Anda di halaman 1dari 14

Makalah KMB 1

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Oleh :
Kelompok 1 Kelas IIB
 Abdul rahman I.Isa
 Ahmad Mantau
 AL Ansar Umar
 Arum Puspita Sari
 Yugita Achmad

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN GORONTALO
T.A 2020/2021

4
KATA PENGANTAR
            Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT,
shalawat dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW. Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari
alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah  KMB 1 pada Program
Studi DIII-Keperawatan, dengan ini penulis mengangkat judul “Infeksi
Saluran Kemih”. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun
isinya.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran


yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 9 Oktober 2020

Kelompok 1

4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................2
Daftar Isi ..................................................................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN                                                                                                 
A.  Latar Belakang....................................................................................................................4
B.  Rumusan Masalah .............................................................................................................4
C.  Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II
PEMBAHASAN                                                                                                 
A. Pengertian..............................................................................................................................6
B. Etiologi .................................................................................................................................6
C. Patofisiologi..........................................................................................................................7
D. Tanda & Gejala.....................................................................................................................8
E. Klasifikasi Infeksi saluran kemih..........................................................................................8
F. Pemeriksaan fisik...................................................................................................................9
G. Pemeriksaan penunjang..........................................................................................................9
H. Konsep asuhan keperawatan dengan masalah gangguan eliminasi urine...........................................9
I. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK)..................................................................................11

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ...........................................................................................................................13
Saran........................................................................................................................................13

Daftar Pustaka..........................................................................................................................14

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) sering terjadi pada wanita. Di karenakan uretra wanita yang lebih
pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain
yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu
berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang
menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih
(Sepalanita 2012).
ISK memunculkan gejala-gejala nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih, Spasame
pada area kandung kemih, hematuria, nyeri punggung dapat terjadi, demam, menggigil, nyeri
panggul dan pinggang, nyeri ketika berkemih, malaise, mual dan muntah sehingga terjadi
gangguan eliminasi
urine ( Samirah,dkk, 2013).
Menurut WHO pada tahun 2011, infeksi saluran kemih termasuk kedalam
kumpulan infeksi paling sering didapatkan oleh pasien yang sedang mendapatkan perawatan di
pelayanan kesehatan (Health care-associatedinfection). Bahkan tercatat infeksi saluran kemih
menempati posisi kedua tersering (23,9%) di negara berkembang setelah infeksi luka operasi
(29,1%) sebagai infeksi yang paling sering didapatkan oleh pasien di fasilitas kesehatan. ISK
merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup signifikan. Infeksi saluran kemih juga
lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki. Indonesia merupakan negara berpenduduk
ke empat terbesar dunia setelah China,India dan Amerika serikat. Sementara itu penduduk
indonesia yang menderita Infeksi Saluran Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa , Dalam
daerah jawa timur berkisar 123 juta jiwa(Kasmad 2007).
Data statistik menyebutkan 20-30% perempuan akan mengalami infeksi saluran kemih berulang
pada suatu waktu dalam hidup mereka, sedangkan pada laki-laki hal tersebut sering terjadi terjadi
setelah usia 50 tahun keatas (Kayser, 2005).

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari infeksi saluran kemih?
2) Bagaimana etiologi infeksi saluran kemih?
3) Bagaimana patofisiologi infeksi saluran kemih?
4) Bagaimana tanda & gejala infeksi saluran kemih?
5) Bagaimana klasifikasi Infeksi Saluran Kemih ?
6) Bagaimana pemeriksaan fisik infeksi saluran kemih?
7) Bagaimana pemeriksaan penunjang infeksi saluran kemih?
8) Bagaimana konsep asuhan keperawatan dengan masalah gangguan eliminasi urine?
9) Bagaimana penatalaksanaan infeksi saluran kemih (isk)?

C. Tujuan
1) Untuk memahami pengertian dari infeksi saluran kemih
2) Untuk memahami etiologi infeksi saluran kemih

4
3) Untuk memahami patofisiologi infeksi saluran kemih
4) Untuk memahami tanda & gejala infeksi saluran kemih
5) Untuk memahami klasifikasi Infeksi Saluran Kemih
6) Untuk memahami pemeriksaan fisik infeksi saluran kemih
7) Untuk memahami pemeriksaan penunjang infeksi saluran kemih
8) Untuk memahami konsep asuhan keperawatan dengan masalah gangguan eliminasi urine
9) Untuk memahami penatalaksanaan infeksi saluran kemih (isk)

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

(ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal sampai
kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna (Soegijanto, 2005).

(ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran


kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau
mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari
semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita daripada
pria (Sudoyo Aru,dkk 2009).

(ISK) merupakan faktor resiko yang penting pada terjadinya insufisiensi ginjal atau
stadium terminal sakit ginjal. Infeksi saluran kemih terjadi secara asending oleh sistitis karena
kuan berasal dari flora fekal yang menimbulkan koloni perineum lalu kuman masuk melalui
uretra(Widagdo, 2012).

(ISK) ialah istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di dalam
saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih.
Pertumbuhan bakteri yang mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar pancar tengah
(midstream urine) pagi hari, digunakansebagai batasan diagnosa ISK (IDI, 2011).

Prevalensi ISK bervariasi menurut jenis kelamin dan umur.ISK dapat menyerang
pasien dari segala usia mulai bayi baru lahir hingga orangtua. Pada umumnya wanita lebih
sering mengalami episode ISK daripada pria, karena uretra wanita lebih pendek daripada
pria.Namun, pada masa neonatus, ISK lebih banyak terdapat pada bayi laki-laki (2,7%) yang
tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%).Dengan bertambahnya usia
insiden ISK terbalik, yaitu pada masa sekolah, ISK pada anak perempuan (3%) sedangkan
pada anak laki-laki (1,1%). Insiden ini pada usia remaja anak perempuan meningkat 3,3
sampai 5,8%. Bakteriuria asimptomatik pada wanita usia 18-40 tahun adalah 5 sampai 6%
dan angka itu meningkat menjadi 20% pada wanita usia lanjut (Purnomo, 2011).

Kesimpulan dari pengertian tentang penyakit infeksi saluran kemih di atas yaitu dapat
disimpulkan infeksi saluran kemih adalah penyakit yang bertumbuhnya kuman di saluran
kemih yang dapat menyerang lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan laki-laki dan
juga tidak memandang umur karena bisa menyerang semua umur baik anak-anak, usia
remaja, dewasa dan lansia. Kebiasaan menahan buang air kecil, kurang minum air putih dan
(air kencing susah keluar dan sedikit).

B. Etiologi

E.coli adalah penyebab tersering. Penyebab lain ialah klebsiela, enterobakteri,


pseudomonas, streptokok, dan stafilokok (SudoyoAru, dkk 2009).

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :

4
a. Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated ( simple )
b. Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :


a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
b. kandung kemih yang kurang efektif.
c. Mobilitas menurun
d. Nutrisi yang sering kurang baik
e. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
f. Adanya hambatan pada aliran darah
g. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

Berbagai jenis orgnisme dapat menyebabkan ISK. Escherichia coli (80% kasus) dan
organism enterik garam-negatif lainny merupakan organisme yang paling sering
menyebabkan ISK : kuman-kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus dan perineum.
Organisme lain yang menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella,
Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulsenegatif. Beberapa
faktor menyebabkan munculnya ISK di masa kanakkanak (Wong, 2008).

C. Patofisiologi
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau
steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih
dan berbiak di dalam media urine. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara :
1) ascending,
2) hematogen seperti pada penularan M. tubercolis atau S aureus,
3) limfogen, dan
4) langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi.
Sebagian besar mikro-organisme memasuki saluran kemih melalui cara asending.
Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari floral normal usus dan
hidup secara komensal di dalam introitus vagina, prepisum kemih melalui uretra-prostrat-vas
deferens-testis (pada pria)-buli-buli-ureter, dan sampai ke ginjal.

Terjadi infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara


mikroorganisme penyebab infeksi (uroptogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai
host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahankan tubuh dari host yang
menurun atau karena virulensi agent meningkat (Purnomo, 2011).

Infeksi Saluran Kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam


traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui kontak langsung dari tempat infeksi
terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama terjadinya Infeksi Saluran Kemih,
asending dan hematogen. Secara asending yaitu:
a. Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain: factor anatomi
dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek daripada laki-laki
sehingga insiden terjadinya Infeksi Saluran Kemih lebih tinggi, factor tekanan

4
urine saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius
(pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.
b. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal Secara hematogen yaitu: sering
terjadi pada pasien yang system imunnya rendah sehingga mempermudah
penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi
struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu:
adanya bendungan total urine yang mengakibatkan distensi kandung kemih,
bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dan lain-lain.

D. Tanda dan Gejala

Infeksi bakteri ke gejala klinis Infeksi Saluran Kemih tidak khas dan bahkan pada
sebagian pasien tanpa gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria dan
terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis juga
ditemukan. Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari
500 ml karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing.

Gejala klinis Infeksi Saluran Kemih sesuai dengan bagian saluran kemih yang
terinfeksi sebagai berikut:

a. Pada Infeksi Saluran Kemih bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit
atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa
tidak enak di daerah suprapubik.
b. Pada Infeksi Saluran Kemih bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise,
mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang

Infeksi Saluran Kemih yang bergejala, gejala pada masing-masing orang tidak sama,
gejalanya antara lain:
a. Sakit di perut bagian bawah, diatas tulang kemaluan
b. Kencing sakit terutama pada akhir kencing
c. Anyang-anyangan atau kencing tidak tuntas dan rasa masih ingin kencing lagi walaupun
bila dicoba untuk berkemih tidak ada air kemih yang keluar.
d. Sering berkemih
e. Jika infeksi sudah berlanjut, bisa demam
f. Infeksi Saluran Kemih yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa
disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang
bersangkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.

E. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH ( 2012, hal 220), jenis infeksi kandung
kemih dapat diklasifikasikan berdasarkan letak peradangan yaitu :
1. Kandung kemih (sistitis) yaitu organ yang bertanggug jawab mengeluarkan air
kemih. Gejala utamanya, meningkatnya frekuensi berkemih, nyeri saat berkemih dan
kadang-kadang darah dalam air kemih, intensitasnya bervariasi dari satu orang ke
orang yang lain. Sistitis lebih cennderung mengenai wanita. Tanda pertama pada
wanita adalah rasa panas, kadang-kadang nyeri seperti disayat pisau saat berkemih,
yang perlahan-lahan menjadi nyeri tajam di bagian bawah perut. Saat peradangan

4
menyambar, penderita merasakan sakit punggung yang tidak jelas disertai tidak enak
badan.
2. Uretra (uretritis) adalah peradangan atau infeksi uretra, saluran yang mengangkut
urine dari kandung kemih keluar dari tubuh.
3. Prostat (prostatitis) adalah peradangan (inflamasi) yang terjadi pada kelenjar
prostat, yaitu kelenjar yang memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk memberi
makan dan membawa sperma. Prostatitis bisa terjadi pada semua lakilaki dari segala
usia.
4. Ginjal (pielonefritis) adalah penyakit infeksi pada ginjal disebabkan oleh bakteri
atau virus. Kandung kemih menyimpan urine sebelum di kelurkan oleh tubuh.

F. Pemeriksaan Fisik
Sistem Perkemihan
 Inspeksi : Pada pasien ISK , Lakukan inspeksi pada daerah meatus ( pembukaan yang
dilalui urine untuk meninggalkan tubuh) apakah terjadi adanya oliguria, dan disuria.
 Palpasi : pada palpasi biasanya terjadi nyeri hebat dan distensi
 Perkusi : pada perkusi terdapat nyeri tekan pada abdomen bagian bawah abdomen
dan nyeri saat berkemih

G. Pemeriksaan penunjang
Menurut Wong (2008), jenis-jenis pemeriksaan diagnostic pada infeksi saluran kemih
(ISK) yaitu :
1. Biopsi ginjal : Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau perkutan
untuk pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop cahaya, electron,
atau imunofluresen.
2. Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih : Transmisi gelombang ultrasonic
melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di daerah kandung kemih.
3. Pemeriksaan USG (skrotum) : Transmisi gelombang ultrasonic melewati isi skrotum
dan testis.
4. Computed tomography (CT) : Pemeriksaan dengan sinar-X pancaran sempit dan
analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area yang tepat.
5. Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine : Pengumpulan specimen steril
6. Pemeriksaan urinalisasi dapat di temukan protenuria, leukosituria, (Leukosit
>5/LPB), Hematuria (eritrosit >5/LPB).

H. Konsep asuhan keperawatan dengan masalah gangguan eliminasi urine


A. Pengkajian
1) Identitas klien
Pada klien penderita Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita
dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita
dari pada pria (Sudoyo Aru,dkk,2009).
2) Keluhan utama penyakit infeksi saluran kemih
Keluhan utama yang sering terjadi pada pasien infeksi saluran kemih,nyeri saat
berkemih, sering bolak balik kamar mandi tetapi kemih yang dikeluarkan hanya sedikit.
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang di derita oleh klien
dan mulai timbulnya keluhan yang di rasakan sampai klien di bawa ke Rumah Sakit, dan

4
apakah pernah memeriksakan diri ke tempat lain sekalin Rumah Sakit umum serta
pengobatan apa yang pernah di berikan dan bagaimana perubahan data yang didapatkan
saat periksa.
4) Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit infeksi saluran kemih
5) Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu anggota keluraga ada yang pernah
mengalami sakit yang sama dengan pasien atau penyakit yang lain yang ada di dalam
keluarga.
6) Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilku, perassan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
7) Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi
Pola persepsi menggambarkan persepsi klien terhadap penyakitnya tentang
pengetahuan dan penatalaksanaan infeksi saluran kemih dengan gangguan
eliminasi urine
b. Pola nutrisi
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan akibat
nafsu makan yang kurang karena mual, muntah saat makan hanya sedikit bahkan
tidak makan sama sekali
c. Pola eliminasi
Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring
lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan karena ada organisme
yang masuk sehingga urine tidak lancar
d. Pola aktivitas/istirahat
Penderita sering mengalami susah tidur, letih, lemah, karena nyeri yang di alami
e. Nilai dan keyakinan
Gambaran tentang penyakit infeksi saluran kemih dengan penyakit yang d
ideritanya menurut agama dan kepercayaan, kecemasan akan kesembuhan,
tujuan dan harapan akan sakitnya.

B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau
masalah actual atau resiko mengidentifikasi serta menentukan intervensi keperawatan
untuk mengurangi, mencegah atau menghilangkan masalah kesehatan pasien yang ada
pada tanggung jawabnya (Carpenito, 1983 dalam Tarwoto&Wartonah, 2011). Dilihat
dari status kesehatan pasien, diagnosa dapat dibedakan menjadi actual, potensial, resiko
dan kemungkinan.
a. Actual: diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian klinik yang harus di
validasi perawat karena ada batasan mayor. Contoh Perubahan pola eliminasi
berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih yang dimanifestasikan oleh
adanya nocturia, inkontinensia dan hematuri.
b. Potensial: diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien kearah yang
lebih positif (kekuatan pasien).
c. Resiko: diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klinis individu lebih
rentan mengalami masalah.

4
Kemungkinan Diagnosa yang muncul:
1. Gangguan eliminasi Urine berhubungan dengan adanya nyeri saat
berkemih .

C. Intervensi
Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)
1. Observasi
 Identifkasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine

 Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine

 Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)

2. Terapeutik

 Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih

 Batasi asupan cairan, jika perlu

 Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur

3. Edukasi

 Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih

 Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine

 Anjurkan mengambil specimen urine midstream

 Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih

 Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot pinggul/berkemihan

 Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi

 Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur

4. Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat suposituria uretra jika perlu

D. Implementasi
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi /pelaksanaan perencanaan
ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan,
memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta
mendokumentasikan pelaksanaan perawatan ( Doenges E Marilyn, dkk. 2000 ).

E. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawat dapat dicapai dan
memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikat.
Langkah-langkah evaluasi sebagai berikut :
1. Daftar tujuan-tujuan pasien.
2. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.

4
3. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.
4. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak

I. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Menurut M. Clevo Rendy TH (2012 : hal. 221), pengobatan infeksi saluran kemih
bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat, membebaskan saluran kemih dari
mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka
kecacatan serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan :
1. Perawatan dapat berupa :
1) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi
2) Perubahan pola hidup diantaranya :
a. Membersihkan perineum dari depan ke belakang
b. Pakaian dalam dari bahan katun
c. Menghindari kopi, alkohol

2. Obat-obatan
b. Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.
a. Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
b. Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti ) dalam
jangka waktu 3 – 4 minggu
c. Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam
waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada
komplikasi lebih lanjut.

4
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi saluran kemih atau ISK adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
mengatakan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih Infeksi saluran
kencing merupakan masalah kesehatan yang cukup serius bagi jutaan orang di
setiap tahun. Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit infeksi nomor 2 yang
paling banyak menyerang manusia di muka bumi.Umumnya penyakit ini
menyerang kaum wanita tapi sering juga ditemukan laki-laki yang menderita
Infeksi Saluran Kemih.
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi,
biasanya suatu bakteri gram negatif seperti E.coli, masuk ke saluran
kencing.Radang area lokal terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme
bereproduksi.Bakteri radang muncul di kulit area genital dan memasuki saluran
perkemihan melalui pembukaan uretra.Ada dua jalur utama terjadi isk, yaitu
ansending dan hematogen.Dalam penyakit ISK ini terdapat beberapa klasifikasi
yaitu Infeksi Saluran Kemih Bawah dan  Infeksi Saluran Kemih
Atas.Pemeriksaan diagnostik penyakit ISK ada beberapa macam pemeriksaan
seperti, tes kultur dan sensitivitas, cystoscopy, studi sinar x ginjal, ureter,
kandung kemih (KUB), prostate spesific antigen (PSA) test, pengumpulan urin 24
jam, urinalysis, urine flow studies, voiding cystogram.

B. Saran
1. Banyak minum air putih untuk mendorong bakteri keluar
2. Responden dengan jumlah bakteri >100.00 CFU/ml dan Leukosit > 5/LPB
dibutuhkan pengobatan dan upaya pencegahan
3. Bagi tenaga sarana pelayanan kesehatan diharapkan sering melakukan penyuluhan
tentang bahaya infeksi saluran kemih

4
DAFTAR PUSTAKA

WULANDARI, MIA (2014) ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.H DENGAN INFEKSI


SALURAN KEMIH (ISK) DI RUANGAN KANTHIL RSU BANYUMAS. Diakses pada
tanggal 09 Oktober 2020

RAHMI, MUTIA (2014) Hubungan Lama Kateter Terpasang dengan Terjadinya Infeksi
Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Bangsal Bedah Dan Interne RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi. Diakses pada tanggal 09 Oktober 2020

MAWADDAH, IMVITAHUL (2018) Asuhan Keperawatan Pada Klien Infeksi Saluran


Kemih (Isk) Dengan Masalah Gangguan Eliminasi Urine Di Ruang Dahlia Rsud Jombang

Diakses pada tanggal 14 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai