Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kewirausahaan

ETIKA KEWIRAUSAHAAN

OLEH :

KELOMPOK 5

IQSHALIANDRO P. GAGOWA

INDRA SEPTIAN ABDULLAH

RIYANI BAU

RIFAL A. DAUD

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “Etika Wirausaha”.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak belajar dan mencari tahu apa yang ada di
dalam materi ini. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih pada Allah Swt yang
telah memberikan kami kelancaran dalam penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa di dalam
makalah ini tentu saja masih jauh dari kata sempurna, hal itu di karenakan keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membnagun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Gorontalo, 22 Februari 2022         

Penulis   
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


            Etika wirausaha merupakan ilmu mengenai bagaimana tata cara seseorang pengusaha
dalam berperilaku didalam suatu usahanya tersebut. Banyak seorang wirausaha mengabaikan
betapa pentingnya etika didalam mendirikan suatu bisnis, karena mereka berfikir dengan
kemampuan yang mereka miliki serta modal yang sangat besar suatu usaha dengan mudahnya
didirikan. Padahal tanpa adanya etika yang dimilki seorang wirausaha suatu usaha tersebut akan
tidak berjalan sesuai rencana. Karena etika adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang
salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang benar
mengenai prilaku standar.
Etika wirausaha mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang
menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan dan
sebagainya. Orang-orang wirausahawan diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya
dalam masyarakat. Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi
reputasi perushaaan.masalah etika ini selalu di hadapi oleh para menajer dalam keseharian
kegiatan wirausaha, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusaan
yang etis tidak dibentuk dalam waktu yang pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panajang.
Dan ini merupakan aset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusaan. Apabila moral
merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai
rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota satu kelompok.
Dunia wirausaha yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan atau rambu-
rambu) yang menjamin kegiatan kewiarausahaan yang seimbang, selaras, dan serasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu etika wirausaha


2. Apa pengertian etika
3. Bagaimana etika dan norma pada setiap pengusaha
4. Apa saja factor yang mempengaruhi etika
5. Apa saja tujuan dan manfaat etika wirausaha
6. Apa saja keuntungan menjaga etika
7. Bagaimana sikap dan perilaku wirausaha

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui etika wirausaha


2. Untuk mengetahui pengertian etika
3. Untuk mengetahui etika dan norma pada setiap pengusaha
4. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi etika
5. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat etika wirausaha
6. Untuk mengetahui keuntungan menjaga etika
7. Untuk mengetahui sikap dan perilaku wirausaha
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Etika


            Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standard of conduct) yang
memimpin individu dalam membuat keputusan. Suatu kegiatan haruslah dilakukan dengan
etika atau norma-norma yang berlaku di masyarakat bisnis. Etika atau norma-norma ini
digunakan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha
yang dijalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya, etika tersebut ikut
membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha yang
dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama.
            Dengan melaksanakan etika yang benar, akan terjadi keseimbangan hubungan
antara pengusaha dengan masyarakat, pelanggan, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Masing-masing pihak akan merasa dihargai dan dihormati. Kemudian, ada
rasa saling membutuhkan diantara mereka yang pada akhirnya menumbuhkan rasa saling
percaya sehingga usaha yang dijalankan dapat berkembang seperti yang diinginkan.
            Pengertian etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Tata cara
pada masing-masing masyarakat tidaklah sama atau beragam bentuk. Hal ini disebabkan
beragamanya budaya kehidupan masyarakat yang berasal dari berbagai wilayah. Tata cara
ini diperlukan dalam berbagai sendi kehidupan manusia agar terbina hubungan yang
harmonis, saling menghargai satu sama lainnya.
            Dititik dari sejarahnya kata etika berasal dari bahasa prancis (etiquette), yang
berartikan kartu undangan. Pada saat itu raja-raja prancis sering mengundang para tamu
dengan menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum persyaratan atau
ketentuan untuk menghadiri acara, antara lain waktu acara dan pakaian yang harus
dikenakan.
            Dalam arti luas, etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau
perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah laku ini perlu diatur agar tidak melanggar
norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Hal ini disebabkan norma-norma
atau kebiasaan masyarakat di setiap daerah atau negara berbeda-beda. Etika bertujuan agar
norma-norma yang berlaku dijalankan sehingga setiap undangan merasa dihargai, begitu
pula dengan pengundangnya. Dengan adanya etika suasana akrab akan terjalin.
(Kasmir,2006,20-26)
            Oleh karena itu, dalam etika berusaha perlu ada ketentuan yang mengaturnya.
Adapun ketentuan yang diatur dalam etika wirausaha secara umu adalah sebagai berikut:
a. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam suatu
negara atau masyarakat.
b. Penampilan yang ditunjukkan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama
dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
c. Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu yang
berlaku.
d. Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan sopan, penuh tata krama, tidak
menyinggung atau mencela orang lain.
e. Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan gerak-
gerik yang dapat mencurigakan.
Kemudian, etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha
adalah sebagai berikut:
a. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara maupun
bertindak. Jujur ini perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang akan dilakukan.
Tanpa kejujuran, usaha tidak akan maju dan tidak dipercaya konsumen atau mitra
kerjanya.
b. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanjung jawab terhadap segala kegiatan yang dilakukan
dalam bidang usahanya. Kewajiban terhadap berbagai pihak harus segera diselesaikan.
Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada seluruh
karyawannya, masyarakat, dan pemerintah.
c. Menepati janji
Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal pembayaran,
pengiriman barang atau penggantian. Sekali seorang pengusaha ingkar janji, hilanglah
kepercayaan pihak lain terhadapnya. Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang
telah dibuat dan disepakati sebelumnya.
d. Disiplin
Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan
usahanya.
e. Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan
peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal di kemudian hari. Bahkan, hal itu akan
menjadi beban moral bagi pengusaha apabila tidak diselesaikan segera.
f. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang
memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat
dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak orang.
g. Komitmen dan menghormati
Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan menghargai
komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang menjunjung komitmen terhadap apa
yang telah diucapkan atau disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.
h. Mengejar prestasi (Alma Buchari,2013,241-242)
Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi mungkin.
Tunjuannya agar perusahaan dapat terus bertahan dari waktu ke waktu. Prestasi yang
berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Di samping itu, pengusaha juga harus tahan
mental dan tidak mudah putus asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang
dihadapinya.

            Etika yang dimiliki oleh masing-masing individu sebenarnya merupakan


perkembangan dari etika sejak dulu, yang dianut oleh dan disampaikan kepada kita oleh
orang tua, guru, pemimpin agama, dan lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi etika
yang digunakan oleh orang bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama.
Definisi lain menyatakan: Business ethics is about building of trust between
people and organizations, an absolutely essential ingredient to conducting business
successfully especially in the long term (Linda klebe Trevino, 1995:290)
            Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan antara anggota
masyarakat dengan perusahaan, dan ini merupakan elemen sangat penting buat suksesnya
suatu bisnis dalam jangka panjang.
            Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan
perbuatan tidak terpuji. Para pengusaha semaksimal mungkin harus menghindarkan
pertengkaran, apalagi yang akan menyebabkan putus hubungan. Semua claim dari relasi
sampai tingkat tertentu harus dilayani dengan penuh toleransi.

C.     Faktor yang Mempengaruhi Etika


            Banyak faktor yang berpengaruh terhdap perilaku etika, namun pada dasarnya ada
tiga faktor utama yaitu (Bovee et al 2004)
1) Cultural Difference, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah, memiliki kebiasaan
sendiri-sendiri, lain negara lain pila kebiasaannya. Penyogokan, komisi, titipan, amplop,
upeti, dan sebagainya. Tentu dipahami dalam bentuk yang berbeda ditiap daerah, ada
yang membolehkan ada yang melarang, ada yang mengharuskan. Ada pula dibuat
kesepakatan, bahwa dunia industri tidak dibenarkan menggunakan penyogokan sebagai
alat meneroboskan produknya ke suatu daerah, walaupun demikian sogok menyogok ini
tidak kunjung habis, dan sulit diberantas.
2) Knowledge, orang-orang yang mengetahui dan berada dalam jalur pengambil keputusan
mencoba berusaha tidak terlibat dalam masalah-masalah menyangkut masalah etika ini.
Demikian pula anda jika sudah mengetahui, bahwa perbuatan itu melanggar etika, maka
jangan mau melakukannya, karena hai ini melanggar kata hati anda dan anda akan
berhadapan dengan hukum.
3) Organizational behavior, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah iklim yang
berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat menjaga etika, dan
memberi pelatihan pada karyawannya agar selalu menjaga etika. Perusahaan besar
banyak menerapkan kode etik ini, mereka membuat definisi, memberi contoh nilai-nilai
etik yang harus diikuti dalam pelaksanaan pekerjaan. Jika seorang manajer mempunyai
rasa etik yang lebih luhur akan tetapi karyawannya tidak memahami tujuan perilaku etik
ini, harus dibangun semacam komunitas yang baik dan terus menerus dengan karyawan
agar mereka memahami lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan.
Beberapa contoh kode etik sebuah perusahaan seperti:
1. Perusahaan harus mengutamakan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan publik.
2. Selalu menjaga dan melestarikan lingkungan.
3. Hindarkan konflik yabg menjurus kepada kerusakan.
4. Menolak penyogokan dalam segala bentuknya.
5. Pahami teknologi dan aplikasinya .
6. Senang menerima kritik dan saran-saran.
7. Perlakuan sama pada setiap orang, tidak pandang etnis, ras, agama, cacat,dsb.
8. Dan berbagai bentuk kode etik lainnya, sesuai dengan bentuk dan jenis bisnis.

D.    Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha


            Etika yang diberlakukan oleh pengusaha terhadap berbagai pihak memiliki
tujuan-tujuan tertentu. Tujuan etika tersebut harus sejalan dengan tujuan perusahaan. Di
samping memiliki tujuan, etika juga sangat bermanfaat bagi perusahaan apabila dilakukan
secara sungguh-sungguh. Berikut ini beberapa tujuan etika yang selalu ingin dicapai oleh
perusahaan:
1) Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-
pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi pesahabatan dan
menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab,
segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancar.
2) Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, kita harus menghormati orang lain . menyenangkan orang lain berarti
membuat orang menjadi suka dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan
mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.
3) Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang seorang
calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat
dilakukan perusahaan untuk membujuk calon pelanggan. Salah satu caranya adalah
melalui etika yang ditunjukkan seluruh karyawan perusahaan.
4) Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit daripada mencari
pelanggan. Anggapan ini tidak seluruhnya benar, justru mempertahankan pelanggan lebih
mudah karena mereka sudah merasakanproduk atau layanan yang kita berikan. Artinya,
mereka sudah mengenal kita lebih dahulu. Melalui pelayanan etika seluruh karyawan,
pelanggan lama dapat dipertahankan karena mereka sudah merasa puas atas layanan yang
diberikan.
5) Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya
perbedaan paham atau konflik. Ciptakan hubungan dalam suasana akrab. Dengan etika
hubungan yang lebih baik dan akrab pun dapat terwujud.(kasmir,2013,26-28)

E.     Keuntungan Menjaga Etika


            Zimmerer menyatakan ‘‘ one of the most common misconceptions about business
is the contradiction between ethics and profits.’’
Orang masih saja memperdebatkan pendapat bahwa akan membawa
keberuntungan, atau pikiran jujur dan bohong jangan dibawa-bawa ke dalam bisnis.
Urusan bisnis jangan dicampur aduk dengan paham agama, business is business, Tuhan
tidak ikut dalam bisnis. Ini adalah pernyataan-pernyataan sesat dan menyesatkan.
Perbuatan bisnis adalah satu kegiatan manusia dalam memproduksi dan mendistribusikan
barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, ini adalah
termasuk kegiatan “ibadah” dalam islam. Jadi kegiatan bisnis tidak terlepas dari ajaran
agama dan kepercayaan kepada Allah Tuhan yang Maha Esa Allah akan ikut dalam dua
orang yang bersekutu, berkongsi. Apabila dua orang bersepakat menjalankan bisnis,
maka yang ketiga adalah Allah. Apabila salah seorang meliciki atau mulai menipu yang
lain, maka Allah akan menarik diri, keluar dari persekutuan tersebut, sehingga
persekutuan itu akan pecah, berantakan, bubar. Ada tiga tingkatan standar Etika:
1) The law
2) The policies and procedures of an organization
3) The moral stance of the individual (Zimmerer, 1996:23)
Undang-undang dan berbagai peraturan mengatur masyarakat apa yang boleh dan
yang tidak boleh dilakukan dan memiliki sanksi yang jelas, ada hukumnya. Sedangkan the
policies and procedures adalah aturan yang berlaku di dalah sebuah lembaga, menyangkut
aturan kerja, kompensasi, cara berpakaian dan sebagainya. The moral stance merupakan
sikap atau perilaku individu bila berhadapan dengan sesuatu dalam pergaulan yang tidak ada
aturan formalnya. Nilai-nilai moral ini diperolrh oleh seorang sejak dini dari keluarga, belajar
agama, belajar budi pekerti, sopan santun. Perilaku semacam ini dilatih dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagaimana dikatakan oleh Aristoteles : ‘‘ you get a good adult by techinga
good child to do the right thing.’’ (Zimmerer, 1996:23)
Apabila dilihat perilaku fundamental yang berhubungan dengan etika
dimasyarakat, dan berlaku sepanjang masa di semua etnis adalah:
1) Sopan santun, selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu, tidak mencuri.
2) Integrity, memiliki prinsip, hormat, jangan dua muka.
3) Jaga janji, bisa dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri.
4) Fidelity, benar dan loyal pada keluarga, teman, jangan menyembunyikan informasi yang
tidak perlu dirahasiakan.
5) Fairness, berlaku fair, dan terbuka komit pada kedamaian, jika salah jangan tetap
bertahan, tapi cepat mengakui kesalahan, perlakuan sama pada setiap orang, toleran.
6) Caring for others, perhatian, baik budi, ikut andil, menolong siapa yang memerlukan.
7) Respect for others, menghormati hak-hak orang lain, privacy, beri pertimbangan pada
orang lain yang dianggap berguna, jangan berprasangka.
8) Responsible citizenship, patuh pada undang-undang dan peraturan yang berlaku, jika
menjadi pemimpin harus bersifat terbuka dan menolong.
9) Pursuit of excellence, berbuatlah yang terbaik disegala kegiatan, dalam pertemuan,
tangung jawab, rajin, komit, tingkatkan kompetensi dalam segala bidang, jangan mau
menang sendiri.
10) Accountability, bertanggung jawab dalam segala perbuatan terutama dalam mengambil
keputuan.(diringkas dari Zimmerer 1996:28).
Untuk menjaga terlaksananya etika ini, maka didalam perusahaan dapat dilakukan
menyusun “credo”perusahaan. Zimmerer menyatakan: A company credo defines the values
underlying the entire company and its ethical inssues.        Kemudian dikembangkan kode
etika didalam perusahaan secara tertulis, tidak terlalu rinci tapi cukup memuat hal-hal yang
minimum saja seperti menyangkut tata sopan santun, keselamatan kerja, kesehatan, konflik,
kemananan, kerahasiaan, kegiatan politik dalam perusahaan, melestarikan lingkungan dan
sebagainya. Mendorong karyawan agar taat pada peraturan, adakan pelatihan-pelatihan,
umumkan jika ada kejanggalan atau pelanggaran, ciptakan budaya perusahaan yang nyata
diikuti atau dibiasakan berlaku terus menerus.(Alma Buchari,2013,h.242-244)

F.      Sikap dan Perilaku Wirausaha


            Sikap dan perilaku pengusaha dan seluruh karyawannya merupakan bagian
penting dalam etika wirausaha. Oleh karena itu, dalam praktiknya sikap dan perilaku
yang harus ditunjukkan oleh pengusaha dan seluruh karyawan, terutama karyawan di
costomer service, sales, teller, dan satpam harus sesuai dengan etika yang berlaku. Sikap
dan tingkah laku menunjukkan kepribadian karyawan suatu perusahaan. Sikap dan
perilaku ini harus diberikan sama mutunya kepada seluruh pelanggan tanpa pandang bulu.
Adapun sikap dan perilaku yang harus dijalankan oleh pengusaha dan seluruh karyawan
adalah sebagai berikut:
1) Jujur dalam bertindak dan bersikap
Sikap jujur merupakan modal utama seseorang karyawan dalam melayani
pelanggan. Kejujuran dalam berkata, berbicara, bersikap, maupun bertindak. Kejujuran
inilah yang akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan atas layanan yang diberikan.
2) Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas
Seorang karyawan dituntut rajin dan tepat waktu dalam bekerja terutama dalam
melayani pelanggan. Di samping itu, karyawan juga di tuntut untuk cekatan dalam
bekerja, pantang menyerah, selalu ingin tahu, dan tidak mudah putus asa. Hal yang paling
penting adalah hilangkan sifat pemalas bagi seluruh karyawan.
3) Selalu murah senyum
Dalam menghadapi pelanggan atau tamu, seorang karyawan harus selalu murah
senyum. Jangan sekali-kali bersikap murung atau cemberut. Dengan senyum kita mampu
meruntukan hati pelanggan biasanya akan tersanjung dengan senyum yang ditunjukkan
oleh karyawan.
4) Lemah lembut dan ramah-tamah
Dalam bersikap dan berbicara pada saat melayani pelanggan atau tamu hendaknya
dengan suara yang lemah lembut dan sikap yang ramah-tamah. Sikap seperti ini dapat
menarik minat tamu dan membuat pelanggan betah berhubungan dengan perusahaan.
5) Sopan santun dan hormat
Dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan hendaknya selalu bersikap
sopan dan hormat. Dengan demikian, pelanggan juga akan menghormati pelayanan yang
diberikan karyawan tersebut.
6) Selalu ceria dan pandai bergaul
Sikap selalu ceria yang ditunjukkan karyawan dapat memecahkan kekakuan yang
ada. Sementara itu, sikap pandai bergaul juga akan menyebabkan pelanggan merasa cepat
akrab dan merasa seperti teman lama sehingga segala sesuatu berjalan lancar.
7) Fleksibel dan suka menolong pelanggan
Dalam menghadapi pelanggan, karyawan harus dapat memberikan pengertian dan
mau mengalah kepada pelanggan. Segala sesuatu dapat diselesaikan dan selalu ada jalan
keluarnya dengan cara yang fleksibel. Tidak ada maslah yang tidak dapat diselesaikan
asalkan mengikuti peraturan yang berlaku. Karyawan juga diharapkan suka menolong
pelanggan yang mengalami kesulitan sampai menemui jalan keluarnya.
8) Serius dan memiliki rasa tanggung jawab
Dalam melayani pelanggan karyawan harus serius dang sungguh-sungguh.
Karyawan harus tabah dalam menghadapi pelanggan yang sulit berkomunikasi atau yang
suka ngeyel. Selain serius, karyawan juga harus mampu bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya sampai pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.
9) Rasa memiliki perusahaan yang tinggi
Seorang karyawan harus merasa memiliki perusahaan sebagai milik sendiri. Rasa
memiliki perusahaan yang tinggi akan memotivasi karyawan untuk melayani pelanggan.
Di samping itu, karyawan juga harus memiliki jiwa pengabdian, loyal, dan setia terhadap
perusahaan. (Kasmir,2013,h.28-30)
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.
Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk
menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya yang akhirnya mampu
memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak. Seorang wirausaha harus memiliki etika dalam
menjalankan usahanya, yaitu antara lain: sikap dan perilaku, penampilan, cara berpakaian, cara
berbicara dan gerak-gerik.
            Dalam etika ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, yaitu: persahabatan dan pergaulan,
Menyenangkan orang lain, membujuk pelanggan, mempertahankan pelanggan, membina dan
menjaga hubungan, serta berusaha menarik pelanggan. Sikap dan perilaku yang harus dijalankan
oleh pengusaha dan seluruh karyawan sesuai dengan etika wirausaha, yaitu: jujur dalam
bertindak dan bersikap rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas, selalu murah senyum, lemah
lembut dan ramah tamah, sopan santun dan hormat, selalu ceria dan pandai bergaul, fleksibel dan
memiliki perusahaan yang tinggi.
            Beberapa ciri wirausahawan yang dikatakan berhasil yaitu: memliki visi dan tujuan yang
jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani mengambil resiko, kerja
keras, bertanggung jawab, komitmen pada berbagai pihak, serta mengembangkan dan
memelihara hubungan baikn dengan berbagai pihak.

B.     Saran
            Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan, namun
tidak tahu dimana posisinya. Oleh sebab itu untuk menjadi wirausahawan yang sukses, alangkah
baiknya dipahami dan di aplikasikan etika dalam berwirausaha, agar mudah dalam pencapaian
tujuan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006.


Kasmir, kewirausahaan, jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet. Ke8, 2013
Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. Ke-19, 2013
Alma Buchari, kewirausahaan, Bandung: ALFABETA, cv, cet. ke-9, 2010

Anda mungkin juga menyukai