Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENJASKES

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

DISUSUN OLEH:
NUR HASTRI SAFIKA
NURFADILAH DARMIN
NURUL KADJENGKA
REVA GISCHA FERNANDA
RIRIN PONNO BESSANG
SALSABILA
SARMILA SUDDING
SASTA SEPTRIASA
ZAM ZAMI

SMAN 2 LUU

2024/2025
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb dan Salam sejahtera bagi kita semua


Kami menyusun tugas penjas ini dengan baik dan tepat waktu.tugas ini kami buat untuk
memberikan ringkasan tentang penyakit menular seksual yang desertakan penyabab,dampak dan
cara penanggulangannya.
Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Kami memohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan kata,sehingga kami membuka dan menerima
saran kritik bagi seluruh pembaca.
Akhir kata kami sampaikan,sekian dan terima kasih….
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN……………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
1.Latar belakang masalah……………………………………………………………………
2.Rumusan masalah………………………………………………………………………….
3.Tujuan masalah…………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
1.Penyebab PMS……………………………………………………………………………..
2.Dampak PMS………………………………………………………………………………
3.Pencegahan dan pengobatan PMS…………………………………………………………
BAB III PENUTUP
1.Kesimpulan………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan
seksual, seks oral, dan seks anal,yang merupakan suatu gangguan atau penyakit yang ditularkan dari satu orang ke
orang lainnya melalui kontak atau hubungan seksual

Penyakit ini disebut penyakit kelamin atau veneral diasease tetapi sekarang sebutan yang paling tepat adalah
hubungan seksual atau seksually transmitted disease atau secara umum disebut penyakit menular seksual .
penyebaran PMS bisa melalui darah,sperma, cairan vagina, ataupun cairan tubuh lainnya, penularan juga dapa
tmelalui ibu kepada janin selama kehamilan atau kelahiran dapat dan melaluitransfusi darah (Daili, 2014).IMS
merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. IMS dan komplikasinyamenduduki peringkat ke lima teratas
kategori penyakit dewasa yang banyakperawatan kesehatan (Pusat informasi penyakit infeksi seksual diIndonesia
RS Prof. Dr Sulianti Saroso dalam Fatimah, 2013).

PMS dikalangan remaja sudah banyak ditemui.derasya arus media massa ditamabh kurangnya informasi mengenai
seksologi,membuat fenomena infeksi menular diaklangan remaja bagaikan bom aktu PMS selalu menjadi salah satu
masalah yang tak kunjung habis dibahas.setiap tahunnya selalu meningkat jumlah pengidap penyakit PMS,oleh
karena itu pengeahuan dan persepsi penyakit menular seksual perlu ditekankan terutama pada kelompok remaja.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam
adalah apa saja penyebab penyebab PMS,Dampak dampak PMS, dan cara menanggulanginya?
1.3Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka kami bertujuan untuk menambah aasan dan pengetahuan
mengenai PMS(penyakit menular seksual).

1
BAB II
PEMBAHASAN

Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)

Ada banyak jenis PMS, berikut adalah beberapa jenis yang paling umum terjadi:

1. Sifilis

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang terjadi akibat infeksi bakteri Treponema pallidum.Penyakit ini
mempunyai gejala berupa munculnya luka pada alat kelamin atau mulut. Luka ini pada umumnya akan bertahan
antara 1-2,5 bulan dengan tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi mudah menular.Sifilis yang tidak kamu obati bisa
menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, impotensi dan bahkan terkena masalah pendengaran serta hilangnya nyawa
seseorang. Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang ditularkan melalui kontak seksual dengan seseorang
yang terinfeksi.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum, yang masuk dan menginfeksi seseorang melalui
luka di vagina, penis, anus, bibir, atau mulut.Sifilis dimulai sebagai luka yang tidak nyeri dan bertahap, bahkan
sebagian gejalanya hampir mirip dengan penyakit lainnya.

Dampak sifilis
1. Bercak Putih di Mulut

Sifilis biasanya melibatkan alat kelamin, tetapi munculnya bercak putih di mulut juga termasuk pertanda sifilis.

Sifilis juga dapat menyebabkan perkembangan kondiloma lata, yaitu kelainan berupa lesi besar dan menonjol di area
mulut.

2. Rambut Rontok Tidak Merata

Gejala umum sifilis berikutnya adalah kerontokan rambut yang tidak merata di kepala, janggut, dan alis.

3. Luka Kecil

Gejala sifilis biasanya dimulai dengan luka kecil (chancre) yang muncul di tempat bakteri masuk ke dalam
tubuh.Chancre biasanya berkembang sekitar tiga minggu setelah terpapar bakteri dan biasanya tidak menimbulkan
rasa sakit.Chancre biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu tiga sampai enam minggu setelah infeksi.

4. Ruam

Setelah chancre sembuh, gejala sifilis selanjutnya adalah ruam yang dimulai dari batang tubuh dan menyebar ke
seluruh tubuh.Ruam biasanya tidak gatal, tetapi tampak seperti bintik-bintik kasar, merah, atau coklat kemerahan.

5. Gejala Mirip Flu

Penderita sifilis juga memiliki gejala seperti flu ringan seperti demam, kelelahan, sakit tenggorokan, pembengkakan
kelenjar, sakit kepala, dan nyeri otot.Jika tidak diobati dengan benar, gejala ini bisa datang dan pergi selama
berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Cara pananganan ialah:

pengobatan dapat kamu lakukan dengan antibiotik melalui pemberian suntikan dengan biasanya bisa kamu lakukan
selama kurang lebih 14 hari.

2
Untuk sifilis tersier dan pada wanita hamil, waktu pengobatan akan lebih lama dan menggunakan antibiotik yang
dokter berikan melalui infus.Pengidapnya akan menjalani tes darah untuk memastikan agar infeksi telah sembuh
dengan total, setelah menjalani pengobatan antibiotik.

Cara agar terhindar dari penyakit ini, yaitu:


1.Menghindari alkohol dan obat-obat terlarang.
2.Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual.
3.Berhenti untuk melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama.
4.Secara terbuka mendiskusikan riwayat penyakit kelamin yang kamualami bersama pasangan.
5.Biasakan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

2. Gonore

Kencing nanah atau gonore adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja,
baik pria maupun wanita, meski umumnya dialami oleh pria. Gonore biasanya terjadi di bagian tubuh yang hangat
dan lembap, seperti kelamin, anus, atau tenggorokan.

Gonore umumnya tidak menimbulkan gejala, terutama pada wanita. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat,
gonore dapat menimbulkan komplikasi yang serius, seperti radang panggul pada wanita, serta epididimitis pada pria.
Oleh karena itu, pengobatan gonore harus dilakukan secara tepat dan segera.penyebab dan Gejala GonoreGonore
disebabkan oleh infeksi bakteri yang menular melalui hubungan intim, termasuk seks oral (lewat mulut) dan seks
anal (lewat anus). Seseorang lebih berisiko terkena gonore jika melakukan hubungan seksual yang tidak aman,
misalnya sering berganti pasangan seks dan tidak menggunakan kondom.Gonore dapat terjadi pada siapa saja, tetapi
gejala yang muncul pada pria dan wanita berbeda. Gejala pada pria berupa keluarnya nanah dari penis dan sakit saat
buang air kecil. Sedangkan pada wanita, gonore bisa menimbulkan keputihan yang terus-menerus dan perdarahan di
luar masa menstruasi.Gonore juga dapat terjadi pada bayi akibat tertular dari ibunya selama proses persalinan. Bayi
yang terkena gonore dapat mengalami keluhan berupa mata kemerahan dan mengeluarkan nanah.

Dampak gonore

pada wanita yang terserang gonore, antara lain:

 Sensasi nyeri atau terbakar saat buang air kecil.


 Peningkatan keputihan.
 Perdarahan vagina di antara periode.
 Keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau dari vagina.
Pada pria yang mungkin timbul, seperti:
 Sensasi terbakar saat buang air kecil.
 Keluarnya cairan kuning atau hijau dari penis (kencing nanah).
 Testis yang terasa nyeri atau bengkak.
Jika terjadi infeksi dubur, beberapa gejala yang dapat terjadi adalah:
 Gatal pada dubur.
 Merasakan sakit.
 Pendarahan.
 Gerakan usus yang menyakitkan.
Gejala gonore yang terjadi secara oral adalah:
 Sakit tenggorokan yang berkepanjangan.
 Peradangan dan kemerahan di tenggorokan.
 Pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher.
Dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi penyakit, seperti radang panggul, kanker serviks pada wanita,
epididimis pada pria.
3
Penanganannya:

suntikan antibiotik dan obat oral pada pengidap dan pasangannya. dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan
seksual untuk sementara waktu hingga perawatan selesai atau dinyatakan sembuh. Tidak melakukan hubungan
seksual sementara karena masih ada risiko terjadinya komplikasi atau penyebaran infeksi. Selain itu, dokter juga
akan menyarankan pengidap untuk kembali melakukan pemeriksaan setelah satu sampai dua minggu untuk
memastikan bakteri gonore telah hilang sepenuhnya.

3. Klamidia

Klamidia adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis.
Penyakit ini bisa menyerang pria maupun wanita dan ditularkan melalui hubungan intim.Bakteri ini dapat
menginfeksi beberapa organ seperti mata, tenggorokan, leher rahim (serviks) dan saluran kencing. Klamidia adalah
penyakit yang mudah disembuhkan jika mendapat penanganan lebih dini.Penyakit ini bisa menyebabkan masalah
kesehatan serius bila terlambat diketahui dan tak kunjung mendapatkan penanganan dengan tepat. Salah satunya
berisiko menyebabkan infertilitas.Penyakit klamidia adalah kondisi yang banyak dialami oleh orang-orang berusia
14-24 tahun. Kondisi ini juga lebih umum terjadi jika dibandingkan dengan gonore dan sifilis.

Penyebab Klamidia

Klamidia adalah penyakit menular seksual yang dapat dengan mudah menyebar melalui aktivitas seksual tanpa
pengaman. Penularan penyakit ini pun tidak harus melalui cairan ejakulasi, tetapi juga cairan pra ejakulasi.Apabila
sudah pernah terserang atau terinfeksi oleh bakteri ini, maka risiko untuk terkena kembali lebih besar. Klamidia
sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga tanpa disadari seseorang yang terinfeksi dengan mudah menularkan
pada pasangannya.Selain dari aktivitas seksual tanpa pengaman, klamidia juga bisa ditularkan oleh ibu hamil kepada
bayi saat melahirkan. Penyakit ini dapat menimbulkan pneumonia hingga infeksi mata pada bayi. Maka dari itu, ibu
hamil yang mengidap kondisi ini wajib melakukan tes 3-4 minggu setelah dilakukan perawatan klamidia untuk
memastikan perkembangan kondisinyai.

Faktor Risiko Klamidia

Selain disebabkan oleh infeksi bakteri, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
klamidia, yaitu:
 Aktif secara seksual sebelum berusia 25 tahun.
 Memiliki riwayat penyakit kelamin.
 Tidak menggunakan pengaman saat berhubungan intim.
 Sering berganti pasangan dalam berhubungan intim.
 Gejala Klamidia Pada Pria
 Berikut merupakan beberapa gejala klamidia yang sering dialami oleh pria:
 Keluar cairan dari organ kemaluan,Rasa nyeri dan bengkak pada salah satu atau kedua skrotum (buah
zakar).
 Terdapat luka pada organ kemaluan yang terasa gatal dan seperti terbakar,Ada rasa terbakar saat buang air
kecil.
Sementara itu, kondisi-kondisi berikut umumnya merupakan gejala klamidia pada wanita:
Ada rasa terbakar saat buang air kecil,Keputihan yang menimbulkan bau abnormal.
Merasakan nyeri saat berhubungan intim, bahkan perdarahan pada vagina,Rasa mual, demam, dan sakit pada perut
bagian bawah jika infeksi telah menyebar.

4
Dampak klamidia:
 Ada rasa terbakar saat buang air kecil.
 Keputihan yang menimbulkan bau abnormal.
 Merasakan nyeri saat berhubungan intim, bahkan perdarahan pada vagina.
 Rasa mual, demam, dan sakit pada perut bagian bawah jika infeksi telah menyebar
berisiko menyebabkan radang panggul atau PID (Pelvic Inflammatory Disease).Radang panggul dapat
berpotensi menyebabkan kerusakan sistem reproduksi wanita secara permanen. Jika sudah seperti itu, tak
menutup kemungkinan penderita klamidia mengalami kehamilan ektopik, nyeri berkepanjangan, hingga
kemandulan.
pada pria dapat menyebabkan epididimis (infeksi saluran sperma) yang memicu rasa nyeri pada testis dan
perut bagian bawah, demam, bahkan kemandulan.
Penanganannya ialah:
Adapun beberapa jenis antibiotik untuk menangani klamidia yaitu doxycycline atau antibiotik alternatif
lain seperti erythromycin, ofloxacin, levofloxacin.Selain mengonsumsi obat, penderita klamidia
disarankan untuk menghindari berhubungan intim untuk sementara waktu. Pada beberapa kasus, infeksi
biasanya akan sembuh dalam waktu satu sampai dua minggu setelah melakukan pengobatan.
Untuk mencegah penyebaran klamidia, beberapa upaya yang dapat Anda terapkan adalah sebagai
berikut:
Menggunakan alat pengaman saat berhubungan intim.
Tidak bergonta-ganti pasangan.
Menghindari douching (teknik mencuci organ kemaluan wanita).
Melakukan pemeriksaan secara rutin.

4. Kutil Kelamin
Kutil kelamin adalah benjolan kecil yang tumbuh di area kelamin atau anus akibat infeksi virus HPV (human
papillomavirus). Kutil kelamin berbeda dengan kutil yang tumbuh di bagian tubuh lain, karena kondisi ini
merupakan salah satu jenis infeksi menular seksual.Kulit kelamin atau kondiloma akuminata ditularkan melalui
hubungan seksual dengan penderitanya, baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Umumnya, kutil kelamin
muncul beberapa bulan setelah berhubungan seksual dengan penderita infeksi HPV. Namun, kutil kelamin juga bisa
muncul setelah bertahun-tahun, atau bahkan tidak muncul sama sekali.

Penyebab kutil kelamin adalah human papillomavirus (HPV). Virus ini bisa menyebar melalui hubungan seksual,
termasuk seks anal (lewat anus) atau oral (lewat mulut). Seseorang lebih berisiko terkena kutil kelamin jika
melakukan hubungan seks yang tidak aman, seperti berganti pasangan atau tidak menggunakan kondom.Kutil
kelamin berukuran kecil dan tidak mudah terlihat secara kasat mata. Kutil biasanya muncul secara berkelompok dan
bisa menyebar ke area lain. Meski umumnya tidak menyakitkan, kutil kelamin dapat disertai gatal, sensasi terbakar,
serta nyeri dan perdarahan saat berhubungan seksual.

4
Dampak kutil kelamin

Kutil yang tumbuh dalam liang vagina dapat menyebabkan perdarahan dan keputihan.Pada wanita, kutil kelamin
dapat tumbuh di vulva, dinding vagina, area antara alat kelamin luar dan anus, saluran anus, hingga leher
rahim.Sementara itu, pada pria kutil dapat tumbuh di ujung atau batang penis, skrotum, atau anus.Kutil genital dapat
berukuran sangat kecil dan datar sehingga tidak terlihat.Namun, pada seseorang dengan gangguan sistem imunitas,
kutil yang ada dapat berkembang biak menjadi banyak dan menyebar ke area sekitarnyaNyeri dan gatal pada organ
intim.Sensasi terbakar pada organ intim.Perdarahan dari organ intim, terutama setelah melakukan hubungan
seksual.Rasa tidak nyaman pada organ intim.

Pengobatan dan penanganan

pengobatan Laser. Jika kutil yang muncul terus-menerus tumbuh, maka pengobatan laser akan dilakukan. Sebelum
melakukan pengobatan laser, dokter memberikan krim mati rasa untuk mengurangi rasa tidak nyaman.Krioterapi.
Metode ini melakukan pembekuan kutil dengan cyroprobe atau nitrogen cair. Tingkat responnya tinggi dan tindakan
ini memiliki efek samping yang minim.

Electrodesiccation. Kutil kelamin akan dihancurkan menggunakan arus listrik jika memakai metode pengobatan ini.
Namun, gumpalan asam dari pengobatan dapat menyebabkan infeksi. Sebelum pengobatan, dokter memberikan bius
lokal.

Konsumsi obat. Dengan mengonsumsi obat tertentu, kutil jenis ini dapat diobati. Kamu bisa mendapatkannya setelah
berbicara dengan dokter.

Bedah. Penanganan ini untuk menghilangkan kutil jenis ini bisa dilakukan dengan pembedahan. Tindakan bedah
meliputi pemotongan kutil. Jenis pengobatan ini disarankan, tetapi jika kutil pengidap kecil dan hanya sedikit.
Tindakan ini efektif seperti pengobatan lainnya, tetapi tidak ada jaminan kutilnya tidak akan muncul kembali.

5. HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan
menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh
akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired
immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. erjadi melalui kontak dengan cairan tubuh
penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular
melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.HIV adalah penyakit
seiumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya.
Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat
perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.
Gejala HIV dan AIDS
Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai
dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin
tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya,
sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS

6
Dampak HIV dan AIDS
Infeksi HIV melemahkan sistem kekebalan membuat orang yang terinfeksi lebih mungkin untuk
mengembangkan banyak infeksi dan jenis kanker tertentu. Komplikasi HIV dan AIDS yang bisa terjadi
adalah:
1.Pneumocystis Pneumonia (PCP)
Infeksi jamur PCP dapat menyebabkan komplikasi pneumonia parah.

2.Kandidiasis (sariawan)
Kandidiasis adalah komplikasi dari HIV yang dapat menyebabkan peradangan dan memicu pertumbuhan
lapisan putih tebal di mulut, lidah, kerongkongan atau vagina.
3.Tuberkulosis (TB)
TB adalah infeksi oportunistik umum yang terkait dengan HIV. Di seluruh dunia, TB adalah penyebab
utama kematian di antara orang-orang dengan AIDS. SitomegalovirusSistem kekebalan yang sehat dapat
menonaktifkan virus, tetapi jika sistem kekebalan melemah, virus bisa muncul kembali dan menyebabkan
kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru, atau organ lainnya.
4.Meningitis kriptokokus
Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang
belakang (meninges). Meningitis kriptokokus adalah infeksi sistem saraf pusat umum yang terkait dengan
HIV, yang disebabkan oleh jamur yang ditemukan di tanah.
5.Toksoplasmosis
Infeksi yang berpotensi mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit yang disebarkan
terutama oleh kucing. Kucing yang terinfeksi menyebarkan parasit di tinja mereka, yang dapat menyebar
ke hewan lain dan manusia. Toksoplasmosis dapat menyebabkan penyakit jantung, dan kejang terjadi
ketika menyebar ke otak.
6.Limfoma
Limfoma adalah komplikasi kanker yang umumnya terjadi sebagai akibat dari HIV/AIDS. Tanda awal
paling umum dari kondisi limfoma adalah pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit di leher,
ketiak, atau selangkangan.
7. Sarkoma Kaposi
Sarkoma kaposi juga tumor yang kerap muncul sebagai komplikasi dari infeksi HIV/AIDS. Sarkoma
kaposi dapat memengaruhi organ dalam, termasuk saluran pencernaan dan paru-paru.
8. Kanker terkait HPV
Ini adalah kanker yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) dan bisa terjadi pada area
anal, mulut, dan serviks.
9. Sindrom wasting
/AIDS yang tidak diobati dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan, sering disertai
dengan diare, kelemahan kronis dan demam.
10.Komplikasi neurologis

HIV/AIDS dapat menyebabkan gejala neurologis seperti kebingungan, pelupa, depresi, kecemasan dan
kesulitan berjalan. Gangguan neurokognitif terkait HIV/AIDS berkisar dari gejala ringan perubahan
perilaku dan penurunan fungsi mental hingga demensia parah yang menyebabkan kelemahan dan
ketidakmampuan untuk berfungsi.
7
Pencegahan dan pengobatan
Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan AIDS, antara lain:

 Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim.


 Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
 Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga menjalani tes
HIV.
 Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai penanganan
selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin.
 Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
Jika menduga baru terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah melakukan hubungan intim dengan
pengidap HIV, maka harus segera ke dokter. Tujuannya agar mendapatkan obat post-exposure
prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.
6. Herpes genital
Herpes kelamin atau herpes genital adalah penyakit menular seksual pada pria dan wanita, yang ditandai
dengan luka lepuh di area kelamin. Namun, herpes genital juga terkadang tidak menimbulkan gejala apa
pun sehingga kondisi ini sering tidak disadari oleh penderitanya. Herpes genital atau herpes kelamin
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini paling sering menular melalui hubungan
seks dengan orang yang terinfeksi virus ini. Selain itu, herpes genital juga dapat menular dari ibu hamil ke
janinnya. Gejala dan Komplikasi Herpes Genital

Herpes genital sering kali tidak menimbulkan gejala. Jika muncul, keluhannya adalah luka lepuh di area
kelamin yang disertai rasa sakit dan gatal. Gejala ini bisa kambuh beberapa kali dalam setahun. Namun,
seiring terbentuknya sistem kekebalan tubuh terhadap virus herpes, frekuensi kekambuhannya akan
berkurang.Jika dibiarkan, herpes genital atau herpes kelamin dapat menyebabkan komplikasi lain yang
berbahaya. Selain penyakit menular seksual lain, seperti HIV, penderita herpes genital juga dapat terkena
peradangan pada ujung usus besar (rektum) atau kandung kemih.
Dampak herpes genital
1. Infeksi Menular Seksual
Pengidap herpes genital dengan luka terbuka berisiko lebih tinggi untuk menyebarkan atau tertular
penyakit seksual lainnya. Terutama jika berhubungan intim tanpa pengaman. Penularan paling parah yaitu
terjadinya komplikasi berupa HIV/AIDS.

8
2. Peradangan atau Inflamasi
Dalam beberapa kasus, herpes genital dapat menyebabkan inflamasi atau peradangan pada saluran kemih.
Pembengkakan yang terjadi dapat menutup uretra selama beberapa hari. Pada kasus ini, kateter perlu
dimasukkan untuk menyedot isi kandung kemih. Selain pada uretra, peradangan juga dapat terjadi pada
bagian rektal. Inflamasi pada dinding rektum ini sering terjadi pada pria yang berhubungan intim dengan
pria lainnya. Pada kasus yang jarang terjadi, virus herpes simpleks juga dapat mengakibatkan meningitis
atau radang pada selaput otak.
3. Masalah Kehamilan
Pada masa kehamilan, virus herpes simpleks yang menjadi penyebab herpes genital dapat menimbulkan
masalah kehamilan. Virus ini dapat ditularkan kepada bayi saat melahirkan. Apabila infeksi HSV terjadi
sebelum kehamilan, kemungkinan penularan pada sang bayi sangatlah kecil.
4. Infeksi pada Bayi dalam Proses Persalinan
Bayi yang terinfeksi HSV ketika proses persalinan, infeksi yang terjadi dapat sangat berbahaya, bahkan
mematikan. Kondisi ini dikenal sebagai neonatal herpes.
Penanganan dan pengobatan
Pengobatan herpes genital umumnya dilakukan dengan pemberian obat antivirus dengan tujuan:
Mempercepat proses penyembuhan luka saat tanda dan gejala pertama kali timbul.
Mengurangi derajat keparahan dan durasi dari keluhan.
Mengurangi frekuensi kekambuhan dari penyakit.
Meminimalkan kemungkinan untuk menularkan virus ke individu lain.
Sementara untuk meredakan gejala herpes genital yang tidak nyaman, berikut beberapa cara yang bisa
dilakukan:
jaga kebersihan area yang terkena herpes dnegan membersihkannya dengan air biasa atau air garam untuk
mencegah luka terinfeksi.
Oleskan kompres es untuk meredakan rasa sakit.
Mandi air hangat juga bisa membantu meredakan rasa gatal pada luka.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit seksual bisa menular kepada orang lain. Penyebab orang bisamendapat penyakit seksual karena tertular
melalui hubungan seksualantara penis, vagina dan mulut. Penyakit ini juga lebih beresiko apabilamelakukan seksual
secara berganti-ganti pasangan orang melaluivagina, oral maupun anal. Terkadang, penyakit ini juga bisa menular
melalui kontak fisik intim lainnya. Hal ini karena beberapa PMS, seperti herpes dan HPV, bisa menyebar melalui
kontak kulit ke kulit.

Jika dibiarkan, infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi jika tidak diobati secara serius, penyakit
tersebut disebabkan oleh bakteri bisa disembuhkan dengan terapi obat antibiotik.denagn kata kita harus menghindari
seks bebas terutama bagi remaja saat ini.dan menjaga diri dari berbagai pergaulan yang merusak diberbagai
kalangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/penyakit-menular-seksual-pms
https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-menular-seksual-pms
https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/seks/penyebab-penyakit-menular-seksual-yang-perlu-kamu-tahu
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pencegahan-infeksi-menular-seksual
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/150000669/gejala-dan-dampak-infeksi-menular-seksual-

12

Anda mungkin juga menyukai