Anda di halaman 1dari 17

PENGELOLAAN

KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN ARDS
UNTUK MAHASISWA D-III
KEPERAWATAN 2006
Pengertian
Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS):
- Bentuk gagal nafas akut ( ARF)
- Berkembang progresif penderita kritis dan
cidera
- Tanpa penyakit paru sebelumnya
Tanda :
• Inflamasi parenkim paru
• Peningkatan permeabilitas unit kapiler alveolus
Akibat dari gagal nafas akut

1. Hiperventilasi
2. Hipoksemia Berat
3. Infiltrasi yang luas ( terlihat pada toraks
foto)
Etiologi/Penyebab

• Sangat bervareasi
• Mulai dari Trauma ,syok sampai dengan
infeksi
• Disamping itu ada penyebab lainnya
Lihat tabel
Etilogi ARDS
Etiologi ARDS

Trauma Infeksi Toksik

Syok,Emboli Bakteri,Endotok O2,Over dosis


Lemak,SSP,Luk sin,Sykseptik, narkotik,Inhalasi
a bakar, Asirasi, virus asap,DIC
Tenggelam,Tran
fusi
darah,Pakreatiti
s
Prosesntase penyebab ARDS

1. 50% Septik sistemik


2. 15% Trauma
3. 15 %  By Pass Cardipumonary
4. 10% Pneumonia Virus
5. 5%  Obat injeksi
Patofisiologi
• Perubahan dasar dari patofisiologi ARDS :
1.Edema Paru intersisial
2.Penurunan Kapasitas Residu fungsional
krn atelektasis.
• Fase I : Abnormal sel endotel kepiler paru
pembengkakan dan kerusakan mitokondria
• Fase II : edema intersisial meningkat cairan
keluar dari intersisial  paru akan emnjadi
lebih kaku dan sukar diventilasi difusi O2
mengurangcendrung terjadi atelektasis
• Fase III : meningkatnya atelektasis kongestif
masalah pernafasan mulai kelihatan
Fase IV :
- kerusakan meningkat ke sel alveoli dan
cairan masuk melalui alveoli.
- Protein terutama fibrinogenada didalam
cairan dan meng inaktifkan Surfaktan yg
akan meningkatkan terjadinya atelektasis
- Bila pasien hidup cukup lama  dapat terjadi
pnemonitis akibat infeksi yg lama karena
peningkatan atelektasis dan cairan alveoli
merupakan media ideal untuk pertumbuhan
dan invasi kuman
Perjalanan Gawat pernafasan
Ada 4 fase :
1. Cedera dan resusitasi :
- ditandai dgn gangguan metabolisme dan
perfusi jaringan
- Terjadi alkalosis respirasi sedang yang
menetap akibat hiperventilasi (PaCO2= 30 –
40mmHg
- Pemeriksaan fisik paru sering bersih kecuali
sedikit ada ronki di basal /atelektasis minimal
Fase II : Respiratory Distres Subklinik
-Hiperventilasi  terus berlangsung
mungkin sedikit meningkat
- PaCO2 berkisar 25 – 35 mmHg
- Foto toraks masuh normal atau ada
infiltrat difus yg minimal
- Disini menunjukan awal edema paru
Fase III : Respiratory Distres Yang jelas
- Pasien  mengalami gangguan nafas secara
klinik
- Timbul secara mendadak ttpi hasil AGD
perkembangan sudah prograsif
- Hiperventilasi  lebih hebat
- PaCO2 turun sampai 25-35 mmHg
- PaO2  mulai menurun 50-60 mmHg atau >
rendah
- Foto toraks edema paru dan infiltrat difus
bertambah progresif
Fase IV ;
- Ditandai dgn Hipoksia barat yang meningkat
- PaCo2 meningkat secara bertahap menuju
normal ,klu pasien hidup maka akan
meningkat diatas normal ttp saat ini jumlah
kapiler paru yg berfungsi menurun drastis
- Bila PaCO2 dibiarkan meningkat diatas
45mmHg pd ARDS walaupun ventilasi
adekuat atau di tingkatkanparu sudah rusak
berat dan pasien akan meninggal
- Asidosis metabolik meningkat
- Pasien membutuhkan konsentrasi O2 untuk
mempertahankan PaO2 diatas 60 mmHg
Terapi ARDS
Faktor penting dalam pengobtan setelah
trauma,syok atau sepsis :
1. Kendalikan maslah primer
2. Hati-hati dgn dehidrasi yang progresif perfusi
jaringan dipertahan kan dengan baik
3. Hati-hati pada situasi distensi alveoli yang
optimal( gunakan tidal volume yg besar)
untuk meningkatkan kapasistas residu dan
koreksi atelektasis prograsif
Ventilasi Mekanik
Tujuan pengobtan utama ARDS untuk
memperbaiki tekanan oksigen darah arteri dan
penghantaranoksigen kejaringan tanpa
menimbulkan keracunan oksigen
Maka usaha terbaik dengan menggunakan
Ventilasi mekanik
Steroid
- masih kontorversi
- Steriod untuk menstabilkan
lisosomal,mencegah agregasi induce neutrofil-
complement
Pemantauan pasien ARDS :
1. Pemeriksaan klinik
2. Foto toraks
3. AGD
4. Hamodinamik
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pertugaran gas b.d
perubahan membran kapiler alveoli
2. Intoleransi aktivitas
3. Perubahan nutrisi
4. Risiko infesi penggunaan ventilasi
mekanik
5. Imobilitas yang lama
6. Gangguan psikologi
Intervensi keperawatan

• Ditujukan sesuai dengan diagnosa


keperawatan
• Intervensi kolaborasi terbanyak

Anda mungkin juga menyukai