Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG PENYAKIT

MENULAR SEKSUAL

SMAN 3 KOTA TANGERANG SELATAN


TAHUN AJARAN 2018/2019
DIBUAT OLEH: JULISTYA SALVIA A.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..…3

BAB I
A. PENJELASAN ARTI PMS…………………………………………………….…5
B. JENIS-JENIS PMS………………………………………………………….........5
C. DIAGNOSA PMS…………………………………………………………….…..8

BAB II
A. CARA MENCEGAH PMS……………………………………………………….10
B. CARA MENGOBATI PMS………………………………………………………13

PENUTUP…………………………………………………………………………………....14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..….15

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah penjaskes yang
saya beri judul “Penyakit Menular Seksual” Adapun makalah ilmiah biologi tentang
“Pemanfaatan Limbah Secara Efisien” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan
makalah penjaskes ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah penjaskes tentang “Penyakit
Menular Seksual” ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan
makalah ini nantinya.

Ciputat, Tangerang Selatan


10 Februari 2019

Julistya Salvia A.

3
BAB I

4
A. PENJELASAN ARTI PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit dapat menular melalui hubungan
seksual dengan seseorang yang terinfeksi. Dapat ditularkan oleh pasangan Anda
lewat aktivitas seksual yang melibatkan vagina, penis, anus, atau mulut. Mengacu
pada penyakit yang beragam, dengan gejala-gejala yang berbeda tiap penyakit, dan
beberapa lebih serius daripada penyakit yang lain. Namun, semuanya membutuhkan
pengobatan untuk mencegah komplikasi dan membahayakan hidup pasien.

B. JENIS- JENIS PENYAKIT


MENULAR SEKSUAL
Penyakit Menular Seksual (PMS) yang paling umum adalah:

 Herpes Kelamin – Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simplex, terutama jenis
HSV-2. Tanda-tandanya yang paling jelas adalah lecet, bisul, atau luka di daerah
kelamin, namun penyakit ini dapat menjangkiti seseorang tanpa menunjukkan gejala -
gejala. Ini juga dapat ditularkan pada kontak kulit dengan kulit, bahkan jika
seseorang yang terjangkit tidak menunjukkan peradangan atau lecet. Bisul juga dapat
berkembang, hilang, dan muncul kembali selama orang tersebut, masih memiliki
virusnya. Penyakit ini juga dapat ditularkan ke anak-anak, jika ibunya memiliki virus
saat melahirkan, namun kondisi ini jarang terjadi. Selain gejala fisik, herpes juga
menyebabkan tekanan psikologis bagi penderitanya.

 Human papillomavirus (HPV) atau kutil kelamin – Kutil yang berkembang di


bagian kelamin disebabkan oleh HPV; salah satu penyakit yang mudah ditularkan dan
salah satu jenis penyakit menular seksual yang paling serius. Jika tidak diobati,
beberapa bentuk HPV dapat menyebabkan kanker rahim, vulva, vagina, atau penis.
Kutil ini berwarna seperti daging atau kemerahan dapat tumbuh dan berkelompok di

5
sekitar organ seksual; bentuknya seperti kembang kol, baik kecil maupun besar.
Biasanya tidak menyakitkan, namun bisa sangat gatal dan mengeluarkan darah, jika
digaruk. Meskipun penyakit ini lebih dikenal sebagai kutil kelamin, seseorang dapat
memiliki HPV di dalam tubuh tanpa menunjukkan gejala.

 Hepatitis B – Hepatitis B adalah penyakit serius yang disebabkan oleh virus yang
ditularkan saat berhubungan seksual. Virus Hepa B menyebar melalui 6ank rim6
cairan vagina, yang mirip dengan penularan HIV atau AIDs. Namun, Hepa B lebih
mudah menular, namun yang terinfeksi dapat sembuh sepenuhnya, tidak seperti
kebanyakan penderita HIV. Ada kemungkinan ini menjadi masalah yang kronis,
terutama jika pembawa virus tidak mencari bantuan dengan cepat atau memiliki
sistem kekebalan tubuh yang rendah. Jika dibiarkan, hepatitis dapat menyebabkan
infeksi hati dan sirosis hati, atau pengerasan hati.

 Klamidia – Sebuah penyakit menular seksual yang paling umum, klamidia mudah
menyebar karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang dapat terlijat. Biasanya,
hanya dapat diketahui, jika pasien pergi ke ginekolog untuk pemeriksaan rutin
dengan uji klamidia. Namun, ini penting bagi seseorang yang aktif secara seksual,
terutama mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan, untuk melakukan
pemeriksaan klamidia, saat pergi ke ginekolog. Pada kasus yang gejalanya 6ank r,
biasanya muncul keluarnya cairan putih atau kekuningan dari ujung penis, sering
buang air kecil, sensasi terbakar, testis yang lembek, dan cairan vagina dengan bau
tidak sedap.

 Sifilis – Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual yang mudah

menjangkit dan disebabkan oleh bakteri Treponam pallidum. Walaupun umumnya


menyebar lewat aktivitas seksual, namun penyebaran melalui seks anal dan oral,
lebih umum, karena menular ke orang lain saat ciuman secara terus menerus dan
kontak dengan luka, sehingga virusnya menyebar. Namun, beberapa luka kecil dan
tidak terlihat, yang terinfeksi mungkin tidak menyadari bahwa ia menyebarkan
penyakit. Sifilis muncul dalam beberapa tingkatan, pada tingkat awal hanya
menyebabkan satu atau dua luka di sekitar kelamin. Tingkat kedua, memunculkan
ruam merah pada tangan dan kaki. Tingkat terakhir dapat merusak jantung, otak,
saraf dan menyebabkan kematian, jika tidak diobati. Sifilis juga memiliki tingkat
tidak aktif atau laten, di mana gejala tidak muncul.

6
 Gonorea – Gonorea adalah penyakit yang menyebar lewat cairan tubuh dari
seseorang yang terinfeksi, seperti HIV. Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea,
yang tumbuh subur dan berkembang biak di selaput 7ank r tubuh dan bagian tubuh
yang hangat serta lembab, seperti leher rahim, rahim, dan uretra. Kondisi ini rumit,
tanpa menunjukkan gejala sama sekali, tetapi terkait dengan gejala seperti
konjungtivitis, vulvitis atau pembengkakan vulva, dan pembengkakan kelenjar di
tenggorokan karena oral seks. Hal ini juga menyebabkan keluarnya cairan ringan,
yang seringkali diduga sebagai infeksi
jamur.

 HIV atau AIDS – HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang dianggap paling
mematikan. Diketahui sebagai virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, yang
biasanya dikenal sebagai AIDS. Katarteristiknya adalah melemahkan sistem
kekebalan tubuh, sehingga tidak mampu melindungi diri dari penyakit atau infeksi.
Hal ini membuat pasien sangat rentan terhadap penyakit dan tidak mampu melawan
kanker. Ini juga merupakan penyakit progresif yang akan mempengaruhi seseorang
sepanjang hidupnya, meskipun dengan pengobatan yang tepat orang yang terinfeksi
bisa hidup normal.

7
C. DIAGNOSA PMS
Gejala PMS berbeda tergantung jenis penyakit yang diderita. Gejala utama dapat
membantu mendiagnosa PMS jenis tertentu yang diderita dan menentukan bentuk
pengobatan yang dibuthkan. Gejala umum yang dialami penderita PMS adalah:

 Benjolan atau luka di dekat vagina, penis, anus, atau mulut


 Kutil
 Pembengkakan
 Kemerahan
 Sakit saat buang air kecil
 BAB cair
 Turunnya berat badan
 Ngilu dan nyeri
 Demam
 Panas dingin
 Penyakit kuning
 Keputihan, berbeda dan lebih parah dari biasanya dan umumnya berbau busuk
 Pendarahan vagina, di luar masa menstruasi
 Sakit saat berhubugan seksual
 Rasa gatal luar biasa

8
BAB II

9
A. CARA MENCEGAH PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL
Berikut adalah cara mencegah penyakit menular seksual:

1. Tidak mengunjungi tempat-tempat maksiat dan tempat prostitusi


Untuk mencegah dan melindungi diri dari penyakit menular seksual dapat ditempuh
dengan tidak mengunjungi tempat maksiat dan tempat prostitusi. Tempat prostitusi
umumnya berisi orang-orang yang memiliki kebiasaan/prilaku menyimpang seksual,
ajang perzinahan, dan tempat merebaknya berbagai penyakit menular seksual. Sebab,
orang-orang yang berkunjung ke lokasi prostitusi banyak dari kalangan profesi
tertentu, dari banyak aneka ragam budaya dan asal 10ank r, asal daerah dan bahkan
orang-orang asing dan tidak pernah dikenal sebelumnya. Dalam ajaran islam,
mengunjungi tempat maksiat dan prostitusi tidak dibenarkan dan berujung pada dosa.

2. Tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah (pacaran, perzinahan)


Kalangan remaja saat ini sudah banyak yang terbiasa dengan pergaulan keliru.
Termasuk pacaran merupakan salah satu penyimpangan prilaku/pergaulan keliru yang
tak terkontrol di era globalisasi. Pacaran dianggap para remaja adalah sebuah trend
dan budaya modern, padahal TIDAK !. Hingga terkadang orang tua yang seharusnya
mampu mencontohkan akhlak baik, justru mereka (orang tua) bangga jika
putera/putrinya berpacaran, bahkan ada orang tua yang membiarkan anaknya
berpacaran. Pacaran merupakan pintu gerbang untuk terjadi perzinahan dan
kehamilan di luar nikah. Selain itu, berpacaran dapat memicu terjadinya perkosaan,
penyakit menular seksual, bahkan kematian akibat cekcok antara dua si joli.

3. Tidak melakukan prilaku seksual menyimpang (termasuk praktek LGBT


(Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) serta perzinahan
Penyakit menular seksual umumnya banyak diderita oleh mereka yang memiliki
kebiasaan dan prilaku menyimpang seksual. Umumnya PMS merenggut orang-orang
yang melakukan praktek LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). Kaum
homoseksual (Gay) merupakan risiko terberat pengidap AIDS. Oleh sebab itu,
melakukan hubungan seksual sebaiknya dilakukan melalui jalur resmi pernikahan.
Dengan jalur pernikahan normal (Laki dan wanita) akan mencegah terjadinya
penyimpangan prilaku seksual serta penyakit seksual yang tidak diinginkan.

4. Tidak berganti-ganti pasangan seksual (orgy)


Hubungan seksual melalui jalur pernikahan resmi memiliki banyak dampak positif.
Lain halnya dengan si orgy, mereka melakukan penyimpangan seksual,
penyimpangan kodrat. Biasanya pasangan orgy merupakan pasangan 10ank r jenis
(bisa homoseksual/gay, lesbian, transgender, biseksual). Pasangan orgy biasanya
10
melakukan hubungan seksual lebih dari dua orang, bahkan dilakukan secara bersama-
sama dan berganti-ganti pasangan seksual. Jika dilakukan dengan tiga orang
pasangan sejenis dinamakan threesome, dan seterusnya. Dampak dari prilaku
berganti-ganti pasangan jelas 11ank rim. Prilaku ini selain merusak moral dan akhlak
seseorang, penyimpangan nodrat Tuhan, juga berbahaya bagi kesehatan reproduksi,
efek terberatnya menimbulkan banyak penyakit menular seksual seperti gonorhoe,
sifilis, herpes genitalis, bahkan dapat menyebabkan HIV-AIDS dan kematian. Maka
lingkungan bergaul yang baik penting dicari untuk memperbaiki akhlak dan
keluwesan dalam bertingkah laku kepada orang lain.

5. Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita PMS


Penderita PMS rentan menularkan berbagai penyakit kelamin. Penularan dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui cairan reproduktif (cairan
sperma/semen dan cairan vagina yang terinfeksi virus, bakteri, jamur dan mikroba
11ank rim menyebabkan penyakit AIDS, kanker serviks, keputihan,
gonorhoe/kencing nanah, penyakit raja singa/sifilis,dan sebagainya), sentuhan antar
kulit (biasanya menyebabkan penyakit herpes genitalis yang ditandai dengan
benjolan di bagian kulit sekitar alat kelamin yang jika pecah akan mengeluarkan
cairan dan terasa nyeri), air liur (pada kasus oral sex dan anal sex; dapat
menyebabkan bakteri masuk dan menginfeksi ke dalam mulut dan anus, sehingga
berbahaya bagi kesehatan), dan masih banyak lagi.

6. Tidak Melakukan Aktivitas Anal sex dan Oral sex


Anal sex merupakan aktivitas seksual dengan melakukan penetrasi penis ke dalam
lubang pembuangan feses (anus). Prilaku seksual ini tentu sangat menyimpang dan
dapat menyebabkan iritasi pada bagian penis dan anus. Selain itu, luka/robekan di
sekitar daerah anus akibat penetrasi penis tersebut dapat menjadi pintu gerbang
masuknya virus dan bakteri ke dalam tubuh melalui peredaran darah bahkan dapat
melemahkan sistem pertahanan tubuh (imunitas). Biasanya virus AIDS berada pada
lingkungan seseorang yang terbiasa dengan prilaku menyimpang anal sex. Sementara
itu oral sex (aktivitas seksual dengan cara memasukkan penis ke dalam mulut
pasangan) dapat menginfeksi seseorang untuk menderita kanker mulut dan iritasi
kulit di sudut bibir. Namun oral sex tidak menutup kemungkinan seseorang untuk
menderita AIDS melalui luka pada sariawan/robekan pada sudut bibir dan penyabab
lainnya.

7. Menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi


Kondom merupakan alat kontrasepsi pasangan suami-istri sebagai pengamanan dalam
melakukan hubungan seksual atau mencegah terjadinya kehamilan. Namun demikian,
kondom tidak berarti sepenuhnya dapat mencegah kehamilan dan penyakit menular
seksual. Sebab, ukuran sel sperma 11ank r setara dengan ukuran pori-pori pada
kondom, sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan serta infeksi berbagai penyakit
menular reproduktif dapat terjadi.

11
8. Mencari lingkungan bergaul yang baik dan kondusif
Lingkungan yang baik dan kondusif merupakan tempat rekomendasi untuk tumbuh
kembang anak dan remaja. Lingkungan ini akan mengajar, mendampingi, serta
membentuk karakter anak menjadi pribadi yang berintegritas, 12ank rim12,
berwawasan luas, cerdas, bersahabat, dan menjadi pribadi sholeh/sholehah guna
meningkatkan keimanan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan
wawasan yang luas, seorang anak akan memperoleh pendidikan seksual/pendidikan
kesehatan reproduksi melalui bimbingan konseling, sehingga anak/remaja akan
terbentengi dengan pengetahuan seksual yang komprehensif (mampu mengetahui
seputar kehidupan seksual yang sehat, tidak melakukan pacaran, mengetahui berbagai
risiko penyakit menular seksual dan bagaimana mencegahnya).

9. Mencari aktivitas positif seperti olahraga, mengaji, belajar kelompok,kegiatan


organisasi kemahasiswaan/ekstrakulikuler di sekolah
Aktivitas positif penting diberikan kepada anak-anak dan remaja selama hidupnya.
Aktivitas positif seperti olahraga, mengaji, belajar kelompok,kegiatan organisasi
kemahasiswaan/ekstrakulikuler di sekolah, isi teka-teki silang, pembelajaran
kontekstual melalui lingkungan alam, berlibur, belajar kelompok dan sebagainya.
Aktivitas-aktivitas tersebut akan meminimalisir seorang remaja/anak untuk
melakukan penyimpangan prilaku, termasuk penyimpangan prilaku seksual yang
keliru.

12
B. CARA MENGOBATI PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL
1. Sifilis atau Raja Singa
Pengobatan sifilis secara efektif dilakukan melalui pemberian 13ank rim1313 yaitu
Suntikan Penisilin G atau doksisiklin atau azitromisin yang diberikan secara oral atau
diminum selama 3 minggu.

2. Gonorrhea
Bila Anda mengalami gejala penyakit ini, jangan tunda pengobatan dan jangan mencari
pengobatan sendiri. Segera kunjungi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dan biasanya
dokter akan 13ank r 3 jenis obat selama seminggu. Lakukan kontrol rutin hingga Anda
benar-benar sembuh
.
3. Herpes Genitalis
Pengobatan Herpes dilakukan dengan pemberian antiviral seperti Valacyclovir,
Famciclovir, dan Acyclovir untuk mengurangi durasi terbentuknya ruam. Untu
mengurangi rasa sakit digunakan prednisone, 13ank rim13, antidepresan trisiklik,
antikonvulsan, 13ank rim lotin mengandung Calamine. Herpes belum dapat disembuhkan
namun dapat dicegah kekambuhannya dan dapat aktif kembali bila kekebalan tubuh
penderita menurun.

4. AIDS
AIDS merupakan 4 Penyakit Menular Seksual yang memang belum ditemukan obatnya
dan sebagian besar berakhir dengan kematian. Namun, penderita dapat memiliki harapan
hidup lebih panjang bila penyakit ini terdeteksi sejak awal dan penderita secara rutin
mengonsumsi Obat ARV (Antiretroviral) yang menghambat perkembangan virus disertai
dengan gaya hidup sehat dan semangat hidup yang tinggi. Banyak kasus menunjukkan
penderita atau ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dapat hidup hingga 10-15 tahun setelah
pertama kali diketahui terinfeksi HIV.

Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit yang tidak mudah untuk dibicarakan atau
mungkin membuat penderitanya sungkan untuk berobat. Namun, bila tidak segera diobati
maka penderita berpotensi menularkan penyakitnya kepada orang lain dan komplikasi
yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut akan lebih parah. Jaga diri dan keluarga Anda
dari penyakit menular seksual untuk hidup lebih sehat dan berkualitas.

13
PENUTUPAN

Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas.Karena saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan saya
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari saya semoga dapat diterima di hati dan saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

14
DAFTAR PUSTAKA
 Geneva Foundation for Medical Education and Research: Genital
infections, sexually transmitted diseases: Guidelines, reviews,
statements, recommendations, standards.
 Geisler W. “Duration of untreated, uncomplicated chlamydia trachomatis
genital infection and factors associated with chlamydia resolution: a
review of human studies.” The Journal of Infectious Diseases.
 Stamm W. “Chlamydia trachomatis infections: progress and problems.”
The Journal of Infectious Diseases.
 Workowski K., Berman S. (2011). “Centers for disease control and
prevention: sexually transmitted disease treatment guidelines.” Clinical
Infectious Diseases, Oxford Journals.
 Newman L., Moran J., Workowski K. (2007). “Update on the management
of gonorrhea in adults in the United States.” Clinical Infectious
Diseases, Oxford Journals.
 British Medical Journal: Sexually Transmitted Infections.
 Journal of the American Sexually Transmitted Diseases Association
 International Journal of STD and AIDS, Royal Society of Medicine
Services.
 AAMC Careers in Medicine: Infectious Disease, Internal Medicine.

15

Anda mungkin juga menyukai