Anda di halaman 1dari 16

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan.

Dari sekian jenis tersebut beberapa diantaranya yang sangat ditakuti dan kerap
dijumpai adalah penyakit jantung, diabetes, stroke, alzeheimer dan parkinson yang
merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa. Penyakit jantung,
stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang mematikan. Diseluruh
dunia jumlah penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari
gaya hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiiring dengan berubahnya pola
hidup.

Degeneratif merupakan proses berkurangnya fungsi sel saraf secara bertahap tanpa
sebab yang diketahui. Kondisi ini berakibat pada sel saraf yang sebelumnya berfungsi
normal menjadi lebih buruk sehingga tak berfungsi sama sekali. Penyakit seperti itu
menunjukkan adanya penurunan daya tahan sel saraf dan mengakibatkan kematian sel
lebih cepat.

Pada masa sekarang, penyakit yang paling berbahaya bukan lagi penyakit yang
berpunca daripada kuman atau jangkitan virus. Sebaliknya, ia adalah penyakit kronik
degeneratif yang berpunca daripada kerosakan dan degeneratif sel secara
berkumpulan dalam badan manusia.

Penyakit degeneratif seringkali tidak terdeteksi, karena terjadinya penyakit sebelum


diaknosa ditegakan membutuhkan waktu yang lama. Penyakit degeneratif biasanya
terjadi pada orang yang berusia di atas 40 tahun. Sehingga morbiditas dan mortalitas
dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi. Penelitian lain menyatakan bahwa dengan
adanya urbanisasi penyakit degeratif meningkat karena terjadi perubahan pola makan
dan aktivitas sehari – hari. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologik dipe
rkirakan adalah bertambahnya usia, lebih banyak dn lebih lamanya obesitas, distribusi
lemak tubuh, kurangnya aktivitas jasmani dan faktor – faktor pendorong yang lain
sekarang ini ada kecendrungan bahwa pen yakit degeneratif meningkatkan peranan
sebagai penyebab kematian.

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan penyakit ini
terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara
medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel
saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan
yang lebih buruk. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya
kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada
salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit
heredodegeneratif.

Cowers tahun 1902 menekankan adanya istilah abiotrophy untuk penyakit seperti
tersebut di atas yang artinya menunjukkan adanya penurunan daya tahan sel neuron
dan mengakibatkan kematian dini. Konsep di atas mewujudkan hipotesa bahwa proses
penuaan (usia) dan penyakit degeneratif dari sel mempunyai proses dasar yang sama.
Ada beberapa penyakit yang dahulu dimasukkan ke dalam penyakit degeneratif, tetapi
sekarang diketahui mempunyai suatu dasar gangguan metabolik, toksik dan nutrisi
(defisiensi zat tertentu) atau disebabkan suatu slow virus. Dengan berkembangnya
ilmu, memang banyak penyakit yang dulu penyebabnya tidak diketahui akhirnya
diketahui sehingga tidak termasuk penyakit degeneratif. Sedangkan penyakit yang
penyebabnya tidak diketahui dan mempunyai kesamaan dimana terdapat disintegrasi
yang berjalan progresif lambat dari sistem susunan saraf dimasukkan ke dalam
golongan ini. Istilah yang agak membingungkan yaitu pemakaian yang tidak konsisten
dari istilah atrofi dan degeneratif, dua istilah ini digunakan pada penyakit degeneratif.
Spatz mengatakan bahwa gambarannya secara histopatologis berbeda. Atrofi
gambaran khasnya berupa proses pembusukan dan hilangnya neuron dan tidak
dijumpai produk degeneratif, hanya jarak antar sel yang melebar dan terjadi fibrous
gliosis. Degeneratif menunjukkan proses yang lebih cepat dari kerusakan neuron, mielin
dan jaringan dengan akibat timbulnya produk-produk degeneratif dan reaksi fagositosis
yang hebat dan gliosis selular. Jadi perbedaan atrofi dan proses degeneratif yaitu pada
kecepatan terjadinya dan tipe kerusakannya. Banyak penyakit yang merupakan proses
degeneratif ternyata diketahui kemudian penyebabnya adalah proses metabolik. Tetapi
ternyata pada kejadian atrofi, ada beberapa yangdasarnya adalah gangguan metabolik
juga.

Penyakit degeneratif sangat banyak jenisnya. Berbagai referensi menyebutkan lebih


dari 50 jenis penyakit degeneratif. Berikut adalah beberapa jenis penyakit degeneratif
yang berhubungan dengan konsumsi makanan atau zat gizi tertentu:

1. Obesitas
Adalah kelebihan berat badan dari berat badan ideal/normal dengan standar BMI/IMT
(Index Massa Tubuh) > 30 kg/m2.
Pencegahan Obesitas:
a. Gizi : Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
b. Hindari konsumsi alkohol berlebihan.
c. Hindari stress/depresi/frustrasi/kebosanan
d. .Berolahraga secara teratur : lakukan latihan aerobik minimal 30 menit per hari,
selama 3 kali seminggu ; tingkatkan aktivitas fisik misalnya jalan kaki ke kantor, naik
tangga di dalam kantor.
e. Stop merokok.

2. Kolesterol. Dalam tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat yang biasa
disebut LDL (Low Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat menempel pada
pembuluh darah. Sedangkan kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High Density
Lipoprotein) merupakan lemak yang dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh.
Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg, maka penumpukan kandungan LDL
harus dicegah agar tetap dalam keadaan normal.

3 Penyakit Jantung. Paling sering adalah penyakit jantung koroner (PJK). Koroner
adalah arteri-arteri yang melingkari jantung seperti mahkota (crown/coroner) yang
berfungsi menyuplai nutrisi dan oksigen bagi otot jantung. PJK timbul jika 1 atau lebih
arteri koroner mengalami penyempitan akibat penumpukan kolesterol dan komponen
lain (pembentukan plak) pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis). Akibat aliran
darah terganggu, maka akan timbul nyeri atau rasa tidak nyaman di dada (angina),
terutama selama olahraga dimana otot jantung banyak membutuhkan oksigen. Proses
aterosklerosis dapat mulai terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga pencegahan PJK
harus diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara lain adalah hipertensi dan
kolesterol tinggi.

4. Osteoporosis. Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar
kepadatan tulang terus terjaga, penting untuk mengkonsumsi kalsium yang banyak
terdapat dalam susu. Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk
menyerap kalsium semakin berkurang. Maka, sebaiknya Anda membiasakan diri atau
anak Anda untuk minum susu setiap hari sejak usia dini. Karena penyebab
osteoporosis adalah kurangnya asupan kalsium pada usia muda.
Kaum muda, seringkali mereka berpikir tidak perlu lagi mengkonsumsi susu yang
dianggap sebagai makanan anak kecil. Atau karena berpikir tulang tidak dapat tumbuh
lagi sehingga mereka enggan minum susu. Memang, pada umumnya tulang berhenti
tumbuh saat usia 16-18 tahun, tetapi bukan berarti kita tidak perlu lagi memperhatikan
kesehatan tulang, karena fungsi tulang sangat penting bagi tubuh.
Kalsium yang dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan dan
aktivitas yang dijalankan. Pada ibu hamil dan menyusui, kalsium yang dibutuhkan lebih
banyak. Tabel berikut akan menjelaskan jumlah kalsium yang dibutuhkan berdasarkan
usia.
Satu gelas susu mengandung sekitar 500 mg kalsium. Kalsium tidak hanya terdapat
pada susu, makanan lain seperti ikan teri, sup tulang, sayuran hijau seperti bayam dan
kacang-kacangan adalah salah satu sumber dari kalsium. Karena kalsium tidak dapat
dihasilkan tubuh kita, maka penting untuk minum susu dan mengkonsumsi makanan
yang mengandung kalsium.

5. Stroke. Terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara hebat,
sehingga otak tidak mendapat oksigen dan makanan. Stroke terbagi terbagi menjadi
dua:
a. Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya aliran darah ke otak karena sumbatan pada
pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang paling banyak dijumpai (80%).
b. Stroke Hemoragik, disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak, darah yang
berkumpul dalam jaringan otak menyebabkan penekanan dan kerusakan sel otak.

Tanda dan Gejala (berlangsung mendadak), berikut adalah tanda dan gejalanya:
a. Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan, biasanya pada satu sisi badan .
b. Sulit berbicara atau memahami pembicaraan (afasia).
c. Penglihatan buram, terganggu atau pandangan ganda
d. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi badan
e. Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri wajah, nyeri di daerah antara
kedua mata, muntah atau gangguan kesadaran
f. Gangguan daya ingat, orientasi atau persepsi
Pencegahan stroke:
a. Hindari atau kendalikan faktor risiko di atas.
b. Diet sehat untuk otak
c. Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium, folat dan
antioksidan
d. Makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang
e. Makanan kaya kalsium
f. Kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai
g. Makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan tuna

Faktor risiko penyakit stroke adalah:


a. Riwayat stroke dalam keluarga
b. Usia, semakin lanjut usia, semakin tinggi risiko stroke
c. Jenis kelamin, lebih banyak wanita yang meninggal akibat stroke dibandingkan
dengan pria.
d. Ras, ras kulit hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.
e. Hipertensi
f. Hiperkolesterolemia
g. Merokok
h. DM
i. Obesitas, dll

6. Asam Urat
Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel
dalam darah.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari
tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin
ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin.
Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau
karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan
urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan
kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat
adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak
purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga
kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada
potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang
dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
a. Gejala Asam Urat
1) Kesemutan dan linu
2) Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3) Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar
biasa pada malam dan pagi.
b. Solusi Mengatasi Asam Urat.
1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya
adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
2. Kontrol makanan yang dikonsumsi.
3. Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu
membuang purin yang ada dalam tubuh.
c. Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin).
1) Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.
2) Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
3) Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
4) Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.
5) Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti
tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo,
emping.
6) Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang
kol, buncis.
7) Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.
8) Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape,
tuak.

4. Hipertensi
Sebelum membahas mengenai tekanan darah tinggi atau hipertensi, ada baiknya Anda
mengenal terlebih dahulu tentang tekanan darah. Tekanan darah yaitu tekanan yang
dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan
biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut
140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan
tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung
berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas.
Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.
Jika pembuluh dara menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan
meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah juga
akan meningkat.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi.
Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat dikendalikan. Ada juga
yang dapat di kendalikan sehingga bisa mengatasi penyakit darah tinggi. Beberapa
faktor tersebut antara lain:
a. Keturunan
Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara
yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah
tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih
tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.
b. Usia
Faktor ini tidak bisa di kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Gaya hipup sehat di
anjurkan untuk mengurangi resiko.
c. Garam
Faktor ini bisa di kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat
pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan,
orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
d. Kolesterol
Faktor ini bisa di kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah, dapat
menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
e. Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa di kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat
badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
f. Stres
. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
Faktor ini bisa di kendalikan.
g. Rokok
Faktor ini bisa di kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi
tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan
stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan
darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
h. Kafein
Faktor ini bisa di kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman
cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
i. Alkohol
Faktor ini bisa di kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan
tekanan darah tinggi.
j. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa di kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan
darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah
tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan
darah tinggi.
Untuk mencegah penyakit hipertensi ini adalah dengan mengendalikan penyebab.
Adapun pencehgahan yang berhubungan dengan makanan adalah urangi konsumsi
garam dalam makanan, konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan
kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi,
makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel,
melon, dan jeruk, kendalikan kadar kolesterol, kendalikan diabetes.

5. Penyakit Diabetes Mellitus (DM)


Diantara penyakit degeneratif, diabetes mellitus (DM) adalah salah satu di antara
penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. WHO
menaksir bahwa lebih dari 180 juta orang di seluruh dunia mengidap penyakit diabetes
melitus. Diperkirakan 1,1 juta orang-orang meninggal akibat diabetes pada tahun 2005.
Hampir 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara yang mengalami peningkatan
kemakmuran akibat dari peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup
terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit diabetes
melitus. Hampir separuh kematian diabetes terjadi pada penduduk yang berusia di
bawah 70 tahun, 55% diantaranya adalah wanita.
Di Indonesia peningkatan jumlah penderita diabetes melitus bahkan lebih cepat
dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya. WHO menyimpulkan bahwa
di Indonesia, penderita diabetes melitus menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah
dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan urutan diatasnya India, China
dan Amerika Serikat. Beberapa penelitian di Bali, 2005 menunjukkan bahwa insiden DM
di masyarakat mencapai lebih dari 13,5% dan diperkirakan jumlah ini akan terus
meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat. Temuan
tersebut semakin membuktikan bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang sangat serius (Depkes.go.id, 2005).
Terdapat dua jenis penyakit diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe 1 (insulin-
dependent diabetes mellitus) yaitu kondisi defisiensi produksi insulin oleh pankreas.
Kondisi ini hanya bisa diobati dengan pemberian insulin. Diabetes melitus tipe-2 (non-
insulin-dependent diabetes mellitus) yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk
berespons dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas (resistensi
insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes
melitus tipe-2 ini lebih banyak ditemukan dan diperkirakan meliputi 90% dari semua
kasus diabetes di seluruh dunia (Depkes.go.id, 2005).
Diabetes tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan, dengan rajin mengontrol
kadar gula darah. Kontrol yang ketat ini bisa mencegah terjadinya komplikasi pada
pasien diabetes. Penyakit diabetes melitus dapat dihindari apabila setiap individu
melakukan tindakan pencegahan, antara lain mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat
menimbulkan penyakit diabetes yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi, diantaranya
obesitas, merokok, stres, hipertensi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu
usia di atas 45 tahun keatas, faktor keturunan, ras, riwayat menderita diabetes
gestasional, pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg dan jenis kelamin.
Namun dalam hal ini, khususnya di Indonesia, faktor risiko terbesar penyebab diabetes
adalah obesitas (Depkes.go.id, 2005). Analisis yang dilakukan di Jakarta melihat
adanya korelasi yang bermakna antara obesitas dengan kadar gula darah. Obesitas
secara tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes, walaupun jelas dapat menaikkan
kadar gula darah. Mekanisme hubungan antara obesitas sebagai faktor risiko diabetes,
sampai saat ini masih belum jelas benar. Yang sudah diketahui adalah bahwa diabetes
melitus mempunyai etiologi multifaktorial dengan obesitas sebagai salah satu faktornya
(Sarwono, 1996).
Faktor risiko kedua yang dapat dimodifikasi yaitu merokok. Merokok merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena merokok dapat menimbulkan
kematian. Bila pada tahun 2000 hampir 4 juta orang meninggal akibat merokok, maka
pada tahun 2010 akan meningkat menjadi 7 dari 10 orang yang akan meninggal karena
merokok. Di Indonesia, 70% penduduknya adalah perokok aktif. Dilihat dari sisi rumah
tangga, 57 persennya memiliki anggota yang merokok yang hampir semuanya merokok
di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya. Artinya, hampir semua orang
di Indonesia ini merupakan perokok pasif (Depkes.go.id, 2005)..
Faktor risiko ketiga yang dapat dimodifikasi yaitu stres. Stres memang faktor yang
dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya secara mental
tetapi juga fisik. Penelitian terbaru membuktikan komponen kecemasan, depresi dan
gangguan tidur malam hari adalah faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes
khususnya di kalangan pria. Para ahli dari Karolinska Institute Swedia menemukan, pria
yang memiliki tingkat stres psikologisnya tinggi tercatat memiliki risiko dua kali lipat
menderita diabetes tipe-2 dibandingkan mereka yang tingkat stres psikologisnya
rendah.
Faktor keempat adalah hipertensi. Di Amerika telah meneliti hubungan antara tekanan
darah dengan diabetes tipe 2 dan menemukan bahwa wanita yang memiliki tekanan
darah tinggi berisiko 3 kali terkena diabetes dibandingkan dengan wanita yang memiliki
tekanan darah rendah. Dari beberapa studi ditemukan adanya hubungan yang erat
antara hipertensi dengan diabetes tipe 2, namun hanya ada sedikit infomasi mengenai
hubungan antara tingkat tekanan darah dan diabetes tipe 2 yang terjadi sesudahnya.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa wanita yang memiliki hipertensi, berisiko 3 kali
lipat menjadi diabetes dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah
optimal (Escardio, 2007).
Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus pada individu yang
berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai, aktivitas fisik, penurunan
berat badan) dengan didukung program edukasi yang berkelanjutan. Meskipun program
ini tidak mudah, tetapi sangat menghemat biaya. Oleh karena itu dianjurkan untuk
dilakukan di negara-negara dengan sumber daya terbatas. Sedangkan pencegahan
sekunder, merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun jangka
panjang. Programnya meliputi pemeriksaan dan pengobatan tekanan darah, perawatan
kaki diabetes, pemeriksaan mata secara rutin, pemeriksaan protein dalam urine
program menurunkan atau menghentikan kebisaaan merokok (Depkes.go.id, 2007).

C. Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif


Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi
mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko
penyakit ini. Dari beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian
besar di pengaruhi oleh konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar
mengkonsumsi makanan – manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk food,
makanan – makanan instan. Kandungan Junk food mengandung lemak jenuh
(saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium
glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Oleh sebab itu daya tahan tubuh
akan menurun dan meningkatkankan resiko penyakit ini terutama karena konsumsi
lemak dan gula berlebih.
Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk
melindungi tubuh. Dari asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni
intraseluler ( didalam sel) dan ekstraseluler (diluar sel) atau pun dari makanan. Dari sini
aktioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni:
a. Antioksidan Primer
Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru.
Ia mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnmya,
sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD
yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel – sel tubuh serta mencegah proses
peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh
kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat – zat gizi meneral seperti mangan,
seng, tembaga. Selenuum (Se) juga berperan sebagai antipksidan. Jadi, jika ingin
menghambat gejala penyakit degeratif, mineral – mineral tersebut hendaklah tersedia
cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.

b. Antioksidan Sekunder
Antioksidan ini berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi
berantai. Contoh anti oksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat,
bilirubin, dan albumin.
Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang.
Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah
menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam
percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin
oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C.

c. Antioksidan Tersier
Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel – sel jaringan yang disebabkan oleh
radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk
mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi
antioksidan yang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.

D. Pencegahan Penyakit Degeneratif


Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang
tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pada pola makan yang tidak
sehat misalnya mengkonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta
makanan berkolestrol lainnya. Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong
banyaknya jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga
berkurang aktifitas fisik. Peningkatan pemasaran dan penjualan produk tembakau yang
marak pada negara-negara dengan pendapatan rendah hingga sedang sangat
berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko penyakit degeneratif.
Karena itu, ada tiga cara upaya-upaya pencegahan penyakit degeneratif, yakni
melakukan pola makan yang baik, olah raga yang teratur, dan tidak mengkonsumsi
rokok.
Pendekatan lain yang banyak diambil pemerintah di berbagai negara karena
menguntungkan bagi pemerintah dalam penanggulangan Penyakit Degeratif adalah
penerapan pajak tembakau, penggunaan garam pada makanan olahan, dan
mengembangkan pola makanan sekolah
Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak
mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput laut.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan
mutu protein daging, sedikit di bawah mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia
dan kacang-kacangan. Ikan adalah sumber protein dan memiliki kandungan asam
lemak omega-3 yang mempunyai peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti
jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan
sejak usia muda juga dapat menunjang perkembangan kesehatan dan kecerdasan
otak.
Sebagian masyarakat di Indonesia rajin mengkonsumsi kedelai bubuk sebagai therapy
nutrisi untuk Penyakit Degeneratif, seperti hipertensi, strooke, diabetes dan kegemukan.
Bubuk kedelai ditengarai mengandung banyak vitamin dan mineral serta unsur-unsur
lainnya yang terkandung didalamnya. Kedelai bubuk banyak digunakan orang untuk
meningkatkan vitalitas kebugaran dan imunitas daya tahan tubuh, serta mencegah
gangguan pencernaan.

A. Kesimpulan
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan penyakit ini
terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara
medis digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel
saraf tanpa sebab yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan
yang lebih buruk.
Beberapa jenis penyakit degeneratif antara lain: osteoporosis, stroke, penyakit jantung,
asam urat, DM, kolesterol, obesitas, dll.

Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi
mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko
penyakit ini. Dari beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian
besar di pengaruhi oleh konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar
mengkonsumsi makanan – manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk food,
makanan – makanan instan.

Penyebab umum

Penyakit degeneratif sebenarnya dapat diminimalisasi, dengan cara meminimalkan


faktor resiko penyebabnya, karena memang kasus penyakit degeneratif pada umumnya
disebabkan oleh faktor resiko yang telah diketahui. Penyakit-penyakit kronis seperti
kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, kencing manis, kanker dan sebagainya, sudah
menjadi masalah yang mewabah.

Faktor-faktor resiko penyakit degeneratif yaitu faktor pola dan cara makan yang tidak
sehat. Faktor resiko terus meningkat seiring dengan perubahan pola hidup modern.
Dimana kebiasaan makan masyarakat seperti makanan cepat saji (fastfood), makanan
tinggi lemak dan gula dan jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga.

Faktor kedua, aktivitas fisik yang kurang dan tidak seimbang. Kemajuan teknologi
komunikasi dan transfortasi menghilangkan aktivitas gerak fisik manusia yang sangat
bermanfaat.

Kebiasaaan hidup juga sangat berpengaruh bagi kesehatan tubuh. Makanan yang tidak
bergizi seimbang, sedikit olahrga dan kurangnya istirahat akan mendukung
terjangkitnya penyakit.
Faktor pencemaran lingkungan, merupakan salah satu faktor timbulnya penyakit
degeneratif yang belakangan makin meningkat prevalensinya. Oleh sebab itu
pengendalian lingkungan harus dilakukan secara terpadu, dimana penting juga
memperhatikan sumber zat yang dikonsumsi baik air maupun makanan.

Faktor makanan dan gaya hidup sering dituding sebagai penyebab tingginya kasus
penyakit degeneratif di Indonesia. National Academy of Sciences dan lembaga lainnya
memperkirakan bahwa faktor gizi bertanggung jawab untuk 60% kasus kanker pada
wanita, dan sisanya pada laki-laki. Masyarakat Indonesia belakangan ini mengonsumsi
gula secara berlebihan. Gula mengandung banyak kalori. Selain itu, produk karbohidrat
olahan seperti tepung yang warna putih, lebih cepat melepas kalori.

Selanjutnya faktor konsumsi rokok, dimana adanya peningkatan pemasaran dan


penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan pendapatan
rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai
faktor resiko penyebab penyakit degeneratif.

Gejala dan ciri penyakit degeneratif

Adapun gejala-gejala umum penyakit ini, jika Anda sekarang berumur sekitar 50 tahun,
apakah merasa: gemetaran, dimana pada saat beristirahat atau tidak melakukan
aktivitas akan mengalami gemetaran. Gemetaran yang timbul dapat terjadi pada
tangan, kaki, rahang, atau kepala. Gejala lainnya kekakuan, mengalami rasa kaku pada
otot, rasa sakit pada bahu, leher dan sendi-sendi sehingga sulit untuk bergerak. Selain
itu hilangnya reflek keseimbangan, adanya gangguan keseimbangan tubuh. Penurunan
kelincahan, ketika akan berjalan, memutar, berjalan melalui jalan yang sempit penderita
akan sulit melakukannya.

Gejala perubahan mental, hilangnya motivasi, susah tidur ataupun merasa tekanan,
adanya gangguan intelek dan tingkah laku. Merasakan kelemahan tenaga ketika
melakukan aktivitas dengan beban. Ini merupakan gejala-gejala penyakit degeneratif
kronik yang mengenai pertengahan dan akhir masa dewasa. Penyakit berlangsung
terus dan bertambah parah seiring bertambahnya usia serta terjadi penurunan fungsi
organ gerak pada tubuh.

Jika Anda sekarang berumur sekitar 30 tahun, perhatikanlah apakah Anda mengalami
gangguan intelek, kapasitas mental berkurang secara gradual, kapasitas untuk berfikir
tingkat tinggi terganggu, timbul gerak reflek otot yang meningkat.

Sedangkan ciri-ciri penyakit degeneratif, yaitu perubahan efek yang dirasakan bersifat
lambat, setelah waktu yang lama tak terasa adanya perubahan dari kondisi normal.
Kemudian diikuti kemunduran fungsi susunan saraf tertentu yang bersifat semakin
memburuk dan lambat dapat berlanjut hingga bertahun-tahun. Kemunculan penyakit ini
sulit diketahui dan penderita pun tidak dapat menentukan waktu timbul-timbulnya
secara tepat. Adanya riwayat kejadian yang dapat memicu kemunculan penyakit
degeneratif, misalnya kecelakaan, infeksi atau kejadian yang diigat sebagai penyakit.
Terjadi juga karena faktor genetika sehingga dapat ditemukan family (keluarga) yang
memiliki penyakit serupa. Pada umumnya penyakit degeneratif pada sistem saraf akan
terjadi terus-menerus, tidak dapat diperbaiki oleh tindakan medis atau bedah, kadang-
kadang penyakit ini ditandai dengan periode yang stabil untuk beberapa lama.

Mencegah dan menekan penyakit ini? Dapat dilakukan dengan cara: olahraga teratur
dan berikan sinar matahari. Melakukan kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan
kaki) sangat dianjurkan untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat
badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses
penuaan.

Selain berolahraga berjemur pada matahari pagi dan sore memberikan kontribusi dalam
menjaga aktifitas sel-sel tubuh. Sinar matahari sesungguhnya sangat bermanfaat bagi
kita. Yang terbaik bila kita disinari cahaya matahari sebelum pukul 09.00 pagi dan
setelah pukul 16.00 sore, karena sinar matahari mengurangi kolesterol darah. Cara lain
istirahat yang cukup, hal ini akan menjaga tubuh dalam kondisi alkali (basa). Dalam
kondisi ini tubuh akan melakukan metabolism secara normal.

Selain itu, makan makanan bergizi seimbang. Manusia dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya, dimulai dari saat pembuahan, berlangsung sepanjang masa
hidupnya hingga dewasa sampai masa tua, memerlukan zat gizi yang terkandung
dalam makanan.

Menikmati masa tua dengan kondisi sehat secara fisik, mental,dan sosial tentu menjadi
dambaan hampir semua orang. Akan tetapi, apakah kita dapat dengan sukses melewati
masa muda dan dewasa untuk kemudian mempersiapkan masa tua seperti gambaran
tersebut, yaitu sehat fisik, mental dan sosial? Jawabannya, pasti itu bukan hal yang
mudah. Untuk itu kita perlu mencegah dan mewaspadai timbulnya penyakit degeneratif
ini, dengan menerapkan pola dan cara makan yang sehat dan seimbang, olahraga dan
aktivitas fisik yang seimbang, serta hidup sehat dengan tidak mengkonsumsi rokok.

MATERI
PENYAKIT DEGENERATIF DAN CARA PENCEGAHANNYA
Penyakit degeneratif adalah istilah medis untuk menjelaskan suatu penyakit yang
muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh dari keadaan normal menjadi lebih
buruk. Ada sekitar 50 penyakit degeneratif. Penyakit yang masuk dalam kelompok ini
antara lain diabetes melitus, stroke, jantung koroner, kardiovaskular, obesitas,
dislipidemia dan sebagainya.

Dari berbagai hasil penelitian modern diketahui bahwa munculnya penyakit degeneratif
mempunyai kaitan cukup kuat dengan bertambahnya proses penuaan usia seseorang.
Meskipun faktor keturunan juga berperan cukup besar.

Faktor gizi atau makanan memiliki peranan yang cukup besar untuk memicu terjadinya
penyakit degeneratif,terutama Jenis makanan yang mengandung lemak jenuh
(saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive seperti monosodium
glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. dengan munculnya tempat-tempat
makan junk food hampir di seluruh sudut kota yang menyediakan jasa pelayanan cepat
saji dan menawarkan jasa pesan antar secara otomatis merubah gaya hidup
masyarakat ke dalam kebiasaan makan makanan yang berlemak dan rendah serat
.Junk food adalah makanan tidak sehat karena memiliki nilai nutrisi rendah," Junk food
hampir tidak mengandung protein, vitamin serta serat yang sangat dibutuhkan tubuh
dan memiliki kadar kolesterol tinggi.

Pola makan makanan yang serba instan saat ini sangat digemari oleh sebagian
masyarakat perkotaan. Sebagai contoh, gorengan jenis makanan murah meriah dan
mudah didapat karena banyak dijual di pinggir jalan ini rasanya memang enak. Jajanan
seperti pisang goreng, tahu isi, ubi goreng, pisang coklat (piscok), bala-bala serta
banyak yang lain dengan rasanya yang gurih, renyah, dan berharga murah, membuat
orang menyukai makanan gorengan.

Bermacam-macam pendekatan diajukan oleh berbagai kalangan. Dua di antaranya


adalah mengusulkan pengurangan penggunaan garam pada berbagai makanan olahan
yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan produsen makanan olahan serta
pengenaan pajak yang lebih tinggi terhadap produk rokok.

Salah satu penyakit degeneratif yang banyak menimpa adalah diabetes militus.
Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif non infeksi yang bersifat menahun akibat
tingginya kadar glukosa dalam darah. Penyakit diabetes sangat berbahaya karena
dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit lain yang lebih berbahaya seperti
jantung, ginjal dan kebutaan.

Seperti juga para ahli lainnya, ia juga mengatakan ada tiga cara pencegahan penyakit
yang masuk kelompok degeneratif ini. Ketiga cara itu adalah melakukan pola makan
yang baik yaitu tidak makan makanan berlemak seperti junk food serta makanan
berkolesterol lainnya, melakukan olahraga teratur, serta tidak merokok

Berikut 13 tips yang dapat kita lakukan agar terhindar dari penyakit degeneratif:
1. Makanlah aneka ragam makanan/4(empat) sehat 5(lima) sempurna
Makan yang beraneka ragam akan saling melengkapi kekurangan zat gizi dari berbagai
makanan, yang menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun
dan zat pengatur.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung sumber zat tenaga
atau energi, dimana kecukupan energi bagi seseorang ditandai dengan berat badan
yang normal.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
Makanan sumber karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam hidangan di
Indonesia seperti nasi, jagung, ubi atau sagu. Energi yang berasal dari makanan
digunakan untuk aktivitas di dalam tubuh dan aktivitas di luar tubuh . Aktivitas dalam
tubuh misalnya kerja jantung, proses metabolisme sel, proses pencernaan dan
sebagainya. Sedangkan aktivitas di luar tubuh seperti jalan, bekerja dan sebagainya.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak
Konsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah arteri dan penyakit jantung koroner. Oleh karena itu mengkonsumsi lemak atau
minyak perlu dibatasi 1/4 dari kecukupan energi atau jika dalam bentuk minyak antara 2
- 4 sendok makan sehari. Dalam hidangan sehari-hari, cukup makan 2 - 4 jenis
makanan yang berminyak atau berlemak (Depkes,1995).
5. Gunakan garam beryodium
Garam beryodium adalah garam natrium yang diperkaya dengan kalium yodida,
sebanyak 30-80 ppm. Setiap keluarga dianjurkan untuk menggunakan garam
beryodium untuk memasak/mengolah makanan agar tidak terjadi Gangguan Akibat
Kurang Yodium (GAKY).
6. Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi / Fe adalah salah satu unsur penting untuk membentuk hemoglobin (Hb) atau
sel darah merah. Kurang zat besi dapat menyebabkan anemia. Sumber zat besi yang
baik berasal dari makanan hewani (heme-iron) dibandingkan dari makanan nabati
(nonheme-iron).
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi, karena kandungan zat gizinya lengkap,
mengandung zat kekebalan dan memberikan ASI akan mempererat jalinan kasih saying
ibu dan bayinya.
8. Biasakan makan pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat karena memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
Air minum harus bersih dan bebas kuman dengan cara mendidihkan atau diproses
dengan alat (air minum dalam kemasan). Fungsi air minum dalah tubuh adalah untuk
melancarkan transportasi zat gizi, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral,
mengatur suhu tubuh dan mengeluarkan sisa metabolisme. Dianjurkan minum
sekurang-kurangnya 2 liter atau 8 gelas sehari untuk mencegah dehidrasi dan
menurunkan risiko penyakit ginjal.
10.Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan untuk
meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi
jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
11.Hindari minum minuman beralkohol
Alcohol hanya mengandung energi, tanpa mengandung zat gizi lain. Kebiasaan minum
alcohol dapat mengakibatkan: kurang gizi, penyakit gangguan hati, kerusakan saraf
otak dan jaringan serta menyebabkan kecanduan.
12.Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Makanan yang aman adalah makanan bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya,
serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
13.Bacalah label pada makanan yang dikemas
Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuran
bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan
penting lain. (Don/TimBJ/HumasLambar, Dikutip:Dari berbagai sumber).

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang muncul seiring dengan pertambahan usia
karena menurunnya fungsi-fungsi tubuh. Meskipun sulit dihindari, bukan berarti penyakit
ini tidak dapat dicegah dan diminimalisir. Salah satu caranya adalah dengan banyak
beraktifitas dan menerapkan pola makan yang sehat.

Penelitian menemukan bahwa menerapkan pola makan sehat dapat menurunkan risiko
penyakit degeneratif sebesar 31% dan rajin berolahraga dapat menurunkan hingga
sebesar 40%. Namun kombinasi makanan sehat dan olahraga akan menurunkan risiko
sebesar 68%,” kata dr Djoko Maryono DSDP, DSJP, FIHA, FACC, ahli penyakit jantung
dalam acara diskusi media di Tempo Scan Tower Jakarta, Senin (30/7/2012).

Lebih lanjut lagi, dr Djoko mengenalkan 3 jurus jitu untuk tangkal penyakit degeneratif
yang ia sebut dengan ‘Trisula Pengobatan’. Ketiga jurus tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Mengatur diet atau pola makan
Jadwalkan pola makan dengan cara 3 kali makan besar dan 3 kali makan kecil dalam
sehari. Makanan kecil yang dikonsumsi harus yang rendah lemak dan rendah kalori,
misalnya buah-buahan.
Hindari makanan yang diolah berkali-kali sebab dapat menghasilkan aseton yang
notabene merupakan radikal bebas. Radikal bebas dapat menempel pada pembuluh
darah dan menyebabkan plak yang dapat mempersempit atau bahkan menyumbat
pembuluh darah.
Kurangi konsumsi karbohidrat olahan seperti roti, sirup jagung, madu, dan permen.
Karbohidrat olahan membutuhkan energi lebih banyak untuk dicerna sehingga dapat
menyebabkan kelelahan pankreas. Pankreas yang rusak tidak dapat memproduksi
insulin dengan baik sehingga memicu diabetes.

2. Banyak berolahraga dan aktifitas fisik


Olahraga yang paling penting bukan tingkatannya, melainkan durasinya. Olahraga
minimal dilakukan selama 40 menit, 20 menit pertama untuk membakar gula dan 20
menit berikutnya untuk membakar lemak.
Tingginya kadar kolesterol 20% disebabkan dari makanan dan 80% disebabkan oleh
metabolisme. Untuk mengoptimalkan metabolisme tubuh, olahraga mutlak diperlukan.
Selain itu, olahraga juga akan membentuk insulin lebih banyak sehingga dapat
mengurangi glukosa yang beredar dalam darah.

3. Minum obat dan suplemen


Anti oksidan penting untuk memerangi radikal bebas yang dapat memicu pembentukan
plak di pembuluh darah. Salah satu anti radikal bebas yang terbukti khasiatnya adalah
Niacin, zat yang penting dalam proses dilatasi atau pelebaran pembuluh darah.
Selain itu, chromium nicotinate juga penting untuk membantu penyerapan glukosa di
dalam usus dan meningkatkan penyerapan insulin di otot. Zat ini dapat membantu
mengontrol kadar gula darah.
Untuk mengurangi kolesterol jahat dan plak di pembuluh darah, kolesterol baik yang
diperoleh dari tanaman atau fitosterol dapat membantu. Fitosterol mencegah
penyerapan kolesterol jahat dan membantu kolesterol dibuang dari tubuh.
Dr Djoko menambahkan, diperlukan waktu minimal sekitar 2,5 tahun agar plak-plak
dalam pembuluh darah dapat berkurang.

Anda mungkin juga menyukai