Disusun Oleh :
4B Keperawatan
Kelompok 2
T.A 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah KEPERAWATAN DEWASA
SISTEM ENDOKRIN, IMUNOLOGI, PENCERNAAN, PERKEMBANGAN DAN
REPRODUKSI PRIA yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk
menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan saran
atau masukan demi menyempurnakan makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ISK adalah infeksi yang paling umum dialami oleh manusia setelah infeksi
pernapasan dan infeksi gastrointestinal dan juga merupakan penyebab paling umum
kedua pada infeksi nosokomial bagi pasien yang dirawat di rumah sakit. Untuk
manajemen yang lebih baik wajib untuk mengetahui kemungkinan terjadinya infeksi,
apakah infeksi termasuk infeksi dengan komplikasi atau tanpa komplikasi (Najar,
2009).
Menurut WHO dalam Safitri (2013), Infeksi saluran kemih (ISK) adalah
penyakit infeksi yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan
dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih sering
dijumpai pada wanita dari pada laki-laki. Indonesia merupakan negara berpenduduk
ke empat terbesar dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Separuh dari semua
wanita dapat mengalami 1 kali infeksi saluran kemih selama hidupnya (Foxman,
2002). Uretra wanita yang pendek mengakibatkan kandung kemih mudah dicapai oleh
kuman-kuman dari dubur (Tjay dan Rahardja, 2007). Bila ISK tidak segera diatasi
dengan tepat, bisa semakin parah dan terjadi kerusakan ginjal yang tidak pulih (Chang
dan Shortliffe, 2006).
Infeksi saluran kemih di masyarakat makin meningkat seiring meningkatnya
usia. Berdasarkan survey dirumah sakit Amerika Serikat kematian yang timbul dari
Infeksi Saluran Kemih diperkirakan lebih dari 13000 (2,3 % angka. kematian). Pada
usia muda kurang dari 40 tahun mempunyai prevalensi 3,2% sedangkan diatas 65
tahun angka infeksi saluran kemih sebesar 20% (Sochilin, 2013). Sementara itu
Penduduk Indonesia yang menderita Infeksi Saluran Kemih diperkirakan sebanyak
222 juta jiwa. Infeksi saluran kemih di Indonesia prevalensinya masih cukup tinggi.
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, jumlah penderita ISK
di Indonesia adalah 90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya atau sekitar
180.000 kasus baru pertahun (Depkes RI, 2014).
Bakteri yang menyebabkan ISK biasanya berasal dari flora usus. Penyebab
paling umum dari ISK tanpa komplikasi adalah Escherichia coli, yang mewakili 85%
dari infeksi yang didapat dimasyarakat. Mikroorganisme penyebab infeksi lain
termasuk Staphylococcus saprophyticus 5-15%, Klebsiella pneumoniae, Proteus sp,
Pseudomonas aeruginosa, dan Enterococcus sp 5-10% (Coyle & Prince, 2008).
Dalam beberapa tahun terakhir, resistensi bakteri telah menjadi masalah yang
besar pada ISK. Di antara 533 anak yang diidentifikasi dengan ISK, mayoritas adalah
92% perempuan, 60% laki-laki. Dari kultur urin ditemukan isolasi organisme gram
negatif yang 80% nya adalah E coli. Tingkat ketahanan E coli terhadap pemberian
antibiotika berbeda-beda, seperti 46% untuk ampisilin, 15% untuk trimetoprim-
sulfametoksazol, 17% untuk amoksisilin-klavulanat, 7% untuk sefalosporin generasi
pertama, dan 1% untuk sefalosporin generasi ketiga (Paschke el al, 2010).
Infeksi saluran kemih disebabkan invasi mikroorganisme ascending dari uretra
ke dalam kandung kemih. Invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal dipermudah
dengan refluks vesikoureter. Pada wanita, mula-mula kuman dari anal berkoloni di
vulva kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara spontan
atau mekanik akibat hubungan seksual dan perubahan pH dan flora vulva dalam siklus
menstruasi (Liza, 2006).
Proses berkemih merupakan proses pembersihan bakteri dari kandung kemih,
sehingga kebiasaan menahan kencing atau berkemih yang tidak sempurna akan
meningkatkan risiko untuk terjadinya infeksi. Refluks vesikoureter (RVU) dan
kelainan anatomi adalah gangguan pada vesika urinaria yang paling sering
menyebabkan sulitnya pengeluaran urin dari kantung kemih (Lumbanbatu, 2003).
Ketika urin sulit keluar dari kantung kemih, terjadi kolonisasi mikroorganisme dan
memasuki saluran kemih bagian atas secara ascending dan merusak epitel saluran
kemih sebagai host. Hal ini disebabkan karena pertahanan tubuh dari host yang
menurun dan virulensi agen meningkat (Purnomo, 2003).
Data statistik menyebutkan 20-30% perempuan akan mengalami infeksi
saluran kemih berulang pada suatu waktu dalam hidup mereka, sedangkan pada laki-
laki hal tersebut sering terjadi terjadi setelah usia 50 tahun keatas (Kayser, 2005).
Pada masa neonatus, infeksi saluran kemih lebih banyak terdapat pada bayi laki-laki
(2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi dari pada bayi perempuan (0,7%), sedangkan
pada masa anakanak hal tersebut terbalik dengan ditemukannya angka kejadian
sebesar 3% pada anak perempuan dan 1% pada anak laki-laki. Insiden infeksi saluran
kemih ini pada usia remaja anak perempuan meningkat 3,3% sampai 5,8% (Purnomo,
2009). Berdasarkan data tersebut menunjukkan tingginya angka kejadian ISK pada
remaja, maka tujuan dilakukan pendidikan kesehatan ini adalah untuk mengevaluasi
tingkat pengetahuan remaja tentang Infeksi Saluran Kemih di SMK Dr. Soetomo
Surabaya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal urine tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. ISK merupakan suatu infeksi
yang melibatkan ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra. Infeksi saluran kemih dapat
terjadi pada laki-laki maupun perempuan dari semua umur. Angka kejadiannya lebih
tinggi pada perempuan dibandingan laki-laki (Sudoyo Aru, dkk. 2009).
ISK merupakan faktor risiko yang penting pada terjadinya insufisiensi ginjal
atau stadium terminal sakit ginjal. Infeksi saluran kemih terjadi secara asending oleh
sistitis karena kuman berasal dari flora fekal yang menimbulkan koloni perineum lalu
kuman masuk melalui uretra (Widagdo, 2012).
ISK adalah istilah umum untuk menyatakan adanya pertumbuhan bakteri di
dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung
kemih. Pertumbuhan bakteri yang mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar
pancar tengah (midstream urine) pagi hari, digunakan sebagai batasan diagnosa ISK
(IDI, 2011).
B. Klasifikasi
Infeksi saluran kemih terdiri atas :
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bawah pada perempuan dapat berupa sistitis dan
Sindrom Uretra Akut (SUA). Sistitis adalah presentasi klinis infeksi kandung
kemih disertai bakteriuria bermakna. Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis
sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis
abakterialis. Sedangkan ISK bawah pada lakilaki dapat berupa sistitis, prostatitis,
epididimitis, dan uretritis.
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas meliputi Pielonefritis Akut dan Pielonefritis
Kronis. Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang
disebabkan infeksi bakteri. Pielonefritis kronis mungkin akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan
refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronis sering diikuti
pembentukkan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronis
yang spesifik.
A. Kesimpulan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal urine tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Pendidikan kesehatan tentang
Infeksi Saluran Kemih bertujuan untuk mengubah perilaku individu/masyarakat
dibidang kesehatan, selain itu menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai
dimasyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat dan mendorong
pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
B. Saran
Makalah ini menjelaskan pendidikan kesehatan tentang Infeksi Saluran
Kemih, namun penulis menyadari banyaknya kekurangan dari makalah ini. Bagi
penulis selanjutnya yang mungkin menjadikan makalah ini sebagai acuan dalam
pembuatan makalah ISK, disarankan untuk mencari referensi yang lebih banyak,
sehingga materi yang disampaikan lebih akurat dan bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif, Kumala Sari. 2011. Askep Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba
Medika.
Sudoyo., Aru W., dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keempat Jilid I. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Sukandar, Enday. 2006. Infeksi Saluran Kemih Dalam : Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.p: 564-568
World Health Organization (WHO). 2013. Kesehatan Reproduksi Wanita Infeksi Saluran
kemih (ISK). Jakarta: Salemba Medika.