanggal 19 Januari 2021, dengan demikian totalnya
sudah mencapai tiga puluh tujuh ribu enam ratus tiga puluh enam orang. Namun terdapat juga
laporang kasus yang. Meninggal sebanyak 54 orang, sehingga totalnya bertambah menjadi tiga
ribu tujuh ratus sepuluh orang. Ada empat. Ratus enam puluh satu kabupaten atau kota di tiga
puluh empat provinsi di Indonesia yang telah terdampak. Dengan pengkategorian yang baru saja
direvisi, saat ini didapatkan kasus suspect sebanyak empat. puluh enam ribu tujuh ratus satu
orang. Banyaknya.

Angka angka diatas bukanlah suatu angka yang bisa dianggap sepele. Dengan angka yang
semakin lama semakin bertambah, peraturan tiga M juga terus digencarkan oleh pemerintah.
Tiga M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Memakai
masker harus dikenakan secara benar, masih banyak dijumpai orang orang. Yang menggunakan
masker dibawah hidung. Jadi masker digunakan untuk menutupi hidung dan mulut seseorang,
dimana hidung dan mulut merupakan pintu masuk bagi virus SARSCoV-2. Masker dikenakan
Ketika berada diluar rumah atau ketika berkumpul Bersama kerabat ataupun teman diamana pun
berada. Kenakan masker juga ketika merasa kondisi tubuh sedang tidak optimal. Selain
penggunaan masker, mencuci tangan juga penting dilakukan. Mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan juga sabun secara berkala. Jika tidak terdapat tempat mencuci tangan atau air
mengalir, kita dapat menggunakan hand rub untuk membersihkan tangan dari kuman, bakteri
atau virus. Mencuci tangan sebaiknya mengikuti protocol dengan menggunakan enam langkah
selama empat puluh sampai enam puluh detik apabila menggunakan air, apabila penggunaan
hand rub bisa dilakukan selama dua puluh. Sampai tiga puluh detik. Apabila diluar rumah sedang
bepergian, dianjurkan juga untuk menjaga jarak. Selutruh kegiatan yang. Dilakukan diluar.
Rumah dengan. Personil lebih dari 1 orang, diharapkan selalu melakukan social distancing atau
menjaga jarak minimal satu hingga dua meter.

Saat ini kebijakan tiga M sudah ditambahkan sehingga menjadi lima M. selain memakai
masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, saat ini ditambahkan dengan menjauhi kerumunan,
jadi sebisa mungkin apabila tidak ada sesuatu yang mendesak, maka orang orang diharapkan
untuk tetap diam dirumah dan tidak melakukan aktifitas ditempat tempat yang memungkinkan
terdapat kerumunan seperti pusat perbelanjaan. Penduduk saat ini sering diberikan himbauan
untuk tetap berdiam diri dirumah karena semakin banyak dan semakin sering kta bertemu dengan
orang orang baik dalam skala kecil maupun besar, kemungkinan untuk tertular dan terinfeksi
SARSCoV-2 semakin tinggi. M yang kelima adalah mengurangi mobilitas. Secara garis besar
kalimat ini mengandunga arti yang mirip sekali dengan mejauhi kerumunan, karena penduduk
diminta untuk tetap berada dirumah dan menjauhi keramaian serta mengurangi ruang gerak anda
atau mengurangi mobilitas itu sendiri. Walaupun dalam kondisi yang sehat dan optimal
sekalipun dan tidak memiliki gejala penyakit sekalipun, tetapi belum tentu kita pulang kerumah
dengan kondisi yang sama saat kita awal meninggalkan rumah harus selalu diingat bahwa virus
SARSCoV-2 ini dapat menyebar dan menginfeksi seseorang dengan cepat dan tidak memandang
usia, jenis kelamin maupun golongan sosial.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Covid-19 tidak memandang usia, jenis
kelamin maupun status social. Di beberapa negara bagian, terdapat anak anak yang terkena
Covid-19 dan juga tidak sedikit yang telah dinyatakan positif hingga mengakibatkan gejala berat
juga hingga kematian. Terlebih halnya pada orang orang dengan usia tua yaitu lebih. Dari enam
puluh tahun. Hal tersebut merupakan suatu komorbid pada penyakit Covid-19. Covid-19 tidak
juga memandang status social. Banyak dikabarkan bahwa sosok sosok penting. Di Indonesia
terkonfirmasi positif Covid-19, seperti misalnya Bapak Budi Karya Sumadi, Menteri
Perhubungan. Indinesia sudah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 pada tanggal 14 Maret
2020, Bapak Menteri Perhubungan Budi Karya Semadi tercatat sebagai pasien nomor tujuh
puluh. enam, namun merupakan pasien pejabat pemerintah pusat pertama yang terkonfirmasi
positif Covid-19. Bapak Budi Karya mengatakan pada awalnya beliau tidak menyadari bahwa
terserang vorus SARSCoV-2 karena dokternya mengatakan Menteri Perhubungan Bapak Budi
Karya terkena tifoid atau tifus ketika awal beliau mengalami demam, bahkan dari hasil
pemeriksaan laboratoriumnya pun menunjukan hasilnya tifoid atau tifus, maka dari itu Bapak
Budi Karya MRS atau masuk rumah sakit. Bapak Budi Karya sempat mengalami kondisi tidak
sadarkan diri selama empat belas hari tepat setelah terdiagnosa Covid-19. Setelah tujuh belas hari
dirawat di rumah sakit, pada tanggal 31 Maret 2020, Bapak Menteri Perhubungan Budi Karya
sudah diperbolehkan pulang.

Bapak Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco juga sempat terkonfirmasi positif Covid-19.
Beliau tertular penyakit Covid-19 dari adiknya, dan mulai melakukan isoma atau Isolasi mandiri
pada tanggal 14 - 18 April 2020 tepat setelah diinformasikan bahwa beliau positif Covid-19.
Setelah pulih dan kambuh dari Covid-19, bapak wakil ketua DPR Sufni Dasco sudah dapat
beraktivitas Kembali bahkan beliau diangkat menjadi Koordinator Satgas Lawan Covid-19
bentukan DPR. Selain itu Bapak Wali Kota Bogor yang bernama Bapak Bima Arya Sugiarto
juga merupaka salah satu pasien yang terkonfirmasi Covid-19 dan merupakan kepala daerah
yang pertama dinyatakan positif Covid-19. Bapak Bima Arya telah dinyatakan positif pada bulan
Maret 2020 lalu setelah Kembali dari lawatannya ke Turki. Beliau menduga bahwa beliau
tertular Covid-19 dalam perjalanannya pulang. Dari Turki ke Indonesia, beliau merasa terkena
cluster pesawat terbang karena pada saat sedang diperjalanan pulang tersebut terdapat
penumpang yang tak henti hentinya. Batuk hingga ditegur oleh penumpang lainnya, saat Bapak
Bima Arya menginjakan kaki di Kota Bogor, beliau langsung menjalani pemeriksaan swab test
dan ternyata hasil pemeriksaan swab test milik. Beliau dinyatakan positif Covid-19. Setelah itu
bapak bima Arya tercatat sebagai. Pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit umum daerah
Kota Bogor dan sampai pada akhirnya pada tanggal 28 April 2020 beliau sudah Kembali
bertugas setelah dinyatakan sembuh terbebas dari. Covid-19 saat itu. Pejabat lainnya yang juga
terkonfirmasi Covid-19 adalah bapak Gubernur kepulauan Riau Isdianto dan juga Wakil Wali
Kota Solo Bapak Achmad Purnomo. Kedua pejabat Negara tersebut sempat menggemparkan
dunia pemberitaan di Indonesia, karena kedua pejabat Negara tersebut diketahui sempat
menemui Presiden Joko Widodo beberapa hari sebelum beliau beliau dinyatakan terkonfirmasi
Covid-19. Bapak Purnomo Wakil Wali Kota Solo dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani
pemeriksaan swab test pada hari Sabtu tanggal 18 Juli 2020 yaitu tepat dua hari. Setelah beliau
bertemu dengan Presiden Indonesia Bapak Joko Widodo di Istana Negara pada tanggal 16 Juli
2020. Syukurnya bapak Presiden Indonesia dinyatakan negatif setelah melakukan swab test
beberapa hari setelah mengetahui bahwa Bapak Wakil Wali Kota Solo, Purnomo terkonfirmasi
positif setelah bertemu dengan beliau beberapa. hari sebelumnya. Sementara itu, Bapak
Gubernur Kepulauan Riau, Bapak Isdianto dinyatakan positif covid-19 pada hari Sabtu tanggal 1
Agustus 2020 yaitu lima hari setelah Bapak Isdianto dilantik menjadi Gubernur Kepulauan Riau
oleh Presiden Indonesia Bapak Ir. H. Joko Widodo pada hari Senin tanggal 27 Juli 2020. Namun,
Kepala Sekretariat Presiden Bapak Heru Budi Hartono memastikan bahwa Bapak Gubernur
Kepulauan Riau tersebut masih sedang berstatus negative Covid-19 saat masuk ke istana negara
saat dilantik menjadi Gubernur Kepulauan Riau, sebab dua hari sebelum pelantikan, pihak Istana
Negara sudah meminta Bapak Isdianto, keluarga beserta rombongan yang hendak datang dan
memasuki Istana Negara melakukan swab test terlebih dahulu dan juga tetap menjalankan
protocol yang sudah ditetapkan dengan mengijinkan rombongan yanbg hendak datang dengan
jumlah yang terbatas. Beliau melakukan swab test bahkan di Jakarta pada hari. Sabtu sebelum
memasuki Istana Negara dan memang tampak hasilnya negative, menurut Bapak Heru selaku
Kepala Sekretariat Presiden.

Meerupakan suatu berita duka, selain pejabat yang terkonfirmasi Covid-19, beberapa
diantaranya berakhir meninggal diakibakan oleht Covid-19. Yang pertama adalah Bapak Bupati
Morowali Utara Aprtripel Tumimor meninggal dunia pada hari Kamis tanggal 2 April 2020 di
Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Hasil test swab yang dilakukan
menunjukan. Hasil positif pada pemeriksaan Covid-19 Bapak Aptripel. Beliau diduga terinfeksi
setelah melakukan perjalanan ke Jakarta. Yang kedua, Bapak Wali Kota Tanjungpinang Syahrul
yang meninggal di Rumah. Sakit Umum Pusat. Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang pada hari
Selasa tanggal 28 April 2020 akibat Covid-19. Beliau disebut telah menjalani perawatan di
rumah sakit tersebut sejak hari Sabtu 11 April 2020. Beliau saat itu langsung diarahkan untuk
dirawat di ruang isolasi karena gejala gejala yang beliau miliki sesuai dengan gejala Covid-19
kebanyakan. Selain itu ada juga Bapak Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani yang meninggal
dunia pada hari Senin 10 Agustus 2020 tepat setelah dua pekan menjalani perawatan. Kemudian
Bapak Wakil Bupati Way Kanan Edward Antony juga menghembuskan nafas terakhirnya akibat
terinfeksi virus SARSCoV-2 dan setelah sepekan dirawat di rumah sakit umum pusat dr. H.
Abdul. Moeloek Bandar Lampung, pada hari Minggu tanggal 16 Agustus 2020. Yang kelima
Bapak Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin yang. Meninggal pada hari DSabtu tanggal 22
Agustus 2020 di sore hari. Sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya, Bapak Nur
Ahmad diketahui mengeluhkan demam, batuk dan sesak nafas selama sepekan. Selain nama
nama pejabat diatas, masih terdapat beberapa nama pejabat yang terinfeksi virus SARSCoV-2
dan kemudian sudah dinyatakan sembuh. Beberapa nama diantaranya adalah Bapak Bupati
Karawang Cellica Nurrachadiana, Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution, Wakil Wali Kota
Bandung Yana Mulyana juga Bapak Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi.

Selain Pejabat Negara, sederet nama artis papan atas Indonesia pun sempat terkonfirmasi
positif Covid-19. Yang pertama adalah Andre Dian, merupakan artis Indonesia pertama yang
terkonfirmasi Covid-19. Ia mengumumkan bahwa dirinya terkonfirmasi Covid pada hari Minggu
tanggal 22 Maret 2020 silam. Kabar bahwa Andrea Dian terkonfirmasi Covid-19 sempat
mengagetkan publik karena istri dari artis sekaligus pembawa acara Ganindra Bimo ini dikenal
sebagai sosok artis yang menjalankan pola hidup sehat dengan gemar berolahraga secara rutin.
Wanita cantik berusia tiga puluh lima tahun itu akhirnya menjalani masa isolasi di rumah sakit
darurat Wisma Atlet yang terletak di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat selama tiga minggu dan
sempat dirawat di rumah sakit Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta Pusat. Selanjutnya. Artis
Kondang Elvy Sukaesih, penyanyi dangdut senior Elvy Sukaesih juga tidak bisa menyangkal
bahwa dirinya telah dinyatakan terpapar penyakit Covid-19 pada bulan Agustus lalu. Penyanyi
dangdut terkenal ini pun kemudian harus menjalankan perawatan di rumah sakit Pondok Indah
Bintaro, Tangerang Selatan selama Sembilan belas hari. Melaney Ricardo dan Pevita Pearce pun
sempat dikabarkan terkonfirmasi Covid-19. Bahkan melaney Ricardo dikabarkan mengalami
gejala yang cukup berat.

Penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARSCoV-2 merupakan suatu penyakit
yang nyata adanya dan bahkan tidak memandang usia, jenis kelamin, golongan dan juga status
social seseorang seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dengan adanya protocol 5M
merupakan suatu keputusan yang ter baik yang sudah dipertimbangkan oleh pemerintah
emngingat cepatnya penyebaran dari virus SARSCoV-2 yang tak tampak melalui mata telanjang
manusia. Tidak hanya orang biasa, sudah terdapat beberapa bukti bahwa pejabat juga artis serta
masih banyak lagi orang dari berbagai golongn sudah terkonfirmasi positif Covid-19. Beberapa
bulan yang lalu, kita masih mengandalkan mengkonsumsi. Vitamin C untuk meningkatkan
imunitas tubuh kita supaya terhindar dari penyakit. Covid-19 ini, namun saat. Ini sudah
ditemukannya vaksin untuk Covid-19 dari Sinovac yang sudah didistribusikan ke Indonesia pada
hari Minggu tanggal 6 Desember 2020.

Vaksin Covid-19

Seperti yang Sudah dikatakan sebelumnya bahwa sudah ditemukannya vaksin untuk
Covid-19. Setelah vaksin terbukti aman dan memiliki khasiat, vaksin tersebut harus terlebih
dahulu disetujui oleh regulator nasional, lalu dapat diproduksi dengan standard yang tepat setelah
itu barulah dapat distribusikan. WHO telah bekerja dengan mitra mitra diseluruh dunia untuk
membantu mengkoordinir langkah langkah yang dianggap penting dalam proses ini, termasuk
memfasilitasi akses akses pendistribusian vaksin Covid 19 tersebut dan dapat dibagikan secara
merata dan adil untuk miliaran orang yang membutuhkan vaksin vaksin yang aman dan efektif
tersebut.

Sebelum dilakukan pendistribusian, vaksin harus benar benar terbukti aman terlebih
dahulu dan efektif dalam uji klinis yaitu pada fase III. Beberapa kandidat vaksin Covid-19 telah
melakukan beberapa uji klinis dan telah melaporkan hasil awal yang cukup memuaskan.
Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi yang dibentuk oleh WHO atau World Health
Organization telah menganalisis hasil dari uji klinis yang sudah dilakukan, meliputi fakta fakta
tentang penyakit, kelompok usia yang terkena, factor resiko penyakit dan juga beberapa
informasi lainnya. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan merekomendasikan apakah dan vaksin
yang bagaimana yang harus digunakan. Pejabat di masing-masing Negara bagian akan
memutuskan apakah akan menyutujui vaksin yang akan digunakan untuk Negara mereka
masing-masing dan juga mengembangkan kebijakan tentang bagaimana menggunakan vaksin
tersebut di negara mereka sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh WHO atau World
Health Organization. Vaksin akan diproduksi dalam jumlah yang sangat. Besar yang diaman
merupakan suatu tantangan yang. Besar pula karena belum pernah terjadi sebelumnya. Langkah
terakhir yang akan dilakukan setelah melalui berbagai proses sebelumnya yaitu semua vaksin
yang disetujui akan memerlukan distribusi dengan proses logistic yang cukup kompleks, dengan
manajemen stok dan juga control suhu yang sangat ketat. Karena vaksin tetap harus dalam suhu
yang dingin.

Para ilmuwan sedang gencar berusaha untuk menemukan vaksin yang yang efektif,
ilmuwan ilmuwan tersebut sedikit merasa resah dan berusaha untuk mengantisipasi karena
seperti vaksin vaksin yang lainnya, vaksin Covid-19 tidak akan serratus persen efektif. WHO
atau World Health Organization sedang bekerja untuk memastikan bahwa vaksin vaksin yang
akan didistribusi akan efektif seoptimal mungkin, sehingga akan berdampak besar bagi
penanganan pandemic Covid-19 ini. Para ilmuwan di berbagai Negara bagian sedang mencoba
dan berusaha untuk mengembangkan berbagai vaksin yang potensial untuk melawan Covid-19
ini. Semua jenis vaksin ini dibuat untuk membentuk dan mengatur system kekebalan tubuh
manusia untuk mengenali dan memblokir virus SARSCoV-2 penyebab penyakit Covid-19
dengan aman. Vaksin- vaksin yang ditemukan, rata rata bersifat double dose atau dosis ganda
atau disuntikan sebanyak dua kali kepada pasiennya.

Beberapa vaksin yang dirasa potensial untuk Covid-19 sedang dalam pengembangan,
yaitu menggunakan virus virus yang dilemahkan sehingga Ketika disuntikan ke tubuh manusia
virus tersebut tidak akan membuat pasien atau manusia yang disuntikan terinfeksi virus
SARSCoV-2 ini, malah akan membentuk kekebalan pada tubuh manusia tersebut. Selanjutnya
vaksin yang berbasis protein, dimana lebih tepatnya menggunakan fragmen dari protein. Atau.
Bisa juga dikatakan sebagaicangkang dari protein yang tidak berbahaya, yang juga dapat meniru
virus Covid-19 sehingga dapat menghasilkan respon imun tubuh dengan aman. Yang ketiga
adalah vaksin dengan vector virus, dimana menggunakan virus yang telah direakayasa secara.
Genetic sehingga sudah tidak dapat menyebabkan suatu penyakit atau yang disuntikan terinfeksi
Covid-19, virus yang sudah di rekayasa ini juga cara kerjanya sama seperti yang menggunakan
fragmen protein dengan menghasilkan protein virus SARSCoV-2 untuk dapat merangsang tubuh
membentuk imun tubuh dengan aman. Yang terakhir adalah vaksin RNA dan DNA, dimana
dilakukan pendekatan yang mutakhir. Dengan menggunakan. RNA serta DNA yang direkayasa
secara genetic guna menghasilakn protein yang dengan sendirinya akan membentuk dan
mendorong respon imun untuk terbentuk secara alamiah.
Dari segala penjelasan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sebenarnya tujuan
utama untuk dibentuknya dan ditemukannya vaksin dan dari seluruh jenis vaksin adalah untuk
merangsang atau membentuk system kekebalan dalam tubuh orang tersebut untuk melawan
antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga apabila antigen yang sama Kembali menginfeksi
seseorang tersebut, reaksi imunitas tubuhnya yang diharapkan muncul adalah imunitas yang
lebih kuat daripada sebelumnya saat belum mendapatkan vaksin. Vaksin untuk suatu virus, akan
mengandung suatu antigen dari virus itu sendiri atau antigen yang sama dengan yang dapat
menyebabkan suatu penyakit, namun antigen yang berada dalam vaksin merupakan antigen yang
sudah dikendalikan atau dilemahkan maka pemberian vaksin tidak menyebabkan orang terinfeksi
seperti jika orang tersebut terpapar dengan virus yang sama sevcara alamiah.

Pada dasarnya ada dua cara agar seseorang dapat membentuk kekebalan tubuh terhadap
suatu antigen yaitu secara alamiah. Atau Ketika sesorang tersebut sudah pernah terinfekasi. Oleh
pathogen tersebutatau secara tidak alamiah dimana kita memasukan antigen yang dilemahkan
melalui vaksin. Namun kekebalan tubuh yang didapat melalui vaksinasi tidaklah akan bertahan
seumur hidup terhadap infeksi virus tersebut. Priming adalah merupakan suatu proses dimana
akan terjadi sensitiasi munculnya reaksi imunitas terhadap toksin dari antigen penyebab
penyakit. Vaksinasi adalah suatu kegiatan pemberian vaksin kepada seseorang dimana vaksin
tersebut sudah berisi satu atau lebih dari antigen yang tujuannya adalah apabila orang tersebut
terpapar antigen yang sama suatu hari annti, maka antigen yang sudah ada divaksin tersebut akan
megalahkan antigen baru yang masuk ke dalam tubuh seseorang tersebut. Vaksinasi dapat
menyebabkan KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, namun kejadian ini kemungikinan
munculya sangatlah kecil kemungkinan resikonya apabila dibandingkan seseorang ter sebut akan
beresiko menderita suatu penyakit yang dapat saja diderita akibat tidak di imunisasi.

Untuk saat ini masih belum bisa memastikan apakah vaksin Covid-19 akan memberikan
perlindungan atau bahkan efek untuk jangka panjangnya. Masih diperlukan penelitian lanjutan
untuk menjawab dan memastikan hal ini. Namun, kenyataan bahwa banyak orang yang pulih
dari Covid-19 dan dapat mengembangkan respon imunitas tubuh yang baik merupakan suatu
kabar yang membahagiakan, walaupun pihak peneliti masih mempelajari seberapa kuat
perlindungan yang diberikan oleh vaksin dan berapa lama vaksin tersebut dapat bertahan dalam
tubuh manusia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, sebagai ketua tim uji klinis Prof. Kusnandi Rusmil pernah menjelaskan bahwa vaksin
Sinovac yang telah didistribusikan di Indonesia, antibodinya masih akan bertahan diatas
sembilan puluh persen setelah tiga bulan disuntikan vaksinnya. Untuk imunogenisitas empat
belas hari setelah mendapatkan suntikan vaksin Corona sebanyak sembilan puluh sembilan koma
tujuh puluh empat persen. Setelah tiga bulan mendapatkan imunisasi akan menjadi Sembilan
puluh Sembilan koma dua puluh tiga persen. Hal ini meerupakan hal yang. Bagus menurut Prof.
Kusnandi Rusmil selaku ketua tim Uji Klinis Fakultas Kedoteran Universitas Padjajaran karena
kadar antibody yang di dapat cukup tinggi pada hari ke empat belas hingga tiga bulan setelahnya
hanya berkurang sedikit saja.

Namun tidak semua kondisi seseorang dapat menerima vaksin. Beberapa kondisi yang
menjadi suatu kontraindikasi pemberian vaksin adalah sudah pernah terkonfirmasi Covid-19,
sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, mengalami gejala ISPA seperti batuk, pilek dan
sesak nafas dalam waktu 7 hari terakhir, terdapat anggota keluarga serumah yang sedang suspek,
konfirmasi atau sedang dalam perawatan Covid-19, memiliki Riwayat alergi berat, sedang.
Mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah, menderita penyakit
jantung, autoimun sistemik atau lainnya penyakit ginjal reumatik autoimun atau rheumatoid
arthritis, penyakit saluran, pencernaan kronis, hipertiroid, menderita sakit kanker, HIV dengan
angka CD4 kurang dari 200, terakhir saat pengukuran tekanan darah didapatkan hasil 140/90
mmHg atau lebih.

Vaksin Covid-19 di Indonesia

Di Indonesia, program vaksinasi Covid-19 sudah diadakan secara serempak yaitu pada.
Hari Kamis tanggal 14 Januari 2021. Selain Bapak Presiden Republik Indonesia Bapak
Jokowidodo, terdapat beberapa nama yang juga menyusul disuntikan vaksin Covid-19. Sebelum
vaksin disuntikan ke masyarakat luas, tenaga medis menjadi sasaran utama yang diprioritaskan
untuk mendapatkan vaksinasi tahap pertama. Vaksin yang disuntikan adalah vaksin yang
diproduksi oleh Sinovac yang sudah diizinkan oleh Badan POM dan MUI pada tanggal 13
Januaru 2021 sudah disuntikan terlebih dahulu ke sejumlah pejabat negara dan juga artis serta
influencer sebagai perwakilan dari pihak masyarakat. Beberapa nama yang sudah mendapatkan
vaksin. Sinovac adalah Raffi Ahmad, ia ditunjuk oleh pemerintah untuk mewakili masyarakat
Indonesia. Selanjutnya yaitu Ariel Noah, Risa Saraswati dan juga dokter Tirta.

Kesimpulan

Sudah hamper genap setahun Indonesia diguncangkan oleh virus SARSCoV-2. Sudah
banyak korban yang berguguran akibat Covid-19 ini. Virus Covid-19 ini juga tidak memandang
jenis kelamin, usia maupun status sosial. Siapapun yang lalai atau tidak menjalankan protokol
terbaru yaitu lima M, bisa saja akan terinfeksi virus Covid-19 ini, mengingat penularannya
sangat cepat. Tidak sedikit juga pasien Covid-19 berakhir meninggal dunia. Namun saat ini
sudah ditemukan vaksin yang sudah melalui proses penelitian serta uji coba sangat panjang
hingga saat ini sudah mendapatkan ijin daari badan pemerintah Indonesia sehingga dapat
diberikan ke penduduk Indonesia. Vaksin ini mengandung antigen yang dilemahkan sehingga
harapannya ketika seseorang yang sudah divaksin, apabila suatu hari nanti terpapar oleh virus
SARSCoV-2, antibodi yang sudah terbentuk akibat vaksin bisa melawan sendiri antigen yang
baru masuk ke dalam tubuh. Namun terdapat beberapa kondisi yang tidak dapat diberikan vaksin
Sinovac, salah satunya yaitu sudah terkonfirmasi Covid sebelumnya, sedang menyusui atau
hamil dan sedang menderita gejala Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai