Puji syukur kami panjatkan Kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini dalam rangka
program Stase Keperawatan Medikal Bedah I di RSU Imelda Pekerja Indonesia
pada tanggal 24 Mei s/d 29 Mei 2021
Laporan ini kami susun berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil
pendataan, dalam penyusunan laporan ini mulai dari awal penulisan hingga
selesainya laporan ini dari bantuan berbagai pihak, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada yang terhormat:
1. dr. H.R.I.Ritonga, MSc Selaku Ketua Yayasan Imelda Medan.
2. Dr.dr Imelda Liana Ritonga, S.Kep, M.Pd. M.N selaku Rektor Universitas
Imelda Medan.
3. Noradina, S.Kep, Ns. M.Biomed selaku Ka. Prodi D-III Keperawatan
Universitas Imelda Medan
4. Eka Nugraha Naibaho, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Koordinator Praktek
Belajar Lapangan.
5. Pance, S. Kep Selaku perseptor dari RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
6. Nataria Yanti S.Kep.,Ns.M. Kep selaku Pembimbing Prodi D-III Keperawatan
Universitas Imelda Medan
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
pengamatan ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangatlah
diharapkan untuk kesempatan laporan praktek ini. Akhir kata kami berharap
semoga laporan ini bermanfaat oleh semua pihak.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
dari 105/ml urin. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita daripada laki-
laki, pada wanita dapat terjadi pada semua umur, sedangkan pada laki-laki di
bawah umur 50 tahun jarang terjadi. (Lumbanbatu, S.M., 2003).
ISK dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak laki-laki.
Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100 kali
lebih besar disbanding bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%). Sebelum usia 1
tahun, ISK lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya,
sebagian besar ISK terjadi pada anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra
sekolah di mana ISK pada perempuan mencapai 0,8%, sementara pada laki-laki
hanya 0,2%. Dan rasio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah, kejadian ISK
pada anak perempuan 30 kali lebih besar dibanding pada anak laki-laki. Dan pada
anak laki-laki yang disunat, risiko ISK menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari
anak laki-laki yang tidak disunat (Sehat Group, 2006).
Infeksi saluran kemih salah satu penyakit infeksi dengan jumlah bakteri
uria berkembang biak dengan jumlah kuman biakan urin >100.000 /ml urin.
Bakteriuria asimtomatik didefinisikan sebagai kultur urin positif tanpa keluhan,
sedangkan bakteriuria simtomatik didefinisikan sebagai kultur urin positif disertai
keluhan (Kahlmeter, 2006). Infeksi saluran kemih disebabkan oleh berbagai
macam bakteri diantaranya E.coli, klebsiellasp, proteussp,providensiac,
citrobacter, P.aeruginosa, acinetobacter, enterococu faecali,danstaphylococcus
saprophyticusnamun, sekitar 90% ISK secara umum disebabkan oleh E.coli
(Sjahjurachman, 2004). Infeksi saluran kemih disebabkan invasi mikroorganisme
ascending dari uretra ke dalam kandung kemih. Invasi mikroorganisme dapat
mencapai ginjal dipermudah dengan refluks vesikoureter. Pada wanita, mula-mula
kuman dari anal berkoloni di vulva kemudian masuk ke kandung kemih melalui
uretra yang pendek secara spontan atau mekanik akibat hubungan seksual dan
perubahan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi (Liza, 2006). Ketika urin
sulit keluar dari kandung kemih, terjadi kolonisasi mikroorganisme dan memasuki
saluran kemih bagian atas secara ascending dan merusak epitel saluran kemih
sebagai host. Hal ini disebabkan karena pertahanan tubuh dari hostyang menurun
dan virulensiagen meningkat (Purnomo, 2003). Infeksi saluran kemih salah satu
penyakit infeksi dengan jumlah bakteri uria berkembang biak dengan jumlah kuman
biakan urin >100.000 /ml urin. Bakteriuria asimtomatik didefinisikan sebagai kultur urin
positif tanpa keluhan, sedangkan bakteriuria simtomatik didefinisikan sebagai kultur urin
positif disertai keluhan (Kahlmeter, 2006). Infeksi saluran kemih disebabkan oleh
berbagai macam bakteri diantaranya E.coli, klebsiellasp, proteussp,providensiac,
citrobacter, P.aeruginosa, acinetobacter, enterococu faecali,danstaphylococcus
saprophyticusnamun, sekitar 90% ISK secara umum disebabkan oleh E.coli
(Sjahjurachman, 2004). Infeksi saluran kemih disebabkan invasi mikroorganisme
ascending dari uretra ke dalam kandung kemih. Invasi mikroorganisme dapat mencapai
ginjal dipermudah dengan refluks vesikoureter. Pada wanita, mula-mula kuman dari anal
berkoloni di vulva kemudian masuk ke kandung kemih melalui uretra yang pendek secara
spontan atau mekanik akibat hubungan seksual dan perubahan pH dan flora vulva dalam
siklus menstruasi (Liza, 2006). Ketika urin sulit keluar dari kandung kemih, terjadi
kolonisasi mikroorganisme dan memasuki saluran kemih bagian atas secara ascending
dan merusak epitel saluran kemih sebagai host. Hal ini disebabkan karena pertahanan
tubuh dari hostyang menurun dan virulensiagen meningkat (Purnomo, 2003).
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diangkat
sebagai suatu studi kasus yaitu “Asuhan Keperawatan Pada Tn.J infeksi saluran
kemih (ISK) dengan masalah gangguan eliminasi urine di Ruang Tulip RSU IPI
Kota Medan”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan dengan masalah utama infeksi
saluran kemih (ISK) pada Ny.W di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja
Indonesia kota Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada Ny.W infeksi saluran kemih (ISK)
dengan masalah gangguan eliminasi urine
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada Ny.W infeksi saluran
kemih (ISK) dengan masalah gangguan eliminasi urine
c. Menegakkan intervensi pada Ny.W infeksi saluran kemih (ISK)
dengan masalah gangguan eliminasi urine
d. Melakukan implementasi pada Ny.W infeksi saluran kemih (ISK)
dengan masalah gangguan eliminasi urine
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny.W infeksi saluran kemih
(ISK) dengan masalah gangguan eliminasi urine
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Klasifikasi
Menurut Putri dan Wijaya (2013), tanda dan gejala penyakit batu saluran
kemih sangat ditentukan oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya. Walaupun
demikian penyakit ini mempunyai tanda dan gejala umum yaitu hematuria, dan
bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga ditemukan kelainan endapan urin
bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lainnya. Batu pada pelvis ginjal
dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat, umumnya gejala
batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. Tanda
dan gejala yang ditemui antara lain :
2.1.4 Etiologi
2.1.5 Patofisiologi
Ada dua jalur utama terjadinya ISK yaitu asending dan hematogen.
Mobilitas menurun
Tanda dan gejala yang berhubungan denga ISK bervariasi. Separuh dari
klien yang ditemukan adanya bakteri dalam urin (bakteriuria) tidak menujukan
adanya gejala (asimtomatik).
1. Nyeri dan rasa panas ketika berkemih (disuria), polakisuria, dan terdesak
ingin berkemih (urgency)
2. Stranguria (sulit berkemih dan disertai kejang otot pinggang)
3. Tenesmus (rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih
meskipun telah kosong)
4. Prostatismu (kesulitan memulai berkemih). (Suhartoyo, 2009)
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur urin : untuk menentukan kriteria infeksi
Hitung koloni : sekitar 100.000 CFU per mililiter urin dari urin tampung
aliran tengah atau dari spesimen dalam kateter. Adanya bakteri dalam
spesimen yang dikumpulkan melalui aspirasi jarum suprapublik ke dalam
kandung kemih.
2. Pemeriksaan urinalisis : adanya hematuria.
3. IVP, sistokopi, USG.
(Suharyanto, 2009)
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
2. Bakteriologis
Mikroskopis
Biakan bakteri
Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes
Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka psien
mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat
bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
2.1.9 Penatalaksanaan
Pengobatan ISK bertujuan untuk membebaskan saluran kemih dari bakteri dan
mencegah atau mengendalikan infeksi berulang. Ada beberapa metode
pengobatan ISK yang lazim dipakai, yaitu :
Riwayat tanda dan gejala didapatkan dari klien yang diduga mengalami
infeksi saluran perkemihan, diantaranya:
a. Nyeri suprapublik
b. Sering berkemih
c. Urgensi (dorongan ingin berkemih)
d. Disuria
e. Nokturia
f. Hematuria
g. Piuria
Pola berkemih klien juga perlu dikaji untuk mendeteksi faktor predisposisi
terjadi infeksi saluran kemih. Pengosongan kandung kemih yang tidak teratur,
hubungan gejala infeksi dengan hubungan seksual, praktek kontrasepsi, dan
personal higiene juga perlu dikaji. Pengetahuan klien tentang resep pengobata
agen antimikrobial dan tindakan pencegahan juga dikaji. (Muttagin, 2011)
Kriteria evaluasi: Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi
panggul
Intervensi:
g. Kolaborasi:
Intervensi:
g. Kolaborasi:
(Muttagin, 2011)
Intervensi:
Klien atas nama Ny.W umur 34 tahun, suku jawa beragama islam,
pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan tamat SMA, beralamat Jl.mustafa Gg.VI
no 18 medan Glugur. Identitas Penanggung Jawab nama :Tn M, pekerjaan:
wiraswasta, hubungan dengan klien: suami klien.
Klien masuk IGD Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan
pada tanggal 3 mei 2021 jam 09.55 WIB dengan diagnosa suspectm ISK. Ny.W
mengatakan nyeri pada saat berkemih, nyeri timbul bagian perut bawah seperti
ditusuk-tusuk dan terasa panas sejak 4 hari yang lalu. Warna air kencingnya
berwarna kuning keruh ,keluar sedikit-sedikit tapi sering dan badannya terasa
panas sejak 4 hari yang lalu. TTV : 130/70 mmHg, N:84x/menit ,RR: 16x/menit,
S: 37,8°C. skala nyeri 7. Kemudian klien dipindahkan ke Ruangan Tulip untuk
pengobatan dan observasi selanjutnya. Sumber informasi lainnya dari klien,
pegawai Tulip RSU IPI Medan, status klien dan Rekam Medik.
- Basofil 0,1
Respon Obstruksi
Penekanan pada saraf
Mengaktifkan mediator
kimia (Histamin dan
bradikinin)
Menstimulasi pelepasan
prostaglandin di
hipotalamus
Nyeri
dipersepsikan(nyeri
kolik)
Nyeri Akut
2. Ds : Faktor ekstrinsik (asupan Gangguan
klien mengatakan air mengandung kapur} eliminasi urine
sering bolak-balik
di WC(10 kali/24 proses kristalisasi dan
jam) untuk buang agresi substans
air kecil
klien mengatakan penegendapan batu
setiap BAK saluran kemih
kencingnya keluar
sedikit-sedikit dan hambatan aliran urine
berwarna kuning
keruh tetapi tuntas gangguan eliminasi urine
meskipun merasa
sakit
Do :
TTV : 130/70 mmHg,
N:84x/menit ,RR:
16x/menit, S: 37,8°C.
skala nyeri 7.
urine tampak
kuning keruh
kandung kemih
tidak teraba
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
dari 105/ml urin. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita daripada laki-
laki, pada wanita dapat terjadi pada semua umur, sedangkan pada laki-laki di
bawah umur 50 tahun jarang terjadi.
3.2. Saran
Suharyanto, toto, 2009. Asuhan kepeawatan pada klien dengan gangguan system
pekemihan. Jakarta.TIM
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30750/5/Chapter%20I.2013.pdf