Anda di halaman 1dari 8

RETENSI URINE

RIYANI BAU
(751440119057)
DEFINISI

Retensi urine adalah ketidakmampuan


kandung kemih untuk mengosongkan
sebagian atau keseluruhan urine pada saat
berkemih.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

Kegagalan detrusor adalah penyebab paling umum


terjadinya retensi urine pada perempuan. Kegagalan
kandung kemih untuk berkontraksi sering kali berkaitan
dengan neurologis. Pada laki-laki, retensi sering kali
terjadi akibat obstruksi yang terjadi dikarenakan
pembesaran prostat. Kelainan lainnya yang dapat
menyebabkan retensi adalah struktur uretra, obat-obatan,
disinergia detrusor-sfingter, batu gumpalan darah,
kontraktur leher kandung kemih, dan riwayat mutilasi
genital pada perempuan.
NEXT

Neuropati yang mempengaruhi fungsi kandung kemih


meliputi diabetes melitus, stroke, dan cedera pada saraf
tulang belakang. Masalah seumur hidup tersebut
memengaruhi status neurologis dari kandung kemih dan
mengganggu refleks miksi. Ingatlah bahwa refleksi urine
muncul sebagai manifestasi dari kondisi patologis lainnya.
retensi dapat disebabkan oleh berkurangnya input
sensoris menuju dan dari kandung kemih, ketegangan otot,
rasa cemas, atau kondisi neurologis lainnya yang
memengaruhi kandung kemih.
PATOFISIOLOGI

Retensi urine adalah hal yang berbahaya karena urine


yang statis dapat menyebabkan infeksi saluran kemih,
pembentukan batu, dan bahkan pada akhirnya dapat
menyebabkan komplikasi kerusakan struktural jangka
panjang pada kandung kemih, ureter, maupun ginjal.
Selain itu distensi kandung kemih yang terus menerus
dapat menyebabkan hilangnya tonus kandung kemih.
SDKI
D.0050 Retensi Urin.
 Definisi :…
Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
 Penyebab
 peningkatan tekanan uretra
 Kerusakan arklus refleks
 Blok springter
 Disfungsi neurologis (mis. trauma, penyakit saraf)
 Efek agen farmakologis (mis. atropine, belladonna, psikotropik, antihistamin, opiate) 
 Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
 Sensasi penuh pada kandungan kemih
Objektif
 disuria/anuria
 Distensi kandung kemih 
 Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
 Dribbling
Objektif
 Inkontinensia berlebih
 Residu urin
 Kondisi Klinis Terkait
 Benigna prostat hiperplasia
 Pembengkakan perineal
 Cedera medula spinalis
 Rektokel
 Tumor di saluran kemih
SIKI

Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)


Observasi
 Identifkasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine

 Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine

 Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)

Terapeutik
 Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih

 Batasi asupan cairan, jika perlu

 Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur

Edukasi
 Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih

 Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine

 Anjurkan mengambil specimen urine midstream

 Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih

 Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot pinggul/berkemihan

 Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi

 Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat suposituria uretra jika perlu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai