Tugas Menstruasi
Tugas Menstruasi
KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus
bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi wanita
untuk bersiap jika terjadi kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan dinding
rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi kehamilan,
endometrium akan mengalami peluruhan dan keluar bersama darah melalui vagina.
2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laparoskopi. Dalam laparoskopi, dokter akan membuat sayatan kecil di perut, kemudian
memasukkan alat yang mirip dengan histeroskopi, yaitu selang kecil berkamera, guna
melihat kondisi di dalam organ reproduksi. Laparoskopi dapat membantu dokter
mendeteksi endometriosis atau miom, yang merupakan penyebab nyeri haid
PATHWAY
Poliferasiendoemetrium
Ovulasi
Dan meluruh pada siklus
menstruasi Posisi rahim
Peningkatan tidak normal
hormon
progeteron
Hormon Ukuran rahim
prostaglandin terlalu kecil
tumor
Kontraksi Dimenore Kerusakan
miometrium dan primer jaringan
pembuluh darah
uterus Penyakit
lain:TBC,anemia
MK: NYERI
hipoksia Udara terlalu
dingin
dismenore Disminore
sekunder
nyeri
Keluhan pada
seluruh bagian
MK:
tubuh
intoleransi
aktivitas Nyeri haid Cemas dan MK:ansietas
tegang
BAB 2
KONSEP KEPERAWATAN
Konsep Menstruasi
1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah proses pelepasan dinding rahim yang disertai dengan pendarahan
yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat terjadi kehamilan.
Menstruasi atau menstruasi merupakan salah satu ciri kedewasaan perempuan.
Menstruasi biasanya diawali pada usia remaja 9-12 tahun. Ada sebagian kecil yang
mengalami lebih lambat dari itu, 13- 15 tahun meski sangat jarang terjadi (Anurogo,
2011).
Menstruasi merupakan perubahan secara fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh oleh hormon reproduksi, hal ini biasanya terjadi
setiap bulan antara usia remaja sampai usia menopause (Nugroho, 2010).
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari rahim yang dimulai sekitar 14 hari
setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak,
2004)
2. Siklus Menstruasi
Masa rata-rata perempuan menstruasi antara 3-8 hari dengan siklus rata-rata
menstruasi selama 28 hari. Hari pertama terjadinya menstruasi dihitung sebagai awal
setiap siklus menstruasi (hari ke-1). Menstruasi akan terjadi 3-7 hari. Hari terakhir
menstruasi adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi berikutnya. Rata-
rata perempuan mengalami siklus menstruasi selama 21-40 hari. Hanya sekitar 15
persen perempuan yang mengalami siklus menstruasi selama 28 hari (Anurogo,
2011).
Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10 mL per hari tetapi biasanya
dengan rata-rata 35 mL per hari (Nugroho, 2010).
Siklus menstruasi dibagi menjadi empat fase yang ditandai dengan perubahan pada
endometrium uterus (1) fase menstruasi, (2) fase proliferasi, (3) fase ovulasi, (4) fase
pasca ovulasi (Proverawati, 2009).
a. Mentruasi
Fase menstruasi yaitu peritiwa luhurnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersamaan dengan dinding endometrium yang robek.Dapat diakibatkan juga
karena berhentinya sekresi hornmone estrogen dam progesteron sehingga
kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada(Proverawati,20009).
b. Fase Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke-14)
Fase proliferasi fase folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang
folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi
kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan
menghasilkan hormon estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari
hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki
dinding endometrium yang robek (Proverawati, 2009).
c. Fase Ovulasi/ Luteal (hari ke-14 sampai hari ke-28
) Fase ovulasi/ fase luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya
sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus
luteum. Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh
darah (Proverawati, 2009).
d. Fase Pasca Ovulasi/ Fase Sekresi
Fase pasca ovlasi/ fase sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan
menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk
menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif
mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka
penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan
endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan menstruasi
(Proverawati, 2009).
3.Masalah Mentruasi
1. Amenorea
Sedangkan amenorea sekunder adalah kondisi di mana seorang wanita usia subur
yang tidak sedang hamil dan pernah menstruasi sebelumnya, berhenti
mendapatkan menstruasi selama 3 bulan atau lebih.
Kedua jenis amenorea ini memiliki penyebab yang berbeda. Amenorea primer
dapat disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan otak yang mengatur hormon
menstruasi, atau masalah pada indung telur (ovarium) atau rahim.
Sedangkan penyebab amenorea sekunder adalah:
Kehamilan.
Menyusui.
Menopause.
Penurunan berat badan yang berlebihan.
Penyakit tertentu, seperti penyakit tiroid, polycystic ovarian syndrome
(PCOS), dan tumor otak di bagian kelenjar pituitari atau hipofisis.
Gangguan rahim, seperti miom atau polip dalam rahim.
Stres berat.
Efek samping obat-obatan, seperti kemoterapi, obat penunda haid, dan
antidepresan.
Penggunaan kontrasepsi, seperti pil KB, KB suntik, dan IUD.
Selain itu, kekurangan gizi atau malnutrisi dan olahraga yang berlebihan juga bisa
menyebabkan wanita mengalami amenorea.
2. Dismenorea
Dismenorea adalah kondisi di mana wanita mengalami nyeri saat menstruasi,
umumnya pada hari pertama dan kedua haid. Gejalanya berupa nyeri atau kram di
perut bagian bawah yang terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga ke
punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala,
mual, dan muntah.
Dismenorea ini bisa terjadi karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi saat hari
pertama haid. Setelah beberapa hari, hormon ini akan berkurang kadarnya hingga
dapat membuat nyeri haid ikut mereda. Nyeri haid jenis ini biasanya akan mulai
berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah melahirkan.
Selain karena hormon prostaglandin, dismenorea juga bisa terjadi karena
adanya kelainan sistem reproduksi wanita, seperti:
Endometriosis
Miom rahim
Kista atau tumor di rahim
Radang panggul
Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
Berbeda dengan dismenorea yang normal terjadi karena peningkatan hormon
prostaglandin, dismenorea karena penyakit tertentu biasanya akan berlangsung lebih
lama dan semakin memburuk seiring bertambahnya usia.
3. Menorrhagia
Menorrhagia adalah gangguan menstruasi berupa keluarnya darah menstruasi secara
berlebihan atau dalam jumlah yang terlampau banyak, sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari. Ini termasuk durasi haid yang berlangsung lebih dari menstruasi normal,
yakni lebih dari 5-7 hari.
Wanita dengan gangguan menstruasi menorrhagia akan mengalami beberapa keluhan
berikut ini:
Darah yang keluar dari vagina terlalu banyak, sehingga harus mengganti pembalut
tiap jam.
Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan.
Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur.
Mengalami gejala anemia, misalnya lemas, pucat, atau sesak napas.
Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah selama lebih dari satu hari.
Menorrhagia bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari perubahan pola makan,
sering olahraga, gangguan hormon, infeksi atau peradangan di vagina dan leher rahim,
gangguan tiroid, miom dan polip di rahim, gangguan pembekuan darah, hingga kanker
rahim atau kanker serviks.
4.Oligomenorea
Oligomenorea adalah kondisi ketika seorang wanita jarang sekali mengalami
menstruasi, yakni jika siklus menstruasinya lebih dari 35-90 hari atau mendapat haid
kurang dari 8-9 kali dalam kurun waktu setahun.
Oligomenorea sering dialami remaja yang baru memasuki pubertas dan wanita yang
memasuki masa menopause. Gangguan menstruasi ini merupakan dampak dari aktivitas
hormon yang sedang tidak stabil di fase-fase tersebut.
Di samping itu, ada beberapa hal lain yang mungkin jadi penyebab oligomenorrhea,
yaitu:
Faktor keturunan
Kelebihan berat badan
Jarang berolahraga
Penyakit tiroid
Konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obat terlarang
https://www.alodokter.com/5-jenis-gangguan-menstruasi-yang-perlu-anda-ketahui
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1415/3/BAB%20II.pdf
https://www.alodokter.com/menstruasi#:~:text=Menstruasi%20adalah%20proses%20keluarnya
%20darah,endometrium)%20yang%20berisi%20pembuluh%20darah.