Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Di susun oleh
MOHAMMAD SHIDDIQ SURYADI
09.03
IIA

AKADEMI KEPERAWATAN PAMEKASAN


Jl. Jokotole (belakang SMU 2) Telp. (0324) 321076
2010

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penyusun haturkan ke-hadirat Alla


menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang
berjudul ”Penyakiy menular seksual” guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi
Kesehatan.
Penyusun sangat menyadari, bahwa didalam makalah ini masih banyak
kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca harap memaklumi
adanya mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya.
Dalam kesempatan ini pula penyusun mengharapkan kesediaan penbaca untuk
memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurnakan isi
makalah ini dan dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.

Ucapan terima kasih sangat perlu penyusun aturkan kepada Ibu Nur
Iszakiyah, SST, MM dosen penanggung jawab mata kuliah Promosi Kesehatan,
semuga atas kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah
SWT. Amin.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan, khususnya bagi
penyusun dan umumnya pagi para pembaca.

Pamekasan, 21 oktober 2010

Penyusun.

2
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
II.1. Pengertian PMS.......................................................................................2
II.2. Macam-macam PMS...............................................................................3
1. Klamidia......................................................................................3
2. Gonore........................................................................................4
3. Hepetitis B..................................................................................5
4. Herpes genetal.............................................................................7
5. HIV/AIDS..................................................................................7
6. HPV............................................................................................8
7. Sifilis...........................................................................................9
8. Trikominiasis.............................................................................11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULA........................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seks. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral
maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus
dianggap serius.
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita
lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai
alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena
gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih
parah.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Penegertian penyakit menular seksual (PMS)?
2. Macam-macam PMS, tanda dan gejala serta pencegahannya?

C. Tujuan
Untuk mengetahui tanda dan gejala PMS serta pencegahannya.

4
BAB II
PEMBAHASAN
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

II.1. PENGERTIAN PMS

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang


dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.
Menurut the Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta
kasus PMS dilaporkan per tahun. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-
24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk
tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.

Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang


mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai
antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil
kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak dapat
disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan,
sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil
kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah
dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada
berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks
dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai
penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya


hubungan seksual melalui alat kelamin. Kontak seksual juga meliputi
ciuman, kontak oral-genital, dan pemakaian “mainan seksual”, seperti
vibrator. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar
disebut sebagai “seks aman” . Satu-satunya yang betul-betul “seks aman”
adalah abstinensia. Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy di
mana kedua individu bebas dari IMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan
orang menganggap berciuman sebagai aktifitas yang aman. Sayangnya,
sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular lewat aktifitas yang

5
nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak seksual juga
berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan terhadap
IMS. Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit seperti
HIV dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah herpes,
trikomoniasis dan klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap
penularan HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.
II.2. MACAM-MACAM PMS
1) KLAMIDIA.

klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak


menunjukkan gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang
terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Chlamydia trachomatis dan


dapat diobati.

 Cara Penularan: Hubungan seks vaginal dan anal. Kuman ini


menyerang sel pada selaput lendir : a) Uretra, vagina, serviks dan
endometrium. b) Saluran tuba fallopi. c) Anus dan rektum. d)
Kelopak mata. e) Tenggorokan (insiden jarang).

 Tanda dan Gejala: Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25%
kasus pada laki-laki tidak menunjukkan gejala. Gejala yang ada
meliputi keputihan yang abnormal, dan rasa nyeri saat kencing baik
pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga dapat
mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri saat
hubungan seksual, pada laki-laki mungkin akan mengalami
pembengkakan atau nyeri pada testis.

 Pada perempuan, gejalanya bisa berupa :

 Keluarnya cairan dari alat kelamin atau sering disebut keputihan


encer

 berwarna kuning kecoklatan.

6
 Rasa nyeri di rongga pinggul.

 Pendarahan setelah hubungan seksual.

 Sedangkan pada laki-laki, gejalanya bisa berupa :

 Keluar cairan bening dari saluran kencing.

 Rasa nyeri saat kencing.

 Infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan banyak cairan keluar dan

 bercampur nanah.

 Pengobatan: Infeksi dapat diobati dengan antibiotik. Namun


pengobatan tersebut tidak dapat menghilangkan kerusakan yang
timbul sebelum pengobatan dilakukan.

 Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual secara vaginal


maupun anal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif. Kondom dapat mengurangi tetapi
tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko tertular penyakit ini.

2) GONORE

Infeksi akut yang disebabkan bakteri neiserria gonorrhoe (gonococcus)


berbentuk menyerupai kacang buncis, hanya tumbuh pada membran yang
lembab dan hangat, antara lain : anus dan genetalia.

Penyebabnya adalah kuman Neisseria Gonorrhoea, disebut juga


gonokokus, berbentuk diplokokus.

 Cara penularan: Infeksi gonorrhoe terjadi melalui kontak fisik


(seksual) secara langsung tanpa pemakaian “pelindung” dan
mengabaikan seks yang aman. Hubungan seks vaginal, anal dan
oral.

Kuman ini menyerang selaput lendir dari :

7
 Vagina, saluran kencing dan daerah rahim/ leher rahim.
 Saluran tuba fallopi.
 Anus dan rektum.
 Kelopak mata.
 Tenggorokan.
 Tanda dan Gejala: Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan
gejala, jika gejala muncul, sering hanya ringan dan muncul dalam
2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi discharge dari
penis, vagina, atau rektum dan rasa panas atau gatal saat buang air
kecil

Lelaki

 Keluar cairan putih kekuning-kuningan melalui penis.


 Terasa panas dan nyeri pada waktu kencing.
 Sering buang air kecil.
 Terjadi pembengkakan pada pelir (testis).

Perempuan

 Pengeluaran cairan vagina tidak seperti biasa.


 Panas dan nyeri saat kencing. Keluhan dan gejala terkadang
belum tampak meskipun sudah menular ke saluran tuba fallopi.
 Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik.
Namun tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum
pengobatan dilakukan.

 Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal,


anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi
tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan
penyakit ini.

3) HEPATITIS B (HBV)

Memiliki masa inkubasi antara 45-160 hari dan mengenai pada seluruh
usia. Gejala yang muncul meliputi: lelah, kerongkongan terasa pahit, sakit
kepala, diare, nafsu makan menurun, oto pegal-pegal dan sakit perut,

8
demam tinggi serta vomitus.

 Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya


anal; memakai jarum suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-
alat medis dan kedokteran gigi; melalui transfusi darah.

 Gejala: Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan


gejala. Gejala yang muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri
otot, lemah, kehilangan nafsu makan, muntah dan diare. Gejala-
gejala yang ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi air
kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit menguning dan mata
pucat.

 Pengobatan: Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih


dengan sendirinya dalam 4-8 minggu. Beberapa orang menjadi
terinfeksi secara kronis.

 Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks dengan orang yang


terinfeksi khususnya seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air
mani dan secret vagina paling mungkin dipertukarkan adalah satu-
satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan
virus hepatitis B melalui hubungan seks. Kondom dapat
menurunkan risiko tetapi tidak dapat sama sekali menghilangkan
risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari
pemakaian narkoba suntik dan memakai jarum suntik bergantian.
Bicarakan dengan petugas kesehatan kewaspadaan yang harus
diambil untuk mencegah penularan Hepatitis B, khususnya ketika
akan menerima tranfusi produk darah atau darah. Vaksin sudah
tersedia dan disarankan untuk orang-orang yang berisiko terkena
infeksi Hepatitis B. Sebagai tambahan, vaksinasi Hepatitis B
sudah dilakukan secara rutin pada imunisasi anak-anak
sebagaimana direkomendasikan oleh the American Academy of
Pediatrics.

9
4) HERPES GENETAL (HSV-2)

Adalah infeksi akut pada genetalia dengan gejala khas berupa vesikel.

 Cara Penularan: Herpes menyebar melalui kontak seksual antar


kulit dengan bagian-bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan
hubungan seks vaginal, anal atau oral. Virus sejenis dengan strain
lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular
lewat kontak non-seksual dan umumnya menyebabkan luka di
bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks
oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin.

 Tanda dan Gejala-gejala: Gejala-gejala biasanya sangat ringan


dan mungkin meliputi rasa gatal atau terbakar; rasa nyeri di kaki,
pantat atau daerah kelamin; atau keputihan. Bintil-bintil berair atau
luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di
daerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi
di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam
beberapa minggu tetapi dapat muncul kembali.

 Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obat anti


virus biasanya efektif dalam mengurangi frekuensi dan durasi
(lamanya) timbul gejala karena infeksi HSV-2.

 Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal


dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus herpes
genital melalui hubungan seks. Kondom dapat mengurangi risiko
tetapi tidak dapat samasekali menghilangkan risiko tertular
penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom
saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan untuk
tertular penyakit ini yaitu melalui adanya luka di daerah kelamin.

5) HIV/AIDS

10
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang hidup di dalam
darah manusia, tidak dalam darah setiap orang tetapi hanya dalam darah
seseorang yang terinfeksi. Meskipun begitu, siapa saja bisa terinfeksi,
termasuk anda. HIV tidak membedakan usia, warna kulit, orientasi
seksual, agama, kebangsaan ataupun faktor pembeda lainnya. Sekali saja
HIV sudah berada dalam diri anda (artinya anda telah terinfeksi HIV),
tidak ada yang bisa anda lakukan untuk mengeluarkannya. Tetapi ada
banyak cara agar anda bisa menghindarinya. HIV berkembang dari infeksi
menjadi suatu penyakit yang mengancam jiwa manusia, yaitu Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS),

 Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya


anal; darah atau produk darah yang terinfeksi; memakai jarum
suntik bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang
terinfeksi kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan, atau
saat menyusui.

 Gejala-gejala: Beberapa orang tidak mengalami gejala saat


terinfeksi pertama kali. Sementara yang lainnya mengalami gejala-
gejala seperti flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat
badan turun, lemah dan pembengkakan saluran getah bening.
Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang dalam seminggu
sampai sebulan, dan virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif
(dormant) selama beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara
terus menerus melemahkan sistem kekebalan, menyebabkan orang
yang terinfeksi semakin tidak dapat bertahan terhadap infeksi-
infeksi oportunistik.

 Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat


anti retroviral digunakan untuk memperpanjang hidup dan
kesehatan orang yang terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk
melawan infeksi oportunistik yang juga diderita.

11
 Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang
yang terinfeksi, khususnya hubungan seks anal, di mana cairan
tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin
dipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk
mencegah penularan HIV melalui hubungan seks. Kondom dapat
menurunkan risiko penularan tetapi tidak menghilangkan sama
sekali kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik
dan saling berbagi jarum suntik. Diskusikan dengan petugas
kesehatan tindakan kewaspadaan yang harus dilakukan untuk
mencegah penularan HIV, terutama saat harus menerima transfusi
darah maupun produk darah.

6) HUMAN PAPILOMA VIRUS (HPV)

 Cara Penularan: Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.

 Gejala-gejala: Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai


bunga kol tumbuh di dalam atau pada kelamin, anus dan
tenggorokan.

 Pengobatan: Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil


dapat dihilangkan dengan cara-cara kimia, pembekuan, terapi laser
atau bedah.

 Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal


dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan. Kondom
hampir tidak berfungsi sama sekali dalam mencegah penularan
virus ini melalui hubungan seks.

7) SIFILIS

Adalah penyakit yang disebabkan oleh Treponema Pallidum, bersifat


kronik dan sistematik. Nama lain adalah Lues venereal atau raja singa.

12
 Cara Penularan: Cara penularan yang paling umum adalah
hubungan seks vaginal, anal atau oral. Namun, penyakit ini juga
dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus atau
lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan
kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak terinfeksi.

 Gejala-gejala: Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka


yang tidak terasa sakit atau "chancres" yang biasanya muncul di
daerah kelamin tetapi dapat juga muncul di bagian tubuh yang lain,
jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya
yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada
tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di seluruh
tubuh.

Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai


13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin.
Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu,
yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada
tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan
hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak
memperhatikan hal ini.

Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala


apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis
akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.
Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang
dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa
dan keterbelakangan mental.

13
 Pengobatan: Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun,
kerusakan pada organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat
diperbaiki.

 Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal


dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara
pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan sifilis melalui
hubungan seksual. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak
menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks.
Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai kondom
yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk
mencegah kontak non-seksual dengan luka, ruam atau lapisan
bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.

8) TRIKOMONIASIS

Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasitTricho


monas vaginalis.

 Cara Penularan: Trikomoniasis menular melalui kontak seksual.


Trichomonas vaginalis dapat bertahan hidup pada benda-benda
seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat menular dengan pinjam
meminjam pakaian tersebut.

 Gejala-gejala: Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang


banyak, berbusa, dan berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa
sakit pada saat buang air kecil dan atau saat berhubungan seksual
juga sering terjadi. Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan gatal
atau mungkin tidak ada gejala sama sekali. Pada laki-laki mungkin
akan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup
dan/atau luka pada penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada
gejala.

 Pengobatan: Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga


harus diobati.

14
 Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal
dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satu cara pencegahan
yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui
hubungan seksual. Kondon dan berbagai metode penghalang
sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan
risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Hindari
untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang
lain untuk mencegah penularan non-seksual dari penyakit ini.

15
BAB III
KESIMPULAN

A.Kesimpulan
Penyakit menular seksual merupakan penyakit yang ditakuti oleh setiap
orang. Angka kejadian penyakit ini termasuk tinggi di Indonesia. Kelompok
resiko yang rentan terinfeksi tentunya adalah seseorang yang sering “jajan” alias
punya kebiasaan perilaku yang tidak sehat.

16
REFRENSI

1. http://www.kesrepro.info/?q=node/312
2. http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/
3. Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan.
Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai